15 November, 2018

TAKDIR MANUSIA

Qur’an surat Ali-’Imran ayat 160 :
160.    (Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada orang yang dapat mengalahkan kamu, sebaliknya jika Dia membiarkan kamu) tidak memberi pertolongan (maka siapakah lagi yang dapat menolong kamu) selain Allah (setelah) kekalahan (itu. Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal) Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya, Ali-’Imran ayat 159.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 78-79 :
78.  (.... Dan jika mereka) orang-orang Yahudi (Israel) di Madinah itu (memperoleh kebaikan, mereka berkata : ”Ini dari Allah.” Dan jika mereka ditimpa keburukan, mereka berkata : ”Ini dari engkau”) ”Engkau Muhammad yang menyebabkan datangnya bencana ini!” atau ”Bencana ini terjadi gara-gara engkau Muhammad!” Mereka menjadikan Rasulullah saw sebagai kambing hitam apabila terjadi keburukan di Madinah (Katakanlah) kepada mereka (: ”Semuanya) baik itu kebaikan atau keburukan berasal (dari Allah.” Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan?”) yang disampaikan kepada nabi mereka. ”mengapa” pertanyaan-Nya itu disertai keheranan melihat kebodohan mereka yang amat sangat. Dan ungkapan ”hampir-hampir tidak memahami” itu lebih berat lagi daripada ungkapan ”tidak memahaminya sama sekali.”
79.  (Apa pun kebaikan) nikmat (yang kamu peroleh) wahai manusia (adalah dari sisi Allah) semua itu pemberian Allah sebagai karunia-Nya dan kemurahan-Nya kepadamu (dan apa saja keburukan) bencana atau musibah atau malapetaka (yang menimpamu, itu) akibat berbuatan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan (dari dirimu sendiri) karena kamu melakukan hal-hal yang mengundang datangnya bencana atau keburukan itu (Dan Kami utus engkau) Muhammad (kepada manusia sebagai rasul. Dan cukuplah Allah sebagai saksi) atas kerasulanmu.
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 7 :
7.      (Jika kalian berbuat baik, berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri) karena balasan pahalanya itu untuk diri kalian sendiri (dan jika kalian berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri....) karena balasan azabnya itu menimpa diri kalian sendiri.

Qur’an surat Asy-Syuuraa ayat 30-31 :
30.  (Dan apa saja yang telah menimpa kalian, berupa musibah) malapetaka dan kesengsaraan (maka adalah karena perbuatan tangan kalian sendiri) hal itu adalah balasan atas kejahatan kalian (dan Allah memaafkan sebagian besar) dari dosa-dosa tersebut, sehingga Allah tidak mengazabnya dengan berlipat ganda tetapi dibalas setimpal dengan perbuatan dosa-dosanya. Adapun musibah yang menimpa atas orang beriman yang bersabar menghadapinya, maka musibah tersebut untuk menggugurkan dosa-dosanya atau mengangkat derajatnya.
31.  (Dan kalian tidak dapat melepaskan diri) melarikan diri dari azab Allah (di muka Bumi, dan kalian tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah) yang dapat menolak azab Allah dari kalian, maka bertobatlah dan bertakwalah serta kerjakanlah amal-amal saleh. Dan Allah-lah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan para pelakunya yang telah bertobat dan mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan Allah memperkenankan (mengabulkan doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh dan menambah pahala kepada mereka dari karunia-Nya, Asy-Syuuraa ayat 25-26.
Qur’an surat An-Najm ayat 31 :
31.  (Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi) sehingga tidak ada yang bisa melemahkan (menghalang-halangi) kehendak Allah (supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik) yaitu Surga.

Qur’an surat At-Taubah ayat 51 :
51.   (Katakanlah : ”Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”).
Qur’an surat Yunus ayat 107 :
107.    (Jika Allah menimpakan kepadamu sesuatu kemudharatan) bencana (maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia, Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 39 :
39.  (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan) apa yang Dia kehendaki (dan di sisi-Nyalah terdapat induk Kitab) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Yaasiin ayat 12 :
12.  (Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan) Allah menuliskan takdir secara terperinci (di dalam kitab induk yang nyata) yaitu Kitab Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Ahzab ayat 37-38 :
37.  (….Dan adalah ketetapan) takdir (Allah itu pasti terjadi).
38.  (....Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti terjadi) pasti terlaksana.
Qur’an surat Al-Qamar ayat 49 dan 53 :
49.  (Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar).
53.  (Dan segala urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis) di dalam Kitab Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Hadiid ayat 22 :
22.   (Tidak ada suatu bencanan pun yang menimpa di Bumi dan tidak pula pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab) Lauhul Mahfudz (sebelum Kami menciptakan) Langit, Bumi dan semua yang ada di antara kedua (nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah).
Qur’an surat At-Taghaabun ayat 11 :
11.   (Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada kalbunya) hatinya, berupa ilham dan hikmah atau pemahaman yang dalam terhadap ajaran agama Allah sehingga ia bersegera mengamalkannya (Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu).

Rasulullah saw bersabda :
”Seseorang telah ditetapkan sebagai seorang yang sengsara sejak ia berada di dalam perut ibunya, Demikian pula seseorang telah ditetapkan sebagai seorang yang berbahagia sejak ia berada di dalam perut ibunya.” Hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud ra dan Abu Hurairah ra.
Kebahagiaan dan kesengsaraan seseorang telah ditetapkan oleh Allah dalam suratan takdir-Nya sejak ia berada di dalam perut ibunya. Meskipun demikian, kebahagiaan dan kesengsaraan yang terjadi pada diri seseorang sangat terkait erat dengan perilaku orang itu sendiri.
Dari Rafi” bin Khudaij, Rasulullah saw bersabda :
“Sedekah dapat menutupi (menghindarkan dari) 70 pintu kejelekan (balak/musibah/bencana/bahaya/malapetaka).”
Hadits riwayat Ath-Thabrani.
Rasulullah saw bersabda :
“Setiap sesuatu (terjadi) berdasar qadla’ dan qadar, sampai-sampai sifat lemah dan malas.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
“Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketetapan Allah) kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikan (mengerjakan amal-amal saleh).” Hadits riwayat At-Tirmidzi.
”Dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikan (mengerjakan amal-amal saleh). Tidak ada yang tidak dapat menolak takdir kecuali doa. Dan sesungguhnya seseorang pria akan diharamkan baginya rezeki karena dosa yang diperbuatnya.” Hadits riwayat Ibnu Majah.
Dari Annas bin Malik, Rasulullah bersabda :
”Barangsiapa yang menginginkan supaya diluaskan rezekinya dan dilambatkan ajalnya, hendaknya ia bersilaturrahmi.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Jika takdir atau ketentuan Allah telah ditetapkan dan ajal pun telah dituliskan, bagaimana takdir Allah itu bisa diubah atau ditolak dengan doa dan silaturrahmi? Keduanya memang termasuk takdir, tetapi jika Allah berkehendak untuk menjauhkan keburukan dari hamba-Nya, melimpahkan kebaikan dari karunia-Nya atau memanjangkan umur hamba-Nya, tidak ada yang mustahil bagi Allah, Allah pasti akan mengilhamkan kepada hamba-Nya. Faktor penyebab yang mengubah takdir Allah adalah perbuatan hamba itu sendiri yang berdoa kepada Allah dan bersedekah untuk mencari keridhaan-Nya, karena akibat sedekah itu adalah doa kita cepat terangkat naik ke sisi Allah yang bisa meredakan murka Allah yang membuat Allah ridha sehingga doa kita cepat dikabulkan oleh Allah. Sehingga Allah dapat memalingkan (menghindarkan) kepada yang dibencinya dan memberikan kepada yang dicintainya. Takdir Allah itu  ada 2 macam :
Pertama, Takdir Maa Fii Lauhul Mahfudz :
Takdir yang telah menjadi ketetapan Allah yang dituliskan dalam daftar takdir di dalam Kitab Lauhul Mahfudz.
Kedua, Takdir Maa Fii Ilmillah :
Takdir yang ada pada ilmunya Allah Yang Qodim (yang dahulu tanpa perrnulaan) dan Yang Azali (tidak berawal dan tidak berakhir). Selain takdir Allah yang Maa Fii Ilmillah, maka takdir itu dapatlah berubah dengan adanya doa dan sedekah dari seorang hamba.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155-157 dan 214 :
155.    (Dan sungguh Kami akan memberimu cobaan) ujian (berupa sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan) paceklik (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar).
156.    Yaitu (orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”).
157.    (Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk).
214.    (Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu) cobaan atau ujian (seperti) yang dialami (orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa malapetaka, dan kesengsaraan dan mereka diguncang) dengan berbagai macam cobaan (hingga rasul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya berkata : ”Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat) kedatangannya.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 186 :
186.    (Kamu sungguh-sungguh akan diuji mengenai hartamu dan dirimu, dan sungguh kamu akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab) yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani (sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik gangguan menyakitkan yang banyak sekali. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang) patut (diutamakan) yang wajib dihadapi dengan ilmu agama dan ilmu-ilmu pendukung ilmu agama, keteguhan hati dan penuh kesabaran.
Qur’an surat Al-’Ankabuut ayat 2-3 :
2.      (Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan : ”Kami telah beriman.” Sedangkan mereka tidak diuji lagi?).
3.      (Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar) keimanan mereka (dan pasti Dia mengetahui orang-orang yang dusta).
Qur’an surat Ali-’Imran ayat 145, 154, 156 dan 185 :
145.    (Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan pahala dunia itu kepadanya. Dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula kepadanya) pahala akhirat itu (dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur).  
154.    (....Katakanlah : ”Meskipun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar juga ke tempat pembunuhan mereka ....”) sehingga mereka akan mati terbunuh dan tidak akan tertolong oleh usaha mereka itu karena qadha Allah tetap berlaku tanpa sesuatu pun yang dapat mencegah takdir-Nya atau tidak ada sesuatu pun yang dapat menghindar dari takdir-Nya.
156.    (....Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan).
185.    (Setiap yang berjiwa) bernyawa (akan merasakan mati, dan hanya pada hari Kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka sungguh ia beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan) hanya kesenangan sementara lalu akan sirna dan kampung akhirat (Surga) itulah kehidupan yang sebenarnya.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 78 :
78.  (Di mana pun kamu berada, pastilah akan dicapai oleh maut) kematian pasti akan mendapatkan kamu (sekali pun kamu) berada (di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...).
Qur’an surat Yunus ayat 56 :
56.  (Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan) di hari Kiamat kelak Allah akan membalas semua amal perbuatan kalian.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 35 :
35.   (Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan).
Qur’an surat An-Nahl ayat 70 :
70.  (Allah telah menciptakan kamu kemudian mewafatkan kamu dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta) lanjut atau pikun (sehingga ia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa) atas segala sesuatu.

Qur’an surat Faathir ayat 11 :
11.  (Dan Allah menciptakan kalian dari tanah) Nabi Adam as (kemudian dari air mani) keturunan beliau as (kemudian Dia menjadikan kalian berpasang-pasangan) An-Najm ayat 45, Allah yang menentukan takdir jodohnya antara pria dan wanita (Dan tidak ada seorang wanita pun mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan) sudah ditetapkan (dalam Kitab) Lauhul Mahfudz (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah).
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 83 :
83.  (…dan apabila ia) manusia (ditimpa kesusahan) musibah atau mempunyai masalah (niscaya ia berputus asa) dari rahmat Allah.
Qur’an surat Fushshilat ayat 49 :
49.  (Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ia ditimpa malapetaka ia menjadi putus asa lagi putus harapan).
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45 dan 153 :
45.  (Mohonlah pertolongan) kepada Allah (dengan jalan bersabar dan shalat dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk) cenderung takwa.
153.    (Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar).
Qur’an surat An-Nahl ayat 71 :
71.  (Dan Allah melebihkan sebagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki….) sehingga ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang diberi kekuasaan (raja, sultan, kaisar, presiden dan sebagainya) ada yang menjadi hamba sahaya, ada yang menjadi pimpinan, direktur, manager, kepala dan lain-lain, ada yang menjadi anak buah, ada yang menjadi atasan dan ada yang menjadi bawahan.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 32 :
32.  (Dan janganlah kamu iri hati) dengki (terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu dari sebagian lainnya….) supaya tidak ada rasa dengki dan benci untuk menghindarkan timbulnya permusuhan.
Qur’an surat Fushshilat ayat 35 :
35.  (Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar).

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Hadits dan sumber lainnya

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH JUZ 1 AYAT 51-66

51.  (Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan kepada Musa 40 malam) Allah menjanjikan kepada Nabi Musa as akan memberinya Kitab suci Taurat untuk pedoman hidup bagi Bani Israil setelah Nabi Musa as berpuasa 40 hari, yaitu 30 hari di bulan Ramadlan dan 10 hari di bulan Syawal (lalu kamu) sekitar 120.000 orang Israil (ambil) menyembah patung (anak sapi) yang  yang dicetak dan dilapisi emas (yaitu emas miliknya bangsa Qibthi (Mesir) yang dibawa Bani Israil ketika melarikan diri keluar dari Mesir) yang dibuat oleh Musa Samiri (Dajjal Laknatullah) untuk dijadikan “tuhan” dan keinginan Samiri adalah, semua orang Israel menyembah berhala anak sapi emas yang dibuatnya itu (setelah kepergiannya) setelah kepergian Nabi Musa as untuk bermunajat kepada Allah di puncak Jabbal Musa, Gunung Sinai, Semenanjung Sinai - Mesir di bagian Benua Asia (dan kamu adalah orang-orang yang zhalim) kepada diri sendiri karena melakukan dosa besar yaitu dosa musryik.
52.  (Kemudian Kami maafkan kamu) Allah mengampuni nenek moyang Bani Israil yang musryik dengan dihukum mati sebagai bentuk pertobatan (setelah) menyembah patung anak sapi berlapis emas, karena meniru bangsa Mesir kuno yang menyembah berhala Dewi Hathor berwujud wanita yang kepalanya bertanduk sapi dan Dewa Apis berwujud sapi jantan (itu, supaya kamu bersyukur).
53.  (Dan ingatlah ketika Kami memberikan kepada Musa, Alkitab) Taurat (dan Furqan) pemisah antara yang hak dengan yang batil dan antara yang halal dengan yang haram (supaya kamu bersyukur).
54.  (Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya) yang telah menyembah berhala anak sapi emas (“Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil) menyembah berhala (anak sapi) berlapis emas sebagai tuhan (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) karena melakukan dosa kemusryikan (maka *bunuhlah dirimu) maksudnya, orang-orang Israel itu adalah saudara sedarah karena keturunan dari satu Bapak yaitu Nabi Ya’qub as, sehingga diibaratkan Bani Israil itu adalah satu tubuh, apabila di antara mereka ada yang dihukum mati, maka hal itu sama dengan membunuh dirinya sendiri. Maka hendaklah yang tidak melakukan perbuatan dosa kemusryikan di antara kamu Bani Israil, membunuh saudara-saudara sedarahnya sendiri yang telah melakukan perbuatan dosa kemusryikan sebagai hukuman supaya tobat mereka diterima oleh Allah. Atas perintah Allah itu, maka Nabi Musa as memerintahkan Hosea/Yehoshua/Yoshua/Yusya’ bin Nun cicit (buyut) Nabi Yusuf as dari suku Efraim (Yusuf) dan orang-orang dari suku Lavi menghunus pedang untuk menghukum mati sebagian Bani Israil yang telah melakukan dosa kemusryikan (Demikian itu) dengan menghukum mati mereka adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah dalam Kitab suci Taurat sebagai pertobatan (lebih baik di sisi Tuhanmu) hingga kalian dituntun oleh Allah untuk melakukannya dengan Allah mengirimkan awan hitam, supaya sebagian Bani Israil yang tidak menjalani hukuman mati itu, tidak melihat yang lainnya yang sedang menjalani hukuman mati karena telah melakukan dosa kemusryikan. Yang menyebabkan timbulnya rasa kasihan di antara mereka yang akan menghalangi hukuman mati tersebut. Maka berhasillah hukuman mati masal itu yang menewaskan sekitar 120.000 orang Israel yang berdosa (Maka Allah akan menerima tobatmu, sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang”) Nabi Ya’qub as + istri pertama Liya/Lea/Leah/Layya mempunyai 6 putra : 1. Rubin (Ruben), 2. Syam’un/Simeon/Simon, 3. Lavi/Levi/Lewi, Nabi Musa as, Nabi Harun as, Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as, Nabi Yeremia as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as dan Shafiyyah binti Huyay istri Rasulullah saw putri Huyay bin Akhtab pemimpin Bani Nadhir, Shafiyyah dan ayahnya adalah keturunan Nabi Harun as, mereka semua berasal dari suku Lavi keturunan Lavi bin Ya’qub as bin Ishaq as bin Ibrahim as, 4. Yahuda/Yehuda/Yahudza, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Maryam dan Nabi Isa as adalah keturunannya, 5. Yasakir (Isakhar), 6. Zebulon, dan 1 putri : Dina. Liya adalah kakak kandung Rahil (Rachel) ibu Nabi Yusuf as dan Bunyamin (Benyamin), putra Nabi Ya’qub as + Bilha : Dan (Dann) dan Naftali, putra Nabi Ya’qub as + Zilpa : Jaad (Gad) dan Asyar/Asyer/Usher. Istri Nabi Ya’qub as 4 orang dan putra mereka 12 orang, yang menjadi 12 suku Israel. *Lihat Al-Baqarah ayat 85 : (Kemudian kamu) Bani Israil (kamu bunuh dirimu…) maksudnya : Kalian membunuh sesama saudara sebangsa kalian sendiri, padahal Allah mengharamkan membunuh tanpa alasan yang benar, mengusir, menawan, tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap sesama saudara sebangsa kalian sendiri yaitu sesama orang Israel.
55.  (Dan ketika kamu berkata : Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”) mereka meminta Allah menampakkan diri yang bisa dilihat mata dengan jelas dan nyata di hadapan mereka, Nabi Musa as gemetar mendengar permintaan Bani Israil itu karena baru beberapa waktu berselang, gunung batu granit hancur rata dengan tanah setelah Nabi Musa as meminta hal sama seperti permintaan mereka, lalu (Karena itu kamu disambar petir) hingga tewas sebagai azab dari Allah karena kezhalimannya, yaitu durhaka, mendustakan Allah dan rasul-Nya, padahal bukti-bukti sudah jelas dilihat dan dialami mereka (sedang kamu) Bani Israil (menyaksikannya) peristiwa yang menimpa dirimu itu yaitu disambar petir hingga tewas.
56.  (Setelah itu Kami bangkitkan kamu) Allah hidupkan lagi Bani Israil (setelah kematianmu supaya kamu bersyukur) atas karunia Allah karena masih diberi kesempatan hidup untuk bertobat.
57.  (Dan Kami naungi kamu dengan awan) maksudnya Allah menaruh awan di atas mereka untuk melindungi mereka dari panasnya sinar Matahari yang sangat menyengat di Padang Tih (dan) setelah persediaan bekal makanan yang dibawa orang-orang Israel itu habis, maka setiap pagi (Kami turunkan padamu manna dan salwa) manna adalah roti gandum rasa madu, keunggulan roti gandum dibanding sumber karbohidrat lain yaitu, roti gandum berasal dari tepung yang terbuat dari biji gandum utuh, yang terdiri dari bagian daging biji (bran), bagian kulit ari (endosperm) dan bagian inti bijinya (germ) lalu digiling menjadi satu yang membuat warna tepungnya tampak putih kecokelat-cokelatan. Tekstur tepung gandum terasa lebih kasar jika dibandingkan dengan tepung terigu yang membuat tepung gandum mempunyai serat yang tinggi untuk melancarkan pencernakan. Itu sebabnya tepung gandum mengandung nutrisi yang lebih banyak daripada sumber karbihidrat lainnya, karena menghasilkan protein, lemak rendah kolesterol, bermacam-macam mineral, vitamin, enzim, asam dan mengandung karbohidrat komplek yang lebih lambat dicerna oleh tubuh yang membuat tepung gandum lebih lama bertahan di dalam tubuh sehingga membuat lebih berenergi dan tidak membuat cepat lapar dan memiliki *indeks glikemik (proses peningkatan kadar gula darah) rendah. Sehingga kadar glukosa (gula darah) tubuh lebih terkontrol supaya tidak terkena berbagai penyakit komplikasi (seperti : diabetes, kanker, jantung, lupus dsb) dan supaya tidak terkena masalah pada organ-organ vital tubuh. Bentuk fisik Bani Israil zaman dahulu itu adalah tubuhnya tinggi besar, pasti membutuhkan asupan makanan yang banyak supaya kenyang, terutama pada makanan pokok mereka zaman dahulu, yaitu roti gandum. Jadi tidak benar jika manna ditafsirkan makanan atau manisan yang rasanya manis seperti madu, karena sangat jelas makanan tersebut sangat tidak mengenyangkan bagi mereka. Tidak mungkin Bani Israil selama 40 tahun tidak memakan makanan pokok mereka sebagai sumber energi utama bagi tubuh mereka yang digunakan untuk beraktifitas dan menghasilkan glukosa sebagai makanan untuk otak, supaya otak dapat bekerja secara optimal. Dan lauk daging burung salwa yang siap santap yang datang bersamaan dengan tiupan angin ke arah Padang Tih, ketika Bani Israil keluar dari Mesir untuk melarikan diri, mereka tidak membawa peralatan memasak termasuk pemanggang roti dan gilingan gandum yang berat itu karena membebani pelarian mereka. Burung salwa adalah sejenis burung merpati yang mengandung mineral, vitamin, lemak dan rendah kolesterol, proteinnya tinggi yang mencerdaskan otak dan masih banyak manfaat lainnya dan rasa daging burung merpati lebih gurih daripada daging ayam yang pada zaman itu bukan termasuk lauk untuk makan sehari-hari, tetapi termasuk golongan makanan mewah dan lebih banyak disajikan kepada bangsawan Mesir kuno, ada sekitar 640 ribu jiwa dari Bani Israil yang menikmatinya (“Makanlah) makanan (yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami karuniakan kepadamu”), Dan janganlah kamu simpan! Tetapi mereka mengkufuri nikmat itu, dengan menyimpan manna dan salwa karena jika disimpan menjadi busuk dan berulat (dan tidaklah mereka menganiaya Kami, tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena melanggar perintah Allah sehingga mendapat azab-Nya.
58.  Setelah 40 tahun berlalu dan generasi tua Bani Israil yang dahulu tidak mau berjihad meninggal dunia semua, Allah berfirman kepada Nabi Yusya’ as bin Nun bin Afrayim (Efraim) bin Yusuf as bin Ya’qub as bin Ishaq as bin Ibrahim as yang diutus menjadi nabi dan khalifah pengganti Nabi Musa as yang meninggal sehari sebelumnya yaitu pada hari Jum’at, kemudian jenazah Nabi Musa as dimakamkan di Gunung Nebo, Yordania (Dan ingatlah ketika Kami berfirman) kepada Nabi Yusya’ as (: “Masuklah kamu ke negeri ini”) yaitu Palestina (tanah perjanjian) bersama generasi muda Bani Israil pergi berjihad melawan penduduk negeri di tanah suci yang pada zaman itu (sekitar abad ke-12 SM) masih kafir dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa sehingga orang-orang kafir itu tidak berhak bertempat tinggal di tanah suci. Bani Israil berangkat menuju tanah suci kemudian sampailah mereka di tepi Sungai Yordan yaitu perbatasan tanah suci dengan Ramot-Gilead (Yordania modern) yang biasanya kedalaman airnya antara 1-3 meter dan lebarnya antara 27- 30 meter. Tetapi penyeberangan bangsa Israel saat itu terjadi di bulan Maret (awal bulan Nisan kalender Yahudi) akhir musim hujan sehingga Sungai Yordan sedang meluap yang menyebabkan air sungainya semakin dalam dan tepi-tepi sungainya semakin lebar. Ketika rombongan bangsa Israel yang dipimpin Nabi Yusya’ as sampai di tepi Sungai Yordan, Nabi Yusya’ as berdiri di tepi sungai itu dan berdoa. Maka terputuslah (terbelahlah) aliran air Sungai Yordan, air yang dari hulu berhenti mengalir kemudian airnya naik menjadi seperti bendungan, sedangkan air yang mengalir ke hilir semuanya masuk ke Danau Laut Mati yang membuat terbentuklah jalan yang kering. Sehingga Bani Israil dapat melewati Sungai Yordan dengan aman terutama bagi anak-anak dan sampailah mereka di Lembah Jerikho (Jericho) – Palestina di sebelah barat Sungai Yordan dengan selamat pada waktu musim panen di akhir musim semi. Dan berkat pertolongan dari Allah yaitu dengan menurunkan tentara-tentara malaikat-Nya untuk membantu tentara kaum muslimin dari generasi muda Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Yusya’ as berhasil menaklukkan seluruh Ramot-Gilead di sebelah timur Sungai Yordan dan tanah suci, yaitu yang pertama menaklukkan Kota Jerikho (Ariha) dan membunuh penduduknya kemudian menaklukkan sebagian besar kota-kota dan daerah-daerah di tanah suci. Selanjutnya Bani Israil dipimpin oleh Nabi Daud as beberapa puluh tahun kemudian juga berhasil menaklukkan Kota Yerusalem dan kota-kota lain di seluruh tanah suci dan menjadi wilayah kerajaan bangsa Israel kemudian mendirikan Kerajaan Israel Serikat dan Nabi Daud as menjadi rajanya. Sehingga Bani Israil dapat bertempat tinggal di seluruh tanah suci itu untuk selamanya asalkan mereka tetap beriman dan bertakwa hanya kepada Allah saja, PL. Kitab Yosua pasal 3-4, Kitab Yeremia pasal 25 ayat 5, pasal 35 ayat 15, Kitab 2 Raja-raja pasal 21 ayat 8 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 33 ayat 8 (Maka makanlah di antara makanannya yang banyak lagi nikmat yang mana saja yang kamu sukai. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, dan ucapkanlah : “Bebaskanlah kami dari dosa.” Niscaya Kami ampuni bagimu kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula karunia Kami kepada orang-orang yang berbuat baik).
59.  (Lalu orang-orang) Israel (yang zhalim mengubah perintah yang tidak diperintahkan kepada mereka) dengan berkata, Shabbatun fi sya’ratin, bahkan mereka memasukinya tidak membungkuk tetapi merangkak dengan menempelkan pantatnya (Maka Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksa dari Langit disebabkan kefasikan mereka) karena tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, maka sekitar 70 ribu jiwa mati ditimpa penyakit Tha’un dalam waktu 1 jam.
60.  Ketika Bani Israil meneruskan perjalanan menuju ke Gunung Sinai dengan berjalan kaki di padang pasir Sinai (Dan) ingatlah (ketika Musa memohon air untuk kaumnya) yang menjadi sangat letih dan sangat haus, sementara di sekitar mereka tidak ada air dan tidak ada pepohonan karena berada di padang pasir yang sangat tandus, kering kerontang dan panas terik Matahari yang sangat menyengat, hal itu menyebabkan orang mudah letih dan haus. Apalagi malam sebelumnya Bani Israil telah berjalan kaki sekitar 6-7 jam sejauh hampir 100 km dari Kota Fayoum yaitu kota kelahiran Bani Israil sebelum keluar dari Mesir sampai tepi pantai Laut Merah untuk melarikan diri dari kebrutalan dan kebengisan Fir’aun Merneptah. Kemudian orang-orang Israel itu terpaksa berlari menyeberangi Laut Merah yang telah membentuk jalan yang kering sejauh sekitar 1,8 km di bagian Teluk Suez karena dikejar oleh Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya, Thaahaa ayat 77 (lalu Kami berfirman, “Pukullah tongkatmu ke atas batu itu!” maka terpancarlah daripadanya 12 mata air) terbelahlah batu itu dan keluar airnya sebanyak 12 pancuran sebanyak jumlah 12 suku Israel, mata air itu bernama ’Uyun Musa’ dan terletak 1 km lebih dari pinggir Teluk Suez, di Semenanjung Sinai - Mesir jelas bukan di Negeri Syam. Karena Bani Israil tidak mau berjihad, maka mereka dihukum oleh Allah tidak bisa keluar dari Padang Tih selama 40 tahun, Al-Maaidah ayat 21-26. Jadi mustahil Bani Israil selama 40 tahun tinggal di Padang Tih, Semenanjung Sinai itu tidak minum air dan baru minum air di Negeri Syam setelah keluar dari Padang Tih, bisa-bisa mereka semua mati kehausan (Sesungguhnya telah mengetahui tiap-tiap suku tempat minum mereka) setiap suku Israel mengetahui mata air milik mereka masing-masing, sehingga tidak saling berebut (“Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu berbuat keonaran di muka Bumi dengan melakukan kerusakkan”).
61.  (Dan ketika kamu) Bani Israil (berkata : “Hai Musa, kami tidak bisa tahan dengan satu macam makanan saja!”) yaitu daging burung salwa sebagai lauk makan dengan roti manna yang Allah berikan setiap hari setelah sekian lama. Manna artinya “Apa ini?” Kata manna berasal dari bahasa Aram yaitu bahasa ibu Bani Israil zaman dahulu yang serumpun dengan bahasa Arab (Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, supaya Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan Bumi berupa : sayur mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah, maka Musa menjawab : “Mengapa kamu meminta sesuatu yang lebih rendah) lebih jelek atau lebih buruk (sebagai pengganti dari yang lebih baik”) pertanyaan tersebut berarti penolakan Nabi Musa as atas permintaan mereka, tetapi mereka tetap memaksa tidak mau menarik permintaan itu, hingga Nabi Musa as berdoa kepada Allah, maka Allah berfirman : (“Turunlah) pergilah (kamu ke suatu kota, pastilah kamu akan memperoleh apa yang kamu minta”) kaumnya Nabi Musa as itu sebagian besar durhaka kepada nabi-nabi-Nya, pembangkang, keras kepala, tidak bisa diatur, cerewet dan pemalas, maunya segala yang diinginkan oleh mereka itu langsung ada di depan mata tanpa usaha apa pun (Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah, demikian itu disebabkan) keturunan (mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar) orang-orang kafir di antara Bani Israil telah membunuh lebih dari 10 ribu nabi Allah termasuk Nabi Zakariya as dan Nabi Yahya as dan percobaan pembunuhan terhadap Nabi Isa as tanpa alasan yang benar (Demikian itu terjadi karena mereka) dan sebagian besar keturunan mereka (selalu berbuat kedurhakaan) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (dan karena mereka melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa.
62.  (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani) Unitarian yang tidak menuhankan Nabi Isa as bukan kaum Kristiani atau orang-orang Kristen dan Katolik (dan orang-orang Shaabi’iin) orang-orang yang hanya menyembah kepada Allah dari umat-umat para nabi yang bukan dari Bani Israil, seperti : umatnya Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, Nabi Syu’aib as dan umat-umat para nabi yang lainnya, Raja Dzul Qarnain dan sebagian rakyatnya serta Raja Nebukadnezar II, Raja Cyrus Agung, Raja Darius Agung dan sebagian rakyatnya, (Raja Nebukadnezar II, Raja Cyrus Agung dan Raja Darius Agung itu sebelumnya adalah penyembah berhala kemudian ke-3 raja itu memeluk agama Islam, Allah memberi hidayah kepada mereka melalui dakwah Nabi Daniel as yaitu nabi dari bangsa Israel) dan (siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan mengerjakan amal saleh, mereka akan memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa khawatir terhadap mereka dan tidak pula  mereka  bersedih hati).
63.  (Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil janji darimu) yakni janji bahwa kamu akan melakukan ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Kitab suci Taurat Musa yaitu kitab yang asli ditulis oleh Nabi Musa as sendiri (Dan Kami angkat Gunung Thursina ke atasmu) maksudnya Allah cabut gunung itu dari dasarnya untuk ditimpakan kepada Bani Israil, tatkala mereka tidak mau berjanji, seraya Allah berfirman : (“Peganglah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu ini) maksudnya jalankan dengan terus-menerus syariat-syariat yang ada di dalam Kitab suci Taurat Musa (dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu termasuk orang-orang yang bertakwa!”).
64.  (Kemudian kamu perpaling) ingkar janji (setelah itu, maka jika tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu) Bani Israil (niscayalah kamu akan termasuk orang-orang yang merugi) karena kamu akan menjadi orang-orang kafir yang akan masuk Neraka kekal di dalamnya.
65.  (Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu di hari Sabath) Allah menguji penduduk Aylah (Eliat) di tepi Laut Qulzum (Teluk Aqabah) adalah bagian dari Laut Merah di wilayah kekuasaan Negara Israel, dengan memunculkan ikan dalam jumlah banyak di tepi laut di setiap Sabtu. Kemudian mereka membuat jebakan ikan yang bekerja di hari Sabtu, ini sama saja mereka bekerja pada hari tersebut. Sementara setiap hari Sabtu, Bani Israil dilarang bekerja, tetapi hanya boleh beribadah saja seharian penuh, karena mereka membangkang tidak mau diperintah Allah untuk shalat Jum’at, alasannya tidak bisa dan bisanya pada hari Sabtu saja, padahal saat shalat Jum’at, energi positif dari Allah, sedang dalam puncak banyak-banyaknya yang menghidupkan listrik-listrik di seluruh sel-sel dan sel-sel saraf di tubuh, di kepala, khususnya jantung (pembangkit listrik tubuh) dan jantungnya pria lebih besar daripada jantungnya wanita, dan di jantung ada aliran listrik yang sangat rumit dan sistimatis, sehingga kaum pria membutuhkan lebih banyak energi positif daripada kaum wanita, maka kaum pria wajib shalat Jum’at di masjid yang dikerjakan berjamaah supaya mendapatkan energi positif yang banyak dari ibadah shalat Jum’atnya (lalu Kami katakan kepada mereka : “Jadilah kamu kera yang hina”) mereka menjadi kera selama 3 hari, kemudian menemui kematiannya.
66.  (Maka Kami jadikan) yang demikian (itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa).

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Jelajah Sungai Nil, Injil Barnabas dan berbagai sumber