18 Agustus, 2019

KISAH NABI ILYAS AS DAN PEMUSNAHAN KELUARGA RAJA AHAB BIN OMRI

Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 123-131 :

123.    (Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul) Allah.

124.    (Ingatlah ketika ia berkata kepada kaumnya : ”Mengapa kalian tidak bertakwa?”) kepada Allah.

125.    (Patutkah kalian menyembah Ba’l) Ba’al atau Baal (dan kalian tinggalkan sebaik-baik pencipta) maksudnya: ”Mengapa kalian tidak menyembah Allah Tuhan Yang Maha Pencipta?”

126.    Yaitu (Allah Tuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak kalian yang terdahulu) Tuhan nenek moyang kalian.

127.    (Tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret) ke dalam Neraka kekal selama-lamanya.

128.    (Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan) dari dosa.

129.    (Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.

130.    Yaitu (Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ilyaasiin) Nabi Ilyas as dan umat beliau as, pada zaman Nabi Ilyas as berdakwah di Israel Utara itu hanya ada sekitar 7 ribu orang yang beriman kepada Allah.

131.    (Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).

Ratu Izebel/Izevel/Izaibil/Izabel/Jezebel istri Raja Ahab bin Omri raja ke-8 dari Kerajaan Israel Utara, Ratu Izebel adalah wanita asing dari bangsa Kanaan penyembah Dewa Baal dan Dewi Asyera, ia putri Raja Etbaal dari Kerajaan Sidon/Saida/Sayda (Lebanon Selatan modern). Ratu Izebel adalah ibu dari Raja Ahazia bin Ahab raja ke-9, Raja Yoram bin Ahab raja ke-10 dan Ratu Atalya binti Ahab istri Raja Yoram bin Yosafat serta nenek Raja Ahazia bin Yoram dari Kerajaan Yehuda. Atalya binti Ahab putri Ratu Izebel adalah Ratu Kerajaan Yehuda yang berkuasa sekitar 6 tahun pada tahun 842-835 SM menggantikan putranya Raja Ahazia yang berkuasa di Kerajaan Yehuda hanya 1 tahun karena tewas dibunuh Raja Yehu cucu Nimsi. Ratu Izebel sangat berpengaruh dan menguasai suami dan keluarganya yang menyebabkan suaminya, keluarganya termasuk putra-putrinya dan bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan yaitu Dewa Baal dan Dewi Asyera. Dan banyaknya penyembah Dewa Baal pada bangsa Israel di seluruh wilayah Kerajaan Israel Utara mencapai puncaknya di pertengahan abad ke-9 SM pada masa pemerintahan Raja Ahab yang jahat dan Ratu Izebel yang sangat jahat. Nabi-nabi yang berdakwah kepada rakyat Israel di Israel Utara pada masa Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel yaitu Nabi Ilyas/Elias/Elia/Eliyahu/Elijah as dari Desa Tisbe di Gilead dan Nabi Mikha as bin Yimla. Pada masa Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel berkuasa, dua kali Nabi Ilyas as akan dibunuh, peristiwa percobaan pembunuhan pertama disebabkan dakwah Nabi Ilyas as didustakan dan ditentang oleh Ratu Izebel, Raja Ahab bin Omri dan rakyat mereka. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as untuk disampaikan kepada Raja Ahab bin Omri bahwa Allah akan menimpakan azab kepada bangsa Israel di Israel Utara karena mereka mendustakan peringatan-peringatan dari Allah yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Nabi Ilyas segera menjalankan perintah dari Allah pergi dengan berjalan kaki selama berhari-hari ke Samaria mendatangi Raja Ahab bin Omri di istananya untuk memberitahukan peringatan dari Allah kepadanya. Bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa akan segera menimpakan azab yang sangat besar kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara, apabila mereka tidak beriman dan tidak mau bertobat atas dosa-dosa mereka yang melampaui batas. Yaitu Allah tidak akan menurunkan hujan dan *embun selama bertahun-tahun kecuali jika Nabi Ilyas as memohon kepada Allah untuk diturunkan hujan dan embun ke negeri mereka. Setelah memberi peringatan kepada Raja Ahab yang jahat itu, Nabi Ilyas as segera berlalu dengan cepat dari hadapan Raja Ahab bin Omri yang masih berdiri tertegun mendengar berita penghukuman dari Allah yang jatuh ke telinganya bagaikan disambar halilintar di siang hari yang panas. Sebelum keterkejutan Raja Ahab bin Omri mereda atau sebelum sang raja dapat menjawab peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as tersebut, dalam sekejap Nabi Ilyas as telah pergi meninggalkan istana Raja Ahab bin Omri dengan selamat. Dan Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as segera pergi menyelamatkan diri, berjalan ke arah timur untuk bersembunyi di tepi Sungai Kerit (Kherit) yaitu anak Sungai Yabesy di sebelah timur Sungai Yordan. Di tempat persembunyian itu Nabi Ilyas as *tidak pernah melihat roti dan tidak makan roti, *sekitar 3 tahun Nabi Ilyas as bertahan hidup hanya dengan memakan.daun-daunan dan buah-buah liar yang tumbuh di bantaran dan di sekitar Sungai Kerit.

*Sabda Nabi Isa as dalam Injil Barnabas halaman 256 bab 138. Mukjizat Panen:

“….Tidak tahukah kalian bahwa Ilyas nabi Allah, selama (sekitar) 3 tahun dikejar-kejar dan diburu- buru oleh Ahab (Raja Kerajaan Israel Utara), tidak pernah melihat roti, (Nabi Ilyas as) bertahan hidup hanya dengan daun-daunan dan buah-buahan liar (untuk dimakan setiap hari ketika bersembunyi di tepi Sungai Kerit)….”

*Jadi tidak benar dikatakan bahwa Nabi Ilyas as bisa bertahan hidup di tempat persembunyian di tepi Sungai Kerit itu karena dibawakan roti dan daging binatang mamalia yang berkuku pada waktu pagi dan petang oleh burung-burung gagak atas perintah Allah (Kitab 1 Raja-raja pasal 17 ayat 4, 6). Karena pada zaman Nabi Ilyas as, bangsa Israel masih diharamkan untuk memakan semua binatang berkuku (Al-An’aam ayat 146) akibat perbuatan dosa-dosa mereka yang melampaui batas (Al-Baqarah ayat 61, Ali-‘Imran ayat 112, An-Nisaa’ ayat 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 42, 62-63, 78-79 dan An-Nahl ayat 118) sampai Allah menurunkan Kitab suci Injil kepada Nabi Isa as yang menghalalkan kembali bangsa Israel memakan sebagian binatang berkuku (Ali-‘Imran ayat 50) yang tertulis dalam Kitab Imamat pasal 11 ayat 2-3 dan Kitab Ulangan pasal 14 ayat 4-5.

Mendengar peringatan dari Nabi Ilyas as itu, Ratu Izebel menjadi geram kemudian Raja Ahab bin Omri mengadakan pencarian dengan tekun, mereka berencana membunuh Nabi Ilyas as tetapi Nabi Ilyas as tidak dapat ditemukan. Berita tentang peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as atas dosa-dosa bangsa Israel tersebut menyebar ke seluruh pelosok negeri. Tetapi peringatan-perngatan dari Allah itu diterima oleh sebagian besar bangsa Israel dengan cemoohan dan hinaan, mereka tidak menghiraukannya. Kemudian hari berganti hari bulan berganti bulan ternyata ancaman Nabi Ilyas as terbukti benar, beberapa bulan kemudian di mana biasanya turun hujan di musim dingin ternyata tidak turun, embun yang biasanya turun di musim panas sampai musim panas berlalu pun tidak turun juga, sehingga tumbuh-tumbuhan layu. Sementara waktu berjalan terus, tanah-tanah pertanian mulai retak-retak karena kekeringan, sungai-sungai yang biasanya tidak pernah surut airnya mulai surut, anak-anak sungai mengering. Setahun telah berlalu namun hujan dan embun belum turun juga, padahal Ratu Izebel dan nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera telah dengan tekun beribadah memohon siang dan malam supaya tuhan-tuhan mereka segera menurunkan hujan dan embun dengan mempersembahkan korban yang mahal-mahal siang dan malam, nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu berusaha meredakan amarah dewa-dewi mereka. Dengan semangat dan menunjukkan ibadah yang sebaik-baiknya, nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu mengelilingi *mezbah-mezbah berhala mereka dan berdoa dengan tekun supaya Baal menurunkan hujan dan embun ke negeri mereka. Setahun telah berlalu, tetapi tidak ada awan yang muncul di Langit pada siang hari untuk menghalangi sinar Matahari yang membakar itu, tidak ada hujan dan embun yang turun membasahi tanah yang retak-retak. Tanaman-tanaman mati kekeringan, ladang-ladang yang sebelumnya subur telah berubah bagaikan padang pasir yang hangus terbakar, hutan-hutan mulai gundul dan pohon-pohon di hutan menjadi kurus dan kering. Sungai-sungai menjadi kering, udara kering yang mencekik, topan debu yang membutakan hampir-hampir membuat nafas berhenti dan binatang-binatang berlarian kelaparan. Kota-kota dan desa-desa yang tadinya makmur telah berubah menjadi tempat-tempat berkabung, rasa lapar dan haus memberitahukan kepada manusia dan binatang akan adanya kematian yang ditakuti karena bencana kelaparan semakin mendekat. Tetapi bangsa Israel tetap menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat kepada Allah, mereka malah marah dan memaki Nabi Ilyas as yang telah menyampaikan risalah-Nya dan yang memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah akan azab-Nya kepada bangsa Israel. Ratu Izebel dan sebagian besar bangsa Israel berkeras hati bahwa bencana kekeringan ini bukan azab dari Allah akibat kekafiran dan perbuatan dosa-dosa mereka, mereka menuduh bahwa Nabi Ilyas as lah yang menjadi biang keladi segala penderitaan mereka.

*Mezbah adalah sebuah tempat yang ditinggikan berupa gundukan tanah atau panggung untuk mempersembahkan korban atau membakar dupa dalam ibadah agama Yahudi dan agama bangsa-bangsa kafir.

Mereka yakin karena Nabi Ilyas as telah menentang ritual-ritual penyembahan berhala mereka, maka dewa-dewi mereka marah sehingga terjadi bencana kekeringan menimpa negeri mereka. Ratu Izebel berpikir, jika Nabi Ilyas as dibunuh maka kemarahan tuhan-tuhan mereka akan mereda dan kesulitan hidup mereka akan berlalu. Atas desakan Ratu Izebel, maka Raja Ahab bin Omri lebih mengerahkan segala daya upaya untuk mengejar dan memburu Nabi Ilyas as secermat-cermatnya di mana tempat Nabi Ilyas as bersembunyi. Raja Ahab bin Omri mengirim utusan-utusannya ke segala pelosok negeri dan bertanya ke semua bangsa dan kerajaan di sekeliling wilayah kerajaannya yang jauh dan dekat untuk mencari Nabi Ilyas as yang dibencinya sekaligus yang ditakutinya itu. Dan dalam kegeramannya Raja Ahab bin Omri meningkatkan perburuannya semaksimal mungkin, ia menuntut supaya raja-raja dan bangsa-bangsa itu bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak mengetahui di mana Nabi Ilyas as berada, apabila mereka mengatakan bahwa Nabi Ilyas as tidak ada di tempat mereka, sehingga hampir-hampir Nabi Ilyas as tidak dapat menyelamatkan diri. Akhirnya pencarian mereka sia-sia, Nabi Ilyas as selamat dari dendam kesumat Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri berkat pertolongan dari Allah. Karena gagal membunuh Nabi Ilyas as, Ratu Izebel menjadi geram dan memutuskan untuk membalas dendam kesumatnya sendiri dengan melampiaskannya kepada nabi-nabi Allah yang lain melalui jalan membunuh mereka dan tidak seorang pun dibiarkan hidup. Dalam setahun Ratu Izebel berhasil membunuh lebih dari 10 ribu nabi-nabi-Nya yang benar-benar merupakan Farisi sejati yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Ratu Izebel juga akan membunuh putra-putra para nabi Allah, maka perwiranya Raja Ahab bin Omri menyembunyikan sekitar 7 ribu orang putra-putra para nabi sehingga mereka selamat dari pembantaian Ratu Izebel yang kafir dan bengis itu.  Tetapi tidak semua nabi-nabi Allah berhasil dibunuh oleh Ratu Izebel karena Obaja (pejabatnya Raja Ahab bin Omri yang menjabat sebagai kepala rumah tangga istana Kerajaan Israel Utara) mempertaruhkan nyawanya untuk menyembunyikan sekitar 100 orang nabi Allah di dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka, sehingga selamatlah nyawa nabi-nabi Allah itu dan nabi-nabi Allah yang lainnya, mereka melarikan diri ke puncak-puncak gunung yang tidak pernah dihuni oleh manusia sebelumnya. Bencana kekeringan dan paceklik telah memasuki tahun ke-2, musim panas yang sangat panjang dan bencana kelaparan melanda ke seluruh pelosok Kerajaan Israel di Israel Utara. Para ayah dan ibu tidak berdaya untuk mengurangi penderitaan anak-anak mereka yang kekurangan gizi/gizi buruk/mal nutrisi akibat kelaparan hebat yang disebabkan bencana kekeringan dan paceklik yang parah yang sedang menimpa negeri mereka karena azab dari Allah. Dan terpaksa para orangtua itu melihat anak-anak mereka mati secara perlahan-lahan akibat menderita kelaparan hebat. Namun bangsa Israel masih tetap menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat kepada Allah, mereka masih tetap marah kepada Nabi Ilyas as dan memaki beliau as yang telah memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah tentang azab-Nya yang ditimpakan kepada mereka karena mereka melakukan kekafiran dan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas dan mereka masih tetap menuduh bahwa Nabi Ilyas as sebagai biang keladi penderitaan mereka.

Setelah sekitar 3 tahun air Sungai Kerit itu mengering karena telah lama tidak turun hujan, maka Allah menyuruh Nabi Ilyas as pergi ke Sarfat/Sarefat/Sarafand (di Sidon negeri asal Ratu Izebel dan kerajaan milik orangtuanya - Lebanon Selatan modern) untuk menumpang dan bersembunyi di rumah seorang janda miskin yang beriman. Dan pada waktu kedatangan Nabi Ilyas as, janda miskin itu hanya mempunyai segenggam tepung gandum di dalam tempayan dan sedikit minyak dalam *buli-buli untuk diolah menjadi roti dan hanya cukup dimakan satu kali saja bagi dirinya dan putranya. Tetapi Allah berfirman dengan perantaraan Nabi Ilyas as, bahwa Allah membuat tepung gandum dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu juga tidak akan berkurang sampai nanti Allah menurunkan hujan dan embun ke atas Bumi di negeri mereka. Sehingga janda miskin itu, putranya dan Nabi Ilyas as bisa makan setiap hari dan terhindar dari mati kelaparan akibat bencana kekeringan serta paceklik yang parah.dan panjang yang sedang melanda negeri mereka. Beberapa waktu kemudian putra janda miskin itu meninggal karena sakit keras, Nabi Ilyas as berdoa kepada Allah untuk mengembalikan lagi nyawa anak itu ke dalam tubuhnya, berkat doa Nabi Ilyas as putra janda itu hidup kembali. Semua bencana yang terjadi disebabkan bangsa Israel kafir, durhaka kepada nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Maka Allah mengazab bangsa Israel dengan tidak diturunkan hujan sekitar 3,5 tahun yang menyebabkan terjadi bencana kekeringan dan paceklik yang sangat parah. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari tempat persembunyian untuk menemui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan firman-Nya bahwa Allah akan menurunkan hujan dan embun sebab bencana kekeringan tersebut membuat kelaparan yang sangat parah di Samaria. Baal yang disembah oleh Raja Ahab dan rakyatnya sebagai dewa kesuburan yang dipercaya berkuasa atas Bumi sehingga menghasilkan hujan, ternyata Baal tidak dapat menurunkan hujan atau apa pun ke Bumi. Karena Baal bukan Tuhan sehingga Baal tidak dapat menurunkan hujan atau apa pun ke Bumi, Baal tidak berkuasa atas Bumi dan juga tidak berkuasa atas alam semesta. Sehingga bencana kekeringan dan paceklik yang parah tetap berlangsung bertahun-tahun di wilayah kekuasaan Raja Ahab dan di negeri-negeri Fenisia/Phoenicia/Lebanon, Yordania dan Suriah modern. Hanya Allah Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan hanya Allah yang menurunkan air hujan dan apa saja dari Langit ke Bumi, Al-Baqarah (2) ayat 22, 164, Al-An’aam (6) ayat 99, Al-A’raaf (7) ayat 57, Al-Anfaal (8) ayat 11, Yunus (10) ayat 24, Huud (11) ayat 44, 52, Yuusuf (12) ayat 49, Ar-Ra’du (13) ayat 17, Ibrahim (14) ayat 32, Al-Hijr (15) ayat 22, An-Nahl (16) ayat 10, 65, Al-Kahfi (18) ayat 45, Thaahaa (20) ayat 53, Al-Anbiyaa’ (21) ayat 31, Al-Hajj (22) ayat 5, 63, An-Nuur (24) ayat 43, Al-Furqaan (25) ayat 48-50, An-Naml (27) ayat 60, Ar-Ruum (30) ayat 24, 48-50, Luqman (31) ayat 10, 34, As-Sajdah (32) ayat 27, Faathir (35) ayat 9, 27, Az-Zumar (39) ayat 21, Fushshilaat (41) ayat 39, Asy-Syuuraa (42) ayat 28, Az-Zukhruf (43) ayat 11, Al-Jaatsiyah (45) ayat 5, Qaaf (50) ayat 9, 11, Adz-Dzaariyaat (51) ayat 22, Al-Qamar (54) ayat 11, Al-Hadiid (57) ayat 4, An-Naba’ (78) ayat 14-15 dan ‘Abasa (80) ayat 25.

Qur’an surat Al-Hadiid ayat 4 :

4.      (Dia-lah yang menciptakan Langit dan Bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Al-´Arsyi, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam Bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari Langit) seperti : rahmat (salah satunya hujan), berkah, azab, laknat yang diturunkan oleh Allah ke Bumi, juga para malaikat yang turun ke Bumi menjalankan perintah-Nya dan sebagainya (dan apa yang naik) ke Langit menuju (kepada-Nya) seperti : para malaikat, doa-doa, amal-amal saleh maupun perbuatan-perbuatan buruk dari makhluk-makhluk-Nya (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada) Al-Mujaadilah ayat 7 (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) karena Allah meliputi jasmani dan rohani makhluk-makhluk-Nya.

Semua yang dipercaya oleh para penyembah Baal dan berhala lainnya itu hanyalah tipu daya belaka dari golongan setan jin dan setan manusia, hanya orang-orang kafir saja yang tertipu dengan janji-janji palsu dan hayalan yang dibangkitkan oleh setan-setan itu.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 120-121:

120.  (Setan itu memberikan janji-janji pada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong) hayalan yang pasti tidak akan pernah terjadi (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu) kepada mereka (melainkan tipuan belaka) Al-Israa’ ayat 64.

121.  (Mereka) orang-orang kafir yang tertipu bisikan, godaan, hasutan dan tipuan setan (itu tempatnya di Neraka Jahannam dan mereka tidak dapat menghindarkan diri) lari (darinya).

Qur’an surat Al-Israa’ ayat 63-64 :

63.  (Berfirman) Allah kepada Iblis (: “Pergilah!”) ”Keluarlah dari Surga!” Al-Hijr ayat 34 (Barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya Neraka Jahannam adalah balasan kalian semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup) Al-Hijr ayat 43.

64.  (“Dan godalah) sesatkanlah (siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu) godaanmu (dan kerahkanlah) mintalah bantuan (terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta benda dan anak-anak) dari hasil perbuatan zina (dan beri janjilah mereka.” Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka) Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala kemampuan yang ada padanya, tetapi segala tipu daya setan itu tidak akan mampu menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa.

*Buli-buli adalah semacam botol yang terbuat dari tanah liat, kaca, keramik dan sebagainya.

Setelah keluar dari tempat persembunyian, di tengah jalan Nabi Ilyas as bertemu dengan Obaja, kemudian Nabi Ilyas as menyuruhnya menyampaikan pesan bahwa Nabi Ilyas as mau bertemu Raja Ahab. Kemudian pergilah Obaja menemnui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan pesan Nabi Ilyas as kepadanya, setelah itu Raja Ahab bin Omri pergi menemui Nabi Ilyas as dan setelah mereka bertemu.

Raja Ahab bin Omri berkata: “Engkau mencelakakan (menyengsarakan)  bangsa Israel.”

Nabi Ilyas as membantah:“Bukan aku yang menyengsarakan bangsa Israel, melainkan kamu dan keluargamu, sebab kamu tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah dan kamu telah menjadi penyembah para Baal.” Kemudian Nabi Ilyas as menantang Raja Ahab bin Omri dan nabi-nabi dewa-dewi untuk bermubahalah. “Oleh sebab itu perintahkan untuk mengumpulkan seluruh bangsa Israel ke *Gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera yang 400 orang itu yang mendapat penghasilan dari Izebel.” Raja Ahab bin Omri menerima tantangan itu kemudian mengirim utusan ke seluruh pelosok Israel memerintahkan rakyatnya dan mengumpulkan nabi-nabi palsu itu ke Gunung Karmel.

Setelah semua berkumpul, Nabi Ilyas as hanya seorang diri sebagai nabi Allah menantang ratusan orang nabi-nabi berhala itu bermubahalah. Nabi Ilyas as mengatakan bahwa pihak-pihak yang bermubahalah masing-masing mempersembahkan korban bakaran seekor lembu di atas mezbah lalu memanggil nama Tuhannya masing-masing. Maka nabi-nabi palsu itu mengambil seekor lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan mempersembahkannya di atas mezbah dan memanggil nama Baal tuhan mereka dari pagi sampai tengah hari. Nabi-nabi Baal itu melakukan ritual dengan berjingkat-jingkat mengelilingi mezbah buatan mereka di bawah terik Matahari, tetapi tidak ada suara dan tidak ada yang menjawab. Nabi Ilyas as mengejek mereka, kemudian nabi-nabi palsu itu memanggil tuhan mereka Baal lebih keras sambil menoreh-noreh tubuhnya dengan pedang dan tombak seperti kebiasaan mereka sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Dan setelah melewati waktu tengah hari, nabi-nabi palsu itu mulai kerasukan sampai waktunya mempersembahkan korban petang, tetapi tetap tidak ada suara, tidak ada yang menjawab dan tidak ada tanda perhatian. Kemudian Nabi Ilyas as menyuruh seluruh rakyat mendekat, Nabi Ilyas as mengambil 12 batu sesuai jumlah suku Israel keturunan Nabi Ya’qub as.

*Gunung Karmel adalah daerah pegunungan pantai yang memiliki panjang 25 km dan lebar 8 km dengan puncaknya berada di ketinggian 548 mdpl serta menghadap langsung ke Laut Tengah. Inilah pegunungan terpanjang di Negara Israel. Nama Karmel berasal dari bahasa Ibrani ‘Karem El’ artinya ‘Kebun Anggur Allah’ (Karem = Kebun Anggur dan El = Allah).

 

Nabi Ilyas as mendirikan batu-batu tersebut menjadi mezbah dan membuat parit yang mengelilingi mezbah, terus menyusun kayu-kayu api, mengambil seekor lembu menyembelihnya dan memotong-motong dagingnya untuk mempersembahkan korban petang lalu menaruhnya di atas kayu-kayu api. Nabi Ilyas as menyuruh menyiramkan air di atasnya 4 buyung (tempayan) air sebanyak 3 kali sehingga air mengalir sekeliling mezbah dan memenuhi parit. Setelah itu Nabi Ilyas as berdoa kepada Allah supaya rakyat Israel Utara mendapat petunjuk kemudian bertobat dan percaya bahwa hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa Tuhan semesta alam bukan Baal. Bahwa Nabi Ilyas as adalah benar utusan Allah dan semua yang dilakukan oleh Nabi Ilyas as atas perintah Allah, sehingga mereka kembali beriman dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu selain Allah. Allah mengabulkan doa Nabi Ilyas as lalu turunlah api yang berkobar dari Langit seperti hujan yang menyambar habis persembahan korban dari Nabi Ilyas as tersebut, yaitu potongan-potongan daging lembu, kayu-kayu api, 12 batu dan tanah, bahkan air yang dalam parit itu pun habis disambarnya. Ketika seluruh rakyat Israel Utara melihat kejadian yang sangat luar biasa menakjubkan itu, maka seketika sujudlah mereka dan berkata: “Tuhan Dia-lah Allah, Tuhan Dia-lah Allah.” Lalu Nabi Ilyas as berkata kepada umat beliau as: “Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak boleh luput.” Setelah nabi-nabi Baal ditangkap oleh rakyat Israel Utara, Nabi Ilyas as menyuruh membawa nabi-nabi palsu itu ke Sungai Kison/Kisyon/Nahr el-Muqatta’ modern, kemudiaan menyembelih mereka di Sungai (Wadi) Kisyon. Setelah itu Nabi Ilyas as menyuruh Raja Ahab pergi untuk makan dan minum terus segera pulang ke istananya karena hujan akan turun dengan lebat sebagai jawaban atas doa Nabi Ilyas as, sementara itu Nabi Ilyas as naik ke Gunung Karmel untuk sujud syukur kepada Allah. Tidak lama kemudian hujan turun dengan lebat setelah sebelumnya Israel Utara dilanda bencana kekeringan yang sangat parah akibat sekitar 3,5 tahun hujan dan embun tidak turun. Raja Ahab bin Omri bergegas pulang naik kereta kudanya ke istananya di Jezreel/Yizreel/Zerin/Zir’in di Lembah Yizreel. Setelah bertemu Ratu Izebel, Raja Ahab memberi tahu kejadian di Gunung Karmel tentang semua yang telah dilakukan oleh Nabi Ilyas as dan perihal Nabi Ilyas as yang telah membunuh semua nabi berhala itu dengan pedang di Sungai Kison. Allah menimpakan azab yang sangat berat kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara disebabkan bangsa Israel, Raja Ahab bin Omri, Ratu Izebel dan keluarganya durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Mendengar cerita suaminya, Ratu Izebel sangat marah ia menyuruh orang untuk mengatakan kepada Nabi Ilyas as, sebelum besok malam Ratu Izebel akan membunuh Nabi Ilyas as.

Karena diancam akan dibunuh, Nabi Ilyas as menyelamatkan diri pergi ke arah barat daya sejauh sekitar 150 km sampailah beliau as ke Kota Beersheba (Bersyeba) yang masuk wilayah Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan beristirahat dengan berbaring dibawah pohon arar (Juniperus phoenicea) lalu tidur. Kemudian Nabi Ilyas as dibangunkan oleh malaikat dan diberi makan dan minum supaya kuat untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh, karena Allah memerintahkan Nabi Ilyas as pergi menyelamatkan diri ke Gunung Sinai/Jabal Musa/Horeb di Mesir. Kemudian dari Kota Beersheba Nabi Ilyas as melanjutkan perjalanan melewati Gurun Negeb/Negev/Yehuda terus melewati Padang (Gurun) Tih dan melewati gunung-gunung, setelah menempuh perjalanan selama 40 hari sampailah Nabi Ilyas as di Jabal Musa di Semenanjung Sinai – Mesir untuk bersembunyi. Nabi Ilyas as bersembunyi di Jabal Musa yang dingin di malam hari di tempat yang terpencil dan sangat jauh dari jangkauan kejahatan Ratu Izebel dan Raja Ahab. Sehingga Nabi Ilyas as selamat dari percobaan pembunuhan yang ke-2 oleh Ratu Izebel yang najis itu dan Ratu Izebel juga telah membunuh kaum muslimin. Tempat persembunyian Nabi Ilyas as di puncak Jabal Musa itu terdapat gua, di mana dahulu Nabi Musa as datang pada waktu yang telah Allah tentukan untuk bermunajat dan Allah telah berfirman langsung kepada Nabi Musa as, di sana juga tempat Nabi Musa as menulis Kitab suci Taurat. Dan di tempat persembunyian itu, Nabi Ilyas as hanya makan rumput-rumputan, mengenakan pakaian berbahan kulit domba, betapa banyak hari beliau as tidak minum dan sering hawa dingin menerpa yang membuat beliau as menderita, betapa sedikitnya tetes air hujan yang membasahi kerongkongannya karena di Sinai jarang turun hujan, dan semua itu berlangsung sekitar 7 tahun lamanya. Ketika Nabi Ilyas as masih bersembunyi di Jabal Musa, Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri melakukan kezhaliman dengan membunuh dan merampas perkebunan anggur milik Nabot. Setelah Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri membunuh Nabot, anak-anaknya dan merampas perkebunan anggur milik Nabot yang terletak di samping istana Raja Ahab bin Omri di Yizreel. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari tempat persembunyian beliau as di Jabal Musa, untuk menemui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan firman-Nya bahwa Allah akan menimpakan azab kepada Raja Ahab bin Omri dan keluarganya sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya dan dosa-dosa keluarganya yang melampaui batas itu.

Mendengar peringatan Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as itu membuat Raja Ahab bin Omri menjadi sangat sedih lalu ia memohon ampun kepada Allah dan menyesali perbuatan dosa-dosanya. Pertobatan Raja Ahab bin Omri itu meredakan murka-Nya sehingga Allah menangguhkan azab-Nya untuk memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yaitu bukan pada zamannya tetapi pada zaman putranya. Dan karena beberapa tahun sebelumnya, Ratu Izebel binti Etbaal telah membunuh sekitar 10 ribu orang nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin. Maka untuk membalaskan darah mereka, Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as sewaktu beliau as masih bersembunyi di Jabal Musa untuk menobatkan panglimanya Raja Yoram bin Ahab yang bernama Yehu bin Yosafat bin Nimsi untuk menggantikan Raja Yoram bin Ahab dan memerintahkan Panglima Yehu cucu Nimsi itu untuk membunuh seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri. Perintah dari Allah untuk memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya itu belum terlaksana sampai Nabi Ilyas as diangkat oleh Allah ke Langit sama dengan yang terjadi pada Nabi Idris as dan Nabi Isa as. Allah Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Sabar dan Maha Penerima Tobat. Walaupun Raja Ahab bin Omri telah tiada, ia tewas akibat dipanah oleh prajurit Raja Aram-Damaskus (Raja Ammon) Ben-Hadad/Hadadezer/Adad-Idri II yang sembarangan memanah dan mengenai di antara sambungan baju zirahnya dalam pertempuran melawan Raja Ben-Hadad II dan bala tentaranya di Ramot-Gilead pada tahun 853 SM dan pertempuran itu terjadi sekitar 3 tahun setelah Raja Ahab bin Omri membunuh Nabot dan anak-anaknya. Raja Ahab bin Omri terluka kemudian menyuruh kusir kereta perangnya untuk memutar arah keluar dari medan pertempuran tetapi tidak bisa keluar karena pada hari itu pertempuran bertambah seru. Dan Raja Ahab bin Omri tetap ditopang berdiri di dalam kereta perangnya berhadapan dengan bala tentara Raja Ben-Hadad II hingga Raja Ahab bin Omri tewas pada waktu petang hari akibat darahnya keluar terus-menerus dari lukanya yang mengalir ke dalam palung kereta perangnya, yang mengakibatkan Raja Ahab bin Omri kehabisan darah dan akhirnya nyawanya tidak tertolong lagi.

 

Pada waktu Matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara yang memerintahkan pulang ke kota dan negeri masing-masing karena Raja Ahab bin Omri telah tewas, maka pulanglah mereka dengan membawa jenazah Raja Ahab bin Omri kembali ke Samaria untuk dikebumikan. Ketika kereta itu hendak dicuci untuk menghilangkan darah Raja Ahab bin Omri di tepi telaga di Samaria, kawanan anjing datang menjilati darah Raja Ahab bin Omri di tempat yang sama di mana darah Nabot juga dijilati oleh kawanan anjing. Semua yang menimpa Raja Ahab bin Omri sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepada Raja Ahab bin Omri dengan perantaraan Nabi Ilyas as dan Nabi Mikha (Micaiah) as bin Yimla. Lalu Raja Ahab bin Omri digantikan oleh putranya Raja Ahazia bin Ahab menjadi raja ke-9 pada tahun 853 SM, Raja Ahazia bin Ahab penyembah Baal sama dengan orangtuanya Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel binti Etbaal, Raja Ahazia bin Ahab juga menyembah patung anak lembu jantan emas sama dengan Raja Yerobeam I bin Nebat. Pada suatu hari Raja Ahazia bin Ahab sakit akibat jatuh dari kisi-kisi kamar atas istananya di Samaria, kemudian dikirimnyalah utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Dewa Baal-Zebub tuhan di Kota Ekron (Tel Miqne modern, 35 km sebelah barat Kota Yerusalem), apakah sakit yang diderita Raja Ahazia bin Ahab akan sembuh? Allah berfirman melalui malaikat-Nya kepada Nabi Ilyas as: “Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan Raja Samaria dan katakan kepada mereka: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel, sehingga kalian ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, tuhan di Ekron? Oleh sebab itu Allah berfirman: “Kamu (Ahazia bin Ahab) tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Setelah itu Nabi Ilyas as pergi menemui utusan-utusan Raja Ahazia bin Ahab untuk menyampaikan firman Allah, kemudian utusan-utusan itu membatalkan pergi ke Kota Ekron dan kembali kepada raja untuk melapor.

Raja Ahazia bertanya: “Mengapa kalian kembali?”

Jawab para utusan: “Ada seorang datang menemui kami dan berkata: “Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruhmu dan katakanlah kepadanya, Allah berfirman: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel, sehingga kamu menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub tuhan (yang disembah penduduk) di Ekron? Sebab itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.”

Raja Ahazia bertanya: “Bagaimanan rupa orang yang telah datang menemui kalian itu dan yang mengatakan perkataan ini kepada kalian?”

Jawab para utusan: “Seseorang yang memakai pakaian bulu dan ikat pinggang kulit terikat di pinggangnya.”

Raja Ahazia berkata: “Itu Ilyas, orang Tisbe!” Setelah mengetahui orang tersebut adalah Nabi Ilyas as, Raja Ahazia bin Ahab menyuruh seorang perwira dan 50 orang anak buahnya menemui Nabi Ilyas as, perwira itu naik menjumpai Nabi Ilyas as yang sedang duduk di atas puncak bukit.

Perwira 1 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah, turunlah!”

Nabi Ilyas as berkata: “Jika benar aku nabi Allah, biarlah turun api dari Langit memakan habis kamu dengan ke-50 anak buahmu.” Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50 anak buahnya, sebagai azab dari Allah disebabkan mereka durhaka, tidak menghormati, tidak memuliakan dan tidak mengagungkan Nabi Ilyas as sesuai kedudukannya sebagai nabi Allah, karena mereka berbicara kepada Nabi Ilyas as dengan suara keras (meninggikan suara) dan kasar. Allah melarang orang-orang meninggikan suara mereka melebihi suara nabi Allah jika mereka bercakap-cakap di hadapan nabi-Nya dan Allah melarang orang-orang berkata kepada nabi Allah dengan meninggikan (mengeraskan) suara mereka, jika mereka melakukan itu, maka Allah menghapus amalan pahala mereka, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Bagi orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, maka Allah akan memberi ampunan dan pahala yang besar kepada mereka, Al-Hujurat ayat 2-3. Kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh perwira yang lain yaitu perwira ke-2 dan 50 orang anak buahnya untuk menemui Nabi Ilyas as.

Perwira 2 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah: “Segeralah turun!” Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50 anak buahnya, kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh lagi perwira yang ke-3 dan 50 orang anak buahnya. Kemudian naiklah perwira yang ke-3 itu dan setelah sampai, berlututlah ia di depan Nabi Ilyas as dan meminta belas kasihan kepada Nabi Ilyas as.

Perwira 3 berkata: “Ya nabi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa ke-50 umatmu ini berharga di matamu. Bukankah api telah turun dari Langit memakan habis kedua perwira dengan ke-50 anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu.” Maka turunlah malaikat Allah menyampaikan firman-Nya: ”Turunlah bersamanya, janganlah takut kepadanya!” Lalu bangkit berdirilah Nabi Ilyas as dan turun dari atas puncak bukit bersama perwira ke-3 itu menghadap Raja Ahazia bin Ahab.

Nabi Ilyas as berkata: “Allah berfirman: “Karena kamu (Ahazia bin Ahab) telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub tuhan di Ekron, seakan-akan tidak ada Tuhan Allah di Israel untuk dimohonkan petunjuk-Nya, maka dari itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Maka meninggallah Raja Ahazia bin Ahab sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepadanya melalui Nabi Ilyas as.      

Setelah Raja Ahazia bin Ahab meninggal tanpa memiliki putra yang menjadi pewarisnya, maka ia digantikan oleh saudaranya Raja Yoram (Yehoram) bin Ahab menjadi raja ke-10 takhta Samaria pada tahun 852 SM. Beberapa waktu kemudian, Nabi Ilyas as dinaikkan oleh Allah ke Langit yang disaksikan oleh Nabi Ilyasa (Elisa) as bin Safat yaitu murid Nabi Ilyas as. Karena Allah telah mengangkat Nabi Ilyas as ke Langit, maka Allah mengutus Nabi Ilyasa as untuk menggantikan Nabi Ilyas as dalam membimbing Bani Israil di Kerajaan Israel Utara.supaya beriman dan bertakwa hanya kepada Allah saja. Sementara itu, penguasa Kerajaan Israel Utara yaitu Raja Yoram bin Ahab bukan menyembah Baal dan Asyera seperti orangtuanya, tetapi ia juga bukan orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah karena Raja Yoram bin Ahab adalah penyembah patung anak lembu jantan emas buatan Raja Yerobeam I bin Nebat. Allah adalah Tuhan Yang Maha Penyantun, Maha Pengampun dan rahmat Allah mendahului murka-Nya, maka Allah masih belum juga menurunkan azab-Nya untuk memusnahkan keluarga Raja Ahab bin Omri, Allah masih memberi tangguh dengan menunggu bertobatnya keluarga Raja Ahab bin Omri. Setelah ditunggu selama lebih dari 10 tahun, keluarga Raja Ahab bin Omri tidak ada yang mau beriman dan bertobat kepada Allah, maka setelah Raja Yoram bin Ahab berkuasa sekitar 11 tahun, barulah Allah memerintahkan Nabi Ilyasa as. Kemudian Nabi Ilyasa as memanggil salah seorang murid beliau as dari sekelompok nabi dan menyuruh nabi muda tersebut pergi ke Ramot-Gilead untuk menobatkan Panglima Yehu bin *Yosafat bin Nimsi menjadi raja ke-11 takhta Samaria di Kerajaan Israel Utara dengan menuangkan buli-buli berisi minyak wangi ke atas kepala panglima Yehu pada tahun 841 SM. Karena melalui tangan Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi, Allah memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri di Israel Utara sebagai azab dari Allah atas perbuatan Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri yang telah membunuh nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin. Setelah Raja Yehu cucu Nimsi dinobatkan menjadi raja, ia segera menjalankan perintah Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as. Raja Yehu cucu Nimsi segera pergi ke *istana berbenteng di Yizreel (Jezreel) untuk memulai pemusnahan keluarga Raja Ahab bin Omri. Karena di istana itu, Raja Yoram bin Ahab sedang beristirahat untuk mengobati luka-lukanya yang parah akibat kalah di medan perang Ramot-Gilead melawan Raja Aram-Damaskus Hazael pada tahun 841 SM dan di istana itu ada juga Raja Yehuda Ahazia bin Yoram cucu Raja Ahab bin Omri dari putrinya Ratu Atalya binti Ahab, yang ketika itu Raja Ahazia bin Yoram datang ke Yizreel untuk menjenguk pamannya yang sedang sakit. Raja Yehu cucu Nimsi berhasil membunuh Raja Yoram bin Ahab dengan memanahnya lalu menyuruh Bidkar perwiranya supaya mengangkat dan melemparkan jenazah Raja Yoram bin Ahab ke kebun Nabot untuk menggenapi firman Allah. Ketika Raja Ahazia bin Yoram melihat itu, ia melarikan diri ke arah Bet-Hagan (Jenin modern), kemudian Raja Yehu cucu Nimsi mengejar Raja Ahazia bin Yoram dan berhasil memanahnya di atas keretanya yang ia kendarai di pendakian (tanjakan) ke Gur di dekat Yiblem (Bir-el-Belameh modern 3,2 km selatan Jenin), tetapi Raja Ahazia bin Yoram berhasil melarikan diri dan tertangkap ketika bersembunyi di Samaria. Lalu dibawa ke hadapan Raja Yehu cucu Nimsi, ketika Raja Ahazia bin Yoram hendak dibunuh, rupanya ia berhasil melarikan diri lagi ke Megido (di dekat Megiddo modern) dan tewas di sana akibat luka-lukanya, para pegawainya membawa jenazah Raja Ahazia bin Yoram ke Kota Yerusalem dan menguburkannya di Kota Daud – Yerusalem Barat.

*Ada 2 orang yang bernama Yosafat yaitu, Raja Yosafat bin Asa raja ke-4 dari Kerajaan Yehuda kakek dari Raja Ahazia bin Yoram dengan Yosafat bin Nimsi rakyat Israel biasa dan ayah dari Panglima Yehu, sehingga setelah menjadi Raja Israel Utara, sering disebut Raja Yehu cucu Nimsi, nama ayahnya Yosafat tidak disebut supaya tidak disangka putra dari Raja Yehuda yaitu Raja Yosafat bin Asa bin Abia bin Rehabeam bin Sulaiman as bin Daud as.

*Istana raja yang megah dan markas besar militer tentara kavaleri Kerajaan Israel Utara juga tempat menyimpan serta pelatihan pasukan kereta kuda dan pasukan berkuda yang dikelilingi tembok casemate (benteng berkubu) dan terdapat 4 menara. Benteng yang dibangun dengan bahan kombinasi batu-batu ashlar yang terpotong rapi, batu-batu besar (boulder) dan batu-batu kecil dengan lapisan atas batu bata. Benteng tersebut mengelilingi daerah seluas hampir 45 ribu meter persegi dengan panjang 260 meter dan lebar 140 meter yang diperkuat dengan turunan terjal dan sungai sedalam 6,1 meter di bagian utara dengan timbunan di ke-3 sisi lainnya yang merupakan milik Raja Omri, Raja Ahab bin Omri, Raja Yoram bin Ahab dan Ratu Izebel di Yizreel. Bekas istana dan markas besar ini lokasinya strategis dengan sumber air yang cukup dari mata air En Jezreel di timur laut benteng dan padang rumput yang bagus untuk ternak di Lembah Jezreel yang subur dan luas. Peninggalan arkeologis tersebut terletak di Tel Jezreel/Zerin/Zir’in di Lembah Jezreel Timur di selatan Danau Galilea perbatasan utara Tepi Barat – Israel Utara.

Kemudian Raja Yehu cucu Nimsi pergi untuk membunuh Ratu Izebel di istananya di Yizreel, ketika Raja Yehu sampai di gerbang istana, ia memerintahkan pelayan-pelayan Ratu Izebel untuk melemparkan ratu kafir, fasik dan zhalim itu ke bawah lewat jendela lantai atas istana Raja Ahab bin Omri di Yizreel. Ratu Izebel jatuh ke tanah di tembok luar istananya dan tewas, lalu digilas kereta kuda sehingga darahnya memercik ke dinding dan ke kuda-kuda milik Raja Yehu kemudian kuda-kuda itu menginjak-injak tubuhnya. Setelah itu, jenazah Ratu Izebel dimakan kawanan anjing. Ketika orang-orang Israel hendak menguburkan jenazah Ratu Izebel, mereka tidak menjumpai jenazahnya, tinggal tulang tengkorak, tulang kedua kaki dan tulang telapak tangannya saja. Tragisnya akhir hidup Ratu Izebel binti Etbaal adalah azab dari Allah karena ia durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengabaikan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan kepadanya melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Kemudian Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi mengirim surat kepada orang-orang besar di Samaria yang mendidik putra-putra raja dan tinggal bersama mereka dan memerintahkan orang-orang besar di Samaria itu untuk membunuh putra-putra raja yang diasuh oleh mereka. Setelah menerima surat dari Raja Yehu cucu Nimsi, kemudian orang-orang besar di kota itu mengambil putra-putra raja yang jumlahnya 70 orang lalu menyembelih mereka dan menaruh kepala-kepala mereka di dalam keranjang terus mengirimkan semua kepala putra raja itu kepada Raja Yehu cucu Nimsi di Yizreel. Setelah orang yang disuruh membawa kepala putra-putra Raja Ahab bin Omri sampai di Yizreel kemudian ia memberitahukan kepada Raja Yehu cucu Nimsi, lalu Raja Yehu memerintahkan menyusun kepala putra-putra raja itu menjadi 2 timbunan di depan pintu gerbang. Semua bencana yang menimpa keluarga Raja Ahab bin Omri adalah azab dari Allah yang pasti dipenuhi-Nya sebagai ketetapan dari Allah yang difirmankan oleh Allah melalui utusan-Nya Nabi Ilyas as sebagai balasan atas dosa-dosa Raja Ahab bin Omri dan dosa-dosa keluarganya. Kemudian Raja Yehu cucu Nimsi membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri di Yizreel, pejabat-pejabatnya, orang-orang kepercayaannya dan imam-imamnya. Setelah itu Raja Yehu cucu Omri pergi ke Samaria melanjutkan tugasnya, ia berhasil membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri dari keturunan Raja Omri di Samaria. Raja Yehu juga membunuh pejabat-pejabat Yehuda dan anak-anak saudara-saudara Raja Ahazia bin Yoram yang melayaninya yang sedang berkunjung ke Samaria yang berjumlah 42 orang dengan menyembelih mereka di dekat perigi Bet-Eked. Selanjutnya Raja Yehu cucu Nimsi, bentara-bentara dan perwira-perwira berhasil pula membunuh orang-orang Israel penyembah Baal di seluruh Kerajaan Israel Utara yang dikumpulkan di gedung Kuil Baal pusat di Kota Samaria dengan tipu daya lalu mayat mereka dibuang. Setelah itu masuklah Raja Yehu cucu Nimsi dan orang-orangnya ke gedung Kuil Baal, mereka mengeluarkan tiang berhala Kuil Baal lalu dibakar, merobohkan tugu berhala Baal dan merobohkan Kuil Baal kemudian menaruh jamban (toilet) di reruntuhannya sebagai bentuk ‘penistaan’ resmi dan pertanda bahwa peribadatan di Kuil Baal telah ditutup (dihapuskan). Demikianlah Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi memusnahkan penyembahan Baal di Kerajaan Israel Utara, Raja Yehu cucu Nimsi bukan menyembah para Baal dan para Asyera, tetapi Raja Yehu bukan orang yang bertakwa kepada Allah dan ia juga bukan orang yang mentauhidkan Allah karena Raja Yehu cucu Nimsi itu adalah penyembah patung-patung anak lembu jantan emas tuangan (cetakan) yang dibuat oleh Raja Yerobeam I bin Nebat kemudian ditempatkannya di dua kota kuno Betel (Baytin - Palestina modern) yaitu kota yang paling selatan dan Dan (Tel Dan - Israel Utara modern) kota yang paling utara di wilayah kekuasaannya yaitu Kerajaan Israel Utara.

* Kabut embun (tal = bhs. Ibrani) tebal banyak sekali turun (melimpah) pada musim panas yang panas, kering dan panjang yang sangat penting untuk pertanian dan perkebunan di Israel. Karena embun yang turun melimpah pada malam hari akan menambah persediaan air yang tersimpan di dalam tanah yang berasal dari air hujan pada musim dingin sebelumnya. Tambahan air dari turunnya embun tebal itu memungkinkan budidaya buah-buahan dan sayur-sayuran, embun membuat buah-buah anggur tumbuh besar selama kekeringan pada musim panas, buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung air itu menjadi sumber tambahan air bagi manusia dan binatang. Musim hujan di Israel dimulai pertengahan musim gugur pada bulan Oktober dan berakhir sampai pertengahan bulan April, puncak musim hujan pada bulan Desember-Februari. Sedangkan bulan Mei sampai awal bulan September di Israel adalah musim panas, cuacanya panas dan kering karena kelembaban yang rendah, hujan jarang turun dan bahkan tidak turun hujan sama sekali selama 5 bulan hal itu mengakibatkan sungai mengering. Sehingga petani-petani Israel zaman dahulu hanya mengandalkan embun yang turun banyak sekali di pagi dan malam hari pada waktu musim panas, embun di Israel turun sekitar 250 malam dalam setahun yang sangat diperlukan terutama bagi jenis tumbuh-tumbuhan yang sepenuhnya hanya bergantung pada embun. Embun sangat penting untuk pertanian dan perkebunan pada waktu musim panas di Israel terutama pada zaman dahulu, karena saat itu belum ada teknologi penyulingan (desalinasi) air laut menjadi air tawar dan pengolahan (daur ulang) air tawar limbah rumah tangga menjadi air bersih yang bisa dipakai untuk pengairan seperti di zaman modern. Di musim panas, tumbuh-tumbuhan yang layu akibat cuaca panas yang sangat panas dan kering di siang hari itu, akan lebih cepat pulih kesegarannya jika ada embun yang turun pada daun-daunnya di pagi dan malam hari daripada jika tumbuh-tumbuhan dan tanah tersebut disirami dengan air. Tumbuh-tumbuhan itu menyerap begitu banyak embun sehingga dapat berfungsi dengan normal pada hari berikutnya tanpa harus disiram air lagi tanahnya dan jumlah air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari embun, kadang-kadang beratnya sama dengan berat seluruh tumbuhan itu sendiri, kemudian airnya dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan tersebut melalui akar-akarnya terus dimasukkan ke dalam tanah untuk disimpan. Di Israel wilayahnya sebagian besar adalah gurun pasir dan sumber daya airnya rendah (minim), khususnya di Gurun Negeb dan dataran tinggi di Gilead yaitu Israel bagian selatan dan timur. Karena curah hujan di daerah-daerah tersebut sangat sedikit sehingga tidak bisa mengandalkan air hujan untuk menyirami tanaman pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, embun malam pada musim panas sangat berperan (penting) bagi pertanian dan perkebunan untuk menghasilkan panenan yang melimpah terutama di daerah-daerah gurun pasir di Israel yang minim air itu. Di mana di tempat-tempat tersebut sebenarnya apabila tidak ada embun yang turun pada musim panas yang panas, kering dan panjang, akan mengalami kekeringan dan bisa menyebabkan terjadinya bencana kelaparan. Di beberapa daerah di Israel, embun yang turun melimpah di pagi dan malam hari membuat tumbuh-tumbuhan mendapat air yang lebih dari cukup untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan di siang harinya yang sangat menyegarkan tanah dan tumbuh-tumbuhan. Pertanian bagi kehidupan bangsa Israel sedemikian vital (sangat penting) terutama zaman dahulu ketika sering terjadi permusuhan antar kerajaan dan bangsa-bangsa asing penyembah berhala itu berada di sekitar negeri mereka, karena itu ada hukum-hukum di dalam Kitab Taurat yang mengaturnya. Kehidupan pertanian seperti itu juga melindungi bangsa Israel secara rohani, karena membuat mereka menjadi sangat mandiri sehingga tidak memerlukan bangsa-bangsa asing untuk memenuhi kebutuhan bangsa Israel sendiri dan meminimalkan hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing di sekitar mereka. Karena zaman dahulu bangsa Israel diperintah untuk memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing, supaya bangsa Israel terhindar dari pengaruh kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi bangsa-bangsa asing itu yang kafir, fasik dan zhalim yang masih melakukan segala kekejian.

*Banyak atau sedikitnya penguapan air laut, danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya tergantung dengan seberapa besar energi panas sinar Matahari yang memancar di tempat-tempat sumber air tersebut. Semakin besar energi panas sinar Matahari yang memancar, maka penguapannya akan semakin banyak sehingga dapat menghasilkan kabut embun tebal yang sangat banyak dan dapat menggantikan air hujan untuk menyirami tumbuh-tumbuhan seperti di Israel yang minim sumber daya air itu. Dan juga karena di Israel, ketika musim panas suhu udaranya panas, kering dan lama, di mana di musim panas itu jarang turun hujan bahkan tidak turun hujan sama sekali selama 5 bulan setiap tahunnya. Embun di Israel kebanyakan dihasilkan dari Laut Tengah (Mediterania) yang air lautnya *menguap (evaporasi) berubah menjadi uap air akibat energi panas sinar Matahari di musim panas dan naik ke atas lapisan Atmosfer Bumi kemudian bergerak ke darat karena adanya arus angin dan perbedaan tekanan udara. Ketika di darat, pada malam hari suhu udara dingin dan tidak ada angin yang bertiup di mana udara dingin sarat dengan uap-uap air, maka uap-uap air tersebut akan lebih mudah menempel pada apa saja yang ada di permukaan Bumi. Hal itu membuat uap-uap air yang telah menempel pada apa saja itu menjadi jenuh dan berubah menjadi embun. Dan dihasilkan dari salju yang menutupi *Gunung Hermon yang berubah menjadi uap-uap air, kemudian uap-uap air malam itu naik ke atas lapisan Atmosfer Bumi, juga karena ketinggian puncaknya, maka angin yang bertiup sangat kencang pada malam hari turun dari Gunung Hermon di utara dapat mengalir ke tempat yang sangat jauh dan jaraknya berkilo-kilo meter dengan membawa udara dingin yang mengandung uap air yang melimpah ke selatan sehingga dapat terkondensasi di atas *pegunungan-pegunungan tengah Israel.

*Pegunungan Naftali (Galilea), Efreim (Samaria) di Israel Utara dan Yudea (Yehuda) di Israel selatan dengan gunung-gunungnya yang terkenal yaitu Gunung Tabor, Samaria, Gerizim, Ebal, Moria, Sion, Zaitun dan Hebron.

*Gunung Hermon (Jabbal At-Thalj) terletak di Pegunungan Anti-Lebanon yang masuk Dataran Tinggi Golan di perbatasan Negara Israel, Lebanon dan Suriah, puncak Gumung Hermon yang berada di wilayah Israel tingginya 2.236 mdpl dan yang berada di wilayah perbatasan Suriah dan Lebanon tingginya 2.814 mdpl. Gunung Hermon merupakan gunung tertinggi di Levant (Syam) dan karena ketinggiannya itu, Gunung Hermon menangkap sejumlah besar curah hujan di daerah yang tergolong sangat kering di dunia dan membuat suhu di puncaknya menjadi sangat rendah di bawah 0 derajat Celcius yang menyebabkan uap air di udara berubah menjadi salju yang sangat banyak sehingga ke-3 puncak Gunung Hermon tertutup salju. Salju yang terdapat di puncak Gunung Hermon menyebabkan terjadinya kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang menyegarkan tumbuh-tumbuhan. Dan pada pertengahan musim panas, salju di puncak Gunung Hermon mencair terus meresap ke dalam saluran dan lubang-lubang di bebatuan kemudian muncul menjadi mata air di kaki gunung dan membentuk sungai-sungai yang semuanya mengalir dan menyatu menjadi sumber air utama bagi Sungai Yordan. Mengapa di puncak gunung terdapat salju? Setiap ketinggian bertambah 100 meter, suhu udara turun sebesar 0,5-0,64 derajat Celcius, hal itu menyebabkan suhu udara di puncak gunung yang tinggi menjadi dingin dan semakin tinggi gunung maka suhu udara semakin menurun, sehingga suhu udara menjadi semakin dingin sampai di bawah 0 derajat Celcius yang membuat uap air yang naik ke Atmosfer Bumi berubah menjadi salju yang banyak dan dapat menutupi puncak gunung tersebut. Ada 3 penyebab di puncak gunung terdapat salju, yaitu sebagai berikut :

1.      Karena semakin tinggi gunung Oksigennya semakin tipis dan juga tekanan udaranya semakin rendah (menurun), sehingga sangat sedikit mempunyai kemampuan menyerap radiasi gelombang pendek Matahari.

2.      Dalam Atmosfer Bumi, selalu ada massa udara yang naik ke atas, sedangkan semakin tinggi suatu tempat, maka Atmosfernya semakin menipis. Ketika udara memasuki daerah yang Atmosfernya semakin menipis, udara tersebut cenderung memuai (mengembang), pemuaian itu menyebabkan udara harus mengerahkan energi yang dipunyainya untuk menghalau udara lain yang telah menempati tempat itu supaya mendapat ruang untuk memuai. Akibatnya udara tersebut kehabisan energi sehingga pergerakan molekul udara itu menjadi melambat, maka suhu udara menjadi dingin dan semakin tinggi tempat, pemuaian udara akan semakin besar yang menyebabkan suhu udara semakin menurun. Tetapi sebaliknya, apabila tempat semakin menurun menuju ke permukaan Bumi, maka pergerakan molekul udara semakin gesit yang membuat suhu udara semakin panas.

3.      Setiap kenaikan ketinggian pancaran gelombang inframerah atau gelombang panas dari permukaan Bumi semakin berkurang sehingga suhu udara semakin dingin dan penurunan suhu udara ini terus berlanjut sampai mencapai ketinggian sekitar 18 km dari permukaan Bumi di lapisan bagian tengah Stratosfer. Kemudian ketinggian di atas 18 sampai sekitar 40 km, suhu udara akan semakin panas karena ada mekanisme penyerapan radiasi sinar ultraviolet dari Matahari oleh lapisan ozon.

Proses Terjadinya Embun.

1.      Embun terbentuk karena pada malam hari suhu udaranya dingin dan apabila tidak ada angin yang bertiup, maka uap-uap air di udara mudah menempel pada daun-daunan, rumput-rumputan, benda-benda dan permukaan tanah yang pada malam hari umumnya suhu udara menjadi dingin bahkan sangat dingin. Maka uap-uap air yang menempel di tempat benda-benda tersebut menjadi jenuh, sehingga uap-uap air itu berubah menjadi titik-titik air yang disebut embun.

2.      Embun terbentuk apabila uap-uap air hangat yang naik dari tanah kemudian bersentuhan dengan udara yang sejuk.

3.      Embun juga dihasilkan apabila air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan menguap ke udara, setelah semua bagian tumbuhan memperoleh jatah saripati makanan, aliran air itu terus naik kemudian dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui dedaunan. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi Oksigen dan uap air (embun). karena akar-akar tumbuh-tumbuhan itu mengambil air dari dalam tanah dengan cara menyerapnya hingga tercapai keseimbangan antara suhu di ujung daun dengan suhu di akar tumbuhan tersebut. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi oksigen dan uap air (embun). Ada beberapa jenis pohon menghasilkan banyak sekali embun yang sering kali dapat terdengar bertetesan pada malam hari dan kebanyakan embun pagi hari tampaknya dihasilkan dengan cara itu.

4.      Salju yang terdapat di puncak-puncak gunung menyebabkan terjadinya kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang menyegarkan tumbuh-tumbuhan.

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber