05 Januari, 2019

KISAH NABI DAUD AS DAN BATSYEBA SERTA PUTRA MEREKA NABI SULAIMAN AS


Batsyeba/Bath Shebha/Betsyua binti Eliam (Amiel) adalah janda Uria orang Het/Hittites/Anatolia Kuno, Uria adalah pahlawan dan perwiranya Raja Daud as. Sebelum menjadi istri Raja Daud as, Batsyeba masih menjadi istri Uria tetapi Raja Daud as jatuh cinta kepadanya dan ingin memilikinya. Lalu Nabi Daud as merebut Batsyeba dari tangan suaminya yaitu Uria dengan cara yang zhalim, Raja Daud as memerintahkan Panglima Yoab keponakan beliau as sendiri untuk menugaskan Uria berperang di barisan depan dalam pertempuran yang hebat supaya ia dipastikan tewas di medan perang. Ketika mengepung ibu kota kerajaan bangsa Amon di Kota Raba/Rabbath-Ammon/Amman (ibu kota Kerajaan Hasyimiyyah/Hashemite Yordania modern), Panglima Yoab mengetahui bahwa bangsa Amon itu musuh yang gagah perkasa dan tangguh, maka ia memerintahkan tentara-tentaranya termasuk Uria pergi berperang di barisan depan melawan bangsa Amon di Yordania Utara yang keluar dari benteng pertahanan mereka untuk menyerang dan berperang melawan Panglima Yoab dan tentara-tentaranya, maka gugurlah beberapa tentara Raja Daud as termasuk Uria, mereka tewas di tangan musuh. Setelah Uria tewas sesuai yang dikehendaki Raja Daud as, maka Raja Daud as memperistri jandanya yaitu Batsyeba binti Eliam setelah masa iddah-nya selesai, PL. Kitab 1 Tawarikh pasal 3 ayat 5. Dan dari pernikahan Nabi Daud as dengan Batsyeba binti Eliam, ia melahirkan empat (4) putra yaitu : 1. Pangeran Syamua (Simea), 2. Pangeran Sobab, 3. Pangeran Nathan (kakek moyang Maryam dan Nabi Isa as) dan 4. Raja Sulaiman/Salomo/Salomon as. Semua putra Batsyeba binti Eliam lahir di Kota Yerusalem yaitu kota yang diseramg, direbut dan dikuasai dan Raja Daud as dari tangan bangsa Yebus. Raja Daud as memerintah atas Kerajaan Israel di Hebron pada tahun 1010-1002, kemudian memerintah atas Kerajaan Israel Serikat dengan ibu kota di Yerusalem dan seluruh wilayah di Israel pada tahun 1.002-970 SM, PL. Kitab 1 Tawarikh pasal 11 ayat 1-9, pasal 14 ayat 2, PL. Kitab 1 Samuel pasal 26 ayat 1-25, pasal 27 ayat 1-7, pasal 31 ayat 1-6, Kitab 2 Samuel pasal 1 ayat 26, pasal 3 ayat 1-21, pasal 5 ayat 1-10 dan PL. Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 11.
Qur’an surat Shaad ayat 21-26 :
21.  (Dan apakah telah sampai kepadamu) Muhammad (berita) kisah (orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat dinding mihrab?) Allah mengutus 2 malaikat yang menjelma menjadi manusia yang bersengketa, mereka masuk ke dalam masjid dengan memanjat dinding mihrab menemui Nabi Daud as yang sedang beribadah.
22.  (Ketika mereka masuk) menemui (Daud lalu dia terkejut karena) kedatangan mereka lalu kedua malaikat itu menjelaskan perkara mereka (Mereka berkata : ”Janganlah engkau merasa takut) kami (adalah dua orang yang bersengketa, salah seorang dari kami berbuat zhalim kepada yang lain, maka berilah putusan antara kami dengan adil dan janganlah engkau menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus) kedua malaikat itu meminta Nabi Daud as memberi keputusan yang seadil-adilnya atas perkara mereka.
23.  (Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing betina) sebagai kata kiasan dari istri (dan aku mempunyai seekor saja.” Maka dia berkata : ”Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan”).
24.  (Daud berkata) kepada kedua malaikat itu (: ”Sesungguhnya dia telah berbuat zhalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah mereka ini”) lalu kedua malaikat itu naik ke Langit dalam keadaan berubah kembali ke wujud aslinya seraya berkata : ” Pria ini telah memutuskan perkara terhadap dirinya sendiri.” Sehingga sadarlah Nabi Daud as jika kedua malakat itu mengingatkan perbuatannya, sebenarnya persengketaan kedua malaikat yang menyamar menjadi manusia itu hanyalah sebagai perumpamaan untuk mengingatkan Nabi Daud as atas dosa-dosanya karena telah melakukan dosa zina hati (jatuh cinta pada istri Uria yang cantik jelita) lalu merebut istri orang dengan cara yang zhalim padahal beliau as telah memiliki banyak istri sedangkan Uria hanya memiliki istri 1 saja (Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya, maka dia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat) Nabi Daud as yakin bahwa Allah mengujinya dengan wanita yang cantik jelita tetapi telah menjadi istri orang. Setelah sadar, maka Nabi Daud as meminta ampun kepada Allah lalu menyungkur sujud dan bertobat. Karena Nabi Daud as telah memohon ampun dan bertobat dan Allah telah menerima tobat dan mengampuni dosa beliau as, sehingga Allah tidak mengazab Nabi Daud as dan juga tidak mengazab istri-istri dan putra-putri beliau as.
25.  (Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami) di sisi Tuhan Yang Maha Raja semesta alam, Al-Qamar ayat 55 (dan tempat kembali yang baik) masuk Surga yaitu di tempat yang benar karena di Surga tidak ada perkataan yang tidak berguna dan tidak ada pula perkataan yang berdosa di dalamnya. Allah berfirman : ”Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” Bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang bermacam-macam rasa dan warnanya, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya, itulah keberuntungan yang besar.” Dan Nabi Daud as bertemu dan melihat wajah Allah, Allah ridha terhadap Nabi Daud as disebabkan keimanan, ketakwaan dan kekuatan dalam hal beribadah Nabi Daud as sejak muda sampai akhir hidup beliau as yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga amal-amal saleh yang dikerjakan oleh Nabi Daud as dan beliau as pun ridha terhadap Allah dengan balasan pahala dari sisi-Nya di akhirat kelak. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan bertakwa yang menafkahkan hartanya baik disaat lapang maupun sempit yang dapat menahan amarahnya, yang memaafkan kesalahan manusia, yang bersabar dan mereka bertawakal hanya kepada Tuhannya yaitu Allah yang memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga, mereka Allah tempatkan di tempat-tempat yang tinggi di dalam taman-taman Surga. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal saleh (mengerjakan kebaikan) dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan, Ali-’Imran ayat 133-134, Al-Maaidah ayat 119, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut ayat 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar ayat 73-74, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Ath-Thuur ayat 17-28 dan Al-Qamar ayat 54-55. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang benar-benar beriman, mendirikan shalat dan mengerjakan amal yang saleh, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian (kedudukan) di sisi Allah dan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar yaitu masuk Surga, Al-Anfaal ayat 3-4, Al-Mu’min ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73 dan Al-Fath ayat 29. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, pasti akan Allah hapus dosa-dosa mereka dan mereka pasti akan Allah beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Allah masukkan ke dalam golongan orang yang saleh, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di kampung akhirat kelak, Ar-Ra’du ayat 29 dan Al-’Ankabuut ayat 7, 9. Ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Nabi Daud as bukan orang yang kejam (zhalim) dan beliau as juga tidak melanggar perintah-perintah Allah seperti yang ditulis dalam Kitab 1 Samuel pasal 27 ayat 9-12, 2 Samuel pasal 8 ayat 2, 4, 14 dan 16 ayat 5-13 ayat-ayat tersebut bertentangan dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 1-4, 15 ayat 5 dan 2 Samuel pasal 8 ayat 15.
26.  (Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan engkau khalifah) raja (di muka Bumi) di Kerajaan Israel Serikat  (maka berilah putusan perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia) hawa nafsu itu (akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan).

Nabi Daud as adalah seorang yang mempunyai kekuatan dalam hal beribadah, dalam setahun Nabi Daud as puasa sehari berbuka sehari yang dikenal dengan ’Puasa Daud’, tidur hanya 1/3 malam dan 2/3 malamnya digunakan untuk beribadah kepada Allah dengan Lillahi Ta’aalaa. Nabi Daud as amat taat kepada Allah, yaitu bertakwa dan selalu mengerjakan amal-amal saleh dari muda sampai akhir hidup beliau as yang menjadi keridhaan Allah Swt. Allah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama Nabi Daud as di waktu petang dan pagi hari. Allah menundukkan pula burung-burung dalam keadaan berkumpul untuk bertasbih bersama Nabi Daud as. Masing-masing dari gunung-gunung dan burung-burung itu amat taat kepada perintah Allah tersebut. Dan Allah kuatkan kerajaan Nabi Daud as sehingga menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya, luas wilayahnya dan Allah berikan hikmah, ilmu  dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan di antara rakyat dan umat Nabi Daud as. Allah telah melunakkan besi untuk Nabi Daud as sehingga besi tersebut di tangan beliau as lunak bagaikan adonan roti. Dan Allah telah  mengajarkan kepada Nabi Daud as membuat baju besi guna menjaga beliau as dan tentara beliau as dalam peperangan dan Allah memerintahkan membuat baju besi yang besar-besar dan diukur anyamannya sesuai dengan ukuran pemakainya dan Allah juga memerintahkan Nabi Daud as dan keluarga beliau as mengerjakanlah amalan yang saleh, Al-Anbiyaa’ ayat 79-80, An-Naml ayat 15, Sabaa’ ayat 10-11 dan Shaad ayat 17-20. Nabi Daud as itu adalah seorang hamba yang amat taat kepada Allah, jadi sangat tidak benar apa yang ditulis oleh orang-orang Israel tentang kisah Nabi Daud as dikatakan oleh mereka bahwa beliau as suka berzina dengan mengambil banyak gundik termasuk dikatakan berzina dengan Batsyeba ketika masih menjadi istri Uria sampai melahirkan anak haram, Kitab 2 Samuel pasal 5 ayat 13, pasal 11 ayat 4-5 dan membuat Uria mabuk, Kitab 2 Samuel pasal 11 ayat 13 semua itu adalah fitnahan orang-orang Israel yang tidak takut kepada Allah yang membuat-buat dusta terhadap Allah dengan mengatakan : ”Ini dari Allah.” Padahal bukan dari Allah, dan juga Allah tidak mengutus Nabi Nathan as tetapi mengutus 2 malaikat untuk mengingatkan perbuatan Nabi Daud as terhadap Uria dengan merebut istrinya secara zhalim, maka Allah membantah fitnahan-fitnahan Bani Israil tersebut terhadap beliau as dengan menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya dan meralat keterangan-keterangan yang tidak benar dan ayat-ayat sesat yang dibuat oleh para tokoh (pemuka) agama dan rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tertulis dalam Kitab 2 Samuel pasal 11 ayat 1-27 dan pasal 12 ayat 1-23, yaitu di dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat 17-25 supaya Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah (kejadian) yang sebenarnya.

Dan Allah karunia Nabi Daud as, putra yang saleh yang diberi nama Sulaiman dilahirkan di Kota Yerusalem, sang ibu bernama Batsyeba binti Eliam, Nabi Sulaiman as adalah sebaik-baik hamba Allah dan benar-benar sangat taat kepada Allah sepanjang hidup beliau as. Allah memberi karunia kepada Nabi Sulaiman as hikmah, ilmu, kebijaksanaan dalam memutuskan perkara hukum di antara rakyat dan umat beliau as dan Allah perintahkan angin untuk membawa ke mana saja yang Nabi Sulaiman as kehendaki dan masih banyak karunia Allah yang diberikan kepada beliau as yang tidak Allah karuniakan kepada makhluk-makhluk Allah yang lainnya di dunia ini selain kepada Nabi Sulaiman as. Penyebab Kerajaan Israel Serikat pecah menjadi 2 kerajaan yaitu menjadi Kerajaan Israel Utara di Israel Utara dengan ibu kota Samaria dan Kerajaan Selatan (Yehuda) di Israel Selatan dengan ibu kota Yerusalem yang ditulis dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-41 dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 2-19 dengan Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 13-17 dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 22-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 1-4 penjelasan (keterangan) antara ayat-ayat dan pasal-pasal yang satu dengan keterangan yang lainnya saling bertentangan karena ditulis oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka dengan membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab yang bercahaya atau tanpa kitab wahyu dari Allah yang menjadi pegangan untuk menjelaskan segala sesuatu, Al-An’aam ayat 144 dan Al-Hajj ayat 8. Bani Israil memfitnah Nabi Sulaiman as dan Raja Rehabeam yang ditulis dalam Kitab Taurat Yahudi yang tersebut di atas tentang penyebab 10 suku Israel memisahkan diri dari Kerajaan Israel Serikat dan mendirikan Kerajaan Israel Utara yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nabat (Nebat). Padahal penyebab yang sebenarnya adalah, ketika Nabi Sulaiman as masih menjadi raja mereka, orang-orang Israel yang kafir itu menyembunyikan kekafiran mereka karena takut kepada beliau as, tetapi setelah Nabi Sulaiman as wafat, mereka berani memberontak kepada putra beliau as yaitu Raja Rehabeam bin Sulaiman as yang mewarisi menjadi raja Kerajaan Israel Serikat pada usia 41 tahun tetapi kekuasaannya tidak sekuat Nabi Sulaiman as. Orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu memberontak dan memisahkan diri dari kerajaan yang dipimpin oleh Raja Rehabeam karena mereka tidak mau beriman dan bertakwa kepada Allah, mereka tidak mau menjalankan perintah-perintah Allah. Dengan dipimpin Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim (Yusuf), akhirnya orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu memisahkan diri lalu mendirikan negara pecahan yang dikenal dengan nama Kerajaan Israel Utara di Israel Utara dan menobatkan Yerobeam bin Nebat menjadi raja pertama mereka pada tahun 931 SM, Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 20. Maka Raja Rehabeam bin Sulaiman as hanya berkuasa atas Kerajaan Israel Serikat selama beberapa bulan saja, kemudian nama kerajaannya diganti menjadi Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan Raja Rehabeam menjadi raja pertamanya. Kemudian di Israel Utara, Raja Yerobeam I membuat 2 buah patung anak lembu (sapi) emas yang ditempatkan di Kota Betel dan Kota Dan untuk disembah ia dan rakyatnya supaya rakyatnya tidak datang ke Kota Yerusalem setiap tahun untuk mempersembahkan korban sembelihan di Masjidil Aqsha, karena Raja Yerobeam I khawatir rakyatnya akan menjadikan Raja Rehabeam sebagai raja mereka kembali, kemudian rakyatnya akan membunuhnya. Raja Yerobeam I juga membangun kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, mengangkat imam-imam bukan dari suku Lavi dan menugaskan mereka di kuil-kuil tersebut, menentukan sendiri hari raya agamanya. Raja Yerobeam I sesat dan menyesatkan rakyatnya sehingga bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah patung anak lembu emas sama dengan yang pernah dilakukan oleh sebagian umat Nabi Musa as dahulu, di mana sekitar 120 ribu orang Israel yang juga menyembah patung anak lembu emas buatan Samiri Dajjal Laknatullah telah dihukum mati sebagai pertobatan karena melakukan dosa musyrik pada abad ke-12 SM di Sinai – Mesir sebelum bangsa Israel memasuki tanah suci, Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 25-33.

Dan tentang kisah Ratu Balqis (Bilqis) dari Negeri Saba yang ditulis dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 10 ayat 1-10 dan disalin dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 9 ayat 1-12 penjelasan di ayat-ayat tersebut tidak benar, maka Allah meralatnya dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 15-44 supaya Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah atau kejadian yang sebenarnya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 78-79 dan 81-82 :
78.  (Dan) ingatlah kisah (Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan putusan) dalam perkara hukum (mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan putusan yang diberikan oleh mereka itu).
79.  (Maka Kami telah memberikan pengertian) pemahaman (kepada Sulaiman) dalam memutuskan perkara hukum secara adil dan tepat. Salah satu kasusnya adalah, menurut riwayat Ibnu Abbas ra bahwa sekelompok kambing telah merusak tanaman diwaktu malam. Maka yang empunya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Daud as, lalu beliau as memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. Tetapi Nabi Sulaiman as memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada yang empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. Dan yang empunya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru, apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, maka yang empunya kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. Putusan hukum Nabi Sulaiman as ini adalah putusan yang tepat karena berdasarkan petunjuk wahyu dari Allah (dan kepada masing-masing mereka) yaitu Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as (telah Kami berikan hikmah dan ilmu...).
81.  (Dan) telah Kami tundukkan (untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya) yaitu Negeri Syam (Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu).
82.  (Dan) Kami telah tundukkan pula untuk Nabi Sulaiman as (segolongan setan-setan yang menyelam) ke dalam laut, sungai dan sumber air lainnya (untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain daripada itu dan adalah Kami memelihara) menjaga (mereka itu) supaya tetap taat kepada perintah Nabi Sulaiman as dan supaya mereka jangan merusak lagi pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai mereka kerjakan. Karena watak setan itu, apabila telah selesai dari suatu pekerjaan sebelum waktu malam tiba, maka mereka akan merusak kembali hasil pekerjaannya itu jika mereka tidak disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain.
Qur’an surat An-Naml ayat 15-44 :
15.  (Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan : “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”).
16.  (Dan Sulaiman telah mewarisi Daud) menjadi raja atas seluruh Israel, Kitab 1 Raja-raja pasal 4 ayat 1. Raja Daud as menobatkan Raja Sulaiman as bin Daud as menjadi raja menggantikan beliau as sebagai raja di Kerajaan Israel Serikat bukan putra-putra Raja Daud as yang lain yang usianya lebih tua daripada Nabi Sulaiman as. Hal itu karena, Nabi Sulaiman as adalah seorang mukmin yang sebaik-baik hamba Allah yaitu sebagai orang yang paling bertakwa kepada Tuhannya, Shaad ayat 30, sehingga paling tinggi derajat beliau as di sisi Allah di antara putra-putra Nabi Daud as, maka Nabi Sulaiman as yang paling berhak menduduki takhta Daud, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 1-4 dan Nabi Sulaiman as juga satu-satunya manusia yang paling banyak mendapat karunia dari Allah di dunia (dan dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Wahai manusia, kami telah diberi pengertian) mampu berbicara dan memahami (bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya) semua (ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”).
17.  (Dan dihimpunkan untuk Sulaiman bala tentaranya dari golongan) bangsa (jin, manusia dan burung-burung lalu mereka itu diatur dengan tertib) dikumpulkan kemudian digerakkan dengan teratur dan tertib dalam barisan.
18.  (Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, supaya kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”).
19.  (Maka) Nabi Sulaiman as yang dikaruniai oleh Allah bisa mengerti bahasa binatang (tersenyum) lalu (tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dan dia berdoa : ”Ya Tuhanku berilah aku) petunjuk (untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”).
20.  (Dan dia memeriksa burung-burung) untuk mencari burung Hud-hud/Hoopoe/Woodpecker adalah jenis burung pelatuk yang ditugaskan mencari sumber air di bawah tanah melalui paruhnya yang dipatuk-patukkan ke tanah yang di bawahnya ada sumber air yang pada saat itu sedang dibutuhkan Nabi Sulaiman as dan bala tentara beliau as untuk wudhu dan ternyata beliau as tidak melihat burung Hud-hud tersebut (lalu berkata : ”Mengapa aku tidak melihat) burung (Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir”) setelah tidak melihat burung Hud-hud, maka Nabi Sulaiman as berkata :
21.  (”Pasti aku akan menghukumnya dengan hukuman yang berat atau aku benar-benar menyembelihnya, kecuali jika benar-benar ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas”).
22.  (Maka tidak lama kemudian) datanglah ia (lalu Hud-hud berkata : ”Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui dan kubawakan kepada engkau dari Negeri Sabaa’) atau dibaca Saba-in (Saba-a) (suatu berita penting yang diyakini) bisa dipercaya.
23.  (Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita) yaitu Ratu Balqis (yang memerintah mereka) Ratu Balqis adalah orang ke-17 yang memerintah Kerajaan Sabaiyah (Sabaean), ia menggantikan kedudukan ayahandanya Raja Hadhad bin Syarhabil (dan ia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar) yang terbuat dari emas, perak, bertahtakan mutiara dan batu-batu permata yang selalu dijaga ketat sekali.
24.  (Aku mendapati ia dan kaumnya menyembah Matahari) sebagai tuhan (selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka lalu) setan (menghalangi mereka dari jalan) yang lurus (sehingga mereka tidak dapat petunjuk).
25.  (Supaya mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di Langit dan di Bumi dan yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan).
26.  (Allah tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Dia, Tuhan yang mempunyai  Al-‘Arsyi yang besar”).
27.  (Berkatalah) Nabi Sulaiman as (: ”Akan kami lihat, apakah kamu benar ataukah kamu termasuk yang berdusta”) Kemudian burung Hud-hud menunjukkan sumber air itu kepada mereka lalu dikeluarkan airnya dan mereka meminumnya dan mereka memakainya untuk wudhu lalu mereka mendirikan shalat berjamaah. Setelah itu Nabi Sulaiman as menulis surat kepada Ratu Balqis sbb :
”Dari hamba Allah Sulaiman bin Daud kepada Ratu Balqis, ratu Negeri Saba. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, keselamatan atas orang yang mengikuti petunjuk, Amma Ba’du. Janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Setelah itu Nabi Sulaiman as menuliskannya dengan minyak kesturi lalu dicap (distempel) dengan cincin beliau as dan berkata kepada burung Hud-hud :
28.  (“Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah) pergilah (dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”) burung Hud-hud terbang membawa surat itu mendatangi Ratu Balqis yang waktu itu berada di tengah-tengah tentaranya. Lalu ia menjatuhkan surat Nabi Sulaiman as itu ke pangkuannya. Ketika Ratu Balqis membaca surat tersebut, gemetarlah tubuhnya dan lemas karena takut, kemudian ia memikirkan isi surat Nabi Sulaiman as itu.
29.  Selanjutnya (Ia) Ratu Balqis (berkata) kepada pejabat-pejabatnya (: ”Wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia) yang berstempel.
30.  (Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya : ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
31.  (Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”) sebagai kaum muslimin.
32.  (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Wahai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kalian berada) hadir di (dalam majelisku”) untuk bermusyawarah, hal ini membuktikan bahwa Ratu Balqis bukan pemimpin yang otoriter tetapi ia memimpin kerajaannya dengan adil dan bijaksana.
33.  (Mereka menjawab : ”Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan) Negeri Saba mempunyai tentara dan angkatan bersenjata yang paling kuat dan sangat hebat serta mampu melakukan politik ekspansi (meluaskan wilayah kekuasaannya) ke negara-negara di Semenanjung Arab dan sekitarnya karena Negeri Saba kala itu merupakan salah satu negara super power di kawasan tersebut (dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”) maka kami akan menaati perintahmu.
34.  (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat) oleh pengirim surat ini.
35.  (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”) apakah mereka akan menerima hadiahku ini atau menolaknya? Dan jika dia seorang nabi pasti dia akan menolaknya, kemudian Ratu Balqis mengirimkan 1.000 orang pelayan pria dan 1.000 orang pelayan wanita. Para utusan itu membawa 500 balok emas, sebuah mahkota yang bertahtakan batu-batu permata, minyak kesturi, minyak ambar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surat jawaban. Burung Hud-hud segera terbang menuju kepada Nabi Sulaiman as untuk memberi kabar semua yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah mendapat berita dari burung Hud-hud, Nabi Sulaiman as segera memerintahkan pasukan beliau as untuk membuat batu bata dari emas dan perak dan dihamparkan permadani dari tempat beliau as berkemah sampai jarak 9 farsakh (49,5 km), kemudian beliau as memerintahkan anak-anak bangsa jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah untuk di tempatkan di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang dibangun oleh beliau as.
36.  (Maka tatkala utusan) Ratu Balqis (itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata : ”Apakah patut kalian menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku) berupa ilmu, hikmah, kebijaksanaan, kenabian, kekayaan, kekuasaan dan kerajaan/pemerintahan (lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian, tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian itu).
37.  (Kembalilah kepada mereka) dan bawalah pulang hadiah yang kalian bawa itu (sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu) yaitu Sabaa’ tempat tinggal mereka (dengan terhina dan mereka menjadi tawanan”) jika mereka tidak datang kepadaku dengan berserah diri. Ketika para utusan Ratu Balqis kembali kepadanya dengan membawa hadiah yang mereka bawa sebelumnya, maka Ratu Balqis menempatkan singgasananya di dalam istananya yang berpintu lapis tujuh (7), sedangkan istananya berada di dalam 7 istana yang besar-besar, lalu semua pintu istana dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala tentaranya untuk menjaga istana dan singgasananya itu. Setelah itu ia bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menghadap Nabi Sulaiman as ke Negeri Palestina untuk melihat apa yang bakal diperintahkan oleh Nabi Sulaiman as kepada dirinya. Berangkatlah Ratu Balqis dengan membawa banyak sekali pasukan sekitar 12 ribu orang yang gemuruh suaranya terdengar sejauh 1 farsakh (5,5 km).
38.  (Berkata Sulaiman : ”Wahai pembesar-pembesar) negara (siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang muslim”).
39.  (Berkata ’Ifrit dari golongan jin : ”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum engkau berdiri dari tempat duduk engkau, dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya”) Nabi Sulaiman as berkata : ”Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu.”
40.  (Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab) yang bernama Ashif bin Barkhiya, ia terkenal sangat jujur dan mengetahui Asma Allah Yang Maha Agung dalam Asmaa’ul Husnaa yang apabila dipanjatkan doa itu, niscaya doanya dikabulkan oleh Allah (: ”Aku akan membawa singgasana itu kepada engkau sebelum mata engkau berkedip”) jika engkau tujukan pandangan engkau itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepada Nabi Sulaiman as : ”Baginda, lihat Langit itu.” Maka beliau as mengarahkan pandangan ke Langit, Ashif berdoa dengan mengucapkan Ismul A’zham memohon kepada Allah supaya didatangkan singgasana Ratu Balqis tersebut, maka doanya dikabulkan-Nya. Setelah itu Nabi Sulaiman as mengarahkan kembali pandangan ke arah sebagaimana biasanya, tiba-tiba beliau as menjumpai singgasana Ratu Balqis telah berada di hadapan beliau as dengan seketika (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, diapun berkata : ”Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari) nikmat-Nya (Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”) karena tetap memberi rezeki kepada orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya.
41.  (Dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Ubahlah baginya singgasananya) menjadi lebih mewah dan indah (maka kita akan melihat apakah ia mengenal ataukah ia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya”) karena telah mengalami perubahan untuk menguji kecerdasan Ratu Balqis yang dikenal sebagai orang yang cerdas.
42.  (Dan ketika ia) Ratu Balqis (datang, ditanyakanlah kepadanya : ”Seperti inikah singgasanamu?”) dengan terperanjat (Ia) Ratu Balqis (menjawab : ”Seakan-akan singgasana ini singgasanaku) ternyata ia masih mengenalinya dan Ratu Balqis berkata : (Dan kami telah diberi pengetahuan sebelumnya) Ratu Balqis telah mengetahui tentang kenabian Sulaiman as sebelum dipindahkan singgasananya dari Negeri Saba ke Negeri Palestina dalam sekejap mata (dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”) kepada Allah Swt.
43.  (Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya) untuk memeluk agama Islam (karena sesungguhnya ia) Ratu Balqis (dahulunya termasuk orang-orang yang kafir).
44.  (Dikatakan pula kepadanya : ”Masuklah ke dalam istana”) Ratu Balqis berjalan masuk ke dalam istana (Maka tatkala ia melihat lantai istana itu) ia tertipu (dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya) gaun panjangnya yang menutupi (kedua betisnya) dengan maksud untuk menyeberangi apa yang ia duga adalah kolam yang penuh dengan air supaya gaun yang dikenakannya itu tidak basah, sedangkan Nabi Sulaiman as duduk di singgasana, maka terlihatlah kedua kaki Ratu Balqis yang ternyata kakinya sempurna sebagaimana kaki manusia pada umumnya dan kakinya terlihat menginjak tanah tidak melayang di atas tanah. Dibuatnya istana yang lantainya terbuat dari kaca yang sangat bening sehingga tampak seperti ada air yang mengalir itu untuk memperdaya Ratu Balqis supaya ia mengangkat gaunnya saat berjalan masuk ke dalam istana sehingga terlihat kedua betisnya, mengingat gaun kebesarannya sebagai ratu yang panjang sampai menyapu lantai hingga menutupi kedua kakinya, hal itu untuk membuktikan apakah benar Ratu Balqis itu berkaki binatang dan apakah ia putri seorang manusia atau putrinya jin dengan melihat kakinya. Karena tersiar kabar bahwa Ratu Balqis putrinya jin dan berkaki binatang, maka jika kakinya terlihat melayang berarti ia makhluk jin, jika kakinya menginjak tanah berarti ia seorang manusia, dan terbukti kaki Ratu Balqis terlihat menginjak tanah (Berkatalah Sulaiman : ”Sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca”) Ratu Balqis sangat malu atas kejadian itu lalu (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku sendiri) karena menyembah kepada selain Engkau (dan aku masuk Islam beserta) mengikuti (Sulaiman) untuk beribadah (kepada Allah, Tuhan semesta alam”) kemudian Nabi Sulaiman as mengakui kedaulatan kerajaan Ratu Balqis secara de jure dan de facto.

Catatan Sejarah Negeri Saba/Saba’/Sabaa’/Saba-a/Saba-in/Syeba/Sheba :
Negeri Saba diambil dari nama raja Kerajaan Saba yang bernama Saba’ bin Yasyjub/Abdusy Syams (hamba Matahari) karena ia penyembah Matahari. Awalnya Kerajaan Sabaiyah dikenal dengan Dinasti Mu’iinah, sedangkan raja-raja mereka dijuluki Mukrib Saba’. Pada periode tahun 1.300-620 SM ibu kota kerajaan terletak di Kota Sirwah yang puing-puing bekas peninggalan kerajaannya terletak 50 km ke arah barat laut dari Kota Ma’rib. Dan pada periode tahun 620-115 SM ibu kota kerajaan pindah ke Kota Ma’rib yang jaraknya 180 km utara Kota Sana’a ibu kota Negara Republik Yaman saat ini di sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi di Semenanjung Arabia – Asia Barat Daya. Dahulu Negeri Saba dikaruniai tanah yang sangat subur, Kota Ma’rib sangat dekat dengan Sungai Adhanah, titik di mana Sungai Adhanah bertemu Gunung Balaq, sehingga sangat tepat membangun sebuah bendungan untuk membendung Sungai Adhanah di Gunung Balaq. Dengan memanfaatkan keadaan alam ini, kaum Saba membangun sebuah bendungan di tempat di mana peradapan mereka pertama kali berdiri dan sistem pengairan mereka pun dimulai, temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa Kerajaan Saba membangun bendungan sederhana Ma’rib dan jaringan kanal sekitar abad ke-20 SM dan sekitar abad ke-8 SM bendungan Ma’rib dipugar secara besar-besaran oleh Kerajaan Saba sehingga bangunannya menjadi lebih bagus, lebih besar dan lebih kokoh. Bendungan Ma’rib dianggap sebagai bendungan tertua di dunia dan sebagai salah satu prestasi yang menakjubkan dari teknik bangunan pada zaman kuno. Karena Negeri Saba letak geografisnya bergunung-gunung sehingga curah hujannya banyak, maka kaum Saba berinisiatif membangun bendungan yang tingginya 16 meter, lebar 60 meter dan panjang 620 meter untuk menampung air hujan periodik yang turun di daerah pegunungan tersebut. Dengan dibangunnya bendungan Ma’rib dan saluran irigasi yang teratur, membuat pengairan tertata sedemikian rapi yang mampu mengairi lahan seluas 9.600 hektar, yaitu di daerah bagian selatan seluas 5.300 hektar dan di daerah bagian barat seluas 4.300 hektar, sehingga rakyat Saba tidak khawatir kehabisan air dan tidak berebut sumber air karena bendungan Ma’rib telah memenuhi kebutuhan air mereka untuk peternakan, pertanian dan perkebunan di 2 dataran yang sangat luas penghasil buah-buahan terutama buah jeruk dan anggur yang tumbuh subur di kedua sisi lembah yang diapit oleh 2 gunung di Ma’rib. Dalam prasasti Saba’ dikatakan sebagai “Ma’rib dan dua dataran tanah” dan dalam Al-Qur’an disebut “dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri” menunjukkan akan daerah perkebunan yang sangat luas dan tampak pemandangan yang sangat subur menghijau karena penuh dengan tanaman dan pepohonan yang rimbun di kedua lembah tersebut, Sabaa’ ayat 15.

Negeri Saba terkenal dengan kekayaan hasil alamnya yang melimpah dan adanya bendungan Ma’rib yang sangat terkenal memiliki sistem pengairan yang terbaik sehingga menjadi kawasan yang paling subur dan sangat produktif di Yaman serta letak geografisnya yang strategis dan sangat menguntungkan karena Kota Ma’rib terletak di kawasan pusat perdagangan sehingga mereka memiliki dan mengatur jalur perdagangan kota-kota di sekitarnya. Maka peradaban Negeri Saba menjadi maju, ibu kotanya yaitu Kota Ma’rib adalah salah satu kota yang paling modern saat itu dan penduduknya hidup sangat makmur dari hasil peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan rempah-rempah dan aromatik termasuk kemenyan dan mur (damar wangi) yang diekspor ke Mediterania melalui jalur darat lewat Arab dan ke India serta Ethiopia lewat jalur laut. Banyak penduduk luar negeri yang pindah ke Nageri Saba dan bermitra dagang dengan penduduknya karena perekonomian mereka bergerak sangat baik dan dinamis. Selama abad ke-5 dan ke-6 M bendungan Ma’rib direnovasi secara besar-besaran, tetapi perbaikan-perbaikan tersebut tidak mampu mencegah runtuh dan hancurnya bendungan Ma’rib termasuk hancurnya sistem pengairannya, peritiwa itu terjadi pada tahun 542 M. Allah mengazab mereka dengan menjadikan dinding bendungan Ma’rib runtuh dan hancur, maka terjadilah bencana banjir yang besar (banjir bandang yang mengerikan), mengakibatkan kerusakan dan kehancuran yang sangat hebat di Kota Ma’rib dan seluruh Negeri Saba, hal itu terjadi karena kekafiran bangsa Saba. Raja dan rakyat Saba adalah orang-orang yang sangat kafir, mereka berpaling dari mentauhidkan Allah dengan mendustakan Allah dan 13 orang rasul-Nya yang diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya. Setelah bencana banjir yang besar itu, Negeri Saba menjadi padang pasir yang gersang dan ditumbuhi pohon Atsl sejenis pohon cemara dan pohon Sidr (Bidara) tetapi jumlahnya sangat sedikit, menyebabkan penduduknya kehilangan lahan pertanian dan perkebunan sehingga mereka hidup dalam kesulitan. Maka pada tahun 550 M Negeri Saba mengalami kehancuran dalam segi perekonomian dan pemerintahan dan akhirnya menjadi salah satu negeri yang tandus, terkering dan termiskin di Jazirah Arab. Hal ini menyebabkan banyak sekali penduduk Negeri Saba meninggalkan negerinya pindah tempat tersebar ke Arabia Selatan (termasuk ke Kota Yastrib/Madinah) dan Syam. Kota Ma’rib yang dahulu kota yang indah, sangat makmur dan pernah ditinggali kaum Saba sekarang hanya tinggal reruntuhan yang letaknya terpencil, An-Nahl ayat 112-113 dan Sabaa’ ayat 15-19.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 102 :
102.    (Dan mereka) orang-orang Israel yang kafir (mengikuti apa yang dibaca) diajarkan dahulu (oleh setan-setan pada) zaman (kerajaan Sulaiman) kemudian dibukukan oleh tukang-tukang tenung, sehingga tersebar berita bahwa jin-jin tersebut mengajarkan hal-hal ghaib. Mengetahui hal itu, Nabi Sulaiman as kemudian mengambil dan mengumpulkan buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung untuk dikuburkannya di bawah singgasana beliau as. Tatkala Nabi Sulaiman as mangkat/wafat, setan-setan itu mengambil kembali buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung yang telah dikubur oleh Nabi Sulaiman as dan memfitnah beliau as dengan menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman as menyimpan lembaran-lembaran sihir, kemudian mereka berkata kepada manusia : Kerajaan kamu (Bani Israil) berdirinya adalah dengan ini!” (sambil menunjukkan buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung itu). Orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu terpengaruh dan mengikuti godaan setan dengan mempelajari ilmu sihir itu dan tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mendustakan dan mengabaikan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya yang terus-menerus Allah mengutus para rasul itu kepada Bani Israil sampai berhenti pada nabi dan rasul mereka yang terakhir yaitu Nabi Isa as. Ketika orang-orang Yahudi Madinah mengatakan : Lihat itu Muhammad, disebutnya Sulaiman itu seorang nabi, padahal dia (Nabi Sulaiman as) tidak lebih dari seorang tukang sihir. Maka Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat 30 dan 40 untuk membuktikan kebenaran Nabi Sulaiman as adalah seorang muslim yang sebaik-baik hamba Allah dan sangat taat kepada Allah, mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Allah dan tempat kembali yang baik di akhirat kelak dan menyangkal ucapan orang-orang Yahudi itu yang memfitnah Nabi Sulaiman as sebagai tukang sihir, orang-orang Israel memfitnah Nabi Sulaiman as berzina karena menikah dengan banyak wanita asing yang kafir dan mempunyai gundik 300 orang dan mereka juga mengatakan bahwa beliau as melakukan perbuatan dosa-dosa kekafiran lainnya yang ditulis oleh para tokoh agama dan ulama-ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-40 dan Kitab 2 Raja-raja pasal 23 ayat 13 (Padahal Sulaiman tidaklah kafir) ayat ini membuktikan kebenaran bahwa Nabi Sulaiman as bukan orang kafir penyembah berhala Dewa Baal, Dewi Asytoret (Asyera), Dewa Milkom, Dewa Kamos, Dewa Molokh dan ’tuhan-tuhan’ yang disembah bangsa-bangsa kafir yang bertempat tinggal di Negeri Syam dan beliau as tidak pernah membuat kuil (bukit pengorbanan) sebagai tempat menyembah dan mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan bagi Dewi Asytoret (istri Dewa Baal), Dewa Milkom, Dewa Kamos dan Dewa Molokh yang terletak di gunung di sebelah timur Yerusalem dan di sebelah selatan Bukit Kebusukan yang dikatakan sebagai tempat bagi istri-istri beliau as melakukan upacara korban-korban untuk berhala-berhala mereka. Nabi Sulaiman as beserta istri-istri beliau as tidak pernah menyembah dan berkorban untuk berhala-berhala tersebut dan juga tidak pernah melakukan perbuatan sihir dan tidak pernah mengajarkan sihir kepada rakyat dan umat beliau as karena hal itu semua adalah perbuatan kafir (hanya setan-setanlah yang kafir) karena setan-setan itu tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah dan mereka selalu berbuat kerusakan termasuk mengerjakan sihir (Mereka) setan-setan itu juga (mengajarkan sihir kepada manusia...).
Qur’an surat Shaad ayat 30-40 :
30.  (Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba) Allah. Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as berakhlak seperti bapak moyang mereka, Nabi Ibrahim as, Nabi Ishaq as dan Nabi Ya’qub as serta saudara mereka Nabi Ismail as, Nabi Ilyasa’ as dan Nabi Zulkifli as yang mempunyai kekuatan dalam hal beribadah dan pandangan yang tajam terutama dalam perkara agama. Allah telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada mereka akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat. Dan sungguh mereka pada sisi Allah benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. Ini adalah kehormatan bagi mereka dan sungguh bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar disediakan tempat kembali yang baik, Shaad ayat 45-49. Ayat ini membuktikan kebenaran bahwa Nabi Sulaiman as adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya dan mempunyai kekuatan dalam hal beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan banyak mengerjakan amal-amal saleh, serta dikaruniai oleh Allah ilmu, hikmah (hikmat), kebijaksanaan, kekayaan, kemuliaan dan kekuasaan yang tidak diberikan kepada raja-raja dan manusia di dunia sebelum dan sesudah beliau as, Al-Anbiyaa’ ayat 79-82, Naml ayat 15-44, Shaad ayat 35-40, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 12, 3 ayat 12-13, 4 ayat 29-34, 5 ayat 12, 10 ayat 23-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 1 ayat 12. Nabi Sulaiman as adalah hamba Allah yang saleh dan raja yang sangat kaya raya, jadi tidak benar dikatakan beliau as menindas rakyat Israel dengan memerintahkan mereka untuk membayar pajak yang sangat besar yang tidak sanggup dipikul oleh rakyat Israel untuk membiayai semua proyek pembangunan yang dikerjakan pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman as, dan beliau as tidak pernah memperbudak bangsa asing mana pun seperti yang ditulis dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 10 ayat 1-19 dan Kitab 1 Raja-raja pasal 5 ayat 13-14, pasal 9 ayat 15-21 dan Nabi Sulaiman as bukan orang zhalim (Sesungguhnya dia) Nabi Sulaiman as (sangat taat) kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya/bertakwa kepada Allah/menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
31.  (Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya) kepada Nabi Sulaiman as (di waktu sore kuda-kuda yang tenang waktu berhenti) yaitu kuda yang jika berhenti berdiri pada tiga kaki, sedangkan kaki keempatnya berdiri pada ujung teracaknya/berjinjit (dan cepat waktu berlari) mereka adalah kuda balap yang berlari sangat cepat dan jika berhenti tenang dan berjumlah 1.000 ekor milik Nabi Sulaiman as, yang ditampilkan di hadapan beliau as setelah mendirikan shalat Dhuhur (Zhuhur), karena beliau as akan menggunakan kuda-kuda itu untuk berjihad bersama bala tentara beliau as. Sewaktu penampilan kuda-kuda itu baru sampai pada sekitar 900 ekor, ternyata sudah masuk waktu shalat Maghrib, sehingga beliau as kehilangan waktu untuk shalat Ashar, hal ini membuat Nabi Sulaiman as sangat sedih dan sangat menyesal.
32.  (Maka ia berkata : ”Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik) yaitu kuda (hingga aku lupa mengingat Tuhanku) dengan mendirikan shalat Ashar dan sebagainya (sampai tertutuplah) Matahari itu dan tidak terlihat (dari pandangan mata”).
33.  Nabi Sulaiman as berkata lagi : (”Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”) yaitu kuda-kuda yang ditampilkan tadi untuk dibawa ke hadapan beliau as (lalu ia membawa kuda-kuda itu) dan beliau as memotong (pada kaki-kakinya dan pada lehernya) Nabi Sulaiman as menyembelih semua kuda itu dan kemudian memotong kaki-kakinya karena telah membuat beliau as lupa mengingat Allah dalam shalat dan sebagainya. Akhirnya Allah mengganti kuda-kuda beliau as dengan kendaraan yang lebih baik dan lebih cepat larinya, yaitu kendaraan angin yang dapat diperintah ke mana saja yang beliau as kehendaki, Shaad ayat 36.
34.  (Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Allah telah mencoba Nabi Sulaiman as dengan suatu ujian, yaitu Kerajaan Israel Serikat dirampas dari tangan beliau as, hal itu terjadi sebagai hukuman dari Allah karena ceroboh dengan menikahi wanita yang ternyata masih menjadi penyembah berhala tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman as. Dan tersebutlah bahwa kebesaran beliau as terletak pada sebuah cincin, pada suatu hari, ketika Nabi Sulaiman as bermaksud pergi ke kamar mandi, beliau as melepaskan cincin kebesaran itu lalu menitipkan kepada Aminah istri beliau as sebagaimana biasanya. Setelah beliau as pergi, tiba-tiba datang makhluk jin yang menyamar menjadi Nabi Sulaiman as, lalu jin tersebut mengambil cincin itu dari tangan Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya sesosok jasad) yaitu jin tersebut lalu ia duduk di singgasana milik Nabi Sulaiman as. Ketika itu jin tersebut juga dikelilingi burung-burung dan lain-lainnya, lalu muncullah Nabi Sulaiman as yang asli tanpa mengenakan pakaian kebesaran dan melihat di singgasana telah duduk seseorang yang menyamar menjadi diri beliau as. Kemudian Nabi Sulaiman as berkata kepada orang-orang yang ada di situ : ”Aku adalah Sulaiman.” Akan tetapi orang-orang tidak mempercayai beliau as (kemudian ia kembali) dapat merebut kerajaan beliau as dalam selang beberapa hari, setelah berhasil merebut cincin kebesaran beliau as lalu memakainya dan duduk di singgasana milik beliau as lagi.
35.  (Dia berkata : ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut) belum pernah (dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi”).
36.  (Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik) pelan (menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki) kadang Nabi Sulaiman as memerintahkan angin untuk bertiup sangat kencang, Al-Anbiyaa’ ayat 81, tetapi kadang memerintahkan angin untuk bertiup dengan pelan sesuai kehendak beliau as.
37.  (Dan) Allah tundukkan (setan-setan) yang bekerja berdasarkan perintah Nabi Sulaiman as (semuanya ahli bangunan dan penyelam) untuk mengambil mutiara-mutiara dan apa-apa yang ada di dalam laut, sungai dan di sumber air lainnya yang dikehendaki oleh Nabi Sulaiman as.
38.  (Dan) Allah tundukkan pula (setan yang lain yang terikat dalam belenggu).
39.  Allah berfirman kepada Nabi Sulaiman as :  (”Inilah anugerah Kami, maka berikanlah) sebagian anugerah itu kepada orang yang engkau sukai (atau tahanlah) tidak memberikannya kepada orang lain (dengan tidak pertanggungjawaban”) tanpa ada hisab bagi beliau as jika tidak memberikan kepada orang lain.
40.  (Dan sesungguhnya dia) Nabi Sulaiman as (mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik) yaitu masuk Surga di akhirat kelak disebabkan keimanan, ketakwaan dan kekuatan dalam beribadah sejak muda sampai akhir hidup Nabi Sulaiman as yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga amal-amal saleh yang dikerjakan beliau as, Ali-’Imran ayat 133-134, Al-Maaidah ayat 119, Al-Anfaal ayat 3-4, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut ayat 7, 9, 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar ayat 73-74, Al-Mu’min ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Al-Fath ayat 29, Ath-Thuur ayat 17-28 dan Al-Qamar ayat 54-55.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 147 :
147.    (Kebenaran itu) adalah (dari Tuhanmu) Allah Swt (maka janganlah kamu berada  dalam keragu-raguan).
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 48 :
48.  (Dan Kami telah menurunkan kepadamu) Muhammad (Kitab) Al-Qur’an (dengan membawa kebenaran, yang  membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan) Al-Qur’an (menjadi muhaimin) penjaga amanat yang dapat dipercaya dan pemberi keputusan, maka Al-Qur’an dijadikan pedoman/patokan/ukuran/acuan/rujukan (terhadap) kitab-kitab yang turun sebelum (nya) Al-Qur’an yang menentukan benar atau tidaknya pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL/Taurat Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Baru (PB/Injil Yesus Kristus), kemudian meralat, memberi keterangan dan menjelaskan yang salah dan sesat yang terdapat di dalam kitab-kitab yang turun kepada Bani Israel tersebut, supaya manusia terutama umat Islam mengetahui ayat-ayat Allah yang sebenarnya. Karena banyak sekali pasal dan ayat yang kata-katanya telah diubah-ubah dengan ditambahi, dikurangi dan dihapus dari tempat-tempatnya dan juga banyak sekali pasal dan ayat yang menceritakan kisah-kisah dusta, salah dan sesat yang ditulis oleh para tokoh (pemuka) agama dan para alim ulama Bani Israil serta para pengikutnya yang tidak takut kepada Allah, mereka berbuat/membuat-buat/mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut datang dari sisi Allah, padahal bukan dari sisi Allah dan mereka berkata dusta terhadap Allah (maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kalian) manusia sejak umatnya Nabi Adam as sampai umatnya Rasulullah saw (Kami berikan aturan dan jalan) yang terang yang tertulis dalam kitab-kitab yang dibawa oleh nabi-nabi mereka (Jika Allah menghendaki, tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) saja (tetapi) dijadikan kamu beberapa umat (untuk mengujimu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semua, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang kamu perselisihkan itu) terutama dalam perkara agama, As-Sajdah ayat 25.
Qur’an surat An-Nahl ayat 64 :
64.  (Dan Kami tidak menurunkan kepadamu) Muhammad (Alkitab) Al-Qur’an (ini, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka) orang-orang Islam, Yahudi dan Nasrani (apa yang mereka perselisihkan itu) yaitu tentang perkara agama, pengetahuan dan keterangan yang benar, terutama tentang perkara agama (dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman).
Qur’an surat An-Naml ayat 76 dan 79 :
76.  (Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebagian besar dari perkara-perkara yang mereka perselisihkan) yaitu menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya dengan meralat keterangan-keterangan yang tidak benar dan sesat yang ada di dalam pasal-pasal serta ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) yang dibuat (dikarang) oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah. Maka dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai patokan/ukuran/acuan, hilanglah semua perselisihan yang ada pada Bani Israil, jika orang-orang Israel itu mau beriman kepada Al-Qur’an dan utusan-Nya Rasulullah saw dan masuk Islam.
79.  (Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu) umat Islam (berada di atas kebenaran) agama (yang nyata) maka akibatnya kalianlah yang akan mendapat kemenangan atas orang-orang kafir.
Qur’an surat An-Najm ayat 2-4 :
2.      (Temanmu) Muhammad (tidak sesat dan tidak pula keliru).
3.      (Dan tidaklah apa yang diucapkannya) kepada kalian (itu menurut kemauan hawa nafsunya).
4.      (Tidak lain ucapannya itu adalah) ayat-ayat Al-Qur’an yaitu kitab (wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
Qur’an surat Al-Haaqqah ayat 40-43 dan 51:
40.  (Sesungguhnya dia) Al-Qur’an itu (benar-benar firman) Allah yang dibawa turun (utusan yang mulia) yaitu Malaikat Jibril as yang dimuliakan oleh Allah, At-Takwiir ayat 19.
41.   (Dan dia) Al-Qur’an itu (bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya).
42.  (Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya).
43.  Al-Qur’an itu (adalah) kitab (wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam).
51.  (Dan sesungguhnya dia) Al-Qur’an (itu benar-benar perkara kebenaran yang diyakini) keyakinan yang benar.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 78-79 :
78.  (Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak mau mendengarkan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui utusan-utusan-Nya yang tidak putus-putus diutus kepada mereka, mereka menyekutukan Allah, bahkan tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya, durhaka dan tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mendustakan, menzhalimi, menganiaya, membenci, menghina, memperolok-olok, membunuh sebagian nabi-nabi-Nya, memenjarakan beberapa nabi-Nya termasuk memenjarakan Nabi Yeremia as dan rencana pembunuhan terhadap Nabi Yeremia as yang gagal karena dilindungi oleh Ahikam bin Safan, anak sekretaris Kerajaan Yehuda yaitu Safan bin Azalya, maka selamatlah nyawa Nabi Yeremia as, Kitab Yeremia pasal 26 ayat 24. Padahal Allah telah memperingatkan mereka, jika para raja keturunan Nabi Sulaiman as dan Bani Israil tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, maka mereka akan dibuang keluar dari Negeri Palestina/Israel dan Bait Allah/Bait Suci/Kenisah/Masjidil Aqsha akan menjadi reruntuhan dan takhta Daud tidak lagi diberikan kepada keturunan Nabi Sulaiman as yang murtad keluar dari agama Islam, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 6-9. Allah akan tetap memberikan takhta Daud kepada Nabi Sulaiman as dan keturunan beliau as asal mereka tetap beriman dan bertakwa kepada Allah, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 4-5 (dan) mereka (selalu melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa karena mereka telah menjadi penyembah berhala-berhala, berkorban untuk berhala-berhala, mengorbankan anak-anak mereka sendiri untuk korban bakaran utuh yang dipersembahkan kepada berhala-berhala yang menjadi ’tuhan-tuhan’ mereka. Di tengah-tengah kehidupan sehari-hari masyarakat Bani Israil yang sebagian besar adalah orang-orang kafir, maka merajalela praktek riba dengan bunga sangat tinggi, bahkan praktek renten dengan bunga pinjamannya berbunga, perdukunan dan perbuatan syirik lainnya, bersumpah atau bersaksi palsu, penipuan, ketidakjujuran, perzinaan, pelacuran, kejahatan atau kezhaliman, kekejaman atau kekerasan, korupsi merajalela dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda), terutama dilakukan oleh para pemimpin keagamaan. Ada banyak tuan tanah yang menindas orang-orang miskin yang tersisih, perampasan hak dan harta milik orang lain, penyelewengan hukum, dan ritual peribadatan yang hanya seremonial, keserakahan (rakus akan harta dunia), ketidakadilan, suap-menyuap, pemerasan, para penguasanya menindas dengan menjadikan bangsanya sendiri sebagai budak. Nabi Mikha as menentang ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kerajaan Yehuda dan menyuruh mereka berlaku adil dan memprotes kultus-kultus kepercayaan penyembahan berhala. Dakwah Nabi Mikha as merupakan keluhan terhadap para penguasa tanah yang menyalahgunakan orang miskin dan terpinggirkan (tersisih). Beliau as memperingatkan orang-orang yang merampas hak dan harta milik orang lain, bahwa Allah mengancam mereka dengan azab yang keras. Peringatan Nabi Mikha as sama dengan peringatan Nabi Amos as, Nabi Hosea as dan Nabi Yesaya as kepada Bani Israil, jika mereka tidak mau mendengarkan peringatan-peringatan-Nya dengan beriman dan bertobat lalu mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Tuhan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Menang akan memakai bangsa-bangsa asing untuk menghukum orang-orang Israel yang kafir karena telah melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas, Al-Baqarah ayat 61, 95, Ali-’Imran ayat 112, An-Nisaa’ 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 63, 78-79, Al-An’aam ayat 146, An-Nahl ayat 118, Al-Jumu’ah ayat 6-7, PL. Kitab Mikha pasal 3:11, PL. Kitab Yeremia pasal 19 ayat 4-5, 9, pasal 23 ayat 10-17, pasal 24 ayat 8-10, pasal 25 ayat 1-11, pasal 35 ayat 17 dan pasal 44 ayat 1-30.
79.  (Mereka) para pemuka agama, para alim ulama dan pendeta-pendeta mereka yang zhalim, munafik dan tidak takut kepada Allah (satu sama lain tidak pernah melarang dari perbuatan mungkar yang biasa mereka perbuat) mereka satu sama lain tidak melarang mengucapkan perkataan dusta dan memakan yang haram, mereka menjalankan praktek riba dengan bunga sangat tinggi, bahkan renten dengan bunga pinjamannya berbunga jika orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya, hal itu mereka dilakukan kepada bangsa lain selain Bani Israil, padahal Allah mengharamkannya dalam PL. Kitab Keluaran pasal 22 ayat 25. Mereka korupsi hewan kurban dan memakan harta orang-orang miskin dengan menipu umat mereka, yaitu mewajibkan petani-petani miskin itu membayar zakat maal 10% dari hasil panennya yang tidak mencapai nisab, padahal para alim ulama itu tidak mau membayar zakat. Kaum pendetanya lalai dalam beribadah kepada Allah (mereka tidak bertakwa) dan rakus dengan harta dunia, kaum Literati mengkhotbahkan ajaran-ajaran agama yang tidak bermakna dan meninggalkan (tidak menjalankan) hukum-hukum Allah dan para alim ulamanya membuat hukum Allah menjadi tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam tradisi masyarakat Israel. Kebanyakan Ahli Kitab bersegera membuat dosa dan permusuhan dan memakan rezeki dan barang yang haram dan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas lainnya. Bahkan sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (menyesatkan) manusia dari jalan Allah, Al-Maaidah ayat 62-63 dan At-Taubah ayat 34 (Sungguh sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat) itu.

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber