18 Agustus, 2019

KISAH NABI ILYAS AS DAN PEMUSNAHAN KELUARGA RAJA AHAB BIN OMRI

Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 123-131 :

123.    (Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul) Allah.

124.    (Ingatlah ketika ia berkata kepada kaumnya : ”Mengapa kalian tidak bertakwa?”) kepada Allah.

125.    (Patutkah kalian menyembah Ba’l) Ba’al atau Baal (dan kalian tinggalkan sebaik-baik pencipta) maksudnya: ”Mengapa kalian tidak menyembah Allah Tuhan Yang Maha Pencipta?”

126.    Yaitu (Allah Tuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak kalian yang terdahulu) Tuhan nenek moyang kalian.

127.    (Tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret) ke dalam Neraka kekal selama-lamanya.

128.    (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan) dari dosa.

129.    (Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.

130.    Yaitu (Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ilyaasiin) Nabi Ilyas as dan umat beliau as, pada zaman Nabi Ilyas as berdakwah di Israel Utara itu hanya ada sekitar 7 ribu orang yang beriman kepada Allah.

131.    (Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).

Ratu Izebel/Izevel/Izaibil/Izabel/Jezebel istri Raja Ahab bin Omri raja ke-8 dari Kerajaan Israel Utara, Ratu Izebel adalah wanita asing dari bangsa Kanaan penyembah Dewa Baal dan Dewi Asyera, ia putri Raja Etbaal dari Kerajaan Sidon/Saida/Sayda (Lebanon Selatan modern). Ratu Izebel adalah ibu dari Raja Ahazia bin Ahab raja ke-9, Raja Yoram bin Ahab raja ke-10 dan Ratu Atalya binti Ahab istri Raja Yoram bin Yosafat serta nenek Raja Ahazia bin Yoram dari Kerajaan Yehuda. Atalya binti Ahab putri Ratu Izebel adalah Ratu Kerajaan Yehuda yang berkuasa sekitar 6 tahun pada tahun 842-835 SM menggantikan putranya Raja Ahazia yang berkuasa di Kerajaan Yehuda hanya 1 tahun karena tewas dibunuh Raja Yehu cucu Nimsi. Ratu Izebel sangat berpengaruh dan menguasai suami dan keluarganya yang menyebabkan suaminya, keluarganya termasuk putra-putrinya dan bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan yaitu Dewa Baal dan Dewi Asyera. Dan banyaknya penyembah Dewa Baal pada bangsa Israel di seluruh wilayah Kerajaan Israel Utara mencapai puncaknya di pertengahan abad ke-9 SM pada masa pemerintahan Raja Ahab yang jahat dan Ratu Izebel yang sangat jahat. Nabi-nabi yang berdakwah kepada rakyat Israel di Israel Utara pada masa Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel yaitu Nabi Ilyas/Elias/Elia/Eliyahu/Elijah as dari Desa Tisbe di Gilead dan Nabi Mikha as bin Yimla. Pada masa Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel berkuasa, dua kali Nabi Ilyas as akan dibunuh, peristiwa percobaan pembunuhan pertama disebabkan dakwah Nabi Ilyas as didustakan dan ditentang oleh Ratu Izebel, Raja Ahab bin Omri dan rakyat mereka. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as untuk disampaikan kepada Raja Ahab bin Omri bahwa Allah akan menimpakan azab kepada bangsa Israel di Israel Utara karena mereka mendustakan peringatan-peringatan dari Allah yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Nabi Ilyas segera menjalankan perintah dari Allah pergi dengan berjalan kaki selama berhari-hari ke Samaria mendatangi Raja Ahab bin Omri di istananya untuk memberitahukan peringatan dari Allah kepadanya. Bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa akan segera menimpakan azab yang sangat besar kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara, apabila mereka tidak beriman dan tidak mau bertobat atas dosa-dosa mereka yang melampaui batas. Yaitu Allah tidak akan menurunkan hujan dan *embun selama bertahun-tahun kecuali jika Nabi Ilyas as memohon kepada Allah untuk diturunkan hujan dan embun ke negeri mereka. Setelah memberi peringatan kepada Raja Ahab yang jahat itu, Nabi Ilyas as segera berlalu dengan cepat dari hadapan Raja Ahab bin Omri yang masih berdiri tertegun mendengar berita penghukuman dari Allah yang jatuh ke telinganya bagaikan disambar halilintar di siang hari yang panas. Sebelum keterkejutan Raja Ahab bin Omri mereda atau sebelum sang raja dapat menjawab peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as tersebut, dalam sekejap Nabi Ilyas as telah pergi meninggalkan istana Raja Ahab bin Omri dengan selamat. Dan Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as segera pergi menyelamatkan diri, berjalan ke arah timur untuk bersembunyi di tepi Sungai Kerit (Kherit) yaitu anak Sungai Yabesy di sebelah timur Sungai Yordan. Di tempat persembunyian itu Nabi Ilyas as *tidak pernah melihat roti dan tidak makan roti, *sekitar 3 tahun Nabi Ilyas as bertahan hidup hanya dengan memakan.daun-daunan dan buah-buah liar yang tumbuh di bantaran dan di sekitar Sungai Kerit.

*Sabda Nabi Isa as dalam Injil Barnabas halaman 256 bab 138. Mukjizat Panen:

“….Tidak tahukah kalian bahwa Ilyas nabi Allah, selama (sekitar) 3 tahun dikejar-kejar dan diburu- buru oleh Ahab (Raja Kerajaan Israel Utara), tidak pernah melihat roti, (Nabi Ilyas as) bertahan hidup hanya dengan daun-daunan dan buah-buahan liar (untuk dimakan setiap hari ketika bersembunyi di tepi Sungai Kerit)….”

*Jadi tidak benar dikatakan bahwa Nabi Ilyas as bisa bertahan hidup di tempat persembunyian di tepi Sungai Kerit itu karena dibawakan roti dan daging binatang mamalia yang berkuku pada waktu pagi dan petang oleh burung-burung gagak atas perintah Allah (Kitab 1 Raja-raja pasal 17 ayat 4, 6). Karena pada zaman Nabi Ilyas as, bangsa Israel masih diharamkan untuk memakan semua binatang berkuku (Al-An’aam ayat 146) akibat perbuatan dosa-dosa mereka yang melampaui batas (Al-Baqarah ayat 61, Ali-‘Imran ayat 112, An-Nisaa’ ayat 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 42, 62-63, 78-79 dan An-Nahl ayat 118) sampai Allah menurunkan Kitab suci Injil kepada Nabi Isa as yang menghalalkan kembali bangsa Israel memakan sebagian binatang berkuku (Ali-‘Imran ayat 50) yang tertulis dalam Kitab Imamat pasal 11 ayat 2-3 dan Kitab Ulangan pasal 14 ayat 4-5.

Mendengar peringatan dari Nabi Ilyas as itu, Ratu Izebel menjadi geram kemudian Raja Ahab bin Omri mengadakan pencarian dengan tekun, mereka berencana membunuh Nabi Ilyas as tetapi Nabi Ilyas as tidak dapat ditemukan. Berita tentang peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as atas dosa-dosa bangsa Israel tersebut menyebar ke seluruh pelosok negeri. Tetapi peringatan-perngatan dari Allah itu diterima oleh sebagian besar bangsa Israel dengan cemoohan dan hinaan, mereka tidak menghiraukannya. Kemudian hari berganti hari bulan berganti bulan ternyata ancaman Nabi Ilyas as terbukti benar, beberapa bulan kemudian di mana biasanya turun hujan di musim dingin ternyata tidak turun, embun yang biasanya turun di musim panas sampai musim panas berlalu pun tidak turun juga, sehingga tumbuh-tumbuhan layu. Sementara waktu berjalan terus, tanah-tanah pertanian mulai retak-retak karena kekeringan, sungai-sungai yang biasanya tidak pernah surut airnya mulai surut, anak-anak sungai mengering. Setahun telah berlalu namun hujan dan embun belum turun juga, padahal Ratu Izebel dan nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera telah dengan tekun beribadah memohon siang dan malam supaya tuhan-tuhan mereka segera menurunkan hujan dan embun dengan mempersembahkan korban yang mahal-mahal siang dan malam, nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu berusaha meredakan amarah dewa-dewi mereka. Dengan semangat dan menunjukkan ibadah yang sebaik-baiknya, nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu mengelilingi *mezbah-mezbah berhala mereka dan berdoa dengan tekun supaya Baal menurunkan hujan dan embun ke negeri mereka. Setahun telah berlalu, tetapi tidak ada awan yang muncul di Langit pada siang hari untuk menghalangi sinar Matahari yang membakar itu, tidak ada hujan dan embun yang turun membasahi tanah yang retak-retak. Tanaman-tanaman mati kekeringan, ladang-ladang yang sebelumnya subur telah berubah bagaikan padang pasir yang hangus terbakar, hutan-hutan mulai gundul dan pohon-pohon di hutan menjadi kurus dan kering. Sungai-sungai menjadi kering, udara kering yang mencekik, topan debu yang membutakan hampir-hampir membuat nafas berhenti dan binatang-binatang berlarian kelaparan. Kota-kota dan desa-desa yang tadinya makmur telah berubah menjadi tempat-tempat berkabung, rasa lapar dan haus memberitahukan kepada manusia dan binatang akan adanya kematian yang ditakuti karena bencana kelaparan semakin mendekat. Tetapi bangsa Israel tetap menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat kepada Allah, mereka malah marah dan memaki Nabi Ilyas as yang telah menyampaikan risalah-Nya dan yang memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah akan azab-Nya kepada bangsa Israel. Ratu Izebel dan sebagian besar bangsa Israel berkeras hati bahwa bencana kekeringan ini bukan azab dari Allah akibat kekafiran dan perbuatan dosa-dosa mereka, mereka menuduh bahwa Nabi Ilyas as lah yang menjadi biang keladi segala penderitaan mereka.

*Mezbah adalah sebuah tempat yang ditinggikan berupa gundukan tanah atau panggung untuk mempersembahkan korban atau membakar dupa dalam ibadah agama Yahudi dan agama bangsa-bangsa kafir.

Mereka yakin karena Nabi Ilyas as telah menentang ritual-ritual penyembahan berhala mereka, maka dewa-dewi mereka marah sehingga terjadi bencana kekeringan menimpa negeri mereka. Ratu Izebel berpikir, jika Nabi Ilyas as dibunuh maka kemarahan tuhan-tuhan mereka akan mereda dan kesulitan hidup mereka akan berlalu. Atas desakan Ratu Izebel, maka Raja Ahab bin Omri lebih mengerahkan segala daya upaya untuk mengejar dan memburu Nabi Ilyas as secermat-cermatnya di mana tempat Nabi Ilyas as bersembunyi. Raja Ahab bin Omri mengirim utusan-utusannya ke segala pelosok negeri dan bertanya ke semua bangsa dan kerajaan di sekeliling wilayah kerajaannya yang jauh dan dekat untuk mencari Nabi Ilyas as yang dibencinya sekaligus yang ditakutinya itu. Dan dalam kegeramannya Raja Ahab bin Omri meningkatkan perburuannya semaksimal mungkin, ia menuntut supaya raja-raja dan bangsa-bangsa itu bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui di mana Nabi Ilyas as berada, apabila mereka mengatakan bahwa Nabi Ilyas as tidak ada di tempat mereka, sehingga hampir-hampir Nabi Ilyas as tidak dapat menyelamatkan diri. Akhirnya pencarian mereka sia-sia, Nabi Ilyas as selamat dari dendam kesumat Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri berkat pertolongan dari Allah. Karena gagal membunuh Nabi Ilyas as, Ratu Izebel menjadi geram dan memutuskan untuk membalas dendam kesumatnya sendiri dengan melampiaskannya kepada nabi-nabi Allah yang lain melalui jalan membunuh mereka dan tidak seorang pun dibiarkan hidup. Dalam setahun Ratu Izebel berhasil membunuh lebih dari 10 ribu nabi-nabi-Nya yang benar-benar merupakan Farisi sejati yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Ratu Izebel juga akan membunuh putra-putra para nabi Allah, maka perwiranya Raja Ahab bin Omri menyembunyikan sekitar 7 ribu orang putra-putra para nabi sehingga mereka selamat dari pembantaian Ratu Izebel yang kafir dan bengis itu.  Tetapi tidak semua nabi-nabi Allah berhasil dibunuh oleh Ratu Izebel karena Obaja (pejabatnya Raja Ahab bin Omri yang menjabat sebagai kepala rumah tangga istana Kerajaan Israel Utara) mempertaruhkan nyawanya untuk menyembunyikan sekitar 100 orang nabi Allah di dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka, sehingga selamatlah nyawa nabi-nabi Allah itu dan nabi-nabi Allah yang lainnya, mereka melarikan diri ke puncak-puncak gunung yang tidak pernah dihuni oleh manusia sebelumnya. Bencana kekeringan dan paceklik telah memasuki tahun ke-2, musim panas yang sangat panjang dan bencana kelaparan melanda ke seluruh pelosok Kerajaan Israel di Israel Utara. Para ayah dan ibu tidak berdaya untuk mengurangi penderitaan anak-anak mereka yang kekurangan gizi/gizi buruk/mal nutrisi akibat kelaparan hebat yang disebabkan bencana kekeringan dan paceklik yang parah yang sedang menimpa negeri mereka karena azab dari Allah. Dan terpaksa para orangtua itu melihat anak-anak mereka mati secara perlahan-lahan akibat menderita kelaparan hebat. Namun bangsa Israel masih tetap menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat kepada Allah, mereka masih tetap marah kepada Nabi Ilyas as dan memaki beliau as yang telah memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah tentang azab-Nya yang ditimpakan kepada mereka karena mereka melakukan kekafiran dan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas dan mereka masih tetap menuduh bahwa Nabi Ilyas as sebagai biang keladi penderitaan mereka.

Setelah sekitar 3 tahun air Sungai Kerit itu mengering karena telah lama tidak turun hujan, maka Allah menyuruh Nabi Ilyas as pergi ke Sarfat/Sarefat/Sarafand (di Sidon negeri asal Ratu Izebel dan kerajaan milik orangtuanya - Lebanon Selatan modern) untuk menumpang dan bersembunyi di rumah seorang janda miskin yang beriman. Dan pada waktu kedatangan Nabi Ilyas as, janda miskin itu hanya mempunyai segenggam tepung gandum di dalam tempayan dan sedikit minyak dalam *buli-buli untuk diolah menjadi roti dan hanya cukup dimakan satu kali saja bagi dirinya dan putranya. Tetapi Allah berfirman dengan perantaraan Nabi Ilyas as, bahwa Allah membuat tepung gandum dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu juga tidak akan berkurang sampai nanti Allah menurunkan hujan dan embun ke atas Bumi di negeri mereka. Sehingga janda miskin itu, putranya dan Nabi Ilyas as bisa makan setiap hari dan terhindar dari mati kelaparan akibat bencana kekeringan serta paceklik yang parah.dan panjang yang sedang melanda negeri mereka. Beberapa waktu kemudian putra janda miskin itu meninggal karena sakit keras, Nabi Ilyas as berdoa kepada Allah untuk mengembalikan lagi nyawa anak itu ke dalam tubuhnya, berkat doa Nabi Ilyas as putra janda itu hidup kembali. Semua bencana yang terjadi disebabkan bangsa Israel kafir, durhaka kepada nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Maka Allah mengazab bangsa Israel dengan tidak diturunkan hujan sekitar 3,5 tahun yang menyebabkan terjadi bencana kekeringan dan paceklik yang sangat parah. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari tempat persembunyian untuk menemui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan firman-Nya bahwa Allah akan menurunkan hujan dan embun sebab bencana kekeringan tersebut membuat kelaparan yang sangat parah di Samaria. Baal yang disembah oleh Raja Ahab dan rakyatnya sebagai dewa kesuburan yang dipercaya berkuasa atas Bumi sehingga menghasilkan hujan, ternyata Baal tidak dapat menurunkan hujan atau apa pun ke Bumi. Karena Baal bukan Tuhan sehingga Baal tidak dapat menurunkan hujan atau apa pun ke Bumi, Baal tidak berkuasa atas Bumi dan juga tidak berkuasa atas alam semesta. Sehingga bencana kekeringan dan paceklik yang parah tetap berlangsung bertahun-tahun di wilayah kekuasaan Raja Ahab dan di negeri-negeri Fenisia/Phoenicia/Lebanon, Yordania dan Suriah modern. Hanya Allah Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan hanya Allah yang menurunkan air hujan dan apa saja dari Langit ke Bumi, Al-Baqarah (2) ayat 22, 164, Al-An’aam (6) ayat 99, Al-A’raaf (7) ayat 57, Al-Anfaal (8) ayat 11, Yunus (10) ayat 24, Huud (11) ayat 44, 52, Yuusuf (12) ayat 49, Ar-Ra’du (13) ayat 17, Ibrahim (14) ayat 32, Al-Hijr (15) ayat 22, An-Nahl (16) ayat 10, 65, Al-Kahfi (18) ayat 45, Thaahaa (20) ayat 53, Al-Anbiyaa’ (21) ayat 31, Al-Hajj (22) ayat 5, 63, An-Nuur (24) ayat 43, Al-Furqaan (25) ayat 48-50, An-Naml (27) ayat 60, Ar-Ruum (30) ayat 24, 48-50, Luqman (31) ayat 10, 34, As-Sajdah (32) ayat 27, Faathir (35) ayat 9, 27, Az-Zumar (39) ayat 21, Fushshilaat (41) ayat 39, Asy-Syuuraa (42) ayat 28, Az-Zukhruf (43) ayat 11, Al-Jaatsiyah (45) ayat 5, Qaaf (50) ayat 9, 11, Adz-Dzaariyaat (51) ayat 22, Al-Qamar (54) ayat 11, Al-Hadiid (57) ayat 4, An-Naba’ (78) ayat 14-15 dan ‘Abasa (80) ayat 25.

Qur’an surat Al-Hadiid ayat 4 :

4.      (Dia-lah yang menciptakan Langit dan Bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Al-´Arsyi, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam Bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari Langit) seperti : rahmat (salah satunya hujan), berkah, azab, laknat yang diturunkan oleh Allah ke Bumi, juga para malaikat yang turun ke Bumi menjalankan perintah-Nya dan sebagainya (dan apa yang naik) ke Langit menuju (kepada-Nya) seperti : para malaikat, doa-doa, amal-amal saleh maupun perbuatan-perbuatan buruk dari makhluk-makhluk-Nya (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada) Al-Mujaadilah ayat 7 (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) karena Allah meliputi jasmani dan rohani makhluk-makhluk-Nya.

Semua yang dipercaya oleh para penyembah Baal dan berhala lainnya itu hanyalah tipu daya belaka dari golongan setan jin dan setan manusia, hanya orang-orang kafir saja yang tertipu dengan janji-janji palsu dan hayalan yang dibangkitkan oleh setan-setan itu.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 120-121:

120.  (Setan itu memberikan janji-janji pada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong) hayalan yang pasti tidak akan pernah terjadi (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu) kepada mereka (melainkan tipuan belaka) Al-Israa’ ayat 64.

121.  (Mereka) orang-orang kafir yang tertipu bisikan, godaan, hasutan dan tipuan setan (itu tempatnya di Neraka Jahannam dan mereka tidak dapat menghindarkan diri) lari (darinya).

Qur’an surat Al-Israa’ ayat 63-64 :

63.  (Berfirman) Allah kepada Iblis (: “Pergilah!”) ”Keluarlah dari Surga!” Al-Hijr ayat 34 (Barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya Neraka Jahannam adalah balasan kalian semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup) Al-Hijr ayat 43.

64.  (“Dan godalah) sesatkanlah (siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu) godaanmu (dan kerahkanlah) mintalah bantuan (terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta benda dan anak-anak) dari hasil perbuatan zina (dan beri janjilah mereka.” Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka) Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya, tetapi segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa.

*Buli-buli adalah semacam botol yang terbuat dari tanah liat, kaca, keramik dan sebagainya.

Setelah keluar dari tempat persembunyian, di tengah jalan Nabi Ilyas as bertemu dengan Obaja, kemudian Nabi Ilyas as menyuruhnya menyampaikan pesan bahwa Nabi Ilyas as mau bertemu Raja Ahab. Kemudian pergilah Obaja menemnui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan pesan Nabi Ilyas as kepadanya, setelah itu Raja Ahab bin Omri pergi menemui Nabi Ilyas as dan setelah mereka bertemu.

Raja Ahab bin Omri berkata: “Engkau mencelakakan (menyengsarakan)  bangsa Israel.”

Nabi Ilyas as membantah:“Bukan aku yang menyengsarakan bangsa Israel, melainkan kamu dan keluargamu, sebab kamu tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah dan kamu telah menjadi penyembah para Baal.” Kemudian Nabi Ilyas as menantang Raja Ahab bin Omri dan nabi-nabi dewa-dewi untuk bermubahalah. “Oleh sebab itu perintahkan untuk mengumpulkan seluruh bangsa Israel ke *Gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera yang 400 orang itu yang mendapat penghasilan dari Izebel.” Raja Ahab bin Omri menerima tantangan itu kemudian mengirim utusan ke seluruh pelosok Israel memerintahkan rakyatnya dan mengumpulkan nabi-nabi palsu itu ke Gunung Karmel.

Setelah semua berkumpul, Nabi Ilyas as hanya seorang diri sebagai nabi Allah menantang ratusan orang nabi-nabi berhala itu bermubahalah. Nabi Ilyas as mengatakan bahwa pihak-pihak yang bermubahalah masing-masing mempersembahkan korban bakaran seekor lembu di atas mezbah lalu memanggil nama Tuhannya masing-masing. Maka nabi-nabi palsu itu mengambil seekor lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan mempersembahkannya di atas mezbah dan memanggil nama Baal tuhan mereka dari pagi sampai tengah hari. Nabi-nabi Baal itu melakukan ritual dengan berjingkat-jingkat mengelilingi mezbah buatan mereka di bawah terik Matahari, tetapi tidak ada suara dan tidak ada yang menjawab. Nabi Ilyas as mengejek mereka, kemudian nabi-nabi palsu itu memanggil tuhan mereka Baal lebih keras sambil menoreh-noreh tubuhnya dengan pedang dan tombak seperti kebiasaan mereka sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Dan setelah melewati waktu tengah hari, nabi-nabi palsu itu mulai kerasukan sampai waktunya mempersembahkan korban petang, tetapi tetap tidak ada suara, tidak ada yang menjawab dan tidak ada tanda perhatian. Kemudian Nabi Ilyas as menyuruh seluruh rakyat mendekat, Nabi Ilyas as mengambil 12 batu sesuai jumlah suku Israel keturunan Nabi Ya’qub as.

*Gunung Karmel adalah daerah pegunungan pantai yang memiliki panjang 25 km dan lebar 8 km dengan puncaknya berada di ketinggian 548 mdpl serta menghadap langsung ke Laut Tengah. Inilah pegunungan terpanjang di Negara Israel. Nama Karmel berasal dari bahasa Ibrani ‘Karem El’ artinya ‘Kebun Anggur Allah’ (Karem = Kebun Anggur dan El = Allah).

 

Nabi Ilyas as mendirikan batu-batu tersebut menjadi mezbah dan membuat parit yang mengelilingi mezbah, terus menyusun kayu-kayu api, mengambil seekor lembu menyembelihnya dan memotong-motong dagingnya untuk mempersembahkan korban petang lalu menaruhnya di atas kayu-kayu api. Nabi Ilyas as menyuruh menyiramkan air di atasnya 4 buyung (tempayan) air sebanyak 3 kali sehingga air mengalir sekeliling mezbah dan memenuhi parit. Setelah itu Nabi Ilyas as berdoa kepada Allah supaya rakyat Israel Utara mendapat petunjuk kemudian bertobat dan percaya bahwa hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa Tuhan semesta alam bukan Baal. Bahwa Nabi Ilyas as adalah benar utusan Allah dan semua yang dilakukan oleh Nabi Ilyas as atas perintah Allah, sehingga mereka kembali beriman dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu selain Allah. Allah mengabulkan doa Nabi Ilyas as lalu turunlah api yang berkobar dari Langit seperti hujan yang menyambar habis persembahan korban dari Nabi Ilyas as tersebut, yaitu potongan-potongan daging lembu, kayu-kayu api, 12 batu dan tanah, bahkan air yang dalam parit itu pun habis disambarnya. Ketika seluruh rakyat Israel Utara melihat kejadian yang sangat luar biasa menakjubkan itu, maka seketika sujudlah mereka dan berkata: “Tuhan Dia-lah Allah, Tuhan Dia-lah Allah.” Lalu Nabi Ilyas as berkata kepada umat beliau as: “Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput.” Setelah nabi-nabi Baal ditangkap oleh rakyat Israel Utara, Nabi Ilyas as menyuruh membawa nabi-nabi palsu itu ke Sungai Kison/Kisyon/Nahr el-Muqatta’ modern, kemudiaan menyembelih mereka di Sungai (Wadi) Kisyon. Setelah itu Nabi Ilyas as menyuruh Raja Ahab pergi untuk makan dan minum terus segera pulang ke istananya karena hujan akan turun dengan lebat sebagai jawaban atas doa Nabi Ilyas as, sementara itu Nabi Ilyas as naik ke Gunung Karmel untuk sujud syukur kepada Allah. Tidak lama kemudian hujan turun dengan lebat setelah sebelumnya Israel Utara dilanda bencana kekeringan yang sangat parah akibat sekitar 3,5 tahun hujan dan embun tidak turun. Raja Ahab bin Omri bergegas pulang naik kereta kudanya ke istananya di Jezreel/Yizreel/Zerin/Zir’in di Lembah Yizreel. Setelah bertemu Ratu Izebel, Raja Ahab memberi tahu kejadian di Gunung Karmel tentang semua yang telah dilakukan oleh Nabi Ilyas as dan perihal Nabi Ilyas as yang telah membunuh semua nabi berhala itu dengan pedang di Sungai Kison. Allah menimpakan azab yang sangat berat kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara disebabkan bangsa Israel, Raja Ahab bin Omri, Ratu Izebel dan keluarganya durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Mendengar cerita suaminya, Ratu Izebel sangat marah ia menyuruh orang untuk mengatakan kepada Nabi Ilyas as, sebelum besok malam Ratu Izebel akan membunuh Nabi Ilyas as.

Karena diancam akan dibunuh, Nabi Ilyas as menyelamatkan diri pergi ke arah barat daya sejauh sekitar 150 km sampailah beliau as ke Kota Beersheba (Bersyeba) yang masuk wilayah Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan beristirahat dengan berbaring dibawah pohon arar (Juniperus phoenicea) lalu tidur. Kemudian Nabi Ilyas as dibangunkan oleh malaikat dan diberi makan dan minum supaya kuat untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh, karena Allah memerintahkan Nabi Ilyas as pergi menyelamatkan diri ke Gunung Sinai/Jabal Musa/Horeb di Mesir. Kemudian dari Kota Beersheba Nabi Ilyas as melanjutkan perjalanan melewati Gurun Negeb/Negev/Yehuda terus melewati Padang (Gurun) Tih dan melewati gunung-gunung, setelah menempuh perjalanan selama 40 hari sampailah Nabi Ilyas as di Jabal Musa di Semenanjung Sinai – Mesir untuk bersembunyi. Nabi Ilyas as bersembunyi di Jabal Musa yang dingin di malam hari di tempat yang terpencil dan sangat jauh dari jangkauan kejahatan Ratu Izebel dan Raja Ahab. Sehingga Nabi Ilyas as selamat dari percobaan pembunuhan yang ke-2 oleh Ratu Izebel yang najis itu dan Ratu Izebel juga telah membunuh kaum muslimin. Tempat persembunyian Nabi Ilyas as di puncak Jabal Musa itu terdapat gua, di mana dahulu Nabi Musa as datang pada waktu yang telah Allah tentukan untuk bermunajat dan Allah telah berfirman langsung kepada Nabi Musa as, di sana juga tempat Nabi Musa as menulis Kitab suci Taurat. Dan di tempat persembunyian itu, Nabi Ilyas as hanya makan rumput-rumputan, mengenakan pakaian berbahan kulit domba, betapa banyak hari beliau as tidak minum dan sering hawa dingin menerpa yang membuat beliau as menderita, betapa sedikitnya tetes air hujan yang membasahi kerongkongannya karena di Sinai jarang turun hujan, dan semua itu berlangsung sekitar 7 tahun lamanya. Ketika Nabi Ilyas as masih bersembunyi di Jabal Musa, Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri melakukan kezhaliman dengan membunuh dan merampas perkebunan anggur milik Nabot. Setelah Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri membunuh Nabot, anak-anaknya dan merampas perkebunan anggur milik Nabot yang terletak di samping istana Raja Ahab bin Omri di Yizreel. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari tempat persembunyian beliau as di Jabal Musa, untuk menemui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan firman-Nya bahwa Allah akan menimpakan azab kepada Raja Ahab bin Omri dan keluarganya sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya dan dosa-dosa keluarganya yang melampaui batas itu.

Mendengar peringatan Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as itu membuat Raja Ahab bin Omri menjadi sangat sedih lalu ia memohon ampun kepada Allah dan menyesali perbuatan dosa-dosanya. Pertobatan Raja Ahab bin Omri itu meredakan murka-Nya sehingga Allah menangguhkan azab-Nya untuk memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yaitu bukan pada zamannya tetapi pada zaman putranya. Dan karena beberapa tahun sebelumnya, Ratu Izebel binti Etbaal telah membunuh sekitar 10 ribu orang nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin. Maka untuk membalaskan darah mereka, Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as sewaktu beliau as masih bersembunyi di Jabal Musa untuk menobatkan panglimanya Raja Yoram bin Ahab yang bernama Yehu bin Yosafat bin Nimsi untuk menggantikan Raja Yoram bin Ahab dan memerintahkan Panglima Yehu cucu Nimsi itu untuk membunuh seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri. Perintah dari Allah untuk memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya itu belum terlaksana sampai Nabi Ilyas as diangkat oleh Allah ke Langit sama dengan yang terjadi pada Nabi Idris as dan Nabi Isa as. Allah Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Sabar dan Maha Penerima Tobat. Walaupun Raja Ahab bin Omri telah tiada, ia tewas akibat dipanah oleh prajurit Raja Aram-Damaskus (Raja Ammon) Ben-Hadad/Hadadezer/Adad-Idri II yang sembarangan memanah dan mengenai di antara sambungan baju zirahnya dalam pertempuran melawan Raja Ben-Hadad II dan bala tentaranya di Ramot-Gilead pada tahun 853 SM dan pertempuran itu terjadi sekitar 3 tahun setelah Raja Ahab bin Omri membunuh Nabot dan anak-anaknya. Raja Ahab bin Omri terluka kemudian menyuruh kusir kereta perangnya untuk memutar arah keluar dari medan pertempuran tetapi tidak bisa keluar karena pada hari itu pertempuran bertambah seru. Dan Raja Ahab bin Omri tetap ditopang berdiri di dalam kereta perangnya berhadapan dengan bala tentara Raja Ben-Hadad II hingga Raja Ahab bin Omri tewas pada waktu petang hari akibat darahnya keluar terus-menerus dari lukanya yang mengalir ke dalam palung kereta perangnya, yang mengakibatkan Raja Ahab bin Omri kehabisan darah dan akhirnya nyawanya tidak tertolong lagi.

 

Pada waktu Matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara yang memerintahkan pulang ke kota dan negeri masing-masing karena Raja Ahab bin Omri telah tewas, maka pulanglah mereka dengan membawa jenazah Raja Ahab bin Omri kembali ke Samaria untuk dikebumikan. Ketika kereta itu hendak dicuci untuk menghilangkan darah Raja Ahab bin Omri di tepi telaga di Samaria, kawanan anjing datang menjilati darah Raja Ahab bin Omri di tempat yang sama di mana darah Nabot juga dijilati oleh kawanan anjing. Semua yang menimpa Raja Ahab bin Omri sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepada Raja Ahab bin Omri dengan perantaraan Nabi Ilyas as dan Nabi Mikha (Micaiah) as bin Yimla. Lalu Raja Ahab bin Omri digantikan oleh putranya Raja Ahazia bin Ahab menjadi raja ke-9 pada tahun 853 SM, Raja Ahazia bin Ahab penyembah Baal sama dengan orangtuanya Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel binti Etbaal, Raja Ahazia bin Ahab juga menyembah patung anak lembu jantan emas sama dengan Raja Yerobeam I bin Nebat. Pada suatu hari Raja Ahazia bin Ahab sakit akibat jatuh dari kisi-kisi kamar atas istananya di Samaria, kemudian dikirimnyalah utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Dewa Baal-Zebub tuhan di Kota Ekron (Tel Miqne modern, 35 km sebelah barat Kota Yerusalem), apakah sakit yang diderita Raja Ahazia bin Ahab akan sembuh? Allah berfirman melalui malaikat-Nya kepada Nabi Ilyas as: “Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan Raja Samaria dan katakan kepada mereka: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel, sehingga kalian ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, tuhan di Ekron? Oleh sebab itu Allah berfirman: “Kamu (Ahazia bin Ahab) tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Setelah itu Nabi Ilyas as pergi menemui utusan-utusan Raja Ahazia bin Ahab untuk menyampaikan firman Allah, kemudian utusan-utusan itu membatalkan pergi ke Kota Ekron dan kembali kepada raja untuk melapor.

Raja Ahazia bertanya: “Mengapa kalian kembali?”

Jawab para utusan: “Ada seorang datang menemui kami dan berkata: “Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruhmu dan katakanlah kepadanya, Allah berfirman: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel, sehingga kamu menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub tuhan (yang disembah penduduk) di Ekron? Sebab itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.”

Raja Ahazia bertanya: “Bagaimanan rupa orang yang telah datang menemui kalian itu dan yang mengatakan perkataan ini kepada kalian?”

Jawab para utusan: “Seseorang yang memakai pakaian bulu dan ikat pinggang kulit terikat di pinggangnya.”

Raja Ahazia berkata: “Itu Ilyas, orang Tisbe!” Setelah mengetahui orang tersebut adalah Nabi Ilyas as, Raja Ahazia bin Ahab menyuruh seorang perwira dan 50 orang anak buahnya menemui Nabi Ilyas as, perwira itu naik menjumpai Nabi Ilyas as yang sedang duduk di atas puncak bukit.

Perwira 1 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah, turunlah!”

Nabi Ilyas as berkata: “Jika benar aku nabi Allah, biarlah turun api dari Langit memakan habis kamu dengan ke-50 anak buahmu.” Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50 anak buahnya, sebagai azab dari Allah disebabkan mereka durhaka, tidak menghormati, tidak memuliakan dan tidak mengagungkan Nabi Ilyas as sesuai kedudukannya sebagai nabi Allah, karena mereka berbicara kepada Nabi Ilyas as dengan suara keras (meninggikan suara) dan kasar. Allah melarang orang-orang meninggikan suara mereka melebihi suara nabi Allah jika mereka bercakap-cakap di hadapan nabi-Nya dan Allah melarang orang-orang berkata kepada nabi Allah dengan meninggikan (mengeraskan) suara mereka, jika mereka melakukan itu, maka Allah menghapus amalan pahala mereka, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Bagi orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, maka Allah akan memberi ampunan dan pahala yang besar kepada mereka, Al-Hujurat ayat 2-3. Kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh perwira yang lain yaitu perwira ke-2 dan 50 orang anak buahnya untuk menemui Nabi Ilyas as.

Perwira 2 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah: “Segeralah turun!” Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50 anak buahnya, kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh lagi perwira yang ke-3 dan 50 orang anak buahnya. Kemudian naiklah perwira yang ke-3 itu dan setelah sampai, berlututlah ia di depan Nabi Ilyas as dan meminta belas kasihan kepada Nabi Ilyas as.

Perwira 3 berkata: “Ya nabi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa ke-50 umatmu ini berharga di matamu. Bukankah api telah turun dari Langit memakan habis kedua perwira dengan ke-50 anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu.” Maka turunlah malaikat Allah menyampaikan firman-Nya: ”Turunlah bersamanya, janganlah takut kepadanya!” Lalu bangkit berdirilah Nabi Ilyas as dan turun dari atas puncak bukit bersama perwira ke-3 itu menghadap Raja Ahazia bin Ahab.

Nabi Ilyas as berkata: “Allah berfirman: “Karena kamu (Ahazia bin Ahab) telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub tuhan di Ekron, seakan-akan tidak ada Tuhan Allah di Israel untuk dimohonkan petunjuk-Nya, maka dari itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Maka meninggallah Raja Ahazia bin Ahab sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepadanya melalui Nabi Ilyas as.      

Setelah Raja Ahazia bin Ahab meninggal tanpa memiliki putra yang menjadi pewarisnya, maka ia digantikan oleh saudaranya Raja Yoram (Yehoram) bin Ahab menjadi raja ke-10 takhta Samaria pada tahun 852 SM. Beberapa waktu kemudian, Nabi Ilyas as dinaikkan oleh Allah ke Langit yang disaksikan oleh Nabi Ilyasa (Elisa) as bin Safat yaitu murid Nabi Ilyas as. Karena Allah telah mengangkat Nabi Ilyas as ke Langit, maka Allah mengutus Nabi Ilyasa as untuk menggantikan Nabi Ilyas as dalam membimbing Bani Israil di Kerajaan Israel Utara.supaya beriman dan bertakwa hanya kepada Allah saja. Sementara itu, penguasa Kerajaan Israel Utara yaitu Raja Yoram bin Ahab bukan menyembah Baal dan Asyera seperti orangtuanya, tetapi ia juga bukan orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah karena Raja Yoram bin Ahab adalah penyembah patung anak lembu jantan emas buatan Raja Yerobeam I bin Nebat. Allah adalah Tuhan Yang Maha Penyantun, Maha Pengampun dan rahmat Allah mendahului murka-Nya, maka Allah masih belum juga menurunkan azab-Nya untuk memusnahkan keluarga Raja Ahab bin Omri, Allah masih memberi tangguh dengan menunggu bertobatnya keluarga Raja Ahab bin Omri. Setelah ditunggu selama lebih dari 10 tahun, keluarga Raja Ahab bin Omri tidak ada yang mau beriman dan bertobat kepada Allah, maka setelah Raja Yoram bin Ahab berkuasa sekitar 11 tahun, barulah Allah memerintahkan Nabi Ilyasa as. Kemudian Nabi Ilyasa as memanggil salah seorang murid beliau as dari sekelompok nabi dan menyuruh nabi muda tersebut pergi ke Ramot-Gilead untuk menobatkan Panglima Yehu bin *Yosafat bin Nimsi menjadi raja ke-11 takhta Samaria di Kerajaan Israel Utara dengan menuangkan buli-buli berisi minyak wangi ke atas kepala panglima Yehu pada tahun 841 SM. Karena melalui tangan Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi, Allah memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri di Israel Utara sebagai azab dari Allah atas perbuatan Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri yang telah membunuh nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin. Setelah Raja Yehu cucu Nimsi dinobatkan menjadi raja, ia segera menjalankan perintah Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as. Raja Yehu cucu Nimsi segera pergi ke *istana berbenteng di Yizreel (Jezreel) untuk memulai pemusnahan keluarga Raja Ahab bin Omri. Karena di istana itu, Raja Yoram bin Ahab sedang beristirahat untuk mengobati luka-lukanya yang parah akibat kalah di medan perang Ramot-Gilead melawan Raja Aram-Damaskus Hazael pada tahun 841 SM dan di istana itu ada juga Raja Yehuda Ahazia bin Yoram cucu Raja Ahab bin Omri dari putrinya Ratu Atalya binti Ahab, yang ketika itu Raja Ahazia bin Yoram datang ke Yizreel untuk menjenguk pamannya yang sedang sakit. Raja Yehu cucu Nimsi berhasil membunuh Raja Yoram bin Ahab dengan memanahnya lalu menyuruh Bidkar perwiranya supaya mengangkat dan melemparkan jenazah Raja Yoram bin Ahab ke kebun Nabot untuk menggenapi firman Allah. Ketika Raja Ahazia bin Yoram melihat itu, ia melarikan diri ke arah Bet-Hagan (Jenin modern), kemudian Raja Yehu cucu Nimsi mengejar Raja Ahazia bin Yoram dan berhasil memanahnya di atas keretanya yang ia kendarai di pendakian (tanjakan) ke Gur di dekat Yiblem (Bir-el-Belameh modern 3,2 km selatan Jenin), tetapi Raja Ahazia bin Yoram berhasil melarikan diri dan tertangkap ketika bersembunyi di Samaria. Lalu dibawa ke hadapan Raja Yehu cucu Nimsi, ketika Raja Ahazia bin Yoram hendak dibunuh, rupanya ia berhasil melarikan diri lagi ke Megido (di dekat Megiddo modern) dan tewas di sana akibat luka-lukanya, para pegawainya membawa jenazah Raja Ahazia bin Yoram ke Kota Yerusalem dan menguburkannya di Kota Daud – Yerusalem Barat.

*Ada 2 orang yang bernama Yosafat yaitu, Raja Yosafat bin Asa raja ke-4 dari Kerajaan Yehuda kakek dari Raja Ahazia bin Yoram dengan Yosafat bin Nimsi rakyat Israel biasa dan ayah dari Panglima Yehu, sehingga setelah menjadi Raja Israel Utara, sering disebut Raja Yehu cucu Nimsi, nama ayahnya Yosafat tidak disebut supaya tidak disangka putra dari Raja Yehuda yaitu Raja Yosafat bin Asa bin Abia bin Rehabeam bin Sulaiman as bin Daud as.

*Istana raja yang megah dan markas besar militer tentara kavaleri Kerajaan Israel Utara juga tempat menyimpan serta pelatihan pasukan kereta kuda dan pasukan berkuda yang dikelilingi tembok casemate (benteng berkubu) dan terdapat 4 menara. Benteng yang dibangun dengan bahan kombinasi batu-batu ashlar yang terpotong rapi, batu-batu besar (boulder) dan batu-batu kecil dengan lapisan atas batu bata. Benteng tersebut mengelilingi daerah seluas hampir 45 ribu meter persegi dengan panjang 260 meter dan lebar 140 meter yang diperkuat dengan turunan terjal dan sungai sedalam 6,1 meter di bagian utara dengan timbunan di ke-3 sisi lainnya yang merupakan milik Raja Omri, Raja Ahab bin Omri, Raja Yoram bin Ahab dan Ratu Izebel di Yizreel. Bekas istana dan markas besar ini lokasinya strategis dengan sumber air yang cukup dari mata air En Jezreel di timur laut benteng dan padang rumput yang bagus untuk ternak di Lembah Jezreel yang subur dan luas. Peninggalan arkeologis tersebut terletak di Tel Jezreel/Zerin/Zir’in di Lembah Jezreel Timur di selatan Danau Galilea perbatasan utara Tepi Barat – Israel Utara.

