Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat
123-131 :
123.
(Dan
sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul) Allah.
124.
(Ingatlah
ketika ia berkata kepada kaumnya : ”Mengapa kalian tidak bertakwa?”) kepada Allah.
125. (Patutkah kalian menyembah Ba’l) Ba’al atau Baal (dan kalian tinggalkan
sebaik-baik pencipta) maksudnya: ”Mengapa kalian tidak menyembah Allah
Tuhan Yang Maha Pencipta?”
126. Yaitu (Allah Tuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak
kalian yang terdahulu) Tuhan nenek moyang kalian.
127. (Tetapi mereka mendustakannya, karena itu
mereka akan diseret) ke dalam Neraka kekal selama-lamanya.
128. (Kecuali hamba-hamba Allah yang
dibersihkan) dari
dosa.
129. (Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan
orang-orang yang datang kemudian) pujian yang baik.
130.
Yaitu
(Kesejahteraan) dari Kami (dilimpahkan atas Ilyaasiin) Nabi
Ilyas as dan umat beliau as, pada zaman Nabi Ilyas as berdakwah di Israel Utara
itu hanya ada sekitar 7 ribu orang yang beriman kepada Allah.
131.
(Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).
Ratu Izebel/Izevel/Izaibil/Izabel/Jezebel istri
Raja Ahab bin Omri raja ke-8 dari Kerajaan Israel Utara, Ratu Izebel adalah
wanita asing dari bangsa Kanaan penyembah Dewa Baal dan Dewi Asyera, ia putri
Raja Etbaal dari Kerajaan Sidon/Saida/Sayda (Lebanon Selatan modern). Ratu
Izebel adalah ibu dari Raja Ahazia bin Ahab raja ke-9, Raja Yoram bin Ahab raja
ke-10 dan Ratu Atalya binti Ahab istri Raja Yoram bin Yosafat serta nenek Raja
Ahazia bin Yoram dari Kerajaan Yehuda. Atalya binti Ahab putri Ratu Izebel
adalah Ratu Kerajaan Yehuda yang berkuasa sekitar 6
tahun pada tahun 842-835 SM menggantikan putranya Raja Ahazia yang
berkuasa di Kerajaan Yehuda hanya 1 tahun karena tewas dibunuh Raja Yehu cucu
Nimsi. Ratu Izebel sangat berpengaruh dan menguasai suami dan keluarganya yang
menyebabkan suaminya, keluarganya termasuk putra-putrinya dan bangsa Israel di
Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan yaitu
Dewa Baal dan Dewi Asyera. Dan banyaknya penyembah Dewa Baal pada bangsa Israel
di seluruh wilayah Kerajaan Israel Utara mencapai puncaknya di pertengahan abad
ke-9 SM pada masa pemerintahan Raja Ahab yang jahat dan Ratu Izebel yang sangat
jahat. Nabi-nabi yang berdakwah kepada rakyat Israel di Israel Utara pada masa
Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel yaitu Nabi Ilyas/Elias/Elia/Eliyahu/Elijah as dari Desa Tisbe di Gilead dan Nabi Mikha as bin Yimla. Pada
masa Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel berkuasa, dua kali Nabi Ilyas as akan
dibunuh, peristiwa percobaan pembunuhan pertama disebabkan dakwah Nabi Ilyas as
didustakan dan ditentang oleh Ratu Izebel, Raja Ahab bin Omri dan rakyat
mereka. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as untuk disampaikan kepada Raja
Ahab bin Omri bahwa Allah akan menimpakan azab kepada bangsa Israel di Israel Utara
karena mereka mendustakan peringatan-peringatan dari Allah yang disampaikan
melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya dan melampaui batas dalam
berbuat dosa-dosa. Nabi Ilyas segera menjalankan
perintah dari Allah pergi dengan berjalan kaki selama berhari-hari ke Samaria
mendatangi Raja Ahab bin Omri di istananya untuk memberitahukan peringatan dari
Allah kepadanya. Bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa akan segera
menimpakan azab yang sangat besar kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara,
apabila mereka tidak beriman dan tidak mau bertobat atas dosa-dosa mereka yang melampaui
batas. Yaitu Allah tidak akan menurunkan hujan dan *embun selama bertahun-tahun
kecuali jika Nabi Ilyas as memohon kepada Allah untuk diturunkan hujan dan
embun ke negeri mereka. Setelah memberi peringatan kepada Raja Ahab yang jahat
itu, Nabi Ilyas as segera berlalu dengan cepat dari hadapan Raja Ahab bin Omri
yang masih berdiri tertegun mendengar berita penghukuman dari Allah yang jatuh
ke telinganya bagaikan disambar halilintar di siang hari yang panas. Sebelum
keterkejutan Raja Ahab bin Omri mereda atau sebelum sang raja dapat menjawab
peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as tersebut, dalam
sekejap Nabi Ilyas as telah pergi meninggalkan istana Raja Ahab bin Omri dengan
selamat. Dan Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as segera pergi menyelamatkan diri,
berjalan ke arah timur untuk bersembunyi di tepi Sungai Kerit (Kherit) yaitu anak
Sungai Yabesy di sebelah timur Sungai Yordan. Di tempat persembunyian itu Nabi
Ilyas as *tidak pernah melihat roti dan tidak makan roti, *sekitar 3 tahun Nabi
Ilyas as bertahan hidup hanya dengan memakan.daun-daunan dan buah-buah liar
yang tumbuh di bantaran dan di sekitar Sungai Kerit.
*Sabda Nabi Isa
as dalam Injil Barnabas halaman 256 bab 138. Mukjizat Panen:
“….Tidak tahukah kalian bahwa Ilyas nabi Allah, selama (sekitar) 3
tahun dikejar-kejar dan diburu- buru oleh Ahab (Raja Kerajaan Israel Utara),
tidak pernah melihat roti, (Nabi Ilyas as) bertahan hidup hanya dengan
daun-daunan dan buah-buahan liar (untuk dimakan setiap hari ketika bersembunyi
di tepi Sungai Kerit)….”
*Jadi tidak benar dikatakan bahwa Nabi Ilyas as bisa
bertahan hidup di tempat persembunyian di tepi Sungai Kerit itu karena dibawakan
roti dan daging binatang mamalia yang berkuku pada waktu pagi dan petang oleh
burung-burung gagak atas perintah Allah (Kitab
1 Raja-raja pasal 17 ayat 4, 6). Karena pada zaman Nabi Ilyas as, bangsa
Israel masih diharamkan untuk memakan semua binatang berkuku (Al-An’aam ayat
146) akibat perbuatan dosa-dosa mereka yang melampaui batas (Al-Baqarah ayat 61, Ali-‘Imran ayat 112, An-Nisaa’
ayat 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 42, 62-63, 78-79 dan An-Nahl ayat 118) sampai Allah menurunkan Kitab suci Injil kepada
Nabi Isa as yang menghalalkan kembali bangsa Israel memakan sebagian binatang
berkuku (Ali-‘Imran ayat 50) yang
tertulis dalam Kitab Imamat pasal 11
ayat 2-3 dan Kitab Ulangan pasal 14
ayat 4-5.
Mendengar peringatan dari Nabi Ilyas as itu, Ratu Izebel menjadi
geram kemudian Raja Ahab bin Omri mengadakan pencarian dengan tekun, mereka
berencana membunuh Nabi Ilyas as tetapi Nabi Ilyas as tidak dapat ditemukan.
Berita tentang peringatan dari Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as
atas dosa-dosa bangsa Israel tersebut menyebar ke seluruh pelosok negeri.
Tetapi peringatan-perngatan dari Allah itu diterima oleh sebagian besar bangsa
Israel dengan cemoohan dan hinaan, mereka tidak menghiraukannya. Kemudian hari
berganti hari bulan berganti bulan ternyata ancaman Nabi Ilyas as terbukti
benar, beberapa bulan kemudian di mana biasanya turun hujan di musim dingin
ternyata tidak turun, embun yang biasanya turun di musim panas sampai musim
panas berlalu pun tidak turun juga, sehingga tumbuh-tumbuhan layu. Sementara
waktu berjalan terus, tanah-tanah pertanian mulai retak-retak karena
kekeringan, sungai-sungai yang biasanya tidak pernah surut airnya mulai surut,
anak-anak sungai mengering. Setahun telah berlalu namun hujan dan embun belum
turun juga, padahal Ratu Izebel dan nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera telah
dengan tekun beribadah memohon siang dan malam supaya tuhan-tuhan mereka segera
menurunkan hujan dan embun dengan mempersembahkan korban yang mahal-mahal siang
dan malam, nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu berusaha meredakan amarah
dewa-dewi mereka. Dengan semangat dan menunjukkan ibadah yang sebaik-baiknya,
nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera itu mengelilingi *mezbah-mezbah berhala
mereka dan berdoa dengan tekun supaya Baal menurunkan hujan dan embun ke negeri
mereka. Setahun telah berlalu, tetapi tidak ada awan yang muncul di Langit pada
siang hari untuk menghalangi sinar Matahari yang membakar itu, tidak ada hujan
dan embun yang turun membasahi tanah yang retak-retak. Tanaman-tanaman mati
kekeringan, ladang-ladang yang sebelumnya subur telah berubah bagaikan padang
pasir yang hangus terbakar, hutan-hutan mulai gundul dan pohon-pohon di hutan
menjadi kurus dan kering. Sungai-sungai menjadi kering, udara kering yang
mencekik, topan debu yang membutakan hampir-hampir membuat nafas berhenti dan
binatang-binatang berlarian kelaparan. Kota-kota dan desa-desa yang tadinya
makmur telah berubah menjadi tempat-tempat berkabung, rasa lapar dan haus
memberitahukan kepada manusia dan binatang akan adanya kematian yang ditakuti
karena bencana kelaparan semakin mendekat. Tetapi bangsa Israel tetap
menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat kepada Allah,
mereka malah marah dan memaki Nabi Ilyas as yang telah menyampaikan risalah-Nya
dan yang memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah akan azab-Nya kepada
bangsa Israel. Ratu Izebel dan sebagian besar bangsa Israel berkeras hati bahwa
bencana kekeringan ini bukan azab dari Allah akibat kekafiran dan perbuatan
dosa-dosa mereka, mereka menuduh bahwa Nabi Ilyas as lah yang menjadi biang
keladi segala penderitaan mereka.
*Mezbah adalah sebuah tempat yang ditinggikan berupa
gundukan tanah atau panggung untuk mempersembahkan korban atau membakar dupa
dalam ibadah agama Yahudi dan agama bangsa-bangsa kafir.
Mereka yakin karena Nabi Ilyas as telah menentang ritual-ritual penyembahan
berhala mereka, maka dewa-dewi mereka marah sehingga terjadi bencana kekeringan
menimpa negeri mereka. Ratu Izebel berpikir, jika Nabi Ilyas as dibunuh maka
kemarahan tuhan-tuhan mereka akan mereda dan kesulitan hidup mereka akan
berlalu. Atas desakan Ratu Izebel, maka Raja Ahab bin Omri lebih mengerahkan
segala daya upaya untuk mengejar dan memburu Nabi Ilyas as secermat-cermatnya
di mana tempat Nabi Ilyas as bersembunyi. Raja Ahab bin Omri mengirim
utusan-utusannya ke segala pelosok negeri dan bertanya ke semua bangsa dan
kerajaan di sekeliling wilayah kerajaannya yang jauh dan dekat untuk mencari Nabi
Ilyas as yang dibencinya sekaligus yang ditakutinya itu. Dan dalam kegeramannya
Raja Ahab bin Omri meningkatkan perburuannya semaksimal mungkin, ia menuntut
supaya raja-raja dan bangsa-bangsa itu bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak
mengetahui di mana Nabi Ilyas as berada, apabila mereka mengatakan bahwa Nabi
Ilyas as tidak ada di tempat mereka, sehingga hampir-hampir Nabi Ilyas as tidak
dapat menyelamatkan diri. Akhirnya pencarian mereka sia-sia, Nabi Ilyas as
selamat dari dendam kesumat Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri berkat
pertolongan dari Allah. Karena gagal membunuh Nabi Ilyas as, Ratu Izebel
menjadi geram dan memutuskan untuk membalas dendam kesumatnya sendiri dengan
melampiaskannya kepada nabi-nabi Allah yang lain melalui jalan membunuh mereka
dan tidak seorang pun dibiarkan hidup. Dalam setahun Ratu Izebel berhasil
membunuh lebih dari 10 ribu nabi-nabi-Nya yang benar-benar merupakan Farisi
sejati yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Ratu Izebel
juga akan membunuh putra-putra para nabi Allah, maka perwiranya Raja Ahab bin
Omri menyembunyikan sekitar 7 ribu orang putra-putra para nabi sehingga mereka
selamat dari pembantaian Ratu Izebel yang kafir dan bengis itu. Tetapi tidak semua nabi-nabi Allah berhasil
dibunuh oleh Ratu Izebel karena Obaja (pejabatnya Raja Ahab bin Omri yang
menjabat sebagai kepala rumah tangga istana Kerajaan Israel Utara) mempertaruhkan
nyawanya untuk menyembunyikan sekitar 100 orang nabi Allah di dalam gua dan
mengurus makanan dan minuman mereka, sehingga selamatlah nyawa nabi-nabi Allah
itu dan nabi-nabi Allah yang lainnya, mereka melarikan diri ke puncak-puncak
gunung yang tidak pernah dihuni oleh manusia sebelumnya. Bencana kekeringan dan
paceklik telah memasuki tahun ke-2, musim panas yang sangat panjang dan bencana
kelaparan melanda ke seluruh pelosok Kerajaan Israel di Israel Utara. Para ayah
dan ibu tidak berdaya untuk mengurangi penderitaan anak-anak mereka yang
kekurangan gizi/gizi buruk/mal nutrisi akibat kelaparan hebat
yang disebabkan bencana kekeringan dan paceklik yang parah yang sedang menimpa
negeri mereka karena azab dari Allah. Dan terpaksa para orangtua itu melihat
anak-anak mereka mati secara perlahan-lahan akibat menderita kelaparan hebat. Namun
bangsa Israel masih tetap menyombongkan diri tidak mau beriman dan tidak mau bertobat
kepada Allah, mereka masih tetap marah kepada Nabi Ilyas as dan memaki beliau
as yang telah memberitahukan peringatan-peringatan dari Allah tentang azab-Nya
yang ditimpakan kepada mereka karena mereka melakukan kekafiran dan perbuatan
dosa-dosa yang melampaui batas dan mereka masih tetap menuduh bahwa Nabi Ilyas
as sebagai biang keladi penderitaan mereka.
Setelah sekitar 3 tahun air Sungai Kerit itu mengering karena telah
lama tidak turun hujan, maka Allah menyuruh Nabi Ilyas as pergi ke Sarfat/Sarefat/Sarafand (di Sidon negeri asal Ratu Izebel dan kerajaan milik
orangtuanya - Lebanon Selatan modern) untuk menumpang dan bersembunyi di rumah
seorang janda miskin yang beriman. Dan pada waktu kedatangan Nabi Ilyas as,
janda miskin itu hanya mempunyai segenggam tepung gandum di dalam tempayan dan
sedikit minyak dalam *buli-buli untuk diolah menjadi roti dan hanya cukup
dimakan satu kali saja bagi dirinya dan putranya. Tetapi Allah berfirman dengan
perantaraan Nabi Ilyas as, bahwa Allah membuat tepung gandum dalam tempayan itu
tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu juga tidak akan berkurang
sampai nanti Allah menurunkan hujan dan embun ke atas Bumi di negeri mereka.
Sehingga janda miskin itu, putranya dan Nabi Ilyas as bisa makan setiap hari
dan terhindar dari mati kelaparan akibat bencana kekeringan serta paceklik yang
parah.dan panjang yang sedang melanda negeri mereka. Beberapa waktu kemudian
putra janda miskin itu meninggal karena sakit keras, Nabi Ilyas as berdoa
kepada Allah untuk mengembalikan lagi nyawa anak itu ke dalam tubuhnya, berkat
doa Nabi Ilyas as putra janda itu hidup kembali. Semua bencana yang terjadi
disebabkan bangsa Israel kafir, durhaka kepada nabi-nabi-Nya, mengingkari
ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat
dosa-dosa. Maka Allah mengazab bangsa Israel dengan tidak diturunkan hujan
sekitar 3,5 tahun yang menyebabkan terjadi bencana kekeringan dan paceklik yang
sangat parah. Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari
tempat persembunyian untuk menemui Raja Ahab bin Omri dan menyampaikan
firman-Nya bahwa Allah akan menurunkan hujan dan embun sebab bencana kekeringan
tersebut membuat kelaparan yang sangat parah di Samaria. Baal yang disembah
oleh Raja Ahab dan rakyatnya sebagai dewa kesuburan yang dipercaya berkuasa
atas Bumi sehingga menghasilkan hujan, ternyata Baal tidak dapat menurunkan
hujan atau apa pun ke Bumi. Karena Baal bukan Tuhan sehingga Baal tidak dapat
menurunkan hujan atau apa pun ke Bumi, Baal tidak berkuasa atas Bumi dan juga
tidak berkuasa atas alam semesta. Sehingga bencana kekeringan dan paceklik yang
parah tetap berlangsung bertahun-tahun di wilayah kekuasaan Raja Ahab dan di
negeri-negeri Fenisia/Phoenicia/Lebanon, Yordania dan Suriah modern.
Hanya Allah Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala sesuatu dan hanya Allah yang menurunkan air hujan dan apa saja dari
Langit ke Bumi, Al-Baqarah (2) ayat 22,
164, Al-An’aam (6) ayat 99, Al-A’raaf (7) ayat 57, Al-Anfaal (8) ayat 11, Yunus
(10) ayat 24, Huud (11) ayat 44, 52, Yuusuf (12) ayat 49, Ar-Ra’du (13) ayat
17, Ibrahim (14) ayat 32, Al-Hijr (15) ayat 22, An-Nahl (16) ayat 10, 65,
Al-Kahfi (18) ayat 45, Thaahaa (20) ayat 53, Al-Anbiyaa’ (21) ayat 31, Al-Hajj
(22) ayat 5, 63, An-Nuur (24) ayat 43, Al-Furqaan (25) ayat 48-50, An-Naml (27)
ayat 60, Ar-Ruum (30) ayat 24, 48-50, Luqman (31) ayat 10, 34, As-Sajdah (32)
ayat 27, Faathir (35) ayat 9, 27, Az-Zumar (39) ayat 21, Fushshilaat (41) ayat
39, Asy-Syuuraa (42) ayat 28, Az-Zukhruf (43) ayat 11, Al-Jaatsiyah (45) ayat 5,
Qaaf (50) ayat 9, 11, Adz-Dzaariyaat (51) ayat 22, Al-Qamar (54) ayat 11, Al-Hadiid
(57) ayat 4, An-Naba’ (78) ayat 14-15 dan ‘Abasa (80) ayat 25.
Qur’an surat Al-Hadiid ayat 4 :
4.
(Dia-lah yang menciptakan
Langit dan Bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Al-´Arsyi, Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam Bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa
yang turun dari Langit) seperti : rahmat (salah
satunya hujan), berkah, azab, laknat yang diturunkan oleh Allah ke Bumi, juga
para malaikat yang turun ke Bumi menjalankan perintah-Nya dan sebagainya (dan
apa yang naik) ke Langit menuju (kepada-Nya) seperti : para
malaikat, doa-doa, amal-amal saleh maupun perbuatan-perbuatan buruk dari
makhluk-makhluk-Nya (Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada) Al-Mujaadilah
ayat 7 (Dan Allah Maha Melihat apa yang
kalian kerjakan) karena Allah meliputi jasmani dan rohani
makhluk-makhluk-Nya.
Semua yang
dipercaya oleh para penyembah Baal dan berhala lainnya itu hanyalah tipu daya
belaka dari golongan setan jin dan setan manusia, hanya orang-orang kafir saja
yang tertipu dengan janji-janji palsu dan hayalan yang dibangkitkan oleh
setan-setan itu.
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 120-121:
120. (Setan itu memberikan janji-janji pada mereka
dan membangkitkan angan-angan kosong) hayalan yang pasti tidak akan pernah terjadi (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu) kepada mereka (melainkan tipuan belaka) Al-Israa’ ayat 64.
121. (Mereka) orang-orang kafir yang tertipu bisikan, godaan, hasutan dan tipuan
setan (itu tempatnya
di Neraka Jahannam dan mereka tidak dapat menghindarkan diri) lari (darinya).
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 63-64 :
63.
(Berfirman)
Allah kepada Iblis (:
“Pergilah!”) ”Keluarlah dari Surga!” Al-Hijr ayat 34 (Barangsiapa di antara mereka yang
mengikuti kamu, maka sesungguhnya Neraka Jahannam adalah balasan kalian semua,
sebagai suatu pembalasan yang cukup) Al-Hijr ayat 43.
64.
(“Dan
godalah) sesatkanlah
(siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu) godaanmu (dan
kerahkanlah) mintalah bantuan (terhadap mereka pasukan berkuda dan
pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta benda
dan anak-anak) dari hasil perbuatan zina (dan beri janjilah mereka.” Dan
tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka)
Allah memberi kesempatan kepada Iblis untuk menyesatkan manusia dengan segala
kemampuan yang ada padanya, tetapi segala tipu daya setan itu tidak akan mampu
menghadapi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa.
*Buli-buli
adalah semacam botol yang terbuat dari tanah liat, kaca, keramik dan
sebagainya.
Setelah keluar dari tempat persembunyian, di tengah jalan Nabi Ilyas
as bertemu dengan Obaja, kemudian Nabi Ilyas as menyuruhnya menyampaikan pesan bahwa
Nabi Ilyas as mau bertemu Raja Ahab. Kemudian pergilah Obaja menemnui Raja Ahab
bin Omri dan menyampaikan pesan Nabi Ilyas as kepadanya, setelah itu Raja Ahab
bin Omri pergi menemui Nabi Ilyas as dan setelah mereka bertemu.
Raja Ahab bin Omri berkata: “Engkau mencelakakan (menyengsarakan)
bangsa Israel.”
Nabi Ilyas as membantah:“Bukan aku yang
menyengsarakan bangsa Israel, melainkan kamu dan keluargamu, sebab kamu tidak
beriman dan tidak bertakwa kepada Allah dan kamu telah menjadi penyembah para
Baal.” Kemudian Nabi Ilyas as menantang Raja Ahab bin Omri dan nabi-nabi
dewa-dewi untuk bermubahalah. “Oleh sebab itu perintahkan untuk mengumpulkan
seluruh bangsa Israel ke *Gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal dan nabi-nabi Asyera
yang 400 orang itu yang mendapat penghasilan dari Izebel.” Raja Ahab bin Omri
menerima tantangan itu kemudian mengirim utusan ke seluruh pelosok Israel
memerintahkan rakyatnya dan mengumpulkan nabi-nabi palsu itu ke Gunung Karmel.
Setelah semua
berkumpul, Nabi Ilyas as hanya seorang diri sebagai nabi Allah menantang
ratusan orang nabi-nabi berhala itu bermubahalah. Nabi Ilyas as mengatakan
bahwa pihak-pihak yang bermubahalah masing-masing mempersembahkan korban
bakaran seekor lembu di atas mezbah lalu memanggil nama Tuhannya masing-masing.
Maka nabi-nabi palsu itu mengambil seekor lembu yang diberikan kepada mereka,
mengolahnya dan mempersembahkannya di atas mezbah dan memanggil nama Baal tuhan
mereka dari pagi sampai tengah hari. Nabi-nabi Baal itu melakukan ritual dengan
berjingkat-jingkat mengelilingi mezbah buatan mereka di bawah terik Matahari,
tetapi tidak ada suara dan tidak ada yang menjawab. Nabi Ilyas as mengejek
mereka, kemudian nabi-nabi palsu itu memanggil tuhan mereka Baal lebih keras
sambil menoreh-noreh tubuhnya dengan pedang dan tombak seperti kebiasaan mereka
sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Dan setelah melewati waktu tengah
hari, nabi-nabi palsu itu mulai kerasukan sampai waktunya mempersembahkan
korban petang, tetapi tetap tidak ada suara, tidak ada yang menjawab dan tidak
ada tanda perhatian. Kemudian Nabi Ilyas as menyuruh seluruh rakyat mendekat,
Nabi Ilyas as mengambil 12 batu sesuai jumlah suku Israel keturunan Nabi Ya’qub
as.
*Gunung Karmel adalah daerah pegunungan pantai yang
memiliki panjang 25 km dan lebar 8 km dengan puncaknya berada di ketinggian 548
mdpl serta menghadap langsung ke Laut Tengah. Inilah pegunungan terpanjang di
Negara Israel. Nama Karmel berasal dari bahasa Ibrani ‘Karem El’ artinya ‘Kebun
Anggur Allah’ (Karem = Kebun Anggur dan El = Allah).
Nabi Ilyas as mendirikan batu-batu tersebut menjadi mezbah dan
membuat parit yang mengelilingi mezbah, terus menyusun kayu-kayu api, mengambil
seekor lembu menyembelihnya dan memotong-motong dagingnya untuk mempersembahkan
korban petang lalu menaruhnya di atas kayu-kayu api. Nabi Ilyas as menyuruh
menyiramkan air di atasnya 4 buyung (tempayan) air sebanyak 3 kali sehingga air
mengalir sekeliling mezbah dan memenuhi parit. Setelah itu Nabi Ilyas as berdoa
kepada Allah supaya rakyat Israel Utara mendapat petunjuk kemudian bertobat dan
percaya bahwa hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa Tuhan semesta alam bukan Baal.
Bahwa Nabi Ilyas as adalah benar utusan Allah dan semua yang dilakukan oleh
Nabi Ilyas as atas perintah Allah, sehingga mereka kembali beriman dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu selain Allah. Allah mengabulkan doa Nabi Ilyas
as lalu turunlah api yang berkobar dari Langit seperti hujan yang menyambar
habis persembahan korban dari Nabi Ilyas as tersebut, yaitu potongan-potongan
daging lembu, kayu-kayu api, 12 batu dan tanah, bahkan air yang dalam parit itu
pun habis disambarnya. Ketika seluruh rakyat Israel Utara melihat kejadian yang
sangat luar biasa menakjubkan itu, maka seketika sujudlah mereka dan berkata:
“Tuhan Dia-lah Allah, Tuhan Dia-lah Allah.” Lalu Nabi Ilyas as berkata kepada
umat beliau as: “Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorang pun dari mereka tidak
boleh luput.” Setelah nabi-nabi Baal ditangkap oleh rakyat Israel Utara, Nabi
Ilyas as menyuruh membawa nabi-nabi palsu itu ke Sungai Kison/Kisyon/Nahr el-Muqatta’ modern, kemudiaan menyembelih mereka di Sungai
(Wadi) Kisyon. Setelah itu Nabi Ilyas as menyuruh Raja Ahab pergi untuk makan
dan minum terus segera pulang ke istananya karena hujan akan turun dengan lebat
sebagai jawaban atas doa Nabi Ilyas as, sementara itu Nabi Ilyas as naik ke
Gunung Karmel untuk sujud syukur kepada Allah. Tidak lama kemudian hujan turun dengan
lebat setelah sebelumnya Israel Utara dilanda bencana kekeringan yang sangat
parah akibat sekitar 3,5 tahun hujan dan embun tidak turun. Raja Ahab bin Omri
bergegas pulang naik kereta kudanya ke istananya di Jezreel/Yizreel/Zerin/Zir’in di Lembah Yizreel. Setelah
bertemu Ratu Izebel, Raja Ahab memberi tahu kejadian di Gunung Karmel tentang
semua yang telah dilakukan oleh Nabi Ilyas as dan perihal Nabi Ilyas as yang
telah membunuh semua nabi berhala itu dengan pedang di Sungai Kison. Allah
menimpakan azab yang sangat berat kepada bangsa Israel di Kerajaan Israel Utara
disebabkan bangsa Israel, Raja Ahab bin Omri, Ratu Izebel dan keluarganya
durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh
nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Mendengar cerita
suaminya, Ratu Izebel sangat marah ia menyuruh orang untuk mengatakan kepada
Nabi Ilyas as, sebelum besok malam Ratu Izebel akan membunuh Nabi Ilyas as.
Karena diancam akan dibunuh, Nabi Ilyas as menyelamatkan diri pergi
ke arah barat daya sejauh sekitar 150 km sampailah beliau as ke Kota Beersheba
(Bersyeba) yang masuk wilayah Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan
beristirahat dengan berbaring dibawah pohon arar (Juniperus phoenicea) lalu
tidur. Kemudian Nabi Ilyas as dibangunkan oleh malaikat dan diberi makan dan minum
supaya kuat untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh, karena Allah
memerintahkan Nabi Ilyas as pergi menyelamatkan diri ke Gunung Sinai/Jabal Musa/Horeb di Mesir. Kemudian dari Kota Beersheba Nabi Ilyas as
melanjutkan perjalanan melewati Gurun Negeb/Negev/Yehuda terus melewati Padang (Gurun)
Tih dan melewati gunung-gunung, setelah menempuh perjalanan selama 40 hari
sampailah Nabi Ilyas as di Jabal Musa di Semenanjung Sinai – Mesir untuk
bersembunyi. Nabi Ilyas as bersembunyi di Jabal Musa yang dingin di malam hari
di tempat yang terpencil dan sangat jauh dari jangkauan kejahatan Ratu Izebel
dan Raja Ahab. Sehingga Nabi Ilyas as selamat dari percobaan pembunuhan yang
ke-2 oleh Ratu Izebel yang najis itu dan Ratu Izebel juga telah membunuh kaum
muslimin. Tempat persembunyian Nabi Ilyas as di puncak Jabal Musa itu terdapat
gua, di mana dahulu Nabi Musa as datang pada waktu yang telah Allah tentukan
untuk bermunajat dan Allah telah berfirman langsung kepada Nabi Musa as, di
sana juga tempat Nabi Musa as menulis Kitab suci Taurat. Dan di tempat
persembunyian itu, Nabi Ilyas as hanya makan rumput-rumputan, mengenakan
pakaian berbahan kulit domba, betapa banyak hari beliau as tidak minum dan
sering hawa dingin menerpa yang membuat beliau as menderita, betapa sedikitnya
tetes air hujan yang membasahi kerongkongannya karena di Sinai jarang turun
hujan, dan semua itu berlangsung sekitar 7 tahun lamanya. Ketika Nabi Ilyas as
masih bersembunyi di Jabal Musa, Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri melakukan
kezhaliman dengan membunuh dan merampas perkebunan anggur milik Nabot. Setelah
Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri membunuh Nabot, anak-anaknya dan merampas
perkebunan anggur milik Nabot yang terletak di samping istana Raja Ahab bin
Omri di Yizreel. Maka Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya keluar dari
tempat persembunyian beliau as di Jabal Musa, untuk menemui Raja Ahab bin Omri
dan menyampaikan firman-Nya bahwa Allah akan menimpakan azab kepada Raja Ahab
bin Omri dan keluarganya sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya dan
dosa-dosa keluarganya yang melampaui batas itu.
Mendengar peringatan Allah yang disampaikan melalui Nabi Ilyas as
itu membuat Raja Ahab bin Omri menjadi sangat sedih lalu ia memohon ampun
kepada Allah dan menyesali perbuatan dosa-dosanya. Pertobatan Raja Ahab bin
Omri itu meredakan murka-Nya sehingga Allah menangguhkan azab-Nya untuk
memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yaitu bukan pada zamannya
tetapi pada zaman putranya. Dan karena beberapa tahun sebelumnya, Ratu Izebel
binti Etbaal telah membunuh sekitar 10 ribu orang nabi-nabi-Nya dan kaum
muslimin. Maka untuk membalaskan darah mereka, Allah berfirman kepada Nabi
Ilyas as sewaktu beliau as masih bersembunyi di Jabal Musa untuk menobatkan
panglimanya Raja Yoram bin Ahab yang bernama Yehu bin Yosafat bin Nimsi untuk
menggantikan Raja Yoram bin Ahab dan memerintahkan Panglima Yehu cucu Nimsi itu
untuk membunuh seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri. Perintah dari Allah untuk
memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri yang disampaikan melalui
nabi-nabi-Nya itu belum terlaksana sampai Nabi Ilyas as diangkat oleh Allah ke
Langit sama dengan yang terjadi pada Nabi Idris as dan Nabi Isa as. Allah Tuhan
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Sabar dan Maha
Penerima Tobat. Walaupun Raja Ahab bin Omri telah tiada, ia tewas akibat dipanah
oleh prajurit Raja Aram-Damaskus (Raja Ammon) Ben-Hadad/Hadadezer/Adad-Idri II
yang sembarangan memanah dan mengenai di antara sambungan baju zirahnya dalam
pertempuran melawan Raja Ben-Hadad II dan bala tentaranya di Ramot-Gilead pada
tahun 853 SM dan pertempuran itu terjadi sekitar 3 tahun setelah Raja Ahab bin
Omri membunuh Nabot dan anak-anaknya. Raja Ahab bin Omri terluka kemudian
menyuruh kusir kereta perangnya untuk memutar arah keluar dari medan
pertempuran tetapi tidak bisa keluar karena pada hari itu pertempuran bertambah
seru. Dan Raja Ahab bin Omri tetap ditopang berdiri di dalam kereta perangnya
berhadapan dengan bala tentara Raja Ben-Hadad II hingga Raja Ahab bin Omri
tewas pada waktu petang hari akibat darahnya keluar terus-menerus dari lukanya
yang mengalir ke dalam palung kereta perangnya, yang mengakibatkan Raja Ahab
bin Omri kehabisan darah dan akhirnya nyawanya tidak tertolong lagi.
Pada waktu Matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang
barisan tentara yang memerintahkan pulang ke kota dan negeri masing-masing
karena Raja Ahab bin Omri telah tewas, maka pulanglah mereka dengan membawa
jenazah Raja Ahab bin Omri kembali ke Samaria untuk dikebumikan. Ketika kereta
itu hendak dicuci untuk menghilangkan darah Raja Ahab bin Omri di tepi telaga di
Samaria, kawanan anjing datang menjilati darah Raja Ahab bin Omri di tempat
yang sama di mana darah Nabot juga dijilati oleh kawanan anjing. Semua yang
menimpa Raja Ahab bin Omri sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepada
Raja Ahab bin Omri dengan perantaraan Nabi Ilyas as dan Nabi Mikha (Micaiah) as
bin Yimla. Lalu Raja Ahab bin Omri digantikan oleh putranya Raja Ahazia bin
Ahab menjadi raja ke-9 pada tahun 853 SM, Raja Ahazia bin Ahab penyembah Baal
sama dengan orangtuanya Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel binti Etbaal, Raja
Ahazia bin Ahab juga menyembah patung anak lembu jantan emas sama dengan Raja
Yerobeam I bin Nebat. Pada suatu hari Raja Ahazia bin Ahab sakit akibat jatuh
dari kisi-kisi kamar atas istananya di Samaria, kemudian dikirimnyalah
utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Dewa Baal-Zebub tuhan di Kota Ekron
(Tel Miqne modern, 35 km sebelah barat Kota Yerusalem), apakah sakit yang
diderita Raja Ahazia bin Ahab akan sembuh? Allah berfirman melalui malaikat-Nya
kepada Nabi Ilyas as: “Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan Raja Samaria
dan katakan kepada mereka: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel, sehingga kalian
ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, tuhan di Ekron? Oleh sebab
itu Allah berfirman: “Kamu (Ahazia bin Ahab) tidak akan bangun lagi dari tempat
tidur, di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Setelah itu Nabi
Ilyas as pergi menemui utusan-utusan Raja Ahazia bin Ahab untuk menyampaikan
firman Allah, kemudian utusan-utusan itu membatalkan pergi ke Kota Ekron dan
kembali kepada raja untuk melapor.
Raja Ahazia bertanya: “Mengapa kalian kembali?”
Jawab para utusan: “Ada seorang datang menemui kami
dan berkata: “Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruhmu dan
katakanlah kepadanya, Allah berfirman: “Apakah tidak ada Tuhan di Israel,
sehingga kamu menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub tuhan (yang disembah
penduduk) di Ekron? Sebab itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di
mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.”
Raja Ahazia bertanya: “Bagaimanan rupa orang yang
telah datang menemui kalian itu dan yang mengatakan perkataan ini kepada
kalian?”
Jawab para utusan: “Seseorang yang memakai pakaian
bulu dan ikat pinggang kulit terikat di pinggangnya.”
Raja Ahazia berkata: “Itu Ilyas, orang Tisbe!” Setelah
mengetahui orang tersebut adalah Nabi Ilyas as, Raja Ahazia bin Ahab menyuruh
seorang perwira dan 50 orang anak buahnya menemui Nabi Ilyas as, perwira itu
naik menjumpai Nabi Ilyas as yang sedang duduk di atas puncak bukit.
Perwira 1 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah, turunlah!”
Nabi Ilyas as berkata: “Jika benar aku nabi Allah,
biarlah turun api dari Langit memakan habis kamu dengan ke-50 anak buahmu.”
Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50 anak buahnya,
sebagai azab dari Allah disebabkan mereka durhaka, tidak menghormati, tidak
memuliakan dan tidak mengagungkan Nabi Ilyas as sesuai kedudukannya sebagai
nabi Allah, karena mereka berbicara kepada Nabi Ilyas as dengan suara keras
(meninggikan suara) dan kasar. Allah melarang orang-orang meninggikan suara
mereka melebihi suara nabi Allah jika mereka bercakap-cakap di hadapan nabi-Nya
dan Allah melarang orang-orang berkata kepada nabi Allah dengan meninggikan
(mengeraskan) suara mereka, jika mereka melakukan itu, maka Allah menghapus
amalan pahala mereka, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Bagi orang-orang
yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, maka Allah akan memberi ampunan
dan pahala yang besar kepada mereka, Al-Hujurat
ayat 2-3. Kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh perwira yang lain yaitu
perwira ke-2 dan 50 orang anak buahnya untuk menemui Nabi Ilyas as.
Perwira 2 berkata: “Hai nabi Allah, raja bertitah:
“Segeralah turun!” Maka turunlah api dari Langit memakan perwira itu dan ke-50
anak buahnya, kemudian Raja Ahazia bin Ahab menyuruh lagi perwira yang ke-3 dan
50 orang anak buahnya. Kemudian naiklah perwira yang ke-3 itu dan setelah
sampai, berlututlah ia di depan Nabi Ilyas as dan meminta belas kasihan kepada
Nabi Ilyas as.
Perwira 3 berkata: “Ya nabi Allah, biarlah kiranya
nyawaku dan nyawa ke-50 umatmu ini berharga di matamu. Bukankah api telah turun
dari Langit memakan habis kedua perwira dengan ke-50 anak buah mereka? Tetapi
sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu.” Maka turunlah malaikat Allah
menyampaikan firman-Nya: ”Turunlah bersamanya, janganlah takut kepadanya!” Lalu
bangkit berdirilah Nabi Ilyas as dan turun dari atas puncak bukit bersama
perwira ke-3 itu menghadap Raja Ahazia bin Ahab.
Nabi Ilyas as berkata: “Allah berfirman: “Karena kamu
(Ahazia bin Ahab) telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada
Baal-Zebub tuhan di Ekron, seakan-akan tidak ada Tuhan Allah di Israel untuk
dimohonkan petunjuk-Nya, maka dari itu kamu tidak akan bangun lagi dari tempat
tidur di mana kamu berbaring, sebab kamu pasti akan mati.” Maka meninggallah
Raja Ahazia bin Ahab sesuai dengan firman Allah yang disampaikan kepadanya
melalui Nabi Ilyas as.
Setelah Raja Ahazia bin Ahab meninggal tanpa memiliki putra yang menjadi
pewarisnya, maka ia digantikan oleh saudaranya Raja Yoram (Yehoram) bin Ahab
menjadi raja ke-10 takhta Samaria pada tahun 852 SM. Beberapa waktu kemudian,
Nabi Ilyas as dinaikkan oleh Allah ke Langit yang disaksikan oleh Nabi Ilyasa (Elisa)
as bin Safat yaitu murid Nabi Ilyas as. Karena Allah telah mengangkat Nabi
Ilyas as ke Langit, maka Allah mengutus Nabi Ilyasa as untuk menggantikan Nabi Ilyas
as dalam membimbing Bani Israil di Kerajaan Israel Utara.supaya beriman dan
bertakwa hanya kepada Allah saja. Sementara itu, penguasa Kerajaan Israel Utara
yaitu Raja Yoram bin Ahab bukan menyembah Baal dan Asyera seperti orangtuanya,
tetapi ia juga bukan orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah karena Raja
Yoram bin Ahab adalah penyembah patung anak lembu jantan emas buatan Raja
Yerobeam I bin Nebat. Allah adalah Tuhan Yang Maha Penyantun, Maha Pengampun
dan rahmat Allah mendahului murka-Nya, maka Allah masih belum juga menurunkan
azab-Nya untuk memusnahkan keluarga Raja Ahab bin Omri, Allah masih memberi
tangguh dengan menunggu bertobatnya keluarga Raja Ahab bin Omri. Setelah
ditunggu selama lebih dari 10 tahun, keluarga Raja Ahab bin Omri tidak ada yang
mau beriman dan bertobat kepada Allah, maka setelah Raja Yoram bin Ahab berkuasa
sekitar 11 tahun, barulah Allah memerintahkan Nabi Ilyasa as. Kemudian Nabi
Ilyasa as memanggil salah seorang murid beliau as dari sekelompok nabi dan
menyuruh nabi muda tersebut pergi ke Ramot-Gilead untuk menobatkan Panglima
Yehu bin *Yosafat bin Nimsi menjadi raja ke-11 takhta Samaria di Kerajaan
Israel Utara dengan menuangkan buli-buli berisi minyak wangi ke atas kepala
panglima Yehu pada tahun 841 SM. Karena melalui tangan Raja Yehu bin Yosafat
bin Nimsi, Allah memusnahkan seluruh keluarga Raja Ahab bin Omri di Israel Utara
sebagai azab dari Allah atas perbuatan Ratu Izebel dan Raja Ahab bin Omri yang
telah membunuh nabi-nabi-Nya dan kaum muslimin. Setelah Raja Yehu cucu Nimsi
dinobatkan menjadi raja, ia segera menjalankan perintah Allah yang disampaikan
melalui Nabi Ilyas as dan Nabi Ilyasa as. Raja Yehu cucu Nimsi segera pergi ke *istana
berbenteng di Yizreel (Jezreel) untuk memulai pemusnahan keluarga Raja Ahab bin
Omri. Karena di istana itu, Raja Yoram bin Ahab sedang beristirahat untuk
mengobati luka-lukanya yang parah akibat kalah di medan perang Ramot-Gilead
melawan Raja Aram-Damaskus Hazael pada tahun 841 SM dan di istana itu ada juga Raja
Yehuda Ahazia bin Yoram cucu Raja Ahab bin Omri dari putrinya Ratu Atalya binti
Ahab, yang ketika itu Raja Ahazia bin Yoram datang ke Yizreel untuk menjenguk
pamannya yang sedang sakit. Raja Yehu cucu Nimsi berhasil membunuh Raja Yoram
bin Ahab dengan memanahnya lalu menyuruh Bidkar perwiranya supaya mengangkat
dan melemparkan jenazah Raja Yoram bin Ahab ke kebun Nabot untuk menggenapi
firman Allah. Ketika Raja Ahazia bin Yoram melihat itu, ia melarikan diri ke
arah Bet-Hagan (Jenin modern), kemudian Raja Yehu cucu Nimsi mengejar Raja
Ahazia bin Yoram dan berhasil memanahnya di atas keretanya yang ia kendarai di
pendakian (tanjakan) ke Gur di dekat Yiblem (Bir-el-Belameh modern 3,2 km
selatan Jenin), tetapi Raja Ahazia bin Yoram berhasil melarikan diri dan
tertangkap ketika bersembunyi di Samaria. Lalu dibawa ke hadapan Raja Yehu cucu
Nimsi, ketika Raja Ahazia bin Yoram hendak dibunuh, rupanya ia berhasil
melarikan diri lagi ke Megido (di dekat Megiddo modern) dan tewas di sana
akibat luka-lukanya, para pegawainya membawa jenazah Raja Ahazia bin Yoram ke Kota
Yerusalem dan menguburkannya di Kota Daud – Yerusalem Barat.
*Ada 2 orang yang bernama Yosafat yaitu, Raja Yosafat
bin Asa raja ke-4 dari Kerajaan Yehuda kakek dari Raja Ahazia bin Yoram dengan
Yosafat bin Nimsi rakyat Israel biasa dan ayah dari Panglima Yehu, sehingga setelah
menjadi Raja Israel Utara, sering disebut Raja Yehu cucu Nimsi, nama ayahnya
Yosafat tidak disebut supaya tidak
disangka putra dari Raja Yehuda yaitu Raja Yosafat bin Asa bin Abia bin
Rehabeam bin Sulaiman as bin Daud as.
*Istana raja yang megah dan markas besar militer
tentara kavaleri Kerajaan Israel Utara juga tempat menyimpan serta pelatihan
pasukan kereta kuda dan pasukan berkuda yang dikelilingi tembok casemate
(benteng berkubu) dan terdapat 4 menara. Benteng yang dibangun dengan bahan kombinasi
batu-batu ashlar yang terpotong rapi, batu-batu besar (boulder) dan batu-batu
kecil dengan lapisan atas batu bata. Benteng tersebut mengelilingi daerah seluas
hampir 45 ribu meter persegi dengan panjang 260 meter dan lebar 140 meter yang
diperkuat dengan turunan terjal dan sungai sedalam 6,1 meter di bagian utara
dengan timbunan di ke-3 sisi lainnya yang merupakan milik Raja Omri, Raja Ahab
bin Omri, Raja Yoram bin Ahab dan Ratu Izebel di Yizreel. Bekas istana dan
markas besar ini lokasinya strategis dengan sumber air yang cukup dari mata air
En Jezreel di timur laut benteng dan padang rumput yang bagus untuk ternak di
Lembah Jezreel yang subur dan luas. Peninggalan arkeologis tersebut terletak di
Tel Jezreel/Zerin/Zir’in di Lembah Jezreel Timur di selatan Danau Galilea
perbatasan utara Tepi Barat – Israel Utara.
Kemudian Raja Yehu cucu Nimsi pergi untuk membunuh Ratu Izebel di istananya
di Yizreel, ketika Raja Yehu sampai di gerbang istana, ia memerintahkan pelayan-pelayan
Ratu Izebel untuk melemparkan ratu kafir, fasik dan zhalim itu ke bawah lewat
jendela lantai atas istana Raja Ahab bin Omri di Yizreel. Ratu Izebel jatuh ke
tanah di tembok luar istananya dan tewas, lalu digilas kereta kuda sehingga
darahnya memercik ke dinding dan ke kuda-kuda milik Raja Yehu kemudian
kuda-kuda itu menginjak-injak tubuhnya. Setelah itu, jenazah Ratu Izebel
dimakan kawanan anjing. Ketika orang-orang Israel hendak menguburkan jenazah
Ratu Izebel, mereka tidak menjumpai jenazahnya, tinggal tulang tengkorak,
tulang kedua kaki dan tulang telapak tangannya saja. Tragisnya akhir hidup Ratu
Izebel binti Etbaal adalah azab dari Allah karena ia durhaka kepada Allah dan
nabi-nabi-Nya, mengabaikan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan kepadanya
melalui nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh nabi-nabi-Nya dan
kaum muslimin serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Kemudian Raja Yehu
bin Yosafat bin Nimsi mengirim surat kepada orang-orang besar di Samaria yang
mendidik putra-putra raja dan tinggal bersama mereka dan memerintahkan
orang-orang besar di Samaria itu untuk membunuh putra-putra raja yang diasuh
oleh mereka. Setelah menerima surat dari Raja Yehu cucu Nimsi, kemudian
orang-orang besar di kota itu mengambil putra-putra raja yang jumlahnya 70
orang lalu menyembelih mereka dan menaruh kepala-kepala mereka di dalam keranjang
terus mengirimkan semua kepala putra raja itu kepada Raja Yehu cucu Nimsi di
Yizreel. Setelah orang yang disuruh membawa kepala putra-putra Raja Ahab bin
Omri sampai di Yizreel kemudian ia memberitahukan kepada Raja Yehu cucu Nimsi,
lalu Raja Yehu memerintahkan menyusun kepala putra-putra raja itu menjadi 2
timbunan di depan pintu gerbang. Semua bencana yang menimpa keluarga Raja Ahab
bin Omri adalah azab dari Allah yang pasti dipenuhi-Nya sebagai ketetapan dari
Allah yang difirmankan oleh Allah melalui utusan-Nya Nabi Ilyas as sebagai
balasan atas dosa-dosa Raja Ahab bin Omri dan dosa-dosa keluarganya. Kemudian
Raja Yehu cucu Nimsi membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri
di Yizreel, pejabat-pejabatnya, orang-orang kepercayaannya dan imam-imamnya.
Setelah itu Raja Yehu cucu Omri pergi ke Samaria melanjutkan tugasnya, ia
berhasil membunuh seluruh keluarga dan kerabat Raja Ahab bin Omri dari
keturunan Raja Omri di Samaria. Raja Yehu juga membunuh pejabat-pejabat Yehuda
dan anak-anak saudara-saudara Raja Ahazia bin Yoram yang melayaninya yang
sedang berkunjung ke Samaria yang berjumlah 42 orang dengan menyembelih mereka
di dekat perigi Bet-Eked. Selanjutnya Raja Yehu cucu Nimsi, bentara-bentara dan
perwira-perwira berhasil pula membunuh orang-orang Israel penyembah Baal di
seluruh Kerajaan Israel Utara yang dikumpulkan di gedung Kuil Baal pusat di
Kota Samaria dengan tipu daya lalu mayat mereka dibuang. Setelah itu masuklah
Raja Yehu cucu Nimsi dan orang-orangnya ke gedung Kuil Baal, mereka mengeluarkan
tiang berhala Kuil Baal lalu dibakar, merobohkan tugu berhala Baal dan
merobohkan Kuil Baal kemudian menaruh jamban (toilet) di reruntuhannya sebagai
bentuk ‘penistaan’ resmi dan pertanda bahwa peribadatan di Kuil Baal telah
ditutup (dihapuskan). Demikianlah Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi memusnahkan
penyembahan Baal di Kerajaan Israel Utara, Raja Yehu cucu Nimsi bukan menyembah
para Baal dan para Asyera, tetapi Raja Yehu bukan orang yang bertakwa kepada
Allah dan ia juga bukan orang yang mentauhidkan Allah karena Raja Yehu cucu
Nimsi itu adalah penyembah patung-patung anak lembu jantan emas tuangan
(cetakan) yang dibuat oleh Raja Yerobeam I bin Nebat kemudian ditempatkannya di
dua kota kuno Betel (Baytin - Palestina modern) yaitu kota yang paling selatan
dan Dan (Tel Dan - Israel Utara modern) kota yang paling utara di wilayah
kekuasaannya yaitu Kerajaan Israel Utara.
* Kabut embun (tal = bhs. Ibrani) tebal banyak sekali
turun (melimpah) pada musim panas yang panas, kering dan panjang yang sangat
penting untuk pertanian dan perkebunan di Israel. Karena embun yang turun
melimpah pada malam hari akan menambah persediaan air yang tersimpan di dalam
tanah yang berasal dari air hujan pada musim dingin sebelumnya. Tambahan air
dari turunnya embun tebal itu memungkinkan budidaya buah-buahan dan
sayur-sayuran, embun membuat buah-buah anggur tumbuh besar selama kekeringan
pada musim panas, buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung air itu menjadi
sumber tambahan air bagi manusia dan binatang. Musim hujan di Israel dimulai
pertengahan musim gugur pada bulan Oktober dan berakhir sampai pertengahan
bulan April, puncak musim hujan pada bulan Desember-Februari. Sedangkan bulan
Mei sampai awal bulan September di Israel adalah musim panas, cuacanya panas dan
kering karena kelembaban yang rendah, hujan jarang turun dan bahkan tidak turun
hujan sama sekali selama 5 bulan hal itu mengakibatkan sungai mengering.
Sehingga petani-petani Israel zaman dahulu hanya mengandalkan embun yang turun
banyak sekali di pagi dan malam hari pada waktu musim panas, embun di Israel
turun sekitar 250 malam dalam setahun yang sangat diperlukan terutama bagi
jenis tumbuh-tumbuhan yang sepenuhnya hanya bergantung pada embun. Embun sangat
penting untuk pertanian dan perkebunan pada waktu musim panas di Israel
terutama pada zaman dahulu, karena saat itu belum ada teknologi penyulingan
(desalinasi) air laut menjadi air tawar dan pengolahan (daur ulang) air tawar
limbah rumah tangga menjadi air bersih yang bisa dipakai untuk pengairan seperti
di zaman modern. Di musim panas, tumbuh-tumbuhan yang layu akibat cuaca panas
yang sangat panas dan kering di siang hari itu, akan lebih cepat pulih
kesegarannya jika ada embun yang turun pada daun-daunnya di pagi dan malam hari
daripada jika tumbuh-tumbuhan dan tanah tersebut disirami dengan air.
Tumbuh-tumbuhan itu menyerap begitu banyak embun sehingga dapat berfungsi
dengan normal pada hari berikutnya tanpa harus disiram air lagi tanahnya dan
jumlah air yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan dari embun, kadang-kadang beratnya
sama dengan berat seluruh tumbuhan itu sendiri, kemudian airnya dikeluarkan
oleh tumbuh-tumbuhan tersebut melalui akar-akarnya terus dimasukkan ke dalam
tanah untuk disimpan. Di Israel wilayahnya sebagian besar adalah gurun pasir dan
sumber daya airnya rendah (minim), khususnya di Gurun Negeb dan dataran tinggi
di Gilead yaitu Israel bagian selatan dan timur. Karena curah hujan di
daerah-daerah tersebut sangat sedikit sehingga tidak bisa mengandalkan air
hujan untuk menyirami tanaman pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, embun
malam pada musim panas sangat berperan (penting) bagi pertanian dan perkebunan
untuk menghasilkan panenan yang melimpah terutama di daerah-daerah gurun pasir
di Israel yang minim air itu. Di mana di tempat-tempat tersebut sebenarnya
apabila tidak ada embun yang turun pada musim panas yang panas, kering dan
panjang, akan mengalami kekeringan dan bisa menyebabkan terjadinya bencana
kelaparan. Di beberapa daerah di Israel, embun yang turun melimpah di pagi dan
malam hari membuat tumbuh-tumbuhan mendapat air yang lebih dari cukup untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan di siang harinya yang sangat
menyegarkan tanah dan tumbuh-tumbuhan. Pertanian bagi kehidupan bangsa Israel
sedemikian vital (sangat penting) terutama zaman dahulu ketika sering terjadi
permusuhan antar kerajaan dan bangsa-bangsa asing penyembah berhala itu berada
di sekitar negeri mereka, karena itu ada hukum-hukum di dalam Kitab Taurat yang
mengaturnya. Kehidupan pertanian seperti itu juga melindungi bangsa Israel
secara rohani, karena membuat mereka menjadi sangat mandiri sehingga tidak
memerlukan bangsa-bangsa asing untuk memenuhi kebutuhan bangsa Israel sendiri
dan meminimalkan hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing di sekitar mereka.
Karena zaman dahulu bangsa Israel diperintah untuk memisahkan diri dari
pergaulan dengan bangsa-bangsa asing, supaya bangsa Israel terhindar dari
pengaruh kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi bangsa-bangsa asing itu yang
kafir, fasik dan zhalim yang masih melakukan segala kekejian.
*Banyak atau sedikitnya penguapan air laut, danau,
sungai dan sumber-sumber air lainnya tergantung dengan seberapa besar energi
panas sinar Matahari yang memancar di tempat-tempat sumber air tersebut.
Semakin besar energi panas sinar Matahari yang memancar, maka penguapannya akan
semakin banyak sehingga dapat menghasilkan kabut embun tebal yang sangat banyak
dan dapat menggantikan air hujan untuk menyirami tumbuh-tumbuhan seperti di
Israel yang minim sumber daya air itu. Dan juga karena di Israel, ketika musim
panas suhu udaranya panas, kering dan lama, di mana di musim panas itu jarang
turun hujan bahkan tidak turun hujan sama sekali selama 5 bulan setiap
tahunnya. Embun di Israel kebanyakan dihasilkan dari Laut Tengah (Mediterania)
yang air lautnya *menguap (evaporasi) berubah menjadi uap air akibat energi
panas sinar Matahari di musim panas dan naik ke atas lapisan Atmosfer Bumi
kemudian bergerak ke darat karena adanya arus angin dan perbedaan tekanan
udara. Ketika di darat, pada malam hari suhu udara dingin dan tidak ada angin
yang bertiup di mana udara dingin sarat dengan uap-uap air, maka uap-uap air
tersebut akan lebih mudah menempel pada apa saja yang ada di permukaan Bumi.
Hal itu membuat uap-uap air yang telah menempel pada apa saja itu menjadi jenuh
dan berubah menjadi embun. Dan dihasilkan dari salju yang menutupi *Gunung
Hermon yang berubah menjadi uap-uap air, kemudian uap-uap air malam itu naik ke
atas lapisan Atmosfer Bumi, juga karena ketinggian puncaknya, maka angin yang
bertiup sangat kencang pada malam hari turun dari Gunung Hermon di utara dapat
mengalir ke tempat yang sangat jauh dan jaraknya berkilo-kilo meter dengan
membawa udara dingin yang mengandung uap air yang melimpah ke selatan sehingga
dapat terkondensasi di atas *pegunungan-pegunungan tengah Israel.
*Pegunungan Naftali (Galilea), Efreim (Samaria) di
Israel Utara dan Yudea (Yehuda) di Israel selatan dengan gunung-gunungnya yang
terkenal yaitu Gunung Tabor, Samaria, Gerizim, Ebal, Moria, Sion, Zaitun dan
Hebron.
*Gunung Hermon (Jabbal At-Thalj) terletak di Pegunungan
Anti-Lebanon yang masuk Dataran Tinggi Golan di perbatasan Negara Israel,
Lebanon dan Suriah, puncak Gumung Hermon yang berada di wilayah Israel tingginya
2.236 mdpl dan yang berada di wilayah perbatasan Suriah dan Lebanon tingginya
2.814 mdpl. Gunung Hermon merupakan gunung tertinggi di Levant (Syam) dan karena
ketinggiannya itu, Gunung Hermon menangkap sejumlah besar curah hujan di daerah
yang tergolong sangat kering di dunia dan membuat suhu di puncaknya menjadi
sangat rendah di bawah 0 derajat Celcius yang menyebabkan uap air di udara
berubah menjadi salju yang sangat banyak sehingga ke-3 puncak Gunung Hermon tertutup
salju. Salju yang terdapat di puncak Gunung Hermon menyebabkan terjadinya
kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang
menyegarkan tumbuh-tumbuhan. Dan pada pertengahan musim panas, salju di puncak
Gunung Hermon mencair terus meresap ke dalam saluran dan lubang-lubang di
bebatuan kemudian muncul menjadi mata air di kaki gunung dan membentuk
sungai-sungai yang semuanya mengalir dan menyatu menjadi sumber air utama bagi Sungai
Yordan. Mengapa di puncak gunung terdapat salju? Setiap ketinggian bertambah
100 meter, suhu udara turun sebesar 0,5-0,64 derajat Celcius, hal itu
menyebabkan suhu udara di puncak gunung yang tinggi menjadi dingin dan semakin
tinggi gunung maka suhu udara semakin menurun, sehingga suhu udara menjadi
semakin dingin sampai di bawah 0 derajat Celcius yang membuat uap air yang naik
ke Atmosfer Bumi berubah menjadi salju yang banyak dan dapat menutupi puncak
gunung tersebut. Ada 3 penyebab di puncak gunung terdapat salju, yaitu sebagai berikut
:
1.
Karena semakin tinggi gunung
Oksigennya semakin tipis dan juga tekanan udaranya semakin rendah (menurun),
sehingga sangat sedikit mempunyai kemampuan menyerap radiasi gelombang pendek
Matahari.
2.
Dalam Atmosfer Bumi, selalu ada
massa udara yang naik ke atas, sedangkan semakin tinggi suatu tempat, maka
Atmosfernya semakin menipis. Ketika udara memasuki daerah yang Atmosfernya
semakin menipis, udara tersebut cenderung memuai (mengembang), pemuaian itu
menyebabkan udara harus mengerahkan energi yang dipunyainya untuk menghalau
udara lain yang telah menempati tempat itu supaya mendapat ruang untuk memuai.
Akibatnya udara tersebut kehabisan energi sehingga pergerakan molekul udara itu
menjadi melambat, maka suhu udara menjadi dingin dan semakin tinggi tempat,
pemuaian udara akan semakin besar yang menyebabkan suhu udara semakin menurun.
Tetapi sebaliknya, apabila tempat semakin menurun menuju ke permukaan Bumi, maka
pergerakan molekul udara semakin gesit yang membuat suhu udara semakin panas.
3.
Setiap kenaikan ketinggian pancaran
gelombang inframerah atau gelombang panas dari permukaan Bumi semakin berkurang
sehingga suhu udara semakin dingin dan penurunan suhu udara ini terus berlanjut
sampai mencapai ketinggian sekitar 18 km dari permukaan Bumi di lapisan bagian
tengah Stratosfer. Kemudian ketinggian di atas 18 sampai sekitar 40 km, suhu udara
akan semakin panas karena ada mekanisme penyerapan radiasi sinar ultraviolet
dari Matahari oleh lapisan ozon.
Proses Terjadinya Embun.
1.
Embun terbentuk karena pada
malam hari suhu udaranya dingin dan apabila tidak ada angin yang bertiup, maka
uap-uap air di udara mudah menempel pada daun-daunan, rumput-rumputan,
benda-benda dan permukaan tanah yang pada malam hari umumnya suhu udara menjadi
dingin bahkan sangat dingin. Maka uap-uap air yang menempel di tempat
benda-benda tersebut menjadi jenuh, sehingga uap-uap air itu berubah menjadi
titik-titik air yang disebut embun.
2.
Embun terbentuk apabila uap-uap
air hangat yang naik dari tanah kemudian bersentuhan dengan udara yang sejuk.
3.
Embun juga dihasilkan apabila air
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan menguap ke udara, setelah semua bagian
tumbuhan memperoleh jatah saripati makanan, aliran air itu terus naik kemudian
dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui dedaunan. Diperkirakan, sebatang pohon
yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang
kemudian menguap menjadi Oksigen dan uap air (embun). karena akar-akar
tumbuh-tumbuhan itu mengambil air dari dalam tanah dengan cara menyerapnya
hingga tercapai keseimbangan antara suhu di ujung daun dengan suhu di akar
tumbuhan tersebut. Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan
mengeluarkan kurang lebih seribu air setiap harinya yang kemudian menguap
menjadi oksigen dan uap air (embun). Ada beberapa jenis pohon menghasilkan
banyak sekali embun yang sering kali dapat terdengar bertetesan pada malam hari
dan kebanyakan embun pagi hari tampaknya dihasilkan dengan cara itu.
4. Salju yang terdapat di puncak-puncak gunung menyebabkan terjadinya kondensasi uap air pada malam hari sehingga menghasilkan banyak sekali embun yang menyegarkan tumbuh-tumbuhan.
Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan
berbagai sumber