25 Mei, 2013

ISRA’ MI’RAJ RASULULLAH SAW DIKAJI SECARA ILMIAH

Bahwa perjalanan Isra’ Mi’raj yang luar biasa itu bukan kehendak Rasulullah saw sendiri, melainkan kehendak Allah. Allah-lah yang telah memperjalankan Rasulullah saw. Nabi saw tidak mungkin bisa melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj atas kehendak beliau saw sendiri. Karena itu Allah mengutus Malaikat Jibril as untuk membawa Nabi saw melanglang ’ruang’ dan ’waktu’ di dalam alam semesta ciptaan Allah. Jibril as sengaja dipilih oleh Allah untuk mendampingi perjalanannya mengarungi semesta, karena Jibril as adalah makhluk dari langit ke-7 yang berbadan cahaya. Dengan badan cahayanya itu, Malaikat Jibril as bisa membawa Rasulullah saw melintasi dimensi-dimensi yang tak kasat mata. Perjalanan itu dilakukan dengan mengendarai Buraq, yaitu makhluk berbadan cahaya yang berasal dari Alam Malakut, yang dijadikan tunggangan selama perjalanan tersebut. Buraq berasal dari kata barqun yang artinya kilat. Maka, ketika menunggang Buraq itu, mereka bertiga melesat dengan kecepatan cahaya, sekitar 300.000 km/detik. Kecepatan cahaya adalah kecepatan yang paling tinggi di alam semesta, di dalam ilmu Fisika Modern, kecepatan yang setinggi itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang benda. Hanya sesuatu yang sangat ringan saja yang bisa memiliki kecepatan cahaya. Benda yang tanpa bobot atau tanpa massa saja yang bisa mencapai kecepatan cahaya yang dinamakan Photon (penyusun badan cahaya malaikat). Photon adalah benda yang tidak memiliki bobot, photon adalah kwantum-kwantum penyusun cahaya yang bisa mencapai kecepatan cahaya. Elektron yang bobotnya dikatakan hampir nol pun, tidak bisa memiliki kecepatan cahaya karena masih memiliki bobot.

Di sinilah muncul problem, dalam menjelaskan peristiwa Isra’ Mi’raj. Malaikat JIbril as dan Buraq adalah makhluk berbadan cahaya, yang badannya tersusun dari photon-photon yang sangat ringan. Karena itu tidak mengalami kendala untuk bergerak dengan kecepatan cahaya yang demikian tinggi. Akan tetapi Rasulullah saw adalah manusia biasa yang badannya tersusun dari atom-atom kimiawi yang memiliki bobot atau massa. Tubuh kita tersusun dari yang paling besar sampai yang paling kecil, yaitu organ-organ tubuh-sel-sel-molekul-molekul (yang sederhana sampai yang komplek, mulai H2O, rantai molekul asam amino, protein-protein komplek lainnya)-atom-atom (yang berjumlah milyaran yang tersusun dari partikel-partikel sub atomik seperti proton, neutron, elektron dan lain sebagainya). Seluruh bagian-bagian penyusun itu bergandengan satu sama lain dengan menggunakan energi ikat, supaya tidak tercerai berai. Atom-atom bergandengan membentuk sel-sel dan seluruh organ tubuh. Dan kemudian organ-organ tubuh itu berkolaborasi membentuk badan kita. Sehingga manusia menjadi berbobot cukup berat, yang tidak mungkin bisa mencapai kecepatan angin, apalagi kecepatan cahaya, sebagaimana photon-photon. Untuk mencapai kecepatan beberapa gravitasi Bumi saja, tubuh manusia sudah akan mengalami kendala serius dan bisa meninggal dunia. Contoh : karena tubuh manusia akan mengalami pelipat-gandaan bobot tubuh 2x gravitasi Bumi jika melawan 2 gaya gravitasi Bumi. Jika kita naik lift yang kecepatannya agak tinggi, maka ketika lift itu bergerak naik, otak kita terasa ada tekanan, ’nyuut’! karena kita melawan gravitasi Bumi. Jika kecepatannya lebih tinggi lagi, maka rasa nyuutnya itu semakin besar, bisa-bisa seseorang akan mengalami ‘hilang kesadaran’ atau pingsan (black out).

Cerita tentang kecepatan di atas adalah kecepatan-kecepatan yang masih tergolong rendah untuk ukuran alam semesta. Itu saja badan manusia sudah tidak kuat menanggung berat badannya yang naik 2x lipatnya atau lebih tergantung berapa banyak gaya gravitasi yang dilaluinya. Apalagi jika kita bermain-main dengan kecepatan cahaya yang per detiknya bisa mencapai 300.000 km. Sungguh badan manusia tidak akan mampu menahannya. Efek yang bakal terjadi bukan hanya pingsan, tetapi lebih dahsyat dari itu, badan manusia akan tercerai berai menjadi partikel-partikel sub atomik sebelum mencapai kecepatan cahaya, Mengapa bisa demikian? Karena tubuh manusia tersusun dari partikel-partikel sub atomik yang saling bergandengan menggunakan binding energi alias ’energi ikat’. Nah, ketika dipercepat dengan kecepatan sangat tinggi, maka muncullah gaya yang berlawanan dengan energi ikat tersebut. Semakin tinggi kecepatan yang diberikan kepada benda, maka energi yang melawan binding energi atau energi ikat tersebut semakin besar, sehingga, suatu ketika tubuh manusia itu akan ’buyar atau terburai’ menjadi partikel-partikel kecil.

Hal inilah yang bakal terjadi pada tubuh manusia yang melesat dengan kecepatan tinggi. Bahkan jauh sebelum badan manusia terburai menjadi partikel-partikel sub atomik, organ-organ tubuhnya sudah rusak duluan. Jantungnya berhenti berdenyut, diikuti kesadaran yang menghilang dan kemudian disusul gagalnya fungsi seluruh organ-organ tubuhnya. Dengan demikian, maka secara ilmiah memang sulit untuk mengatakan bahwa Rasulullah saw melakukan perjalanan tersebut dengan badan wadag-nya atau badan kasarnya yang normal. Nabi saw tidak akan bisa bergerak sekencang Malaikat Jibril as dan Buraq, karena badannya memang bukan terbuat dari cahaya. Isra’ Mi’raj Rasulullah saw memang tidak atas kemampuan beliau saw sendiri, melainkan ‘diperjalankan’ oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Berilmu. Salah satu ’skenario rekonstruksi’ untuk mengatasi problem di atas, adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memilki anti materi, jika materi dipertemukan (di-reaksikan) dengan anti materinya, maka ke-2 partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya (sinar gama). Misalnya proton direaksikan dengan anti proton, elektron dengan positron (anti elektron), maka ke-2 pasangan partikel tersebut akan lenyap dan muncullah 2 buah sinar gama. Sebaliknya, jika ada seberkas sinar gama dilewatkan medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel yang kembali ke bentuk semula lagi.

Teori Annihilasi digunakan  untuk menjelaskan proses perjalanan Rasulullah saw pada tahap 1. Agar Nabi saw dapat mengikuti kecepatan Malaikat Jibril as dan Buraq, maka badan wadag Rasulallah saw diubah oleh Allah menjadi badan cahaya. Hal ini dimaksudkan untuk ‘mengimbangi’ kualitas badan Rasulullah saw dengan Malaikat Jibril as dan Buraq yang berbadan cahaya yang menjadi ‘kawan seperjalanan’ beliau saw. Ini dilakukan sebelum beliau saw berangkat Isra’ Mi’raj, yaitu ketika Malaikat Jibril as mengajak Nabi saw untuk menyucikan hatinya dengan menggunakan air Zam-zam, Jibril as mengoperasi hati Nabi saw dan menyucikannya dengan air Zam-zam. Mengapa hati Nabi saw yang disucikan oleh Jibril as, karena manusia adalah sebuah sistem energi yang berpusatkan (gardu induk listriknya) di hati alias jantung. Seluruh perubahan yang terjadi pada sistem energi tubuh seseorang bisa tercermin di frekuensi hatinya. Sebaliknya, karena hati menjadi pusat sistem energi, maka jika ingin melakukan perubahan terhadap sistem tersebut, juga bisa dilakukan dengan ’mereaksikan’ hatinya. Inilah yang terjadi pada Rasulullah saw saat ‘dioperasi’ oleh Malaikat Jibril as di dekat sumur Zam-zam. Jibril as melakukan manipulasi terhadap sistem energi dalam tubuh Rasulullah saw. Seluruh badan wadag/materi/kasar Rasulullah saw di-Annihilasi oleh Jibril as menjadi badan cahaya. Sebagai makhluk cahaya, Jibril as paham betul tentang proses-proses Annihilasi. Maka dalam sekejap, tubuh materi Nabi saw pun berubah menjadi tubuh cahaya. Dan beliau saw siap berangkat melakukan Isra’ bersama Jibril as dan Buraq, sebab ke-3 nya telah memiliki kualitas badan yang sama, yaitu badan cahaya. Maka Allah swt pun memperjalankan ke-3 nya menuju Masjidil Aqsha di Palestina.

Mereka berangkat dengan kecepatan cahaya sekitar 300.000 km/detik menempuh jarak 1.500 km hanya dalam waktu sekitar 0,005 detik atau hanya sekejap mata dalam ukuran waktu manusia. Rasulullah saw melakukan perjalanan malam dengan kesadaran penuh. Adanya relatifitas waktu antara dunia manusia dengan dunia malaikat yang sangat berbeda, menyebabkan beliau saw merasakan sepenuhnya perjalanan tersebut. Sehingga segala peristiwa yang terjadi dalam perjalanan itu, Nabi saw bisa mengingat dan menceritakan kembali. Bayangkan seperti orang bermimpi, meskipun orang tersebut hanya mimpi 1 menit, tetapi dia bisa bercerita tentang mimpinya yang ‘sangat panjang’. Mengapa demikian? Karena waktu yang berjalan di dunia mimpi dan dunia nyata berbeda. Pada waktu itu Nabi saw tidak sedang bermimpi, beliau saw betul-betul melakukan perjalanan dengan badannya yang sudah berubah  menjadi badan cahaya. Karena ada relativitas waktu, maka waktu yang sekejap itu pun bagi beliau saw sudah cukup untuk menangkap seluruh kejadian yang dialaminya, karena Nabi saw sedang berada di dalam Alam Malakut, alamnya para malaikat. Maka tidak heran, jika Nabi saw bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang kafir yang ingin mengujinya, karena mereka tidak mempercayai apa yang telah dialami dan diceritakan oleh Nabi saw. Di antaranya, Nabi saw bisa bercerita betapa dalam perjalanan itu ada sekelompok kafilah atau pedagang yang unta dan kudanya lari ketakutan, saat Rasulullah saw dan Jibril as melintas di dekat mereka. Para kafilah itu tidak bisa melihat Rasulullah saw yang sudah berbadan cahaya, tetapi unta-unta dan kuda-kuda mereka itu bisa merasakan kehadiran Rasulullah saw, Jibril as dan Buraq yang melintas dengan kecepatan sangat tinggi atau dengan kecepatan cahaya.

Jadi kesimpulannya, mengapa badan kasar/wadag/materi Rasulullah saw harus diubah oleh Allah menjadi badan cahaya adalah :
  1. Supaya tubuh materinya tidak buyar (hancur) menjadi partikel-partikel sub atomik ketika melesat dengan kecepatan cahaya dengan melawan gaya gravitasi Bumi.
  2. Supaya jika Rasulullah saw bertemu dengan Allah di Sidratul Muntaha tubuh materinya tidak hancur, karena badannya sudah menjadi badan cahaya, maka jika bertemu dengan Dzat Yang Maha Bercahaya menjadi kuat dan tidak hancur. Jika badan Nabi saw masih badan materi yang terbuat dari sari pati tanah dan tanah berasal dari Bumi, maka badannya tidak kuat menahan cahaya dari Allah Dzat Yang Maha Bercahaya, apalagi bertemu dengan Allah, jelas badan materinya lebih sangat tidak kuat lagi untuk bertahan. Jadi hanya manusia yang sudah berubah menjadi ruh saja yang bisa berjumpa dengan Allah di alam akhirat, karena ruh itu bersifat kekal, beda dengan tanah, asal mula manusia diciptakan yang bersifat fana.
  3. Supaya Rasulullah saw bisa mempunyai kesadaran penuh dan cukup bisa menangkap seluruh peristiwa yang telah dialaminya yang hanya sekejap mata itu, di dalam ukuran waktu manusia dan bisa dengan jelas dan gamblang menceritakan kembali pengalaman yang dialaminya tersebut tanpa terlupa sedikitpun.
  4. Supaya Rasulullah saw tidak mati kekurangan Oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh materinya karena di angkasa tidak ada Oksigen. Karena jika Nabi saw sudah berbadan cahaya, tubuh cahayanya tidak membutuhkan Oksigen lagi untuk bernafas.
  5. Hanya orang yang mencapai tingkat hamba’, yang tubuhnya bisa diubah menjadi badan cahaya, karena mempunyai energi positif, makrifat dalam beragama dan cahaya Ilahiah yang sangat luar biasa tinggi karunia dari Allah dan orang yang memasrahkan hidupnya sepenuh-penuhnya hanya kepada kehendak Allah dengan meniadakan egonya, orang yang telah bisa mengaplikasikan kalimat Laa Ilaaha Illallaahu dengan sebenar-benarnya, orang yang paling mulia, paling suci dan paling tinggi derajatnya di sisi Allah sajalah yang bisa mencapai tingkat hamba. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah memperjalankan Rasulullah saw dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.

Sumber : Terpesona di Sidratul Muntaha oleh Agus Mustofa dan berbagai sumber.

17 Mei, 2013

KEMUDAHAN YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH JIKA MELAKUKAN HAL INI:

Orang yang mengerjakan shalat 5 waktu secara istikomah, maka Allah memudahkan urusan dunianya dan jika mengerjakan shalat Subuh tepat waktu berjamaah bagi kaum pria dan shalat Subuh tepat waktu di rumah bagi kaum wanita, maka Allah mensukseskan hidupnya di dunia dan di akhirat dan lebih makbul lagi jika disertai infaq shadaqoh.

05 Mei, 2013

MANFAAT SHALAT SUBUH SECARA ILMIAH

Mengapa shalat Shubuh amat dipentingkan untuk dilakukan dengan berjamaah di masjid atau di tempat ibadah (khususnya bagi kaum pria). Tentu ada hikmah atau manfaat yang amat besar bagi orang yang setiap masuk waktu shalat Shubuh keluar dari rumah pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Karena sebelum Matahari terbit, udara segar atau Oksigen masih ada di permukaan Bumi, belum terdesak oleh gas CO2 (Karbondioksida) dan gas CO (Karbonmonooksida) dari pembakaran minyak dan gas oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik besar dan kecil dan lain-lain yang mengotori Atmosfer Bumi. Selain itu hasil pembakaran migas dapat meningkatkan akumulasi gas CO di udara yang menimbulkan gas racun CO yang amat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Dan gas CO yang menumpuk, mendesak O2 (Oksigen) yang ada di permukaan Bumi, akibatnya, di waktu siang hari ketika kita membutuhkan Oksigen untuk proses respirasi dan reserve (cadangan) Oksigen dalam tubuh, selalu kurang daripada semestinya. Rasulullah saw selama hidupnya tidak pernah sakit sebab dalam tubuh beliau saw selalu terdapat. Oksigen yang penting sekali untuk proses respirasi tubuh. Dari proses respirasi ini akan dihasilkan energi, uap air dan
gas Karbondioksida sebagai sisa pemecahan molekul makanan. Energi yang dihasilkan selama respirasi digunakan untuk seluruh aktivitas dalam proses kehidupan. Sedangkan Karbondioksida yang dihasilkan pada saat respirasi akan dikeluarkan berupa gas saat bernapas. Jadi antara bernapas dan respirasi memiliki pengertian yang berbeda.
Respirasi        : adalah proses peruraian (pemecahan) dari zat organik menjadi energi untuk kegiatan hidup dengan cara oksidasi, yaitu reaksi dengan Oksigen untuk pembakaran zat makanan dalam tubuh.

Jadi O2 ini amat penting untuk mengubah sari-sari makanan (nutrisi) menjadi energi untuk kegiatan hidup. Walaupun orang itu mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi tinggi, tetapi jika di dalam tubuhnya kekurangan Oksigen, maka zat makanan yang bergizi tersebut tidak dapat atau kurang sempurna untuk diubah menjadi energi. Seseorang yang kekurangan energi berarti tenaganya lemah dan mudah terkena 1001 macam penyakit. Gas CO hasil pembakaran migas Bumi mempunyai ekses yang lebih berbahaya daripada gas CO2. Secara analisis kimia, kemampuan bereaksi dari gas CO terhadap Hemoglobin (molekul protein di sel darah merah/eritrosit) lebih besar daripada kemampuan bereaksi O2. Jadi kalau kita menghirup udara untuk bernafas, maka yang lebih kuat diikat atau dimasukkan oleh Hemoglobin ke dalam tubuh melalui paru-paru adalah gas CO bukan Oksigen. Oksigen membantu sistem peredaran darah, sistem peredaran darah pada manusia dipengaruhi oleh adanya Oksigen. Jika di dalam darah kekurangan Oksigen, akibat lebih jauh ialah proses respirasi tidak dapat berlangsung sempurna, sehingga tubuh selalu kekurangan darah (energi), kegiatan tubuh akan terganggu, kegiatan tersebut meliputi metabolisme, ekskresi, kegiatan hormon, kegiatan enzim untuk pembelahan sel-sel. Antara jam 3-5 pagi proses detoksin (pengeluaran racun-racun/kotoran-kotoran) yang berada di paru-paru, karena hanya Oksigen yang bisa bertukar tempat dengan gas Karbondioksida atau zat asam arang sisa pembakaran, maka tubuh membutuhkan pasokan Oksigen untuk mengeluarkan gas Karbondioksida dan racun-racun tersebut dari tubuh lewat paru-paru (tidak berlaku bagi perokok aktif dan pasif).

Dan Oksigen digunakan untuk menjadi tenaga yang menguatkan kerja otot-otot seluruh organ tubuh supaya kerjanya maksimal termasuk untuk menggerakkan otot-otot jantung yang memompakan darah bersih yang mengandung Oksigen dan nutrisi ke seluruh sel organ-organ di tubuh dan di kepala, dialirkan melalui gerakan-gerakan shalat yang tumakninah. Oksigen diperlukan dalam proses pernafasan sel-sel pada tubuh manusia karena Oksigen memberikan nafas kepada lebih dari 100 triliun sel-sel dari ujung kepala sampai ujung kaki dan memiliki peran sebagai pemenuhan kebutuhan metabolisme tubuh. Hemoglobin mengatur pertukaran Oksigen dengan gas Karbondioksida pada seluruh jaringan yang ada di dalam tubuh. Hemoglobin yang ada di sel darah merah juga berfungsi sebagai pengambil Oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh bagian tubuh untuk memberikan energi kepada tubuh. Setelah Hemoglobin melepaskan Oksigen ke seluruh sel-sel yang digunakan untuk bernafas, maka Hemoglobin membawa gas Karbondioksida yang disebut darah kotor yang terdapat dalam jaringan tubuh untuk kemudian dibuang ke udara bebas melalui paru-paru juga (darah kotor adalah darah yang mengandung gas Karbondioksida yang berwarna merah pekat kebiru-biruan). Oksigen dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, jika tidak ada Oksigen, maka manusia akan punah dan kehidupan di Bumi akan hancur dan masih banyak lagi manfaat Oksigen bagi tubuh manusia. Untuk dapat menghirup Oksigen yang maksimal, pada waktu masuk shalat Shubuh, keluar dari rumah berjalan kaki ke masjid untuk shalat berjamaah sebelum Matahari terbit, lalu menghirup Oksigen sebanyak-banyaknya, maka di dalam tubuh kita terdapat reserve atau cadangan Oksigen yang amat penting untuk pengubahan zat gizi menjadi energi sehingga menyehatkan jasmani, rohani dan membuat awet muda.

Dengan sempurnanya proses respirasi, maka energi yang dihasilkan menjadi maksimal sehingga kegiatan-kegiatan hidup dapat dilaksanakan dengan baik dalam jasmani dan rohani yang sehat, karena dalam jasmani dan rohani yang sehat merupakan antibiotika terhadap 1001 macam penyakit. Mengapa kaum pria yang sangat dianjurkan.shalat berjamaah di masjid? Darah (yang terdiri dari 55% plasma darah yang berbentuk cair dan 45% sel darah yang berbentuk padat, yaitu : sel darah merah/eritrosit, sel darah putih/leukosit dan keping darah/trombosit), sel darah merah dan Hemoglobin kaum pria lebih banyak dari wanita dan ukuran jantung pria lebih besar dari wanita, sehingga kaum pria sangat membutuhkan Oksigen yang lebih banyak daripada kaum wanita yang dimasukkan ke dalam tubuhnya melalui gerakan-gerakan shalat Shubuh, khususnya gerakan takbirratur ihram, gerakan rukuk dan sujudnya yang tumakninah, karena Oksigen yang paling banyak ada di luar rumah dan berada di permukaan Bumi pada waktu shalat Shubuh tepat waktu atau di pagi hari sebelum Matahari terbit, maka kaum pria diwajibkan shalat Shubuh berjamaah di masjid. Seorang pria umumnya memiliki 5 liter darah dalam tubuhnya, sedangkan wanita memiliki darah 10% lebih sedikit dibanding pria, yaitu 4,5 liter. Setiap liter darah pria mengandung sebanyak-banyaknya 6,5 triliun sel-sel darah merah dan wanita hanya memiliki 5 triliun sel-sel darah merah. Sel-sel darah merah melalui pembuluh darah dikirim untuk mengantarkan Oksigen dan plasma darah yang mengantar sari-sari makanan ke setiap sel di seluruh tubuh dari kaki sampai kepala menempuh jarak sejauh 96.560 km/hari. Karena kita adalah Energi dan kaum pria yang berdaya listrik lebih besar dari wanita, dan pada umumnya, jantung pria lebih besar daripada jantung wanita, di jantung itu, aliran listriknya sangat rumit dan sistimatis, maka kaum pria membutuhkan pasokan listrik yang lebih besar daripada kaum wanita. Daya listrik di dalam tubuh manusia lebih besar daripada daya listrik yang ada di rumahnya. Pasokan listrik tubuh manusia itu didapat dari energi positif yang berasal dari shalatnya. Energi positif menghasilkan listrik untuk menghidupkan listrik-listrik yang ada di jantung, di seluruh tubuh dan di kepala khususnya yang ada di ujung-ujung sel-sel saraf otak yang ada di stasiun pusat sel saraf otak yang bernama Talamus, tempatnya ada di ujung otak.

Dan karena Hemoglobin kaum pria lebih banyak dari kaum wanita, selisihnya 125 milyar Hemoglobin per mililiter darah, dan pria memiliki Hemoglobin 14-15,6 gram per 100 cm eritrosit, sedangkan wanita memiliki Hemoglobin lebih rendah yaitu 12-14 gram per 100 cm eritrosit, setiap 1 molekul Hemoglobin memasukkan dan membawa 4 molekul Oksigen ke dalam tubuh lewat paru-paru, sehingga pria membutuhkan Oksigen lebih banyak dari wanita, selisihnya 500 milyar molekul Oksigen per mililiter darah. Pria juga membutuhkan lebih banyak Oksigen untuk menggerakkan otot-otot jantungnya yang lebih besar dari wanita supaya bisa memompa darah dan diedarkan ke seluruh tubuh dan kepala khususnya di otak dan sel-selnya membutuhkan Oksigen yang digunakan untuk bernafas dalam jumlah yang lebih banyak daripada wanita, maka Rasulullah saw memerintahkan shalat Shubuh berjamaah di masjid tepat waktu bagi kaum pria, di mana kaum pria keluar dari rumah menghirup Oksigen sebanyak-banyaknya yang jumlahnya lebih banyak daripada yang ada di dalam rumah, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh lewat paru-paru lalu dibawa oleh molekul Hemoglobin dan diantarkan melalui aliran sel-sel darah merah ke dalam organ-organ tubuh dan kepala lewat gerakan-gerakan shalat Shubuh, terutama gerakan rukuk dan sujud yang tumakninah. Sirkulasi Oksigen pada tubuh berpengaruh terhadap fungsi otak, jika Oksigen masuk ke otak lewat gerakan sujud dalam shalat terutama gerakan sujud pada waktu shalat Subuh yang tumakninah secara stabil, maka daya ingat dan kecerdasan otak menjadi meningkat.
Pengertian Hemoglobin :
Hemoglobin merupakan salah satu jenis protein yang terdapat di dalam darah, yang memiliki zat besi tinggi. Hemoglobin mampu menggabungkan antara Oksigen dengan Oksigen lainnya yang kemudian membentuk Oxihemoglobin di dalam darah. Hal inilah yang kemudian membuat Hemoglobin yang ada di sel darah merah bisa membawa Oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh yang diambil Hemoglobin dari paru-paru. Hemoglobin merupakan molekul darah yang terdiri dari zat heme (zat besi) dan rantai polipepitida globin (alfa, beta dan delta) yang berada di dalam sel darah merah sebagai pengangkut Oksigen. Jadi fungsi sel darah merah adalah sebagai media pengangkut Oksigen dan yang lebih berperan lebih lanjut adalah Hemoglobin.

Hanya orang-orang mukmin saja yang ujung otaknya terisi oleh Oksigen dari hasil mereka melakukan ibadah shalat yang tumakninah, khususnya sujudnya yang tumakninah. Ujung otak yang terisi Oksigen inilah yang membedakan orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir yang ujung otak mereka tidak terisi Oksigen, karena orang-orang kafir tersebut tidak mengerjakan ibadah shalat. Orang-orang Islam yang tidak mengerjakan ibadah shalat, termasuk golongan orang-orang kafir juga. Untuk mendapatkan energi positif yang besar, kaum pria harus shalat berjamaah di masjid yang biasa dipakai untuk shalat berjamaah, karena di dalam masjid terdapat akumulasi energi positif dari orang-orang yang melakukan peribadatan yang menghasilkan energi positif yang sangat besar, lebih-lebih jika masjid itu telah berumur dan selama berabad-abad atau bahkan ribuan tahun digunakan untuk kegiatan-kegiatan peribadatan yang menghasilkan energi positif, maka sungguh, masjid tersebut telah menyimpan energi positf yang sangat luar biasa besar (contohnya di Masjidil Haram - Mekkah, di Masjid Nabawi - Madinah dan Masjid Al-Aqsha - Yerusalem). Kita ibarat handphone yang harus di-charge atau diisi batereinya setiap batereinya habis dengan shalat wajib 5 waktu atau yang lebih afdol, ketika baterai atau energi listrik yang ada di tubuh kita hampir habis, lalu di-charge dulu dengan shalat sunat rawatib sebelum shalat wajib, jika ada waktu atau ada tenaga untuk melakukannya.

Rasulullah saw bersabda :
“Setan berkumpul di kepala kalian ketika kalian tidur, karena adanya 3 ikatan, pada setiap ikatan itu setan berkumpul. Setan mengikatkan ubun-ubun di kepala seorang dari kalian jika ia tertidur dengan tiga ikatan, setan memukul setiap ikatan itu dengan kata “Malam masih panjang, tidurlah”, ketika kalian bangun dan menyebut nama Allah (Alhamdulillah), maka terlepaslah satu ikatan, ketika kalian berwudlu, terlepaslah satu ikatan yang kedua dan ketika kalian mendirikan shalat, lepaslah seluruh ikatan dari kalian, sehingga kalian bangun menjadi lebih sehat dan semangat dan hati yang nyaman, jika tidak melakukan ke-3 hal itu, ia bangun kesiangan dalam keadaan hati yang tidak nyaman dan malas”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Hal itu terjadi bagi orang yang sebelum tidur tidak membaca Al-Ikhlash 3x, Al-Falaq, An-Naas dan ayat Kursi dan tidak membaca doa mau tidur untuk membentengi dirinya dari gangguan setan. Bagi orang yang membaca ayat-ayat Al-Qur’an sebelum tidur, setan tidak dapat mengganggunya, insya Allah.
Orang yang ketika mau tidur tidak menyebut Asma Allah dan tidak mempunyai niat untuk bangun shalat malam atau tidak mempunyai niat bangun untuk shalat Shubuh tepat waktu, maka setan akan mengencingi telinganya.
Karena air kencing setan itu berbentuk gas yang sangat kuat tekanannya, tetapi sangat ringan dan mirip aliran air mancur. Sehingga orang itu tidak bisa bangun untuk shalat Shubuh tepat waktu, karena telinganya telah di kencingi oleh setan, maka orang tersebut tidak akan bangun kecuali hari telah terang. Telinga adalah pintu yang paling mudah dimasuki setan dan paling cepat mengantarkannya sampai ke urat nadi, sehingga menimbulkan kemalasan di sekujur tubuh orang yang tidak berdzikir sebelum tidur malam dan tidak berniat bangun dini hari melaksanakan perintah-perintah Allah sehingga Allah tidak menolongnya untuk membangunkannya supaya bisa menunaikan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan-Nya dan seorang muslim itu tidak bisa menolak godaan setan yang mendatanginya. Hadits riwayat Bukhari
Dari Ibnu Wa’il dari Abdullah bin Mas’ud ra : “Disebutkan di hadapan Nabi saw, seorang pria (saat itu tidak hadir).
Lalu seseorang berkata : “Dia masih tidur hingga pagi tadi dan tidak bangun untuk shalat (Shubuh berjamaah)”.
Rasulullah saw bersabda           : “Setan telah mengencingi telinganya”. Hadits riwayat Bukhari.
Dari Ibnu Mas’ud ra, katanya   : “Disebutkan di hadapan seorang laki-laki yang tidur di malam hari hingga pagi”. Lalu Rasulullah saw bersabda           : “Orang itu dikencingi telinganya oleh setan”. Hadits riwayat Muslim.

Sumber : Islam Dalam Kajian Sain oleh Drs. Abdullah Afif. Bsc, Darah oleh R. Arifin Nugroho dan berbagai sumber.