Kemudian Raja Yehu cucu Nimsi pergi untuk membunuh Ratu Izebel di istananya di Yizreel, ketika Raja Yehu sampai di gerbang istana, ia memerintahkan pelayan-pelayan Ratu Izebel untuk melemparkan ratu kafir, fasik dan zhalim itu ke bawah lewat jendela lantai atas istana Raja Ahab bin Omri di Yizreel. Ratu Izebel jatuh ke tanah di tembok luar istananya dan tewas, lalu digilas kereta kuda sehingga darahnya memercik ke dinding dan ke kuda-kuda milik Raja Yehu kemudian kuda-kuda itu menginjak-injak tubuhnya. Setelah itu, jenazah Ratu Izebel dimakan kawanan anjing. Ketika orang-orang Israel hendak menguburkan jenazah Ratu Izebel, mereka tidak menjumpai jenazahnya, tinggal tulang tengkorak, tulang kedua kaki dan tulang telapak tangannya saja. Tragisnya akhir hidup Ratu Izebel binti Etbaal adalah azab dari Allah karena ia durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengabaikan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan kepadanya melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Kemudian Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi mengirim surat kepada orang-orang besar di Samaria yang mendidik putra-putra raja dan tinggal bersama mereka dan memerintahkan orang-orang besar di Samaria itu untuk membunuh putra-putra raja yang diasuh oleh mereka. Setelah menerima surat dari Raja Yehu cucu Nimsi, kemudian orang-orang besar di kota itu mengambil putra-putra raja yang jumlahnya 70 orang lalu menyembelih mereka dan menaruh kepala-kepala mereka di dalam keranjang terus mengirimkan semua kepala putra raja itu kepada Raja Yehu cucu Nimsi di Yizreel. Setelah orang yang disuruh membawa kepala putra-putra Raja Ahab bin Omri sampai di Yizreel kemudian ia memberitahukan kepada Raja Yehu cucu Nimsi, lalu Raja Yehu memerintahkan menyusun kepala putra-putra raja itu menjadi 2 timbunan di depan pintu gerbang. Semua bencana yang menimpa keluarga Raja Ahab bin Omri adalah azab dari Allah yang pasti dipenuhi-Nya sebagai ketetapan dari Allah yang difirmankan oleh Allah melalui utusan-Nya Nabi Ilyas as sebagai balasan atas dosa-dosa Raja Ahab bin Omri dan dosa-dosa keluarganya. Kemudian Raja Yehu cucu Nimsi membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri di Yizreel, pejabat-pejabatnya, orang-orang kepercayaannya dan imam-imamnya. Setelah itu Raja Yehu cucu Omri pergi ke Samaria melanjutkan tugasnya, ia berhasil membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri dari keturunan Raja Omri di Samaria. Raja Yehu juga membunuh pejabat-pejabat Yehuda dan anak-anak saudara-saudara Raja Ahazia bin Yoram yang melayaninya yang sedang berkunjung ke Samaria yang berjumlah 42 orang dengan menyembelih mereka di dekat perigi Bet-Eked. Selanjutnya Raja Yehu cucu Nimsi, bentara-bentara dan perwira-perwira berhasil pula membunuh orang-orang Israel penyembah Baal di seluruh Kerajaan Israel Utara yang dikumpulkan di gedung Kuil Baal pusat di Kota Samaria dengan tipu daya lalu mayat mereka dibuang. Setelah itu masuklah Raja Yehu cucu Nimsi dan orang-orangnya ke gedung Kuil Baal, mereka mengeluarkan tiang berhala Kuil Baal lalu dibakar, merobohkan tugu berhala Baal dan merobohkan Kuil Baal kemudian menaruh jamban (toilet) di reruntuhannya sebagai bentuk ‘penistaan’ resmi dan pertanda bahwa peribadatan di Kuil Baal telah ditutup (dihapuskan). Demikianlah Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi memusnahkan penyembahan Baal di Kerajaan Israel Utara, Raja Yehu cucu Nimsi bukan menyembah para Baal dan para Asyera, tetapi Raja Yehu bukan orang yang bertakwa kepada Allah dan ia juga bukan orang yang mentauhidkan Allah karena Raja Yehu cucu Nimsi itu adalah penyembah patung-patung anak lembu jantan emas tuangan (cetakan) yang dibuat oleh Raja Yerobeam I bin Nebat kemudian ditempatkannya di dua kota kuno Betel (Baytin - Palestina modern) yaitu kota yang paling selatan dan Dan (Tel Dan - Israel Utara modern) kota yang paling utara di wilayah kekuasaannya yaitu Kerajaan Israel Utara.

* Kabut embun (tal = bhs. Ibrani) tebal banyak sekali turun (melimpah) pada musim panas yang panas, kering dan panjang yang sangat penting untuk pertanian dan perkebunan di Israel. Karena embun yang turun melimpah pada malam hari akan menambah persediaan air yang tersimpan di dalam tanah yang berasal dari air hujan pada musim dingin sebelumnya. Tambahan air dari turunnya embun tebal itu memungkinkan budidaya buah-buahan dan sayur-sayuran, embun membuat buah-buah anggur tumbuh besar selama kekeringan pada musim panas, buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung air itu menjadi sumber tambahan air bagi manusia dan binatang. Musim hujan di Israel dimulai pertengahan musim gugur pada bulan Oktober dan berakhir sampai pertengahan bulan April, puncak musim hujan pada bulan Desember-Februari. Sedangkan bulan Mei sampai awal bulan September di Israel adalah musim panas, cuacanya panas dan kering karena kelembaban yang rendah, hujan jarang turun dan bahkan tidak turun hujan sama sekali selama 5 bulan hal itu mengakibatkan sungai mengering. Sehingga petani-petani Israel zaman dahulu hanya mengandalkan embun yang turun banyak sekali di pagi dan malam hari pada waktu musim panas, embun di Israel turun sekitar 250 malam dalam setahun yang sangat diperlukan terutama bagi jenis tumbuh-tumbuhan yang sepenuhnya hanya bergantung pada embun. Embun sangat penting untuk pertanian dan perkebunan pada waktu musim panas di Israel terutama pada zaman dahulu, karena saat itu belum ada teknologi penyulingan (desalinasi) air laut menjadi air tawar dan pengolahan (daur ulang) air tawar limbah rumah tangga menjadi air bersih yang bisa dipakai untuk pengairan seperti di zaman modern. Di musim panas, tumbuh-tumbuhan yang layu akibat cuaca panas yang sangat panas dan kering di siang hari itu, akan lebih cepat pulih kesegarannya jika ada embun yang turun pada daun-daunnya di pagi dan malam hari daripada jika tumbuh-tumbuhan dan tanah tersebut disirami dengan air. Tumbuh-tumbuhan itu menyerap begitu banyak embun sehingga dapat berfungsi dengan normal pada hari berikutnya tanpa harus disiram air lagi tanahnya dan jumlah air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari embun, kadang-kadang beratnya sama dengan berat seluruh tumbuhan itu sendiri, kemudian airnya dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan tersebut melalui akar-akarnya terus dimasukkan ke dalam tanah untuk disimpan. Di Israel wilayahnya sebagian besar adalah gurun pasir dan sumber daya airnya rendah (minim), khususnya di Gurun Negeb dan dataran tinggi di Gilead yaitu Israel bagian selatan dan timur. Karena curah hujan di daerah-daerah tersebut sangat sedikit sehingga tidak bisa mengandalkan air hujan untuk menyirami tanaman pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, embun malam pada musim panas sangat berperan (penting) bagi pertanian dan perkebunan untuk menghasilkan panenan yang melimpah terutama di daerah-daerah gurun pasir di Israel yang minim air itu. Di mana di tempat-tempat tersebut sebenarnya apabila tidak ada embun yang turun pada musim panas yang panas, kering dan panjang, akan mengalami kekeringan dan bisa menyebabkan terjadinya bencana kelaparan. Di beberapa daerah di Israel, embun yang turun melimpah di pagi dan malam hari membuat tumbuh-tumbuhan mendapat air yang lebih dari cukup untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan di siang harinya yang sangat menyegarkan tanah dan tumbuh-tumbuhan. Pertanian bagi kehidupan bangsa Israel sedemikian vital (sangat penting) terutama zaman dahulu ketika sering terjadi permusuhan antar kerajaan dan bangsa-bangsa asing penyembah berhala itu berada di sekitar negeri mereka, karena itu ada hukum-hukum di dalam Kitab Taurat yang mengaturnya. Kehidupan pertanian seperti itu juga melindungi bangsa Israel secara rohani, karena membuat mereka menjadi sangat mandiri sehingga tidak memerlukan bangsa-bangsa asing untuk memenuhi kebutuhan bangsa Israel sendiri dan meminimalkan hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing di sekitar mereka. Karena zaman dahulu bangsa Israel diperintah untuk memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing, supaya bangsa Israel terhindar dari pengaruh kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi bangsa-bangsa asing itu yang kafir, fasik dan zhalim yang masih melakukan segala kekejian.

*Banyak atau sedikitnya penguapan air laut, danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya tergantung dengan seberapa besar energi panas sinar Matahari yang memancar di tempat-tempat sumber air tersebut. Semakin besar energi panas sinar Matahari yang memancar, maka penguapannya akan semakin banyak sehingga dapat menghasilkan kabut embun tebal yang sangat banyak dan dapat menggantikan air hujan untuk menyirami tumbuh-tumbuhan seperti di Israel yang minim sumber daya air itu. Dan juga karena di Israel, ketika musim panas suhu udaranya panas, kering dan lama, di mana di musim panas itu jarang turun hujan bahkan tidak turun hujan sama sekali selama 5 bulan setiap tahunnya. Embun di Israel kebanyakan dihasilkan dari Laut Tengah (Mediterania) yang air lautnya *menguap (evaporasi) berubah menjadi uap air akibat energi panas sinar Matahari di musim panas dan naik ke atas lapisan Atmosfer Bumi kemudian bergerak ke darat karena adanya arus angin dan perbedaan tekanan udara. Ketika di darat, pada malam hari suhu udara dingin dan tidak ada angin yang bertiup di mana udara dingin sarat dengan uap-uap air, maka uap-uap air tersebut akan lebih mudah menempel pada apa saja yang ada di permukaan Bumi. Hal itu membuat uap-uap air yang telah menempel pada apa saja itu menjadi jenuh dan berubah menjadi embun. Dan dihasilkan dari salju yang menutupi *Gunung Hermon yang berubah menjadi uap-uap air, kemudian uap-uap air malam itu naik ke atas lapisan Atmosfer Bumi, juga karena ketinggian puncaknya, maka angin yang bertiup sangat kencang pada malam hari turun dari Gunung Hermon di utara dapat mengalir ke tempat yang sangat jauh dan jaraknya berkilo-kilo meter dengan membawa udara dingin yang mengandung uap air yang melimpah ke selatan sehingga dapat terkondensasi di atas *pegunungan-pegunungan tengah Israel.

*Pegunungan Naftali (Galilea), Efreim (Samaria) di Israel Utara dan Yudea (Yehuda) di Israel selatan dengan gunung-gunungnya yang terkenal yaitu Gunung Tabor, Samaria, Gerizim, Ebal, Moria, Sion, Zaitun dan Hebron.

*Gunung Hermon (Jabbal At-Thalj) terletak di Pegunungan Anti-Lebanon yang masuk Dataran Tinggi Golan di perbatasan Negara Israel, Lebanon dan Suriah, puncak Gumung Hermon yang berada di wilayah Israel tingginya 2.236 mdpl dan yang berada di wilayah perbatasan Suriah dan Lebanon tingginya 2.814 mdpl. Gunung Hermon merupakan gunung tertinggi di Levant (Syam) dan karena ketinggiannya itu, Gunung Hermon menangkap sejumlah besar curah hujan di daerah yang tergolong sangat kering di dunia dan membuat suhu di puncaknya menjadi sangat rendah di bawah 0 derajat Celcius yang menyebabkan uap air di udara berubah menjadi salju yang sangat banyak sehingga ke-3 puncak Gunung Hermon tertutup salju. Salju yang terdapat di puncak Gunung Hermon menyebabkan terjadinya kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang menyegarkan tumbuh-tumbuhan. Dan pada pertengahan musim panas, salju di puncak Gunung Hermon mencair terus meresap ke dalam saluran dan lubang-lubang di bebatuan kemudian muncul menjadi mata air di kaki gunung dan membentuk sungai-sungai yang semuanya mengalir dan menyatu menjadi sumber air utama bagi Sungai Yordan. Mengapa di puncak gunung terdapat salju? Setiap ketinggian bertambah 100 meter, suhu udara turun sebesar 0,5-0,64 derajat Celcius, hal itu menyebabkan suhu udara di puncak gunung yang tinggi menjadi dingin dan semakin tinggi gunung maka suhu udara semakin menurun, sehingga suhu udara menjadi semakin dingin sampai di bawah 0 derajat Celcius yang membuat uap air yang naik ke Atmosfer Bumi berubah menjadi salju yang banyak dan dapat menutupi puncak gunung tersebut. Ada 3 penyebab di puncak gunung terdapat salju, yaitu sebagai berikut :

1.      Karena semakin tinggi gunung Oksigennya semakin tipis dan juga tekanan udaranya semakin rendah (menurun), sehingga sangat sedikit mempunyai kemampuan menyerap radiasi gelombang pendek Matahari.

2.      Dalam Atmosfer Bumi, selalu ada massa udara yang naik ke atas, sedangkan semakin tinggi suatu tempat, maka Atmosfernya semakin menipis. Ketika udara memasuki daerah yang Atmosfernya semakin menipis, udara tersebut cenderung memuai (mengembang), pemuaian itu menyebabkan udara harus mengerahkan energi yang dipunyainya untuk menghalau udara lain yang telah menempati tempat itu supaya mendapat ruang untuk memuai. Akibatnya udara tersebut kehabisan energi sehingga pergerakan molekul udara itu menjadi melambat, maka suhu udara menjadi dingin dan semakin tinggi tempat, pemuaian udara akan semakin besar yang menyebabkan suhu udara semakin menurun. Tetapi sebaliknya, apabila tempat semakin menurun menuju ke permukaan Bumi, maka pergerakan molekul udara semakin gesit yang membuat suhu udara semakin panas.

3.      Setiap kenaikan ketinggian pancaran gelombang inframerah atau gelombang panas dari permukaan Bumi semakin berkurang sehingga suhu udara semakin dingin dan penurunan suhu udara ini terus berlanjut sampai mencapai ketinggian sekitar 18 km dari permukaan Bumi di lapisan bagian tengah Stratosfer. Kemudian ketinggian di atas 18 sampai sekitar 40 km, suhu udara akan semakin panas karena ada mekanisme penyerapan radiasi sinar ultraviolet dari Matahari oleh lapisan ozon.

Proses Terjadinya Embun.

