14 Oktober, 2020

AWAL LANGIT DAN BUMI SERTA LANGIT YANG BENAR BENAR DILUASKAN (MENGEMBANG)

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 30 :

30.  (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya Langit dan Bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang) bersatu (padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya...).

Qur’an surat Al-Mu’min (40) ayat 57 :

57.  (Sesungguhnya penciptaan Langit dan Bumi lebih besar) lebih sulit dan rumit (daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui).

 

Sebelum Langit dan Bumi dipisahkan, berdasarkan model ledakannya bahwasanya Langit dan Bumi itu keduanya dahulu bersatu padu dari awalnya merupakan gas alam semesta yang berupa titik yang disebut plasma putih yang luar biasa panas dan padat. Kemudian Allah pisahkan antara keduanya yang dikenal dengan nama ’The Big Bang Theory’, sehingga keduanya berpisah saling menjauh yang proses pengembangannya tidak terjadi pada satu titik (lokasi) tertentu saja. Tetapi Big Bang atau Ledakan Besar itu bukan seperti sebuah ledakan kosmik raksasa di Langit dan Bumi! Bukan itu! Jadi Big Bang merupakan peristiwa mengembangnya atau meluasnya cikal bakal Langit dan Bumi, dari awalnya berupa titik yang disebut plasma putih yang luar biasa panas dan padat menjadi alam semesta yang cukup dingin terdiri dari : Langit, Bumi dan isinya serta apa saja yang ada di antara keduanya yang terlihat saat ini. Artinya, alam semesta tidak memiliki pusat dan tidak memiliki posisi awal karena pada saat Big Bang itulah awal dari ruang dan waktu, artinya lagi, tidak ada tempat yang khusus dan istimewa di dalam alam semesta untuk memulai proses Big Bang. Satu detik setelah Big Bang, alam semesta ini temperaturnya hampir 10 miliar derajat Celcius dan sekitar 1 menit setelah Big Bang yaitu saat alam semesta cukup dingin untuk menciptakan lebih banyak barion (proton dan neutron). Setelah baryogenesis alam semesta terisi oleh lautan neutron, proton, elektron, positron (anti-elektron), foton dan neutrino. Ketika alam semesta mendingin, neutron akan meluruh menjadi proton dan elektron atau neutron bergabung dengan proton membentuk Deutrium (isotop Hidrogen). Kemudian proton dan neutron tersintetis menjadi nuklei (Helium, Deutrium dan Lithium bersamaan dengan proton-proton tunggal yang membentuk nuklei Hidrogen). Dengan temperatur miliaran derajat Celcius dan tekanan yang tidak terbayangkan kuatnya, proton berfusi dengan proton membentuk inti Helium dan inti Lithium. Detik-detik berlalu, alam semesta mengembang dan mendingin, hanya 3 menit kemudian, reaksi fusi berhenti, semua Hidrogen yang ada saat ini dan sebagian besar inti Helium serta inti Lithium telah terbentuk. Semua peristiwa tersebut berlangsung hanya sekitar 17 menit sampai temperatur alam semesta turun sedemikian rupa, sehingga tidak tersedia cukup energi yang memungkinkan peristiwa itu untuk terus terjadi. Nah, proses pembentukan elemen ringan di alam semesta dini inilah yang disebut Nukleosintesa Big Bang. Saat alam semesta berusia sekitar 300 ribu tahun, elektron mulai berikatan dengan nuklei membentuk 3 unsur : Hidrogen, Helium dan sejumlah kecil Lithium. Pada titik inilah alam semesta menjadi transparan dan temperaturnya terdistribusi dengan keseragaman yang tinggi karena adanya komunikasi antara partikel-partikel yang ada di dalamnya.

 

Setelah Big Bang, alam semesta menjadi berkabut yang kerapatan kabutnya tidak seragam, sekitar 1,6 juta tahun kemudian Allah menciptakan gaya gravitasi yang membuat gas alam semesta yang telah berbentuk kabut awan yang kerapatannya di alam semesta tidak seragam itu semakin menguat ketidakseragamannya. Gaya gravitasi antar gas semakin lama menyebabkan kabut awan gas berkontraksi dengan mengerut semakin rapat dan semakin bertambah rapat sehingga semakin meningkatkan massa, tekanan dan temperaturnya yang membuat bentuk kabut awan tersebut semakin menggumpal dan semakin membesar kemudian menjadi berbentuk dukhaanun yaitu nebula purba/generasi pertama/generasi awal. Dari nebula generasi awal ini sebagian berputar semakin cepat, proses perputaran ini mengakibatkan sebagian materi kabut awan gas  menjadi sebuah peristiwa diciptakannya superkluster-superkluster, galaksi-galaksi dan *bintang-bintang massif/giant/raksasa generasi awal *setelah Allah menciptakan Bumi karena Planet Bumi diciptakan oleh Allah lebih dahulu daripada 7 Langit dan benda-benda Langit. Bintang-bintang massif generasi awal itu sinarnya berwarna lebih biru daripada bintang-bintang yang kita lihat saat ini, karena bintang-bintang tersebut hanya mengandung Hidrogen, Helium dan sejumlah kecil Lithium yaitu unsur logam yang paling ringan, tidak mengandung unsur-unsur (elemen) berat seperti bintang-bintang generasi berikutnya. Bintang-bintang generasi awal itu hyper-hypermassif daripada bintang-bintang massif yang ada saat ini karena massanya beratus-ratus atau bahkan ribuan kali daripada massa Bintang Matahari kita. Sekitar 3 menit setelah bintang-bintang generasi awal diciptakan, karena tekanan gravitasi pada inti bintang-bintang hyper-hypermassif itu, Hidrogen dan Lithium berfusi membentuk unsur-unsur berat yaitu : Karbon, Oksigen, Ferrum (besi) dan lain-lain yang berlangsung di bagian tertentu dari galaksi secara tidak beraturan dan tidak berpola. Kemudian dari bintang-bintang massif generasi awal di bagian tertentu dari galaksi-galaksi generasi awal itu mengalami keruntuhan ke dalam medan gravitasi sendiri kemudian meledak. Karena mereka kehabisan energinya dengan cepat akibat massanya yang hyper-hypermassif sehingga berusia pendek yaitu hanya beberapa ratus ribu tahun mungkin hingga 1 juta tahun saja dan mereka sekarang sudah punah. Dari ledakan bintang-bintang sangat massif dari generasi awal itu, Allah menciptakan nebula-nebula generasi berikutnya yang dibentuk dari gumpalan raksasa kabut awan gas Hidrogen, gas Helium dan debu kosmik yang mengandung unsur-unsur berat, dari nebula tersebut diciptakanlah bintang-bintang generasi berikutnya dan diciptakanlah pula planet-planet kecuali Planet Bumi (*Tata Surya diciptakan sekitar 5 miliar tahun yang lalu), satelit alami, asteroid, meteoroid, komet, debu kosmik, gugus galaksi, supergugus dan benda-benda Langit lainnya.

*Tata Surya adalah kumpulan benda-benda Langit yang terdiri dari 1 Bintang Matahari, 4 planet bagian dalam dan 4 planet bagian luar dengan orbit berbentuk elips, 5 planet katai, 173 satelit alami termasuk Bulan satelit alaminya Planet Bumi dan benda-benda Langit lainnya seperti : Awan Oort (*Oort Cloud), jutaan asteroid dan meteoroid.

*Oort Cloud adalah awan komet berbentuk bola yang sangat besar di bagian luar, sedangkan di bagian dalam awan Oort berbentuk cakram, terletak di bagian terluar Tata Surya. Awan Oort tidak mengandung uap air dan merupakan bola massa, di dalamnya terdapat triliunan objek dingin yang mengeras menjadi es (inti komet beku) dengan materi yang berasal dari masa lalu alam semesta. Awan Oort dikenal sebagai waduk komet raksasa tempat menampung komet-komet yang melintasi Tata Surya dan salah satu bagian dari perjalanan panjang pembentukan Tata Surya.

 

*Bintang-bintang massif adalah bintang-bintang yang mempunyai massa melebihi 8 hingga ratusan kali ukuran dan massa Bintang Matahari kita. Bintang massif terbentuk (tercipta) dengan sangat cepat dan mati dengan sangat cepat pula, hanya dibutuhkan waktu antara 10-100 tahun bagi protostar untuk membentuk bintang massif. Dan membutuhkan waktu sekitar 100 ribu tahun untuk membentuk bintang massa menengah. Bintang yang lebih massif maka temperaturnya lebih panas dan sinarnya lebih berwarna biru, sinarnya sekitar seribu hingga 1 juta kali lipat lebih cemerlang daripada sinar Bintang Matahari. Semakin massif bintang maka semakin terbakar lebih cepat karena temperatur tinggi di inti bintang yang disebabkan oleh gaya gravitasinya sendiri yang kuat dan semakin cepat menggunakan bahan bakarnya untuk melakukan reaksi fusi nuklir dalam intinya, maka bahan bakarnya cepat habis karena lebih banyak energi yang dikonsumsi daripada energi yang dihasilkan. Yang menyebabkan usia bintang-bintang massif semakin pendek yaitu hanya sekitar 20 juta tahun, sedangkan bintang massa menengah seperti Bintang Matahari bisa berusia hingga 10 miliar tahun. Sehingga bintang-bintang massif semakin cepat mengalami keruntuhan ke dalam medan gravitasinya sendiri kemudian meledak menjadi berbentuk nebula generasi baru, dan dari sana lahirlah Bintang-bintang Neutron dan Lubang Hitam.

 

*Allah telah menciptakan Langit dan Bumi dalam 6 masa (periode), yaitu Allah menciptakan 7 Langit dan benda-benda Langit dalam 2 masa dan menciptakan Bumi beserta segala isinya dalam 4 masa, sedangkan 1 masa itu lamanya miliaran tahun, Al-A’raaf (7) ayat 54 dan Huud (11) ayat 7. Allah menciptakan Planet Bumi dalam 2 masa dengan mekanisme yang berbeda daripada penciptaan planet-planet lainnya dan Planet Bumi diciptakan lebih dahulu daripada 7 Langit dan benda-benda Langit. Bukti bahwa Bumi diciptakan lebih dahulu daripada 7 Langit dan benda-benda Langit berdasarkan hasil studi yang mengungkap, cadangan air di Bumi terbentuk jauh sebelum Bintang Matahari bagian dari sistem Tata Surya tersebut lahir (diciptakan). Hal itu menunjukkan air di Bumi diyakini berusia lebih tua daripada sistem Tata Surya yang memperkuat pendapat bahwa kehidupan di Bumi berawal dari tempat lain di Galaksi Bima Sakti. Ilmuan mampu mengungkap dari mana air di Bumi itu berasal, ilmuan menemukan air yang memenuhi samudra di seluruh Planet Bumi itu berasal dari meteorit-meteorit yang dikenal sebagai batuan kondrit enstatit (enstatite chondrite) dari ruang antarbintang yang jatuh menabrak Bumi sebelum Tata Surya termasuk Bintang Matahari diciptakan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa batuan kondrit enstatit ini membawa lebih banyak Hidrogen, yaitu dengan menganalisa komposisi isotop Hidrogen atau Deutrium dari batuan kondrit enstatit yang serupa dengan salah satu molekul air yang ada di mantel Bumi dan komposisi isotop pada samudra diketahui konsisten dengan campuran yang terdiri dari 95% air dari batuan kondrit enstatit menambah bukti yang mengkonfirmasi bahwa batuan ruang angkasa di luar Tata Surta inilah yang membawa air ke Planet Bumi dan batuan ini juga merupakan sumber dari sebagian besar kandungan di Atmosfer Bumi. Ilmuan menemukan batuan tersebut mengandung jumlah Hidrogen yang cukup untuk memberikan Planet Bumi jumlah air sebanyak 3x dari massa air yang ada di seluruh samudra di Planet Bumi. Dan mungkin lebih banyak dari jumlah tersebut, sehingga menambah bukti bahwa komposisi batuan kondrit enstatit ini berkontribusi secara signifikan pada kandungan air di Planet Bumi pada saat pertama kali terbentuk.

Qur’an surat Al-Mu’minuun (23) ayat 18 :

18.  (Dan Kami turunkan air dari Langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di Bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya).

Qur’an surat Az-Zumar (39) ayat 21 :

21.  (Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari Langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber air) seperti : samudra, lautan, teluk, danau, sungai, air bawah tanah, uap air di alam berupa awan, kabut dan sumber-sumber air lainnya (di Bumi lalu ditumbuhkan-Nya dengan air itu tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering, lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, lalu dijadikan-Nya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal).

 

Kemudian Allah menciptakan gunung-gunung yang kokoh di Bumi dan memberkahinya sehingga bermanfaat bagi manusia yang membuat manusia nyaman tinggal di Bumi. Setelah itu Allah menciptakan makanan-makanan (tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang) untuk penghuni Bumi dalam 2 masa. Jadi, proses penciptaan Bumi beserta segala isinya termasuk Atmosfer-atmosfernya menjadi 4 masa yang genap, yaitu lebih lama prosesnya daripada penciptaan 7 Langit dan benda-benda Langit yang ada di Langit dunia yang diciptakan oleh Allah dalam 2 masa saja. Proses penciptaan 7 Langit dan benda-benda Langit serta Bumi dengan segala isinya itu membutuhkan waktu yang sangat lama yaitu miliaran tahun setelah Big Bang, Fushshilat (41) ayat 9-12.

Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 22 :

22.  (Dia-lah yang telah menjadikan Bumi sebagai firaasyaan bagimu…) sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman dihuni makhluk hidup karena memenuhi semua syarat yang dibutuhkan dengan sangat sempurna untuk mendukung kelangsungan hidup penghuni Bumi.

Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 54 :

54.  (Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Allah yang telah menciptakan Langit dan Bumi dalam 6 masa,...).

Qur’an surat Huud (11) ayat 7 :

7.      (Dan Dia-lah yang menciptakan Langit dan Bumi dalam 6 masa…).

Qur’an surat Fushshilat (41) ayat 9-12 :

9.      (Katakanlah : ”Sesungguhnya patutkah kalian kafir kepada) Allah Tuhan (yang menciptakan Bumi dalam 2 masa dan kalian adakan sekutu-sekutu bagi-Nya). Yang bersifat (demikian itu itulah Tuhan) pencipta dan pemilik (semesta alam).

10.  (Dan Dia menjadikan) menciptakan (di Bumi itu gunung-gunung di atasnya dan Dia memberkahinya dan Dia menentukan kadar makanan-makanannya) untuk penghuni Bumi (dalam 4 masa yang genap bagi orang-orang yang bertanya) tentang proses penciptaan Bumi dengan segala isinya.

11.  (Kemudian Dia menuju) kepada (penciptaan Langit dan Langit itu masih merupakan dukhaanun...) gumpalan kabut awan gas tanpa debu kosmik karena nebula generasi awal itu hanya terdiri dari Hidrogen, Helium dan sejumlah kecil unsur logam ringan Lithium dan Berilium. Langit dan Bumi diciptakan oleh Allah dari gas alam semesta/Universal Gas/gas Hidrogen melalui serangkaian tahap (perkembangan) yang disusul oleh konsentrasi gas alam semesta secara berangsur-angsur akibat dari gaya gravitasi lalu berbentuk nebula awal setelah ledakan Big Bang bukan nebula-nebula berikutnya atau akhir (ghamaami) yang terbentuk hasil ledakan supernova dan hypernova dari bintang-bintang bermassa supergiant dan hypergiant yang mengalami keruntuhan gravitasi. Dari nebula generasi awal itu Allah menciptakan superkluster-superkluster, galaksi-galaksi, bintang-bintang hyper-hypermassif generasi awal yang berlangsung selama miliaran tahun dan sekarang mereka sudah punah. Galaksi-galaksi yang ada di ruang angkasa sekalipun sangat luar biasa besar dan sangat luar biasa luas serta berjumlah lebih dari 100 miliar galaksi, mereka tidak menempati ruang angkasa kecuali hanya menempati sebagian kecil saja dari ruang angkasa yang batasnya tidak diketahui karena Allah meluaskannya sepanjang waktu, Adz-Dzaariyaat (51) ayat 47 (lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada Bumi : “Datanglah kamu keduanya) menurut perintah-Ku (dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya) Bumi dan Langit (menjawab : “Kami datang dengan suka hati”).

12.  (Maka Dia menjadikannya 7 Langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap Langit urusannya. Dan Kami hiasi Langit yang dekat) Langit dunia (dengan pelita-pelita) bintang-bintang yang melakukan reaksi fusi nuklir sehingga mengasilkan sinar yang membuat bintang-bintang tersebut bersinar cemerlang (dan Kami memeliharanya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui).

Qur’an surat Al-Mulk (67) ayat 3 :

3.      (Yang telah menciptakan 7 Atmosfer berlapis-lapis...).

Qur’an surat An-Naba’ (78) ayat 12 :

12.  (Dan Kami bina di atas kalian 7 lapis Atmosfer yang kokoh).

 

Dan Allah turunkan besi dari Langit, sehingga terdapat unsur logam berat besi di inti Bumi bagian dalam dan luar yaitu memiliki kandungan besi sebanyak 32,1% dari keseluruhan massa Bumi dan merupakan unsur paling melimpah di Bumi, sementara kandungan besi pada kerak Bumi hanya 5%. Dan unsur berat besi mempunyai 4 isotop yaitu, 54Fe, 56Fe, 57Fe, 58Fe, isotop 57Fe adalah satu-satunya yang mempunyai spin inti nuklida (nuclear) dan uniknya angka isotop 57Fe sesuai dengan urutan surat Al-Hadiid di dalam Al-Qur’an yaitu surat ke-57.

Qur’an surat Al-Hadiid (57) ayat 25 :

25.  (.... Dan Kami turunkan besi) dari Langit. Periode awal pembentukan Planet Bumi, yaitu ketika Planet Bumi suhunya masih panas ekstrem dan merupakan bola gas panas yang berputar pada porosnya. Planet Bumi sering dihujani sebagian material ledakan bintang-bintang generasi awal dan mempunyai massa luar biasa massif yang dilontarkan ke penjuru Langit yang mengandung unsur logam berat besi, nikel dan unsur-unsur lainnya. Kemudian sebagian material ledakan bintang-bintang generasi awal tersebut diturunkan oleh Allah ke Planet Bumi, yaitu berupa asteroid-asteroid yang pecah menjadi lebih kecil disebut meteoroid. Kemudian meteoroid-meteoroid besi itu melewati ruang hampa udara hingga mencapai tarikan gravitasi Planet Bumi, sehingga bisa melewati (menembus) Atmosfer Bumi yang disebut meteor atau orang awam menyebutnya ’bintang jatuh’. Karena tarikan gravitasi Planet Bumi, menyebabkan meteor-meteor besi tersebut jatuh menabrak Bumi dengan sangat keras, yaitu pada saat permukaan (kerak) Planet Bumi masih meleleh akibat aktivitas vulkanisme ekstrem, belum mendingin dan mengeras berbentuk kerak padat. Sesampainya di Planet Bumi disebut meteorit dengan berbagai ukuran yang mengandung unsur logam berat besi, besi-besi dari Langit tersebut mencair terkena suhu panas Bumi yang ekstrem, kemudian masuk dan tenggelam ke pusat planet biru ini untuk membentuk inti Bumi. Hal ini dibuktikan dengan unsur logam besi meteorit sama dengan unsur logam besi yang ada di inti Bumi, hingga saat ini Bumi masih dihujani meteorit besi dan campuran dari ledakan bintang-bintang generasi berikutnya yang menghantam Bumi. Dan materi inti Bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit yang berasal dari sebagian materi lontaran dari ledakan bintang-bintang hyper-hypermassif generasi awal (yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,...). Bintang Matahari bermassa menengah yaitu massanya 333 ribu kali lebih besar dari massa Bumi dan temperatur di intinya 15 juta derajat Celcius, sehingga massa dan temperatur di inti Bintang Matahari tidak bisa membentuk unsur berat logam besi, apalagi di inti Bumi jelas tidak bisa membentuk unsur logam besi. Karena Bumi itu sebuah planet yang temperatur di intinya hanya 5.400 derajat Celcius dan massanya sangat jauh lebih kecil dari massa Bintang Matahari. Sehingga Bumi di intinya tidak bisa melakukan reaksi fusi nuklir yang menghasilkan sinar seperti bintang-bintang yang bersinar di Langit dan inti Bumi juga tidak bisa melakukan reaksi fusi nuklir untuk membentuk unsur berat logam besi. Besi hanya dapat dibentuk di dalam inti bintang-bintang sangat massif yang ukuran dan massanya setidaknya 10 kali lebih besar ke atas dari massa Bintang Matahari dengan temperatur di inti mereka harus melebihi 2,5 miliar derajat Celcius (2,5 miliar Kelvin).

 

Mulai diciptakannya benda-benda Langit generasi awal tersebut sekitar 300 ratus juta tahun setelah Big Bang yang sekaligus juga untuk mengakhiri zaman kegelapan di Langit karena Allah telah menciptakan bintang-bintang hyper-hypergiant yang melakukan reaksi fusi nuklir sehingga menghasilkan energi panas dan sinar yang membuat Langit menjadi terang dari sinar bintang-bintang generasi awal itu. Langit dan Bumi pada awal diciptakan hanya sebuah titik yang disebut plasma putih luar biasa panas dan padat yang terdiri dari partikel-partikel sub nuklir, setelah itu keduanya dipisahkan yang dikenal sebagai Big Bang. Ketika berusia ribuan tahun setelah Big Bang, Allah berfirman : ”Kun!” Maka alam semesta mengalami inflasi yaitu terjadi pengembangan alam semesta yang mengalami percepatan secara eksponensial/sangat luar biasa singkat/dratis yaitu menjadi 100 triliun triliun kali lebih besar daripada bentuknya setelah Big Bang dalam waktu kurang dari 1 detik yaitu lebih cepat dari kecepatan cahaya atau lebih cepat dari satu kedipan mata. Mengapa perlu adanya inflasi? Inflasi diperlukan untuk memecahkan masalah *kurvatur dan horizon Langit supaya horizon bisa diperbesar sampai keadaan di mana partikel-partikel berada dalam lingkup horizon sehingga bisa saling berkomunikasi. Dengan adanya inflasi, maka alam semesta dan apa yang ada di dalamnya tidak mengalami kehancuran besar sebelum waktunya yang disebut hari Kiamat.

Qur’an surat Faathir (35) ayat 41 :

41.  (Sesungguhnya Allah menahan Langit dan Bumi supaya jangan lenyap) ketika usia ribuan tahun setelah Big Bang, Allah menjadikan keduanya mengalami inflasi, yaitu Langit dan Bumi meluas secara eksponensial supaya Langit dan Bumi serta apa yang ada di dalamnya tidak mengalami kehancuran besar sebelum hari Kiamat (dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun) Allah tidak segera mengazab makhluk-makhluk-Nya setelah mereka melakukan perbuatan dosa-dosa, sehingga Dia menangguhkan azab-Nya.

 

Setelah alam semesta mengalami inflasi yaitu mengembang secara luar biasa singkat dan tiba-tiba, Allah menciptakan gaya gravitasi, menyebabkan pengembangan alam semesta mengalami perlambatan, kemudian masa pengembangan alam semesta diperlambat oleh gaya gravitasi pun berakhir. Setelah masa transisi terjadi pada epoch sekitar saat ukuran alam semesta 68% dari ukuran saat ini, karena keberadaan *energi gelap (dark energy) yang telah mendominasi sekitar 68,3% volume keseluruhan alam semesta, mulai mengambil peran sentral. Menyebabkan alam semesta yang semula mengembang diperlambat, berubah menjadi mengembang dipercepat, energi gelap mempercepat perluasan Langit yang terus mengembang mengikuti model standar kosmologi dan akhirnya Langit bisa mencapai keadaan saat ini. Energi gelap rupanya tidak konstan melainkan bervariasi dari waktu ke waktu. Hal ini berdasarkan kajian kosmologi mengenai keadaan awal dan perkembangan alam semesta yang meluas secara terus-menerus dengan cepat seiring waktu hingga hari ini. Akibatnya, Langit terus mengembang yang membuat galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dengan cepat dan galaksi yang lebih jauh, bergerak lebih cepat lagi dengan kecepatan yang terus meningkat sampai terjadi ’Big Rip’ (Koyakan Besar). Koyakan Besar tersebut akan memecah belah Langit dan segala isinya yaitu : superkluster-superkluster, galaksi-galaksi, bintang-bintang dan bahkan atom-atom (dzarrah) yang ada di Langit pada hari Kiamat nanti.

Qur’an surat Al-Furqaan (25) ayat 25 :

25.  (Dan ingatlah pada hari) Kiamat (ketika Langit pecah belah) yaitu bintang-bintang bermassa giant hingga hypergiant dan benda-benda Langit lainnya meledak secara serentak (mengeluarkan) kemudian menjadi berbentuk (ghamaami) nebula generasi berikutnya atau generasi akhir yang lemah (rapuh), Al-Haaqqah (69) ayat 16 (dan diturunkanlah malaikat) secara (bergelombang-gelombang) *ghamaami berbeda dengan *dukhaanun, karena dukhaanun itu adalah nebula generasi awal, Fushshilat (41) ayat 11. Terbentuk akibat Big Bang dari awalnya adalah gas alam semesta yaitu berupa titik disebut plasma putih yang luar biasa panas dan padat.

Qur’an surat Adz-Dzaariyaat (51) ayat 47 :

47.  (Dan Langit itu Kami bangun dengan kekuasaan) Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya) bukti ilmiah bahwa galaksi-galaksi satu sama lain bergerak saling menjauh, sehingga Langit ini meluas yang membuat ukurannya bertambah besar karena mengembang dengan cepat dan Langit sudah meluas miliaran kali lipat lebih besar sejak Big Bang. Galaksi-galaksi yang dekat dengan Galaksi Bima Sakti menjauh dengan kecepatan sekian juta mil/jam. Galaksi-galaksi yang letaknya lebih jauh lagi mengalami hal yang sama, akan tetapi kecepatannya melebihi 200 juta mil/jam, dan kecepatan galaksi-galaksi yang letaknya lebih jauh 2x lipat dari kecepatan galaksi-galaksi yang terdahulu. Dan yang di luar batas-batas itu, maka kecepatan galaksi-galaksi bergerak dapat mendekati kecepatan cahaya, sehingga cahaya yang datang dari galaksi-galaksi tersebut tidak dapat mencapai penglihatan kita. Tetapi ruang angkasa yang ditinggalkan oleh galaksi-galaksi yang bergerak menjauh karena mengalami proses perluasan, tetap akan penuh berisi dengan galaksi-galaksi yang berjumlah lebih dari 100 miliar, kira-kira sama seperti yang kita lihat sekarang, yang masing-masing terpisah dan terasing antara yang satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan, bersamaan dengan galaksi yang menghilang keluar batas penglihatan kita, Allah menciptakan galaksi lagi, maka secara berangsur-angsur galaksi baru pun muncul yang terbuat dari gas alam semesta yang bertugas mengganti susunan galaksi lama.

*Kurvatur Langit adalah kelengkungan Langit.

*Energi gelap (dark energy) tidak memancarkan gelombang elektromagnetik, memiliki tekanan negatif yang besar dan tidak mengumpul membentuk gugus setidaknya sampai seukuran gugus galaksi dengan materi secara signifikan. Komposisi alam semesta terdiri dari sekitar 68,3% energi gelap yang dikenal sebagai konstanta kosmologi, 26,8% materi gelap (dark matter), energi gelap dan materi gelap adalah zat yang tidak bercahaya dan mendominasi volume keseluruhan Langit serta jauh lebih besar daripada bintang-bintang, 4,07% gas Hidrogen dan Helium bebas, 0,5% benda-benda Langit kasat mata (materi tampak) seperti : planet, bintang, lubang hitam, galaksi dan sebagainya, 0,3% neutrino-neutrino dan 0,03% unsur-unsur berat.

 

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Langit Selatan dan berbagai sumber.