15 November, 2018

PENYELEWENGAN AJARAN NABI NABI

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 78:

78.  (Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab) Perjanjian Lama dan  Perjanjian Baru (dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”) dengan maksud (untuk memperoleh keuntungan) dunia (yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan).

Sabda Nabi Isa as:

“Setiap huruf dari kata-kataku adalah kebenaran, karena (kata-kataku) ini tidak berasal dari (hawa nafsu) ku tetapi  dari Allah yang telah mengutusku kepada bangsa Israel.” Bab 26 Injil Barnabas halaman 43.

Injil Barnabas

Bab 21. Nabi Isa as menyembuhkan seorang yang kesurupan dan seekor babi dilemparkan ke dalam laut. Setelah itu, dia (Nabi Isa as) menyembuhkan seorang putri Kanaan.

…. Dari Capernaum Nabi Isa as berlalu menuju Tyre (Tirus) dan Sidon. (Ketika di tengah perjalanan ke sana) Dan lihatlah! Seorang wanita Kanaan dengan 2 orang putranya yang keluar dari negerinya (di Lebanon Selatan modern) agar dapat bertemu dengan Nabi Isa as. Begitu melihat Nabi Isa as datang bersama murid-muridnya, ia menghiba: ”Yesus (Nabi Isa as), putra Daud, berilah rahmat kepada putriku yang menderita akibat ulah setan.” Nabi Isa as tidak menjawab walau sepatah kata pun, karena mereka adalah penduduk yang tidak berkhitan (kafir). Murid-murud Nabi Isa as merasa trenyuh melihat pemandangan ini dan memohon: ”Wahai Guru, kasihanilah mereka. Lihatlah betapa pilu tangis mereka.

Nabi Isa as menjawab: Aku tidak diutus kecuali kepada bangsa Israel.” Kemudian sang ibu dengan kedua putranya melangkah di depan Nabi Isa as dengan berlinang air mata, berkata: ”Wahai putra Daud (Nabi Isa as keturunan Nabi Daud as melalui garis keturunan Pangeran Nathan bin Daud as), belas kasihanilah aku.” Nabi Isa as menjawab: ”Adalah tidak baik untuk mengambil roti dari tangan anak kecil dan memberikannya kepada anjing.” Jawaban Nabi Isa as ini dinyatakan berdasarkan alasan bahwa kondisi mereka yang najis karena tidak dikhitan. Sang ibu menjawab: ”Wahai tuan, anjing memakan remah-remah roti dari meja tuannya.” Akhirnya Nabi Isa as bersedia juga dengan perasaan kagum atas jawaban sang ibu dan berkata: ”Wahai wanita, betapa besar keyakinanmu.” Kemudian (Nabi Isa as) mengangkat kedua tangannya ke Langit dia berdoa kepada Allah, lalu berkata: ”Wahai wanita, putrimu telah bebas (dari kesurupan), kembalilah ke rumah dengan damai.” Wanita itu berlalu pergi, kembali pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya yang telah diberkati Allah (sembuh). Sehingga wanita itu berkata: ”Sesungguhnya, tidak ada tuhan selain Tuhan bangsa Israel (tidak ada Tuhan selain Allah).” Selanjutnya, semua anggota kerabatnya patuh menjalankan hukum Allah sebagaimana tertulis dalam Kitab Musa.

Bab 22. Penderitaan orang-orang (kafir) yang tidak berkhitan sehingga seekor anjing adalah lebih baik daripada keadaan mereka.

Pada hari itu juga murid-murid bertanya kepada Nabi Isa as: ”Wahai guru, mengapa engkau menjawab pertanyaan seorang ibu dengan menyebut mereka sebagai anjing?” Nabi Isa as menjawab: ”Sesungguhnya, aku mengatakan kepadamu bahwa seekor anjing adalah lebih baik daripada seseorang yang tidak berkhitan.” Kemudian murid-murid yang merasa gundah itu berkata: ”Kasar sekali kata-kata ini dan siapa yang akan menerima mereka?” Nabi Isa as menjawab: ”Jika engkau renungkan hai orang-orang bodoh, tentang apa yang dilakukan oleh seekor anjing bahwa ia tidak punya pamrih dalam mengabdi kepada tuannya, maka engkau akan membuktikan kebenaran ucapanku. Jelaskan kepadaku, apakah seekor anjing menjaga rumah tuannya dan mempertaruhkan nyawanya melawan perampok? Ya, tentu saja. Tetapi apa yang diterima oleh seekor anjing? Perlakuan kasar dan luka-luka yang diderita (di sekujur tubuhnya) dengan (upah) sekerat roti dan ia selalu menunjukkan sifat penurutnya yang menyenangkan hati tuannya. Apakah ini benar?” Memang benar Guru.” Jawab murid-murid.

            Kemudian Nabi Isa as berkata: ”Renungkanlah sekarang, betapa banyak anugerah Allah kepada manusia dan engkau lihat betapa tidak bersyukurnya ia dengan tidak menyadari perjanjian Allah dengan Nabi Ibrahim as utusan-Nya. Ingatlah apa yang dikatakan Nabi Daud as kepada Saul (Thalut) Raja Israel, ketika melawan Goliath (Jalut) dari Filistin: ”Tuanku.” Kata Daud. ”Sementara pelayanmu sedang menjaga kawanan domba, datanglah serigala, beruang dan singa yang menerkam domba-domba pelayanmu, setelah itu pelayanmu pergi dan membunuh mereka demi menyelamatkan kawanan domba. Bukankah ini sama halnya dengan orang-orang yang tidak berkhitan? Oleh karena itu, akankah pembantumu pergi atas nama Allah bangsa Israel dan akan membunuh orang najis (kafir) ini yang menghina umat-Nya yang suci (umat Islam).” Kemudian murid-murid berkata: ”Jelaskan kepada kami, wahai Guru, apa dasarnya sehingga manusia membutuhkan berkhitan?” Nabi Isa as menjawab: ”Cukuplah bagimu bahwa Allah telah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim as dengan firman-Nya: ”Ibrahim, potonglah kulit luar yang menutupi kemaluanmu (khitanlah) dan (khitankanlah pula) semua keluargamu (yang masuk Islam, termasuk Nabi Luth as putra Haran bin Azar saudara kandung Nabi Ibrahim as) karena ini adalah perjanjian antara Aku (Allah) denganmu selamanya.

Yang benar, Nabi Ibrahim as khitan pada waktu aqil baligh (telah menjadi seorang pemuda ABG/remaja) yaitu ketika beliau as berusia 12 tahun. Pada waktu Nabi Ibrahim as telah meninggalkan orangtua, saudara-saudara, kerabat dan kaum beliau as di mana mereka masih menjadi penyembah berhala. Bangsa Babilonia kuno adalah kaum penyembah berhala yang tidak mengetahui atau tidak mengenal hukum wajib khitan bagi kaum pria selama sekitar seribu tahun. Maka mereka tidak mempunyai pikiran sama sekali tentang masalah khitan, dan jika mereka diberi tahu untuk berkhitan, mereka pasti tidak mengetahui bagaimana caranya? Sehingga membuat bangsa Babilonia kuno tidak memiliki hukum yang mewajibkan khitan bagi kaum pria di dalam aturan agama maupun adat istiadat mereka. Hukum wajib khitan bagi kaum pria itu hanya ada di dalam ajaran agama Islam saja, karena hal itu berhubungan dengan kesucian dalam beribadah khususnya sebagai syarat sahnya shalat yaitu salah satunya harus suci dari hadas. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as dan Nabi Luth as untuk mendirikan shalat sebagai kewajiban bagi umat Islam, sehingga mereka wajib berkhitan terlebih dahulu supaya shalat mereka menjadi sah karena alat kelamin nabi-nabi tersebut sudah bersih sempurna dari hadas ketika dicuci dan dibersihkan sebelum berwudlu dan mendirikan shalat (Al-Anbiyaa’ ayat 60, 71-73, Al-A’laa ayat 18-19 dan Bab 27-29 Injil Barnabas). Jadi Nabi Ibrahim as khitan bukan pada saat telah berusia 99 tahun seperti yang ditulis di dalam PL. Kitab Kejadian pasal 17 ayat 24. Apabila Nabi Ibrahim as khitan ketika berusia 80 tahun atau 99 tahun, maka selama puluhan tahun ibadah shalatnya Nabi Ibrahim as tidak sah karena beliau as belum khitan sehingga keadaan diri beliau as belum suci sempurna dari hadas. Maka keterangan (berita) di dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) yang menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim as khitan pada saat telah berusia lanjut itu adalah keterangan yang sangat tidak benar, karena ayat-ayat tersebut ditulis oleh para pemuka agama dan alim ulama (rabbi-rabbi) Bani Israil yang fasik dan tidak takut kepada Allah.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:

“Kesucian (fitrah) itu ada lima: 1. Khitan, 2. Mencukur rambut kemaluan (istihdad), 3. Mencabut rambut ketiak, 4. Mencukur (memotong) kumis, dan 5. Memotong kuku (supaya tidak dibiarkan lebih dari 40 hari).”

Hadits riwayat Bukhari, Muslim dan lain-lain.

MANFAAT KHITAN BAGI KESEHATAN:

Khitan/sunat/sirkumsisi adalah proses pelepasan kulup (kulit luar) yang menutupi ujung penis (alat kelamin pria) sehingga kesehatan penis lebih terjamin dibandingkan yang tidak berkhitan. Karena dengan berkhitan penis lebih mudah dicuci dan dibersihkan dengan air sehingga penis bersih dari hadas dengan sempurna, maka tidak ada sisa-sisa air seni lagi yang menempel pada penis, hal itu membuat kesehatannya lebih terjaga. Apabila kulit luar yang menutupi ujung penis itu tidak dipotong (dilepas) akan yang menyebabkan risiko infeksi penyakit seksual yaitu : herpes genital, jamur, sifilis, HPV (human papilloma virus), nyeri dan radang pada kepala penis (fimosis dan balanitis), risiko infeksi saluran kemih, risiko kanker penis dan kanker prostat. Dan wanita pasangannya atau istrinya berisiko tertular HIV dan PMS (IMS) yang meningkat, yaitu penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit seperti : human papilloma virus yang menyebabkan risiko kanker serviks, trikomonas vaginalis, vaginosis bakterialis, bakteri klamidia (chlamydia trachomatis) yang terdapat pada serviks, anus, saluran kencing, mata dan tenggorokan yang menyebabkan rasa sakit pada organ genital (kelamin) dan keluarnya cairan dari vagina atau penis dan masih banyak lagi bakteri, virus atau parasit penyebab penyakit kelamin.

Bab 23. Asal mula (sejarah) khitan dan perjanjian Allah dengan Abraham dan kutukan terhadap orang-orang yang tidak berkhitan.

Dan setelah mengucapkan ini, Yesus duduk dekat gunung yang terlihat oleh mereka dan murid-muridnya duduk melingkarinya guna mendengar nasehat-nasehatnya....

.... Firman-Nya: ”Jiwa yang dagingnya tidak dikhitan, Aku (Allah) akan mencerai-beraikan ia di antara umat-Ku selamanya.” Murid-murid gemetar ketakutan mendengar nasehat Nabi Isa as ini, karena kalimat-kalimatnya bersumber dari jiwa yang kuat (peristiwa itu pernah terjadi pada bangsa Israel (Yahudi) yang kafir, fasik dan zhalim pada abad ke-7 SM zaman Raja Sargon II dari Kerajaan Assiria/Asyur (bangsa Akkadia) setelah mengepung Kota Samaria ibukota Kerajaan Israel selama 2 tahun dan berhasil menaklukkan dan merebut Kota Samaria kemudian membuang (mencerai-beraikan) Bani Israil dari kalangan atas dan menengah sebanyak 27.290 ribu orang ke Kerajaan Asyur dan menjadikan mereka sebagai budak. Ketika Raja Asyur dan bala tentaranya menyerang dan menaklukkan Kerajaan Israel di Israel Utara, maka sebagian besar rakyatnya melarikan diri, sehingga terjadi gelombang pengungsi yang sangat besar ke Kerajaan Yehuda (Yudea) di Israel Selatan. Dan yang terakhir adalah perbudakan Bani Israil pada abad ke-6 SM zaman Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia Baru (bangsa Khaldea/Kasdim), tentara-tentara Raja Nebukadnezar II mengepung, menyerang, mengalahkan, membunuh banyak bangsa Israel yaitu rakyat Kerajaan Yehuda di Israel Selatan, menghancurkan, membakar seluruh Kota Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha pertama lalu membuang sebagian besar orang-orang Israel ke Babilonia dan menjadikan mereka sebagai tawanan dan budak setelah sebelumnya berhasil menaklukkan, merebut dan menghancurkan negeri mereka dan membakar seluruh Kota Yerusalem sehabis-habisnya sampai rata dengan tanah pada bulan Agustus 586 SM. Lima tahun kemudian, Gubernur Provinsi Yehuda Gedalya bin Ahikam yang diangkat Raja Nebukadnezar II di bunuh orang-orang Israel yang dipimpin Ismael bin Netanya yang masih keturunan raja, maka Raja Nebukadnezar II memerintahkan lagi Nebuzaradan ke Yerusalem pada tahun 581 SM untuk menghukum orang-orang Yehuda dan membawa ke Babilonia 745 jiwa orang Yehuda dan menjadikan mereka budak, sehingga Kota Yerusalem dan semua kota Kerajaan Yehuda tidak ada seorangpun penduduknya yang tinggal di sana. Pada tahun 567 SM Raja Nebukadnezar II mengalahkan Kerajaan Mesir dan orang-orang Israel yang melarikan diri ke Mesir dibawa ke Babilonia menjadi tawanan dan hanya segelintir orang Israel yang bisa kembali dengan selamat ke negerinya. Semua malapetaka yang terjadi terhadap Bani Israil adalah azab dari Allah disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan mereka sendiri, bangsa Israel yang kafir penyembah berhala tidak berkhitan, durhaka kepada Allah, nabi-nabi-Nya dan membunuh nabi-nabi-Nya serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa, maka Allah melalui bangsa-bangsa asing tersebut membuang mereka keluar dari Tanah Palestina menjadi budak dan tawanan).

 

Nabi Isa as berkata lagi: Hindarilah dengan perasaan takut terhadap orang yang tidak berkhitan, karena ia tidak akan masuk Surga.” Setelah mengatakan ini, Nabi Isa as menambahkan: ”Jiwa, pada dasarnya siap untuk mengabdi Tuhan, tetapi daginglah (raga/jasmani) yang tidak siap. Oleh karena itu, orang yang takut kepada Tuhan hendaknya merenungkan apa hakikat daging itu, dari mana asal-usulnya dan ke mana ia akan kembali. (Ia berasal) dari lempung Bumi, Allah menciptakan daging dan ke dalam daging itu Allah menghembuskan nafas kehidupan (ruh). Oleh karena itu, jika daging ingin menghalangi pengabdian (beribadah) kepada Allah, maka ia harus ditolak dengan cara yang menghinakan seperti tanah liat yang dinjak-injak, sama halnya dengan seorang yang membenci jiwanya (bagi orang yang tidak mau menyucikan jiwanya dan hanya menuruti hawa nafsu) di dunia ini akan mencegahnya dari kehidupan yang abadi (tidak akan masuk Surga).... Injil Barnabas halaman 32-37.

Setelah peristiwa Nabi Ibrahim as dibakar oleh para penyembah berhala Babilonia kuno yang marah karena beliau as menghancurleburkan patung-patung yang dijadikan tuhan-tuhan oleh masyarakat Sanliurfah - Turki zaman dahulu, Al-Anbiyaa’ ayat 57-71. Kemudian malaikat membawa Nabi Ibrahim as menuju dekat rumah sang ayah, tanpa Nabi Ibrahim as bisa melihat siapa gerangan yang membawa.

Bab 29. Allah Menurunkan Wahyu (Shuhuf) Kepada Ibrahim.

            .... Nabi Isa as menjawab: ”Setelah berada dekat dengan rumah ayahnya, Nabi Ibrahim as merasa takut untuk memasuki rumah, sehingga dia (Nabi Ibrahim as) memilih duduk di bawah pohon palma (palem) yang terletak tidak seberapa jauh dari rumahnya, di mana kemudian terlontar begitu saja dari mulutnya ucapan: ”Pastilah terdapat Tuhan yang memiliki kehidupan dan kekuatan yang melebihi manusia, karena Dia-lah yang menciptakan manusia dan manusia tanpa keterlibatan Tuhan tidak akan dapat membuat manusia.” Kemudian (Nabi Ibrahim as) mengarahkan pandangannya ke angkasa, ke bintang-bintang, Bulan dan Matahari, dia sampai pada pemikiran bahwa merekalah sebenarnya ’tuhan’. Tetapi setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan pergerakan mereka (yang terbit dan terbenam), dia berkata: ”Mestinya Tuhan itu tidak bergerak dan awan-awan itu tidak menyembunyikannya, jika tidak, maka orang-orang akan dibawa menuju ketiadaan.”

Qur’an surat Al-An’aam ayat 76-78:

76.  (Ketika malam telah menjadi gelap, dia) Nabi Ibrahim as (melihat bintang) kemudian (dia berkata: ”Inikah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam, dia berkata: ”Aku tidak suka kepada yang terbenam”).

77.  (Kemudian ketika dia melihat Bulan terbit, dia berkata: ”Inikah Tuhanku.” Tetapi ketika Bulan itu terbenam, dia berkata: ”Sungguh jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”).

78.  (Kemudian ketika dia melihat Matahari terbit, dia berkata: ”Inikah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika Matahari terbenam, dia berkata: ”Hai kaumku! Sesungguhnya, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”) ”Haadzaa Rabbiy” adalah pernyataan untuk mengingkari bukan pernyataan keyakinan bahwa bintang, Bulan dan Matahari adalah Tuhannya Nabi Ibrahim as karena Allah menganugerahi hidayah kebenaran.

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 51:

51.  (Dan sesungguhnya, sebelum) Nabi Musa as dan Nabi Harun as (telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim rusydah) hidayah kebenaran (sebelumnya) sebelum Nabi Ibrahim as baligh (dan Kami mengetahui dia) bahwa Nabi Ibrahim as layak untuk menerima petunjuk tersebut. Maka, meskipun masih anak-anak, Nabi Ibrahim as telah berpikir dan memulai proses mencari Tuhan. Nabi Ibrahim as bertanya tentang apa dan siapa Tuhan itu kepada sang ayah dan berdebat bagaimana Tuhan yang sebenarnya itu dengan ayah beliau as. Nabi Isa menanggapi (pertanyaan para murid) dengan jawaban: ”Nabi Ibrahim as berusia 7 tahun ketika itu yaitu saat dia memulai proses mencari Tuhan, sehingga pada suatu hari ketika Nabi Ibrahim as berkata kepada ayahnya: ”Ayah, siapa yang menciptakan manusia?” Ayah yang bodoh ini menjawab: ”(Yang menciptakan manusia adalah) Manusia, karena aku yang membuatmu dan ayahku yang telah membuatku.” Nabi Ibrahim as menjawab: ”Ayah, bukan itu yang aku maksudkan, karena aku pernah mendengar seorang kakek menangis sambil menyebut: ”Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak memberikan seorang anak kepadaku?” Ayahnya menyahut: ”Itu benar putraku, bahwa Tuhan membantu manusia untuk membuat manusia, tetapi Dia tidak melibatkan Diri-Nya dalam proses pembuatan manusia itu (jawaban Azar ayah Nabi Ibrahim as itu salah besar karena Allah-lah yang menciptakan manusia, Al-Baqarah ayat 30, Ali-’Imran ayat 59, An-Nisaa’ ayat 1, Al-Hijr ayat 26, 28-29, An-Nahl ayat 4, Al-Hajj ayat 5, Al-Mu’minuun ayat 12-14, As-Sajdah ayat 7, Ash-Shaaffaat ayat 11, Az-Zumar ayat 6, Al-Mu’min ayat 67, Al-Hujuraat ayat 13, Ar-Rahmaan ayat 14 dan Al-’Alaq ayat 1-2. Allah adalah pencipta segala sesuatu tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam penciptaan alam semesta dan Allah-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa, Ar-Ra’du ayat 16). Yang diperlukan hanyalah seorang manusia yang memohon kepada Tuhannya supaya memberinya anak domba dan domba dan Tuhannya akan menolongnya.” Nabi Ibrahim as bertanya: ”Ada berapa banyak tuhan ayah?” Orangtua (Nabi Ibrahim as) itu menyahut: ”Tuhan-tuhan itu tidak terbilang jumlahnya, putraku.” Kemudian kata Nabi Ibrahim as: ”Wahai ayah, apa yang harus aku lakukan jika aku akan mengabdi kepada satu tuhan sedangkan tuhan lain akan membenciku karena aku tidak mengabdi kepadanya? Dalam banyak hal, akan terjadi pertentangan dan ketidakharmonisan di antara tuhan-tuhan itu sehingga timbul peperangan antara mereka. Tetapi mungkin juga terjadi jika satu tuhan berniat jahat kepadaku dengan cara membunuh tuhanku. Apa yang harus aku lakukan? Sudah pasti bahwa tuhan itu akan membunuhku juga. Orangtua itu tertawa (dan) menjawab: ”Wahai putraku, jangan takut, karena tidak ada tuhan yang mengadakan peperangan melawan tuhan-tuhan lain, tidak, tidak begitu, di dalam rumah ibadah yang besar, ada ribuan tuhan dan yang paling besar adalah (berhala) Baal, sekarang usiaku mendekati 70 tahun dan selama itu aku belum pernah melihat ada satu tuhan yang bertengkar dengan tuhan lain. Dan tentu saja semua manusia tidak mengabdi hanya kepada satu tuhan saja, tetapi satu manusia (mengabdi kepada) satu (tuhan), sedangkan manusia yang lain mengabdi kepada tuhan lain.” Nabi Ibrahim as menjawab: ”Jadi ada perdamaian di antara tuhan-tuhan itu?” Jawab ayahnya: ”Mereka berdamai satu sama lain.” Kemudian tanya Nabi Ibrahim as lagi: ”Wahai ayah, seperti apa tuhan-tuhan itu?” Orangtua itu menjawab: ”Hai bodoh, setiap hari aku membuat satu tuhan kemudian aku jual kepada orang-orang (dan hasil penjualan itu digunakan) untuk membeli roti dan engkau masih tidak tahu tuhan itu seperti apa!” Dan ketika itu ia (Azar) sedang membuat sebuah patung. Katanya: ”Ini adalah (tuhan yang terbuat dari) kayu palma, sedangkan yang itu, kayu zaitun, dan yang kecil itu, kayu ivory, lihatlah betapa bagus patung-patung itu. Patung-patung itu tampak hidup, hanya saja, patung-patung itu tidak bernafas!” Nabi Ibrahim as terus mengejar dengan pertanyaan: ”Jadi ayah, tuhan-tuhan (buatanmu) itu tidak bernafas? Lalu bagaimana caranya tuhan-tuhan itu memberi nafas? Dan dalam keadaan tidak hidup, bagaimana mungkin mereka dapat memberi kehidupan? Ayah, dapat dipastikan bahwa mereka (patung-patung buatanmu) itu bukan Tuhan (karena mereka itu adalah benda mati maka tidak pantas untuk dijadikan Tuhan).” Orangtua itu sangat gusar atas ucapan ini, (lalu ia) menjawab: ”Jika saja sekarang ini engkau sudah cukup dewasa, aku sudah meremukkan kepalamu dengan kapak ini, tetapi tenanglah, karena engkau belum mengerti!” Nabi Ibrahim menyahut lagi: ”Ayah, jika tuhan-tuhan itu menolong dalam pembuatan manusia, bagaimana mungkin seorang manusia dapat membuat tuhan-tuhan? Dan jika tuhan-tuhan itu terbuat dari kayu, berarti adalah dosa besar untuk membakar kayu. Tetapi jelaskan kepadaku ayah, bagaimana ini bisa terjadi, ketika ayah telah membuat begitu banyak tuhan, (mengapa) tuhan-tuhan itu tidak membantu ayah untuk membuat begitu banyak anak-anak lain (supaya ayah mempunyai banyak anak, karena ayah dapat membuat tuhan-tuhan), di mana ayah dapat (dengan sangat mudah) menjadikan mereka (anak-anak ayah itu) sebagai manusia-manusia yang paling kuat di dunia ini?” Sang ayah duduk di samping Nabi Ibrahim as sambil mendengarkan putranya berbicara demikian. Sang putra melanjutkan pembicaraan: ”Ayah, apa benar dunia ini untuk beberapa (waktu) lamanya tidak dihuni oleh manusia?” Jawab ayahnya: ”Ya benar dan mengapa?” Nabi Ibrahim as berkata: ”Sebab, aku ingin tahu siapa yang membuat tuhan yang pertama?” Kata orangtua itu: ”Sekarang, enyahlah engkau dari rumahku, tinggallah aku untuk membuat tuhan ini dengan cepat dan jangan bicara sepatah kata pun karena jika engkau merasa lapar, engkau akan menginginkan roti dan bukan kata-kata!”

Qur’an surat Al-An’aam ayat 74:

74.  (Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Aazar) atau Azar/Taarikh/Terah (: ”Pantaskah engkau menjadikan patung-patung sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu) menjadikan patung-patung buatan manusia sebagai tuhan-tuhan (sesembahan) adalah (dalam kesesatan yang nyata) yang jelas. Kata Nabi Ibrahim as: ”Sebenarnya tuhan yang baik (benar) adalah, ketika ayah memotongnya (memahatnya) sebagaimana yang ayah kehendaki (ia bisa melawan atau membela diri) dan tuhan (yang ayah pahat) itu tidak bisa membela dirinya sendiri (karena itu bukan tuhan!).” Kemudian (ucapan Nabi Ibrahim as tersebut membuat Azar) orang tua itu benar-benar telah mendidih darahnya, dan berkata: ”Semua orang di dunia ini mengatakan bahwa (patung buatanku) ini adalah tuhan, dan kamu anak gila, dengan mengatakan ini bukan tuhan. Demi tuhan, jika engkau sekarang menjadi pria dewasa, aku sudah membunuhmu!” Dan setelah mengatakan ini, (karena sangat marah, tanpa perasaan belas kasihan) ia melayangkan tinju dan tendangan secara bertubi-tubi (ke arah putranya sendiri yang masih anak-anak) dan mengusir Nabi Ibrahim as dari rumah (sang ibu pasti membela dan melindungi putranya yang masih anak-anak itu, sehingga Nabi Ibrahim as tetap tinggal di rumah orangtua beliau as sampai peristiwa ditangkap dan dibakarnya Nabi Ibrahim as oleh orang-orang kafir Babilonia kuno itu terjadi, yaitu pada saat beliau as berusia 12 tahun). Bab 26 Injil Barnabas halaman 44-47.

Orang yang mendapat hidayah dengan orang yang tidak mendapat hidayah itu perbedaannya sangat mencolok, sebagai contoh dalam sejarah yaitu kisah pembicaraan dan perdebatan antara Nabi Ibrahim as dengan sang ayah Azar. Karena Nabi Ibrahim as telah mendapat hidayah kebenaran dari Allah as maka beliau as cerdas walaupun beliau as masih berusia 7 tahun, sehingga bisa berpikir jernih tentang masalah ketuhanan melebihi pikiran orang-orang dewasa yang tidak mendapat hidayah kebenaran. Seperti Azar ayah Nabi Ibrahim as, meskipun saat itu telah berusia 70 tahun, tetapi karena tidak mendapat hidayah dari Allah, maka otaknya tidak cerdas sehingga ia tidak bisa berpikir jernih tentang masalah ketuhanan.

Ketika sedang dalam keadaan bimbang, Nabi Ibrahim as mendengar seseorang memanggil namanya: ”Ibrahim.” Dia menoleh ke sekeliling, tetapi tidak melihat seorang pun, dia mengguman: ”Aku yakin telah mendengar suara orang menyebut namaku.” ”Ibrahim.” Demikianlah peristiwa seperti itu terulang kembali hingga ketiga kalinya, dia mendengar namanya dipanggil. ”Ibrahim.” Dia menjawab: ”Siapa yang memanggilku?”

Kemudian dia mendengar suara: ”Aku adalah malaikat Allah, Jibril.” 

    Nabi Ibrahim as dipenuhi rasa takut, tetapi Malaikat Jibril as berusaha menenangkannya dengan mengucapkan: ”Jangan takut Ibrahim, karena engkau adalah kekasih Allah. Ketika engkau menghancurleburkan tuhan-tuhan (patung-patung sesembahan) manusia, engkau telah dipilih oleh Allah (Tuhan) para malaikat dan para nabi, sampai-sampai namamu tertulis dalam Kitab Kehidupan (Lauhul Mahfudz).” Kemudian Nabi Ibrahim as berkata: ”Apa yang harus aku lakukan untuk melayani Tuhan para malaikat dan Tuhan para nabi yang suci?”

Malaikat Jibril as menjawab: ”Pergilah menuju pancuran air dan sucikanlah dirimu (berwudlulah) karena Allah akan berbicara denganmu.” Nabi Ibrahim as menjawab: ”Sekarang, bagaimana caranya aku menyucikan diriku?”

    Kemudian Malaikat Jibril as menjelmakan dirinya menjadi seorang pemuda yang tampan dan menyucikan dirinya di pancuran air seraya berkata: ”Lakukan seperti ini kepada dirimu (Malaikat Jibril as memberi contoh kepada Nabi Ibrahim as caranya berwudlu), wahai Ibrahim.” Ketika Nabi Ibrahim as telah menyucikan dirinya, Malaikat Jibril as berkata: ”Mendakilah ke gunung itu, karena Allah akan berbicara denganmu di sana.”

Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 83-84:

83.  (Dan sesungguhnya di antara golongannya) Nabi Nuh as dalam bertauhid kepada Allah (adalah Ibrahim).

84.  Ingatlah (ketika dia) Ibrahim (datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci”). Nabi Ibrahim as mendaki gunung itu (untuk datang menghadap Allah), sebagaimana diperintahkan oleh Malaikat Jibril as kepadanya.

Begitu sampai di tempat tujuan, dia (Nabi Ibrahim as) duduk di atas kedua lututnya berkata kepada dirinya sendiri: ”Kapan Allah akan berbicara kepadaku?”

Tiba-tiba Nabi Ibrahim as mendengar namanya dipanggil oleh sebuah suara lembut: ”Ibrahim.”

Nabi Ibrahim as menyahut : ”Siapa yang memanggilku?”

Suara itu menjawab: ”Aku (Allah) Tuhanmu wahai Ibrahim.”

Nabi Ibrahim as diliputi oleh rasa takut membenamkan wajahnya ke permukaan Bumi sambil mengucap: ”Betapa aku ini adalah`hamba dan pelayan-Mu yang berupa debu dan abu ini.” Kemudian Allah berfirman:

(”Jangan takut, tetapi bangunlah, karena Aku telah memilihmu sebagai pelayan-Ku) utusan-Ku (dan Aku akan memberkatimu) memberkahimu (dan membuat) anak keturunanmu (menjadi bertambah banyak dan menjadi umat yang) berjumlah (besar. Oleh karena itu, pergilah dari rumah ayahmu dan rumah kerabatmu dan menetaplah di sebuah wilayah yang akan Aku berikan kepadamu dan kepada anak cucumu”).

            Nabi Ibrahim as menjawab: ”Semua (perintah-Mu) akan aku lakukan Tuhan, tetapi bimbinglah aku bahwa tidak ada tuhan lain (selain Engkau) yang akan mencelakaiku.” Kemudian Allah berfirman: (”Aku-lah satu-satunya Tuhan dan tidak ada tuhan selain Allah) Laa Ilaaha Illallaah (Aku menghancurkan dan menciptakan keseluruhan, Aku mematikan dan memberi kehidupan) Allah yang menghidupkan dan mematikan makhluk-makhluk-Nya, Al-Baqarah ayat 28, 258-259, Ali-’Imran ayat 156, Al-A’raaf ayat 158, Al-Hajj ayat 66 dan Al-Mu’min/Al-Ghafir/Ath-Thaul ayat 68 (Aku memasukkan ke Neraka dan mengeluarkan dari Neraka dan tidak seorang pun yang mampu menghindar dari jangkauan-Ku”).

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 131 dan 260:

131.    (Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: ”Tunduk dan berserah dirilah engkau.” Dia) Ibrahim (menjawab: ”Aku tunduk dan berserah diri kepada Tuhan semesta alam”).

260.    (Dan) ingatlah (ketika Ibrahim berkata: ”Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Firman-Nya: ”Apakah engkau tidak percaya?) akan kekuasaan-Ku dalam menghidupkan itu? Ditanyanya Nabi Ibrahim as demikian padahal Allah mengetahui bahwa beliau as mempercayai itu, supaya Nabi Ibrahim as memberikan jawaban terhadap pertanyaan-Nya hingga pendengar atau pembaca pun mengerti maksud Allah (”Aku percaya”, katanya. ”Tetapi supaya hatiku tenang”) mantab (Firman-Nya:) Jika begitu (”Ambillah 4 ekor burung kemudian jinakkanlah olehmu) jika telah jinak, sembelihlah dan potong-potonglah hingga daging dan bulunya bercampur baur menjadi satu setelah itu bagilah menjadi beberapa bagian (Kemudian taruhlah pada setiap bukit satu bagian daripadanya, setelah itu panggillah ia) masing-masing nama burung itu (niscaya mereka akan datang kepadamu dengan cepat) segera (Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya. Nabi Ibrahim as menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah, sambil memegang 4 ekor kepala burung kemudian beliau as memanggil nama-nama dari 4 ekor burung tersebut. Maka berterbanganlah potongan-potongan daging burung-burung itu mendatangi kelompoknya masing-masing sampai menjadi lengkap, lalu menuju kepalanya yang sedang berada di tangan Nabi Ibrahim as, sehingga 4 ekor burung itu menjadi utuh sempurna dan hidup kembali.

Qur’an surat Al-An’aam ayat 75:

75.  (Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kerajaan) kekuasaan-Ku yang terdapat (di Langit dan di Bumi) supaya dia dapat mengambil kesimpulan tentang keesaan-Ku (dan supaya dia termasuk orang-orang yang yakin) akan tanda-tanda kemuliaan-Ku dan keagungan-Ku.

(Sabda Nabi Isa as kepada murid-murid:) ”Kemudian Allah memberikan perjanjian untuk berkhitan (kepada Nabi Ibrahim as, firman-Nya: ”Ibrahim, potonglah kulit luar yang menutupi kemaluanmu dan semua keluargamu, karena ini adalah perjanjian antara Aku denganmu selamanya.” Bab 22 Injil Barnabas alinea terakhir. Setelah itu Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk mendirikan shalat dan perintah Allah itu ditulis dalam Kitab Shuhuf Ibrahim dan Taurat Musa, Al-Anbiyaa’ ayat 71-73 dan Al-A’laa ayat 18-19) dan dengan demikian ayah kita (Nabi Ibrahim as) mengetahui (mengingat) Allah.” Setelah mengatakan ini, Nabi Isa as mengangkat kedua tangannya, mengucap: ”Bagi-Mu segala kemuliaan dan kemegahan (keagungan) Ya Allah, semoga demikian adanya.”

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 73:

73.  (Kami telah menjadikan mereka itu) yaitu Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as, Nabi Ishaq as dan Nabi Ya’qub as (sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk) kepada manusia ke jalan yang lurus (dengan perintah Kami) untuk mengajak manusia memeluk agama Allah yaitu Islam (dan telah Kami wahyukan kepada mereka) yang ditulis dalam Shuhuf Ibrahim untuk (mengerjakan kebaikan) amal-amal saleh (mendirikan shalat dan menunaikan zakat) Allah memerintahkan para utusan-Nya dan orang-orang yang mengikuti mereka mengerjakan semua perintah-Nya itu (dan hanya kepada Kami-lah mereka selalu menyembah) bertakwa kepada Allah.

Qur’an surat Al-A’laa ayat 14-19:

14.  (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri) dengan beriman dan bertakwa.

15.  (Dan ia ingat nama Tuhannya, lalu ia) mendirikan (shalat) sebagai ibadah utama, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar jika ibadah shalatnya Lillaahi Ta’aalaa, tepat waktu, khusyuk, tumakninah, bacaan Al-Qur’annya sesuai tajwid dan makhraj yang benar, tartil (membacanya pelan-pelan, pengucapan setiap hurufnya jelas dan tidak berlebihan, Al-Muzzammil ayat 4) serta tidak mengkonsumsi segala yang haram. Dan ketahuilah mengingat Allah dengan mendirikan shalat itu lebih besar keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain dan Allah menciptakan manusia dengan tujuan hanya untuk beribadah kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

”Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba di hari Kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’aalaa berfirman: ”Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Maka disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” Hadits riwayat At-Tirmidzi.

16.  (Tetapi kamu sekalian) orang-orang kafir (lebih memilih kehidupan duniawi) daripada kehidupan ukhrawi.

17.  (Padahal kehidupan akhirat itu) yang di dalamnya terdapat Surga (adalah lebih baik dan lebih kekal).

18.  (Sesungguhnya) perintah untuk mendirikan shalat (ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu).

19.  (Yaitu Kitab-kitab) Shuhuf (Ibrahim dan) Taurat (Musa) Al-Baqarah ayat 83 dan Al-Anbiyaa’ ayat 72-73.

Bab 98. Keputusan Senat Roma.

Allah memerintahkan melalui Malaikat Jibril as kepada Nabi Isa as pergi ke Gunung Sinai – Mesir selama 40 hari untuk menjalankan ibadah puasa Ramadlan, lalu Nabi Isa as dan murid-murid pergi menuju ke sana, selesai puasa dan setelah lewat 40 hari tinggal di Sinai, Nabi Isa as (diikuti murid-murid) berjalan mendekati Sungai Yordan (mereka berencana) untuk pergi menuju Yerusalem. Bab 92 Injil Barnabas.

.... Ketika sebagian besar kerumunan itu telah berlalu, masih menetap di tempat itu sekitar lima ribu orang laki-laki, tanpa kaum wanita dan anak-anak, yang merasa sangat letih setelah menempuh perjalanan selama dua hari tanpa makan roti, karena begitu antusias mereka untuk dapat melihat Nabi Isa as, mereka telah lupa untuk membawa bekal sedikit pun, sehingga mereka memakan dedaunan mentah, oleh karena itulah mereka tidak mampu untuk meninggalkan tempat itu seperti orang-orang lain. Kemudian Nabi Isa as ketika menyadari hal ini, menaruh iba kepada mereka dan berkata kepada Filipus: ”Di mana kita dapat memperoleh roti untuk mereka agar mereka tidak binasa (mati) karena kelaparan.” Filipus menjawab: ”Guru, 200 batang emas tidak cukup untuk membeli roti-roti mereka, kecuali masing-masing hanya mendapat bagian yang sedikit.” Kemudian Andreas berkata : ”Di sini ada anak kecil yang mempunyai lima (5) iris roti dan dua (2) ikan tetapi apa artinya ini di tengah orang banyak yang kelaparan?

*Nabi Isa as menjawab: ”Perintahkan kepada orang banyak agar duduk.” Dan mereka segera duduk di atas rumput secara berkelompok (terdiri dari 50 atau 40 orang). Setelah itu Nabi Isa as berkata: ”Dengan nama Allah.” Dan dia mengambil  roti itu dan memohon kepada Allah dan kemudian mencuil roti itu yang dia berikan kepada murid-muridnya dan murid-muridnya kemudian memberikannya kepada orang-orang banyak. Demikian pula yang diperbuat Nabi Isa as dengan kedua ikan. Setiap orang dapat makan dan setiap orang merasa kenyang. Kemudian Nabi Isa as berkata: ”Kumpulkan makanan yang berlebih.Maka murid-murid mengumpulkan potongan-potongan makanan sebanyak dua belas (12) keranjang penuh. Mengetahui peristiwa ini, setiap orang mengusap-usap kedua matanya sambil berkata: ”Apakah aku sadar, atau apakah aku bermimpi?” Dan mereka masih menetap di situ selama sekitar dua (2) jam dalam keadaan tertegun dan tidak percaya oleh mukjizat agung ini. Setelah itu Nabi Isa as ketika dia telah mengucap terima kasih kepada Allah, memerintahkan mereka untuk kembali pulang, tetapi terdapat tujuh puluh dua (72) laki-laki yang bersikeras untuk tidak mau meninggalkan Nabi Isa as, oleh karena itu Nabi Isa as menyadari keimanan mereka (lalu) mengangkat mereka sebagai murid-muridnya.

*Mukjizat Nabi Isa as dalam hal makanan sedikit menjadi banyak sama dengan mukjizat Rasulullah saw.

Menjelang Perang Ahzab atau Perang Khandaq (parit), Rasulullah saw dan kaum muslimin sedang bergotong-royong membuat parit pertahanan kota dari serangan musuh di Madinah bagian utara. Kemudian ditemukan sebuah batu besar yang sukar untuk dipecahkan. Para sahabat melapor kepada Rasulullah saw, lalu beliau saw bangkit hendak memecahkan batu itu dan turun ke dalam parit. Terlihat oleh Jabir bin Abdullah ra, perut beliau saw diganjal batu, sudah 3 hari kaum muslimin tidak merasakan makanan apa pun, karena ketika itu di Madinah sedang terjadi musim dingin yang sangat dingin menusuk tulang dan kesulitan makanan (paceklik). Melihat itu, Jabir ra meminta izin pulang sebentar kepada Rasulullah saw untuk menemui istrinya, sesampai di rumahnya, Jabir ra menyuruh istrinya memasak roti dan daging anak kambing, karena hanya itu yang mereka miliki. Setelah itu Jabir ra kembali ke tempat Rasulullah saw dan mengundang makan beliau saw dan 1 atau 2 orang sahabat.

Tanya Rasulullah saw: ”Berapa banyakkah makanan itu.”

Setelah dijawab oleh Jabir ra jumlah makanan yang ia miliki, beliau saw berkata: ”Itu cukup banyak dan baik, katakan kepada istrimu jangan diangkat masakan itu dari atas tungku dan roti itu jangan pula sampai dikeluarkan dari tempat pembakarannya sebelum aku datang ke sana.” Kemudian Rasulullah saw memanggil kaum Muhajirin dan Anshar dan para penggali parit lainnya untuk makan bersama di rumah Jabir ra.

Rasulullah saw datang ke rumah Jabir ra seraya berkata: ”Masuklah kalian dan jangan berdesak-desakan.” Kemudian Rasulullah saw memotong-motong roti dan dicampurkan pada daging serta kuah yang ada di periuk dan dihidangkan kepada para penggali parit sambil beliau saw tetap memotong-motong roti sampai semua kebagian dan dalam waktu yang bersamaan para sahabat makan dengan puas sampai kenyang. Berkat doa Rasulullah saw, masakan daging berkuah dan roti yang hanya sedikit itu dapat memberi makan kaum Muhajirin, Anshar dan orang-orang yang bersama mereka yang ikut Perang Khandaq, jumlahnya sekitar 3.000 orang. Setelah mereka makan dengan puas sampai kenyang, lalu mereka pergi dari rumah Jabir ra, ternyata roti dan masakan berkuah di dalam periuk itu masih tetap utuh, padahal makanan tersebut sebenarnya sebelum didoakan oleh Rasulullah saw hanya cukup untuk makan 4-5 orang saja. Rasulullah saw berkata kepada Jabir ra dan istrinya: ”Makanlah ini dan bagikanlah kepada orang banyak karena kini sedang terjadi musim paceklik.” Hadits riwayat Bukhari. Di lain peristiwa, tentang mukjizat Rasulullah saw dengan sisa makanan yang sedikit bisa mengenyangkan bala tentara yang berjumlah besar dan masih tersisa makanannya, mukjizat Rasulullah saw dalam hal makanan sedikit menjadi banyak ini seringkali terjadi.

Bab 99. Tentang Kecemburuan Tuhan.

Nabi Isa as kemudian pergi menyendiri karena beliau as masih terguncang karena dijadikan Tuhan dan disebut (dipanggil) sebagai Tuhan. Nabi Isa as setelah menyendiri di ceruk Gurun Tiro (Yudea) di dekat Yordan, (beliau as) memanggil semua ke-72 dan ke-12 murid-muridnya dan ketika dia telah duduk di atas sebuah batu, dia (beliau as) menyuruh mereka untuk duduk di dekatnya. Dengan menarik nafas panjang dia (Nabi Isa as) mulai berkata : “Hari ini kita telah melihat suatu kejahatan yang sangat keji di wilayah Yudea dan di Israel, demikian keji dosa (kekafiran) itu hingga hatiku masih gemetar di dalam dadaku karena takut kepada Allah (akan menimpakan azab (musibah) besar kepada Kota Yerusalem dan penduduknya yaitu orang-orang Israel, padahal sebelumnya mereka telah menabung dosa-dosa besar karena tidak bertakwa, durhaka, mendustakan dan telah membunuh nabi-nabi-Allah yaitu Nabi Zakariya as dan Nabi Yahya as). Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu bahwa Allah itu pecemburu karena kemuliaan-Nya dan mencintai (menyayangi) bangsa Israel sebagai seorang kekasih (sebelum Allah memberikan karunia yang besar berupa Alkitab, hikmah dan kenabian kepada Muhammad Rasulullah dan penutup nabi-nabi yang diutus oleh Allah kepada semua manusia). Kamu tahu bahwa jika seorang pemuda mencintai seorang gadis dan gadis itu menolak cintanya dan berpaling kepada pemuda lain, maka pemuda itu akan sangat marah dan akan membunuh pemuda saingannya....” Injil Barnabas halaman 177-179.

Injil Matius

Paulus menjadikan Injil Barnabas sebagai salah satu sumber inspirasi dan menyadur Injil Barnabas itu dalam menulis Injilnya dan menyadur beberapa bab dalam Injil Barnabas dengan menggabungkan peristiwa, waktu dan tempat yang berbeda lalu mengubah-ubah, mengurangi, menghilangkan dan menambahi kata-katanya dengan karangan Paulus sendiri menjadi 1 pasal. Perhatikan dan bandingkan antara kalimat-kalimat yang digarisbawahi di dalam Injil Barnabas bab 21, 22, 23 dan 98 di atas yang ditulis oleh Barnabas yaitu ketika Nabi Isa as sedang berdakwah atas perintah beliau as kepada Barnabas dengan kalimat-kalimat yang digarisbawahi di dalam Injil Matius pasal 15 ayat 22-29 dan 32-39 yang telah diubah-ubah dan ditambahi kata-katanya oleh Paulus seperti pasal Injil Matius berikut ini :

Alkitab Perjanjian Baru, Injil Matius pasal 15 ayat 22-39:

15:22: Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru: ”Kasihanilah aku ya Tuhan, anak Daud, karena anakku wanita kerasukan setan dan sangat menderita.”

15:23: Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murud-Nya datang dan meminta kepada-Nya : ”Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.”

15:24: Jawab Yesus: ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

15:25: Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia (Nabi Isa as) sambil berkata: ”Tuhan, tolonglah aku.”

15:26: Tetapi Yesus menjawab: ”Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.

15:27: Kata wanita itu: ”Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

15:28: Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ”Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

15:29: Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusuri pantai Danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ.

15:30: Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus da Ia menyembuhkan mereka semuanya.

15:31: Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.

15:32: Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: ”Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.

15:33: Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: ”Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya.

15:34: Kata Yesus kepada mereka: ”Berapa roti ada padamu?Tujuh (7).” Jawab mereka. “Dan ada lagi beberapa ikan kecil.

15:35: Lalu Yesus menyuruh banyak orang itu duduk di tanah.

15:36: Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.

15:37: Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.

15:38: Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

15:39: Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan.

Nabi Isa as dan murid-murid meninggalkan Capernaum berlalu menuju Tyre dan Sidon kedua kota itu berada di tepi pantai Laut Tengah dan tidak menyusuri pantai di Danau (Laut) Galilea dan tidak naik ke atas bukit untuk duduk di situ yang ditulis Paulus dalam PB. Injil Matius pasal 15 ayat 29. Setelah ibu yang kafir dan belum masuk Islam itu pergi dari hadapan mereka, pada hari itu juga, murid-murid bertanya kepada Nabi Isa as tentang ucapan beliau as kepada ibu tadi bahwa seekor anjing lebih baik daripada seseorang yang tidak khitan (sunat). Lalu Nabi Isa as duduk dekat gunung yang terlihat oleh mereka dan murid-muridnya duduk melingkarinya guna mendengar nasehat-nasehatnya.... Nabi Isa as dan murid-murid tidak naik perahu dan tidak bertolak ke daerah Magadan. Tetapi Nabi Isa as pergi ke ceruk Gurun Tiro dekat Yordan untuk menyendiri. Bab 98-99 Injil Barnabas hal. 177-179.

Dari tulisan-tulisan Paulus, ternyata Paulus sangat banyak berdusta dan ia mengaku berdusta ketika menulis Injilnya yang ditulis dalam suratnya kepada jemaatnya di Roma – Italia, PB. Roma pasal 3 ayat 7. Perkataan Paulus dan perilakunya sering melanggar/menyalahi/tidak melakukan/tidak menjalankan/tidak menurut firman (perintah) Allah. Di dalam Injil Matius pasal 15 di atas. Mengapa Paulus tidak menulis lanjutan dari menyadur Injil Barnabas bab 21 sampai selesai yaitu tentang ibu Kanaan dan anggota kerabatnya yang masuk Islam dan selanjutnya, semua anggota kerabatnya patuh menjalankan hukum Allah sebagaimana tertulis dalam Kitab Taurat Musa, kemudian ia juga tidak menyadur Injil Barnabas selanjutnya pada bab 22-23 tentang masalah khitan dan asal mula (sejarah) perintah khitan dan perjanjian Allah dengan Nabi Ibrahim as dan kutukan terhadap orang-orang yang tidak khitan yang sedang dibicarakan dan dijelaskan oleh Nabi Isa as kepada murid-murid? Hal itu karena Paulus melarang khitan dan Paulus menuhankan Nabi Isa as, PB. 1 Korintus 1:2-10, 4:1, 5:4-5, 6:11, 14, 8:6, 9:1, 16:23, 2 Korintus 1:2-3, 14, 4:5, 14, 8:9, 11:31, 13:14, Galatia 1:3, 6:14, 18, Roma 1:4, 7, 4:24, 5:1, 11, 21, 6:23, 7:25, 39, 13:14, 15:6, 30, 16:18, 20, 24 dan mendakwahkan bahwa Nabi Isa as adalah putra (anak) Allah, PB. 2 Korintus 1:19, Roma 1:3-4, 8:3, 29, 32, Ibrani 4:14, 5:5, 8. Maka Paulus mengangkat dirinya sendiri sebagai rasulnya Nabi Isa as, lalu Paulus mengaku dan mengatakan kepada jemaat-jemaatnya sebagai rasul dan yang mengangkat dirinya sebagai rasul adalah Allah dan oleh kehendak Allah menjadi rasulnya Yesus Kristus dan diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa-bangsa non Yahudi, PB. 1 Korintus 1:1, 7, 2 Korintus 1:1, 12:1, Galatia 1:15-16, 2:2, Roma 1:1, 15:15-24. Paulus berdusta karena Allah berfirman di dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 19:

19.  (Hai Ahli Kitab) Bani Israil dan kaum Nasrani (sesungguhnya telah datang kepadamu rasul Kami) yaitu Muhammad saw (menjelaskan kepadamu) tentamg perkara agama, pengetahuan dan keterangan-keterangan yang nyata (jelas dan benar) (ketika terputus) Allah berhenti mengutus (rasul-rasul) selama 576 tahun sejak rasul terakhir dari Bani Israil yaitu Nabi Isa as yang diutus pada tahun 31-34 M hanya kepada bangsa Israel ketika beliau as berumur 30 tahun sampai Allah mengutus Nabi Muhammad saw dan penutup nabi-nabi pada tanggal 10 Agustus 610 M (21 Ramadlan, Ad-Dukhaan ayat 2-6 dan Al-Qadr ayat 1-5) ketika beliau saw berusia hampir 40 tahun kalender Masehi (39 tahun+3 bulan+20 hari), kaum hawariyyun yaitu murid-murid inti Nabi Isa as yang berjumlah 12 orang itu bukan rasul-rasul Allah, apalagi murid palsu Paulus yang mengaku sebagai rasulnya Nabi Isa as, Paulus bukan murid Nabi Isa as karena ia tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa as baik itu yang diklaim Paulus menampakkan diri dalam bentuk bayangan kepadanya apalagi ia bertemu beliau as dalam alam nyata, jelas tidak pernah sama sekali (supaya kamu) jika nanti disiksa oleh Allah karena kekafiranmu itu, kamu tidak (mengatakan: ”Tidak ada yang datang kepada kami) rasul (pembawa berita gembira dan tidak pula pembawa peringatan”, karena sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira maupun pembawa peringatan itu) sehingga tidak ada maaf (ampun) lagi bagi yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw di hari pengadilan nanti (Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).

Mesias (Mashiah) yang dimaksud dan ditunggu-tunggu sejak lama oleh Bani Israil/Israel/Yahudi adalah mesias yang diutus oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, yang nama dan kitab suci yang dibawanya tertulis di dalam kitab-kitab suci nabi-nabi terdahulu, penutup nabi-nabi dan pemimpin para utusan Allah yang diberi kekuasaan oleh Allah untuk memerangi dan mengalahkan orang-orang kafir berkat pertolongan Allah Tuhan semesta alam Yang Maha Perkasa, Maha Kuat, Maha Tangguh dan Maha Menang. Bani Israil sangat percaya mesias penutup nabi-nabi tersebut akan bisa membebaskan mereka dari penjajahan, penghinaan dan penindasan bangsa-bangsa asing yang telah berlangsung selama berabad-abad dan merebut hak atas kota suci Yerusalem dari tangan mereka, sehingga bangsa Israel bisa menempati kembali kota suci tersebut. Yaitu mesias yang nama dan ciri-cirinya tertulis secara jelas dan detail di dalam Kitab suci Taurat yang asli yaitu kitab suci yang ditulis oleh Nabi Musa as berdasarkan wahyu dari Allah Swt di gua yang terletak di Jabal Musa (Gunung Sinai) di Semenanjung Sinai – Mesir bagian Benua Asia. Sedangkan Nabi Isa as itu bukan *mesias karena Allah mengutus Nabi Isa as hanya kepada bangsa Israel saja bukan kepada semua umat manusia dan jin. Nabi Isa as bukan menjadi rahmat bagi semesta alam dan beliau as juga bukan penutup nabi-nabi, Ali-’Imran ayat 49-53, Az-Zukhruf ayat 59, 63-64, Ash-Shaff ayat 6, Bab 21, 26, 82 Injil Barnabas halaman 34, 43, 149, Injil Matius pasal 1 ayat 21, pasal 10 ayat 5-6 dan pasal 15 ayat 24.

*Mesias adalah nabi akhir zaman, juru selamat semua manusia yang membawa misi penyelamatan bagi semua penghuni dunia ini, membawa risalah yang lebih jelas daripada risalah nabi-nabi sebelumnya, datang dengan kekuatan yang besar untuk melawan kekafiran dan kemusyrikan serta menghancurkan penyembahan berhala sehingga Allah Swt menjadi dikenal dan diagungkan, utusan Allah yang membawa Kitab suci Al-Qur’an untuk peringatan bagi semesta alam dan pepimpin para utusan Allah. Mesias yang diutus oleh Allah kepada semua manusia (penduduk) di seluruh dunia ini dan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam yang bernama Muhammad penutup nabi-nabi yang namanya dan nama kitab suci yang dibawanya tertulis di dalam kitab-kitab (suci) nabi-nabi terdahulu yang membawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, Ali-’Imran ayat 81, An-Nisaa’ ayat 79, Al-A’raaf ayat 157-158, Al-Anbiyaa’ ayat 107, Asy-Syu’araa ayat 196, Sabaa’ ayat 28, Ash-Shaff ayat 6 dan Bab 72 Injil Barnabas hal. 130.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 79:

79.  (....Dan Kami mengutusmu) Muhammad (menjadi rasul kepada) semua (manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi) atas kerasulanmu.

Qur’an surat Al-A’raaf ayat 158:

158.    (Katakanlah) Muhammad (: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan Langit dan Bumi, tidak ada Tuhan) yang berhak disembah (selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi) tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis (yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya”) kitab-kitab-Nya (Ikutilah dia) yaitu hadits dan sunnah Rasulullah saw (supaya kamu mendapat petunjuk) dari Allah.

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 31-32:

31.  (Katakanlah) Muhammad kepada umatmu (: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku) ikutilah hadits dan sunnahku (niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

32.  (Katakanlah) Muhammad (: ”Taatilah Allah dan rasul-Nya, jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir”).

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 107:

107.    (Dan tidaklah Kami mengutus engkau) Muhammad (melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam).

Qur’an surat Al-Ahzab ayat 40:

40.  (Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang pria di antara kalian) bukan bapaknya Zaid bin Haritsah (tetapi dia adalah Rasulullah) utusan Allah (dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).

Ciri-ciri Mesias:

Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah saw bersabda:

”Aku diberi lima (5) perkara, yang itu semua tidak diberikan (oleh Allah) kepada seorang pun sebelumku.

1.      Aku ditolong dengan kegentaran (Allah resapkan rasa gentar (takut) yang amat sangat ke dalam hati musuh-musuh Islam sebelum kedatangan Rasulullah saw dan pasukan kaum muslimin) sejauh perjalanan sebulan.

2.      Bumi dijadikan untukku sebagai masjid (tempat shalat) dan alat bersuci (tayammum). Maka siapa saja dari umatku yang (waktu) shalat menemuinya, hendaknya ia shalat.

3.      Ghanimah (harta rampasan perang yang diperoleh dari musuh Islam melalui peperangan dan pertempuran yang pembagiannya diatur oleh agama) dihalalkan untukku dan itu tidaklah halal untuk seorang pun sebelumku (baik itu nabi-nabi maupun penguasa-penguasa yang memenangkan peperangan dan pertempuran).

4.      Aku diberi syafaat (oleh Allah, sedangkan nabi-nabi yang lain tidak diberi syafaat oleh Allah).

5.      Dan nabi-nabi dahulu (sebelumku) diutus hanya kepada kaumnya (saja), sedangkan aku diutus kepada semua manusia.” Hadits shahih riwayat Bukhari.

Rasulullah saw bersabda:

“Semua rasul yang diutus sebelumku hanya berlaku untuk bangsanya saja, tetapi aku diutus untuk semua umat manusia.” Hadits riwayat Bukhari.

Paulus menulis Injilnya yang sumbernya mengambil dari ajaran Unitarianisme Yahudi yang kata-katanya banyak yang diubah dan menambahkan ke dalamnya filsafat dan kepercayaan dari para penyembah berhala Mediterania, Yunani dan Romawi, karena Paulus dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan Hellenisme dan Paganis Politeisme di Tarsus – Turki, maka hal itu mempengaruhi pemikirannya dan ajarannya. Lalu adonan Injilnya tersebut oleh Paulus dicampur dengan sebagian dari ajaran Nabi Isa as, sebagian kecil Injil Barnabas, ajaran Budha, ajaran Hindu dan dari ajaran yang diklaim Paulus bahwa ia menerima wahyu langsung dari Yesus Kristus yang telah menemui Paulus dengan menampakkan diri kepadanya dalam bentuk bayangan, PB. 1 Korintus pasal 1 ayat 1, 11-12, pasal 9 ayat 1-3, 7-10, 17, pasal 15 ayat 8, 2 Korintus pasal 10 ayat 1-13, pasal 12 ayat 12 dan Galatia pasal 1 ayat 1-2, 10-12, 21, pasal 2 ayat 7. Paulus tidak mengakui bahwa ”tidak ada Tuhan selain Allah” yaitu Allah Tuhan Yang Maha Esa. Paulus mengaku telah mendapat wahyu dari Nabi Isa as yang dipertuhankannya. Nabi Isa as bukan Tuhan, jadi beliau as tidak pernah bisa memberikan wahyu kepada siapa pun, ‘wahyu palsunya’ Paulus itu sebenarnya adalah filsafat Plato yang didapatkannya sewaktu belajar di Alexandria (Iskandariah) - Mesir selama 3 tahun, Galatia pasal 1 ayat 17-18 serta ajaran atau karangan Paulus sendiri. Maka terciptalah ajaran agama sintetis Kristen, yang secara logika kabur (rancu) tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, secara pembuktian kesejarahan palsu, tetapi secara psikologis menarik. Di dalam kuil agama yang megah yang diperjuangkan Paulus secara mati-matian, ia telah membangun pintu-pintu di segala sisinya. Akibatnya, orang-orang kafir pengikut Paulus yang masuk gereja Kristen untuk pertama kalinya, terkesan bahwa mereka menyembah kepada ‘tuhan’ yang telah mereka sembah selama ini, perbedaannya hanyalah pada nama dan patung dewa yang menjadi tuhan mereka sebelumnya diganti dengan nama dan patung Yesus sebagai tuhan mereka yang baru. Karena kesalahan konsepsi dasar yang diperkenalkan oleh Paulus telah berkembang dan mapan di tengah masyarakat yang tidak pernah mengetahui ajaran Nabi Isa as yang sebenarnya, maka tanpa disadari, seseorang mengira bahwa ia telah mengikuti ajaran dari Nabi Isa as, padahal sebenarnya ia mengikuti ajaran agama ciptaan Paulus yaitu menjadi orang Kristen Protestan atau Kristen Katolik Roma. Ayah Paulus itu orang Yahudi dari suku Benyamin dan ibunya orang Romawi, Paulus adalah warga negara Romawi dan ia bisa berbahasa Yahudi, Yunani dan Romawi, sehingga ia bisa mengajarkan agama ciptaannya itu di kalangan orang-orang Yunani maupun orang-orang Romawi. Dan Paulus juga melarang mengamalkan hukum Taurat bagi pengikut ajaran-ajarannya dan juga melarang khitan yang ditulis dalam surat-suratnya kepada jemaatnya di Roma dan Galatia, PB. Roma pasal 2 ayat 29, Galatia pasal 2 ayat 16 dan pasal 5 ayat 2-6. Padahal Nabi Isa as dikhitan, PB. Kitab Injil Lukas pasal 2 ayat 2 karena khitan hukumnya wajib bagi pria yang beragama Islam, Nabi Isa as adalah pemeluk agama Islam dan khitan itu sangat baik untuk kesehatan.

Alkitab Perjanjian Baru, Injil Lukas pasal 2 ayat 21:

2:21: Dan ketika genap delapan (8) hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Surat-surat pengakuan Paulus bahwa ia berdusta, bahkan sangat banyak berdusta dan menyalahi/tidak menurut/pelanggar perintah-perintah Allah (hukum Taurat) dalam menyebarkan ajaran-ajarannya kepada jemaat-jemaatnya di Kota Roma - Italia, Kota Korintus - Yunani, Kota Galatia/Ankyra/Ancyra/Ankara – Turki sbb :

Alkitab Perjanjian Baru, Roma pasal 3 ayat 7:

3:7: Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemulian-Nya, (maka) mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?

Alkitab Perjanjian Baru, 2 Korintus pasal 11 ayat 17 dan pasal 12 ayat 16:

11:17: Apa yang aku katakan, aku (Paulus) mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut-

firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.

12:16: Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam kelicikanku, aku (Paulus) telah menjerat kamu dengan tipu daya (sehingga banyak orang yang tersesat karena mengikuti ajaran Paulus yang mereka kira sebagai ajaran dari Nabi Isa as).

Alkitab Perjanjian Baru, Galatia pasal 2 ayat 18-19:

2:18: Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku (Paulus) menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat.

2:19: Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus (Nabi Isa as tidak pernah disalib dan tidak pernah mati di tiang salib).

Alkitab Perjanjian Baru, 1 Korintus pasal 8 ayat 6:

8:6: Tetapi bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan* dan yang karena Dia kita hidup.

1.      Paulus mendoktrin orang lain bahwa hanya dengan meyakini Yesus adalah satu-satunya ’tuhan’ dan percaya Yesus telah bangkit di antara orang-orang mati pada hari ke-3, maka ia akan diselamatkan. Dalam ajaran Paulus (Kristen), Nabi Isa as dipromosikan sebagai ’tuhan’, sedangkan Allah tidak disebut Tuhan. Paulus berdusta, karena Nabi Isa as belum meninggal dan tidak pernah bangkit di antara orang-orang mati. Nabi Isa as tidak bisa menciptakan sebutir pasir pun, maupun seekor lalat, apalagi menciptakan Langit dan Bumi, jelas tidak bisa sama sekali. Nabi Isa as tidak memiliki kekuasaan seberat zarrah pun di Langit dan di Bumi dan tidak mempunyai peran serta (andil) dalam penciptaan Langit dan Bumi dan Nabi Isa as hanyalah hamba Allah. Nabi Isa as adalah orang Israel yang hanya bisa berbicara bahasa Aram, Ibrani dan Arab, beliau as tidak bisa berbicara dalam bahasa Indonesia. Ketika Nabi Isa as masih ada di dunia pada awal abad Masehi, bahasa Indonesia belum terbentuk, maka jika orang-orang Kristen Indonesia berdoa kepada Nabi Isa as menggunakan bahasa Indonesia, beliau as tidak mendengar dan tidak mengetahui mereka karena bukan Tuhan Allah Yang Maha Mendengar dan bukan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Dan jika Nabi Isa as mendengar doa-doa mereka pun beliau as tidak mengetahui artinya, karena beliau as bukan Tuhan Allah Yang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Allah yang menciptakan bahasa makhluk-makhluk-Nya di semesta alam. Jadi percuma saja orang-orang Kristen Indonesia itu berdoa dengan memakai bahasa Indonesia kepada Nabi Isa as, seandainya Allah memasukkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia itu ke dalam kalbu Nabi Isa as sekalipun dan seandainya pula beliau as mendengar doa-doa mereka, tetap saja percuma, karena Nabi Isa as bukan tuhan sehingga tidak bisa mengabulkan doa-doa para penyembah beliau as tersebut. Nabi Isa as itu, dibandingkan dengan kerasnya batu biasa saja, kalah keras dan kalah kuat, apalagi dibandingkan dengan gunung batu granit di Sinai – Mesir yang jelas sangat jauuuh...lebih besar, lebih keras dan lebih kuat dari tubuh material Nabi Isa as, Al-A’raaf ayat 143. Padahal gunung batu granit itu baru tersinari cahaya Allah yang hanya ½ jari manis saja, gunung batu granit itu sudah hancur lebur rata dengan tanah seperti terkena gempa dengan kekuatan yang sangat luar biasa besar, apalagi jika yang tersinari cahaya Allah itu tubuh material Nabi Isa as, betapa tidak terbayangkan hancur leburnya tubuh material Nabi Isa as tersebut. Allah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuat, Maha Perkasa, Maha Bercahaya, Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang orang-orang kafir itu persekutukan.

Bab 112. Percakapan Nabi Isa as dengan Barnabas. Injil Barnabas halaman 203-204.

”... Nabi Isa as menjawab: ”Percayalah kepadaku Barnabas, bahwa aku (Nabi Isa as) tidak dapat menangis sebanyak yang seharusnya, karena jika orang-orang (kafir itu) tidak menganggap aku sebagai Tuhan, maka aku akan melihat Allah sekarang ini di sini sebagaimana Dia (Allah) akan terlihat di dalam Surga, dan akan selamat dan tidak takut di hari pengadilan kelak. Tetapi Allah mengetahui bahwa aku tidak bersalah karena tidak pernah menyimpan (di dalam hatiku) pikiran untuk menjadi orang yang melebihi seorang budak miskin. Bahkan aku jelaskan kepadamu bahwa seandainya saja aku tidak dianggap sebagai tuhan, maka aku segera (diwafatkan lalu) dibawa ke dalam Surga saat aku berpisah dengan dunia ini, karena faktor (orang-orang kafir itu menuhankan diriku) inilah aku tidak dapat langsung memasuki Surga sampai tiba hari Pengadilan kelak (yang menyebabkan tugas dakwahku (Nabi Isa as) belum selesai karena harus menjelaskan siapa diriku dan menyampaikan risalah yang sebenarnya kepada umat manusia di akhir zaman). Sekarang kamu telah mengerti apa yang menyebabkan aku banyak menangis, ketahuilah wahai Barnabas, karena hal inilah aku harus mengalamai siksaaan berat dan aku akan dijual oleh salah seorang dari muridku (Yudas Iskariot) demi 30 puluh keping uang emas. Di mana kemudian aku merasa yakin bahwa ia yang akan menjualku akan dibunuh dengan namaku (salah tangkap), karena Allah akan mengangkatku dari Bumi ini (dan disimpan di Langit ke-3) dan akan mengubah penampilan sang pengkhianat ini (yang membuat suara, wajah dan dirinya benar-benar sangat mirip dengan Nabi Isa as) sehingga setiap orang yang melihat akan merasa yakin bahwa ia (Yudas) adalah aku, meskipun demikian, ketika ia mati satu kejahatan telah mati dan aku masih akan tetap tinggal di dunia dalam keadaan terhina (Nabi Isa as dipercaya oleh kaum Kristiani (Nasrani Trinitas) adalah ’tuhan yang mati di tiang disalib’) untuk jangka waktu yang lama. Tetapi ketika Muhammad utusan suci Allah akan datang, maka semua hal yang tidak baik (fitnah-fitnah) tentangku akan berakhir. Dan inilah yang akan diperbuat oleh Allah karena aku telah mengakui kebenaran akan datangnya sang Mesias (penutup nabi-nabi), di mana dia (Rasulullah saw) akan memberiku hadiah ini (turunnya ayat-ayat Allah dalam Kitab suci Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Maryam dan Nabi Isa as yang sebenarnya kepada umat manusia), bahwa aku akan diketahui masih hidup dan menjadi seorang asing bagi kematian yang menghinakan itu.” Karena yang divonis dan mati di tiang salib itu adalah Yudas bin Simon Iskariot bukan Nabi Isa as bin (putra) Maryam.

Qur’an surat Al-A’raaf ayat 143:

143.    (Dan ketika Musa datang untuk munajat dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Allah janjikan kepada Nabi Musa as akan berbicara dengannya pada waktu itu (dan Tuhan telah berfirman kepadanya) dari belakang tabir (hijab), Asy-Syuuraa ayat 51 dengan nyata (sebenarnya) secara langsung tanpa perantara Malaikat Jibril as dan juga tidak lewat mimpi dengan pembicaraan yang dapat Nabi Musa as dengar dari segala penjuru karena suara Allah bergema, Nabi Musa as (berkata: “Ya Tuhanku, tampakkanlah kepadaku) diri Engkau (agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman: ”Kamu sekali-kali tidak dapat) mampu (melihat-Ku, tetapi lihatlah kepada gunung itu) yang bangunannya lebih kuat dan lebih keras daripada dirimu Musa (gunung itu lebih kuat dan lebih keras dari tubuh material Nabi Musa as) (maka jika ia) gunung batu granit yang sangat keras itu (tetap pada tempatnya) jika gunung tersebut tidak hancur dan tetap tegak berdiri seperti sediakala saat tersinari cahaya-Ku (maka engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya tampak) yaitu Allah menampakkan sebagian dari cahaya-Nya yang sangat luar biasa kecil, yaitu hanya sebesar ½ jari manis. Hadits riwayat Al-Hakim. Allah Maha Besar, Maha Bercahaya, Maha Kuat dan Maha Perkasa, padahal hanya baru sebagian dari cahaya-Nya saja, belum Allah yang menampakkan diri (bagi) menyinari (gunung itu, menjadikan) membuat (gunung itu hancur luluh) gunung batu granit itu hancur lebur rata dengan tanah (dan Musa jatuh pingsan) tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat dan mendengar gunung hancur di depan matanya dan gunung yang dipijaknya bergetar hebat (maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: ”Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau) dari permintaan yang aku tidak diperintahkan mengemukakannya (dan aku orang yang pertama-tama beriman”) di zamanku ini.

Qur’an surat Al-Hajj ayat 73-74:

73.  (Wahai manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka) tuhan-tuhan yang disembah manusia selain Allah (tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Alangkah lemahnya yang menyembah dan alangkah lemahnya pula) tuhan-tuhan (yang disembah) selain Allah itu.

Pengakuan Nabi Isa as di hadapan Raja Herodes I Agung, Gubernur Pontius Pilatus, tentara-tentara Romawi Barat, Imam Besar Yusuf Kayafas dan Bani Israil yang sebagian besar mengatakan dan menyembah beliau as sebagai ’tuhan’, sebagian mengatakan sebagai anak Allah dan sebagian lagi mengatakan sebagai nabi-Nya :

Bab 93-95. Pengakuan Yesus (Nabi Isa as). Injil Barnabas halaman 167-173.

”Sebenarnya kalian semua telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, wahai Bani Israil, dengan memanggilku yang manusia biasa ini sebagai ’tuhanmu’. Dan aku khawatir bahwa Allah akan menimpakan musibah besar kepada kota suci (Yerusalem) atas tindakan ini dan menjerumuskannya dalam penghambaan terhadap orang-orang asing (ditaklukkan dan diperbudak bangsa asing seperti zaman dahulu yang telah menimpa Bani Israil yang kafir). Seribu kali terkutuk atas setan yang telah menggerakkan kalian semua atas hal ini. Bertobatlah karena semua yang telah diucapkan oleh Imam (Besar Yusuf Kayafas) telah tertulis dalam Kitab Musa kepercayaan Allah selamanya, kalian semua hendaknya menyadari dosa-dosa kalian, karena aku seorang manusia yang dapat dilihat oleh indera mata dan segumpal tanah yang berjalan di muka Bumi ini, yang bersifat fana sebagaimana manusia-manusia lain. Dan aku (Nabi Isa as) mempunyai awal dan akan mempunyai akhir, demikian pula aku tidak dapat menciptakan bahkan seekor lalat pun.”

74.  (Mereka) orang-orang yang kafir itu (tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya) dan mereka juga tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan semesta alam, padahal Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan Langit digulung dengan tangan kanan-Nya, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Kuasa dan hanya Dia-lah yang berkuasa pada hari Kiamat, Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan dengan Allah, Az-Zumar ayat 67 (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa) untuk mengalahkan mereka karena Allah dan rasul-rasul-Nya pasti menang dan ada azab yang menghinakan bagi orang-orang yang kafir itu, Al-Mujaadilah ayat 5 dan 21.

2.      Paulus juga berdusta, *yang (karena) oleh-Nya dijadikan (diciptakan) segala sesuatu.

*Dijadikan segala sesuatu oleh Allah bukan karena Allah menciptakan Nabi Isa as, tetapi dijadikan segala sesuatu oleh-Nya karena Allah menciptakan ruh Muhammad sebelum menciptakan Nabi Isa as. Demi ruh Muhammad maka Allah menciptakan Surga, dunia dan banyak sekali ciptaan-ciptaan lain, semua itu sebagai hadiah Allah kepada ruh Muhammad (Bab 97. Nama Sang Mesias. Injil Barnabas halaman 176-177).

Alkitab Perjanjian Baru, Roma pasal 2 ayat 29:

2:29: Tetapi orang Yahudi sejati ialah ia yang tidak nampak keyahudiannya (yaitu orang yang tidak menjalankan hukum Taurat) dan sunat (yang benar) ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah (bukan sunat/khitan/sirkumsisi secara lahiriah yaitu proses pelepasan kulit luar yang meyelubungi (menutupi) ujung penis. Maka pujian baginya (bagi yang melanggar perintah Allah yaitu orang yang tidak sunat akan mendapat pujian yang) datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Paulus berdusta, karena Nabi Isa bersabda dalam bab 21 Injil Barnabas: ”Sesungguhnya, aku mengatakan kepadamu bahwa seekor anjing adalah lebih baik daripada seseorang yang tidak berkhitan.” Dan sabda Nabi Isa as pada bab 23: ”Hindarilah dengan perasaan takut terhadap orang yang tidak berkhitan, karena ia tidak akan masuk Surga.”

Alkitab Perjanjian Baru, Galatia pasal 2 ayat 16, pasal 5 ayat 2-6 dan pasal 6 ayat 15:

2:16: ”Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan (bagi orang Kristen yang beriman kepada ajaran Paulus, dilarang beriman dan melakukan) hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus (iman kepada satu Tuhan Yesus saja sebagai satu-satunya ‘tuhan’ bagi orang Kristen, PB. 1 Korintus 8:6) dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ”tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat.” Dengan demikian, menurut Paulus yang berlaku hukum ciptaannya, maka hukum Taurat tidak berlaku lagi, padahal hukum Taurat juga merupakan bagian dari ajaran Nabi Isa as sebagai rasul bangsa Israel yang memerintahkan kepada pengikut-pengikut beliau as untuk beriman dan menyembah hanya kepada Allah tiada Tuhan selain Dia sebagai Tuhan Yang Maha Esa yaitu satu-satunya Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dan melakukan/mengamalkan/menjalankan/mengerjakan hukum-hukum Allah yang tertulis di dalam Kitab Taurat Musa. Inilah jalan agama yang benar (lurus), Ali-’Imran ayat 49-51.

5:2: Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.

5:3: Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.

5:4: Kamu lepas dari Kristus (keluar dari agama ciptaan Paulus ‘Kristen’), jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh (karena menaati perintah dalam) hukum Taurat (yaitu wajib sunat, maka), kamu hidup di luar kasih karunia (Yesus  Kristus. Paulus berdusta karena Nabi Isa as disunat (dikhitan) ketika berumur 8 hari, bab 5. Khitan Nabi Isa as. Injil Barnabas dan PB. Kitab Injil Lukas pasal 2 ayat 21 dan tidak sesuai dengan sabda Nabi Isa as yang ditulis dalam bab 21, 23 Injil Barnabas).

5:5: Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan.

5:6: Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus (bagi pemeluk agama Kristen) hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti (bagi Paulus, sunat atau tidak sunat sama saja, tidak ada gunanya), hanya iman yang bekerja oleh kasih.

6:15: Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya (padahal bagi pria, khitan itu sangat baik untuk kesehatan).

Qur’an surat Ali-’Imran ayat 49-53:

49.  (Dan) sebagai (rasul kepada Bani Israil) Nabi Isa as berkata kepada mereka (: ”Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda) bukti atas kebenaran kerasulanku berupa mukjizat-mukjizat (dari Tuhanmu) yaitu (bahwa aku membuat untuk kamu dari tanah seperti bentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia pun menjadi seekor burung dengan izin) kehendak (Allah dan aku akan menyembuhkan orang yang buta) semenjak di lahirkan (dan orang yang berpenyakit barash) Nabi Isa as diutus pada saat majunya ilmu ketabiban, dalam sehari Nabi Isa as berhasil menyembuhkan sekitar 50 ribu orang melalui doa beliau as kepada Allah, syaratnya mereka beriman (Dan aku menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah dan akan aku kabarkan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumah-rumah kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kamu, jika kamu benar-benar beriman).

50.  (Dan) diutusnya aku kepadamu sebagai rasul Allah untuk (membenarkan) Kitab suci (Taurat yang datang sebelumku dan untuk menghalalkan bagimu sebagian) binatang berkuku (yang) yang sebelumnya segala binatang berkuku (diharamkan atasmu) Al-An’aam ayat 146 dan berlaku kembali hukum fiqh halal dan haram bab makanan dalam Alkitab Perjanjian Lama (hukum Taurat Yahudi), PL. Kitab Imamat pasal 11 ayat 1-47 dan PL. Kitab Ulangan pasal 3-6, 11, 20 (dan aku datang kepadamu dengan membawa tanda) berupa Kitab suci Injil dan mukjizat-mukjizat (dari Tuhanmu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku).

51.  (Sesungguhnya Allah itu, Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia! Inilah jalan)  agama (yang lurus).

52.  (Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) yaitu para pemuka agama, sesepuh masyarakat dan alim ulama Bani Israil (dia berkata: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan berdakwah menegakkan agama (Allah?”) kepada ke-12 suku Israel ke seluruh penjuru Samaria, Israel dan Yudea yang ditulis di bab 100, 113, 126 Injil Barnabas halaman 181, 205, 228-230 (pengikut-pengikut yang setia) kaum hawariyyun adalah murid-murid inti Nabi Isa as (menjawab: “Kamilah penolong-penolong) agama (Allah) Allah ilhamkan kepada murid-murid untuk beriman kepada-Nya (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah) wahai rasul (bahwa kami adalah orang-orang muslim) murid-murid Nabi Isa as adalah orang-orang Islam.

53.  (Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan) yaitu Kitab suci Injil Nabi Isa as yang oleh Allah telah dimasukkan ke dalam kalbu Nabi Isa as ketika Allah mengutus beliau as pada usia 30 tahun sebagai utusan-Nya untuk ditugaskan berdakwah hanya kepada bangsa Israel saja, sehingga di seluruh dunia ini tidak ada Kitab suci Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa as, dan yang ada di dunia ini adalah hadits dan sunah Nabi Isa as yang ditulis oleh murid inti (hawariyyun) atas perintah Nabi Isa as di dalam Kitab Injil Barnabas (dan telah kami ikuti rasul) Isa as (maka catatlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi”) tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu.

Qur’an surat Maryam ayat 30-31:

30.  (Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia) Allah (memberiku Alkitab) suci Injil (dan Dia menjadikan aku seorang nabi).

31.  (Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup”).

Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 59 dan 63-64:

59.  (Bukannya dia) Nabi Isa as tidak lain (hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat) Alkitab, hikmah dan kenabian (dan Kami jadikan dia) dilahirkan oleh perawan suci Maryam yang diciptakan oleh Allah tanpa ayah (sebagai perumpamaan untuk Bani Israil) tanda bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa untuk menciptakan segala apa yang dikehendaki-Nya.

63.  (Dan tatkala Isa datang dengan membawa keterangan-keterangan, dia berkata) kepada Bani Israil (: ”Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa hikmah) Alkitab dan kenabian (dan untuk menjelaskan kepada kalian sebagian dari apa yang kalian berselisih tentangnya) yaitu tentang hukum-hukum-Nya dan keterangan-keterangan yang benar yang ada di dalam kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil karena Kitab suci Taurat, Zabur dan kitab-kitab lainnya telah tercemar oleh tangan-tangan kotor para pemuka agama dan alim ulama mereka yang fasik dan tidak takut kepada Allah (maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”).

64.  (”Sesungguhnya Allah Dia-lah Tuhanku) Tuhannya Nabi Isa as (dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia) Allah (Ini adalah jalan yang lurus”).

Qur’an surat Ash-Shaff ayat 6:

6.      (Dan) ingatlah (ketika Isa putra Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab sebelumku yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad”) Muhammad, Allah berfirman (Maka tatkala Rasul) Muhammad saw (itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata) yaitu ayat-ayat-Nya, tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat (mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”) sebagian besar Bani Israil mengingkari kerasulan Rasulullah saw karena kedengkian yang ada di antara mereka karena beliau saw bukan berasal dari bangsa Israel.

Bab 97. Nama Sang Mesias. Injil Barnabas halaman 176-177.

Nabi Isa as menjawab: ”Nama Mesias itu adalah ’Yang Terpuji (Muhammad)’, karena Allah sendiri telah memberi nama kepadanya ketika Dia menciptakan ruhnya dan menempatkannya dalam kemuliaan Surgawi. Allah berfirman: ”Tunggulah MUHAMMAD, karena demi engkau, Aku (Allah) akan menciptakan Surga, dunia (Bumi) dan banyak sekali ciptaan-ciptaan lain, semua itu Aku jadikan sebagai hadiah untukmu, sampai pada tingkatan bahwa siapa yang bershalawat kepadamu akan memperoleh rahmat (dari Allah) dan siapa yang mengutukmu akan dikutuk. Ketika Aku akan mengutusmu ke dunia ini, Aku akan mengutusmu sebagai utusan penyelamatan-Ku dan kata-katamu akan menjadi kebenaran sampai pada tingkatan bahwa Langit dan Bumi akan gagal, tetapi ajaranmu tidak akan pernah gagal.” Muhammad adalah namanya yang penuh berkah. Kemudian kerumunan orang banyak (Bani Israil) itu menyerukan suara-suara: ”Ya Allah, kirimkan kepada kami utusan-Mu. Wahai Muhammad, datanglah segera untuk menyelamatkan dunia ini.” Firman Allah: ”.... Dan Kami mengutus engkau Muhammad menjadi rasul kepada manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi atas kerasulanmu”, An-Nisaa’ ayat 79. Firman Allah: ”Kawanmu Muhammad tidak sesat dan tidak pula keliru (benar). Dan tidaklah apa yang diucapkannya (disampaikan) kepada kalian itu menurut kemauan hawa nafsunya. Tidak lain ucapannya itu hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” An-Najm ayat 2-4.

Bab 43. Injil Barnabas halaman 79-80.

”... Aku (Nabi Isa as) mengatakan yang sebenarnya kepadamu bahwa setiap nabi (yang diutus oleh Allah sebelum Nabi Muhammad saw) ketika dia hadir telah diutus kepada satu bangsa hanya sebagai tanda rahmat Allah. Sehingga risalah kenabian mereka bukan merupakan perpanjangan (perluasan) keselamatan kepada umat di mana mereka diutus. Tetapi utusan Allah (Nabi Muhammad saw) ketika dia akan hadir, Allah akan memberikan kepadanya seperti ada stempel di tangannya, sehingga dia akan membawa keselamatan dan rahmat kepada seluruh umat (manusia dan jin) di dunia ini yang akan menerima ajarannya. Dia akan datang dengan membawa kekuasaan (kekuatan tentara malaikat dan kaum muslimin) terhadap hal-hal yang tidak agamis dan akan menghancurkan pemujaan berhala (mengalahkan orang-orang kafir) sehingga dia membuat setan mengalami kekalahan karena janji Allah kepada Ibrahim (firman-Nya): ”Perhatikan, demi anak cucumu (Nabi Muhammad saw), Aku (Allah) akan memberkati semua suku di Bumi ini dan sebagaimana engkau telah merusak patung-patung hingga hancur berkeping-keping. Wahai Ibrahim, demikian pula yang akan diperbuat oleh anak cucumu.” Ketika Fathu Makkah, Rasulullah saw langsung menuju ke Ka’bah yang di sekitarnya masih terdapat 360 patung. lalu Rasulullah saw menghancurkan patung-patung yang ada di sekitar Ka’bah satu-persatu dengan sebuah pentungan seraya mengucapkan: ”Kebenaran telah tiba dan lenyaplah kebatilan. Kebenaran telah tiba dan kebatilan tidak akan kembali lagi.” Di dalam Ka’bah juga terdapat beberapa patung, sehingga beliau saw enggan memasukinya sebelum patung-patung itu dihancurkan, lalu patung-patung itu dikeluarkan dan dihancurkan).

Bab 163. Injil Barnabas halaman 308-309.

”... Nabi Isa as menjawab dengan hati ceria: ”Dialah Muhammad utusan Allah dan ketika dia datang ke dunia ini, sebagaimana hujan membuat membuat subur Bumi dengan menghasilkan buah-buahan setelah lama tidak turun hujan (setelah lama terhenti diutusnya nabi-nabi-Nya sejak Nabi Isa as nabi terakhir dari bangsa Israel), demikian pula bahwa kedatangannya ke dunia ini menjadi alasan mendasar bagi perbuatan-perbuatan yang baik di antara umat manusia, melalui rahmat yang melimpah yang akan dia bawa serta. Karena dialah *awan putih (yang di atas kepalanya awan putih menaunginya (Nabi Muhammad saw), Injil Barnabas halaman 130 bab 72) yang penuh dengan rahmat Allah, yang mana rahmat Allah ini akan diguyurkan kepada orang-orang yang beriman seperti guyuran air hujan.” Firman Allah: Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, Al-Anbiyaa’ ayat 107. *Awan putih berarak-arak di angkasa yang selalu menaungi Muhammad remaja umur 12 tahun sang calon utusan Allah dan penutup nabi-nabi dan rombongan kafilah dagang dari Mekkah yang dipimpin Abu Thalib pada tahun 583 M ketika Rasulullah saw ikut pamannya berdagang ke Negeri Syam yang tanda-tanda itu dilihat oleh Rahib Buhaira (Bahira) seorang pendeta Nasrani Unitarian dari Kota Tua Bushra Asy-Syam/Busra/Bozra/Bozrah, Provinsi Daraa – Suriah. Pada tahun 596 M ketika Rasulullah saw berumur 25 tahun sebagai buruh penjual yang diupah oleh Khadijah untuk pergi berdagang dengan membawa barang dagangan Khadijah ke Negeri Syam. Maisyarah budak milik Khadijah yang senantiasa bersama Rasulullah saw menyaksikan keajaiban yang tidak pernah ia saksikan sebelumnya, yaitu di sekitar Rasulullah saw udara terasa sejuk karena ada awan putih berarak-arak yang memayungi beliau saw selama dalam perjalanan dari terik sinar Matahari di musim panas, apabila terik sinar Matahari berkurang panasnya dan udara terasa nyaman, maka arak-arakan awan itu menghilang lenyap dari pandangan.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 111:

111.    (Dan) ingatlah (ketika Aku) Allah (ilhamkan kepada pengikut-pengikut yang setia) yaitu para hawariyyun/hawariyyin/ke-11 murid-murid inti Nabi Isa as (: “Hendaklah kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”) Isa putra Maryam (Mereka menjawab: “Kami telah beriman) kepada-Mu dan rasul-Mu (dan saksikanlah) wahai rasul (bahwa kami adalah orang-orang Muslim”) murid-murid inti Nabi Isa as adalah orang-orang Islam.

Qur’an surat Ash-Shaff ayat 14:

14.  (Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong) agama (Allah, sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan berdakwah kepada Bani Israil untuk menegakkan agama (Allah?” Pengikut-pengikut yang setia) murid-murid inti Nabi Isa as (itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir, maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka) yaitu orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim yang mendustakan kerasulan dan ajaran-ajaran Nabi Isa as dan orang-orang jahat yang berpura-pura (mengaku) menjadi murid-murid Nabi Isa as yang mendakwahkan ajaran-ajaran palsu, mereka adalah Paulus dan pengikut-pengikutnya, Paulus menuhankan Nabi Isa as dan juga mendakwahkan beliau as adalah putra (anak) Allah serta mengaku sebagai rasulnya Nabi Isa as dan diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa-bangsa non Yahudi yang ditulis oleh Paulus dalam surat-suratnya kepada Timotius, Titus, Filemon dan jemaat-jematnya di Kota Tesalonika, Filipi, Korintus, Galatia (Ankara), Efesus, Kolose, dan Roma. Padahal sebenarnya Nabi Isa as itu hanya rasul-Nya yang Allah beri nikmat Alkitab, hikmah dan kenabian (lalu mereka menjadi orang-orang yang menang) dalam mempertahankan aqidah Islam yang benar.

Nama murid-murid inti Nabi Isa as:  

Barnabas (Bartholomew) bin Talemai, Shim’on/Simeon/Simon Petrus (Peter) bin Yunus, Andreas (Andrew) bin Yunus, Yakub (James) bin Zabdi, Yahya/Yohanes/John bin Zabdi, Filipus (Philipus), Tomas (Thomas), Matius (Mattew) bin Alphaeus, Yakub bin Alphaeus (Alfeus), Yudas (Thaddaeus) bin Yakub, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang berkhianat.

Qur’an surat Al-Hadiid ayat 27:

27.  (Kemudian Kami iringi di belakang mereka) Nabi Nuh as dan Nabi Ibrahim as (dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi pula dengan Isa putra Maryam, dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan) resapkan ke (dalam hati orang-orang yang mengikutinya) yaitu ke-11 murid-murid inti Nabi Isa as + ke-72 murid-murid beliau as yang lain dan orang-orang beriman yang mengimani kerasulan Nabi Isa as (rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah) mereka tidak menikah dan hanya membaktikan diri (beribadah) kepada Allah di sepanjang hidup mereka (padahal Kami tidak mewajibkannya) Allah tidak memerintahkan rahbaniyyah (kepada mereka, tetapi) mereka mengerjakannya (untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik).

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 113:

113.    (Dan orang-orang) yang beragama (Yahudi berkata: ”Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”) aqidah yang benar (Dan sebaliknya orang-orang) yang beragama (Nasrani berkata: ”Orang-orang Yahudi itu tidak mempunyai sesuatu pegangan.” Padahal mereka) Yahudi dan Nasrani (sama-sama membaca Alkitab) Perjanjian Lama (Demikian pula dikatakan oleh orang-orang yang tidak mengetahui) Alkitab, yaitu orang-orang musyrik mengatakan sama (seperti ucapan mereka) Yahudi dan Nasrani (itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari Kiamat, mengenai apa-apa yang mereka perselisihkan itu).

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 19-20, 51, 61-64 dan 85:

19.  (Sesungguhnya agama) yang diridhai (di sisi Allah) hanyalah (Islam. Tidak berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab, kecuali setelah datang kepada mereka ilmu) tentang kebenaran kerasulannya (Nabi Muhammad saw) dan ajaran-ajarannnya (karena kedengkian) yang ada (di antara mereka, barangsiapa yang kafir pada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya) pembalasan-Nya.

20.  (Jika mereka menyanggah) membantah (engkau) Muhammad (maka katakanlah) kepada mereka (“Kuserahkan wajahku kepada Allah) aku tunduk dan patuh kepada-Nya (dan) demikian pula (orang-orang yang mengikutiku) wajah disebutkan secara khusus karena kedudukannya yang mulia, maka yang lainnya lebih utama disebut berserah diri kepada-Nya (Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi Alkitab) yaitu kaum Yahudi dan Nasrani (dan orang-orang yang buta huruf) yaitu orang-orang Arab musyrik (“Sudahkah kamu masuk Islam?”) maksudnya: “Masuk Islamlah kamu?” (Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk) dari kesesatan (dan jika mereka berpaling) tidak mau masuk Islam (maka kewajiban engkau) Muhammad (hanyalah menyampaikan) risalah yang diamanatkan kepada engkau (dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya) lalu diberi-Nya balasan atas amal perbuatan mereka.

51.  Nabi Isa as berkata kepada Bani Israil (“Sesungguhnya Allah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus”).

61.  (Siapa yang membantahmu) Muhammad (tentang hal) Isa dan ajaran-ajarannya (itu setelah datang kepadamu ilmu) turunnya wahyu kepadamu (maka katakanlah) kepada orang-orang Nasrani Trinitas dari Kota Najran itu (: “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu, kemudian mari kita bermubahalah) kepada Allah (sambil memohon supaya laknat Allah ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang dusta) Rasulullah saw mengajak utusan kaum Nasrani Najran untuk bermubahalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang menjelaskan tentang Nabi Isa as dan ajaran-ajaran beliau as yang sebenarnya. Tetapi kaum Nasrani Trinitas Najran tetap berkeras hati mengimani (percaya) bahwa Nabi Isa as adalah  anak Allah dan ‘tuhan’ Yesus Kristus yang mati disalib untuk menebus dosa-dosa manusia dan bangkit di antara orang-orang mati di hari ke-3 kemudian naik ke Langit dan bersemayam di sebelah kanan Tuhan Bapa (Allah) karena berpedoman pada surat-surat Paulus PB. Roma 1:5-7, 5:8, 6:4-18, 10:9, 1 Korintus 1:1-3, 7-10, 18-23, 2:2, 8:6, 15:4, 17-20, Galatia 1:2-3, 3:1, 4:4-5, 6:14, 18, 1 Timotius 1:15, 2:5, 2 Timotius 2:8, Efesus 1:19-20, Kolose 3:1, 1:5 dan lain-lain. Untuk memastikan siapa yang benar, maka masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat tersebut berdoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, supaya Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta. Jawab mereka: “Kami akan memikirkannya dahulu, kemudian akan datang kepada Anda.” Kata salah seorang yang berpikiran sehat di antara mereka. Lalu Rasulullah saw meninggalkan orang tadi. Dan berkata kepada kaumnya: ”Tuan-tuan telah mengetahui kenabiannya dan tidak suatu pun kaum yang mengadakan mubahalah dengan seorang nabi, kecuali mereka akan celaka.” Lalu utusan kaum Nasrani Najran pergi dan datang lagi menemui Rasulullah saw yang ketika itu telah keluar siap bermubahalah bersama Hasan, Husein, Fatimah dan Ali bin Abu Thalib.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw berkata kepada kaum Nasrani Najran: ”Jika aku berdoa, aamiinkanlah.”

Hadits riwayat Abu Na’im. Ternyata pihak lawan tidak berani bermubahalah, hanya minta berdamai dengan membayar upeti (jizyah). Ibnu Abbas berkata: ”Seandainya orang-orang Najran itu bersedia meneruskan mubahalah, niscaya mereka akan kembali ke negerinya sedangkan harta dan keluarganya tidak ada lagi.” Diriwayatkan pula, seandainya mereka berani bermubahalah dengan Rasulullah saw, maka orang-orang Nasrani Trinitas *Najran itu akan terbakar, beruntung mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran kerasulan Nabi Muhammad saw, sekarang penduduk Najran telah memeluk agama Islam sejak masa beliau saw.

*Kota Najran – Provinsi Najran terletak di Kerajaan Arab Saudi Barat Daya dekat dengan perbatasan Negara Republik Yaman.

62.  (Sesungguhnya) ayat-ayat Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 87, 116-117, 253, Ali-‘Imran ayat 35-37, 42-59, 84 An-Nisaa’ ayat 157-158, 171-178, Al-Maaidah ayat 17, 46, 72-75, 110-115, Al-An’aam ayat 84-89, At-Taubah ayat 30-31, Maryam ayat 16-36, 88-93, Al-Mu’minuun ayat 50, Al-Zukhruf ayat 59, 63-65, Al-Hadiid ayat 27 dan Ash-Shaff ayat 6, 14 (ini adalah kisah) Maryam dan Isa putra Maryam (yang benar. Dan tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Allah Maha Tangguh lagi Maha Bijaksana).

63.  (Kemudian jika mereka berpaling) tidak mau beriman (maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan) berbuat maksiat (dosa).

64.  (Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab, marilah kita menuju kepada satu kalimat) tauhid (yang sama di antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling) menyeleweng dari ketauhidan (maka katakanlah) kepada mereka (: ”Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim”) Islam.

85.  (Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka tidaklah akan diterima) agamanya itu (dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi) karena akan menjadi penghuni Neraka kekal mereka di dalamnya.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 17, 72-77:

17.  (Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: ”Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah: ”Siapakah yang dapat menghalang-halangi akan) azab (Allah walau hanya sedikit, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan orang-orang yang ada di Bumi seluruhnya?”) maksudnya, tidak ada seorang pun yang mampu menghalang-halangi kehendak Allah dan karena Nabi Isa as itu bukan Tuhan, maka beliau as pun tidak mampu melakukannya (Milik Allah-lah kerajaan Langit dan Bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).

72.  (Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: ”Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam", padahal Al-Masih) sendiri (berkata: ”Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya adalah Neraka dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong).

73.  (Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: ”Bahwasanya Allah salah satu) dari Tuhan (yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan) yang berhak disembah (selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih).

74.  (Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

75.  (Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul dan ibunya seorang yang sangat benar, keduanya biasa memakan makanan) sama seperti makhluk hidup lainnya (Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka) Ahli Kitab (tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka mendustakannya) tidak mau mengimaninya dan mengingkarinya.

76.  (Katakanlah: ”Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi marabahaya kepadamu dan tidak pula memberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar) perkataan makhluk-makhluk-Nya (lagi Maha Mengetahui) atas segala sesuatu. Sesungguhnya Allah mengetahui perkataan yang terang-terangan dan Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan (Allah mengetahui apa yang tersembunyi di dalam isi hati manusia), Al-Anbiyaa’ ayat 110.

77.  (Katakanlah: ”Hai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan) melampaui batas (dalam agamamu dengan cara tidak benar dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya sebelum) kedatangan Muhammad (dan mereka telah menyesatkan kebanyakan) manusia (dan mereka tersesat dari jalan) agama Allah (yang lurus”).

Bandingkan kalimat-kalimat di dalam Injil Barnabas bab 213 yang digarisbawahi dengan kalimat-kalimat di dalam Injil Yohanes pasal 13 ayat 1-38 yang telah diubah-ubah oleh penulis Injil Yohanes.

Bab 213. Jamuan Passover (Paskah Yahudi).

Harinya (waktu buka puasa yaitu Maghrib) telah tiba untuk menyantap daging anak domba, Nicodemus mengirimkan seekor anak domba secara rahasia di kebun tempat Yesus (Nabi Isa as) dan murid-muridnya berada, sambil memberitahukan semua yang telah diputuskan oleh (Raja) Herodes Antipatros (Antipas) dan Gubernur (Pontius Pilatus) dan sang pendeta tinggi (Imam Besar Yusuf bin Kayafas). Mendengar kabar ini, Yesus merasa gembira dengan berkata: ”Terberkatilah nama Suci-Mu O (Ya) Rabb, karena Engkau tidak memisahkanku dari sejumlah hamba-hamba-Mu yang telah dikejar-kejar oleh penghuni dunia ini dan telah dibunuh. Aku berterima kasih kepada-Mu, Tuhanku, karena aku telah memenuhi karya Engkau. Dan sambil menoleh ke (arah) Yudas (Yahuda bin Simon Iskariot), Yesus berkata kepadanya: ”Sahabat, mengapa engkau tinggal di sini menunggu? Waktuku telah dekat, oleh karena itu pergilah dan lakukan apa yang harus engkau lakukan.” Murid-murid yang lain berpikiran bahwa Yesus mengutus Yudas untuk membeli sesuatu untuk perayaan Passover, tetapi Yesus telah mengetahui bahwa Yudas mengkhianatinya, oleh karena itu, dengan berhasrat agar dapat berpisah dari dunia ini, dia (Nabi Isa as) mengatakan yang demikian itu. Yudas menjawab: ”Tuan, biarkan aku makan (untuk berbuka puasa Passover) dan (baru setelah itu), aku akan pergi.”  Kata Yesus: ”Marilah kita makan, karena aku sangat menginginkan untuk menyantap daging anak domba ini sebelum aku berpisah denganmu.” Kemudian, Yesus bangkit berdiri mengambil sehelai handuk dan bersiap-siap, begitu selesai mengisi air ke dalam baskom, dia mulai mencuci kaki-kaki murid-muridnya. Dimulai dari Yudas, kemudian Yesus mendekati Peter (Simon Petrus).

Peter berkata: ”Tuan, mengapa engkau mencuci kakiku?”

Yesus menjawab: “Apa yang aku lakukan sekarang ini, engkau tidak mengetahuinya sekarang, tapi engkau akan tahu kelak di kemudian hari.”

Peter  menjawab: “Aku tidak ingin engkau mencuci kedua kakiku.”

Kemudian Yesus bangkit berdiri, dan berkata: “Engkau tidak akan bersamaku di hari Pengadilan nanti.”

Peter menjawab: “Jangan hanya mencuci kedua kakiku (saja), guru, tapi juga kedua tangan dan kepalaku.”

Ketika murid-murid telah selesai dicuci dan siap di meja makan untuk mulai makan (hidangan untuk berbuka puasa sunnah pada hari raya Passover).

Yesus berkata: “Aku telah mencucimu semuanya, namun tidak semua darimu dalam keadaan bersih, mengingat bahwa seluruh air di lautan tidak akan dapat mencuci orang yang tidak mempercayaiku (maksud Nabi Isa as itu adalah, bahwa Yudas bin Simon Iskariot tidak beriman kepada beliau as).” Ujaran (ucapan) ini dikatakan Yesus karena dia telah mengetahui ada seseorang yang mengkhianatinya. Murid-murid merasa sedih mendengar ucapan (Nabi Isa as) ini, ketika Yesus menambahkan: “Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, bahwa salah seorang di antara kamu akan mengkhianatiku, sampai-sampai aku ini akan dijual seperti menjual domba, tetapi celakalah baginya, karena ia akan mengalami seperti apa yang telah dikatakan oleh leluhur kita Daud, tentang manusia semacam ini bahwa “ia akan jatuh terperosok ke dalam lubang perangkap yang ia buat unuk memerangkap orang lain.” Di mana kemudian (membuat) murid-murid saling berpandangan satu sama lain di antara mereka, sambil berkata penuh keprihatinan: “Siapa yang akan menjadi sang pengkhianat?”

Yudas Iscariot (Iskariot) kemudian berkata: “Apakah sang pengkhianat itu adalah aku, wahai guru?”

Yesus menjawab: “Engkau telah menjelaskan kepadaku, siapa yang akan mengkhianatiku.” Sedangkan ke-11 murid-murid lain tidak mendengar penjelasan (Nabi Isa as) itu. Ketika menu daging anak domba (dan rangkaian hidangkan dari Langit) telah selesai disantap, datanglah setan di belakang Yudas, dan Yudas segera meninggalkan rumah (tempat persembunyian Nabi Isa as dan murid-murid inti), Yesus berpesan sekali lagi kepadanya (yaitu Yudas Iskariot sebelum pergi): Lakukan segera apa yang harus engkau lakukan.” (Yaitu melapor kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas di mana tempat persembunyian Nabi Isa as dan murid-murid inti beliau as).

Penulis Injil Yohanes menyadur Injil Barnabas bab 213. Jamuan Passover (Paskah Yahudi), yang kalimat-kalimat di dalam Injil Barnabas bab 213 tersebut telah diubah-ubahnya dengan mengurangi, menghilangkan dan menambah-nambahi banyak sekali kata-katanya serta menambahinya dengan ajaran alias karangan Paulus yang ditulis di dalam Injil Yohanes pasal 13 ayat 38, lalu semuanya ditulis di dalam Injil tulisannya yaitu PB. Injil Yohanes pasal 13 ayat 1-38. Injil Yohanes bukan ditulis oleh Nabi Yahya as bin Zakariya as yaitu rasul utusan Allah dan juga bukan ditulis oleh Yahya/Yohanes/John bin Zabdi murid inti Nabi Isa as, karena keduanya adalah orang-orang yang beragama Islam yang mentauhidkan Allah (mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah) yang hanya menyembah Allah dan bertakwa kepada Allah saja serta murid-murid Nabi Isa as tersebut hanya menjadi penolong agama Allah, yaitu berdakwah di tengah-tengah umat Bani Israil untuk mengajak berjuang menegakkan kembali syariat Islam dengan memasuki agama Islam secara keseluruhan (kaffah), Qur’an surat Al-Maaidah ayat 111, Maryam ayat 12-15 dan Ash-Shaff ayat 14. Sedangkan Injil Yohanes ditulis oleh pengikut Paulus sekitar tahun 100 Masehi, berikut ini ayat-ayat di dalam Injil Yohanes pasal 13 ayat 1-38.

Alkitab Perjanjian Baru, Injil Yohanes pasal 13 ayat 1-38:

13:1: Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.

13:2: Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

13:3: Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.

13:4: Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya.

13:5: kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

13:6: Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: ”Tuhan Engkau hendak membasuh kakiku?”

13:7: Jawab Yesus kepadanya: ”Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”

13:8: Kata Petrus kepada-Nya: ”Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: ”Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”

13:9: Kata Simon Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku.”

13:10: Kata Yesus kepadanya: ”Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.”

13:11: Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ”Tidak semua kamu bersih.”

13:12: Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengertikah kamu  apa yang telah Kuperbuat kepadamu?”

13:13: Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

13:14: Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu,

13:15: sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

13:16: Aku berkata kepadamu: ”Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya.

13:17: Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

13:18: Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

13:19: Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia.

13:20: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”

13:21: Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”

13:22: Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.

13:23: Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.

13:24: Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ”Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!”

13:25: Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: ”Tuhan, siapakah itu?”

13:26: Jawab Yesus: ”Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.

13:27: Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ”Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.”

13:28: Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.

13:29: Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada oarang miskin.

13:30: Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.

13:31: Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: ”Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

13:32: Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

13:33: Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.

13:34: Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

13:35: Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

13:36: Simon Petrus berkata kepada Yesus: ”Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: ”Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.”

13:37: Kata Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!”

13:38: Jawab Yesus: ”Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”

 

Di dalam Injil Barnabas bab.70, Petrus memanggil Nabi Ias as dengan kata ’tuan’, kemudian oleh penulis Injil Yohanes tersebut, kata ’Tuan’ diubah menjadi kata ’Tuhan’ ketika ia menyadur Injil Barnabas bab.70 ke dalam Injil Yohanes yang ditulisnya. Padahal, ketika Petrus menyebut Nabi Isa as adalah anak Tuhan saja, Nabi Isa as marah dan mengusir Petrus dengan suara yang keras, apalagi jika Petrus menyebut Nabi Isa as adalah Tuhan, pasti Nabi Isa as lebih marah lagi kepada Petrus. Jadi mustahil Nabi Isa as mengaku sebagai Tuhan dan membenarkan ucapan Petrus yang ditulis oleh penulis Injil Yohanes bahwa Petrus memanggil Tuhan kepada Nabi Isa as dan beliau as membenarkan ucapan Petrus tersebut.

Silahkan lihat Injil Barnabas bab.70 sbb:

Nabi Isa as menjawab: ”Dan engkau sendiri, apa yang engkau katakan tentang diriku?”

Petrus menjawab: ”Engkau adalah Kristus, putra Tuhan.”

Nabi Isa as marah mendengar (ucapan Petrus) ini, dan menegur Petrus dengan keras sambil mengucap: ”Pergilah dan berlalulah dari hadapanku karena engkau adalah setan dan berupaya membuatku terjerumus ke dalam dosa!” Dan dia (Nabi Isa as) mengancam ke-11 murid lain dengan mengatakan: ”Celakalah bagimu (karena telah kafir) jika engkau mempercayai (ucapan Petrus) ini, karena aku akan memperoleh kutukan (laknat) dari Tuhan akibat orang-orang yang mempercayai hal ini (yaitu yang meyakini bahwa Isa putra Maryam adalah putra Allah).”

Dan dia (Nabi Isa as) begitu saja mengusir Petrus, di mana ke-11 murid lain memohon Nabi Isa as demi Petrus agar ia tidak diusir, tetapi Nabi Isa as menegur mereka dengan keras dengan ucapan: ”Berhati-hatilah agar engkau semua tidak mengulangi kembali permohonan itu, karena Tuhan akan menghinakanmu!”

Petrus menangis dan berkata: ”Tuan, aku telah berkata sembrono, mohonkan kepada Tuhan agar Dia (Allah) mengampuniku.”

....Selesai mengatakan ini, Nabi Isa as memohon kepada Tuhan (Allah untuk mengampuni) demi Petrus, demi ke-11 murid dan Petrus menangis dan menjawab: ”Kabulkanlah, Kabulkanlah, Ya Rabb Tuhan kami Yang Maha Suci.” Setelah semua ini Nabi Isa as berlalu pergi dan berangkat menuju Galilea, agar keyakinan yang salah ini, yang mulai dipegang teguh oleh masyarakat awam tentang (dianggap) dirinya (sebagai putra Allah tersebut) dapat lenyap.

Jadi sangat jelas bahwa Nabi Isa as tidak pernah mengaku sebagai Tuhan selain Allah dan beliau as menyangkalnya di dalam Al-Qur’an surat Al-Maaidah ayat 116-120 dan Injil Matius pasal 7 ayat 21 sebagai berikut:

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 116-120:

116.    (Dan) ingatlah (ketika Allah berfirman) kepada Nabi Isa as di akhirat kelak sebagai penghinaan kepada penyembah-penyembah Nabi Isa as (: ”Wahai Isa putra Maryam, pernahkah engkau mengatakan kepada manusia: ”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” Dia) Nabi Isa as (menjawab: ”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku mengatakannya, jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa) yang aku sembunyikan (pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”).

117.    (Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakan) menyeru kepada Bani Israil yaitu : (”Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan sesungguhnya Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu).

118.    (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).

119.    (Allah berfirman: ”Ini adalah) hari Kiamat yaitu hari pembalasan (suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka) yaitu Nabi Isa as, para hawariyyun dan orang-orang beriman yang mengimani Nabi Isa as itu hanya nabi dan rasul utusan Allah dan beriman (percaya) bahwa beliau as tidak mati disalib serta tidak bangkit di antara orang-orang mati (Bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha terhadap) balasan pahala dari sisi (-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar”).

120.    (Kepunyaan Allah-lah kerajaan Langit dan Bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).

Alkitab Perjanjian Baru, Injil Matius pasal 7 ayat 21:

7:21: ”Bukannya tiap-tiap orang yang menyeru Aku: Tuhan, Tuhan (yang) akan masuk ke dalam kerajaan Surga, hanyalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga.” Nabi Isa as menyangkal malah menolak kepada orang yang menyeru (menyebut): ”Tuhan, Tuhan” kepadanya, malah orang tersebut tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Surga. Sehingga surat Al-Maaidah ayat 116-120 dan Injil Matius pasal 7 ayat 21 tersebut bertentangan dengan Injil Yohanes pasal 13 ayat 12-14. Hal itu karena penulis Injil Yohanes menyadur Injil Barnabas kemudian kata-katanya di dalam bab 213 tersebut diubah-ubah dengan dihilangkan dan ditambah-tambahi banyak sekali kata-kata yang disesuaikan dengan hawa nafsunya. Dan keempat penulis Injil Yesus Kritus (Alkitab Perjanjian Baru: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dalam menulis Injil karangan mereka, semua menyadur sebagian Injil Barnabas dengan mengubah-ubah sebagian besar kata-katanya menurut hawa nafsu mereka.

Alkitab Perjanjian Lama, Kitab Ulangan pasal 4 ayat 35:

4:35: Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.

Alkitab Perjanjian Lama, Kitab 2 Samuel pasal 7 ayat 22:

7:22: Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan Allah, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.

Alkitab Perjanjian Baru, Injil Matius pasal 28 ayat 19-20:

28:19: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (dan bahwa Nabi Isa as mengutus murid-murid untuk berdakwah kepada semua bangsa di dunia supaya menjadi penyembah ”tuhan’ Yesus Kristus dan dibabtis atas nama Bapa (Allah) dan Anak (Yesus) dan Roh Kudus yang disebut Tuhan Trinitas, padahal Nabi Isa as tidak pernah bersabda demikian),

28:20: dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Paulus berdusta, ketika masih berada di dunia, Nabi Isa as tidak senantiasa menyertai murid-murid beliau as pada saat mereka disuruh berdakwah kepada ke-12 suku Israel ke seluruh penjuru Samaria, Israel dan Yudea. Apalagi setelah Allah menyelamatkan Nabi Isa as dari kejahatan orang-orang kafir itu dengan mengangkat beliau as ke Langit ke-3 dan menyimpan beliau as di sana sampai mendekati akhir zaman nanti karena tugas dakwah beliau as belum selesai, hal itu disebabkan Nabi Isa as dipertuhankan oleh Paulus dan pengikut-pengikutnya. Dan sabda Nabi Isa as yang benar kepada murid-murid beliau as: ”Berangkatlah dan berdakwahlah sebagaimana yang telah engkau dengar (dariku).Bab 92-97, 126 Injil Barnabas halaman 166-177, 228-230. Murid-murid Nabi Isa as berdakwah kepada Bani Israil ketika guru mereka masih berada di dunia maupun setelah guru mereka meninggalkan dunia karena diangkat oleh Allah ke Langit ke-3, Ali-‘Imran ayat 52 dan Ash-Shaff ayat 14.

Injil Matius pasal 28 ayat 19-20 adalah tulisan Paulus dan pengikut-pengikutnya, karena Paulus hanya mengajarkan 2 Tuhan yaitu: Tuhan Bapa dan Tuhan Anak (Putra), maka gereja Paulus mengajarkan dan berbicara tentang ’Bapa (Allah) dan Putra (’tuhan’ Yesus Kristus)’. Hal ini memungkinkan pengikut-pengikut Paulus yaitu para intelektual teologi Yunani dan Romawi untuk menggabungkan ajaran Paulus itu ke dalam filsafat Yunani dan Romawi. Pandangan para intelektual teologi Yunani dan Romawi tentang keberadaan Tuhan adalah suatu pandangan ’Tripartite/Trinitas/Tiga keberadaan’, maka hanya dibutuhkan memasukkan ’Roh Kudus’ agar doktin Trinitas sesuai dengan pandangan mereka. Dengan berlalunya waktu yang panjang, maka ajaran Paulus dan filsafat Yunani dan Romawi itu berpadu menjadi satu dan doktrin Trinitas telah lahir. Paus Kalistus/Calistus/Calixtus I (217-222 M) yang memperkenalkan istilah ’Trinitas’ ke dalam tulisan-tulisan gerejawi Latin ketika ia membahas doktrin baru yang aneh yaitu Tuhan Trinitas: Bapa (Allah), Putra (’tuhan’ Yesus Kristus) dan Roh Kudus. Istilah Trinitas sama sekali tidak pernah digunakan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Baru (Injil Yesus Kristus) dan sangat banyak ayat-ayat di dalam Taurat Yahudi dan Injilnya kaum Nasrani Trinitas itu yang saling bertentangan dan juga sangat banyak kesalahannya karena ditulis oleh tangan-tangan manusia dan kedua kitab yang menjadi pedoman kaum Yahudi (Israel) dan kaum Nasrani Trinitas tersebut sudah bukan kitab-kitab wahyu dari Allah lagi. Padahal yang benar adalah, Nabi Isa as diutus oleh Allah dan beliau as memerintahkan murid-murid untuk berdakwah hanya kepada bangsa Israel ke seluruh Yudea bukan kepada bangsa-bangsa lain selain bangsa Israel. Dan Nabi Isa as membenarkan Kitab suci Taurat Musa yang datang (turun) sebelum Kitab suci Injil Nabi Isa as lalu mengamalkan (mengerjakan) hukum-hukum Allah yang ada di dalamnya yang ditulis di dalam surat Ali-’Imran ayat 45-60, Bab 21, 82, 126 Injil Barnabas, Injil Matius pasal 10 ayat 5-6 dan pasal 15 ayat 24. Telah menjadi tradisi bagi golongan Kristiani, setiap 5 tahun sekali diadakan pertemuan para tokoh agama Kristen (para pendeta) untuk mengubah-ubah isi Alkitab kaum Kristiani itu, apalagi setelah dikritik atau ditunjukkan ayat-ayatnya oleh umat Islam. Setelah Alkitab itu diubah-ubah kata-katanya dari tempat-tempatnya oleh para pendeta yang disesuaikan dengan hawa nafsu mereka untuk menyesatkan manusia, maka Alkitab yang telah direvisi tersebut kemudian dicetak ulang. Prinsip yang tidak boleh diubah-ubah adalah dosa waris, Yesus juru selamat, Trinitas, penyaliban di atas kayu salib, kematian dan setelah 3 hari Yesus mati lalu bangkit di antara orang-orang mati.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 116:

116.    (Dan mereka) orang-orang kafir (berkata: ”Allah mempunyai anak”) firman-Nya: (Maha Suci Dia, bahkan apa-apa yang ada di Langit dan di Bumi kepunyaan-Nya belaka, semua tunduk kepada-Nya) Yunus ayat 68.

Qur’an surat Al-An’aam ayat 101:

101.    (Dia pencipta Langit dan Bumi. Bagaimana Dia dikatakan mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu) An-Nisaa’ ayat 171, Maryam ayat 35, 88-93, Al-Israa’ ayat 111, Al-Kahfi ayat 4-5, Al-Mu’minuun ayat 91, Al-Furqaan ayat 2, Al-Jin ayat 3 dan Al-Ikhlash ayat 3.

Qur’an surat At-Taubah ayat 30 :

30.  (Orang-orang Yahudi berkata: ”Uzair itu putra Allah.” Dan orang-orang Nasrani) Trinitas (berkata: ”Al- Masih) Nabi Isa as/Yesus/Isa putra Maryam (itu putra Allah.” Demikianlah itu ucapan yang keluar dari mulut mereka, mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?).

Qur’an surat Maryam ayat 88-93:

88.  (Dan mereka) kaum Yahudi, Nasrani Trinitas dan musyrik Mekkah, An-Nahl ayat 57-59, Ash-Shaaffaat ayat 149-159 dan Az-Zukhruf ayat 16-17 (berkata: ”Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak”).

89.  (Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar).

90.  (Hampir-hampir Langit pecah karena ucapan itu dan Bumi belah dan gunung-gunung runtuh),

91.  karena (mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak).

92.  (Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak).

93.  (Tidak ada seorang pun di Langit dan di Bumi melainkan akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba) yang hina, tunduk dan patuh kepada Allah kelak pada hari Kiamat termasuk Nabi Uzair as dan Nabi Isa as bin Maryam.

Sabda Nabi Isa as:

Terkutuklah setiap orang yang menyisipkan kata-kata imbuhan ke dalam kalimat-kalimatku bahwa aku adalah anak Tuhan.” Bab 53 Injil Barnabas halaman 99.

Qur’an surat Al-Mu’minuun ayat 91-92:

91.  (Allah sekali-kali tidak mempunyai anak dan sekali-kali tidak ada Tuhan yang lain beserta-Nya, jika ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan) kepada-Nya itu.

92.  Allah (Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang tampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan) dengan Allah Yang Maha Esa, Maha Besar, Maha Perkasa, Maha Kuat dan Maha Kuasa.

Qur’an surat Sabaa’ ayat 22:

22.  (Katakanlah) Muhammad (: ”Serulah mereka yang kalian anggap) sebagai tuhan-tuhan (selain Allah, mereka tidak memiliki) kekuasaan (seberat zarrah pun di Langit dan di Bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta) andil (dalam penciptaan Langit dan Bumi dan tidak ada di antara mereka) yang dianggap sebagai tuhan-tuhan oleh orang-orang kafir itu (yang menjadi pembantu bagi-Nya).

Qur’an surat An-Nahl ayat 17-19:

17.  (Maka apakah Tuhan) Allah (yang menciptakan) segala sesuatu (itu sama dengan) tuhan-tuhan selain Allah (yang tidak menciptakan apa-apa?) Tentu saja tidak! (Maka mengapa kalian) hai orang-orang kafir (tidak mengambil pelajaran?) dari hal ini, karenanya kemudian kalian beriman?

18.  (Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak dapat menentukan jumlahnya) tidak dapat menghitungnya, terlebih lagi untuk mensyukurinya secara layak, pasti kalian tidak akan mampu melakukannya (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) karena Allah telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kalian, padahal kalian hai orang-orang kafir mendustakan-Nya, menghina-Nya, meremehkan-Nya dan mendurhakai-Nya.

19.  (Dan Allah mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan) ucapkan.

Qur’an surat Al-Furqaan ayat 2-3:

2.      Allah Tuhan (Yang memiliki kerajaan Langit dan Bumi dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya dan Dia telah menciptakan segala sesuatu) karena hanya Allah Yang Maha Kuasa yang mampu menciptakan kesemuanya itu (dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya) dengan tepat dan sempurna.

3.      (Namun mereka) orang-orang kafir itu (mengambil) tuhan-tuhan (selain Dia) selain Allah (sebagai tuhan-tuhan, padahal mereka) tuhan-tuhan palsu itu (tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk menolak sesuatu kemudharatan dari dirinya) mereka tidak mampu menolak bahaya yang mengancam dirinya (dan tidak pula untuk mengambil suatu kemanfaatan pun) tuhan-tuhan palsu itu tidak dapat menghasilkan manfaat untuk dirinya dan untuk para penyembahnya (dan juga tidak kuasa mematikan, menghidupkan) mereka tidak mampu mematikan dan menghidupkan manusia (dan tidak pula membangkitkan) mereka juga tidak mampu membangkitkan orang-orang yang telah mati untuk hidup kembali.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 117, 163 dan 255:

117.    Allah (Penemu Langit dan Bumi) Maha Pencipta yang menciptakan mereka tanpa meniru contoh-contoh yang lain (dan apabila Dia berkehendak menciptakan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: ”Jadilah!” Maka jadilah ia) dan tidak lain perintah Allah hanyalah dengan satu firman: ”Kun!” Fayakuun seperti kejapan mata, maka sesuatu yang dikehendaki-Nya itu langsung ada seketika dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya (Allah menciptakan segala sesuatu itu dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya yaitu kecepatannya lebih dari 300 ribu km/detik), padahal kecepatan cahaya adalah kecepatan yang paling tinggi di alam semesta, Ali-’Imran 47, 59, Al-An’aam 73, An-Nahl 40, Maryam 35, Yaasiin 82, Al-Mu’min 68 dan Al-Qamar 50.

163.    (Dan Tuhanmu) yang patut menjadi sesembahan (adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada Tuhan melainkan Dia) Allah (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).

255.    (Allah, tidak ada Tuhan) yang berhak disembah (melainkan Dia Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengatur) semua ciptaan-Nya (tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Kepunyaan-Nyalah segala yang terdapat di Langit dan di Bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya, kecuali dengan izin-Nya. Dia) Allah (mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa di belakang mereka, sedangkan mereka) semua makhluk-Nya itu (tidak mengetahui suatu pun dari ilmu-Nya melainkan sekedar yang dikehendaki-Nya. Kursi-Nya) kekuasaan dan ilmu (pengetahuan) Allah (meliputi Langit dan Bumi) karena Allah Maha Kuasa, Maha Pencipta, Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Meliputi (Dan tidaklah berat bagi-Nya memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar).

Qur’an surat Al-An’aam ayat 102:

102.    (Itulah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia-lah pemelihara) penjaga dan meliputi (segala sesuatu) Az-Zumar ayat 62.

Qur’an surat Yunus ayat 106-107:

106.    (Dan janganlah kamu menyembah kepada selain Allah, yaitu apa-apa yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula memberikan mudharat kepadamu, sebab jika kamu berbuat) yang demikian itu (maka sesungguhnya kamu jika begitu termasuk orang-orang yang zhalim”).

107.    (Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkan hal itu kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

Qur’an surat Ibrahim ayat 34:

34.  (Dan Dia telah memberikan kepada kalian dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zhalim dan sangat ingkar) terhadap nikmat Allah Tuhannya.

Qur’an surat An-Nahl ayat 22:

22.  (Tuhan kalian adalah) Allah (Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat) yaitu orang-orang kafir (hati mereka mengingkari) keesaaan Allah (sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong).

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 10:

10.  (Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda dan anak-anak mereka) tidak akan berguna karena (tidak dapat menolak) azab (Allah sedikit pun dan merekalah bahan bakar api Neraka).

 

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Injil Barnabas, Misteri Yesus Dalam Sejarah dan berbagai sumber