11 September, 2016

HAJI MENYEHATKAN JIWA DAN RAGA

Qur’an surat Ali Imran ayat 97 :
97. (...Dan) di antara (kewajiban manusia terhadap Allah adalah mengerjakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke sana) perjalanan dan tempatnya aman, mempunyai biaya untuk berhaji, sehat jasmani dan rohani, mempunyai bekal untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan berhaji, terjamin hidupnya, akomodasinya lengkap dan sebagainya (Barangsiapa yang mengingkari) kewajiban (haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya) tidak memerlukan segala sesuatu (dari semesta alam).
Manasik haji meliputi beberapa macam ritual memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan tubuh dan jiwa manusia. Ketika seseorang berniat menjalankan ibadah haji, ia menyadari bahwa ia akan menjalankan ibadah kepada Allah, yang menghajatkan kesucian jiwa dan juga kesucian jasad. Ibadah haji juga membutuhkan jiwa dan semangat yang tetap dan kukuh disertai perjuangan untuk membebaskan jiwanya dari segala penyakit dan gangguan. Ia juga harus membiasakan diri untuk melakukan kebaikan dan kesucian, seperti bersikap toleran kepada sesama. Dengan cara itu ia akan menghilangkan segala hambatan yang merusak persaudaraan dan persatuan sehingga ia siap menjalani perjalanan itu dengan jiwa yang tenang dan suci. Kemudian, saat hendak memulai rangkaian manasik haji, ia mengenakan pakaian ihram yang sederhana dan tanpa jahitan. Pakaian putih-putih itu akan melembutkan jiwanya sehingga ia menyadari kelemahan dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. Ia hanya dibungkus sehelai kain, persis seperti pada hari pertama ia dilahirkan ibunya, karena kain tak berjahit itu kosong dari lekatan dunia dan segala perhiasannya. Ketika menggenakan kain itu, setiap jamaah haji seakan memasuki tahapan kehidupan baru yang menguatkan jiwanya dan meneguhkan kehendaknya sehingga dunia dan seluruh isinya tak lagi berarti apa-apa di hadapannya. Ia teringat hari pertama saat dilahirkan ke dunia tanpa membawa apa-apa dan kemudian tubuhnya dibungkus sehelai kain sederhana. Dengan demikian, ia menjadi lebih tawaduk dan melepaskan pakaian dunia dengan segala kemewahan, keagungan, dan kebesarannya yang semu. Sikap sombong, takabur, dan membanggakan dunia merupakan penyakit jiwa dan ibadah haji dapat mengobatinya. Setiap jamaah haji menyadari dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan kepadanya sehingga ia bisa merasakan segala bentuk kenikmatan dunia. Syekh al-Jurjawi berkata, “Jangan Anda abaikan bahwa mengenakan pakaian ihram ketika menunaikan ibadah haji memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan tubuh manusia. Sebagaian dokter mengatakan bahwa manusia pada hawa di sekitar dirinya agar tubuhnya beristirahat selama beberapa saat dan mengembalikan kekuatan serta kebugarannya. Selama menunaikan ibadah haji, tubuh jamaah bersentuhan langsung dengan Oksigen sehingga mereka menjadi lebih sehat dan lebih segar”. Selain itu pakaian ihram juga dapat memunculkan sikap sederhana dari kehidupan dunia dan menumbuhkan keinginan untuk meraih tujuan hidup yang lebih luhur, lebih suci dan lebih mulia. Berihram juga melatih jiwa agar siap menghadapi segala kesulitan dan menunaikan segala sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu.
Ibn Daqiq al-Id mengatakan, “Hikmah mengenakan kain ihram adalah agar jiwa kita dapat melepaskan diri dari kecintaan kepada dunia sekaligus mengingatkannya pada kain kafan tak berjahit yang akan membungkusnya saat ia mati. Selain itu, mengenakan kain ihram juga akan melatih jiwa agar keluar dari kebiasaan dan rutinitasnya sehingga ia siap menjalani ibadah haji dengan segala ketentuan, rukun, syarat, dan akhlak yang mulia”. Ketika menunaikan ibadah haji dan umrah, diharuskan berthawaf mengitari Ka’bah sebanyak 7 kali gerakan berputar yang dimulai dari sudut Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama dan perputaran thawaf dilakukan berlawanan dengan perputaran jarum jam. Ternyata, ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa arah perputaran itu adalah arah perputaran seluruh alam semesta dari hal yang paling lembut atau sederhana hingga semesta yang paling besar dan sangat kompleks. Di dalam tubuh, elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nucleus (inti sel) dan sitoplasma (cairan yang mengisi sel yang banyak fungsinya dan semuanya sangat penting dalam proses kehidupan) mengelilingi nukleus suatu sel dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein terbentuk dan darah memulai gerakannya dari kanan ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur berkeliling.dan peredaran darah manusia memulai gerakannya yang berlawanan dengan arah jarum jam. Perputaran Bumi ber-rotasi dan mengelilingi Matahari serta Matahari ber-rotasi dengan semua sistemnya mengelilingi pusat Galaksi yang berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi yang kita tempati bernama Bima Sakti yang dikelilingi 100 milyar Matahari dan ratusan milyar planet. Semua Galaksi berputar-putar mengelilingi Superkluster berlawanan dengan arah jaruim jam dan Superkluster adalah kumpulan 100 milyar Galaksi + 10.000 milyar Matahari + trilyunan planet semuanya berputar-putar mengelilingi pusat alam semesta yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Pencipta. Segala sesuatu di cakrawala ini bertasbih dari kanan ke kiri yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Sejumlah penelitian menunjukan bahwa semua energi dan kesungguhan yang dikerahkan setiap jemaah haji mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan tubuh karena :
  1. Ketika seorang jamaah haji menunaikan semua aktivitas manasik haji, maka setiap anggota tubuhnya akan mencari makanan-makanan lain diluar sistem metabolisme melalui sintesis Oksigen. Keadaan itu akan menurunkan tekanan darah sehingga jantung dan paru-paru dapat bekerja dengan lebih baik.
  2. Aktivitas manasik haji akan menurunkan kadar kolesterol yang berbahaya dari dalam darah.
  3. Aktivitas manasik akan menghindarkan penderita hipertensi dari mendapat serangan tekanan darah tinggi yang seringkali menjadi penyebab sakit jantung, gangguan saraf dan penyakit ginjal. Berjalan kaki secara rutin dan teratur (contohnya rutin berjalan kaki ke tempat ibadah untuk shalat berjamaah, terutama bagi kaum pria) dapat menurunkan tekanan darah sehingga jantung dapat berfungsi dengan baik
  4. Aktivitas manasik haji yang berjalan kaki akan membantu penderita penyakit gula untuk menurunkan kadar gula dalam darah karena dapat melancarkan peredaran darah, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta bisa menurunkan berat badan karena cadangan lemak di tubuhnya lebih banyak dibakar menjadi energi.
  5. Aktivitas manasik haji yang dilakukan dengan berjalan kaki akan membantu penyembuhan sakit pinggang, sakit tulang belakang, nyeri tulang pinggul, nyeri sendi dan nyeri otot karena dapat melenturkan jaringan otot dan persendian di sekitar tulang punggung, pinggul, pangkal paha dan melancarkan aliran darah ke daerah-daerah itu, memperbarui lapisan dan cairan synovial di persendian serta melancarkan proses sintesis di dalam sel-sel persendian sehingga sel-sel itu terus diperbarui, melancarkan fungsi pencernakan dan fungsi sekresi urine, membuat tidur lebih nyenyak dan lebih berkualitas serta menghilangkan kegelisahan akibat tekanan hidup yang dialaminya.
  6. Aktivitas jamaah haji ketika menggerakan kakinya untuk melaksanakan thawaf, sai, berjalan untuk pergi wukuf di Arafah dan bergerak ke Muzdalifah lalu berjalan menuju Mina, kemudian melontar 3 jumrah adalah olahraga yang akan menambah kekuatan tubuh karena membuat tubuh semakin banyak bergerak dan bersemangat sehingga tubuh terasa lebih sehat, lebih nyaman, lebih lentur dan lebih segar, hal itu membuat keseimbangan tubuh terjaga karena lemak yang ada di dalam tubuh lebih banyak dibakar dan dipergunakan sebagai energi. Keadaan ini akan memasok lebih banyak Oksigen sehingga fungsi paru-paru lebih lancar bekerja dan semua sel tubuh mendapatkan pasokan Oksigen yang memadai, aman bagi penderita asma, terutama ketika menjalankan semua rukun dan wajib haji sesuai dengan kemampuan tubuhnya tanpa memaksakan diri. Berjalan kaki secara rutin dan teratur walaupun sudah selesai menjalankan ibadah haji dan umrah (contohnya, rutin berjalan kaki ke tempat ibadah untuk shalat berjamaah, terutama bagi pria), dapat menurunkan tekanan darah dan bermanfaat untuk menyembuhkan asma karena meningkatkan fungsi jantung, melancarkan peredaran darah dan melancarkan sistem pernafasan. Melontar 3 jumrah itu bagus untuk saraf.
  7. Aktivitas jamaah haji berjalan kaki sangat baik bagi yang berusia lanjut karena biasanya mereka sambil bernafas berjalan kaki dengan santai tidak terburu-buru sehingga Oksigen yang memasuki paru-paru terus diperbarui dan dapat menyembuhkan gangguan lemah tulang karena osteoporosis (penurunan kepadatan tulang/tulang keropos) dan berjalan kaki efektif menyembuhkan atau mencegah varises.
  8. Thawaf mengelilingi Ka’bah yang jika setiap putaran menghasilkan perubahan energi dan menimbulkan medan elektromagnetik, maka thawaf adalah gerakan berputar yang dilakukan secara berulang-ulang (periodik) sebanyak 7 kali akan menghasilkan energi yang semakin lama semakin besar yang memberikan kekuatan kehidupan. 


Sumber: Al-Qur’an, Pusaran Energi Ka’bah oleh Agus Mustofa dan Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr. Jamal Elzaky. 

25 Juli, 2016

PERAN TULANG EKOR DALAM PROSES KEBANGKITAN


Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah saw bersabda :
“Di antara dua tiupan sangkakala lamanya 40 (entah 40 hari, bulan, atau tahun). Kemudian Allah menurunkan air dari Langit, mereka pun bangkit seberti biji sawi menumbuhkan tunasnya. Tidaklah setiap manusia melainkan akan binasa, kecuali satu tulang sulbi, dengannya makhluk dibangkitkan pada hari Kiamat”.
Hadits itu mempertegas pemaparan di atas bahwa manusia akan dibangkitkan kembali pada hari Kiamat kelak dari tulang sulbinya. Dalam hadits ini Rasulullah saw juga menggambarkan proses kebangkitan manusia itu seperti biji sawi menumbuhkan tunasnya.
Hadits ini senada dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat Nuh ayat 17-18 :
17. (Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya).
18. (Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu) daripadanya pada hari Kiamat (dengan sebenar-benarnya).

Dalam ayat tersebut Allah mengibaratkan proses penciptaan manusia dengan tumbuhnya pepohonan. Kemudian Allah mengibaratkan proses kebangkitan mereka bagaikan munculnya pepohonan di muka Bumi. Sesungguhnya seluruh makhluk akan dibangkitkan secara serentak kelak setelah tiupan sangkakala yang ke-2. Pada ayat-ayat yang lain Allah menggambarkan penciptaan manusia dari tanah dalam berbagai bentuknya, proses manusia pertama diciptakan dari shalshaal (tanah kering seperti tembikar) yaitu oksigen bersenyawa dengan fakhkhar (zat karbon) dan hamaain yaitu nitrogen (lumpur hitam) dan tiin (tanah) yaitu zat air hidrogen kemudian bersenyawa dengan lazib (tanah liat) yaitu zat besi dan turaab (tanah) yaitu zat-zat anorganik, dalam proses persenyawaan tersebut, kemudian membentuk protein, lalu menjelmalah proses pergantian yang disebut substitusi, lalu menggempurlah electron-elektron sinar cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi) dinamai sebab wujud (Causa Formasi) menjadi wujud manusia (Adam) berupa badan materi lalu Allah tiupkan roh ke dalam badan kasarnya (materinya) tersebut, maka hiduplah ia menjadi manusia pertama, Al-Hijr ayat 29. Untuk keturunannya Nabi Adam as berasal dari saripati tanah lalu menjadi air yang hina (sperma) yaitu air yang dipancarkan ke dalam rahim pada umumnya, atas izin Allah jadilah manusia baru. Semua ayat tentang penciptaan manusia itu menggambarkan tahapan tahapan yang berkesinambungan. Tujuh tahapan pertama (penciptaan dari tanah kering seperti tembikar, lumpur hitam, tanah yang mengandung zat air, tanah liat dan tanah yang mengandung zat-zat anorganik) merupakan gambaran penciptaan Nabi Adam as dan Hawa (Eva).
Fakhkhar   = Karbon (zat arang) Ar-Rahman ayat 14.
Shalshaal   = Oksigen (zat pembakar) Ar-Rahman ayat 14.
Hamaain    = Nitrogen (zat lemas) Al-Hijr ayat 26, 28 dan 33.
Tiin            = Hidrogen (zat air) Al-An’aam ayat 2, Al-Mu’minuun ayat 12, As-Sajdah ayat 7 dan Shaad ayat 71.

Sebagaimana penciptaan Adam, proses penciptaan anak keturunannya pun tidak mengalami perbedaan hingga saat ini dan akan terus berlanjut hingga hari Kiamat melalui praktik perkawinan. Bahkan bentuk dan tahap-tahap pertumbuhan manusia pun tidak ada bedanya karena mereka semua berasal dari asal yang sama yaitu tulang sulbi nenek moyang mereka, yaitu Nabi Adam as. Objek pesan dalam ayat ini adalah seluruh manusia sebagai makhluk yang tercipta dari unsur tanah. Tidak hanya manusia pertama yang diciptakan dari tanah, karena manusia yang lahir saat ini pun sesungguhnya berasal dari tanah atau saripatinya. Sebab, semua manusia memakan tumbuhan dan berasal dari hasil pangan lainnya yang ditumbuhkan oleh tanah. Begitu pula daging dan susu yang didapatkan dari hewan ternak yang memakan tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi manusia dan hewan-hewan itu, dengan izin Allah, mampu memproduksi makanannya sendiri dengan menyerap unsur-unsur tanah dan air. Tumbuh-tumbuhan juga menyerap Karbondioksida melalui udara dan mengurainya menjadi asam kemudian menyebarkan Oksigen. Kemudian, dengan bantuan sinar Matahari tumbuhan itu mengembalikan susunan sel-sel karbon, Hidrogen, rangkaian karbohidrat, minyak, dan lemak yang kemudian dikonsumsi oleh manusia dan binatang.

Semua tumbuhan diberi kemampuan untuk menyerap air dari tanah. Unsur makanan yang terdapat pada air itu dibawa melalui akar untuk kemudian didistribusikan ke semua bagian tumbuhan. Sebagaimana akar dan daun juga memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuhan. Daun pada sebatang pohon atau tumbuhan mengandung zat pewarna terutama pewarna hijau daun atau klorofil. Bahan ini mampu menyerap beragam spektrum cahaya Matahari, kecuali spektrum hijau. Sinar Matahari itu kemudian dipergunakan oleh tumbuhan dalam proses asimilasi cahaya. Beberapa tumbuhan menggunakan zat pewarna lain selain hijau sehingga daun-daunnya berwarna merah, ungu, kuning atau cokelat. Pada setiap permukaan daun terdapat pori-pori yang sangat kecil dan halus yang menjadi jalan masuk dan keluar beragam gas seperti Karbondioksida, Oksigen, dan uap air. Zat pewarna tumbuhan, baik yang hijau ataupun yang lainya, memerangkap sebagian energi Matahari yang kemudian digunakan untuk menyempurnakan rangkaian reaksi kimiawi, termasuk mengekstraksi bagian-bagian air menjadi Oksigen yang kemudian dilepas oleh tumbuhan itu ke udara melalui pori-pori daun. Sementara melepaskan Oksigen ke udara, daun-daun itu menyerap Hidrogen yang kemudian bersenyawa dengan Karbondioksida yang juga diserap oleh daun dari udara. Dari proses kimiawi berbagai zat itulah tumbuhan itu menghasilkan glukosa dan Oksigen.

Kemudian tumbuhan itu mempergunakan sebagian glukosa yang dihasilkan dari proses kimiawi yang pertama untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya. Sementara itu, sebagian glukosa lainnya diproses menjadi zat-zat, garam-garam dan karbohidrat yang membangun berbagai sel tumbuhan yang berbeda atau yang kemudian disimpan pada buah, daun, ranting, biji, akar dan lain-lain yang kelak dikonsumsi oleh manusia atau hewan. Sesungguhnya di dalam tanah yang ditumbuhi berbagai tanaman, terkandung begitu banyak unsur, zat, kandungan senyawa, dan lain-lain. Kendati demikian, setiap tumbuhan dibekali kemampuan untuk memiliki zat-zat dan unsur apa saja yang ia butuhkan dan cocok untuk pertumbuhannya. Ia menyeleksi zat-zat yang terdapat di dalam tanah itu kemudian menyerap dan mengalirkan ke daun dan bagian-bagian lainnya. Jika zat-zat atau unsur yang diserapnya itu tidak dapat diterima langsung oleh bagian-bagian tumbuhan melalui air, tumbuhan itu akan memproses unsur tanah yang dibutuhkannya melalui tekanan-tekanan osmosis sehingga masing-masing bagian tumbuhan dapat memenuhi kebutuhannya.

Air yang membawa saripati makanan itu mengalir mulai dari akar, memasuki bagian batang pohon, kemudian ke dahan, ranting-ranting kecil, lalu ke daun-daun, bunga, buah, dan terus naik mencapai bagian tertinggi dari suatu pohon. Semua bagian pohon atau tumbuhan itu mendapat porsi makanan yang mereka butuhkan untuk terus tumbuh. Setelah semua bagian tumbuhan memperoleh jatah saripati makanan, aliran air itu terus membumbung kemudian dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui dedaunan. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi Oksigen dan uap air (embun). Setelah saripati makanan matang dan berubah menjadi glukosa, karbohidrat, zat-zat lainnya, semua senyawa itu didistribusikan kembali ke bagian-bagian tumbuhan mulai dari puncak pohon hingga ke ujung akar, terutama ke bunga dan buah. Beberapa jenis tumbuhan yang tidak memiliki tangkai dan menjalar di permukaan tanah mendapat asupan air yang lebih banyak pada semua bagiannya, dan kadar air yang menguap pun lebih banyak dibanding jenis tumbuhan lain. Tujuan semua proses itu adalah pendistribusian berbagai unsur yang terdapat dalam tanah menjadi makanan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan itu dalam perkembangannya. Semua zat dan unsur itu dibagikan ke semua bagian tumbuhan, disimpan dalam bentuk buah atau biji, juga menjadi minyak dan lemak untuk kemudian menjadi sumber makanan tunas-tunas baru. Zat-zat itu pulalah yang kemudian dikonsumsi oleh manusia dan hewan, baik melalui daun, buah, ataupun bunga dan tangkai tumbuhan itu.

Setiap makhluk hidup membutuhkan aneka sari makanan yang semua berasal dari tanah. Manusia maupun hewan sangat menggantungkan suplai makananya pada tumbuhan, yang secara alami mampu mengubah berbagai unsur tanah menjadi sari makanan yang mereka konsumsi. Seandainya tidak ada proses alami seperti ini, niscaya tidak ada kehidupan di planet ini. Manusia dan hewan dapat memenuhi kebutuhannya terhadap karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan zat-zat lainnya dengan mengonsumsi tumbuhan yang secara alami telah memproses berbagai unsur dalam untuk menjadi makanan mereka. Semua material itu berasal dari unsur-unsur tanah, dan fakta itu menjadi membenarkan firman Allah : Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.

Setelah menjalani kehidupan selama waktu yang ditetapkan oleh Allah, setiap makhluk hidup akan mengalami kematian dan mereka akan dikembalikan ke dalam tanah, untuk kelak dibangkitkan kembali pada hari Kiamat. Kematian merupakan bukti atas adanya kehidupan. Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kematian, di antaranya firman Allah.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 185 :
185. (Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan).
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 57 :
57. (Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan).
Qur’an surat Az-Zumar ayat 42 :
42. (Allah memegang jiwa) orang (ketika matinya dan) memegang (jiwa) orang (yang belum mati di waktu tidurnya. Maka, Dia menahan jiwa) orang (yang telah Dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa lain sampai waktu yang ditetapkan) yaitu orang-orang yang mati itu ruhnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya. Dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, ruhnya dilepaskan sehingga dapat kembali tubuhnya lagi (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir).

Ayat-ayat di atas menegaskan kebenaran yang tidak terbantahkan mengenai kematian dan kebangkitan. Semua itu menegaskan bahwa segala sesuatu akan dikembalikan ke tanah tempat pertama kali tumbuh. Ayat-ayat itu juga menegaskan bahwa kelak semua manusia akan dibangkitkan dari tanah. Semua itu membantah pandangan kaum kafir, ateis dan kaum musyrik yang meragukan kebenaran Al-Qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, orang-orang kafir itu membantah pesan dan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw tentang kematian dan kebangkitan. Mereka mengatakan : “Apakah kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?”
Alhamdulillaah atas nikmat Al-Qur’an, Alhamdulillaah atas nikmat Islam yang agung, Alhamdulillaah atas diutusnya imam para nabi dan rasul yaitu Rasulullah saw, pemimpin semua mahkluk di dunia dan di akhirat, Akhir doa kita : Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.

Sumber : Al-Qur’an dan Mukjizat Ilmiah Hadits Nabi oleh Prof. Dr. Zaghlul Raghib al-Najjar

21 Juni, 2016

HIKMAH PUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

Puasa memungkinkan perangkat pencernaan dan penyerapan digesti dan sekresi untuk menjalankan fungsinya secara lebih baik. Itu dilakukan setelah makanan atau minuman memasuki tubuh melalui saluran pencernaan, karena tubuh tidak kemasukan makanan atau minuman selama beberapa waktu, yaitu kurang lebih 9 hingga 11 jam. Perangkat sekresi dan juga perangkat motorik pada lambung (motor complex migrating) beristirahat selama waktu puasa dan terbebas dari tugas rutinnya.

Puasa merupakan satu-satunya cara paling efektif untuk mengusir toksin yang mengendap dalam tubuh. Puasa selama seminggu akan membersihkan saluran pencernaan dari berbagai bakteri dan mikroba serta zat beracun yang membahayakan kesehatan. Pembersihan terus berlangsung untuk mengeluarkan zat-zat yang berlebih serta racun yang terdapat pada kelenjar air liur, lambung, usus besar, usus halus, pankreas, saluran kemih, kelenjar keringat dan lain-lain. Puasa juga akan mengurangi getah lambung dan tingkat keasaman lambung.

Dr. Muhammad Said Al-Buhti mengatakan :
“Sesungguhnya puasa akan menghancurkan endapan materi beracun yang berbahaya seperti asam urea (uric acid), fosfat amoniak, dan mangan di dalam darah serta berbagai materi lain yang merusak persendian, ginjal dan saluran kencing. Puasa juga akan melindungi tubuh dari serangan encok (gout)”. Penelitian membuktikan, bahwa puasa 1 hari akan membersihkan tubuh dari berbagai zat atau materi berlebih serta racun yang mengendap dalam tubuh selama 10 hari. Dengan kata lain, manusia membutuhkan puasa sebanyak 36 hari dalam satu tahun. Di sini kita melihat hikmah anjuran Rasulullah saw kepada umatnya untuk menjalankan puasa 6 hari di bulan Syawal. Dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, proses pembersihan tubuh dari berbagai materi dan zat berbahaya menjadi sempurna.

Dari Abu Ayyub Al-Anshari, bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Siapa saja berpuasa selama Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa selama setahun penuh”. Hadits riwayat Muslim.

Holbrook mengatakan :
“Puasa bukanlah kekuatan sihir yang ajaib, melainkan sebuah keyakinan dan satu-satunya jaminan yang dipercaya dapat menyehatkan tubuh”. Senada dengan ungkapan tersebut.

Dr. Like mengatakan :
“Puasa memberi kekuatan pada tubuh serta kemampuan khusus untuk menjalankan pencernaan, yang kemudian menyimpan cadangan energi untuk kebutuhan lain yang lebih penting dan lebih vital, misalnya menyembuhkan luka-luka atau memerangi penyakit”.

Tom Barens juga mengatakan :
“Pada awalnya saya berpuasa dengan tujuan untuk mengurangi berat badan. Namun, saya mendapati manfaat yang lebih besar dari puasa yaitu menyegarkan pikiran, melancarkan sistem pernapasan, khususnya fungsi paru-paru, menajamkan pikiran, dan mengendalikan perasaan. Bahkan saya merasakan manfaat lain berupa perubahan sikap dan perilaku yang tadinya buruk seperti dengki dan tidak memperdulikan orang lain menjadi pribadi yang lebih peduli.”


Sumber : Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr. Jamal Elzaky.

PENGUSIRAN KAUM MUSLIMIN DARI AMERIKA SERIKAT

Sebelum Allah menghancurkan Amerika Serikat dengan dijatuhkannya meteor super raksasa di sana nanti, kaum muslimin dan orang-orang yang mempunyai hati nurani akan diusir keluar dari Amerika Serikat. Bila melihat perkembangan dewasa ini, maka sangat mungkin kaum muslimin di Amerika Serikat akan mengalami pengusiran-pengusiran. Ini merupakan rencana besar dari Langit, setelah kaum muslimin meninggalkan Amerika Serikat, maka Allah Yang Maha Kuasa menurunkan azab yang telah dijanjikan-Nya yaitu hantaman yang keras (meteor dijatuhkan/dilemparkan) ke Amerika Serikat yang membuatnya hancur dan lenyap selamanya dalam waktu 1 jam saja (Ad-Dukhaan ayat 16). Sudah menjadi Sunnatullah, apabila dakwah ditolak bahkan diusir, maka azab dari Allah akan turun menghancurkan orang atau negara yang mengusirnya.
Kitab Wahyu pasal 17 ayat 1-2, 15, 18 Siapa Pelacur Besar itu?
1.      Lalu datanglah seorang dari ke-7 malaikat yang membawa cawan itu dan berkata kepadaku : “Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar (negara adidaya USA), yang duduk di tempat yang banyak airnya” Negara Amerika Serikat terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik.
2.      Dengan dia, raja-raja di Bumi (terutama pemimpin-pemimpin di negara barat) telah berbuat cabul (melakukan ketidakadilan dan kezhaliman), dan penghuni-penghuni Bumi telah mabuk oleh anggur pencabulannya.
15.  Lalu ia berkata : “Semua air yang telah kau lihat (2 samudera yang mengapitnya), di mana pelacur besar itu duduk (letaknya negara adidaya USA), adalah bangsa-bangsa (penduduknya berasal dari banyak bangsa di dunia) dan rakyat banyak (jumlah penduduknya no. 3 terbanyak di dunia) dan kaum (berasal dari banyak suku di dunia) dan bahasa (sebanyak 800 bahasa manusia di dunia dituturkan di sana)”.
18.  Dan perempuan (Kota New York) yang telah kau lihat itu adalah kota besar (karena jumlah penduduknya paling padat di Amerika Serikat) yang memerintah atas raja-raja di Bumi (di sana ada kantor United Nations/PBB yang merupakan alat demi kepentingan Amerika Serikat untuk menguasai dan mengontrol negara-negara di dunia, terutama di dunia ke-3 yang sebagian besar adalah negara-negara muslim yang miskin dan belum maju).

Berkaitan dengan hal ini, dalam sebuah riwayat Abu Hurairah ra tidak berani mengatakan semasa hidupnya, baru ketika hampir tiba saat kematiannya, ia berkata kepada orang-orang di sekitarnya :
“Al-Mahdi Al-Amin keluar dan memerangi seluruh dunia yang menghimpun orang-orang sesat dan dimurkai Tuhan (kaum kafir non Yahudi) dan orang-orang yang terseret dalam kemunafikan di Bumi Isra’ dan Mi’raj (kaum kafir Yahudi) di tepi Bukit Majidun (Magiddo). Dalam perang (Armageddon) itu keluar seorang ratu (pemimpin) dunia, pelaku makar dan pelacur (negara yang menghalalkan segala cara demi kepentingan politik, ekonomi, militer dan sebagainya) namanya Amirika. Ia memimpin dunia dalam kesesatan dan kekafiran. Sementara itu, Yahudi dunia saat itu berada di tempat yang paling tinggi. Di tanah Isra’ dan Mi’raj (akan) terjadi perang dunia (Armageddon) yang di situ Al-Mahdi memberi peringatan kepada orang-orang kafir bila mereka tidak mau keluar. Maka orang-orang kafir dunia berkumpul untuk memerangi Al-Mahdi dalam pasukan sangat besar (berjumlah sekitar 1 juta orang bermarkas di Magiddo) yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam kelompok kekuatan Yahudi Al-Khazar dan Bani Israil masih terdapat pasukan lain yang tidak diketahui jumlahnya. Al-Mahdi melihat bahwa siksa Allah sangat mengerikan dan bahwa janji Allah benar-benar telah datang dan tidak di akhirkan lagi. Kemudian Allah melempari mereka dengan lemparan yang sangat dahsyat (dijatuhkan meteor super raksasa), Bumi, lautan dan Langit terbakar untuk mereka dan Langit menurunkan hujan (asam) yang sangat buruk (membuat tumbuh-tumbuhan termasuk tanaman pangan mati semua, menyebabkan terjadi kelaparan hebat di dunia). Seluruh penduduk Bumi mengutuk semua orang kafir dunia dan Allah mengizinkan lenyapnya seluruh orang kafir di perang Dajjal dan perangnya terjadi di negeri Syam (Magiddo) dan kejahatan...” Cuplikan hadits panjang dari Abu Hurairah.
Negeri Syam dahulu merupakan sebuah provinsi bagian dari wilayah kekuasaan Khulafa’ur Rasyidin di Madinah, dipimpin oleh Gubernur Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada masa Khalifah Utsman bin Affan ra, yang wilayahnya meliputi Israel, Palestina, Libanon, Yordania, Suriah dan beberapa desa di perbatasan Turki dengan Suriah sekarang.

Kitab Wahyu pasal 18 ayat 1-24 Babel (Amerika Serikat/USA) Tidak Akan Bangkit Lagi :
1.      “Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat  lain turun dari Surga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan Bumi menjadi terang oleh kemuliaannya”.
2.      ”Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya : “Sudah roboh, sudah roboh Babel negeri besar  itu dan dia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis” pesawatnya yang sering digunakan untuk menghancurkan negara-negara yang tidak sepakat dengan Amerika Serikat dan dianggap musuh (terutama di negara-negara muslim) dan yang dibenci.
3.      karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya (dengan melakukan ketidakadilan dan kezhaliman dalam banyak hal di dunia, terutama kepada kaum dan negara-negara muslim)  dan raja-raja di Bumi telah berbuat cabul (banyak negara dan pemimpin dunia yang melakukan kesepakatan rahasia dengan Amerika Serikat demi impiannya, tepatnya impian Yahudi) dengan dia dan pedagang-pedagang (para kapitalis) di Bumi telah menjadi kaya  oleh kelimpahan hawa nafsunya “.
4.      ”Lalu aku mendengar suara lain dari Surga berkata : “Pergilah kamu hai umat-Ku (kaum muslimin keluarlah dari Amerika Serikat sebelum meteor super raksasa jatuh), pergilah dari padanya (dari USA)   supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” maka nanti sebagian orang Amerika akan berbondong-bondong meninggalkan negaranya.
5.      ”Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke Langit (begitu banyaknya dosa Amerika Serikat di dunia ini, terutama kepada umat Islam) dan Allah telah mengingat segala kejahatannya”.  
6.      Balaskanlah kepadanya sama seperti dia juga membalaskan dan berikanlah   kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan  pencampurannya”.
7.      ”Berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah dia nikmati. Sebab dia berkata di dalam hatinya : “Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung”.
8.      ”Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan dan dia akan dibakar dengan api karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia adalah kuat”.
9.      ”Dan raja-raja di Bumi yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia (USA), akan menangisi dan meratapinya apabila mereka melihat asap api yang membakarnya (karena hantaman meteor super raksasa yang menimpanya)”.
10.  ”Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata : “Celaka, celaka engkau, hai negeri yang besar, Babel (Babilon Baru/USA), hai negeri yang kuat (adidaya), sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!” 
11.  ”Dan pedagang-pedagang di Bumi menangis dan berkabung karena ia, sebab tidak ada orang lagi  yang membeli barang-barang mereka (Amerika Serikat merupakan ladang ekspor, banyak negara yang mengekspor barang produksi mereka ke sana termasuk eksportir dari Indonesia. Ketika Amerika Serikat hancur karena hantaman meteor super raksasa, mereka kehilangan pangsa pasar, sehingga dagangan mereka tidak ada yang membeli, maka para eksportir itu merugi, termasuk pengusaha kapal/pengangkutan barang dagangan ke sana.  Kehancuran Amerika Serikat berarti kehancuran perekonomian dunia),
12.  yaitu barang-barang dagangan dari emas dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, pelbagai jenis barang dari kayu yang harum baunya, pelbagai jenis barang dari gading, pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam,
13.  kulit manis dan rempah-rempah, wangi-wangian, mur dan kemenyan, anggur, minyak, tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia”.  
14.  ”Dan mereka akan berkata : “Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu, dan tidak akan ditemukan lagi”. 
15.  ”Mereka yang memperdagangkan barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, 
16.  mereka berkata : “Celaka, celaka, negeri besar yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa”.
17.  ”Dan setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh,
18.  dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya : “Negeri manakah yang sama dengan negeri besar  ini?”
19.  ”Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya : “Celaka, celaka, negeri besar yang olehnya semua orang yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa (hancur)”.
20.  ”Bersukacitalah atas dia, hai Surga dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia (Amerika Serikat) karena kamu”.
21.  “Dan seorang malaikat yang kuat mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan (meteor) lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya : “Dengan suatu pelempar yang sedemikian inilah kelak Babel negeri besar itu akan tercampak dan sekali-kali tidak kelihatan lagi”.
22.  Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi  di dalammu dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu (peradaban Amerika akan hancur dan Hollywood yang merupakan pusat seni akan hancur juga), dan suara kilangan (pabrik) tidak akan kedengaran lagi di dalammu, 
23.  (sumber-sumber energi rusak tidak bisa digunakan lagi sehingga gas tidak bisa menyala lagi) dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi   di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di Bumi, oleh ilmu sihirmu (pengaruh) semua bangsa disesatkan”. 
24.  Dan di dalamnya terdapat darah nabi-nabi dan orang-orang kudus (darah para syuhada) dan darah semua orang yang dibunuh (dengan zhalim) di Bumi (terutama di negera-negara muslim)”.
Silahkan baca   : KAPAN METEOR JATUH

Sumber : Kitab Wahyu Nubuat Nabi Yahya as (bukan Yahya bin Zabdi (Yohanes/John) muridnya Nabi Isa as) dan Armageddon oleh IR.Wisnu Sasongko MT.

TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 50 DAN KISAH NABI MUSA AS

Selesai mengerjakan tugas di Madyan dengan bekerja menggembalakan ternak mertua Nabi Musa as yaitu Nabi Syu’aib as sebagai mas kawin karena menikahi putri beliau as selama 8 tahun dan ditambah 2 tahun lagi sebagai kebaikan Nabi Musa as kepada sang mertua, maka Nabi Musa as mengajak istri dan putra-putra beliau as untuk pulang kampung ke Mesir, Thaahaa 40 dan Al-Qashash 27-29. Di tengah perjalanan, Nabi Musa as melihat api di lereng gunung, terus mendatanginya, Thaahaa 10, An-Naml 7 dan Al-Qashash 29. Sesampainya di tempat api itu, Allah memanggil dan mengangkat Nabi Musa as dan saudaranya yaitu Nabi Harun as menjadi nabi dan rasul-Nya, Maryam 51-53, Thaahaa 11-17, 19-24, 41-42, Al-Furqaan 35, An-Naml 8-12, Al-Qashash 30-31 dan An-Naazi’aat 16. Allah mengutus Nabi Musa as dan Nabi Harun as pergi ke Mesir untuk berdakwah kepada Fir’aun Merneptah dan pemimpin-pemimpin kaumnya (para pejabat kerajaan) di istananya dengan membawa tanda-tanda kekuasaan dari Allah dan mukjizat-mukjizat yang jelas, tetapi mereka menyombongkan diri dan durhaka kepada rasul-rasul-Nya bahkan menuduh Nabi Musa as sebagai tukang sihir dan ingin mendapatkan kekuasaan di Kerajaan Mesir dan mereka adalah orang-orang yang berdosa, Yunus 75-78 dan Huud 96-97. Fir’aun Merneptah mengijinkan Nabi Musa as untuk bisa bertemu dengannya karena ia mengenal Nabi Musa as yang pernah menjadi bagian dari anggota keluarga besar Kerajaan Mesir Kuno dan tinggal puluhan tahun di istana fir’aun. Seandainya Nabi Musa as tidak dikenal Fir’aun Merneptah sebagai saudara angkatnya, jelas tidak mungkin bisa menemui Fir’aun Mesir yang menganggap dirinya bukan hanya seorang raja besar yang kaya raya yang luas kekuasaannya dan kerajaannya, tetapi juga sebagai ‘tuhan’ bagi rakyatnya. Sebab, Nabi Musa as itu di dalam pandangan Fir’aun Merneptah dan pejabat-pejabatnya, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, hanya rakyat biasa, miskin dan tidak mempunyai jabatan apa pun. Ketika bertemu dengan Fir’aun Merneptah di istananya, Nabi Musa as dan Nabi Harun as memperkenalkan diri sebagai rasul-rasul utusan Tuhan semesta alam dan meminta kepada Fir’aun Merneptah untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan bebas pergi bersama Nabi Musa as kembali ke Palestina, Al-A’raaf 104-105, Asy-Syu’araa’ 17 dan Ad-Dukhaan 17-21, karena Bani Israil dipaksa menjadi budak sejak zaman Fir’aun Ramses II sampai zaman Fir’aun Merneptah, terutama pada zaman Fir’aun Ramses II untuk membangun banyak bangunan di banyak tempat dari Mesir utara sampai selatan di kerajaannya.

Bani Israil dipaksa mengerjakan proyek pengerukan Sungai Nil untuk dibuat terusan atau kanal yang akan disambungkan dengan Laut Tengah tetapi tidak berhasil, pembangunan ribuan patung, monumen, kuil besar Ramesseum termasuk di dalamnya Colossus Ramses II dan kuil di Luxor, Colossus Ramses II di Memphis, The Great Hypostyle Hall di Karnak seluas 5 ribu meter persegi dan penambahan bangunan di Kuil Luxor yang bangunan-bangunan tersebut telah hancur terkena gempa bumi pada tahun 100 M dan sekarang sudah direnovasi oleh Pemerintah Mesir untuk pariwisata. Kota Pi-Ramses (kota yang dibangun oleh Fir’aun Ramses II) beserta tata kotanya seluas 30 km persegi dan di dalamnya termasuk istana Ramses II, sejumlah bekas kandang kuda dengan luas yang sangat luar biasa besar dengan peralatan kuda dan kereta perangnya, dan pabrik senjata, karena Pi-Ramses adalah kota militer sehingga terdapat barak militer dan markas garnisun tentara berkuda kerajaan zaman Ramses II di Kota Qantir Delta Sungai Nil – Mesir Utara untuk kampanye militernya ke Negeri Syam. Dan pada zaman Ramsses II masih hidup, Kota Pi-Ramses merupakan daerah yang subur dan dialiri cabang Sungai Nil. Tetapi sekitar 150 tahun setelah kematian Fir’aun Ramses II, akhirnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan tenaga budak Bani Israil tersebut dihancurkan Allah dengan dihilangkannya aliran cabang Sungai Nil Pelusiac kuno yang panjangnya 180 km, sehingga jalur cabang Nil berubah meninggalkan sungai kering berlumpur yang membuat tanah menjadi tandus dan tidak dapat menghidupi sebuah kota metropolitan. Baru ribuan tahun kemudian ditemukan oleh arkeolog-arkeolog EAO dari Mesir, misi Austria yang dipimpin oleh Manfred Bietak dan misi Jerman yang dipimpin oleh Edgar Pusch. Cabang Sungai Nil Pelusiac kuno tersebut berpindah ke jalur cabang Sungai Nil Tanitic di Delta Sungai Nil.

Pemerintah saat itu tidak mau kehilangan Kota Pi-Ramses yang cantik nan agung, lalu memerintahkan rakyatnya untuk memindahkan total seluruh kota lengkap dengan patung-patung raksasa seberat ratusan ton, kuil yang dibongkar ulang dan berbagai macam bangunan lainnya dan membangunnya kembali di Kota Tanis yang jaraknya lebih dari 30 km ke utara dari Kota Qantir, proyek gila selanjutnya bagi rakyat Mesir saat itu. Akhirnya kota tersebut berhasil dipindahkan ke tepian cabang Sungai Nil yang baru, sebuah Kota Pi-Ramses baru telah lahir kembali di Kota Tanis meninggalkan pondasi aslinya di Kota Qantir. Sekitar 50 tahun kemudian Kota Pi-Ramses yang baru itu, Allah hancurkan lagi dengan meluapnya Danau Manzala yang membanjiri kota yang membuatnya terkubur dalam lumpur, tanah dan pasir dan berubah lagi jalur atau aliran sungainya dan menjadi petaka lagi bagi Kota Pi-Ramses yang baru tersebut. Kota itu kembali ditinggalkan sumber kehidupannya yaitu aliran cabang Nil Tanitic dan sekali lagi menjadi kota yang tandus, kering dan mati yang keadaannya seperti permukaan Bulan dan ditinggalkan penduduknya lalu hilang dan lenyap dari permukaan Bumi sampai ditemukan oleh Piere Montet arkeolog berkebangsaan Perancis 3000 tahun kemudian dalam penggalian selama belasan tahun dan akhirnya kota tersebut bisa dilihat lagi pada abad ke-20, Al-A’raaf 137. Merneptah menolak permintaan Nabi Musa as untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan bahkan mengungkit-ungkit budi baik orangtuanya dan keluarganya termasuk dirinya terutama ibu tirinya Nefertari yang mengadopsi dan mengasuh Nabi Musa as sejak masih bayi hingga dewasa sehingga beliau as menjadi bagian dari anggota keluarga besar Kerajaan Mesir Kuno dan hidup mewah di istana fir’aun.

Qur’an surat Asy-Syu’araa’ ayat 18-19:

18.  (Berkatalah) Fir’aun Merneptah kepada Nabi Musa as (: “Bukankah) orangtua (kami telah mengasuhmu di dalam keluarga kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu) di istana kami.

19.  (Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu) Nabi Musa as tidak sengaja membunuh orang Qibthi, Al-Qashash 15 (dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi”).

Allah memerintahkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as dengan membawa bukti yang nyata yaitu mukjizat-mukjizat dari Allah pergi ke Mesir berdakwah kepada Fir’aun Merneptah dan orang-orang yang ada di sekelilingnya termasuk pejabat-pejabat kaumnya, Al-A’raaf 103, Yunus 75, 107-108, Huud 96-97, Al-Israa’ 101-102, Thaahaa 43-44, 46-48, 50, 52-55, Al-Mu’minuun 45-46, Al-Furqaan 36, Asy-Syu’araa’ 10-11, 15-16, 24, 26, 28, 30, 32-33, An-Naml 13, Al-Qashash 32, 35, Al-Mu’min 23, Az-Zukhruf 46, Adz-Dzariyaat 38, An-Naazi’aat 17-20 dan Al-Muzzammil 15), tetapi Fir’aun Merneptah dan pemuka-pemuka kaumnya dan tentaranya zhalim, takabur dan sombong sehingga mereka mendustakan dan memfitnah kedua utusan-Nya, padahal hati mereka menyakininya bahwa itu semua mukjizat dari Allah yang berjumlah 9 buah dan bukan ilmu sihir, Al-A’raaf 109-110, Yunus 75-78, Huud 97, Al-Israa’ 101, Thaahaa 56-57, Al-Mu’minuun 46-48, Asy-Syu’araa’ 25, 27, 34, 35, An-Naml 13-14, Al-Qashash 36, Al-Mu’min 24, Az-Zukhruf 47, Adz-Dzariyaat 39, dan An-Naazi’aat 21. Fir’aun Merneptah mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain dirinya, Al-Qashash 38 dan mengaku hanya ia “tuhan”  yang paling tinggi bagi rakyatnya, An-Naazi’aat 24, maka ia mengancam Nabi Musa as benar-benar akan dimasukkan ke penjara jika menyembah Tuhan selain dirinya, Asy-Syu’araa’ 29. Kemudian Fir’aun Merneptah dan orang-orangnya mengumpulkan para tukang sihir untuk melawan Nabi Musa as dengan sihir mereka, Al-A’raaf 111-116, Yunus 79, Thaahaa 58, 60-68, Asy-Syu’araa’ 36-37, 38 41-45 dan An-Naazi’aat 22, pada hari yang maklum, yaitu pada waktu Matahari sepenggalan naik (waktu Dhuhaa) pada hari raya festival agama pagan masyarakat Mesir kuno yang dirayakan setiap tahun dengan sangat meriah, Thaahaa 59 dan Asy-Syu’araa’ 38. Di mana seluruh rakyat Mesir kuno mendatangi pusat peribadatan kerajaan di Kuil Luxor dan Kuil Karnak untuk merayakan Festival Opet, lalu Merneptah memerintahkan mengumpulkan rakyatnya untuk melihat dan memihak tukang-tukang sihirnya untuk melawan Nabi Musa as, Asy-Syu’araa’ 39-40. Ketika Nabi Musa as bisa mengalahkan Fir’aun Merneptah dengan mengalahkan semua tukang sihirnya, Al-A’raaf 117-119, Yunus 80-82 dan Thaahaa 69. Lalu semua tukang sihirnya beriman kepada Allah dan kedua utusan-Nya, Al-A’raaf 120-123, 125-126, Thaahaa 70, 72-73 dan Asy-Syu’araa’ 46-48, 50-51, maka Fir’aun Merneptah marah dan mengancam semua tukang sihirnya dan menghukum mereka, Al-A’raaf 124, Thaahaa 71 dan Asy-Syu’araa’ 49, termasuk istrinya Fir’aun Merneptah juga beriman kepada Allah dan kedua rasul-Nya sehingga Fir’aun Merneptah murka dan menyiksa istrinya sampai mati, At-Tahriim 11. Para fir’aun Mesir itu istrinya banyak, dan istri-istri mereka itu terdiri dari saudari-saudari kandungnya, saudari tirinya dan wanita lain, bahkan ayah Fir’aun Merneptah yaitu Fir’aun Ramses II juga menikahi 2 putri kandungnya sendiri.

Nabi Musa as berhasil mengalahkan tukang-tukang sihir Fir’aun Merneptah, lalu mereka dan salah satu istrinya juga masuk Islam, membuat Fir’aun Merneptah bertambah marah dan melampiaskan kemarahannya kepada Bani Israil, ia mengancam lalu membuktikan ancamannya dengan membunuhi anak-anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak wanita mereka serta membiarkan hidup wanita-wanita Bani Israil, Al-Baqarah 49, Al-A’raaf 127, 141, Ibrahim 6 dan Al-Qashash 4. Fir’aun Merneptah dan pengikut-pengikutnya juga membunuhi semua anak-anak laki-laki orang-orang yang beriman bersama Nabi Musa as baik itu dari anaknya orang Mesir maupun Bani Israil dan membiarkan hidup wanita-wanita mereka, Al-Mu’min 25. Fir’aun Merneptah dan kaumnya berbuat sewenang-wenang dan membuat banyak kerusakan (kezhaliman) dan kedua fir’aun itu menjadikan penduduknya berpecah belah, Fir’aun Ramses II menjadikan budak golongan Bani Israil untuk membangun Kerajaan Mesir Baru dan putranya yaitu Fir’aun Merneptah dan penggantinya tetap menindas Bani Israil dengan memaksa mereka bekerja sebagai budak di wilayah kerajaan fir’aun, Al-A’raaf 129, Yunus 83, Al-Qashash 4 dan Al-Fajr 11-12. Fir’aun Merneptah akan membunuh Nabi Musa as karena khawatir dakwah beliau as berhasil mengubah agama rakyat Mesir, Al-Mu’min 26. Sehingga menyebabkan Fir’aun Merneptah dan tuhan-tuhannya tidak disembah lagi sebagai tuhan-tuhan oleh rakyatnya. Kezhaliman Fir’aun Merneptah dan kaumnya telah melampaui batas, lalu Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa mengazab mereka dengan musim kemarau yang panjang, kekurangan buah-buahan dan tanaman budi daya dan mengubah sumber-sumber air di Mesir menjadi darah. Kemudian Allah mengirimkan taufan (badai) disertai hujan es dan petir, nyamuk, katak, tikus, lalat pikat (Tabanus sulcifrons) yang bertubuh besar, khususnya lalat betina adalah lalat penghisap dan penjilat darah manusia dan binatang mamalia besar. Binatang-binatang tersebut menyerbu Mesir termasuk ke istana fir’aun dan menutupi permukaan tanah. Bencana penyakit sampar yang membunuh ternak orang-orang Mesir, barah (bisul) yang menimpa orang-orang Mesir yang kafir, kegelapan selama 3 hari di Mesir dan kematian semua anak-anak sulung keluarga Mesir termasuk putra sulung Fir’aun Merneptah sendiri yang berarti kematian ‘tuhan-tuhan’ mereka. Fir'aun Merneptah beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk, Al-Mu’min 45, karena mereka mendustakan Allah dan rasul-Nya, semua azab tersebut menimpa seluruh Mesir, Al-A’raaf 130, 133, Qaaf 13-14, Al-Qamar 41-42 dan Al-Fajr 13. Kaum fir’aun (bangsa Qibthi) itu mendustakan Nabi Musa as dan Nabi Harun as, maka Allah membalas kekafiran mereka dengan azab-Nya karena sangat besar kebencian Allah kepada mereka, Al-Hajj 44. Mereka mendurhakai rasul-Nya, maka Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras, Al-Haaqqah 10. Fir’aun Merneptah mendurhakai Nabi Musa as, lalu Allah siksa ia dengan siksaan yang berat, Al-Muzzammil 16. Bencana-bencana yang menimpa Fir’aun Merneptah dan kaumnya itu untuk mengazab dan mempermalukan mereka. Ternyata Fir’aun Merneptah dan semua dewa-dewi yang disembah oleh bangsa Mesir kuno itu tidak dapat menolak dan melawan azab dari Allah untuk melindungi para penyembah mereka. Karena Fir’aun Merneptah dan para fir’aun lainnya itu bukan Tuhan dan dewa-dewi Mesir kuno juga bukan Tuhan, dewa-dewi itu tidak ada hanya nama-nama yang diada-adakan. Daerah pemukiman Bani Israil di Kota Fayoum terhindar dari azab Allah karena Allah lindungi wilayah tersebut dengan dihijab, sehingga mereka selamat terhindar dari semua azab-Nya. Selanjutnya Allah siksa Fir’aun Merneptah dan tentaranya lalu Allah lemparkan mereka ke dalam Laut Merah bagian Teluk Suez karena dosa-dosa mereka yang besar, Adz-Dzariyaat 40 dan Al-Haaqqah 9. Dan karena ucapan Fir’aun Merneptah yang mengaku sebagai “tuhan” yang paling tinggi bagi rakyatnya dan mengaku tidak ada “tuhan” selain dirinya, maka Allah membinasakannya dengan ditenggelamkan di laut sampai tewas akibat dari sebagian perbuatan dosa-dosanya yaitu sebagai balasan atas ucapannya yang terakhir dan ucapannya yang pertama. Yaitu ketika pertama kali Fir’aun Merneptah berkata : “Hai para pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagi kalian selain aku sendiri. Maka bakarlah hai Haman, untukku tanah liat (batu bata), kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi (menara), supaya aku dapat naik ke atas untuk melihat dan berdiri di hadapan Tuhannya Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang yang pendusta dalam pengakuan Musa yang mengatakan ada Tuhan lain selain aku dan bahwa dia adalah rasul-Nya.” Al-Qashash 38 dan An-Naazi’aat 24-25.

Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 29 :

29.  (Dan barangsiapa di antara mereka berkata: “Sesungguhnya aku adalah Tuhan selain Allah.” Maka orang itu Kami beri balasan dengan) Neraka (Jahannam. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang zhalim).

Qur’an surat An-Naazi’aat ayat 26:

26.  (Sesungguhnya pada yang demikian itu) kisah Fir’aun Merneptah (terdapat pelajaran bagi orang yang takut) kepada Allah.

Ketika mereka ditimpa 10 macam azab dari Allah yang datang silih berganti dan azab Allah yang datang kemudian lebih besar dari sebelumnya, Az-Zukhruf 48. Lalu Merneptah dan kaumnya meminta tolong kepada Nabi Musa as untuk memohon kepada Allah bagi mereka supaya menghilangkan azab tersebut, Al-A’raaf 134 dan Az-Zukhruf 49. Setelah Allah menghilangkan azab itu dari mereka sampai batas waktunya, Merneptah dan kaumnya ingkar dan tetap menindas Bani Israil dan juga tidak mau membiarkan Bani Israil keluar dari Negeri Mesir bersama Nabi Musa as kembali ke Tanah Palestina, Al-A’raaf 135 dan Az-Zukhruf 50. Dan Fir’aun Merneptah telah menyesatkan kaumnya dengan mengaku sebagai ‘tuhan’ yang paling tinggi dan tidak memberi petunjuk. Fir’aun Merneptah menyesatkan kaumnya dari jalan lurus dan menghalangi mereka dari jalan Allah serta menyombongkan diri dan kaumnya mengikuti perintahnya, padahal perintah Fir’aun Merneptah bukanlah perintah yang benar. Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas, Yunus 74, 83, Huud 97, Thaahaa 79, Al-Mu’min 35, Ad-Dukhaan 31 dan An-Naazi’aat 23-24. Fir'aun Merneptah dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah, Al-Qashash 8. Mereka adalah kaum penentang Allah dan rasul-rasul-Nya, Al-Buruuj 17-18. Maka Allah membinasakan mereka sehancur-hancurnya, Al-Furqaan 36. Neraka ditampakkan kepada mereka pada pagi dan petang di alam Barzah dan pada hari terjadinya Kiamat. Diperintahkan kepada fir'aun dan kaumnya supaya masuk ke dalam azab yang sangat keras, Al-Mu’min 46.

Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 51-54:

51.  (Dan Fir’aun) Merneptah (berseru kepada kaumnya seraya berkata: “Hai kaumku, bukankah Kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawah) kekuasaan (ku, maka apakah kalian tidak melihat) keagungan dan kebesaranku?

52.   (Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat berbicara dengan jelas) Thaahaa 27-28, Asy-Syu’araa’ 13 dan Al-Qashash 34 sewaktu kecil Nabi Musa as pernah memakan bara api, karena jika beliau as tidak memakannya, maka akan dibunuh oleh Fir’aun Ramses II ayah Fir’aun Merneptah, sehingga lidah beliau as cacat yang menyebabkan bicaranya menjadi terdengar tidak jelas atau pelo (bhs. Jawa).

53.  (Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas) mengapa Tuhan tidak memakaikan gelang emas kepada Nabi Musa as, sebab menurut kebiasaan Kerajaan Mesir Kuno apabila seseorang akan diangkat menjadi pemimpin atau pejabat, mereka dikenakan gelang dan kalung emas kepadanya sebagai tanda kebesaran (atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?).

54.  (Maka) Fir’aun Merneptah berhasil (mempengaruhi kaumnya, lalu mereka patuh kepadanya) untuk mendustakan Nabi Musa as dan Nabi Harun as (karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik).

Bahkan Fir’aun Merneptah menyuruh orang-orangnya berjaga-jaga untuk mengawasi Bani Israil, Asy-Syu’araa’ 56, supaya jika Bani Israil melarikan diri, bisa segera diketahui. Setelah mukjizat-mukjizat dan risalah disampaikan Nabi Musa as dan Nabi Harun as kepada Fir’aun Merneptah dan pejabat-pejabat kaumnya, mulut mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (gengsi), padahal hati mereka menyakini kebenaran dakwah kedua utusan Allah tersebut, An-Naml 13-14 dan Al-‘Ankabuut 39. Bani Israil sudah tidak tahan lagi menghadapi kebrutalan dan kebengisan Fir’aun Merneptah, maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as untuk mengajak seluruh Bani Israil dan segelintir orang Mesir yang beriman untuk melarikan diri dari Mesir menuju Palestina, Thaahaa 77, Asy-Syu’araa’ 52 dan Ad-Dukhaan 23. Bani Israil meninggalkan Kota Fayoum yaitu daerah yang paling subur di Mesir dan bekas pemukiman Bani Israil zaman dahulu yang telah mereka tinggali sejak generasi pertama yaitu pada zaman Nabi Ya’qub as dan istrinya Liya beserta anak-anak keturunan mereka sampai sekitar 8 generasi dan selama sekitar 500 tahun sejak zaman Nabi Yusuf as pada abad ke-17 SM, setelah berlalu 2 tahun masa musim paceklik panjang di Mesir dan di negara-negara sekitarnya termasuk Hebron (Kana’an) – Palestina. Yaitu daerah pemukiman Bani Israil sebelum pindah ke Mesir pada waktu dibawah kekuasaan Raja Apophis orang Hyksos sampai pada zaman Nabi Musa as dan Nabi Harun as dibawah kekuasaan Fir’aun Merneptah pada tanggal 10 Muharam (2 Mei 1203 SM) menuju ke tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka, yaitu Kana’an - Palestina. Kemudian Nabi Musa as dan rombongannya berangkat dari rumah mereka dengan berjalan kaki pada waktu malam hari menuju pantai Mesir sekitar 6-7 jam perjalanan dari Kota Fayoum. Setelah menerima berita bahwa Bani Israil melarikan diri dari Mesir, Fir’aun Merneptah marah, Asy-Syu’araa’ 55 dan segera mengirimkan orang-orangnya ke kota-kota untuk mengumpulkan tentara-tentaranya, Asy-Syu’araa’ 53, 56. Dan mereka meninggalkan semua keluarga, harta benda dan kedudukan mulia yang mereka miliki di Mesir hanya demi mengejar Bani Israil, Asy-Syu’araa’ 57-58 dan Ad-Dukhaan 23, 25-27, karena mereka hendak menganiaya dan menindas Bani Israil, Yunus 90. Maka Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya mengejar mereka, Thaahaa 78, Asy-Syu’araa’ 52 dan Ad-Dukhaan 23 dan hampir dapat mengejar Bani Israil yang telah sampai di tepi laut pada waktu Matahari terbit, Asy-Syu’araa’ 60. Jika Bani Israil menyeberangi Teluk Aqabah (Letak geografisnya di sebelah timur terdapat Semenanjung Sinai bagian barat dan sebelah barat terdapat Jazirah Arab, Negara Arab Saudi, Israel dan Yordania memiliki pantai di Teluk Aqabah) yang jaraknya masih sangat jauh sekitar 300 km dari Teluk Suez (ke-2 teluk itu adalah bagian dari Laut Merah), pasti Bani Israil sudah tertangkap, dianiaya, ditindas lalu dibantai secara masal sampai punah (Genosida) oleh Fir’aun Merneptah dan pengikut-pengikutnya.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 50:

50.  (Dan) ingatlah (ketika Kami pisahkan laut untukmu) Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as untuk memukul lautan yang ada di depannya dengan tongkatnya, Asy-Syu’araa’ 63, maka dalam sekejap lautan tersebut  terpisah dan tiap-tiap belahan laut yang ada di kiri dan kanan jalan tempat Bani Israil menyeberang adalah seperti gunung yang besar bagaikan tembok, Asy-Syu’araa’ 63, sehingga membentuk jalan yang kering (Thaahaa 77) tidak ada air sama sekali di jalan tempat penyeberangan tersebut karena mukjizat yang Allah karuniakan kepada Nabi Musa as. Artinya, lautnya tidak sedang surut, karena jika laut baru saja surut, maka masih ada air yang rata tingginya di dasar laut walau hanya sedikit dan jika laut itu hanya surut, pasti tidak membentuk gunung yang besar di sisi kiri dan kanan jalan di dasar Teluk Suez  yang telah dilalui Bani Israil pada abad ke-12 SM dahulu (lalu Kami selamatkan kamu) Allah seberangkan Bani Israil ke seberang lautan, Al-A’raaf 138 (dan Kami tenggelamkan) Fir’aun Merneptah, Haman dan semua (pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan) laut yang sebelumnya dibelah Allah dan dibiarkan laut itu tetap terbelah sampai tentaranya Fir’aun Merneptah masuk ke dasar laut semuanya karena sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan, Ad-Dukhaan 24, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka, Thaahaa 78 karena lautnya menyatu kembali  dalam waktu yang singkat tidak perlahan-lahan seperti jika laut itu surut dan pasang, sehingga Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya tidak berhasil mengejar Bani Israil karena Allah menenggelamkan mereka semuanya hingga tewas di dasar Laut Merah bagian Teluk Suez disebabkan dosa-dosanya, dan mereka semua adalah orang-orang yang zhalim, Al-Anfaal 54, Al-Israa’ 103, Asy-Syu’araa’ 66 dan Az-Zukhruf 55. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya, Al-Anfaal 52. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka dan Kami tidak menjatuhkan azab yang demikian itu, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir, Sabaa’ 17.

Setelah Allah selamatkan Nabi Musa as dan orang-orang yang besertanya semuanya dari siksa yang menghinakan dari Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya, Asy-Syu’araa’ 65 dan Ad-Dukhaan 30-31 dengan selamat menyeberangi Teluk Suez yang kedalaman lautnya rata-rata 12 meter dan yang paling dalam 18 meter, kemudian sampai di Semenanjung Sinai, Sinai - Mesir bagian Asia, karena Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya dilemparkan ke dalam laut dan tewas tenggelam semuanya, Al-Qashash 40 dan Adz-Dzariyaat 40. Ketika Fir’aun Merneptah telah hampir tenggelam (nyawa sudah di tenggorokan), ia baru beriman kepada Allah, Yunus 90 sehingga Allah tidak menerima imannya, Yunus 91. Maka Nabi Musa as menjadikan tanggal 10 Muharam sebagai hari raya Passover yaitu hari kemerdekaannya Bani Israil karena telah terbebas dari perbudakan dan kejahatan Fir’aun Merneptah yang sangat melampaui batas, yang terbersit keinginannya untuk mengusir Bani Israil dari Bumi (Mesir), yaitu dengan membantai mereka sampai punah seperti yang pernah dilakukan oleh nenek moyangnya Ahmosis (Ahmses) pendiri Dinasti ke-18 Kerajaan Mesir Baru yang telah mengusir bangsa Hyksos dari Mesir lalu membantai mereka sampai punah pada abad ke-17 SM, maka Allah menenggelamkan Fir’aun Merneptah dan orang-orang yang bersamanya seluruhnya, Al-Israa’ 103. Sehingga Bani Israil selamat dari rencana Fir’aun Merneptah untuk membantai mereka secara masal sampai punah. Setelah mereka selamat dari marabahaya, kemudian Nabi Musa as menganjurkan umatnya untuk puasa sunat (sunnah) pada hari itu dan juga setiap tahunnya sebagai tanda syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang sangat luar biasa besar.

Lokasi penyeberangan Bani Israil terletak di hampir ujung utara Teluk Suez dan masih menjadi bagian dari Laut Merah karena terhubung langsung dengan laut tersebut, atau terletak di sebelah utara Uyun Musa, jaraknya tidak sampai 100 km dari pemukiman Bani Israil di Kota Fayoum, Mesir - Afrika. Allah belah laut dan membentuk jalan yang kering selebar sekitar 1 km, panjang jarak penyeberangannya sekitar 1.800 m (1,8 km) dan Bani Israil yang berlari melintas di dasar laut itu sekitar 640 ribu orang, terdiri dari pria, wanita dewasa dan orang tua, puluhan ribu anak-anak, membawa serta ternak sapi, domba, kambing dan mereka tidak bersenjata, adalah golongan yang dianggap kecil oleh Fir’aun Merneptah dalam hal kekuatan maupun jumlahnya, karena pasukan tentara yang mengejar Bani Israil lebih dari 700 ribu orang, Asy-Syu’araa’ 54, Fir’aun Ramses II dan Fir’aun Merneptah mempunyai tentara yang banyak, Shaad 12. Setelah semalaman Bani Israil melarikan diri, pada waktu Matahari terbit Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya sudah terlihat sedang mengejar Bani Israil naik kuda dan kereta kuda, karena berada di kawasan padang pasir, maka jarak 20 km tampak seperti jarak 2 km sehingga ke-2 golongan itu bisa saling melihat yang membuat Bani Israil takut terkejar mereka, Asy-Syu’araa’ 61. Nabi Musa as menenangkan umatnya bahwa mereka tidak akan terkejar oleh musuh karena Allah bersamanya dan pasti nanti akan memberi petunjuk kepadanya, Asy-Syu’araa’ 62. Artinya, jarak golongan Bani Israil dengan Merneptah sudah dekat, kecepatan maksimal lari kuda 76 km/jam, membuat jaraknya cepat mendekat, Asy-Syu’araa’ 64.

Tidak mungkin Bani Israil menyeberangi Teluk Aqabah yang lautnya sangat dalam, yang kedalamannya rata-rata 1.500 meter (1,5 km), dan di bagian tengah laut mencapai kedalaman 1.850 meter (1,85 km), hal ini sama saja dengan naik turun gunung yang tinggi, pasti banyak yang tidak kuat, apalagi semalaman mereka telah berjalan kaki sejauh puluhan kilometer dari Kota Fayoum sampai ke tepi laut Teluk Suez, pasti tenaga mereka telah banyak terkuras. Sedangkan Bani Israil yang menyeberang tidak hanya orang muda yang fisiknya kuat, tetapi banyak orang tua, banyak orang tua yang sakit-sakitan, juga puluhan ribu anak-anak. Dan sangat mungkin jasad Fir’aun Merneptah tidak ditemukan, jika terdampar di tepi laut Teluk Aqabah - Asia, seandainya kaumnya menemukan jasadnya pun, pasti sudah rusak, karena sudah berhari-hari terdampar dan tidak bisa diawetkan menjadi mumi. Dan juga tidak mungkin Bani Israil dari Sinai – Mesir menyeberangi Teluk Aqabah (Eilat) sampai di Aqabah - Jazirah Arab lalu kembali lagi ke Sinai, karena Bani Israil dihukum Allah harus tinggal di Padang Tih – Semenanjung Sinai selama 40 tahun tidak bisa keluar dari sana, Al-Maaidah 26, sebab mereka tidak mau berjihad karena takut melawan musuh, Al-Maaidah 22 dan 24. Sampai generasi tua Bani Israil yang tidak mau jihad itu mati semua, baru generasi muda Bani Israil bisa keluar dari Padang Tih. Kemudian Bani Israil dipimpin Nabi Yusya’ as pergi berjihad untuk mendapatkan lagi hak atas tanah yang dijanjikan Allah, yaitu Palestina (asalkan Bani Israil tetap beriman dan bertakwa kepada Allah saja dan taat kepada nabi-nabi-Nya, PL. Kitab Yeremia pasal 25 ayat 5, pasal 35 ayat 15, 2 Raja-raja pasal 21 ayat 8 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 33 ayat 8. Yang pada abad ke-12 SM di wilayah itu telah didiami oleh bangsa-bangsa kafir yaitu orang Amon, Filistin, Midian, Amalek, Keni, Kenas, Kadmon dan Kanaan (Kana’an). Yang termasuk bangsa Kanaan : orang Amori yang paling banyak jumlahnya, Yebus, Girgasyi, Het (Hittites), Feris (Periz), Hewi/Hori/Huri, suku Anakim/Anak/Enak, Refaim, Sidon, Arwad, Hamat, Arki, Sin dan Zemar. Mengapa Allah memerintahkan Bani Israil berjihad untuk merebut tanah suci dari tangan orang-orang kafir yang mendiami Tanah Kanaan? Karena bangsa-bangsa yang memdiami tanah suci itu adalah bangsa-bangsa penyembah berhala yang sangat fasik dan sangat zhalim. Selama berabad-abad bangsa-bangsa kafir penduduk Kanaan itu melakukan segala kekejian pada ritual agama mereka (*Baalisme) yang sangat luar biasa melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Untuk menyembah para Baal dan para Asyera, para penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan itu datang ke kuil-kuil peribadatan agama Baal yang di dalamnya dibangun petak-petak kamar. Yaitu tempat di mana mereka kemudian melakukan ritual (upacara) ‘sakral’ free sex atau berzina yaitu melakukan hubungan sex dengan orang lain tanpa ikatan pernikahan dengan pelacur-pelacur kuil yang mereka sebut Pelacur Bakti/Pelacur Suci/Qedeshah, Semburit Bakti (Qadesh), incest (inses = bersetubuh dengan mahram), bestialitas (persetubuhan dengan binatang) dan sodomi sebagai cara ibadah para penyembah berhala-berhala bangsa-bangsa yang mendiami tanah suci itu untuk menyembah tuhan-tuhan mereka. Bangsa-bangsa kafir penduduk Kanaan itu juga membakar hidup-hidup anak-anak sulung mereka sebagai korban persembahan untuk menyenangkan tuhan-tuhan mereka, melakukan perbuatan sihir, jampi-jampi, *spiritisme, pertumpahan darah dan sebagainya. Sehingga membuat seluruh tanah suci itu menjadi najis dan akibatnya tanah suci tersebut memuntahkan penduduknya. Maka melalui Bani Israil Allah menjadikan mereka sebagai eksekutor untuk mengazab penduduk Kanaan yang kafir tersebut dengan menyerang, menaklukan, membunuh penduduknya dan merebut tanah suci dari tangan bangsa-bangsa kafir itu. Kemudian bangsa Israel mengusir sebagian besar bangsa-bangsa kafir penyembah berhala yang selamat dari peperangan itu dari tanah suci karena mereka tidak layak bertempat tinggal di tanah suci lagi, hal itu disebabkan mereka melakukan kerusakan di muka Bumi yang sangat luar biasa melampaui batas selama berabad-abad.

*Baalisme adalah kepercayaan kepada Dewa Baal sebagai dewa tertinggi yang disembah penduduk di Kanaan dan di Fenisia kuno, secara umum, Baal dianggap dewa yang paling berkuasa dan terkuat di antara dewa-dewi bangsa Kanaan dan dipercaya sebagai dewa kesuburan, digambarkan sedang memegang petir mengalahkan musuh-musuhnya. Baal juga dipercaya pemilik Langit dan berkuasa atas Bumi sehingga dapat menurunkan hujan, memberikan kesuburan dan menghasilkan panen, dan dipercaya berkuasa atas manusia sehingga dapat memberikan anak-anak kepada para penyembahnya. Tiap daerah menyembah Baal dengan cara yang berbeda, Baal terbukti dijadikan dewa yang mudah beradaptasi di setiap daerah selama ribuan tahun. Tiap daerah menegaskan sifat dan lambangnya sendiri-sendiri dan membangun ‘denominasi’ khusus Baalisme, Baal-Rosh, Baal Zebub, Baal-Gad, Baal-Peor dan Baal-Berit adalah contoh dewa-dewa setempat (local).

*Spiritisme adalah 1. Pemujaan kepada roh-roh (animisme) 2. Kepercayaan bahwa roh (arwah) orang yang telah meninggal dapat berhubungan (berkomunikasi) dengan manusia yang masih hidup kemudian mengadakan pertemuan, dan 3. Ajaran dan cara-cara memanggil roh. Padahal itu semua hanya tipu daya setan karena itu bukan arwah orang yang telah meninggal tetapi itu adalah Jin-jin Qorin yang menyamar menjadi seseorang.

Di wilayah gurun atau padang pasir, angin darat itu sangat kencang, sehingga mempengaruhi arus laut Teluk Suez menjadi sangat kuat membawa apa saja yang ada di dalamnya terus mengalir ke Laut Merah karena kedalaman lautnya hanya sekitar 12-18 meter. Kemudian sebagian dari bangkai-bangkai mereka oleh Allah dihanyutkan ke Teluk Aqabah termasuk kereta perang Fir’aun Merneptah sebagai bukti bahwa Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Menang pernah membelah laut dan menenggelamkan musuh-musuh-Nya supaya menjadi pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang datang kemudian, Az-Zukhruf ayat 56, tetapi kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Maka di dasar Teluk Aqabah ditemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno, sebuah roda kereta tempur dari emas dengan 4 buah jeruji emas milik Fir’aun Merneptah, dan di lokasi yang tidak jauh ditemukan juga sebuah poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini sudah tertutup batu karang sehingga sangat sulit untuk dikenali bentuk aslinya secara jelas. Ada juga beberapa tulang manusia dan tulang kuda yang zaman dahulu sebagian mayat bala tentara Fir’aun Merneptah dan kereta perang dan bangkai kuda-kuda mereka hanyut terbawa arus laut yang sangat kuat berbelok ke arah Teluk Aqabah dengan kedalamannya rata-rata 1.500 meter (1,5 km) yang menyebabkan angin darat tidak berpengaruh ke dasar lautnya (angin mempengaruhi arus laut sampai kedalaman 200 m saja), sehingga mayat mereka dan bangkai kuda-kudanya yang sudah menjadi tulang belulang beserta kereta perangnya aman selama ribuan tahun tidak bisa hanyut ke mana-mana lagi, kemudian ditemukan oleh Arkeolog Ron Wyatt tahun 1988 dan diuji di Stockhlom University Swedia, yang menunjukkan struktur dan kandungan beberapa tulang yang telah berumur lebih dari 3200 tahun, seumur dengan peristiwa penyeberangan Bani Israil zaman dahulu.

Allah menghukum Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya dengan ditenggelamkan mereka semuanya di dasar laut, Az-Zukhruf ayat 55. Beberapa waktu kemudian, Allah selamatkan badannya Fir’aun Merneptah saja dari dalam laut sehingga terhindar dari kerusakan total dan hilang. Sedangkan yang lain tenggelam semuanya di dasar Teluk Suez yang arus lautnya sangat kuat kemudian hanyut semuanya. Allah mendamparkan jasad Fir’aun Merneptah di tepi pantai Mesir – Afrika, supaya cepat ditemukan oleh orang-orang Mesir yang menyusulnya sehingga kondisi jasadnya masih terpelihara dengan sempurna dalam posisi sujud, walaupun badannya telah berubah pucat keputih-putihan karena terendam air laut selama berjam-jam, selanjutnya oleh orang-orang Mesir jasadnya diserahkan ke kerajaan untuk dibalsem. Pada tahun 1975 pemerintah Mesir memberi kesempatan kepada dokter ahli bedah Prancis *Prof. Dr. Maurice Bucaille untuk memimpin penelitian dan menganalisis secara detail menggunakan mikroskop dengan mengambil sampel bagian organ tertentu dari badan mumi Fir’aun Merneptah. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian tersebut sangat mengejutkan, ternyata kondisi badannya masih utuh terpelihara dengan sempurna sampai bagian terkecil dari organ tubuhnya, sementara badan mumi-mumi yang lain tidak sama keadaannya seperti badan mumi Fir’aun Merneptah yang masih terpelihara sempurna itu. Sisa-sisa garam laut (NaCl) melekat pada badan mumi Fir’aun Merneptah merupakan bukti terbesar bahwa ia mati tenggelam digulung gelombang pada pagi hari ketika mengejar Bani Israil dan hanya mumi Fir’aun Merneptah saja yang badannya mengandung garam laut dan berjumlah banyak. Jasadnya dikeluarkan dari dalam laut oleh Allah untuk diselamatkan kemudian didamparkan di tepi pantai Mesir, sehingga cepat bisa ditemukan jasadnya sebelum membusuk dan secepatnya dibalsem pada hari kejadian untuk dijadikan mumi supaya awet utuh badannya. Setelah itu, mumi Merneptah dimakamkan di sebuah kompleks makam keluarga KV-5 bercampur dengan mumi-mumi yang lainnya karena ia tidak disangka mati secepat itu sehingga pembalsemannya dilakukan dengan tergesa-gesa dikhawatirkan jenazahnya akan segera membusuk. Penemuannya itu masih mengganjal dalam pikiran sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad mumi yang lain, padahal ia dikeluarkan dari dalam laut? Kami sudah melakukan lebih dari itu dan menitikkan perhatian pada pencarian kemungkinan penyebab kematian Fir’aun Merneptah, dengan dilakukan penelitian medis legal terhadap mumi tersebut berkat bantuan Ceccaldi, yaitu Direktur Laboratorium Satelit di Paris dan Profesor Michel Durigon.

*Profesor Maurice Bucaille menulis buku, yaitu :

1. The Bible, The Qur’an and Science (Bibel, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern).

2. Les momies des Pharaons et la midecine (Mumi Fir’aun : Sebuah Penelitian Medis Modern).

Qur’an surat Yunus ayat 90-91:

90.  (Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun) Merneptah (dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas) mereka (hingga bila fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia: ”Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri”) kepada Allah, Fir’aun Merneptah sengaja mengulang-ulang perkataannya itu supaya diterima oleh Allah, akan tetapi Allah tidak mau menerima imannya lalu malaikat mencabut nyawanya dengan keras seraya memukul muka dan punggungnya sebagai siksa di dunia yang mengakibatkan adanya memar di bagian kepala tengkoraknya dan adanya sisa-sisa darah yang melekat pada tubuh mumi Merneptah, Al-Anfaal ayat 50-52 dan Muhammad ayat 27. Allah tidak menerima imannya Fir’aun Merneptah karena ia durhaka sejak dahulu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, banyak berbuat kerusakan di muka Bumi dengan melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas dan nyawanya telah berada atau sampai di kerongkongan. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima tobat (atau iman) seseorang hamba, selama nyawanya belum sampai di kerongkongan.” Hadits riwayat At-Tirmidzi.

91.  (Apakah sekarang) baru kamu beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan) orang yang zhalim.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 17-18:

17.  (Sesungguhnya tobat di sisi Allah adalah) tobatnya (bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan disebabkan kejahilan) karena ketidaktahuannya (kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah tobatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).

18.  (Dan tidaklah tobat itu) diterima Allah (dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan sampai ketika datang ajal kepada seseorang di antara mereka) dan nyawa telah sampai dikerongkongan, baru (ia mengatakan: ”Aku benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak pula) diterima tobat dari (orang-orang yang mati sedangkan mereka berada dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami siapkan) sediakan (azab yang pedih).

Qur’an surat Al-An’aam ayat 93:

93.  (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat kedustaan) mengada-adakan dusta (terhadap Allah) dan berkata: ”Ini dari sisi Allah.” Padahal bukan dari sisi Allah (atau yang berkata: ”Telah diwahyukan kepada saya.” Padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan) juga (orang yang berkata: ”Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang zhalim) kafir dan fasik (berada dalam tekanan sakratul maut, sedangkan para malaikat) menyiksa mereka (memukul dengan tangannya) dan berkata dengan kasar kepada mereka (: ”Keluarkanlah nyawamu, di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”) tidak mau mengimaninya.

Qur’an surat Al-Anfaal ayat 50:

50.  (Jika kamu melihat ketika dicabut jiwa orang-orang yang kafir oleh para malaikat seraya memukul muka dan belakang) punggung (mereka. Dan) berkata dengan kasar kepada mereka (: ”Rasakanlah oleh kalian siksa  yang membakar ini”) niscaya kamu akan menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan.

Qur’an surat Muhammad ayat 27:

27.  (Bagaimanakah) keadaan orang-orang kafir dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa (apabila malaikat mencabut nyawa mereka) dengan keras, An-Naazi’aat ayat 1 (seraya memukul muka dan punggung mereka).

Qur’an surat Al-Mu’min ayat 84-85:

85.  (Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: ”Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukannya dengan Allah”).

86.  (Maka iman mereka tidak berguna) lagi (bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu merugilah orang-orang kafir).

Dalam pengecekan itu, tim medis berupaya mengetahui sebab dibalik kematian ‘ekspress’ akibat adanya memar di bagian kepala tengkorak dan adanya sisa-sisa darah yang melekat pada tubuh mumi Merneptah akibat dipukul muka dan punggungnya oleh malaikat ketika mencabut nyawanya setelah hampir tenggelam seperti yang tertulis dalam Qur’an surat Yunus ayat 90-91 dan Muhammad ayat 27 adalah bukti terbesar mengakibatkan ia telah mati karena tenggelam. Jelas pada setiap penelitian ini sangat sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat di dalam kitab-kitab suci, yang menyiratkan bahwa Merneptah sudah mati saat ombak menelannya. Awalnya Bucaille tidak menghiraukan kabar ini, sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui, kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga laporan akhirnya ini diterbitkannya dengan judul “Les momies des Pharaons et la midecine” (Mumi Fir’aun: Sebuah Penelitian Medis Modern). Salah seorang di antara mereka berkata, bahwa Al-Qur’an yang diyakini umat Islam, telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Fir’aun Merneptah yang kemudian diselamatkan badannya, Yunus ayat 92. Ungkapan itu semakin membingungkan Profesor Bucaille, lalu ia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bukankah mumi Fir’aun Merneptah baru ditemukan oleh arkeolog Prancis Victor Loret pada tahun 1898 Masehi di Lembah Raja-raja Thoba – Luxor Barat. Padahal Al-Qur’an telah ada hampir 1.300 tahun sebelum penemuan muminya. Sementara di dalam Kitab Taurat Yahudi PL. Kitab Keluaran pasal 14 ayat 28 membicarakan tenggelamnya Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya di tengah laut saat mengejar Nabi Musa as dan kaumnya, tetapi tidak membicarakan tentang jasad Fir’aun Merneptah yang diselamatkan oleh Allah. Sehingga jasadnya cepat dapat ditemukan oleh orang-orangnya dalam keadaan masih utuh dan segar belum membusuk yang segera dimumikan supaya awet, ketika pada tanggal 8 Juli 1907 pembalut-pembalut mumi itu dibuka oleh Elliot Smith, ternyata badan mumi Fir’aun Merneptah tersebut masih dalam keadaan awet dan utuh. Penelitian medis terhadap mumi Fir’aun Merneptah mengemukakan kepada kita, informasi penting lainnya mengenai apa kemungkinan penyebab kematian fir’aun ini. Kemudian ia membandingkan dengan Injil Yesus Kristus (tulisan Paulus dan pengikut-pengikutnya) ternyata, Injil tersebut tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Fir’aun Merneptah yang masih tetap utuh. Oleh karenanya, ia pun semakin bingung, setelah perbaikan terhadap jasad Fir’aun Merneptah dan pemumiannya, lalu pemerintah Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Profesor Maurice Bucaille memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum muslimin, dan ilmuan muslim itu membaca surat Yunus ayat 92.

Qur’an surat Yunus ayat 92:

92.  (“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu) dengan dikeluarkan dari dalam laut dan didamparkan ke tepi pantai Mesir yang menyebabkan segera dapat ditemukan jasad Fir’aun Merneptah pada hari kejadian oleh orang-orang Mesir dalam kondisi badannya masih segar dan utuh, kemudian jasadnya segera dibawa pulang dan dibalsem untuk secepatnya badannya dijadikan mumi supaya awet utuhnya. Sehingga orang-orang sampai saat ini masih bisa melihat badan mumi Fir’aun Merneptah yang disimpan di Museum Tahrir, Kota Kairo - Mesir dalam kondisi yang terjaga secara sempurna hingga bagian organ terkecil dari anggota badan muminya. Karena Allah selamatkan badan Fir’aun Merneptah dari kerusakan sejak ribuan tahun yang lalu sehingga kondisi badan muminya bisa terjaga lebih baik, sedangkan kondisi mumi-mumi yang lain setelah diawetkan selama ribuan tahun, kondisi badan mumi mereka tidak bisa terjaga dengan baik, Masya Allah...(supaya kamu) Merneptah (dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu) bahwa Allah pasti menjatuhkan azab yang sangat keras kepada orang-orang yang sangat kafir, Sabaa’ ayat 17 (dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”).

Keterangan:

Garam laut (NaCl) rasanya asin berbeda dengan garam Natron (Na2CO3) yang rasanya pahit, garam Natron adalah kapur magmatik yang telah ditempa di dalam Bumi terus keluar melalui aliran lava Gunung Ol Doinyo Lengai yang terletak di selatannya yang disemburkan ke udara menjadi awan abu setinggi 15 km terus dikumpulkan oleh air hujan lalu mengalir ke Danau Natron – Tanzania. Pada zaman Mesir kuno, bangsa Mesir memanfaatkan garam Natron yang ditambang dari Danau Tanzania untuk proses mumifikasi (pembuatan mumi), yaitu tubuh jenazah yang akan diawetkan, dilumuri garam Natron (natrium karbonat dekahidrat/sodium carbonate decahydrate) yang berfungsi sebagai desinfektan terhadap mikroba dan untuk mengeringkan jenazah dalam proses mumifikasi yang waktu prosesnya selama 70 hari.

 

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Injil Barnabas, Jelajah Sungai Nil oleh Agus Mustofa dan berbagai sumber