01 Maret, 2018

ORANG ARAB MADINAH MUDAH MENERIMA DAKWAH ISLAM

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 129 :
129.    Setelah meninggikan dinding-dinding Baitullah di Mekkah bersama Nabi Ismail as, Nabi Ibrahim as berdoa : (“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang rasul dari kalangan mereka sendiri) yaitu dari kalangan bangsa Arab (yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada mereka Alkitab) Al-Qur’an (dan Al-Hikmah) hadits dan sunnah Rasulullah saw (dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”) setelah sekitar 2.500 tahun kemudian Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim as dengan mengutus Rasulullah saw keturunan Nabi Ismail as bin Ibrahim as, pertama-tama Rasulullah saw berdakwah kepada orang-orang Mekkah, ternyata mereka mendustakan, mengolok-olok, menzhalimi, membenci dan membunuh beliau saw tetapi selalu gagal karena pertolongan Allah.

Mengapa orang-orang Arab Madinah lebih mudah menerima seruan dakwah Islam dari Rasulullah saw daripada orang-orang Arab Mekkah? Yang telah mengkondisikan hati orang-orang Arab Madinah mudah untuk menerima agama Islam adalah keberadaan kaum (yang beragama) Yahudi atau Bani Israil di negeri mereka dan Bani Israil dikenal sebagai suatu kaum yang ahli agama dan ilmu pengetahuan (kaum Ahli Kitab). Jika terjadi pertentangan atau perselisihan dan peperangan antara suku-suku Arab Madinah Khazraj dan Aus dengan kaum Yahudi, maka kaum Yahudi itu selalu berkata kepada mereka : ”Sesungguhnya sekarang telah tiba saatnya akan dibangkitkan seorang nabi (akhir zaman). Kami akan mengikutinya dan bersamanya kami akan memerangi kalian, sebagaimana pembunuhan (azab yang Allah timpakan kepada kaum) ‘Aad dan (Kota) Iram.” Kata-kata (ancaman) kaum Yahudi tersebut diucapkan selama sekitar 120 tahun sehingga orang-orang Arab Madinah hafal di luar kepala kata-kata ancaman mereka. Ketika Rasulullah saw pada tahun ke-11 kenabian berdakwah kepada sekelompok orang Arab Madinah dari kabilah Khazraj yang telah dibukakan hatinya untuk mendapat hidayah-Nya saat mereka datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, beliau saw mendatangi mereka lalu berbicara dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam, mereka berkata seraya saling berpandangan : “Demi Allah, ketahuilah bahwa dia (Rasulullah saw) adalah nabi yang dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kepadamu, jangan sampai mereka mendahului kamu.” Akhirnya orang-orang Arab Madinah dengan mudah menerima dakwah Rasulullah saw dan memeluk agama Islam dan akan mengajak kabilah mereka untuk taat kepada beliau saw dan akan mengajak mereka memeluk agama Islam. Kemudian mereka pulang ke Madinah dan berjanji kepada Rasulullah saw akan bertemu lagi pada musim haji di tahun mendatang. Orang-orang Arab Madinah dengan mudah menerima dakwah Rasulullah saw karena mereka mengetahui bahwa telah tiba saatnya dibangkitkan seorang nabi akhir zaman dari ancaman-ancaman kaum Yahudi (sebutan yang dikenal oleh orang-orang non Yahudi untuk menyebut Bani Israil) yang diucapkan mereka setiap kali terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dan Arab Madinah selama puluhan tahun. Semua itu terjadi sebelum kaum Yahudi mengetahui bahwa nabi akhir zaman itu adalah orang Arab, sehingga mereka sangat yakin akan menjadi pengikutnya jika penutup nabi-nabi tersebut datang dan yakin bersamanya akan memerangi bangsa Arab sebagaimana kaum ‘Aad di Kota Iram yang dahulu diperangi (diazab oleh Allah dengan dimusnahkan dari muka Bumi).

Kaum ‘Aad penduduk Kota Iram/Ubar/Shisr, Provinsi Dhofar – Kesultanan Oman terletak di tenggara Jazirah Arab diazab oleh Allah dengan menghembuskan (meniupkan) angin yang sangat dingin lagi sangat kencang dan sangat bergemuruh yang tampak di udara (Atmosfer) seperti awan mendung hitam selama 7 malam 8 hari terus-menerus berhembus ke lembah-lembah mereka lalu menimbun Kota Iram dan mengubur penduduknya hidup-hidup seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Akhirnya negeri tersebut terkubur di dalam pasir setebal 12 meter akibat bencana badai pasir yang membawa pasir dari bukit-bukit pasir yang ada di sekitar Kota Iram yang menyebabkan pasir dalam jumlah yang sangat luar biasa besar terkumpul dalam waktu sekejap sehingga mengubah negeri itu menjadi gurun pasir yang menyebabkannya tidak tampak lagi di muka Bumi selama ribuan tahun kecuali hanya bekas-bekas tempat tinggal mereka. Dan baru ditemukan pada tahun 1992 setelah dilakukan penggalian yang dipimpin oleh Nicholas Clapp seorang arkeolog amatir dan pembuat film dokumenter. Padahal pada zaman dahulu Kota Iram adalah kota kuno yang memiliki kebudayaan sangat tinggi dan sangat makmur, karena dikaruniai oleh Allah mata air yang terletak di tengah-tengah Kota Iram, binatang-binatang ternak, tanah yang sangat subur sehingga terdapat hutan yang sangat lebat dan sangat luas, kebun-kebun, seperti : kebun *pohon kemenyan, kurma dan lain-lain. Kota Iram terletak di wilayah yang strategis, menghubungkan antara India dan Semenanjung Arab sehingga menjadi jalur perdagangan rempah-rempah dan dupa wangi yang harganya sebanding dengan harga emas. Sehingga penduduknya menjadi kaya raya yang membuat mereka mampu membangun benteng-benteng dan bangunan-bangunan dengan pilar-pilar yang dilapisi emas dan perak dan menara-menara yang tinggi, sangat megah, indah yang belum pernah dibangun bangunan-bangunan seperti itu di negeri-negeri lain yang bisa menandingi negeri kaum ‘Aad pada masa itu. Namun semua karunia Allah itu membuat penduduknya menjadi sombong, banyak berbuat maksiat bahkan sangat zhalim (sewenang-wenang, kejam dan bengis), mendustakan dan durhaka kepada Allah, Nabi Hud as dan rasul-rasul lainnya, Huud ayat 50-60, Asy-Syu’araa’ ayat 123-140, Fushshilat ayat 15-16, Al-Ahqaaf ayat 21-26, Adz-Dzaariyaat ayat 41-42, Al-Qomar ayat 18-21, Al-Haaqqah ayat 4, 6-8 dan Al-Fajr ayat 6-8.
*Pohon kemenyan (Boswellia Sacra) adalah pohon penghasil frankincense/resin/getah/damar aromatik yang sangat langka pada masa itu dan memiliki aroma harum (wangi) yang sangat kuat yang biasanya digunakan sebagai bahan baku dupa wangi. Kaum ‘Aad adalah produsen dan penjual dupa wangi yang sangat laris manis di pasaran yang digunakan sebagai bahan untuk parfum, pengharum ruangan, obat-obatan dan yang paling dominan dupa wangi tersebut digunakan untuk upacara keagamaan penyembahan berhala.

Qur’an surat Al-A’raaf ayat 156-158 :
156.    (…. Maka akan Aku) Allah (tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang beriman kepada ayat-ayat-Ku).
157.    (Yaitu orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi) Nabi Muhammad saw yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis (yang namanya mereka dapati tertulis) dengan terperinci perihal beliau saw (di dalam Taurat dan Injil yang ada pada sisi mereka yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik) yang sebelumnya diharamkan untuk Bani Israil oleh syariat mereka (dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka) hukum-hukum-Nya yang ditetapkan atas Bani Israil yang berat disebabkan kejahatan (dosa-dosa) yang telah diperbuat oleh tangan-tangan mereka sendiri termasuk disebabkan oleh dosa-dosa kedurhakaan mereka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, Al-Baqarah ayat 95, Al-An’aam ayat 146 dan Al-Jumu’ah ayat 6-7 (Maka orang-orang yang beriman kepadanya) dikalangan Bani Israil (memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya) yaitu Al-Qur’an (mereka itulah orang-orang yang beruntung).
158.    (Katakanlah) Muhammad (: “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kamu semua, Yang mempunyai kerajaan Langit dan Bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya) yaitu (nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya) kitab-kitab-Nya (Dan ikutilah dia) Rasulullah saw (supaya kamu mendapat petunjuk”) mendapat hidayah dari Allah.

Qur’an surat Al-Hadiid ayat 28-29 :
28.  (Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada rasul-Nya) Muhammad saw (niscaya Allah memberikan kepada kalian dua bagian dari rahmat-Nya, dan menjadikan) memberi (untuk kalian cahaya) petunjuk jalan yang lurus dan jalan-jalan keselamatan, yaitu Al-Qur’an dan Hadits, Al-Maaidah ayat 16 (yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan) bisa bergaul di tengah-tengah masyarakat manusia sesuai dengan hukum-hukum Allah (bisa bersosialisasi dengan benar sesuai ketentuan-ketentuan agama) berkat petunjuk Al-Qur’an, hadits dan sunnah Rasulullah saw sehingga tidak sesat jalannya karena telah menjadi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, Al-An’aam ayat 122 (dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
Imam Ibnul Mundzir mengetengahkan hadits lainnya melalui Mujahid yang menceritakan bahwa orang-orang Israel telah mengatakan kepada orang-orang Madinah : ”Sudah dekat masanya akan turun seorang nabi dari kalangan kami (maksudnya nabi itu adalah orang Israel, menurut kepercayaan mereka, dia (penutup nabi-nabi itu) kelak akan (menerapkan hukum) memotong tangan dan kaki.” Lalu setelah nabi (utusan Allah yang terakhir/Mesias/Mashiah) yang dimaksud muncul dari kalangan bangsa Arab, mereka mengingkarinya karena dengki pada Rasulullah saw, maka Allah menurunkan firman-Nya :
29.  Kami terangkan yang demikian itu (Supaya Ahli Kitab) Bani Israil (mengetahui bahwa mereka tidak mendapat sedikit pun akan karunia Allah) jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw yang adalah orang Arab (dan bahwasanya karunia) Alkitab (ilmu), hikmah dan kenabian (itu berada di tangan kekuasaan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar) Ali-‘Imran ayat 73-74, Al-Anfaal ayat 29 dan Al-Jumu’ah ayat 4.

Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5 : Apa maksud dari agama Nabi Ibrahim as yang lurus?
5.      (Padahal mereka) Bani Israil (tidak disuruh) yang tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Zabur dan kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil termasuk Kitab Injil Nabi Isa as (kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama dengan lurus) berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim as lalu disambung atau dihubungkan dengan agama Rasulullah saw yaitu dengan memeluk agama yang tidak sesat dan tidak meyekutukan Allah (dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus) tetapi setelah kedatangan Rasulullah saw kepada mereka yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka sebagian besar Bani Israil ingkar dan merusak janji mereka di hadapan Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan atau dilanjutkan untuk mengikuti agama yang dibawa Rasulullah saw karena mereka dengki pada beliau saw yang ternyata bukan orang Israel dan mereka mengadakan kerusakan di Bumi dengan melakukan kekufuran dan perbuatan-perbuatan maksiat, Ar-Ra’du ayat 25. Padahal sebelumnya mereka berdoa kepada Allah karena sangat yakin bahwa nabi akhir zaman itu berasal dari golongan mereka (orang Israel) keturunan Nabi Ishaq as karena perpedoman pada Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2 yang telah diubah-ubah kata-katanya oleh rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tidak takut kepada Allah. Karena dari keturunan putra sulung Nabi Ibrahim as yang dikorbankan itulah akan lahir Rasulullah Muhammad dan penutup nabi-nabi (Mesias) yang telah dijanjikan Allah kepada Nabi Ibrahim as. Bahwa berkat Mesias itulah, semua bangsa di Bumi ini memperoleh rahmat dari Allah.
Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi), Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2 :
22:2  : Firman-Nya : ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Silahkan membaca lengkapnya artikel TAFSIR SURAT AL-MAAIDAH AYAT 110.
Padahal, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim as yang sebenarnya di dalam Kitab suci Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa as adalah sbb        : (“Bawalah anakmu, anak pertamamu dan ajaklah ke gunung untuk mengorbankan dia”).
Nabi Isa as bersabda   : “Bagaimana mungkin Ishaq menjadi anak pertama, jika saat Ishaq lahir, Ismail telah berusia 7 tahun.” Injil Barnabas halaman 81 bab 44.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 89-90, 101, 105 dan 146 :
89.  (Dan tatkala datang kepada mereka Kitab) Al-Qur’an (dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka) yakni Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil (padahal sebelumnya, mereka memohon pertolongan) supaya memperoleh kemenangan (atas orang-orang kafir) orang-orang Israel di Madinah berdoa : “Ya Allah tolonglah kami, datangkanlah nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman” dan doa mereka yang lain : Ya Allah, utuslah kepada kami seorang nabi yang kami dapati tertulis dalam kitab kami (Taurat), hingga kami bisa mengalahkan dan membunuh orang-orang musyrik.(Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu tentang Rasulullah saw (mereka mengingkarinya) karena ternyata penutup nabi-nabi tersebut bukan orang Israel, mereka tidak bisa menerima kenyataan ini, mereka dengki karena berkah dan rahmat Allah turun kepada umat manusia lewat nabi yang orang Arab bukan lewat nabi Bani Israil, mereka takut kehilangan pengaruhnya di antara umat manusia (maka laknat Allah atas orang-orang yang kafir itu).
90.  (Alangkah buruknya) perbuatan (mereka, menjual diri mereka) maksudnya menjual pahala akhirat dengan dunia yang sedikit (Bahwa mereka kafir terhadap apa yang diturunkan Allah, disebabkan kedengkian) mereka pada Rasulullah saw yang ternyata adalah orang Arab (Bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diberi Alkitab, hikmah dan kenabian (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka) orang-orang Israel yang kafir itu (kembali dengan kemurkaan demi kemurkaan) dari Allah yang bertubi-tubi karena sebagian besar mereka selalu durhaka dan mengingkari Allah, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya (Dan bagi orang-orang kafir) ditimpakan (azab yang menghinakan).
101.    (Dan ketika datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah) yaitu Rasulullah saw (yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi kitab melemparkan Kitab Allah ke belakang punggung mereka) Bani Israil telah berjanji akan beriman, taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dengan menjadi pengikut rasul-rasul-Nya termasuk menjadi pengikut Rasulullah saw dan memberi bantuan pada rasul-rasul-Nya, Al-Maaidah ayat 12, tetapi kemudian orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim itu mengingkari janji mereka kepada Allah, Al-Maaidah ayat 13 (seolah-olah mereka tidak mengetahui) bahwa Allah akan mengutus rasul-Nya yang terakhir yaitu penutup nabi-nabi yang bernama Muhammad yang membawa Kitab suci Al-Qur’an sebagai peringatan bagi seluruh umat, Al-Qalam ayat 52.
105.    (Orang-orang kafir dari Ahli Kitab) kaum Yahudi (dan orang-orang musyrik) dari kalangan bangsa Arab (tidak menginginkan diturunkannya kebaikan kepadamu dari Tuhanmu) yaitu berupa Alkitab wahyu, hikmah dan kenabian, karena mereka dengki atas rahmat dan dikaruniakan-Nya yang besar kepada engkau Muhammad (Sedangkan Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar).
146.    Padahal (Orang-orang yang Kami beri Alkitab) kaum Yahudi dan Nasrani yang ada di Timur Tengah pada masa Rasulullah saw dan masa sebelumnya (mengenalnya) Muhammad (sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri) karena Allah telah menjelaskan tentang diri Rasulullah saw dalam kitab mereka secara sangat terperinci. Kata Abdullah bin Salam (Al-Husayn Ibnu Sailam adalah orang Israel, ia Imam dan rabbi Bani Israil di Madinah yang masuk Islam) : ”Sesungguhnya ketika aku melihatnya (pertama kali saat Rasulullah saw hijrah ke Madinah), maka aku pun segera mengenalnya (bahwa benar beliau saw adalah nabi yang dijanjikan oleh Allah yang ditulis dalam Kitab Taurat) sebagaimana aku mengenal putraku sendiri, bahkan lebih kuat (detail) lagi mengenal Muhammad.” (Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka) misalnya Huyay bin Akhthab dan lain-lain (menyembunyikan kebenaran) tersebut setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata karena kedengkian di antara mereka sendiri pada Rasulullah saw (padahal mereka mengetahui) keadaan engkau Muhammad dan siapa engkau yang sebenarnya, kemudian orang-orang yang mengingkari kerasulan Rasulullah saw menghilangkan berita segala hal tentang beliau saw dari lembaran-lembaran Taurat Yahudi sehingga generasi kaum Yahudi dan Nasrani berikutnya tidak mengetahui dan tidak mengenal Rasulullah saw. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (benar), Al-Baqarah  ayat 213.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 20 :
20.  Padahal (Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya) yaitu Bani Israil dan kaum Nasrani terutama Nasrani Unitarian pada masa Rasulullah saw diutus dan masa sebelumnya, yaitu ketika berita tentang Mesiah yang diutus pada akhir zaman itu belum dihilangkan dari lembaran-lembaran Taurat Yahudi atau Alkitab Perjanjian Lama oleh orang-orang kafir Yahudi yang dengki pada Rasulullah saw dan tidak tahut kepada Allah (mereka mengenalnya) Muhammad (seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri) karena Allah telah menjelaskan tentang diri Rasulullah saw dalam kitab mereka secara terperinci (Orang-orang yang merugikan dirinya) di antara mereka (mereka itu tidak beriman) kepada Rasulullah saw.

Sementara orang-orang Arab Mekkah tidak mengetahui apa pun perihal nabi akhir zaman itu, karena mereka tidak bertetangga dengan orang-orang Yahudi yang sudah dikenal oleh orang-orang Arab Madinah sebagai kaum yang ahli agama dan ahli ilmu pengetahuan dan dikenal juga sebagai kaum penyembah dan percaya kepada satu Tuhan yang tidak tampak oleh mata dan tersembunyi (tidak terjangkau) dari akal, ilmu dan panca indera makhluk-makhluk-Nya yaitu Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam yang tidak berbentuk apa pun, tidak tersusun dari apa pun dan tanpa perubahan menjadi apa pun. Orang-orang Arab Mekkah juga tidak mengetahui apa pun tentang agama dan tradisi-tradisi orang-orang Yahudi, hal itu yang menyebabkan sebagian besar orang Arab Mekkah yang masih percaya kepada banyak tuhan yang tampak di hadapan mereka sangat sulit menerima dakwah dari Rasulullah saw yang menyeru mereka untuk beriman dan menyembah hanya kepada Tuhan yang satu saja, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Maha Meliputi Maha Halus Maha Mengetahui dan Tuhan Yang Maha Ghaib yang tidak tampak oleh penglihatan mata mereka. Mereka mendustakan Rasulullah saw dan tetap mempertahankan agama nenek moyang mereka untuk menyembah banyak tuhan, karena orang-orang musyrik itu menganut agama politeisme yang telah terbiasa percaya bahwa tuhan itu tidak satu, tetapi tuhan itu lebih dari satu atau banyak dan menurut keyakinan mereka bahwa menyembah banyak tuhan itu benar-benar suatu hal yang dikehendaki oleh Allah, bahkan yang mereka dengar dari agama yang terakhir sebelum Rasulullah saw diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul yang mengajarkan agama Islam datang, yaitu agama Nasrani Trinitas Kristen Protestan mempunyai 3 tuhan : Bapa (Allah), Putra (Yesus) dan Roh Kudus dan Kristen Katolik Roma mempunyai 4 tuhan dengan ditambah menuhankan Maryam (Maria), Shaad ayat 4-7. Orang-orang kafir Mekkah dahulu tidak mengetahui bahwa ajaran agama Kristen itu adalah ajaran agama yang sesat, yaitu ajaran agama ciptaan rasul palsu Paulus dan pengikut-pengikutnya, bukan ajaran agama yang benar yang dibawa oleh Nabi Isa as untuk selamanya.
Qur’an surat Maryam ayat 31 :
31.  (Dan Dia) Allah (menjadikan aku) Nabi Isa as (seorang yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku) Nabi Isa as (mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup).
Hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa Nabi Isa as itu adalah seorang yang beragama Islam bukan seorang yang beragama Yahudi ataupun Nasrani, karena mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama hidup adalah amal ibadah yang sangat jelas tidak pernah dilakukan oleh orang-orang yang beragama Yahudi maupun Nasrani.   
Qur’an surat Shaad ayat 4-7 :
4.      (Dan mereka) penduduk kafir Mekkah (heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan) rasul (dari kalangan mereka) yaitu Rasulullah saw yang orang Arab (dan orang-orang kafir berkata : ”Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”).
5.      (Mengapa dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?) Rasulullah saw bersabda kepada mereka : “Katakanlah oleh kalian : Laa Ilaaha Illallaah.” Tiada Tuhan selain Allah. Penduduk kafir Mekkah menjawab : “Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyaknya, semuanya dapat ditangani (hanya) oleh Tuhan Yang Satu itu” (Sesungguhnya) mengesakan Tuhan atau ajaran tauhid (ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan).
6.      (Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) meninggalkan majlis (rumah Abu Thalib) tempat berkumpul di mana Rasulullah saw berdakwah kepada mereka (seraya mengatakan) kepada teman-temannya (: ”Pergilah kalian dan tetaplah menyembah tuhan-tuhan kalian) yang berjumlah sangat banyak itu (Sesungguhnya) menyembah banyak Tuhan (ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki) menurut keyakinan orang-orang kafir Mekkah bahwa menyembah banyak tuhan itu benar-benar suatu hal yang dikehendaki oleh Allah.
7.      Karena (Kami tidak pernah mendengar hal) menyuruh menyembah satu Tuhan (ini dalam agama yang terakhir) yaitu dalam ajaran agama Nasrani Trinitas Kristen sebelum ajaran agama Islam yang dibawa Rasulullah saw datang (Tidak lain) ajaran tauhid yang menyuruh menyembah hanya kepada satu Tuhan Allah (ini hanyalah dusta yang diada-adakan) dibuat-buat oleh Muhammad. Kebanyakan orang-orang Mekkah itu tidak beriman kepada kerasulan Rasulullah saw.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 118 : 
118.    (Dan berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui) yaitu kaum kafir Mekkah : (”Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami) bahwa engkau adalah rasul-Nya (atau datang kepada kami suatu tanda) bukti yang kami usulkan yang menunjukkan kebenaran risalahmu Muhammad (Demikian pulalah dikatakan oleh orang-orang yang sebelum mereka) umat-umat yang kafir dahulu kepada nabi mereka masing-masing yang telah mengatakan (seperti ucapan mereka) kaum kafir Mekkah itu berupa pembangkangan kepada rasul-rasul-Nya dan permintaan mukjizat-mukjizat (hati mereka serupa) dalam kekafiran, ayat ini untuk menghibur hati Rasulullah saw karena didustakah oleh kaum kafir Mekkah (Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin) yaitu mereka yang mengetahui bahwa dia adalah ayat atau tanda, sehingga mereka beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka mengusulkan ayat atau tanda-tanda lain itu merupakan dosa atau kesalahan.

Orang-orang kafir Mekkah itu memandang besar tentang diri mereka (menyombongkan diri), mereka itu merasa derajat mereka lebih tinggi daripada Rasulullah saw karena mereka merasa mempunyai harta kekayaan yang melebihi beliau saw dan mempunyai kedudukan tinggi di kalangan masyarakat Mekkah. Mereka menganggap rendah Rasulullah saw yang dianggap hanya orang miskin karena gaya kehidupan sehari-hari beliau saw yang sangat sederhana dan beliau saw juga dianggap tidak mempunyai kedudukan apa pun di kalangan masyarakat Mekkah. Sehingga orang-orang kafir Quraisy itu mengira bahwa Rasulullah saw berdakwah kepada mereka itu hanya ingin mendapatkan harta kekayaan atau menginginkan kehormatan atau menginginkan kemuliaan atau ingin menjadi raja (kekuasaan). Lewat ‘Utbah bin Rabiah, mereka menawari Rasulullah saw harta kekayaan atau dijadikan pemimpin atau dinobatkan sebagai raja dan pengobatan dari kerasukan jin berapa pun biayanya akan ditanggung oleh mereka supaya beliau saw berhenti berdakwah. Rasulullah saw bertanya kepada ’Utbah : “Sudah selesaikah wahai Abul Walid.” Jawab ‘Utbah : “Sudah.” Rasulullah saw bersabda : “Sekarang dengarkanlah dariku.“ Kemudian Rasulullah saw membaca ayat-ayat Al-Qur’an sampai dengan surat Fushshilat ayat 13 karena ‘Utbah menutup mulut beliau saw dengan tangannya memohon supaya beliau saw berhenti meneruskan membaca ayat-ayat-Nya, ‘Utbah takut ancaman yang tertulis di dalamnya. Hadits riwayat Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq. Ketika masih berada di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy itu sebagian adalah kerabat dan para tetangga Rasulullah saw yang mengetahui keadaan dan kehidupan sehari-hari beliau saw yang sangat sederhana tidak pernah lebih daripada kehidupan sehari-hari kaum fakir dan miskin, baik dalam hal makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan dalam hal berpakaian beliau saw maupun perabotan di dalam rumah beliau saw. Sehingga orang-orang kafir Quraisy mengira bahwa Rasulullah saw berdakwah kepada mereka itu hanya menginginkan harta kekayaan saja, maka Rasulullah saw ditawari harta kekayaan oleh mereka. Jika Rasulullah saw dianggap orang kaya, pasti orang-orang kafir Qusaisy itu tidak akan menawari harta kekayaan kepada beliau saw supaya berhenti berdakwah menyampaikan risalah Allah dan menyampaikan nasehat kepada umat manusia. Ath-Thabari dan Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa beberapa orang kafir Quraisy yang lain termasuk Al-Walid bin Mughirah dan Al-‘Ash bin Wail menawari Rasulullah saw harta kekayaan dan gadis tercantik untuk dijadikan istri oleh beliau saw dengan syarat bersedia berhenti mengecam terhadap tuhan-tuhan mereka. Ketika Rasulullah saw menolak tawaran tersebut, maka mereka menawarkan : “Bagaimana jika Anda menyembah tuhan-tuhan kami sehari dan kami menyembah tuhanmu sehari (bergantian).” Tetapi tawaran ini juga ditolak oleh Rasulullah saw, berkenaan dengan peristiwa tersebut, Allah menurunkan firman-Nya yaitu Al-Qur’an surat Al-Kaafiruun ayat 1-6. Dan para pembesar Quraisy belum putus asa membujuk Rasulullah saw, secara beramai-ramai mereka mendatangi Rasulullah saw menawarkan kembali apa yang pernah ditawarkan oleh ‘Utbah kepada beliau saw sebelumnya, yaitu para pembesar Quraisy itu menawarkan harta kekayaan, kekuasaan dan pengobatan karena mereka mengira beliau saw kerasukan jin. Kepada mereka Rasulullah saw bersabda : “Aku tidak berdakwah karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan atau kekuasaan, tetapi Allah mengutusku sebagai rasul. Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadaku dan memerintahkan aku supaya menjadi pemberi kabar gembira dan (pemberi) peringatan. Kemudian aku sampaikan risalah Tuhanku dan aku sampaikan nasehat kepadamu, jika kamu menerima dakwahku, maka kebahagiaanlah bagimu di dunia dan akhirat. Jika menolak ajaranku, maka aku bersabar mengikuti petunjuk Allah hingga Allah memberikan keputusan antara aku dan kamu.”

Sementara ketika Rasulullah saw di Madinah, beliau saw mendapatkan bagian dari harta rampasan yang diberikan Allah kepada rasul-Nya (fa’i) yang tanpa susah payah untuk memperolehnya, tanpa mengerahkan jiwa raga dan kendaraan apa pun karena tidak terjadi pertempuran dengan Bani Nadhir berkat pertolongan Allah kepada rasul-Nya. Hal itu terjadi disebabkan Bani Nadhir mengkhianati (melanggar) perjanjian damai dengan rasul-Nya, mereka berencana membunuh Rasulullah saw ketika beliau saw dan beberapa sahabat datang ke perkampungan Bani Nadhir. Kisahnya berawal dari dibunuhnya 2 orang dari Bani Kilab oleh Amir bin Umaiyyah adh-Dhamri karena salah faham (sangka), padahal 2 orang itu telah mendapatkan jaminan dari Rasulullah saw. Karena antara Bani Nadhir dan Bani Amir terjalin ikatan persekutuan (persahabatan), maka Rasulullah saw mendatangi Bani Nadhir.untuk meminta bantuan mereka membayar diat kepada keluarga dari 2 orang Bani Kilab yang terbunuh tersebut. Dan Bani Nadhir juga menentang (melawan) Allah dan rasul-Nya sehingga Rasulullah saw dan kaum muslimin mendatangi mereka lagi untuk memerangi dan mengepung perkampungan mereka selama 1 malam saja, setelah itu mereka menyerah kalah. Kemudian Bani Nadhir diusir oleh Rasulullah saw dari Madinah dan mereka bersedia keluar dari Madinah untuk selama-lamanya dengan hanya membawa harta yang dapat diangkut oleh unta-unta mereka dan tidak diperbolehkan membawa senjata-senjata mereka. Harta fa’i yang berasal dari Bani Nadhir diberikan oleh Allah kepada rasul-Nya dan Allah memberi kekuasaan Rasulullah saw untuk memberikan harta fa’i itu khusus kepada kaum Muhajirin saja tanpa kaum Anshar. Kemudian Rasulullah saw membagi harta fa’i untuk diri beliau saw sendiri, untuk kerabat beliau saw dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib, anak-anak yatim piatu, orang-orang miskin dan orang-orang Islam yang kehabisan bekal di tengah perjalanan (musafir), masing-masing golongan mendapatkan 1/5 bagian dari harta fai’ tersebut. Sehingga Rasulullah saw menguasai dan mendapatkan 1/5 bagian, yaitu tanah-tanah termasuk tanah pertanian dan perkebunan kurma, rumah-rumah, senjata-senjata dan alat-alat perlengkapan perang berupa topi baja dan perisai bekas milik Bani Nadhir. Dan Rasulullah saw boleh memberikan sebagian dari harta fa’i milik beliau saw untuk diberikan kepada siapa saja yang disukai, maka beliau saw memberikan sebagian daripadanya kepada orang-orang Muhajirin dan 2 orang dari sahabat Anshar yang fakir, yaitu Sahal bin Hanif dan Abu Dujanah Sammak bin Kharsyah, peristiwa itu terjadi sekitar 3 tahun 2 bulan setelah hijrah Rasulullah saw, Al-Hasyr ayat 1-9.
Qur’an surat Al-Furqaan ayat 21 :
21.  (Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami : ”Mengapa tidak diturunkan kepada kita malaikat) yang diutus kepada kita (atau mengapa kita tidak melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka telah melampaui batas dengan kelewat batas yang besar) mereka telah melakukan kezhaliman yang sangat melampaui batas disebabkan orang-orang kafir Mekkah itu berani meminta melihat Allah Swt tampak dengan nyata atau jelas dihadapan mereka, lalu memberi tahu kepada mereka bahwa Muhammad itu adalah rasul-Nya, baru mereka akan beriman. Kezhaliman orang-orang kafir Mekkah itu sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Israel yang telah meminta kepada Nabi Musa as, mereka berkata : “Hai Musa kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas.” (“Perlihatkan Allah kepada kami dengan jelas.”) Maka mereka disambar petir hingga tewas karena kezhalimannya, Al-Baqarah ayat 55 dan An-Nisaa’ ayat 153. Kebanyakan orang-orang Mekkah itu tidak beriman, Asy-Syu’araa’ ayat 8 dan Yaasiin ayat 7, maka Rasulullah saw hanya dapat memberi peringatan kepada orang yang mau mengikuti peringatan Al-Qur’an dan yang takut kepada azab Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun ia tidak dapat melihat Allah dan ia datang dengan hati yang bertobat, Faathir ayat 18, Yaasiin ayat 11 dan Qaaf ayat 33. Silahkan membaca : Sirah Nabawiyah ‘Bai’at Aqabah Pertama’ halaman 134-140 oleh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi. 
Qur’an surat Al-An’aam ayat 37 :
37.  (Dan mereka) orang-orang musyrik Mekkah (berkata : ”Mengapa tidak diturunkan kepadanya) Muhammad (suatu mukjizat dari Tuhannya?”) sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah, Al-’Ankabuut ayat 50. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah, maka apabila telah datang perintah Allah untuk menurunkan azab yang ditimpakan atas orang-orang kafir itu, diputuskan semua perkara dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil yaitu orang-orang yang mendustakan rasul-rasul-Nya karena Allah pasti akan mengazab mereka di dunia dan di akhirat, Al-Mu’min ayat 78 (Katakanlah) Muhammad (: ”Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) sesungguhnya dengan turunnya mukjizat-Nya itu, berarti suatu musibah besar yang pasti menimpa mereka, jika mereka masih tetap mendustakan rasul-Nya.
Qur’an surat Huud ayat 12-17 :
12.  (Maka boleh jadi engkau) Muhammad (hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan : ”Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta) kekayaan (atau datang bersamanya dengan dia seorang malaikat?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu).
13.  (Bahkan mereka mengatakan : ”Dia) Muhammad (telah membuat-buat Al-Qur’an itu.” Katakanlah : ”Jika demikian, maka datangkanlah 10 surat yang dibuat semisal dengannya) yang dibuat sebanding dengan Al-Qur’an* dalam hal kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya. Karena sesungguhnya kalian ini sama denganku adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa (dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup memanggilnya selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar”).
14.  (Jika mereka yang kalian seru tidak menerima seruanmu) ajakanmu untuk membantu kalian membuat surat untuk menyamai surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an (maka ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan) dengan berdasarkan (ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian berserah diri kepada-Nya).
15.  (Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya dengan sempurna di dunia dan mereka di dalamnya) di dunia itu (tidak akan dirugikan).
16.  (Itulah orang-orang yang tidak memperoleh) apa pun (di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah apa yang telah mereka usahakan) itu (di akhirat kelak dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan) di dunia.
17.  (Apakah) orang-orang kafir itu sama dengan (orang) yaitu Rasulullah saw atau orang-orang mukmin (yang mempunyai bukti) Al-Qur’an yang menerangkan dengan jelas (dari Tuhannya dan diikuti pula oleh seorang saksi dari-Nya) yaitu Malaikat Jibril as yang membenarkannya (dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada Kitab Musa) Taurat (yang menjadi pedoman dan rahmat, mereka itu beriman kepadanya) Al-Qur’an (Dan barangsiapa di antara kelompok-kelompok) kafir Quraisy (mengingkarinya) Al-Qur’an (maka Nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadapnya) Al-Qur’an (Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman).

Qur’an surat Al-Israa’ ayat 89-99 :
89.  (Dan sesungguhnya Kami telah jelaskan kepada manusia dalam Al-Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia) yaitu penduduk Mekkah (tidak menyukai kecuali mengingkari) kebenaran risalah yang dibawa (nya) Rasulullah saw.
90.  (Dan mereka berkata : ”Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu sebelum engkau memancarkan mata air dari tanah untuk kami”).
91.  (”Atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu engkau alirkan sungai-sungai di celah-celah) di tengah-tengah (kebun itu yang deras) aliran (airnya”).
92.  (”Atau engkau jatuhkan Langit) hancur (berkeping-keping atas kami, sebagaimana) seperti yang (engkau katakan atau engkau datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami”) tampak di hadapan kami sehingga kami dapat melihat mereka dengan sejelas-jelasnya.
93.  (”Atau engkau mempunyai rumah dari emas atau engkau naik ke Langit) dengan memakai tangga (Dan kami sekali-kali) tetap (tidak akan mempercayai kenaikanmu) itu seandainya engkau dapat menaiki Langit (hingga engkau turunkan atas kami) dari Langit (sebuah kitab yang kami baca.” Katakanlah) kepada penduduk Mekkah itu Muhammad (: ”Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanyalah manusia yang menjadi rasul?”) sama halnya dengan rasul-rasul yang lain, karena kami para rasul tidak dapat mendatangkan suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah.
94.  (Dan tidak ada sesuatu yang menghalang-halangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka) dengan nada ingkar (: ”Mengapa Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?”) Dan mereka berkata : ”Mengapa tidak diturunkan malaikat kepada Muhammad yang  menerangkan kepada kami bahwa dia itu seorang nabi.” Dan jika Allah menurunkan malaikat kepada Rasulullah saw, tentulah selesai urusannya, karena Allah akan mengazab mereka sampai binasa semua dengan seketika, mereka tidak diberi tangguh (kesempatan) untuk memohon ampun dan bertobat disebabkan mereka tidak beriman kepada rasul-Nya. Dan sekiranya rasul itu Allah jadikan dari malaikat, pastilah Allah jadikan dia berwujud seorang pria dan pastilah akan Allah serupakan dengan mereka yang membuat mereka ragu-ragu kepada malaikat-Nya yang diutus kepada mereka yang telah berwujud manusia, karena manusia biasa tidak dapat melihat malaikat. Maka jika Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul kepada manusia, pasti Allah mengutusnya dalam wujud seorang manusia dan pasti orang-orang kafir itu akan tetap mendustakannya dan mereka pasti berkata : ”Ini bukan malaikat, hanya manusia seperti kami juga.” Jadi percuma, mereka akan tetap ragu-ragu, Al-An’aam ayat 8-9.
95.  (Katakanlah) kepada mereka Muhammad (: ”Seandainya di Bumi ini ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di Bumi, niscaya Kami turunkan dari Langit kepada mereka malaikat menjadi rasul”) sebab, tidak diutus rasul kepada suatu kaum, melainkan rasul itu berasal dari jenis mereka sendiri, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk berbicara kepada rasul-Nya dan memahami ajaran yang dibawa rasul itu.
96.  (Katakanlah) kepada mereka (: ”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”).
97.  (Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat) seraya diseret (atas wajah-wajah mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah Neraka Jahannam. Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya).
98.  (Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan karena mereka berkata : ”Apakah bila Kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?”) Ar-Ra’du ayat 5, Maryam ayat 66 dan Al-’Ankabuut ayat 10. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia sebelumnya tidak ada gambaran wujudnya sama sekali sebelum diciptakan-Nya? Dan Allah-lah yang menciptakan manusia dari permulaan, lalu menghidupkannya kembali (membangkitkannya) setelah mereka mati, Allah hanya tinggal menyusun tulang-tulangnya kembali lalu membalutnya dengan daging dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya daripada memulai penciptaan karena telah ada gambaran wujudnya sebelumnya, hal ini dikaitkan dengan realita yang berlaku di kalangan makhluk-Nya, yaitu bahwasanya mengulangi sesuatu itu lebih mudah daripada memulainya. Padahal kedua kondisi itu bagi Allah sama saja mudahnya, apabila Allah menghendaki menetapkan atau menciptakan sesuatu, maka Allah hanya berfirman kepadanya : ”Kun.” Fayakun (”Jadilah.” Maka jadilah ia). Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya Bumi yang kering tandus, pastilah dapat menghidupkan semua makhluk yang mati, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan bagi-Nyalah teladan Yang Maha Tinggi di Langit dan di Bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, Al-Baqarah ayat 259, Maryam ayat 67, Ar-Ruum ayat 27 dan Fushshilat ayat 39. Apakah kalian (manusia) yang lebih sulit penciptaanya ataukah Langit yang telah dibina-Nya (diciptakan-Nya)? An-Naazi’aat ayat 27.
99.  (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan Langit dan Bumi adalah kuasa pula menciptakan yang serupa dengan mereka). Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Sesungguhnya penciptaan Langit dan Bumi lebih besar atau *lebih sulit dan lebih rumit daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan Allah tidak merasa payah karena menciptakan kesemuanya, dan Allah sangat lebih kuasa (mampu) untuk menghidupkan orang-orang yang mati. Ya, sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu, Al-’Ankabuut ayat 19-20, Yaasiin ayat 81, Al-Mu’min ayat 57 dan Al-Ahqaaf ayat 33 (dan telah menetapkan waktu yang tertentu) umurnya (bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zhalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran).
*Allah menciptakan Langit dan Bumi dengan keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akurat, Allah Maha Teliti dan supaya Langit dan Bumi berjalan sesuatu ketetapan-Nya, Dia telah merencanakan semuanya itu dengan sangat cermat dan dengan ketelitian yang sangat tidak terbayangkan, Allah menghitung segala sesuatu satu per satu, Al-Jin ayat 28. Karena alam semesta ini diciptakan-Nya dari gas Hidrogen yang paling ringan dan paling rapuh maka sangat sensitif terhadap perubahan kecepatan atau perlambatan gerakan Langit dan Bumi dengan angka sekecil apa pun yang bisa membuat keduanya mengalami kehancuran kemudian lenyap. Sesungguhnya Allah menahan Langit dan Bumi supaya jangan lenyap sebelum hari Kiamat dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahan keduanya untuk bertahan selain Allah, Faathir ayat 41.

Qur’an surat Al-Furqaan ayat 7-9 :
7.      (Dan mereka) orang-orang kafir itu (berkata : ”Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?). Dan Allah tidak mengutus rasul-rasul sebelum Rasulullah saw, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, Al-Furqaan ayat 20 (Mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat supaya malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?”) Huud ayat 12. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata : ”Hijram mahjuuran (lindungilah kami di tempat perlindungan).” Sebagaimana kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, orang-orang kafir itu di akhirat meminta perlindungan kepada malaikat, Al-Furqaan 22.
8.      (”Atau mengapa tidak diturunkan kepadanya) Muhammad (harta kekayaan) dari Langit lalu dia membelanjakannya sehingga dia tidak usah lagi berjalan-jalan di pasar untuk mencari penghidupan? Huud ayat 12 (Atau mengapa tidak ada kebun baginya?) yaitu ladang yang menjadi miliknya (yang dapat dia makan dari hasilnya?” Dan orang-orang yang zhalim itu berkata : ”Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir”) orang-orang kafir Mekkah itu menuduh Rasulullah saw akalnya tidak sehat karena pengaruh sihir, maka Allah berfirman pada ayat berikutnya :
9.      (Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang engkau) Muhammad yang mengatakan engkau sebagai orang yang kena pengaruh sihir, orang miskin yang tidak mempunyai harta kekayaan dan sebagainya (maka sesatlah mereka) dari jalan yang lurus (benar) (mereka tidak akan dapat menemukan jalan untuk menentang kerasulannya).
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 64 dan 69-70 :
64.  (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…).
69.  (Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul) Muhammad saw (maka mereka itu bersama-sama dengan orang-orang yang diberi karunia oleh Allah, yaitu golongan nabi-nabi dan shidhiiqiin) sahabat-sahabat utama para nabi dan rasul yang membenarkan dan amat teguh kepercayaan kepada mereka (para syuhada) orang-orang yang gugur syahid di jalan Allah (dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya) di Surga.
70.  (Yang demikian itu adalah karunia dari Allah) yang dianugerahkan-Nya kepada mereka, jadi bukan dari hasil ketaatan mereka sendiri kepada Allah dan rasul-Nya (Dan Allah cukup mengetahui) tentang pahala-pahala di akhirat, maka percayalah kamu kepada Allah karena tidak ada lagi yang lebih berwenang dalam penyampaian berita itu kecuali datang daripada-Nya!
Qur’an surat Al-Mujaadilah ayat 20-21 :
20.  (Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina).
21.  (Allah telah menetapkan) di dalam Kitab Lauhul Mahfudz (: ”Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa).
* Pada awalnya Allah menantang orang-orang kafir Mekkah untuk membuat 10 surat yang sebanding dengan surat-surat Al-Qur’an, kemudian pada tantangan berikutnya kepada mereka cukup hanya membuat 1 surat saja, Al-Baqarah ayat 23-24 dan Yunus ayat 38 dan orang-orang kafir yang mendustakan Al-Qur’an itu tidak ada yang dapat (mampu) membuat sebuah surat saja yang sebanding dengan surat-surat Al-Qur’an, Al-Israa’ ayat 88.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 23-24 :
23.  (Jika kamu merasa ragu) dengan kebenaran Al-Qur’an (tentang apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad (maka buatlah sebuah surat yang sebanding dengannya) yang menyamai/semisal/serupa dengan Al-Qur’an (Dan ajaklah saksi-saksimu) maksudnya tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu (selain  dari Allah) untuk membantu kalian (jika kamu orang-orang yang benar).
24.  (Apabila kamu tidak bisa melakukan) membuatnya (dan kamu pasti tidak akan dapat melakukan) tidak akan mampu membuat sebuah surat saja yang sebanding dengan Al-Qur’an karena terhalang oleh mukjizatnya (maka jagalah dirimu dari Neraka yang kayu apinya) bahan bakarnya (terdiri dari manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir).
Qur’an surat Yunus ayat 38 :
38.  (Atau) patutkah (mereka mengatakan : ”Muhammad telah membuat-buatnya”) maksud mereka, Rasulullah saw yang mengarang Al-Qur’an (Katakanlah : ”Jika benar yang kalian katakan itu, maka buatlah sebuah surat yang sebanding dengannya) yang semisal dengan surat-surat Al-Qur’an dalam hal kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya yang kalian buat sendiri, bukankah kalian ini adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa sama denganku seperti tuduhan kalian itu kepadaku (dan ajaklah siapa saja yang dapat kalian panggil selain Allah) untuk membantu kalian (jika kalian orang-orang yang benar).
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 88 :
88.  (Katakanlah : ”Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa) dengan (Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia) Al-Qur’an (sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”).
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 1 :
1.      (Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Alkitab) Al-Qur’an (dan Dia tidak menjadikannya) di dalam Al-Qur’an itu (kebengkokan) tidak ada pertentangan atau perselisihan ayat-ayatnya.

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Sirah Nabawiyah dan berbagai sumber