01 September, 2013

RESONANSI HATI

Anda sepertinya juga sudah tahu, apakah resonansi itu? Secara sederhana bisa dikatakan bahwa resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain, artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lalu ada benda lain yang ikut bergetar, maka dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi atau tertular getaran frekuensi.
Ambil contoh: gitar akustik yang memiliki tabung resonansi yang lubangnya menghadap ke arah deretan senarnya. Jika senar tersebut digetarkan dengan cara dipetik, maka udara di dalam ruang resonansinya akan ikut bergetar. Inilah yang menyebabkan suara senar gitar itu terdengar keras dan merdu. Apa yang terjadi jika lubang gitar tersebut disumpal dengan kain? Maka bisa dipastikan tidak akan terjadi resonansi di dalam gitar itu, suara gitar pun menjadi terdengar sangat pelan dan tidak merdu. Hati adalah tempat terjadinya resonansi, hati manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar, setiap kita berbuat sesuatu, baik itu pada taraf berpikir maupun melakukan sesuatu, selalu terjadi getaran di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar, bisa juga lembut. Tergantung dari mana getaran itu muncul, ketika kita gembira, sedih, dan marah, hati kita bergetar. Secara umum, getaran tersebut berasal dari 2 sumber, yaitu Hawa Nafsu dan Getaran Ilahiah. Hawa nafsu adalah keinginan untuk melampiaskan segala kebutuhan diri, getarannya cenderung sangat kasar dan bergejolak tidak beraturan. Dalam tinjauan fisika, getaran semacam ini disebut memiliki frekuensi rendah, dengan amplitudo yang besar. Getaran hawa nafsu memiliki efek negatif terhadap tubuh kita, jika benda yang dikenai getaran kasar terus menerus akan mengalami kekakuan dan kemudian mengeras. Demikian pula jantung manusia, orang yang pemarah akan memiliki resiko sakit jantung, karena mengerasnya pembuluh-pembuluh darah aortanya. Dan secara psikologis dikatakan hatinya semakin mengeras dan tidak mudah bergetar oleh kebajikan, hal ini akibat dari banyaknya dosa yang dikerjakannya. Bukti lain bahwa hati semakin keras jika dipengaruhi hawa nafsu terus, adalah hatinya orang yang suka berbohong dan menipu. Pada awalnya, orang yang berbohong hatinya selalu bergetar, tetapi, jika orang itu sering berbohong, maka hatinya lama-kelamaan tidak bergetar lagi saat berbohong kepada orang lain. Ini menunjukkan hatinya semakin keras akibat dosa-dosanya yang membuat tidak bergetar lagi ketika berbuat dosa.
Diungkapkan Allah di dalam Al-Qur’an, bahwa hati itu ada 5 tingkatan, yaitu :
Hati yang mengeras
Hati yang membatu
Hati yang tertutup, dan
Hati yag terkunci mati.
Hati akan semakin jelek sampai membatu dan terkunci mati, jika digunakan untuk berbuat kejahatan terus menerus. Hati yang berpenyakit, menyebabkan tubuhnya ber-energi negatif, maka dia mencari teman yang ber-energi negatif juga, karena energinya sama, maka mereka menjadi cocok berteman, setan itu temannya setan juga.

Yang termasuk dalam getaran hawa nafsu ini diantaranya adalah marah, benci, dendam, iri, dengki, bohong, menfitnah, mengadu domba, sombong (yang termasuk sifat sombong : pamer, membangga-banggakan miliknya, takabur, mentang-mentang, meremehkan orang, angkuh, menghina dan sejenisnya) dan semua penyakit hati. Dan jika kita berdekatan dengan orang yang pemarah atau orang yang jahat atau iri dan dengki kapada kita, maka hati kita akan ikut merasa panas dan gelisah, sehingga kita tidak betah berlama-lama berdekatan dengan orang tersebut, karena adanya gelombang elektromagnetik yang bersifat negatif dan ber-aura gelap yang memancar dari tubuh orang yang berperangai buruk atau orang yang jahat itu, lebih-lebih jika orang itu jahat kepada kita dan aura yang gelap dari orang itu, akan meresonansi atau mengimbas di sekitarnya. Sedangkan getaran Ilahiah adalah dorongan untuk mencapai tingkatan kualitas yang lebih tinggi, getarannya cenderung lembut dan halus, dengan frekuensi getaran yang sangat tinggi dan teratur. Yang termasuk getaran Ilahiah adalah jika kita membaca Firman Allah di dalam Al-Qur’an, sabar, ikhlas, kepasrahan dalam beragama dan berdzikir menyebut Asma Allah (Al-Asmaaul Husna). Hal ini akan membuat hati menjadi baik dan lembut dan mudah bergetar jika disebut Asma Allah, bagaikan buluh perindu yang menghasilkan suara merdu ketika ditiup. Mengapa bisa demikian? Karena, hati yang lembut bagaikan sebuah tabung resonansi yang bagus, getarannya menghasilkan frekuensi yang semakin lama semakin tinggi, semakin lembut hati seseorang, semakin tinggi pula frekuensinya. Pada frekuensi 108 = 100 juta hertz akan menghasilkan gelombang radio, jika lebih tinggi lagi, yaitu pada frekuensi 1014 = 100 triliun hertz, getaran ini sangat tinggi dan lembut akan menghasilkan gelombang cahaya. Frekuensi 1014 hertz adalah frekuensi cahaya tampak, sedangkan frekuensi di bawah dan di atasnya, menghasilkan cahaya-cahaya yang tidak kasat mata atau tidak tampak, seperti Sinar X, Sinar Infra Merah, Sinar Alfa, Sinar Beta, Sinar Gama dan Sinar Ultra Violet.

Jadi, jika hati kita terimbas oleh cahaya Al-Qur’an, yaitu ketika sedang di baca Al-Qur’an atau berdzikir, maka hati kita sedang terimbas oleh frekuensi yang sangat tinggi dan lembut, sehingga orang-orang yang banyak membaca ayat-ayat Al-Qur’an hatinya menjadi lembut, ini karena proses resonansi itu. Dan jika proses resonansi tersebut sering dilakukan, maka hati yang telah lembut itu akan meresonansi seluruh bio elektron yang ada di seluruh tubuhnya, dan kulitnya akan ikut menjadi lembut, maka keluarlah aura jernih dari wajah dan badan orang tersebut. Ini juga bisa menjelaskan, mengapa seorang ahli ibadah biasanya memiliki roman wajah yang menyejukkan. Tidak hanya itu, membaca Al-Qur’an dan berdzikir Ya Maajid setiap hari, bisa mencerdaskan otak dan menajamkan ingatan, karena energi positifnya juga bisa menghidupkan listrik-listrik yang mati atau putus yang ada di ujung-ujung sel-sel syaraf otak, dan menyambungkan sel-sel otak yang belum tersambung. Bagi orang-orang yang ingatannya lemah atau mulai pikun, maka sering-seringlah membaca Al-Qur’an. Dan juga, kita charge baterei otak kita supaya penuh energi listriknya dengan shalat wajib dan ditambah shalat sunat.

Selain shalat, tadarus dan tilawah Al-Qur’an, berdzikir juga menghasilkan cahaya di hati dan tubuh kita. Dengan demikian menyebut Asma Allah sama saja dengan memancarkan cahaya dari mulut kita, yang kemudian meresonansi hati dan milyaran bio elektron di tubuh kita.
Qur’an surat An-Nur ayat 35 :
35. (“Allah adalah cahaya Langit dan Bumi, perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, tabung kaca itu bagaikan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak yang banyak berkahnya) yaitu (pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya) Allah sendiri memancarkan cahaya dari seluruh eksistensi-Nya, dengan mengingat Allah akan menghasilkan resonansi cahaya. Karena itu, banyaklah mengingat Allah maka akan melembutkan dan menenangkan hati dan bermacam-macam khasiat yang ada sesuai dengan energi yang tersimpan di setiap ayat-ayat Al-Qur’an dan Asmaaul Husna (Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah mengetahui segala sesuatu”) yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi. Jadi, jika seseorang yang hatinya lembut akan bisa menghasilkan cahaya Ilahiah di dalam hatinya. Dan jika cahaya Ilahiah di dalam hatinya ini semakin menguat, maka cahaya ini akan merembes keluar menggetarkan seluruh bio elektron di dalam tubuhnya untuk mengikuti frekuensi cahaya tersebut. Hasilnya, tubuhnya akan mengeluarkan cahaya Ilahiah alias aura yang jernih atau terang.

Jika kelembutan itu semakin menguat, maka aura itu akan merembes semakin jauh mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Karena itu, kalau kita berdekatan dengan orang-orang yang ikhlas dan penuh kesabaran, hati kita juga merasa tentram dan damai. Sebab hati kita teresonansi atau terimbas oleh getaran frekuensi tinggi yang bersumber dari hati dan aura tubuh orang yang ikhlas dan penyabar itu.
Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28 :
28. (Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan  mengingat Allah-lah) dalam shalat, dzikir, tadarus, tilawah dan berdoa (hati menjadi tenang).
Qur’an surat Az-Zumar ayat 22 :
22. (“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk) menerima (agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya) apakah sama dengan orang yang hatinya membatu? (Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata”) secara umum, Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menjalankan agama Islam dengan baik akan memperoleh cahaya atau energi positif dari berbagai aktifitas peribadatannya.
Qur’an surat Az-Zumar ayat 23 :
23. (“…kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah…”).

Orang yang rileks dan tentram, kulit dan hatinya akan terasa lembut dan cerah di wajahnya, sebaliknya, orang yang stress, tegang dan marah, maka kulitnya dan roman wajahnya akan ikut tegang. Maka relaksasi biasanya dilakukan dengan cara pemijatan untuk mengendurkan otot-otot dan kulit yang tegang. Kulit yang tegang juga bisa menjadi indikator terjadinya ketidak-seimbangan energi dalam tubuh seseorang. Maka supaya kulit dan hati kita cerah, lembut dan tidak tegang, yaitu dengan tadarus dan tilawah Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, hal ini sama dengan melakukan stimulasi getaran-getaran elektromagnetik kepada sistem energi tubuh kita dan menyeimbangkan energi dalam tubuh, menyehatkan dan melembutkan, memberi ketenangan kulit dan hati kita.
Qur’an surat Az-Zumar ayat 23 :
23.  (“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik) yaitu (Kitab) Al-Qur’an (yang serupa lagi berulang-ulang) ayat-ayatnya jika dibaca berulang-ulang bisa menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik yang menggetarkan kulit dan menenangkan hati, karena energi positifnya sangat dahsyat, bahkan gunung, Bumi dan tubuh manusia yang sudah meninggal pun bisa di-stimulasi oleh energi positif dari Al-Qur’an yang sangat luar biasa dahsyat itu, apalagi tubuh manusia yang masih hidup maka akan lebih bisa di-stimulasi lagi, hal ini bisa terjadi bagi orang-orang yang mengimaninya. Asal, waktu membacanya itu, dalam keadaan khusyuk dan penuh ketakwaan, karena kuncinya adalah keimanan atau keyakinan. Dengan keyakinan itu, energi yang tersimpan di dalam Al-Qur’an akan bisa dikeluarkan dan akan mengimbas atau meresonansi seluruh tubuh manusia dan ke segala benda serta lingkungan di sekitarnya. Biasanya, ruangan yang sering dipakai untuk mengingat Allah yaitu shalat dan berdzikir, maka ruangan itu menjadi dingin atau sejuk dan tidak panas. Semakin dekat orang itu dengan Allah, maka semakin besar ia bisa membuka energi positif yang tersimpan di dalam Al-Qur’an. Seperti Nabi Musa as yang bisa membelah Laut Merah, Nabi Ibrahim as yang bisa mendinginkan api yang membakar dirinya dan Rasulullah saw yang bisa memancarkan air di sela-sela jari tangannya dengan izin Allah dan sebagainya. Sebaliknya, bagi orang yang tidak yakin, maka tidak akan bisa mengeluarkan energi positif dari dalam Al-Qur’an tersebut (Bergetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab) Al-Qur’an (itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberinya petunjuk). Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan pengaruh Al-Qur’an terhadap kulit dan ternyata para ilmuan modern juga menemukan bahwa gelombang suara dapat memengaruhi sel-sel kulit dan memiliki kemampuan yang menakjubkan untuk menyimpan pengetahuan dan mengingatnya. Sebagaimana kita ketahui, sentuhan atau rabaan merupakan salah satu indera yang sangat penting yang dimiliki manusia. Melalui sentuhan kita bisa mempersepsi* realitas yang ada di sekeliling kita. Proses sentuhan dilakukan melalui ujung-ujung saraf yang terdapat pada kulit yang kemudian mengirimkan sinyal ke otak melalui jaringan urat saraf. Jaringan saraf berujung pada atau di antara sel-sel epidermis, lapisan luar kulit. Melalui jaringan saraf pada kulit itulah kita bisa mempersepsi dan mengenali untuk kemudian mengingat segala yang kita sentuh dan kita raba.
*Persepsi (bhs. Latin  = perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf yang merupakan hasil dari stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindera.

Karena itu, kita lantas bisa memahami ayat terdahulu yang mengatakan bahwa orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan akan dibangkitkan oleh Allah di akhirat nanti dalam keadaan yang bercahaya. Itu disebabkan oleh peribadatan atau amal ibadahnya di sepanjang hidupnya yang telah menghasilkan aura positif di sekujur tubuhnya.
Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama (Al-Asmaaul Husna), yaitu 100 kecuali satu (100 kurang 1), barangsiapa yang menghafalnya, ia akan masuk Surga. Sesungguhnya Dia itu witir (tidak genap), Dia menyukai akan witir  itu”.  Hadits riwayat Al-Baihaqi.

Sumber : Pusaran Energi Ka’bah oleh Agus Mustofa.