31 Maret, 2013

RUPA DAN AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW

Diberitakan bahwa Nabi Muhammad saw itu memiliki tubuh yang sedang tingginya, yaitu tidak jangkung dan tidak pendek, tapi mendekati jangkung. Dadanya bidang yang menunjukkan akan kecerdasannya. Kepalanya besar, sebagai ciri akan kesempurnaan kekuatan otak Nabi saw. Rambutnya ikal berombak, tidak terlalu kaku dan tidak terlalu lemas, dan panjang rambutnya tidak melampaui cuping telinganya, kadang pada waktu yang lain rambutnya melebihi cuping telinganya dan kadang panjangnya sebahu, Nabi saw membiarkan rambutnya terurai ke muka mirip jambul, hal ini mengikuti Ahli Kitab dan tidak meniru kaum musyrikin. Tetapi kemudian Nabi saw menyisir rambutnya dan membaginya menjadi dua bagian, ke sebelah kanan dan kiri, karena lebih mendekati kepada kebersihan. Wajah Nabi saw bulat oval bercahaya cemerlang, kulitnya putih kemerah-merahan, tidak pucat. Dahinya lebar atau tinggi dan alisnya tipis sedang memanjang dan tidak tebal, ciri emosinya Nabi saw stabil, tenang tidak meledak-ledak, hal ini cocok untuk sifat seorang pemimpin. Hidungnya mancung, di atasnya bersinar, pipinya halus dan rata, mulutnya lurus, giginya putih bersih, bagus dan agak renggang, jika tertawa, berkilauan cahaya dari giginya itu laksana mutiara karena Nabi saw sering bersiwak, terutama jika mau berwudlu dan setelah makan.

Mata Nabi saw lebar dan hitam sekali, serta ada sinar merah pada bagian putih dari matanya, lehernya indah, putih laksana perak, jenggotnya lebat, dari dada sampai ke pusarnya tumbuh bulu-bulu halus. Badannya seimbang, tidak terlalu gemuk dan tidak kurus, dadanya bidang sedang perut dan dadanya rata, persendiannya besar, demikian pula dengan lengan atas dan bawah, paha dan betisnya. Telapak tangannya lebar sebagai tanda kedermawaan, jari-jari tangannya panjang manis tidak berlebihan. Telapak tangannya lembut melebihi beludru, kedua lengan dan pundaknya berbulu, kedua telapak tangan dan kakinya besar, kedua lekuk telapak kakinya renggang dari tanah, kedua kakinya halus tidak ada cacat sedikitpun, Nabi saw jika berjalan dengan tenang dan mantap, berwibawa, seakan-akan turun dari tempat yang tinggi, jika menoleh, maka seluruh tubuhnya ikut berpaling, tidak hanya lehernya saja yang berpaling. Suaranya jelas dan merdu, badannya selalu berbau harum walaupun tidak disentuh minyak wangi atau kesturi.

Pandangannya ketika Nabi saw diam yaitu lebih banyak tertuju ke bawah daripada ke atas, sebab hal ini lebih mudah untuk memusatkan pikiran, dan banyak merundukkan pandangannya merupakan kinayah akan sifat malu yang sangat, tetapi ini tidak menafikan keadaan Nabi saw ketika berbicara, sebagaimana yang diwartakan Abu Dawud bahwa jika Nabi saw duduk berbincang-bincang, Nabi saw banyak memandang ke arah Langit. Kebanyakkan pandangannya itu adalah memperhatikan ketika berbicara dan ketika lawan bicaranya sedang berbicara.
Di pundak Nabi saw agak ke sebelah kiri arah ke jantung, terdapat Khatim Nubuwah atau cap kenabian, berupa daging tumbuh berwarna merah agak hitam sebesar telur burung dara yang di atasnya tumbuh bulu-bulu halus, di dalam kitab-kitab kuno, hal ini disebut sebagai tanda kenabianya. Nabi-nabi yang lain, cap kenabiannya ada di dada sebelah kanan di atas rusuk mereka. Cap kenabian sebagai tanda bahwa mereka adalah utusan Allah yang sah dan sebagai halangan bagi setan supaya tidak bisa memasukkan godaannya ke hati atau jantung para nabi utusan Allah tersebut. Sewaktu berjalan di belakang para sahabatnya,
Nabi saw bersabda : “Biarkan daerah belakangku untuk para malaikat”.

Nabi saw selalu memberi salam terlebih dahulu kepada orang yang dijumpainya, sekalipun itu anak-anak. Diantara seluruh manusia, tabiat Nabi saw paling halus tutur katanya, paling baik akhlaknya, paling besar rasa santun dan maafnya, paling unggul akalnya, paling dermawan. Paling jujur ucapannya, paling banyak malunya, paling banyak maaf dan ampunannya, paling rendah hati, paling memperhatikan dan memelihara tali silahturahmi, paling lembut hatinya dan paling takut kepada Allah Ta’ala karena takut siksaan-Nya. Karena rasa takut yang sangat kepada Allah itu, kadang-kadang Rasulullah saw tidak ingat akan jaminan keselamatan yang telah Allah anugerahkan kepadanya, sehingga muncullah dari diri Nabi saw doa-doa permohonan perlindungan kepada Allah dengan penuh rasa takut akan siksaan Allah Ta’ala.

Nabi saw paling berani ditempat-tempat yang menakutkan, dan selalu tersenyum pada saat bergaul dengan keluarganya, ketika menerima tamu dan bercakap-cakap dengan para sahabat, dan selalu sedih dikala Nabi saw sendirian beribadat dan berkhalwat dan selalu berfikir, karena akan selalu mengaktifkan fungsi otak sehingga otak terjaga kecerdasannya supaya otak tidak lemot. Nabi saw banyak diam, tidak berbicara tanpa ada keperluan, bicaranya sempurna dan jelas, sehingga tiap-tiap huruf tidak tersembunyi dari pendengaran orang yang mendengarnya. Dan adakalanya Nabi saw mengulangi ucapannya sampai 3x untuk dapat dipahami. Nabi saw bukanlah seorang yang kasar dan bukan pula seorang yang suka mencela atau menghina, Nabi saw sangat mensyukuri nikmat sekalipun sedikit dan tidak pernah mencela makanan atau memujinya, jika makanan itu menarik hatinya maka dimakannya, dan jika makanan itu tidak enak, maka ditinggalkannya tanpa mencela makanannya. Nabi saw makan dengan ketiga jarinya, dan adakalanya menggunakan jarinya yang keempat untuk membantu. Selesai makan, Nabi saw menjilati jari-jari tangannya, dimulai dari jari tengah dan diakhiri pada ibu jari dan jika minum tidak sekali teguk.

Nabi saw makan dan minum sambil duduk, dan makan apa adanya dan tidak memaksakan diri terhadap apa yang tidak ada. Jika tidak ada makanan, Nabi saw bersabar sampai kadang-kadang mengikatkan sebuah batu di perutnya untuk menahan rasa lapar. Pernah beberapa malam berturut-turut Nabi saw tidak makan apa-apa, dan tidak pernah dikenyangi oleh daging atau roti 2x sehari, atau tidak pernah dikenyangi oleh roti selama 3 hari berturut-turut. Kebanyakan roti yang dimakan Nabi saw adalah terbuat dari gandum kasar, dan kebanyakan yang dimakan oleh Nabi saw adalah kurma dan air. Nabi saw tidak pernah makan roti yang terbuat dari gandum yang halus yang sudah diayak dan tidak pernah makan di atas meja, tetapi makannya di atas alas atau hanya digeletakkan di atas tanah saja. Nabi saw tidak makan sambil bersandar dan menyukai dabba’ (sejenis labu), al-baglah al-hamqa (sejenis tumbuhan), anggur, semangka, madu, manis-manisan, daging ayam, keledai liar, onta, kelinci, ikan, hubara (nama burung), Nabi saw melarang makan roti tawar tanpa lauk atau hanya makan karbohidrat saja, dan tidak pernah makan hanya 1 jenis makanan saja, dan Nabi saw melarang tidur sesudah makan.
Nabi saw bersabda : “Aku makan sebagaimana makannya seorang hamba, dan duduk sebagaimana duduknya seorang hamba”.
Nabi saw hidup sederhana tidak menyukai kemewahan, pakaiannya sederhana, dan kebanyakan terbuat dari kain kasar, Nabi saw tidak pernah menurunkan panjang celananya atau sarungnya, melainkan diangkatnya sarungnya di atas mata kaki atau pertengahan betisnya dan menjulurkan lengan bajunya sampai di pergelangan tangannya. Baju yang paling disukai adalah kemeja dan jubah dan menyukai pakaian yang berjahit dan pakaian yang berwarna putih, hitam, kuning, merah, polos, bergaris-garis tanpa dicelup warna dan hijau. Sorbannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, biasanya Nabi saw menurunkan rumbai sorbannya sampai ke pundaknya, sedikitnya 4 jari dan maksimal 1 hasta, sorbannya berwarna putih, hitam, dan kuning, tapi yang dipakai paling sering yang berwarna putih.

Nabi saw memakai sorban dengan kopiah dan kadang-kadang tanpa kopiah atau memakai kopiah saja tanpa sorban, Nabi saw sering memakai tutup kepala dan memakai cicin yang terbuat dari perak. Kasurnya terbuat dari kulit yang berisi sabut atau pakaian kasar dari wol, kadang-kadang Nabi saw tidur di atas tikar atau di atas tanah tanpa alas, dan tidur miring ke kanan dengan membaringkan tubuhnya pada rusuk kanannya dan meletakkan kepalanya di telapak kanannya. Nabi saw jika berjalan memakai sandal yang terbuat dari kulit sapi yang sudah disamak yang panjangnya 1 jengkal 2 jari, lebarnya bagian tumit 7 jari dan bagian jari-jari 6 jari dan bagian tengah 5 jari. Tunggangannya adalah kuda, unta, keledai dan baghal.

Nabi saw sangat menyukai parfum yang terbuat dari bahan alamiah bukan yang kimia, parfumnya adalah misik, ghaliyah, kafur dan gahru yang dibakar anbar dan menggunting ujung kumisnya, meratakan jenggotnya dan merapikan jenggotnya dengan sisir dan air. Cara pengobatan Nabi saw dengan terapi alamiah dan ilahiah, mengenai kemarahan dan kerelaannya, dapat dilihat dari wajahnya, namun Nabi saw tidak pernah marah untuk kepentingan dirinya, tapi marah untuk kebenaran agama hingga kebenaran agama itu menang. Jika memberi isyarat, Nabi saw mengisyaratkan dengan telapak tangan semuanya. Jika bergurau, Nabi saw tidak mengatakan kecuali yang benar, tertawanya adalah senyum.

Nabi saw memuliakan orang-orang mulia di setiap kaum dan tidak pernah menghina atau merendahkan seseorang. Nabi saw selalu menaruh perhatian terhadap para sahabatnya dan sering menanyakan tentang apa saja yang terjadi di masyarakat. Nabi saw menyuruh agar disampaikan kepadanya keadaan orang-orang yang membutuhkan sesuatu yang tidak dapat memenuhinya sendiri dan melarang berghibah atau mengatakan tentang keburukan para sahabatnya. Nabi saw membenarkan perbuatan baik dan menghinakan perbuatan buruk, jika berdiri atau duduk selalu mengucap Bismillah. Jika datang kepada suatu kaum, maka Nabi saw duduk di barisan terakhir majelis itu dan tidak suka orang-orang berdiri menghormat untuknya.

Nabi saw sangat senang mengunjungi orang sakit dan memenuhi undangan serta tidak melepaskan jabat tangan seseorang yang menyalaminya, hingga orang itu sendirilah yang melepaskan genggaman tangannya. Tidaklah Nabi saw menghadapi 2 pilihan, melainkan dipilihnya perkara yang lebih mudah sepanjang hal itu tidak mendatangkan dosa. Nabi saw melobangi sendiri sandalnya, menambal sendiri bajunya, memerah sendiri susu kambingnya dan melayani keluarganya. Nabi saw tidak pernah membentak pelayan dan tidak pernah mengatakan kepada mereka tentang apa yang dikerjakan oleh mereka, Nabi saw tidak pernah mengatakan kepada para pelayannya : “Mengapa kau lakukan itu!” atau sesuatu yang tidak mereka kerjakan : “Mengapa tidak kau lakukan!”.

Nabi saw nongkrong-nongkrong bersama orang-orang miskin dan makan-makan bersama mereka dan menghormati tamunya dan tidak pernah terlihat menjulurkan kakinya (selonjor-bhs Jawa) di hadapan para sahabatnya. Nabi saw tidak pernah menolak orang yang membutuhkan pertolongannya dan berusaha mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan, Nabi saw ibarat seorang bapak bagi para sahabatnya. Mereka semua di sisi Nabi saw sama, tidak ada yang lebih-melebihi kecuali takwa. Majelis Nabi saw adalah kumpulan orang-orang yang tenang penuh dengan sifat penyantun, malu dan amanat, tidak terdengar suara-suara keras dan tidak pula terdengar kata-kata yang tidak berguna.

Nabi saw bukanlah seorang yang suka mencaci atau berkata keji dan tidak pernah mencela dan menghina seorang pun. Nabi saw berbicara dengan perkataan yang diharapkan ada pahalanya, jika beliau saw berbicara, para sahabat menekurkan kepalanya seolah-olah di atas kepala mereka bertengger seekor burung, dan jika Nabi saw diam, barulah mereka berbicara. Para sahabat tidak pernah berbantah-bantahan di hadapan Nabi saw, tetapi jika ada yang berbicara, yang lainnya diam sampai orang yang berbicara itu selesai berbicara. Allah telah menghimpunkan seluruh akhlak mulia pada pribadi Nabi saw, dan Allah telah mendidik Nabi saw dengan didikkan yang sebaik-baiknya, Nabi saw adalah Al-Qur’an hidup atau Uswatun Hasanah artinya teladan yang terbaik. Allah telah memeliharanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa dari segala perbuatan buruk dan tercela. Semoga shalawat dan salam dari Allah senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.


Sumber      : Teladan Suci Keluarga Nabi Karya Muhamad Ali Shabban

22 Maret, 2013

MENGAPA ALLAH SWT TIDAK MENAMPAKAN DIRI DI DUNIA


Langit dan Bumi diciptakan oleh Allah dari gas alam semesta (Universal Gas) atau disebut juga Gas Hidrogen yang terdapat di alam semesta. Hidrogen itu terdiri dari 1 atom elektron + 1 atom proton, Gas Hidrogen adalah gas yang paling ringan dan paling rapuh. Sedangkan Allah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuat dan Maha Bercahaya.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 103 :
103.    (Dia) Allah (tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata) semua makhluk-Nya di dunia (sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan) Allah Maha Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata (tampak) dari segala ciptaan-Nya di alam semesta, karena Allah Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha Mengetahui dan Maha Melihat, Al-Maaidah 97, 109, 116, Al-An’aam 73, At-Taubah 78, 94, 105, Ar-Ra’du 9, Al-Mu’minuun 92, An-Naml 65, As-Sajdah 6, Sabaa’ 3, 48, Az-Zumar 46, Al-Hujuraat 18, Al-Hasyr 22, Al-Jumu’ah 8, At-Taghaabun 18 dan Al-Jin 26 (dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui) Al-Mulk 14, segala yang tersembunyi dari jangkauan akal/kecerdasan/IQ, ilmu dan segala macam indera makhluk-makhluk-Nya di alam semesta. Allah mengetahui yang terang dan yang tersembunyi dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya walaupun hanya sebesar zarrah yang ada di Langit dan yang ada di Bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar dari itu, melainkan semuanya tercatat dalam Kitab Lauhul Mahfudz, Ali-’Imran 5, 29, Ar-Ra’du 10, Ibrahim 38, Thaahaa 7, An-Nuur 29, An-Naml 25, Al-Ahzab 54, Sabaa’ 3, Faathir 38, Al-Mumtahanah 1, Al-Insyiqaaq 23 dan Al-A’laa 7. Allah-lah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Zhahir dan Yang Bathin dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu, Al-Hadiid 3. Allah mengetahui apa yang dirahasiakan atau disembunyikan hati manusia dan apa yang dilahirkan atau dinyatakan oleh manusia, Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui segala isi hati, Al-Baqarah 77, 235, 284, Ali-’Imran ayat 29, 119, 154, Al-Maaidah 7, 61, 99, Al-An’aam 3, Al-Anfaal 43, Huud 5, Ar-Ra’du 9-10, An-Nahl 19, 23, Thaahaa 7, Al-Anbiyaa’ 4, 110, Al-Furqaan 2, 6, An-Naml 74, Al-Qashash 69, Al-’Ankabuut 10, Luqman 23, Al-Ahzab 54, Al-Mu’min 19, Asy-Syuuraa 24, Az-Zukhruf 80, Muhammad 26, Qaaf 16, 45, Al-Hadiid 6, At-Taghaabun 4 dan Al-Mulk 13-14. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di Langit dan di Bumi? Tidaklah pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Allah-lah yang keempatnya. Dan tidaklah pembicaraan antara lima orang, melainkan Allah-lah yang keenamnya. Dan tidaklah pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Allah berada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan, Al-Hajj 76. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam Bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari Langit dan apa yang naik kepadanya, Sabaa’ 1-2 dan Al-Mujaadilah 7. Dan di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, Al-An’aam 59. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di Langit dan di Bumi dan kepada-Nyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan, Huud 123. Allah mengetahui apa saja yang ada di Langit dan di Bumi semuanya telah tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfudz, yang demikian itu amat mudah bagi Allah, Al-Hajj 70, Al-Hujuraat 16 dan Al-Hadiid 4. Dan tidak sesuatu pun yang ghaib di Langit dan di Bumi, melainkan tercatat dalam Kitab Lauhul Mahfudz, An-Naml 75.

Dan ketika Nabi Musa as ingin melihat Allah saat masih di puncak Jabal Musa, Gunung Sinai, Semenanjung Sinai - Mesir, maka Allah berfirman :
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 143 :
143.    (“Dan ketika Musa datang untuk munajat dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Allah janjikan kepada Nabi Musa as akan berbicara dengannya pada waktu itu (dan Tuhan telah berfirman kepadanya) dari belakang tabir (hijab), Asy-Syuuraa 51 dengan nyata (sebenarnya) secara langsung tanpa perantara Malaikat Jibril as dan juga tidak lewat mimpi dengan pembicaraan yang dapat Nabi Musa as dengar dari segala penjuru karena suara Allah bergema, Nabi Musa as (berkata : “Ya Tuhanku, tampakkanlah kepadaku) diri Engkau (agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman : ”Kamu sekali-kali tidak dapat) mampu (melihat-Ku, tetapi lihatlah kepada gunung itu) yang bangunannya lebih kuat dan lebih keras daripada dirimu Musa (gunung itu lebih kuat dan lebih keras dari tubuh material Nabi Musa as) (maka jika ia) gunung batu granit yang sangat keras itu (tetap pada tempatnya) jika gunung tersebut tidak hancur dan tetap tegak berdiri seperti sediakala saat tersinari cahaya-Ku (maka engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya tampak) yaitu Allah menampakkan sebagian dari cahaya-Nya yang sangat luar biasa kecil, yaitu hanya sebesar    ½ jari manis. Hadits riwayat Al-Hakim. Allah Maha Besar, Maha Bercahaya, Maha Kuat dan Maha Perkasa, padahal hanya baru sebagian dari cahaya-Nya saja, belum Allah yang menampakkan diri (bagi) menyinari (gunung itu, menjadikan) membuat (gunung itu hancur luluh) gunung batu granit itu hancur lebur rata dengan tanah (dan Musa jatuh pingsan) tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat dan mendengar gunung hancur di depan matanya dan gunung yang dipijaknya bergetar hebat (maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata : ”Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau) dari permintaan yang aku tidak diperintahkan mengemukakannya (dan aku orang yang pertama-tama beriman”) di zamanku ini. Gunung-gunung batu yang letaknya lebih jauh di sekitar puncak Jabal Musa, Gunung Sinai tempat dahulu Nabi Musa as bermunajat kepada Allah setelah tersinari sebagian kecil sekali dari cahaya Allah tersebut, memang berbeda. Gunung-gunung batu granit tersebut bebatuannya tampak terbelah pecah berantakan seperti pernah dilanda gempa Bumi. Ketika Bani Israil meminta kepada Nabi Musa as supaya Allah menampakan diri di hadapan mereka, maka Allah mengazab mereka karena zhalim, durhaka, ingkar dan mendustakan Allah dan rasul-Nya, padahal sudah banyak bukti yang sangat jelas dan sangat luar biasa menakjubkan yang mereka lihat dan alami sendiri, tetapi mereka tetap ingkar kepada Allah dan rasul-Nya.

Jadi jelas, mengapa Allah tidak menampakkan diri di dunia, karena hal itu akan membahayakan umat manusia dan semesta alam, Langit dan Bumi itu sangat sensitif terhadap perubahan sekecil apa pun. Jadi, tidak usah Allah menampakkan cahaya-Nya, jika Allah tidak menahan Langit dan Bumi beserta segala isinya saja, maka keduanya lenyap sebelum hari Kiamat, Faathir 41.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 55-56 :  
55.  Ini terjadi setelah Nabi Musa as turun dari puncak Jabal Musa di Gunung Sinai, lalu mendapati sebagian kaumnya menyembah berhala (Dan ketika kamu) Bani lsrail pergi bersama Nabi Musa as untuk memohon ampun kepada Allah, setelah sebagian Bani Israil menyembah berhala anak sapi emas dan telah dihukum mati sebagai bentuk pertobatan kepada Allah atas dosa mereka melakukan kemusryikan, lalu Bani Israil yang tidak menyembah berhala (berkata : ”Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”) mereka meminta Allah menampakkan diri yang bisa dilihat mata dengan jelas dan nyata di hadapan mereka (karena itu kamu) Bani Israil (disambar petir sedang kamu menyaksikannya) saat dirimu disambar petir, Allah azab mereka karena kezhalimannya yang melampaui batas, An-Nisaa’ 153, seperti halnya orang-orang Israel zaman Nabi Musa as, orang-orang kafir Mekkah juga sama melakukan kezhaliman yang melampaui batas dan benar-benar sangat kelewat batas, yaitu durhaka dan mendustakan Allah dan rasul-Nya disebabkan mereka berani meminta melihat Allah Swt tampak dengan nyata atau terang dihadapan mereka lalu mengatakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad saw adalah rasul-Nya, baru mereka akan beriman, Al-Furqaan 21.
56.   (Setelah itu Kami bangkitkan kamu) Bani Israil (sesudah kamu mati) karena disambar petir hingga tewas (agar kamu bersyukur) atas nikmat karunia Allah karena masih diberi kesempatan hidup lagi untuk bertobat.

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 48-49 :
48.  (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa).
49.  (Yaitu orang-orang yang takut) azab (Tuhan mereka, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan) tibanya (hari Kiamat).
Qur’an surat Asy-Syuuraa ayat 51 :
51.  (Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu) Allah perintahkan Malaikat Jibril as menurunkan wahyu itu ke dalam kalbu (hati) para nabi, Al-Baqarah ayat 97 dan Asy-Syu’araa’ ayat 192-194 (atau dari belakang tabir) Allah tidak menampakkan diri di dunia kepada para nabi apalagi kepada manusia biasa, baik itu lewat mimpi maupun ketika dengan sebenarnya berfirman dan berbicara secara langsung kepada Nabi Ibrahim as, Al-Baqarah 260 dan Injil Barnabas bab 29 dan Nabi Musa as, Al-Baqarah 253, An-Nisaa’ 164 dan Al-A’raaf 143-144 di atas gunung, waktu dan zaman yang berbeda, supaya tidak terjadi Kiamat yang tiba-tiba sebelum waktunya (atau dengan mengutus seorang utusan) malaikat (lalu diwahyukan kepadanya) para nabi dan rasul (dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana).

Qur’an surat Faathir ayat 18 :
18.  (….Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya) sedangkan (mereka tidak) bisa (melihat-Nya dan mereka) tetap (mendirikan shalat) walaupun dalam keadaan sendirian tidak dilihat orang lain (Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya. Dan kepada Allah-lah kembali kalian).
Qur’an surat Yaasiin ayat 11 :
11.  (Sesungguhnya kamu hanya dapat memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan) petunjuk Al-Qur’an (dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun mereka tidak melihat-Nya) di dunia (Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia).
Qur’an surat Qaaf ayat 33-35 :
33.  Yaitu (orang yang takut kepada) Tuhan (Yang Maha Pemurah sedangkan Dia tidak tampak olehnya dan ia) yaitu orang-orang yang taat kepada-Nya (datang dengan hati yang bertobat).
34.  Di akhirat nanti, dikatakan kepada orang-orang yang tetap bertakwa kepada Allah sedangkan Allah tidak bisa dilihatnya ketika mereka di dunia : (“Masukilah Surga itu dengan aman) atau selamat dari semua hal yang menakutkan (itulah hari kekekalan”) yaitu hidup abadi di dalam Surga.
35.  (Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahannya) mendapatkan kenikmatan yang paling mulia, paling agung dan paling tinggi di Surga yaitu melihat (memandang) wajah Allah karena karunia-Nya dan rahmat-Nya, Yunus ayat 26 dan Al-Qiyaamah ayat 22-23.
Qur’an surat Al-Mulk ayat 12 :
12.  (Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar).

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 108 dan 126 :
108.    (Mereka) orang-orang yang zhalim dan bergelimang dosa (bersembunyi dari manusia, tetapi tidak bersembunyi dari Allah, padahal Dia bersama mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan suatu rencana) zhalim untuk berkhianat (yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi apa yang kamu kerjakan).
126.    (Kepunyaan Allah-lah apa yang terdapat di Langit dan apa yang terdapat di Bumi dan Allah Maha Meliputi segala sesuatu).
Qur’an surat Fushshilat ayat 54 :
54.  (Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu).
Qur’an surat Qaaf ayat 16 :
16.  (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, sedangkan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) karena Allah meliputi jasmani dan rohaninya dan juga meliputi alam semesta, karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Mengenal dan Maha Melihat apa yang kalian kerjakan, Al-Baqarah 256, An-Nisaa’ 11-12, 35, 39, 92, Al-Anfaal ayat 17, 42, 53, 61, 71, 75, At-Taubah 15-16, Fushshilat 40, Ad-Dukhaan 6 dan Al-Mujaadilah 1.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 1 dan 33 :
1.      (....Sesungguhnya Allah selalu menjaga) Allah selalu menjadi pembela, pelindung dan penolong orang-orang yang beriman, Al-Baqarah 257, An-Nisaa’ 45 dan Al-Hajj 38 (dan mengawasi kamu).
33.  (….Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu).
Qur’an surat Sabaa’ ayat 50 :
50.  (….Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha Dekat”).
Qur’an surat Ath-Thuur ayat 48 :
48.  (…maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan-Ku...).

Qur’an surat Al-Hadiid ayat 4 dan 25 :
4.      (Dia-lah yang menciptakan Langit dan Bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Al-´Arsyi, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam Bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari Langit) seperti : rahmat (salah satunya hujan), berkah, azab, laknat yang diturunkan oleh Allah ke Bumi, juga para malaikat yang turun ke Bumi menjalankan perintah-Nya dan sebagainya (dan apa yang naik) ke Langit menuju (kepada-Nya) seperti : para malaikat, doa-doa, amal-amal saleh maupun perbuatan-perbuatan buruk dari makhluk-makhluk-Nya (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada) Al-Mujaadilah 7 (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan) karena Allah meliputi jasmani dan rohani makhluk-makhluk-Nya.
25.  (….Dan Kami turunkan besi) dari Langit (yang padanya terdapat kekuatan yang hebat) yaitu dapat dipakai untuk alat-alat berperang (dan berbagai manfaat bagi manusia dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong) agama (-Nya dan rasul-rasul-Nya) dengan peralatan yang terbuat dari besi tersebut (padahal Allah tidak dilihatnya) tetapi tetap berjihad di jalan Allah dengan Lillaahi Ta’aalaa (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa) sebenarnya Allah tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi dengan menolong agama-Nya itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang-orang yang mengerjakannya.

Qur’an surat Al-Insyiqaaq ayat 15 :
15.  (Yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihat) segala perbuatan (nya) di sepanjang hidupnya.
Qur’an surat Al-Buruuj ayat 9 :
9.      (Yang mempunyai kerajaan Langit dan Bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu).
Qur’an surat Al-Fajr ayat 14 :
14.  (Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi) segala perbuatan makhluk-makhluk-Nya.
Qur’an surat Al-Balad ayat 5 dan 7 :
5.      (Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tidak seorang pun yang berkuasa atasnya?) padahal ada Allah Tuhan Yang Maha Ghaib lagi Maha Kuasa yang tidak tampak oleh penglihatannya yang menguasai dirinya.
7.      (Apakah ia menyangka bahwa tidak seorang pun yang melihat) segala perbuatannya (nya?) padahal ada Allah Tuhan Yang Maha Menyaksikan, Maha Mengetahui lagi Maha Meliputi segala sesuatu.
Qur’an surat Al-’Alaq ayat 14 :
14.  (Tidaklah ia) orang kafir (manusia)`itu (mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) semua perbuatannya.
Qur’an surat Al-Ankabuut ayat 5 :
5.      (Barangsiapa yang mengharap bertemu dengan Allah, maka sesungguhnya waktu) yang dijanjikan (Allah itu, pasti datang) hendaklah ia bersiap dengan membawa iman, takwa dan amal-amal salehnya (Dan Dia-lah Yang Maha mendengar) perkataan makhluk-makhluk-Nya (lagi Maha Mengetahui) perbuatan-perbuatan mereka.

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber

20 Maret, 2013

MENGAPA BUMI HARUS BERPUTAR PADA POROSNYA

Bukan hanya gerakan Bumi mengelilingi Matahari saja yang menimbulkan kekaguman. Sebab, selain berputar mengelilingi Matahari yang disebut revolusi, Bumi juga berputar mengelilingi dirinya sendiri yang disebut rotasi. Bumi sebenarnya berputar seperti gasing, tetapi sumbu putarnya tidak tegak lurus. Bumi berputar dengan posisi miring 23,5 derajat. Mengapa Bumi harus berputar pada dirinya sendiri atau ber-rotasi, dan mengapa mesti miring posisinya? Jika Bumi ini tidak berputar pada dirinya sendiri, maka di permukaan Bumi ini dipastikan tidak akan pernah terjadi kehidupan seperti adanya kini. Mengapa begitu? Karena akan ada bagian Bumi yang menghadap Matahari terus-menerus, dan juga akan ada bagian yang membelakangi Matahari terus-menerus. Memangnya mengapa? Karena belahan Bumi yang menghadap Matahari akan mengalami siang terus-menerus, sehingga dipastikan akan mengalami pemanasan yang berlebihan. Sedangkan bagian yang tidak memperoleh cahaya Matahari, akan mengalami malam terus, bagian ini akan mengalami pendinginan terus-menerus.

Jika ada bagian Bumi yang mengalami siang terus-menerus, maka belahan Bumi tersebut akan mengalami pemanasan yang akan sangat terbayangkan tingginya. Diperkirakan dalam waktu 100 jam saja, air di permukaan Bumi yang menghadap ke Matahari tersebut akan mendidih. Dan 100 jam berikutnya, air yang ada akan menguap, sehingga tidak akan ada kehidupan di belahan Bumi yang mengalami siang terus-menerus itu. Sebaliknya, di bagian yang malam terus akan mengalami pendinginan secara berlebihan pula. Sehingga, diperkirakan dalam waktu 100 jam, belahan Bumi tersebut akan mengalami pembekuan, seluruh air menjadi es. Dan 100 jam berikutnya, dipastikan tidak akan ada kehidupan di sana. Karena itu, Bumi perlu berputar pada dirinya sendiri alias ber-rotasi. Jika Bumi tidak ber-rotasi, maka konsekuensi dari pertanyaan Allah dalam ayat berikut ini akan terjadi pada kita.
Qur’an surat Al-Qashash ayat 71-73 :
71.  (Katakanlah ) Muhammad (: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepada kalian? Maka apakah kalian tidak mendengar?”).
72.  (Katakanlah ) Muhammad (: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepada kalian yang kalian beristirahat padanya? Maka apakah kalian tidak memperhatikan?”).
73.  (Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat padanya) malam harinya (dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya) pada siang harinya (dan supaya kalian bersyukur kepada-Nya) atas nikmat Allah karena diciptakan-Nya kedua waktu tersebut.

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 189-194 :
189.    (Dan milik Allah-lah kerajaan Langit dan Bumi dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
190.    (Sesungguhnya dalam penciptaan Langit dan Bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda) bukti-bukti atas kekuasaan Allah Swt (bagi orang-orang yang berakal) yaitu yang menggunakan pikiran mereka.
191.    (Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan Langit dan Bumi) seraya berkata (: ”Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa Neraka).
192.    (Wahai Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka, maka berarti Engkau telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolongpun bagi orang-orang yang zhalim).
193.    (Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru yang menyeru) manusia (untuk beriman : ”Berimanlah kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman) kepada-Allah dan tidak menyekutukan-Nya (Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang berbakti) yaitu para nabi dan orang-orang yang saleh.
194.    (Wahai Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan para rasul Engkau) yang memohonkan kepada Allah supaya dosa-dosa umat-umat mereka diampuni, diberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan dilindungi dari siksa Neraka (Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”).
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 54 :
54.  (Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan Langit dan Bumi dalam enam masa) Allah Maha Kuasa menciptakan segala sesuatu lebih cepat dari kecepatan cahaya yaitu 300 ribu km/detik, tetapi Allah tidak melakukannya dalam menciptakan Langit dan Bumi, karena Allah mengajari makhluk-makhluk-Nya supaya tekun dan sabar dengan apa pun yang dikerjakannya (lalu Dia bersemayam di atas Al-‘Arsyi. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya) kedua waktu tersebut silih berganti (dengan cepat dan) diciptakan-Nya pula (Matahari, Bulan dan Bintang-bintang masing-masing tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan) semesta alam (itu hanya hak-Nya dan memerintah) makhluk-makhluk-Nya itu hanya hak Allah pula (Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam).
Qur’an surat Yunus ayat 5-6 :
5.      (Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah) tempat-tempat (bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu, Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak) dengan benar bukan untuk main-main dan tidak ada yang percuma karena penuh dengan manfaat (Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui).
6.      (Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di Langit dan di Bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya (bagi orang- orang yang bertakwa).
Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 2 :
2.      (Allah-lah yang meninggikan Langit tanpa tiang sebagaimana yang kalian lihat, kemudian Dia berkuasa di atas Al-’Arsyi. Dan menundukkan Matahari dan Bulan, masing-masing beredar) pada garis edarnya (hingga waktu yang telah ditentukan) yaitu hari Kiamat (Dia) Allah (mengatur semua urusan) yaitu memutuskan semua perkara kerajaan-Nya (menjelaskan tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya dan kebesaran-Nya (supaya kalian yakin akan pertemuan dengan Tuhan kalian).  
Qur’an surat Ibrahim ayat 33 :
33.  (Dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian Matahari dan Bulan yang terus menerus beredar) di dalam garis edarnya/orbitnya (dan Dia telah menundukkan pula bagi kalian malam dan siang).
Qur’an surat An-Nahl ayat 12 :
12.  (Dan Dia menundukkan) Allah telah menjadikan Bumi ber-rotasi dalam posisi miring berputar pada porosnya sehingga terciptalah waktu (malam dan siang untuk kalian, dan Matahari dan Bulan dan Bintang-bintang ditundukkan) untuk kalian pula (dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang mengerti).
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 33 :
33.  (Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang) dan Allah menciptakan pula (Matahari dan Bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya) berjalan mengelilingi pusatnya, Matahari mengelilingi pusat galaksi, Bulan mengelilingi Bumi. Matahari yang dikelilingi oleh sejumlah planet termasuk Bumi dan Bumi yang dikelilingi oleh Bulan, mereka semua bersama-sama berjalan atau beredar mengelilingi pusat galaksi.
Qur’an surat An-Nuur ayat 44 :
44.   (Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) bergantinya malam dan siang (terdapat pelajaran) yang menunjukkan kebesaran-Nya (bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan) yang bisa melihat dan mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Qur’an surat Luqman ayat 29 :
29.  (Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan Matahari dan Bulan masing-masing beredar) berjalan pada garis edarnya mengelilingi pusatnya (sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan).
Qur’an surat Yaasiin ayat 37 :
37.  (Dan suatu tanda) kekuasaan Allah (bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari) malam (itu, maka seketika mereka) berada dalam (kegelapan).

Qur’an surat Az-Zumar ayat 5 :

5.      (Dia menciptakan Langit dan Bumi dengan) tujuan (yang benar, Dia menggulungkan malam atas siang dan menggulungkan siang atas malam) kata Arab kawwiru’ artinya ‘menggulung/melilit’ atau ‘bertumpang-tindih’ seperti melilitnya kain serban mengelilingi kepala, jadi kata menggulung/melilit menunjukkan bahwa Bumi itu bulat. Bertumpang-tindih atau melilitnya siang dengan malam hanya dapat terjadi jika Bumi berbentuk bulat. Bumi tidak tepat bulat seperti bola, melainkan agak gepeng pada kedua Kutubnya. Jika malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu tempat yang bulat secara bersama-sama. Bagaimana mungkin keduanya dapat saling menggulung jika berada pada tempat yang datar? Dari keterangan ayat tersebut juga dapat diperoleh kesimpulan bahwa, pada permukaan Bumi ini setiap saat, separuh permukaannya senantiasa malam hari dan separuh lagi permukaannya adalah senantiasa siang hari karena Bumi ber-rotasi. Dan Allah telah menciptakan/menjadikan Bumi ber-rotasi dalam posisi miring menggulung/berputar pada sumbunya/porosnya/dirinya sendiri, Al-Anbiyaa’ ayat 33. Bumi juga ber-revolusi yaitu berjalan/beredar pada garis edarnya mengelilingi Matahari, maka terciptalah iklim di mana di daerah tropis (Khatulistiwa/Ekuator) mengalami 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau dan di daerah subtropis mengalami 4 musim yaitu musim dingin, semi, panas dan gugur dan belahan Bumi Utara yang paling dekat dengan Kutub Utara, seperti Kota St. Petersburg di ujung utara Rusia dan di Islandia, pada waktu musim panas akan mengalami siang lebih panjang daripada malam dan ketika puncak musim panas 22-23 Juni pada tengah malam ada Matahari, Matahari bersinar terus tidak tenggelam sehingga daerah-daerah tersebut mengalami siang terus-menerus selama 24 jam. Tidak ada batas antara malam dan siang, jam 10 malam Matahari masih bersinar, jam 11 malam juga masih ada, jam 12 malam pun masih ada, dan jam 1 dini hari Matahari masih bersinar, walhasil, hari-hari hanya ada siang, tanpa ada malam. Sementara Kutub Selatan pada waktu yang sama, mulai dari pantai barat Australia sampai Antartika mengalami musim dingin, malamnya lebih panjang daripada siang dan ketika sedang puncak musim dingin di Kutub Selatan malamnya terus-menerus selama 24 jam karena Langitnya gelap seperti malam hari. Begitu sebaliknya, jika daerah subtropis belahan Bumi Selatan di daerah yang paling dekat dengan Kutub Selatan dan di Kutub Selatan sedang mengalami puncak musim panas, maka belahan Bumi Utara di daerah yang paling dekat dengan Kutub Utara dan di Kutub Utara pada waktu yang sama sedang mengalami puncak musim dingin, dimana Matahari tidak bersinar sehingga waktu malamnya terus-menerus selama 24 jam karena Langitnya gelap seperti malam hari juga. Bagi kaum muslimin yang bertempat tinggal atau sedang berada di negara-negara yang dekat dengan Kutub Utara, mereka mengalami kesulitan untuk menentukan masuk waktu shalat dan waktu berbuka puasa di bulan Ramadlan ketika menjalani ibadah puasa, maka jadwal waktu shalat yang mereka ikuti ada yang berdasarkan waktu Mekkah atau waktu di negara mana ia sebelumnya tinggal paling lama (dan menundukkan Matahari dan Bulan, masing-masing berjalan) beredar pada tempat peredarannya/garis edarnya (menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).

Qur’an surat Fushshilat ayat 37 :

37.  (Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah) Allah menciptakan Bumi ber-rotasi dalam posisi miring berputar pada porosnya sehingga terciptalah waktu (malam, siang) dan Allah menciptakan pula (Matahari dan Bulan) masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya, Al-Anbiyaa’ ayat 33 (Janganlah kalian bersujud) menyembah (kepada Matahari dan jangan) pula menyembah kepada (Bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kalian hanya kepada-Nya saja menyembah).
Qur’an surat Al-Muzzammil ayat 20 :
20.  (”….Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kalian sekali-kali tidak dapat menentukan batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepada kalian, karena itu bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an…”) di dalam shalat, yaitu surat-surat pendek yang kalian hafal ayat-ayatnya.

Selain perputaran Bumi tersebut, kemiringan sumbu putar juga memiliki arti yang sangat penting. Karena jika tidak ada kemiringan Bumi, maka tidak akan terjadi dinamika di atas permukaan Bumi. Bayangkan saja, jika Bumi ini berputar secara tegak pada sumbunya, maka Kutub Utara dan Kutub Selatan Bumi tidak akan pernah mengalami siang hari. Karena kemiringan itulah maka terjadi musim di permukaan Bumi. Di bagian utara dan bagian selatan mengenal 4 musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, sedangkan di bagian Khatulistiwa/Ekuator, mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Iklim ini yang menyebabkan tejadinya berbagai fasilitas kehidupan makhluk di muka Bumi. Dengan adanya musim ini, maka terjadilah angin, yang arahnya bisa berubah-ubah. Dengan perubahan  musim ini juga terjadi beraneka ragam tumbuhan dan berbagai macam binatang. Bukan hanya berfungsi sebagai keindahan, melainkan juga berfungsi untuk mencukupi segala kebutuhan manusia, sepanjang drama kehidupannya di muka Bumi.

Bahkan juga keberadaan gunung-gunung, memiliki maksud yang luar biasa besar. Allah mengatakan, gunung-gunung itu diciptakan Allah sebagai pasak, supaya Bumi tidak berguncang-guncang jika terjadi tumbukan antar lempeng Bumi. Ada 20 lempeng Bumi, 6 lempeng besar, yang paling besar adalah lempeng Pasifik dan ada 14 lempeng kecil. Dan gunung-gunung adalah jalan keluar magma dari dalam perut Bumi, jika tidak ada gunung-gunung, maka magma yang menggelegak di dalam perut Bumi itu tidak akan tersalurkan. Maka, akan terjadi gempa bumi yang dahsyat terus-menerus, karena tidak stabil akibat tekanan yang sangat besar dari dalam perut Bumi. Selain itu, gunung-gunung juga berfungsi seperti timah penyeimbang seperti pada velg mobil. Dengan adanya gunung-gunung itu, maka putaran Bumi menjadi seimbang atau balance.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 31 :
32.  (Dan telah Kami jadikan di Bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya ia) Bumi itu tidak (goncang bersama mereka dan Kami jadikan pula di sana jalan-jalan yang luas supaya mereka mendapat petunjuk).
Qur’an surat Luqman ayat 10 :
10.  (Dia menciptakan Langit tanpa tiang sebagaimana kalian lihat) Ar-Ra’du ayat 2 (dan Dia meletakkan gunung-gunung) yang kokoh, Qaaf ayat 7 (di Bumi) dipancangkan-Nya dengan teguh, An-Naazi’aat ayat 32, gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, Al-Ghaasyiyah ayat 19, gunung-gunung sebagai pasak atau paku, An-Naba’ ayat 7, karena benua atau pulau telah Allah paku dengan gunung-gunung, sehingga jika terjadi tumbukkan antar lempeng dan ketika lempengan-lempengan Bumi bersama gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan, An-Naml ayat 88, Ath-Thuur ayat 10 dan An-Naba’ ayat 20, Allah menancapkan gunung-gunung  dengan kokohnya, An-Naml ayat 61 dan Fushshilat ayat 10 (supaya Bumi tidak mengguncangkan kamu”) yaitu dengan terjadinya bencana gempa bumi setiap hari dan di setiap tempat jika tidak ada gunung-gunung di muka Bumi sebagai pasak, An-Nahl ayat 15.

Sumber : Al-Qur’an, Agus Mustofa dan berbagai sumber.

13 Maret, 2013

HADITS MENJENGUK ORANG SAKIT

Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 :
21.  (“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian) yaitu (bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan) kedatangan (hari Kiamat dan ia banyak menyebut Allah”).
Qur’an surat Al-Hasyr ayat 7 :
7.      (“….Apa yang telah diberikan oleh Rasul) Muhammad saw (kepada kalian, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian, maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”).

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Jika salah seorang di antara kalian menjadi imam shalat berjamaah, maka percepatlah (shalatnya dengan tidak membaca surat-surat yang panjang tetapi tidak mengurangi syarat dan rukunnya termasuk harus tumakninah), karena mungkin di antara mereka (makmum) ada yang sedang sakit, lemah serta lanjut usia. Akan tetapi jika melakukan shalat sendirian, ia boleh memperpanjang sekehendaknya”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata :
”Rasulullah saw melaknat pria yang mengenakan pakaian wanita atau bertingkah laku menyerupai wanita atau menjadikan dirinya wanita dan wanita yang mengenakan pakaian pria atau bertingkah laku menyerupai pria atau menjadikan dirinya pria”. Hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Siapa yang mengunjungi orang sakit atau berkunjung ke tempat saudaranya sesama muslim, maka malaikat akan mendoakan kebaikan dan keselamatannya dalam perjalanannya, serta mendoakan agar mendapat tempat di Surga”. Hadits riwayat At-Tirmidzi.
Dari Tsauban Maula, Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, maka ia benar-benar duduk di kebun Surga, sehingga jika ia berdiri hendak pulang, maka ditugaskan 70 ribu malaikat menyertai ia, mereka (para malaikat) mendoakan keselamatan untuknya hingga malam hari tiba”. Hadits riwayat Muslim.
Rasulullah saw bersabda :
“Orang yang menjenguk orang sakit itu berarti dia mengarungi rahmat Allah Ta’ala dan jika duduk dekat orang yang sakit, maka ia tenggelam dalam rahmat Allah Swt ”. Hadits riwayat Imam Ahmad dan At-Thabrani.
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa menengok orang sakit, akan ada yang memanggil dari Langit : “Engkau telah berbuat baik dan langkahmu telah benar, engkau juga berhak atas sebuah rumah di Jannah”.
Hadits riwayat At-Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah.
Rasulullah saw bersabda:
1.      Janganlah kalian mengenakan kain sutra, barangsiapa yang mengenakannya di dunia, maka ia tidak akan mengenakannya di akhirat (boleh jika untuk dibuat bunga dan ditaruh di vas).
2.      Janganlah kalian mengenakan kain sutra halus dan kain sutra kasar.
3.      Jangan pula minum dengan bejana emas dan perak.
4.      Janganlah kalian makan dengan piring emas dan perak karena sesungguhnya itu semua diperuntukkan bagi orang-orang musyrik di dunia dan diperuntukkan bagi kalian di akhirat.
5.      Sesungguhnya Allah dan rasul-Nya telah mengharamkan jual-beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala.

Rasulullah saw menyuruh:
1.      Menengok orang sakit.
2.      Mengiringi jenazah sampai ke kuburan bagi kaum pria.
3.      Menjawab orang bersin yang mengucapkan Alhamdulillah, maka kita menjawab Yarhamukallah dan yang bersin menjawab lagi Yahdikumullah.
4.      Memenuhi sumpah.
5.      Menolong orang yang teraniaya baik fisik maupun mental. 
6.      Mendatangi undangan terutama tahlilan orang yang baru meninggal untuk mendoakannya, jika undangan syukuran, seperti : penganten, khitan, banca’an dan sejenisnya, jika ada udzur tidak datang tidak apa-apa, kecuali untuk membalas undangan.
7.      Menyebarkan salam.
8.      Kaum pria dilarang memakai perhiasan dari emas.
9.      Jika kita mendengar orang mengucapkan “Nabi Muhammad saw”, kita wajib menjawab “Shalallahu alaih”.
10.Jika masuk kamar mandi atau WC, diwajibkan berdoa : “Allahumma inni audzubika minal khobutsi wal khobaits”.

Dari Umar ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda :
”Jangan kamu memakai sutra, karena barangsiapa memakai sutra di dunia, nanti di akhirat tidak lagi memakainya”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Ali bin Abu Tholib ra berkata :  ”Rasulullah saw mengambil sutra, ia letakkan di sebelah kanannya, dan ia mengambil emas kemudian diletakkan di sebelah kirinya, lantas ia (Rasulullah saw) bersabda : ”Kedua (emas dan sutra) ini haram buat orang laki-laki dan umatku”. HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah. Tetapi Ibnu Majah menambahkan :  “Halal buat orang-orang perempuan”.
Rasulullah saw pernah melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, kemudian oleh Rasulullah saw di cabutnya cincin itu dan dibuang oleh beliau ke tanah, kemudian Rasulullah saw bersabda : ”Salah seorang diantara kamu mengambil bara api kemudian ia letakkan di tangannya”. Hadits riwayat Muslim.

Jadi emas bagi pria dalam bentuk apapun akan menjadi bara api nanti di akhirat bagi pria yang memakainya di dunia sebagai perhiasan. Karena partikel-partikel emas bisa masuk ke dalam aliran darah dan meracuni tubuh yang menyebabkan sakit alzheimer (pikun), jika wanita yang memakai perhiasan emas, partikel-partikel emas yang masuk ke dalam aliran darah dibuang setiap bulannya ketika wanita tersebut menstruasi, jadi tidak sampai meracuni tubuh wanita tersebut, maka tidak menyebabkan sakit alzheimer.

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Hadits dan sumber yang lain.