1.      Embun terbentuk karena pada malam hari suhu udaranya dingin dan apabila tidak ada angin yang bertiup, maka uap-uap air di udara mudah menempel pada daun-daunan, rumput-rumputan, benda-benda dan permukaan tanah yang pada malam hari umumnya suhu udara menjadi dingin bahkan sangat dingin. Maka uap-uap air yang menempel di tempat benda-benda tersebut menjadi jenuh, sehingga uap-uap air itu berubah menjadi titik-titik air yang disebut embun.

2.      Embun terbentuk apabila uap-uap air hangat yang naik dari tanah kemudian bersentuhan dengan udara yang sejuk.

3.      Embun juga dihasilkan apabila air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan menguap ke udara, setelah semua bagian tumbuhan memperoleh jatah saripati makanan, aliran air itu terus naik kemudian dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui dedaunan. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi Oksigen dan uap air (embun). karena akar-akar tumbuh-tumbuhan itu mengambil air dari dalam tanah dengan cara menyerapnya hingga tercapai keseimbangan antara suhu di ujung daun dengan suhu di akar tumbuhan tersebut. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi oksigen dan uap air (embun). Ada beberapa jenis pohon menghasilkan banyak sekali embun yang sering kali dapat terdengar bertetesan pada malam hari dan kebanyakan embun pagi hari tampaknya dihasilkan dengan cara itu.

4.      Salju yang terdapat di puncak-puncak gunung menyebabkan terjadinya kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang menyegarkan tumbuh-tumbuhan.

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber

05 Januari, 2019

KISAH NABI DAUD AS DAN BATSYEBA SERTA PUTRA MEREKA NABI SULAIMAN AS


Batsyeba/Bath Shebha/Betsyua binti Eliam (Amiel) adalah janda Uria orang Het/Hittites/Anatolia Kuno, Uria adalah pahlawan dan perwiranya Raja Daud as. Sebelum menjadi istri Raja Daud as, Batsyeba masih menjadi istri Uria tetapi Raja Daud as jatuh cinta kepadanya dan ingin memilikinya. Lalu Nabi Daud as merebut Batsyeba dari tangan suaminya yaitu Uria dengan cara yang zhalim, Raja Daud as memerintahkan Panglima Yoab keponakan beliau as sendiri untuk menugaskan Uria berperang di barisan depan dalam pertempuran yang hebat supaya ia dipastikan tewas di medan perang. Ketika mengepung ibu kota kerajaan bangsa Amon di Kota Raba/Rabbath-Ammon/Amman (ibu kota Kerajaan Hasyimiyyah/Hashemite Yordania modern), Panglima Yoab mengetahui bahwa bangsa Amon itu musuh yang gagah perkasa dan tangguh, maka ia memerintahkan tentara-tentaranya termasuk Uria pergi berperang di barisan depan melawan bangsa Amon di Yordania Utara yang keluar dari benteng pertahanan mereka untuk menyerang dan berperang melawan Panglima Yoab dan tentara-tentaranya, maka gugurlah beberapa tentara Raja Daud as termasuk Uria, mereka tewas di tangan musuh. Setelah Uria tewas sesuai yang dikehendaki Raja Daud as, maka Raja Daud as memperistri jandanya yaitu Batsyeba binti Eliam setelah masa iddah-nya selesai, PL. Kitab 1 Tawarikh pasal 3 ayat 5. Dan dari pernikahan Nabi Daud as dengan Batsyeba binti Eliam, ia melahirkan empat (4) putra yaitu : 1. Pangeran Syamua (Simea), 2. Pangeran Sobab, 3. Pangeran Nathan (kakek moyang Maryam dan Nabi Isa as) dan 4. Raja Sulaiman/Salomo/Salomon as. Semua putra Batsyeba binti Eliam lahir di Kota Yerusalem yaitu kota yang diseramg, direbut dan dikuasai dan Raja Daud as dari tangan bangsa Yebus. Raja Daud as memerintah atas Kerajaan Israel di Hebron pada tahun 1010-1002, kemudian memerintah atas Kerajaan Israel Serikat dengan ibu kota di Yerusalem dan seluruh wilayah di Israel pada tahun 1.002-970 SM, PL. Kitab 1 Tawarikh pasal 11 ayat 1-9, pasal 14 ayat 2, PL. Kitab 1 Samuel pasal 26 ayat 1-25, pasal 27 ayat 1-7, pasal 31 ayat 1-6, Kitab 2 Samuel pasal 1 ayat 26, pasal 3 ayat 1-21, pasal 5 ayat 1-10 dan PL. Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 11.
Qur’an surat Shaad ayat 21-26 :
21.  (Dan apakah telah sampai kepadamu) Muhammad (berita) kisah (orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat dinding mihrab?) Allah mengutus 2 malaikat yang menjelma menjadi manusia yang bersengketa, mereka masuk ke dalam masjid dengan memanjat dinding mihrab menemui Nabi Daud as yang sedang beribadah.
22.  (Ketika mereka masuk) menemui (Daud lalu dia terkejut karena) kedatangan mereka lalu kedua malaikat itu menjelaskan perkara mereka (Mereka berkata : ”Janganlah engkau merasa takut) kami (adalah dua orang yang bersengketa, salah seorang dari kami berbuat zhalim kepada yang lain, maka berilah putusan antara kami dengan adil dan janganlah engkau menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus) kedua malaikat itu meminta Nabi Daud as memberi keputusan yang seadil-adilnya atas perkara mereka.
23.  (Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing betina) sebagai kata kiasan dari istri (dan aku mempunyai seekor saja.” Maka dia berkata : ”Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan”).
24.  (Daud berkata) kepada kedua malaikat itu (: ”Sesungguhnya dia telah berbuat zhalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah mereka ini”) lalu kedua malaikat itu naik ke Langit dalam keadaan berubah kembali ke wujud aslinya seraya berkata : ” Pria ini telah memutuskan perkara terhadap dirinya sendiri.” Sehingga sadarlah Nabi Daud as jika kedua malakat itu mengingatkan perbuatannya, sebenarnya persengketaan kedua malaikat yang menyamar menjadi manusia itu hanyalah sebagai perumpamaan untuk mengingatkan Nabi Daud as atas dosa-dosanya karena telah melakukan dosa zina hati (jatuh cinta pada istri Uria yang cantik jelita) lalu merebut istri orang dengan cara yang zhalim padahal beliau as telah memiliki banyak istri sedangkan Uria hanya memiliki istri 1 saja (Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya, maka dia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat) Nabi Daud as yakin bahwa Allah mengujinya dengan wanita yang cantik jelita tetapi telah menjadi istri orang. Setelah sadar, maka Nabi Daud as meminta ampun kepada Allah lalu menyungkur sujud dan bertobat. Karena Nabi Daud as telah memohon ampun dan bertobat dan Allah telah menerima tobat dan mengampuni dosa beliau as, sehingga Allah tidak mengazab Nabi Daud as dan juga tidak mengazab istri-istri dan putra-putri beliau as.
25.  (Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami) di sisi Tuhan Yang Maha Raja semesta alam, Al-Qamar ayat 55 (dan tempat kembali yang baik) masuk Surga yaitu di tempat yang benar karena di Surga tidak ada perkataan yang tidak berguna dan tidak ada pula perkataan yang berdosa di dalamnya. Allah berfirman : ”Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” Bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang bermacam-macam rasa dan warnanya, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya, itulah keberuntungan yang besar.” Dan Nabi Daud as bertemu dan melihat wajah Allah, Allah ridha terhadap Nabi Daud as disebabkan keimanan, ketakwaan dan kekuatan dalam hal beribadah Nabi Daud as sejak muda sampai akhir hidup beliau as yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga amal-amal saleh yang dikerjakan oleh Nabi Daud as dan beliau as pun ridha terhadap Allah dengan balasan pahala dari sisi-Nya di akhirat kelak. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan bertakwa yang menafkahkan hartanya baik disaat lapang maupun sempit yang dapat menahan amarahnya, yang memaafkan kesalahan manusia, yang bersabar dan mereka bertawakal hanya kepada Tuhannya yaitu Allah yang memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga, mereka Allah tempatkan di tempat-tempat yang tinggi di dalam taman-taman Surga. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal saleh (mengerjakan kebaikan) dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan, Ali-’Imran ayat 133-134, Al-Maaidah ayat 119, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut ayat 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar ayat 73-74, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Ath-Thuur ayat 17-28 dan Al-Qamar ayat 54-55. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang benar-benar beriman, mendirikan shalat dan mengerjakan amal yang saleh, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian (kedudukan) di sisi Allah dan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar yaitu masuk Surga, Al-Anfaal ayat 3-4, Al-Mu’min ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73 dan Al-Fath ayat 29. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, pasti akan Allah hapus dosa-dosa mereka dan mereka pasti akan Allah beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Allah masukkan ke dalam golongan orang yang saleh, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di kampung akhirat kelak, Ar-Ra’du ayat 29 dan Al-’Ankabuut ayat 7, 9. Ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Nabi Daud as bukan orang yang kejam (zhalim) dan beliau as juga tidak melanggar perintah-perintah Allah seperti yang ditulis dalam Kitab 1 Samuel pasal 27 ayat 9-12, 2 Samuel pasal 8 ayat 2, 4, 14 dan 16 ayat 5-13 ayat-ayat tersebut bertentangan dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 1-4, 15 ayat 5 dan 2 Samuel pasal 8 ayat 15.
26.  (Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan engkau khalifah) raja (di muka Bumi) di Kerajaan Israel Serikat  (maka berilah putusan perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia) hawa nafsu itu (akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan).

Nabi Daud as adalah seorang yang mempunyai kekuatan dalam hal beribadah, dalam setahun Nabi Daud as puasa sehari berbuka sehari yang dikenal dengan ’Puasa Daud’, tidur hanya 1/3 malam dan 2/3 malamnya digunakan untuk beribadah kepada Allah dengan Lillahi Ta’aalaa. Nabi Daud as amat taat kepada Allah, yaitu bertakwa dan selalu mengerjakan amal-amal saleh dari muda sampai akhir hidup beliau as yang menjadi keridhaan Allah Swt. Allah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama Nabi Daud as di waktu petang dan pagi hari. Allah menundukkan pula burung-burung dalam keadaan berkumpul untuk bertasbih bersama Nabi Daud as. Masing-masing dari gunung-gunung dan burung-burung itu amat taat kepada perintah Allah tersebut. Dan Allah kuatkan kerajaan Nabi Daud as sehingga menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya, luas wilayahnya dan Allah berikan hikmah, ilmu  dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan di antara rakyat dan umat Nabi Daud as. Allah telah melunakkan besi untuk Nabi Daud as sehingga besi tersebut di tangan beliau as lunak bagaikan adonan roti. Dan Allah telah  mengajarkan kepada Nabi Daud as membuat baju besi guna menjaga beliau as dan tentara beliau as dalam peperangan dan Allah memerintahkan membuat baju besi yang besar-besar dan diukur anyamannya sesuai dengan ukuran pemakainya dan Allah juga memerintahkan Nabi Daud as dan keluarga beliau as mengerjakanlah amalan yang saleh, Al-Anbiyaa’ ayat 79-80, An-Naml ayat 15, Sabaa’ ayat 10-11 dan Shaad ayat 17-20. Nabi Daud as itu adalah seorang hamba yang amat taat kepada Allah, jadi sangat tidak benar apa yang ditulis oleh orang-orang Israel tentang kisah Nabi Daud as dikatakan oleh mereka bahwa beliau as suka berzina dengan mengambil banyak gundik termasuk dikatakan berzina dengan Batsyeba ketika masih menjadi istri Uria sampai melahirkan anak haram, Kitab 2 Samuel pasal 5 ayat 13, pasal 11 ayat 4-5 dan membuat Uria mabuk, Kitab 2 Samuel pasal 11 ayat 13 semua itu adalah fitnahan orang-orang Israel yang tidak takut kepada Allah yang membuat-buat dusta terhadap Allah dengan mengatakan : ”Ini dari Allah.” Padahal bukan dari Allah, dan juga Allah tidak mengutus Nabi Nathan as tetapi mengutus 2 malaikat untuk mengingatkan perbuatan Nabi Daud as terhadap Uria dengan merebut istrinya secara zhalim, maka Allah membantah fitnahan-fitnahan Bani Israil tersebut terhadap beliau as dengan menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya dan meralat keterangan-keterangan yang tidak benar dan ayat-ayat sesat yang dibuat oleh para tokoh (pemuka) agama dan rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tertulis dalam Kitab 2 Samuel pasal 11 ayat 1-27 dan pasal 12 ayat 1-23, yaitu di dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat 17-25 supaya Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah (kejadian) yang sebenarnya.

Dan Allah karunia Nabi Daud as, putra yang saleh yang diberi nama Sulaiman dilahirkan di Kota Yerusalem, sang ibu bernama Batsyeba binti Eliam, Nabi Sulaiman as adalah sebaik-baik hamba Allah dan benar-benar sangat taat kepada Allah sepanjang hidup beliau as. Allah memberi karunia kepada Nabi Sulaiman as hikmah, ilmu, kebijaksanaan dalam memutuskan perkara hukum di antara rakyat dan umat beliau as dan Allah perintahkan angin untuk membawa ke mana saja yang Nabi Sulaiman as kehendaki dan masih banyak karunia Allah yang diberikan kepada beliau as yang tidak Allah karuniakan kepada makhluk-makhluk Allah yang lainnya di dunia ini selain kepada Nabi Sulaiman as. Penyebab Kerajaan Israel Serikat pecah menjadi 2 kerajaan yaitu menjadi Kerajaan Israel Utara di Israel Utara dengan ibu kota Samaria dan Kerajaan Selatan (Yehuda) di Israel Selatan dengan ibu kota Yerusalem yang ditulis dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-41 dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 2-19 dengan Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 13-17 dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 22-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 1-4 penjelasan (keterangan) antara ayat-ayat dan pasal-pasal yang satu dengan keterangan yang lainnya saling bertentangan karena ditulis oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka dengan membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab yang bercahaya atau tanpa kitab wahyu dari Allah yang menjadi pegangan untuk menjelaskan segala sesuatu, Al-An’aam ayat 144 dan Al-Hajj ayat 8. Bani Israil memfitnah Nabi Sulaiman as dan Raja Rehabeam yang ditulis dalam Kitab Taurat Yahudi yang tersebut di atas tentang penyebab 10 suku Israel memisahkan diri dari Kerajaan Israel Serikat dan mendirikan Kerajaan Israel Utara yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nabat (Nebat). Padahal penyebab yang sebenarnya adalah, ketika Nabi Sulaiman as masih menjadi raja mereka, orang-orang Israel yang kafir itu menyembunyikan kekafiran mereka karena takut kepada beliau as, tetapi setelah Nabi Sulaiman as wafat, mereka berani memberontak kepada putra beliau as yaitu Raja Rehabeam bin Sulaiman as yang mewarisi menjadi raja Kerajaan Israel Serikat pada usia 41 tahun tetapi kekuasaannya tidak sekuat Nabi Sulaiman as. Orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu memberontak dan memisahkan diri dari kerajaan yang dipimpin oleh Raja Rehabeam karena mereka tidak mau beriman dan bertakwa kepada Allah, mereka tidak mau menjalankan perintah-perintah Allah. Dengan dipimpin Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim (Yusuf), akhirnya orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu memisahkan diri lalu mendirikan negara pecahan yang dikenal dengan nama Kerajaan Israel Utara di Israel Utara dan menobatkan Yerobeam bin Nebat menjadi raja pertama mereka pada tahun 931 SM, Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 20. Maka Raja Rehabeam bin Sulaiman as hanya berkuasa atas Kerajaan Israel Serikat selama beberapa bulan saja, kemudian nama kerajaannya diganti menjadi Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan Raja Rehabeam menjadi raja pertamanya. Kemudian di Israel Utara, Raja Yerobeam I membuat 2 buah patung anak lembu (sapi) emas yang ditempatkan di Kota Betel dan Kota Dan untuk disembah ia dan rakyatnya supaya rakyatnya tidak datang ke Kota Yerusalem setiap tahun untuk mempersembahkan korban sembelihan di Masjidil Aqsha, karena Raja Yerobeam I khawatir rakyatnya akan menjadikan Raja Rehabeam sebagai raja mereka kembali, kemudian rakyatnya akan membunuhnya. Raja Yerobeam I juga membangun kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, mengangkat imam-imam bukan dari suku Lavi dan menugaskan mereka di kuil-kuil tersebut, menentukan sendiri hari raya agamanya. Raja Yerobeam I sesat dan menyesatkan rakyatnya sehingga bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah patung anak lembu emas sama dengan yang pernah dilakukan oleh sebagian umat Nabi Musa as dahulu, di mana sekitar 120 ribu orang Israel yang juga menyembah patung anak lembu emas buatan Samiri Dajjal Laknatullah telah dihukum mati sebagai pertobatan karena melakukan dosa musyrik pada abad ke-12 SM di Sinai – Mesir sebelum bangsa Israel memasuki tanah suci, Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 25-33.

Dan tentang kisah Ratu Balqis (Bilqis) dari Negeri Saba yang ditulis dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 10 ayat 1-10 dan disalin dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 9 ayat 1-12 penjelasan di ayat-ayat tersebut tidak benar, maka Allah meralatnya dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 15-44 supaya Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah atau kejadian yang sebenarnya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 78-79 dan 81-82 :
78.  (Dan) ingatlah kisah (Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan putusan) dalam perkara hukum (mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan putusan yang diberikan oleh mereka itu).
79.  (Maka Kami telah memberikan pengertian) pemahaman (kepada Sulaiman) dalam memutuskan perkara hukum secara adil dan tepat. Salah satu kasusnya adalah, menurut riwayat Ibnu Abbas ra bahwa sekelompok kambing telah merusak tanaman diwaktu malam. Maka yang empunya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Daud as, lalu beliau as memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. Tetapi Nabi Sulaiman as memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada yang empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. Dan yang empunya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru, apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, maka yang empunya kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. Putusan hukum Nabi Sulaiman as ini adalah putusan yang tepat karena berdasarkan petunjuk wahyu dari Allah (dan kepada masing-masing mereka) yaitu Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as (telah Kami berikan hikmah dan ilmu...).
81.  (Dan) telah Kami tundukkan (untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya) yaitu Negeri Syam (Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu).
82.  (Dan) Kami telah tundukkan pula untuk Nabi Sulaiman as (segolongan setan-setan yang menyelam) ke dalam laut, sungai dan sumber air lainnya (untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain daripada itu dan adalah Kami memelihara) menjaga (mereka itu) supaya tetap taat kepada perintah Nabi Sulaiman as dan supaya mereka jangan merusak lagi pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai mereka kerjakan. Karena watak setan itu, apabila telah selesai dari suatu pekerjaan sebelum waktu malam tiba, maka mereka akan merusak kembali hasil pekerjaannya itu jika mereka tidak disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain.
Qur’an surat An-Naml ayat 15-44 :
15.  (Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan : “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”).
16.  (Dan Sulaiman telah mewarisi Daud) menjadi raja atas seluruh Israel, Kitab 1 Raja-raja pasal 4 ayat 1. Raja Daud as menobatkan Raja Sulaiman as bin Daud as menjadi raja menggantikan beliau as sebagai raja di Kerajaan Israel Serikat bukan putra-putra Raja Daud as yang lain yang usianya lebih tua daripada Nabi Sulaiman as. Hal itu karena, Nabi Sulaiman as adalah seorang mukmin yang sebaik-baik hamba Allah yaitu sebagai orang yang paling bertakwa kepada Tuhannya, Shaad ayat 30, sehingga paling tinggi derajat beliau as di sisi Allah di antara putra-putra Nabi Daud as, maka Nabi Sulaiman as yang paling berhak menduduki takhta Daud, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 1-4 dan Nabi Sulaiman as juga satu-satunya manusia yang paling banyak mendapat karunia dari Allah di dunia (dan dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Wahai manusia, kami telah diberi pengertian) mampu berbicara dan memahami (bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya) semua (ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”).
17.  (Dan dihimpunkan untuk Sulaiman bala tentaranya dari golongan) bangsa (jin, manusia dan burung-burung lalu mereka itu diatur dengan tertib) dikumpulkan kemudian digerakkan dengan teratur dan tertib dalam barisan.
18.  (Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, supaya kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”).
19.  (Maka) Nabi Sulaiman as yang dikaruniai oleh Allah bisa mengerti bahasa binatang (tersenyum) lalu (tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dan dia berdoa : ”Ya Tuhanku berilah aku) petunjuk (untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”).
20.  (Dan dia memeriksa burung-burung) untuk mencari burung Hud-hud/Hoopoe/Woodpecker adalah jenis burung pelatuk yang ditugaskan mencari sumber air di bawah tanah melalui paruhnya yang dipatuk-patukkan ke tanah yang di bawahnya ada sumber air yang pada saat itu sedang dibutuhkan Nabi Sulaiman as dan bala tentara beliau as untuk wudhu dan ternyata beliau as tidak melihat burung Hud-hud tersebut (lalu berkata : ”Mengapa aku tidak melihat) burung (Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir”) setelah tidak melihat burung Hud-hud, maka Nabi Sulaiman as berkata :
21.  (”Pasti aku akan menghukumnya dengan hukuman yang berat atau aku benar-benar menyembelihnya, kecuali jika benar-benar ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas”).
22.  (Maka tidak lama kemudian) datanglah ia (lalu Hud-hud berkata : ”Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui dan kubawakan kepada engkau dari Negeri Sabaa’) atau dibaca Saba-in (Saba-a) (suatu berita penting yang diyakini) bisa dipercaya.
23.  (Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita) yaitu Ratu Balqis (yang memerintah mereka) Ratu Balqis adalah orang ke-17 yang memerintah Kerajaan Sabaiyah (Sabaean), ia menggantikan kedudukan ayahandanya Raja Hadhad bin Syarhabil (dan ia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar) yang terbuat dari emas, perak, bertahtakan mutiara dan batu-batu permata yang selalu dijaga ketat sekali.
24.  (Aku mendapati ia dan kaumnya menyembah Matahari) sebagai tuhan (selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka lalu) setan (menghalangi mereka dari jalan) yang lurus (sehingga mereka tidak dapat petunjuk).
25.  (Supaya mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di Langit dan di Bumi dan yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan).
26.  (Allah tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Dia, Tuhan yang mempunyai  Al-‘Arsyi yang besar”).
27.  (Berkatalah) Nabi Sulaiman as (: ”Akan kami lihat, apakah kamu benar ataukah kamu termasuk yang berdusta”) Kemudian burung Hud-hud menunjukkan sumber air itu kepada mereka lalu dikeluarkan airnya dan mereka meminumnya dan mereka memakainya untuk wudhu lalu mereka mendirikan shalat berjamaah. Setelah itu Nabi Sulaiman as menulis surat kepada Ratu Balqis sbb :
”Dari hamba Allah Sulaiman bin Daud kepada Ratu Balqis, ratu Negeri Saba. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk, Amma Ba’du. Janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Setelah itu Nabi Sulaiman as menuliskannya dengan minyak kesturi lalu dicap (distempel) dengan cincin beliau as dan berkata kepada burung Hud-hud :
28.  (“Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah) pergilah (dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”) burung Hud-hud terbang membawa surat itu mendatangi Ratu Balqis yang waktu itu berada di tengah-tengah tentaranya. Lalu ia menjatuhkan surat Nabi Sulaiman as itu ke pangkuannya. Ketika Ratu Balqis membaca surat tersebut, gemetarlah tubuhnya dan lemas karena takut, kemudian ia memikirkan isi surat Nabi Sulaiman as itu.
29.  Selanjutnya (Ia) Ratu Balqis (berkata) kepada pejabat-pejabatnya (: ”Wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia) yang berstempel.
30.  (Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya : ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
31.  (Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”) sebagai kaum muslimin.
32.  (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Wahai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kalian berada) hadir di (dalam majelisku”) untuk bermusyawarah, hal ini membuktikan bahwa Ratu Balqis bukan pemimpin yang otoriter tetapi ia memimpin kerajaannya dengan adil dan bijaksana.
33.  (Mereka menjawab : ”Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan) Negeri Saba mempunyai tentara dan angkatan bersenjata yang paling kuat dan sangat hebat serta mampu melakukan politik ekspansi (meluaskan wilayah kekuasaannya) ke negara-negara di Semenanjung Arab dan sekitarnya karena Negeri Saba kala itu merupakan salah satu negara super power di kawasan tersebut (dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”) maka kami akan menaati perintahmu.
34.  (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat) oleh pengirim surat ini.
35.  (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”) apakah mereka akan menerima hadiahku ini atau menolaknya? Dan jika dia seorang nabi pasti dia akan menolaknya, kemudian Ratu Balqis mengirimkan 1.000 orang pelayan pria dan 1.000 orang pelayan wanita. Para utusan itu membawa 500 balok emas, sebuah mahkota yang bertahtakan batu-batu permata, minyak kesturi, minyak ambar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surat jawaban. Burung Hud-hud segera terbang menuju kepada Nabi Sulaiman as untuk memberi kabar semua yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah mendapat berita dari burung Hud-hud, Nabi Sulaiman as segera memerintahkan pasukan beliau as untuk membuat batu bata dari emas dan perak dan dihamparkan permadani dari tempat beliau as berkemah sampai jarak 9 farsakh (49,5 km), kemudian beliau as memerintahkan anak-anak bangsa jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah untuk di tempatkan di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang dibangun oleh beliau as.
36.  (Maka tatkala utusan) Ratu Balqis (itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata : ”Apakah patut kalian menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku) berupa ilmu, hikmah, kebijaksanaan, kenabian, kekayaan, kekuasaan dan kerajaan/pemerintahan (lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian, tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian itu).
37.  (Kembalilah kepada mereka) dan bawalah pulang hadiah yang kalian bawa itu (sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu) yaitu Sabaa’ tempat tinggal mereka (dengan terhina dan mereka menjadi tawanan”) jika mereka tidak datang kepadaku dengan berserah diri. Ketika para utusan Ratu Balqis kembali kepadanya dengan membawa hadiah yang mereka bawa sebelumnya, maka Ratu Balqis menempatkan singgasananya di dalam istananya yang berpintu lapis tujuh (7), sedangkan istananya berada di dalam 7 istana yang besar-besar, lalu semua pintu istana dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala tentaranya untuk menjaga istana dan singgasananya itu. Setelah itu ia bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menghadap Nabi Sulaiman as ke Negeri Palestina untuk melihat apa yang bakal diperintahkan oleh Nabi Sulaiman as kepada dirinya. Berangkatlah Ratu Balqis dengan membawa banyak sekali pasukan sekitar 12 ribu orang yang gemuruh suaranya terdengar sejauh 1 farsakh (5,5 km).
38.  (Berkata Sulaiman : ”Wahai pembesar-pembesar) negara (siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang muslim”).
39.  (Berkata ’Ifrit dari golongan jin : ”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum engkau berdiri dari tempat duduk engkau, dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya”) Nabi Sulaiman as berkata : ”Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu.”
40.  (Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab) yang bernama Ashif bin Barkhiya, ia terkenal sangat jujur dan mengetahui Asma Allah Yang Maha Agung dalam Asmaa’ul Husnaa yang apabila dipanjatkan doa itu, niscaya doanya dikabulkan oleh Allah (: ”Aku akan membawa singgasana itu kepada engkau sebelum mata engkau berkedip”) jika engkau tujukan pandangan engkau itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepada Nabi Sulaiman as : ”Baginda, lihat Langit itu.” Maka beliau as mengarahkan pandangan ke Langit, Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A’zham memohon kepada Allah supaya didatangkan singgasana Ratu Balqis tersebut, maka doanya dikabulkan-Nya. Setelah itu Nabi Sulaiman as mengarahkan kembali pandangan ke arah sebagaimana biasanya, tiba-tiba beliau as menjumpai singgasana Ratu Balqis telah berada di hadapan beliau as dengan seketika (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, diapun berkata : ”Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari) nikmat-Nya (Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”) karena tetap memberi rezeki kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya.
41.  (Dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Ubahlah baginya singgasananya) menjadi lebih mewah dan indah (maka kita akan melihat apakah ia mengenal ataukah ia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya”) karena telah mengalami perubahan untuk menguji kecerdasan Ratu Balqis yang dikenal sebagai orang yang cerdas.
42.  (Dan ketika ia) Ratu Balqis (datang, ditanyakanlah kepadanya : ”Seperti inikah singgasanamu?”) dengan terperanjat (Ia) Ratu Balqis (menjawab : ”Seakan-akan singgasana ini singgasanaku) ternyata ia masih mengenalinya dan Ratu Balqis berkata : (Dan kami telah diberi pengetahuan sebelumnya) Ratu Balqis telah mengetahui tentang kenabian Sulaiman as sebelum dipindahkan singgasananya dari Negeri Saba ke Negeri Palestina dalam sekejap mata (dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”) kepada Allah Swt.
43.  (Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya) untuk memeluk agama Islam (karena sesungguhnya ia) Ratu Balqis (dahulunya termasuk orang-orang yang kafir).
44.  (Dikatakan pula kepadanya : ”Masuklah ke dalam istana”) Ratu Balqis berjalan masuk ke dalam istana (Maka tatkala ia melihat lantai istana itu) ia tertipu (dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya) gaun panjangnya yang menutupi (kedua betisnya) dengan maksud untuk menyeberangi apa yang ia duga adalah kolam yang penuh dengan air supaya gaun yang dikenakannya itu tidak basah, sedangkan Nabi Sulaiman as duduk di singgasana, maka terlihatlah kedua kaki Ratu Balqis yang ternyata kakinya sempurna sebagaimana kaki manusia pada umumnya dan kakinya terlihat menginjak tanah tidak melayang di atas tanah. Dibuatnya istana yang lantainya terbuat dari kaca yang sangat bening sehingga tampak seperti ada air yang mengalir itu untuk memperdaya Ratu Balqis supaya ia mengangkat gaunnya saat berjalan masuk ke dalam istana sehingga terlihat kedua betisnya, mengingat gaun kebesarannya sebagai ratu yang panjang sampai menyapu lantai hingga menutupi kedua kakinya, hal itu untuk membuktikan apakah benar Ratu Balqis itu berkaki binatang dan apakah ia putri seorang manusia atau putrinya jin dengan melihat kakinya. Karena tersiar kabar bahwa Ratu Balqis putrinya jin dan berkaki binatang, maka jika kakinya terlihat melayang berarti ia makhluk jin, jika kakinya menginjak tanah berarti ia seorang manusia, dan terbukti kaki Ratu Balqis terlihat menginjak tanah (Berkatalah Sulaiman : ”Sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca”) Ratu Balqis sangat malu atas kejadian itu lalu (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku sendiri) karena menyembah kepada selain Engkau (dan aku masuk Islam beserta) mengikuti (Sulaiman) untuk beribadah (kepada Allah, Tuhan semesta alam”) kemudian Nabi Sulaiman as mengakui kedaulatan kerajaan Ratu Balqis secara de jure dan de facto.

Catatan Sejarah Negeri Saba/Saba’/Sabaa’/Saba-a/Saba-in/Syeba/Sheba :
Negeri Saba diambil dari nama raja Kerajaan Saba yang bernama Saba’ bin Yasyjub/Abdusy Syams (hamba Matahari) karena ia penyembah Matahari. Awalnya Kerajaan Sabaiyah dikenal dengan Dinasti Mu’iinah, sedangkan raja-raja mereka dijuluki Mukrib Saba’. Pada periode tahun 1.300-620 SM ibu kota kerajaan terletak di Kota Sirwah yang puing-puing bekas peninggalan kerajaannya terletak 50 km ke arah barat laut dari Kota Ma’rib. Dan pada periode tahun 620-115 SM ibu kota kerajaan pindah ke Kota Ma’rib yang jaraknya 180 km utara Kota Sana’a ibu kota Negara Republik Yaman saat ini di sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi di Semenanjung Arabia – Asia Barat Daya. Dahulu Negeri Saba dikaruniai tanah yang sangat subur, Kota Ma’rib sangat dekat dengan Sungai Adhanah, titik di mana Sungai Adhanah bertemu Gunung Balaq, sehingga sangat tepat membangun sebuah bendungan untuk membendung Sungai Adhanah di Gunung Balaq. Dengan memanfaatkan keadaan alam ini, kaum Saba membangun sebuah bendungan di tempat di mana peradapan mereka pertama kali berdiri dan sistem pengairan mereka pun dimulai, temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa Kerajaan Saba membangun bendungan sederhana Ma’rib dan jaringan kanal sekitar abad ke-20 SM dan sekitar abad ke-8 SM bendungan Ma’rib dipugar secara besar-besaran oleh Kerajaan Saba sehingga bangunannya menjadi lebih bagus, lebih besar dan lebih kokoh. Bendungan Ma’rib dianggap sebagai bendungan tertua di dunia dan sebagai salah satu prestasi yang menakjubkan dari teknik bangunan pada zaman kuno. Karena Negeri Saba letak geografisnya bergunung-gunung sehingga curah hujannya banyak, maka kaum Saba berinisiatif membangun bendungan yang tingginya 16 meter, lebar 60 meter dan panjang 620 meter untuk menampung air hujan periodik yang turun di daerah pegunungan tersebut. Dengan dibangunnya bendungan Ma’rib dan saluran irigasi yang teratur, membuat pengairan tertata sedemikian rapi yang mampu mengairi lahan seluas 9.600 hektar, yaitu di daerah bagian selatan seluas 5.300 hektar dan di daerah bagian barat seluas 4.300 hektar, sehingga rakyat Saba tidak khawatir kehabisan air dan tidak berebut sumber air karena bendungan Ma’rib telah memenuhi kebutuhan air mereka untuk peternakan, pertanian dan perkebunan di 2 dataran yang sangat luas penghasil buah-buahan terutama buah jeruk dan anggur yang tumbuh subur di kedua sisi lembah yang diapit oleh 2 gunung di Ma’rib. Dalam prasasti Saba’ dikatakan sebagai “Ma’rib dan dua dataran tanah” dan dalam Al-Qur’an disebut “dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri” menunjukkan akan daerah perkebunan yang sangat luas dan tampak pemandangan yang sangat subur menghijau karena penuh dengan tanaman dan pepohonan yang rimbun di kedua lembah tersebut, Sabaa’ ayat 15.

Negeri Saba terkenal dengan kekayaan hasil alamnya yang melimpah dan adanya bendungan Ma’rib yang sangat terkenal memiliki sistem pengairan yang terbaik sehingga menjadi kawasan yang paling subur dan sangat produktif di Yaman serta letak geografisnya yang strategis dan sangat menguntungkan karena Kota Ma’rib terletak di kawasan pusat perdagangan sehingga mereka memiliki dan mengatur jalur perdagangan kota-kota di sekitarnya. Maka peradaban Negeri Saba menjadi maju, ibu kotanya yaitu Kota Ma’rib adalah salah satu kota yang paling modern saat itu dan penduduknya hidup sangat makmur dari hasil peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan rempah-rempah dan aromatik termasuk kemenyan dan mur (damar wangi) yang diekspor ke Mediterania melalui jalur darat lewat Arab dan ke India serta Ethiopia lewat jalur laut. Banyak penduduk luar negeri yang pindah ke Nageri Saba dan bermitra dagang dengan penduduknya karena perekonomian mereka bergerak sangat baik dan dinamis. Selama abad ke-5 dan ke-6 M bendungan Ma’rib direnovasi secara besar-besaran, tetapi perbaikan-perbaikan tersebut tidak mampu mencegah runtuh dan hancurnya bendungan Ma’rib termasuk hancurnya sistem pengairannya, peritiwa itu terjadi pada tahun 542 M. Allah mengazab mereka dengan menjadikan dinding bendungan Ma’rib runtuh dan hancur, maka terjadilah bencana banjir yang besar (banjir bandang yang mengerikan), mengakibatkan kerusakan dan kehancuran yang sangat hebat di Kota Ma’rib dan seluruh Negeri Saba, hal itu terjadi karena kekafiran bangsa Saba. Raja dan rakyat Saba adalah orang-orang yang sangat kafir, mereka berpaling dari mentauhidkan Allah dengan mendustakan Allah dan 13 orang rasul-Nya yang diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya. Setelah bencana banjir yang besar itu, Negeri Saba menjadi padang pasir yang gersang dan ditumbuhi pohon Atsl sejenis pohon cemara dan pohon Sidr (Bidara) tetapi jumlahnya sangat sedikit, menyebabkan penduduknya kehilangan lahan pertanian dan perkebunan sehingga mereka hidup dalam kesulitan. Maka pada tahun 550 M Negeri Saba mengalami kehancuran dalam segi perekonomian dan pemerintahan dan akhirnya menjadi salah satu negeri yang tandus, terkering dan termiskin di Jazirah Arab. Hal ini menyebabkan banyak sekali penduduk Negeri Saba meninggalkan negerinya pindah tempat tersebar ke Arabia Selatan (termasuk ke Kota Yastrib/Madinah) dan Syam. Kota Ma’rib yang dahulu kota yang indah, sangat makmur dan pernah ditinggali kaum Saba sekarang hanya tinggal reruntuhan yang letaknya terpencil, An-Nahl ayat 112-113 dan Sabaa’ ayat 15-19.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 102 :
102.    (Dan mereka) orang-orang Israel yang kafir (mengikuti apa yang dibaca) diajarkan dahulu (oleh setan-setan pada) zaman (kerajaan Sulaiman) kemudian dibukukan oleh tukang-tukang tenung, sehingga tersebar berita bahwa jin-jin tersebut mengajarkan hal-hal ghaib. Mengetahui hal itu, Nabi Sulaiman as kemudian mengambil dan mengumpulkan buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung untuk dikuburkannya di bawah singgasana beliau as. Tatkala Nabi Sulaiman as mangkat/wafat, setan-setan itu mengambil kembali buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung yang telah dikubur oleh Nabi Sulaiman as dan memfitnah beliau as dengan menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman as menyimpan lembaran-lembaran sihir, kemudian mereka berkata kepada manusia : Kerajaan kamu (Bani Israil) berdirinya adalah dengan ini!” (sambil menunjukkan buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung itu). Orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu terpengaruh dan mengikuti godaan setan dengan mempelajari ilmu sihir itu dan tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mendustakan dan mengabaikan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya yang terus-menerus Allah mengutus para rasul itu kepada Bani Israil sampai berhenti pada nabi dan rasul mereka yang terakhir yaitu Nabi Isa as. Ketika orang-orang Yahudi Madinah mengatakan : Lihat itu Muhammad, disebutnya Sulaiman itu seorang nabi, padahal dia (Nabi Sulaiman as) tidak lebih dari seorang tukang sihir. Maka Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat 30 dan 40 untuk membuktikan kebenaran Nabi Sulaiman as adalah seorang muslim yang sebaik-baik hamba Allah dan sangat taat kepada Allah, mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Allah dan tempat kembali yang baik di akhirat kelak dan menyangkal ucapan orang-orang Yahudi itu yang memfitnah Nabi Sulaiman as sebagai tukang sihir, orang-orang Israel memfitnah Nabi Sulaiman as berzina karena menikah dengan banyak wanita asing yang kafir dan mempunyai gundik 300 orang dan mereka juga mengatakan bahwa beliau as melakukan perbuatan dosa-dosa kekafiran lainnya yang ditulis oleh para tokoh agama dan ulama-ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-40 dan Kitab 2 Raja-raja pasal 23 ayat 13 (Padahal Sulaiman tidaklah kafir) ayat ini membuktikan kebenaran bahwa Nabi Sulaiman as bukan orang kafir penyembah berhala Dewa Baal, Dewi Asytoret (Asyera), Dewa Milkom, Dewa Kamos, Dewa Molokh dan ’tuhan-tuhan’ yang disembah bangsa-bangsa kafir yang bertempat tinggal di Negeri Syam dan beliau as tidak pernah membuat kuil (bukit pengorbanan) sebagai tempat menyembah dan mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan bagi Dewi Asytoret (istri Dewa Baal), Dewa Milkom, Dewa Kamos dan Dewa Molokh yang terletak di gunung di sebelah timur Yerusalem dan di sebelah selatan Bukit Kebusukan yang dikatakan sebagai tempat bagi istri-istri beliau as melakukan upacara korban-korban untuk berhala-berhala mereka. Nabi Sulaiman as beserta istri-istri beliau as tidak pernah menyembah dan berkorban untuk berhala-berhala tersebut dan juga tidak pernah melakukan perbuatan sihir dan tidak pernah mengajarkan sihir kepada rakyat dan umat beliau as karena hal itu semua adalah perbuatan kafir (hanya setan-setanlah yang kafir) karena setan-setan itu tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah dan mereka selalu berbuat kerusakan termasuk mengerjakan sihir (Mereka) setan-setan itu juga (mengajarkan sihir kepada manusia...).
Qur’an surat Shaad ayat 30-40 :
30.  (Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba) Allah. Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as berakhlak seperti bapak moyang mereka, Nabi Ibrahim as, Nabi Ishaq as dan Nabi Ya’qub as serta saudara mereka Nabi Ismail as, Nabi Ilyasa’ as dan Nabi Zulkifli as yang mempunyai kekuatan dalam hal beribadah dan pandangan yang tajam terutama dalam perkara agama. Allah telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada mereka akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat. Dan sungguh mereka pada sisi Allah benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. Ini adalah kehormatan bagi mereka dan sungguh bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar disediakan tempat kembali yang baik, Shaad ayat 45-49. Ayat ini membuktikan kebenaran bahwa Nabi Sulaiman as adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya dan mempunyai kekuatan dalam hal beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan banyak mengerjakan amal-amal saleh, serta dikaruniai oleh Allah ilmu, hikmah (hikmat), kebijaksanaan, kekayaan, kemuliaan dan kekuasaan yang tidak diberikan kepada raja-raja dan manusia di dunia sebelum dan sesudah beliau as, Al-Anbiyaa’ ayat 79-82, Naml ayat 15-44, Shaad ayat 35-40, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 12, 3 ayat 12-13, 4 ayat 29-34, 5 ayat 12, 10 ayat 23-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 1 ayat 12. Nabi Sulaiman as adalah hamba Allah yang saleh dan raja yang sangat kaya raya, jadi tidak benar dikatakan beliau as menindas rakyat Israel dengan memerintahkan mereka untuk membayar pajak yang sangat besar yang tidak sanggup dipikul oleh rakyat Israel untuk membiayai semua proyek pembangunan yang dikerjakan pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman as, dan beliau as tidak pernah memperbudak bangsa asing mana pun seperti yang ditulis dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 10 ayat 1-19 dan Kitab 1 Raja-raja pasal 5 ayat 13-14, pasal 9 ayat 15-21 dan Nabi Sulaiman as bukan orang zhalim (Sesungguhnya dia) Nabi Sulaiman as (sangat taat) kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya/bertakwa kepada Allah/menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
31.  (Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya) kepada Nabi Sulaiman as (di waktu sore kuda-kuda yang tenang waktu berhenti) yaitu kuda yang jika berhenti berdiri pada tiga kaki, sedangkan kaki keempatnya berdiri pada ujung teracaknya/berjinjit (dan cepat waktu berlari) mereka adalah kuda balap yang berlari sangat cepat dan jika berhenti tenang dan berjumlah 1.000 ekor milik Nabi Sulaiman as, yang ditampilkan di hadapan beliau as setelah mendirikan shalat Dhuhur (Zhuhur), karena beliau as akan menggunakan kuda-kuda itu untuk berjihad bersama bala tentara beliau as. Sewaktu penampilan kuda-kuda itu baru sampai pada sekitar 900 ekor, ternyata sudah masuk waktu shalat Maghrib, sehingga beliau as kehilangan waktu untuk shalat Ashar, hal ini membuat Nabi Sulaiman as sangat sedih dan sangat menyesal.
32.  (Maka ia berkata : ”Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik) yaitu kuda (hingga aku lupa mengingat Tuhanku) dengan mendirikan shalat Ashar dan sebagainya (sampai tertutuplah) Matahari itu dan tidak terlihat (dari pandangan mata”).
33.  Nabi Sulaiman as berkata lagi : (”Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”) yaitu kuda-kuda yang ditampilkan tadi untuk dibawa ke hadapan beliau as (lalu ia membawa kuda-kuda itu) dan beliau as memotong (pada kaki-kakinya dan pada lehernya) Nabi Sulaiman as menyembelih semua kuda itu dan kemudian memotong kaki-kakinya karena telah membuat beliau as lupa mengingat Allah dalam shalat dan sebagainya. Akhirnya Allah mengganti kuda-kuda beliau as dengan kendaraan yang lebih baik dan lebih cepat larinya, yaitu kendaraan angin yang dapat diperintah ke mana saja yang beliau as kehendaki, Shaad ayat 36.
34.  (Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Allah telah mencoba Nabi Sulaiman as dengan suatu ujian, yaitu Kerajaan Israel Serikat dirampas dari tangan beliau as, hal itu terjadi sebagai hukuman dari Allah karena ceroboh dengan menikahi wanita yang ternyata masih menjadi penyembah berhala tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman as. Dan tersebutlah bahwa kebesaran beliau as terletak pada sebuah cincin, pada suatu hari, ketika Nabi Sulaiman as bermaksud pergi ke kamar mandi, beliau as melepaskan cincin kebesaran itu lalu menitipkan kepada Aminah istri beliau as sebagaimana biasanya. Setelah beliau as pergi, tiba-tiba datang makhluk jin yang menyamar menjadi Nabi Sulaiman as, lalu jin tersebut mengambil cincin itu dari tangan Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya sesosok jasad) yaitu jin tersebut lalu ia duduk di singgasana milik Nabi Sulaiman as. Ketika itu jin tersebut juga dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya, lalu muncullah Nabi Sulaiman as yang asli tanpa mengenakan pakaian kebesaran dan melihat di singgasana telah duduk seseorang yang menyamar menjadi diri beliau as. Kemudian Nabi Sulaiman as berkata kepada orang-orang yang ada di situ : ”Aku adalah Sulaiman.” Akan tetapi orang-orang tidak mempercayai beliau as (kemudian ia kembali) dapat merebut kerajaan beliau as dalam selang beberapa hari, setelah berhasil merebut cincin kebesaran beliau as lalu memakainya dan duduk di singgasana milik beliau as lagi.
35.  (Dia berkata : ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut) belum pernah (dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi”).
36.  (Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik) pelan (menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki) kadang Nabi Sulaiman as memerintahkan angin untuk bertiup sangat kencang, Al-Anbiyaa’ ayat 81, tetapi kadang memerintahkan angin untuk bertiup dengan pelan sesuai kehendak beliau as.
37.  (Dan) Allah tundukkan (setan-setan) yang bekerja berdasarkan perintah Nabi Sulaiman as (semuanya ahli bangunan dan penyelam) untuk mengambil mutiara-mutiara dan apa-apa yang ada di dalam laut, sungai dan di sumber air lainnya yang dikehendaki oleh Nabi Sulaiman as.
38.  (Dan) Allah tundukkan pula (setan yang lain yang terikat dalam belenggu).
39.  Allah berfirman kepada Nabi Sulaiman as :  (”Inilah anugerah Kami, maka berikanlah) sebagian anugerah itu kepada orang yang engkau sukai (atau tahanlah) tidak memberikannya kepada orang lain (dengan tidak pertanggungjawaban”) tanpa ada hisab bagi beliau as jika tidak memberikan kepada orang lain.
40.  (Dan sesungguhnya dia) Nabi Sulaiman as (mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik) yaitu masuk Surga di akhirat kelak disebabkan keimanan, ketakwaan dan kekuatan dalam beribadah sejak muda sampai akhir hidup Nabi Sulaiman as yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga amal-amal saleh yang dikerjakan beliau as, Ali-’Imran ayat 133-134, Al-Maaidah ayat 119, Al-Anfaal ayat 3-4, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut ayat 7, 9, 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar ayat 73-74, Al-Mu’min ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Al-Fath ayat 29, Ath-Thuur ayat 17-28 dan Al-Qamar ayat 54-55.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 147 :
147.    (Kebenaran itu) adalah (dari Tuhanmu) Allah Swt (maka janganlah kamu berada  dalam keragu-raguan).
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 48 :
48.  (Dan Kami telah menurunkan kepadamu) Muhammad (Kitab) Al-Qur’an (dengan membawa kebenaran, yang  membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan) Al-Qur’an (menjadi muhaimin) penjaga amanat yang dapat dipercaya dan pemberi keputusan, maka Al-Qur’an dijadikan pedoman/patokan/ukuran/acuan/rujukan (terhadap) kitab-kitab yang turun sebelum (nya) Al-Qur’an yang menentukan benar atau tidaknya pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL/Taurat Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Baru (PB/Injil Yesus Kristus), kemudian meralat, memberi keterangan dan menjelaskan yang salah dan sesat yang terdapat di dalam kitab-kitab yang turun kepada Bani Israel tersebut, supaya manusia terutama umat Islam mengetahui ayat-ayat Allah yang sebenarnya. Karena banyak sekali pasal dan ayat yang kata-katanya telah diubah-ubah dengan ditambahi, dikurangi dan dihapus dari tempat-tempatnya dan juga banyak sekali pasal dan ayat yang menceritakan kisah-kisah dusta, salah dan sesat yang ditulis oleh para tokoh (pemuka) agama dan para alim ulama Bani Israil serta para pengikutnya yang tidak takut kepada Allah, mereka berbuat/membuat-buat/mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut datang dari sisi Allah, padahal bukan dari sisi Allah dan mereka berkata dusta terhadap Allah (maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kalian) manusia sejak umatnya Nabi Adam as sampai umatnya Rasulullah saw (Kami berikan aturan dan jalan) yang terang yang tertulis dalam kitab-kitab yang dibawa oleh nabi-nabi mereka (Jika Allah menghendaki, tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) saja (tetapi) dijadikan kamu beberapa umat (untuk mengujimu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semua, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang kamu perselisihkan itu) terutama dalam perkara agama, As-Sajdah ayat 25.
Qur’an surat An-Nahl ayat 64 :
64.  (Dan Kami tidak menurunkan kepadamu) Muhammad (Alkitab) Al-Qur’an (ini, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka) orang-orang Islam, Yahudi dan Nasrani (apa yang mereka perselisihkan itu) yaitu tentang perkara agama, pengetahuan dan keterangan yang benar, terutama tentang perkara agama (dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman).
Qur’an surat An-Naml ayat 76 dan 79 :
76.  (Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebagian besar dari perkara-perkara yang mereka perselisihkan) yaitu menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya dengan meralat keterangan-keterangan yang tidak benar dan sesat yang ada di dalam pasal-pasal serta ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) yang dibuat (dikarang) oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah. Maka dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai patokan/ukuran/acuan, hilanglah semua perselisihan yang ada pada Bani Israil, jika orang-orang Israel itu mau beriman kepada Al-Qur’an dan utusan-Nya Rasulullah saw dan masuk Islam.
79.  (Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu) umat Islam (berada di atas kebenaran) agama (yang nyata) maka akibatnya kalianlah yang akan mendapat kemenangan atas orang-orang kafir.
Qur’an surat An-Najm ayat 2-4 :
2.      (Temanmu) Muhammad (tidak sesat dan tidak pula keliru).
3.      (Dan tidaklah apa yang diucapkannya) kepada kalian (itu menurut kemauan hawa nafsunya).
4.      (Tidak lain ucapannya itu adalah) ayat-ayat Al-Qur’an yaitu kitab (wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
Qur’an surat Al-Haaqqah ayat 40-43 dan 51:
40.  (Sesungguhnya dia) Al-Qur’an itu (benar-benar firman) Allah yang dibawa turun (utusan yang mulia) yaitu Malaikat Jibril as yang dimuliakan oleh Allah, At-Takwiir ayat 19.
41.   (Dan dia) Al-Qur’an itu (bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya).
42.  (Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya).
43.  Al-Qur’an itu (adalah) kitab (wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam).
51.  (Dan sesungguhnya dia) Al-Qur’an (itu benar-benar perkara kebenaran yang diyakini) keyakinan yang benar.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 78-79 :
78.  (Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak mau mendengarkan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui utusan-utusan-Nya yang tidak putus-putus diutus kepada mereka, mereka menyekutukan Allah, bahkan tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya, durhaka dan tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mendustakan, menzhalimi, menganiaya, membenci, menghina, memperolok-olok, membunuh sebagian nabi-nabi-Nya, memenjarakan beberapa nabi-Nya termasuk memenjarakan Nabi Yeremia as dan rencana pembunuhan terhadap Nabi Yeremia as yang gagal karena dilindungi oleh Ahikam bin Safan, anak sekretaris Kerajaan Yehuda yaitu Safan bin Azalya, maka selamatlah nyawa Nabi Yeremia as, Kitab Yeremia pasal 26 ayat 24. Padahal Allah telah memperingatkan mereka, jika para raja keturunan Nabi Sulaiman as dan Bani Israil tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, maka mereka akan dibuang keluar dari Negeri Palestina/Israel dan Bait Allah/Bait Suci/Kenisah/Masjidil Aqsha akan menjadi reruntuhan dan takhta Daud tidak lagi diberikan kepada keturunan Nabi Sulaiman as yang murtad keluar dari agama Islam, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 6-9. Allah akan tetap memberikan takhta Daud kepada Nabi Sulaiman as dan keturunan beliau as asal mereka tetap beriman dan bertakwa kepada Allah, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 4-5 (dan) mereka (selalu melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa karena mereka telah menjadi penyembah berhala-berhala, berkorban untuk berhala-berhala, mengorbankan anak-anak mereka sendiri untuk korban bakaran utuh yang dipersembahkan kepada berhala-berhala yang menjadi ’tuhan-tuhan’ mereka. Di tengah-tengah kehidupan sehari-hari masyarakat Bani Israil yang sebagian besar adalah orang-orang kafir, maka merajalela praktek riba dengan bunga sangat tinggi, bahkan praktek renten dengan bunga pinjamannya berbunga, perdukunan dan perbuatan syirik lainnya, bersumpah atau bersaksi palsu, penipuan, ketidakjujuran, perzinaan, pelacuran, kejahatan atau kezhaliman, kekejaman atau kekerasan, korupsi merajalela dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda), terutama dilakukan oleh para pemimpin keagamaan. Ada banyak tuan tanah yang menindas orang-orang miskin yang tersisih, perampasan hak dan harta milik orang lain, penyelewengan hukum, dan ritual peribadatan yang hanya seremonial, keserakahan (rakus akan harta dunia), ketidakadilan, suap-menyuap, pemerasan, para penguasanya menindas dengan menjadikan bangsanya sendiri sebagai budak. Nabi Mikha as menentang ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kerajaan Yehuda dan menyuruh mereka berlaku adil dan memprotes kultus-kultus kepercayaan penyembahan berhala. Dakwah Nabi Mikha as merupakan keluhan terhadap para penguasa tanah yang menyalahgunakan orang miskin dan terpinggirkan (tersisih). Beliau as memperingatkan orang-orang yang merampas hak dan harta milik orang lain, bahwa Allah mengancam mereka dengan azab yang keras. Peringatan Nabi Mikha as sama dengan peringatan Nabi Amos as, Nabi Hosea as dan Nabi Yesaya as kepada Bani Israil, jika mereka tidak mau mendengarkan peringatan-peringatan-Nya dengan beriman dan bertobat lalu mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Tuhan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Menang akan memakai bangsa-bangsa asing untuk menghukum orang-orang Israel yang kafir karena telah melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas, Al-Baqarah ayat 61, 95, Ali-’Imran ayat 112, An-Nisaa’ 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 63, 78-79, Al-An’aam ayat 146, An-Nahl ayat 118, Al-Jumu’ah ayat 6-7, PL. Kitab Mikha pasal 3:11, PL. Kitab Yeremia pasal 19 ayat 4-5, 9, pasal 23 ayat 10-17, pasal 24 ayat 8-10, pasal 25 ayat 1-11, pasal 35 ayat 17 dan pasal 44 ayat 1-30.
79.  (Mereka) para pemuka agama, para alim ulama dan pendeta-pendeta mereka yang zhalim, munafik dan tidak takut kepada Allah (satu sama lain tidak pernah melarang dari perbuatan mungkar yang biasa mereka perbuat) mereka satu sama lain tidak melarang mengucapkan perkataan dusta dan memakan yang haram, mereka menjalankan praktek riba dengan bunga sangat tinggi, bahkan renten dengan bunga pinjamannya berbunga jika orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya, hal itu mereka dilakukan kepada bangsa lain selain Bani Israil, padahal Allah mengharamkannya dalam PL. Kitab Keluaran pasal 22 ayat 25. Mereka korupsi hewan kurban dan memakan harta orang-orang miskin dengan menipu umat mereka, yaitu mewajibkan petani-petani miskin itu membayar zakat maal 10% dari hasil panennya yang tidak mencapai nisab, padahal para alim ulama itu tidak mau membayar zakat. Kaum pendetanya lalai dalam beribadah kepada Allah (mereka tidak bertakwa) dan rakus dengan harta dunia, kaum Literati mengkhotbahkan ajaran-ajaran agama yang tidak bermakna dan meninggalkan (tidak menjalankan) hukum-hukum Allah dan para alim ulamanya membuat hukum Allah menjadi tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam tradisi masyarakat Israel. Kebanyakan Ahli Kitab bersegera membuat dosa dan permusuhan dan memakan rezeki dan barang yang haram dan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas lainnya. Bahkan sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (menyesatkan) manusia dari jalan Allah, Al-Maaidah ayat 62-63 dan At-Taubah ayat 34 (Sungguh sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat) itu.

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber