Rasulullah saw bersabda: “Tidak
ada antaraku dengannya (Nabi Isa
as) seorang nabi, dan sesungguhnya dia
akan turun (ke Bumi pada waktu mendekati akhir zaman nanti). Jika kalian melihatnya, maka percayalah
seorang laki-laki yang kulitnya antara merah dan putih pertengahan antara kedua warna tersebut (merah
muda), seakan-akan kepalanya basah
sekalipun tidak dikenai air. Maka, dia memerangi manusia demi Islam, dia
menghancurkan salib (menyatakan perang dengan negara-negara Nasrani), membunuh babi, meninggalkan jizyah (pajak), dan Allah menghancurkan pada zamannya itu
semua agama kecuali Islam. Dia membunuh Dajjal (dengan pertolongan Allah) si pendusta, sehingga penduduk di muka
Bumi ini merasa aman, sampai unta hitam bersusukan unta, singa dengan sapi,
serigala dengan kambing, anak kecil bermain dengan ular tapi tidak
membahayakan. Dia (Nabi Isa as)
tinggal di muka Bumi selama 40 tahun, kemudian dia wafat, maka orang-orang
beriman menshalatinya (kemudian menguburkannya).” Hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad.
Nabi Isa as adalah nabi terakhir Bani Israil
dari suku Yahuda yaitu suku yang paling banyak jumlah penduduknya di antara 12
suku Bani Israil, makanya bangsa tersebut sekarang dinamai bangsa Yahudi diambil
dari nama Yahuda, yaitu anaknya Nabi Ya’qub as dari istri pertamanya Liya. Jadi murid-murid Nabi Isa as bukan nabi apalagi rasul.
Setelah Perang
Armageddon II, Isa bin Maryam akan memimpin kaum muslimin untuk melaksanakan
ekspansi ke seluruh dunia demi tegaknya kalimat “Laa Ilaaha Illallah”. Sekaligus Nabi Isa as bermaksud untuk
meluruskan pemahaman kaum Nasrani Trinitas selama ini yang tersesat jauh,
tersesat dengan menuhankan Nabi Isa as karena mengikuti ajarannya Paulus dan
pengikutnya. Padahal Nabi Isa
as hanya mengajarkan agama Islam saja, tidak pernah mengajarkan agama Kristen
dan Katolik. Dalam pembebasan ke seluruh dunia ini, hanya ada 2 pilihan bagi
orang-orang kafir, baik Yahudi, Nasrani Unitarian dan Nasrani Trinitas, maupun
Hindu, Budha dan lainnya, yaitu mati atau masuk Islam. Suatu pilihan yang tak
dapat ditawar-tawar. Barangsiapa yang tetap mempertahankan kekafirannya, maka
pasti mati, dan barangsiapa yang bersedia masuk agama Islam, mengakui bahwa tiada
tuhan selain Allah dan mengakui Rasulullah saw adalah rasulnya Allah, maka
berarti ia hidup.
Rasulullah saw bersabda:
“Maka tidak ada orang pun yang mencium nafasnya (bau nafas Nabi Isa as) kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya
itu sejauh mata memandang (jangkauan baunya).” Hadits riwayat Muslim.
Orang-orang ateis dan semua orang kafir Yahudi,
musyrik, Nasrani Unitarian dan Nasrani Trinitas (penganutnya sebagian besar
adalah bangsa Ya’juj dan Ma’juj) di seluruh dunia akan diseru atau ditawari
supaya masuk Islam. Bagi mereka yang tetap dalam kekafirannya maka pasti
menanggung akibatnya, yaitu mati. Mati oleh dahsyatnya bau nafas yang dikeluarkan
oleh Isa bin Maryam yang radiusnya sampai sejauh mata memandang (kurang lebih
50 km). Jadi seluruh orang kafir yang berada di dalam radius kurang lebih 50 km
dari Isa Almasih, akan mati karena bau nafas yang dikeluarkan Isa Almasih, Allaahu
Akbar! Hal ini bagi Allah adalah suatu perkara yang kecil, bila Allah
berkehendak memilih hamba-Nya, maka hamba itu akan diberi karunia yang besar,
mukjizat atau karomah yang mampu merontokkan orang kafir. Tubuh-tubuh Yahudi
(dalam Kitab Perjanjian Lama/Taurat Yahudi) bahwa seluruh orang-orang kafir Yahudi,
bangsa kulit putih yang kafir dan semua orang Nasrani Unitarian dan Nasrani Trinitas,
kaum musyrikin dan orang-orang ateis dimusnahkan, sehingga mayat-mayatnya bergelimpangan
memenuhi jalan-jalan dan rumah-rumah mereka. Bau nafas Nabi Isa as memasuki
setiap tempat di rumah, di bunker, di gua dan di mana-mana. Siapa pun dari
orang kafir yang menghirup bau nafas Nabi Isa as akan mati, walaupun jarak
antara orang kafir itu dengan Nabi Isa as sejauh mata memandang, mereka akan tetap
mati juga. Maka banyak kota-kotanya orang-orang kafir di seluruh dunia yang
hancur termasuk di Asia, Australia, Selandia Baru, Amerika (terutama Amerika Utara)
dan Eropa tempat tinggal sebagian besar bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Kota-kota itu
kehilangan penduduknya karena mereka semua mati bergelimpangan dan yang paling
banyak adalah mayat-mayatnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang kafir dan ateis, setelah
mereka menghirup bau nafasnya Isa putra Maryam.
Qur’an surat Al-Israa’ ayat
58:
58. (“Tak ada suatu negeri
pun) yang durhaka atau kafir penduduknya (melainkan
Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami azab) penduduknya (dengan
azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab”)
Lauhul Mahfudz.
Setiap negeri yang
menolak Islam, maka Allah sendiri yang menghancurkan mereka. Diturunkannya Isa Almasih
putra Maryam untuk ke-3 kalinya merupakan bentuk Ayat Allah yang telah Allah janjikan.
Semua orang kafir mati bergelimpangan, kecuali apabila orang-orang kafir itu
menyatakan ketundukannya untuk menjadi muslim. Maka Nabi Isa as akan
memaafkannya dan menyelamatkan dari tragedi gas beracun yang keluar dari
nafasnya. Mendengar peristiwa tragis tersebut, maka banyak orang Yahudi yang
masih ada dan tinggal di seluruh dunia beriman kepadanya sebagai nabi utusan
Allah. Inilah yang dinubuatkan di dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 159:
159.(“Tidak
ada seorangpun dari Ahli Kitab) orang-orang Yahudi yang kafir (kecuali akan beriman kepadanya) Nabi
Isa as (sebelum kematiannya) setelah
Nabi Isa as turun ke dunia mendekati akhir zaman nanti lalu mengetahui
mukjizatnya, mereka baru beriman kepadanya sebagai nabi utusan Allah. Karena
selama ini di antara penganut agama samawi, hanya orang-orang kafir Yahudi yang tidak mengimani Nabi Isa as sebagai
nabi Allah yang diutus kepada Bani Israil, dan mereka juga tidak
beriman kepada Kitab suci Injil dan hadits yang diwahyukan Allah kepadanya. Ini
terjadi sejak dahulu ketika Nabi Isa as masih tinggal di Bumi hampir selama
2000 tahun sampai sekarang ini. Sementara orang-orang Nasrani Trinitas Kristen
dan Katolik beriman kepada Nabi Isa as sebagai “tuhan” mereka, sedangkan kaum muslimin dan orang-orang Nasrani
Unitarian beriman kepada Nabi Isa as sebagai “nabi” mereka (Dan pada hari Kiamat nanti Isa akan menjadi
saksi terhadap mereka”). Orang kafir Yahudi tidak beriman kepada Nabi
Isa as baik itu sebagai nabi maupun anak Allah, apalagi sebagai tuhan, jelas tidak sama sekali.
Imam Nawawi dalam
syarahnya terhadap hadits riwayat Muslim tentang Isa Almasih bin Maryam,
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Meninggalkan
Jizyah” adalah bahwa Isa Almasih bin Maryam tidak bersedia menerimanya, dan
tidak bersedia menerima apa pun dari orang-orang kafir kecuali mereka masuk
Islam. Mereka harus memilih, masuk Islam
atau diperangi, jadi ketika Isa Almasih turun ke-3 kalinya ketika mendekati
akhir zaman nanti, hanya ada 2 pilihan bagi orang-orang kafir itu, yaitu tetap
kafir yang berarti mati atau masuk Islam yang berarti tetap hidup. Di zaman
Nabi saw dan para khalifah dahulu memberikan 3 pilihan, yaitu: masuk Islam,
membayar jizyah atau diperangi. Tetapi di zaman Nabi Isa as nanti tidak ada kompromi
lagi dengan membayar jizyah, pada saat itu Islam sudah jaya tidak membutuhkan
jizyah lagi dari orang-orang kafir. Sehingga berbondong-bondong orang-orang
kafir seluruh dunia masuk Islam karena mendapatkan hidayah dari Allah melalui
Nabi Isa as.
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 98:
98. (Dzul Qarnain berkata:
“Dinding) ghaib (ini adalah rahmat dari Tuhanku,
apabila sudah datang janji Tuhanku, maka Dia akan menjadikannya hancur luluh)
yaitu setelah ditaklukannya Kerajaan Persia oleh tentara Islam yang dipimpin Sa’ad
bin Abi Waqqas tahun 641 M, kaum muslimin membutuhkan waktu 10 tahun untuk
menaklukan Persia. Yang pertama dipimpin Khalid bin Walid sampai tahun 634 M
karena diperintah Khalifah Abu Bakar untuk membantu pasukan muslim di Syam,
lalu pasukan muslim di Persia dipimpin Abu Ubaid yang kemudian gugur dalam perang
Jembatan Al-Jisr tanggal 26 November 634 M dan Musanna bin Harisah, setelah dia
wafat diganti Sa’ad bin Abi Waqqas sebagai pimpinannya pada zaman Khalifah Umar
bin Khathab (dan janji Tuhanku itu adalah benar”). Kerajaan yang ada di
Jazirah Mesopotamia itu Allah jadikan sebagai
benteng pertahanan yang kuat (dinding ghaib) sehingga bangsa Ya’juj dan
Ma’juj (Berber/Arya mempunyai banyak ras, salah satunya ras Nordik di antaranya
adalah suku-suku Jerman ada 40 suku, contohnya: Goth, Vandal, Viking, Frank, Anglo-Saxon) yang masih biadab dan
belum beradab (barbar) tersebut tidak bisa membuat kerusakan ke wilayah timur
(ke Asia tepatnya Timur Tengah). Maka mereka menjelajah ke utara ke Eropa dan
mendiami Eropa Utara, Barat dan Tengah kecuali wilayah Kerajaan Yunani dan Kerajaan
Romawi yang masih kuat, tetapi setelah Romawi lemah karena pertikaian aliran
agama Nasrani Unitarian dan Nasrani Trinitas, akhirnya mereka bisa merebut
sebagian wilayah Romawi di Eropa pada abad ke-4 M, sehingga Eropa terbagi 2,
yaitu Eropa Barat, Utara, Tengah dan Selatan dikuasai bangsa Jerman kemudian
mendirikan Kerajaan Romawi Suci Jerman yang selanjutnya menjadi negara-negara di
Eropa dan mereka juga menguasai sebagian wilayah Romawi di Afrika Utara. Tetapi
wilayah Eropa Timur masih dikuasai Kerajaan Romawi Timur (Byzantium) dengan ibukotanya
di Konstantinopel – Turki. Akhirnya Kerajaan Romawi Timur ditaklukan oleh
Muhammad Al-Fatih dari Kekhalifahan Turki Utsmaniyah tahun 29 Mei 1453 Masehi.
Asal muasal bangsa Ya’juj dan Ma’juj (Hitler
mengaku keturunan lansung bangsa Arya) berada di wilayah Asia Tengah, di sana sudah
tidak ada tempat tersembunyi dari penjelajahan manusia, baik di pegunungan
maupun di dataran rendahnya, semuanya sudah dijelajahi manusia. Jadi tidak
benar jika Ya’juj dan Ma’juj itu masih tersembunyi dan tinggal di antara 2
gunung yang luasnya terbatas serta ditutup dinding besi (tembok penghalang)
seperti yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Yang tertulis di surat Al-Kahfi ayat 83-98 tersebut adalah ayat-ayat
yang mutasyabihat,
artinya masih samar-samar bukan maksud yang sebenarnya. Bangsa Ya’juj dan
Ma’juj tidak bisa lagi menguasai dan membuat kerusakan ke arah timur karena
mereka tidak bisa menaklukan kerajaan-kerajaan adidaya di zaman itu yang berada
di wilayah timur, yaitu Kerajaan Assyria Baru, Babilonia Baru, Media dan Persia
yang sangat kuat pertahanan militernya dan juga pertahanan militer di
negara-negara yang ada dibawah kekuasaannya. Maka mereka menjelajah ke arah utara
ke Benua Eropa. Berabad-abad kemudian mereka mencari dunia baru untuk mencari
rempah-rempah yang harganya di Eropa lebih mahal dari emas. Maka mereka sampai
di Benua Amerika, Asia, Australia dan pulau-pulau di sekitarnya lalu memerangi,
membunuh, merampas harta penduduknya terus membawa hasil rampasannya ke negara
mereka. Dan akhirnya mereka menduduki wilayah yang didatanginya, di Asia menjajah
penduduknya dan menjarah hasil kekayaannya lalu dibawa ke negaranya, tetapi di
Benua Amerika mereka menetap dan mendirikan negara merdeka sendiri-sendiri yang
lepas dari negara-negara asalnya di Eropa.
Bangsa Ya’juj dan Ma’juj sudah ada sejak
sekitar 4000 tahun yang lalu dan penduduknya sudah berjumlah lebih dari 1 miliar
orang (jiwa), mereka membutuhkan wilayah yang lebih luas dari 2 buah benua untuk
bisa hidup layak seperti yang terlihat pada kehidupan orang-orang kulit putih
yang ada di Benua Eropa, Amerika (terutama Amerika Utara), Australia dan
Selandia Baru yang makmur dan maju. Jika mereka dipercaya masih berada di dalam
benteng besi (dinding penghalang), jelas sangat tidak cukup untuk tempat
tinggal bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang telah berjumlah miliaran jiwa, apalagi
untuk bertani, beternak, industri dan bermacam-macam kegiatan ekonomi lainnya, tentu
saja sudah tidak ada lahan atau tempat lagi, maka mereka akan binasa karena
kelaparan dan sebagainya. Jika bangsa Ya’juj dan Ma’juj dipercaya masih
tersembunyi karena menafsirkan surat Al-Kahfi
ayat 94-96 tentang mereka secara apa adanya, padahal maksud dari ayat-ayat
tersebut masih samar-samar bukan arti yang sebenarnya, sehingga tidak dikaji secara mendalam dengan tidak memohon petunjuk
kepada Allah dan tidak berdasarkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan, maka bangsa
Ya’juj dan Ma’juj sekarang ini pasti terkucil dari pergaulan dunia internasional,
keadaannya masih sangat primitif, tidak bisa berkegiatan politik, sosial,
budaya, ekonomi, tidak bisa memproduksi barang industri dan jasa untuk
kebutuhan mereka sendiri, akhirnya tidak bisa melakukan kegiatan bisnis ekspor
dan impor hasil pertanian, industri dan hasil perdagangan lainnya dan
sebagainya, maka mereka akan punah karena tidak bisa bertahan hidup. Jadi sangat tidak mungkin bangsa Ya’juj dan
Ma’juj yang berumur sekitar 4000 tahun itu masih tersembunyi di dalam dinding besi
buatan Dzul Qarnain di antara 2 buah gunung yang sangat luar biasa sempit untuk
ditinggali mereka yang telah berjumlah lebih dari 1 miliar jiwa seperti yang
masih dipercaya kaum muslimin selama ini. Jika benar Dzul Qarnain membuat
dinding besi yang besar dan luas untuk mengurung bangsa Ya’juj dan Ma’juj,
pekerjaan itu membutuhkan waktu yang lama, sehingga waktu tersebut bisa
digunakan oleh bangsa Ya’juj dan Ma’juj untuk melarikan diri. Dan di seluruh
dunia ini sudah tidak ada lagi daratan yang belum diketahui manusia, baik lewat
darat, air dan udara, walaupun itu berada di pulau-pulau terpencil sekalipun.
Bahkan sekarang banyak pulau-pulau terpencil dijadikan daerah obyek wisata.
Sumber: Al-Qur’an,
Armadeddon oleh Ir. Wisnu Sasongko M.T, Perang Islam vs Barat oleh Muhammad
A, Penaklukan Persia oleh Dzikry el-Hans
dan berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar