Dalam bab ini,
kita ingin mengkaji betapa ibadah puasa Ramadlan mempunyai fadhilah (keutamaan
yang besar) bagi yang mengamalkannya. Dengan amalan inilah, maka Allah berkehendak menyelamatkan hamba-hamba-Nya
dari malapetaka Armageddon (peristiwa jatuhnya meteor ke Bumi). Ibadah puasa
Ramadlan mampu menyelamatkan hamba Allah dari petaka asap Dukhan Armageddon. Berkaitan dengan hal ini,
kita perlu merujuk aspek kesehatan bagi orang yang berpuasa.
Rasulullah saw bersabda : “Puasa itu perisai.” Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
Bahkan, dalam hadits Rasulullah saw yang lain disebutkan :
“…puasa merupakan benteng.” Hadits riwayat Bukhari.
Berkaitan dengan ini, ada baiknya kita merujuk paparan Ahmad Syarifuddin,
tentang puasa dalam bukunya yang berjudul Puasa
Menuju Sehat Fisik dan Psikis, berikut pemaparannya :
“Bentuk perisai yang tumbuh dari aktivitas puasa menurut para pakar
kesehatan ialah bertambahnya sel darah putih (leucosit/leukosit) dan
diblokirnya suplai makanan untuk bakteri, virus dan sel kanker yang bersarang
pada tubuh. Hal ini menjadikan orang-orang yang berpuasa memiliki daya tahan
dan kekebalan tubuh yang meningkat. Karena itu, mereka kelihatan lebih sehat
dan tidak mudah terserang penyakit seiring dengan ibadah puasa yang dijalaninya
dengan baik.”
Sebuah penelitian di Universitas Osaka Jepang yang
dilaksanakan pada tahun 1930 menyebutkan bahwa ada keterkaitan antara puasa
dengan meningkatnya kekebalan tubuh. Lebih jauh penelitian itu menyebutkan :
“Setelah berpuasa memasuki hari ke-7, jumlah sel darah putih dalam darah
orang-orang yang berpuasa meningkat. Pada minggu pertama (hari
ke-1 sampai ke-6) berpuasa, tidak
ditemukan pertumbuhan sel darah putih. Namun pada hari ke-7 sampai ke-10,
penambahan jumlah sel darah putihnya pesat sekali. Penambahan jumlah sel darah
putih ini secara otomatis meningkatkan kekebalan tubuh. Sel-sel darah putih ini
berfungsi melawan peradangan yang ada dalam tubuh, sehingga banyak penyakit
radang yang dapat disembuhkan dengan berpuasa, seperti radang tenggorokan, radang
hidung, radang amandel, radang lambung yang kronis, radang usus kronis dan
radang persendian.”
Rekomendasi hasil penelitian tersebut dapat
dipahami bahwa semua orang yang melaksanakan puasa berturut-turut sampai lebih
dari 7 hari, maka ia akan memiliki cadangan sel darah putih yang banyak dalam jumlah yang aman bagi tubuh (karena
jika tubuh kelebihan sel darah putih, maka akan menyebabkan menderita penyakit
kanker darah/leukemia). Bertambahnya sel darah putih akibat aktivitas puasa
tersebut menjadi petunjuk bahwa sistem
imunitas atau kekebalannya meningkat. Kekebalan inilah yang merupakan
perisai bagi tubuh dari serangan penyakit, bahkan mampu menyembuhkan radang (inflammation).
Sel darah putih merupakan komponen utama dalam
sistem kekebalan tubuh kita. Ada beberapa jenis sel darah putih, beberapa di antaranya adalah neutrofil,
makrofag dan limfosit. Ketiga jenis sel darah
putih tersebut memiliki mekanisme yang berlainan untuk melindungi tubuh.
Neutrofil dan makrofag melindungi tubuh terhadap organisme penyusup seperti
kuman-kuman virus, bakteri atau partikel asing lain dengan cara menelan subtansi
tersebut. Sel-sel ini juga
dapat menelan jaringan rusak atau mati yang ada di dalam tubuh. Proses menelan organisme
itu dikategorikan sebagai fagositosis, dengan demikian
makrofag dan neotrofil dikategorikan sebagai fagosit. Selain sebagai
fagositosis, bakteri yang sudah ditelan oleh makrofag atau neutrofil kemudian
akan dicerna. Tampaknya, fagosit harus selektif dalam memilih materi yang
ditelan, karena jika tidak, beberapa sel atau struktur normal dalam tubuh akan
ikut ditelan, seperti bakteri baik.
Sel dan partikel asing (antigen) tidak dikenali
sebagai “diri” sehingga memperbesar
kemungkinannya untuk ditelan. Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri akan
ditempeli suatu antibodi, sehingga menjadikannya sangat rentan terhadap
fagositosis. Sebuah neutrofil biasanya dapat menelan 5 sampai 20 bakteri
sebelum menjadi inaktif dan mati. Makrofag
jauh lebih kuat daripada neutrofil dan mampu menelan sampai 100 bakteri.
Makrofag juga mampu menelan partikel yang jauh lebih besar, seperti parasit
malaria dan jaringan tubuh yang rusak, sedangkan neutrofil tidak mampu menelan
partikel yang ukurannya melebihi bakteri. Dengan puasa lebih dari 6 hari, maka
jumlah neutrofil dan makrofag bertambah banyak, sehingga mampu menelan
benda-benda asing yang masuk ke dalam darah yang membuat tubuh kita memiliki
kekebalan terhadap serangan bibit penyakit dan partikel asing yang semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar