Batsyeba/Bath
Shebha/Betsyua binti Eliam (Amiel) adalah janda Uria orang
Het/Hittites/Anatolia Kuno, Uria adalah pahlawan dan perwiranya Raja Daud as.
Sebelum menjadi istri Raja Daud as, Batsyeba masih menjadi istri Uria tetapi
Raja Daud as jatuh cinta kepadanya dan ingin memilikinya. Lalu Nabi Daud as merebut
Batsyeba dari tangan suaminya yaitu Uria dengan cara yang zhalim, Raja Daud as
memerintahkan Panglima Yoab keponakan beliau as sendiri untuk menugaskan Uria
berperang di barisan depan dalam pertempuran yang hebat supaya ia dipastikan
tewas di medan perang. Ketika mengepung ibu kota kerajaan bangsa Amon di Kota
Raba/Rabbath-Ammon/Amman (ibu kota Kerajaan Hasyimiyyah/Hashemite Yordania modern),
Panglima Yoab mengetahui bahwa bangsa Amon itu musuh yang gagah perkasa dan
tangguh, maka ia memerintahkan tentara-tentaranya termasuk Uria pergi berperang
di barisan depan melawan bangsa Amon di Yordania Utara yang keluar dari benteng
pertahanan mereka untuk menyerang dan berperang melawan Panglima Yoab dan
tentara-tentaranya, maka gugurlah beberapa tentara Raja Daud as termasuk Uria,
mereka tewas di tangan musuh. Setelah Uria tewas sesuai yang dikehendaki Raja
Daud as, maka Raja Daud as memperistri jandanya yaitu Batsyeba binti Eliam setelah
masa iddah-nya selesai, PL. Kitab 1
Tawarikh pasal 3 ayat 5. Dan dari pernikahan Nabi Daud as dengan Batsyeba
binti Eliam, ia melahirkan empat (4) putra yaitu : 1. Pangeran Syamua (Simea), 2.
Pangeran Sobab, 3. Pangeran Nathan (kakek moyang Maryam dan Nabi Isa as) dan 4.
Raja Sulaiman/Salomo/Salomon as. Semua putra Batsyeba binti Eliam lahir di Kota
Yerusalem yaitu kota yang diseramg, direbut dan dikuasai dan Raja Daud as dari
tangan bangsa Yebus. Raja Daud as memerintah
atas Kerajaan Israel di Hebron pada tahun 1010-1002, kemudian memerintah atas
Kerajaan Israel Serikat dengan ibu kota di Yerusalem dan seluruh wilayah di Israel
pada tahun 1.002-970 SM, PL. Kitab 1 Tawarikh pasal 11 ayat 1-9, pasal
14 ayat 2, PL. Kitab 1 Samuel pasal 26
ayat 1-25, pasal 27 ayat 1-7, pasal 31 ayat 1-6, Kitab 2 Samuel pasal 1 ayat
26, pasal 3 ayat 1-21, pasal 5 ayat 1-10 dan PL. Kitab 1 Raja-raja pasal
2 ayat 11.
Qur’an surat Shaad ayat 21-26 :
21.
(Dan apakah telah sampai kepadamu) Muhammad
(berita) kisah (orang-orang yang berperkara ketika mereka
memanjat dinding mihrab?) Allah mengutus 2 malaikat yang menjelma
menjadi manusia yang bersengketa, mereka masuk ke dalam masjid dengan memanjat
dinding mihrab menemui Nabi Daud as yang sedang beribadah.
22.
(Ketika mereka masuk) menemui
(Daud lalu dia terkejut karena) kedatangan mereka lalu kedua malaikat
itu menjelaskan perkara mereka (Mereka berkata : ”Janganlah engkau merasa
takut) kami (adalah dua orang yang bersengketa, salah seorang dari kami berbuat
zhalim kepada yang lain, maka berilah putusan antara kami dengan adil dan
janganlah engkau menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang
lurus) kedua malaikat itu meminta Nabi Daud as memberi keputusan yang
seadil-adilnya atas perkara mereka.
23.
(Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai 99
ekor kambing betina) sebagai kata kiasan dari istri (dan aku mempunyai seekor saja.”
Maka dia berkata : ”Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku
dalam perdebatan”).
24.
(Daud berkata) kepada kedua malaikat
itu
(: ”Sesungguhnya dia telah berbuat zhalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu
untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh,
dan amat sedikitlah mereka ini”) lalu kedua malaikat itu naik ke Langit
dalam keadaan berubah kembali ke wujud aslinya seraya berkata : ” Pria ini
telah memutuskan perkara terhadap dirinya sendiri.” Sehingga sadarlah Nabi Daud
as jika kedua malakat itu mengingatkan perbuatannya, sebenarnya persengketaan
kedua malaikat yang menyamar menjadi manusia itu hanyalah sebagai perumpamaan
untuk mengingatkan Nabi Daud as atas dosa-dosanya karena telah melakukan dosa
zina hati (jatuh cinta pada istri Uria yang cantik jelita) lalu merebut istri
orang dengan cara yang zhalim padahal beliau as telah memiliki banyak istri
sedangkan Uria hanya memiliki istri 1 saja (Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya,
maka dia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat)
Nabi Daud as yakin bahwa Allah mengujinya dengan wanita yang cantik jelita
tetapi telah menjadi istri orang.
Setelah sadar, maka Nabi Daud as meminta ampun kepada Allah lalu menyungkur
sujud dan bertobat. Karena Nabi Daud as telah memohon ampun dan bertobat dan
Allah telah menerima tobat dan mengampuni dosa beliau as, sehingga Allah tidak
mengazab Nabi Daud as dan juga tidak mengazab istri-istri dan putra-putri
beliau as.
25. (Maka Kami ampuni baginya kesalahannya
itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi
Kami) di sisi Tuhan
Yang Maha Raja semesta alam, Al-Qamar
ayat 55 (dan tempat kembali yang baik)
masuk Surga yaitu di tempat yang benar karena di Surga tidak ada perkataan yang
tidak berguna dan tidak ada pula perkataan yang berdosa di dalamnya. Allah
berfirman : ”Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar
kebenaran mereka.” Bagi mereka Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
yang bermacam-macam rasa dan warnanya, mereka kekal di dalamnya untuk
selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya,
itulah keberuntungan yang besar.” Dan Nabi Daud as bertemu dan
melihat wajah Allah, Allah ridha terhadap Nabi Daud as disebabkan keimanan,
ketakwaan dan kekuatan dalam hal beribadah Nabi Daud as sejak muda sampai akhir
hidup beliau as yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga
amal-amal saleh yang dikerjakan oleh Nabi Daud as dan beliau as pun ridha
terhadap Allah dengan balasan pahala dari sisi-Nya di akhirat kelak. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan bertakwa yang menafkahkan hartanya baik disaat
lapang maupun sempit yang dapat menahan amarahnya, yang memaafkan kesalahan
manusia, yang bersabar dan mereka bertawakal hanya kepada Tuhannya yaitu Allah
yang memberikan rezeki kepada mereka dari arah yang tidak mereka duga, mereka
Allah tempatkan di tempat-tempat yang tinggi di dalam taman-taman Surga. Itulah
sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal saleh (mengerjakan
kebaikan) dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan, Ali-’Imran ayat 133-134, Al-Maaidah ayat
119, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut ayat 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar
ayat 73-74, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Ath-Thuur ayat 17-28 dan Al-Qamar ayat 54-55. Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang benar-benar beriman, mendirikan shalat dan mengerjakan
amal yang saleh, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian (kedudukan)
di sisi Allah dan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar yaitu masuk Surga, Al-Anfaal ayat 3-4, Al-Mu’min ayat 40,
Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73 dan Al-Fath ayat 29. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, pasti akan Allah hapus dosa-dosa mereka dan mereka pasti akan Allah beri
balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Dan orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Allah masukkan ke dalam
golongan orang yang saleh, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang
baik di kampung akhirat kelak, Ar-Ra’du
ayat 29 dan Al-’Ankabuut ayat 7, 9.
Ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Nabi Daud as bukan orang yang kejam (zhalim)
dan beliau as juga tidak melanggar
perintah-perintah Allah seperti yang ditulis dalam Kitab 1 Samuel pasal 27 ayat 9-12, 2 Samuel pasal 8 ayat 2, 4, 14 dan 16 ayat 5-13 ayat-ayat tersebut
bertentangan dengan Kitab 1 Raja-raja
pasal 2 ayat 1-4, 15 ayat 5 dan 2
Samuel pasal 8 ayat 15.
26.
(Wahai
Daud, sesungguhnya Kami menjadikan engkau khalifah) raja (di muka Bumi) di Kerajaan Israel
Serikat (maka berilah putusan perkara
di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena
ia) hawa nafsu itu (akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena
mereka melupakan hari perhitungan).
Nabi Daud as adalah seorang yang mempunyai
kekuatan dalam hal beribadah, dalam setahun Nabi Daud as puasa sehari berbuka
sehari yang dikenal dengan ’Puasa Daud’, tidur hanya 1/3 malam dan 2/3 malamnya
digunakan untuk beribadah kepada Allah dengan Lillahi Ta’aalaa. Nabi Daud as amat
taat kepada Allah, yaitu bertakwa dan selalu mengerjakan amal-amal saleh dari
muda sampai akhir hidup beliau as yang menjadi keridhaan Allah Swt. Allah
menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama Nabi Daud as di waktu petang
dan pagi hari. Allah menundukkan pula burung-burung dalam keadaan berkumpul
untuk bertasbih bersama Nabi Daud as. Masing-masing dari gunung-gunung dan
burung-burung itu amat taat kepada perintah Allah tersebut. Dan Allah kuatkan
kerajaan Nabi Daud as sehingga menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya, luas
wilayahnya dan Allah berikan hikmah, ilmu
dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan di antara rakyat dan
umat Nabi Daud as. Allah telah melunakkan besi untuk Nabi Daud as sehingga besi
tersebut di tangan beliau as lunak bagaikan adonan roti. Dan Allah telah mengajarkan kepada Nabi Daud as membuat baju
besi guna menjaga beliau as dan tentara beliau as dalam peperangan dan Allah
memerintahkan membuat baju besi yang besar-besar dan diukur anyamannya sesuai
dengan ukuran pemakainya dan Allah juga memerintahkan Nabi Daud as dan keluarga
beliau as mengerjakanlah amalan yang saleh, Al-Anbiyaa’ ayat 79-80, An-Naml ayat 15, Sabaa’ ayat 10-11 dan Shaad ayat 17-20. Nabi Daud as itu adalah seorang hamba yang amat taat kepada Allah,
jadi sangat tidak benar apa yang ditulis oleh orang-orang Israel tentang kisah Nabi
Daud as dikatakan oleh mereka bahwa beliau as suka berzina dengan mengambil
banyak gundik termasuk dikatakan berzina dengan Batsyeba ketika masih menjadi
istri Uria sampai melahirkan anak haram, Kitab
2 Samuel pasal 5 ayat 13, pasal 11 ayat 4-5
dan membuat Uria mabuk, Kitab 2 Samuel
pasal 11 ayat 13 semua itu adalah fitnahan orang-orang Israel yang tidak
takut kepada Allah yang membuat-buat dusta terhadap Allah dengan mengatakan :
”Ini dari Allah.” Padahal bukan dari Allah, dan juga Allah tidak mengutus
Nabi Nathan as tetapi mengutus 2 malaikat untuk mengingatkan perbuatan Nabi
Daud as terhadap Uria dengan merebut istrinya secara zhalim, maka Allah
membantah fitnahan-fitnahan Bani Israil tersebut terhadap beliau as dengan
menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya dan meralat keterangan-keterangan
yang tidak benar dan ayat-ayat sesat yang dibuat oleh para tokoh (pemuka) agama
dan rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tertulis dalam Kitab 2 Samuel pasal 11 ayat 1-27 dan pasal 12 ayat 1-23, yaitu di dalam
Al-Qur’an surat Shaad ayat 17-25 supaya
Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah (kejadian) yang sebenarnya.
Dan Allah karunia Nabi Daud as, putra yang saleh
yang diberi nama Sulaiman dilahirkan di Kota Yerusalem, sang ibu bernama
Batsyeba binti Eliam, Nabi Sulaiman as adalah sebaik-baik hamba Allah dan
benar-benar sangat taat kepada Allah sepanjang hidup beliau as. Allah memberi
karunia kepada Nabi Sulaiman as hikmah, ilmu, kebijaksanaan dalam memutuskan
perkara hukum di antara rakyat dan umat beliau as dan Allah perintahkan angin untuk
membawa ke mana saja yang Nabi Sulaiman as kehendaki dan masih banyak karunia
Allah yang diberikan kepada beliau as yang tidak Allah karuniakan kepada
makhluk-makhluk Allah yang lainnya di dunia ini selain kepada Nabi Sulaiman as.
Penyebab Kerajaan Israel Serikat pecah menjadi 2 kerajaan yaitu menjadi Kerajaan
Israel Utara di Israel Utara dengan ibu kota Samaria dan Kerajaan Selatan (Yehuda)
di Israel Selatan dengan ibu kota Yerusalem yang ditulis dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-41 dengan Kitab
1 Raja-raja pasal 12 ayat 2-19 dengan
Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 13-17 dengan Kitab 1 Raja-raja pasal 12 ayat 22-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 11 ayat 1-4 penjelasan (keterangan) antara ayat-ayat
dan pasal-pasal yang satu dengan keterangan yang lainnya saling bertentangan
karena ditulis oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang
disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka dengan membuat-buat
dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu pengetahuan, tanpa
petunjuk dan tanpa kitab yang bercahaya atau tanpa kitab wahyu dari Allah yang
menjadi pegangan untuk menjelaskan segala sesuatu, Al-An’aam ayat 144 dan Al-Hajj
ayat 8. Bani Israil memfitnah Nabi Sulaiman as dan Raja Rehabeam yang
ditulis dalam Kitab Taurat Yahudi yang tersebut di atas tentang penyebab 10 suku
Israel memisahkan diri dari Kerajaan Israel Serikat dan mendirikan Kerajaan
Israel Utara yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nabat (Nebat). Padahal penyebab yang
sebenarnya adalah, ketika Nabi Sulaiman as masih menjadi raja mereka,
orang-orang Israel yang kafir itu menyembunyikan kekafiran mereka karena takut
kepada beliau as, tetapi setelah Nabi Sulaiman as wafat, mereka berani
memberontak kepada putra beliau as yaitu Raja Rehabeam bin Sulaiman as yang
mewarisi menjadi raja Kerajaan Israel Serikat pada usia 41 tahun tetapi
kekuasaannya tidak sekuat Nabi Sulaiman as. Orang-orang Israel yang kafir dan fasik
itu memberontak dan memisahkan diri dari kerajaan yang dipimpin oleh Raja
Rehabeam karena mereka tidak mau beriman dan bertakwa kepada Allah, mereka
tidak mau menjalankan perintah-perintah Allah. Dengan dipimpin Yerobeam bin
Nebat dari suku Efraim (Yusuf), akhirnya orang-orang Israel yang kafir dan
fasik itu memisahkan diri lalu mendirikan negara pecahan yang dikenal dengan nama
Kerajaan Israel Utara di Israel Utara dan menobatkan Yerobeam bin Nebat menjadi
raja pertama mereka pada tahun 931 SM, Kitab
1 Raja-raja pasal 12 ayat 20. Maka Raja Rehabeam bin Sulaiman as hanya
berkuasa atas Kerajaan Israel Serikat selama beberapa bulan saja, kemudian nama
kerajaannya diganti menjadi Kerajaan Yehuda di Israel Selatan dan Raja Rehabeam
menjadi raja pertamanya. Kemudian di Israel Utara, Raja Yerobeam I membuat 2
buah patung anak lembu (sapi) emas yang ditempatkan di Kota Betel dan Kota Dan
untuk disembah ia dan rakyatnya supaya rakyatnya tidak datang ke Kota Yerusalem
setiap tahun untuk mempersembahkan korban sembelihan di Masjidil Aqsha, karena
Raja Yerobeam I khawatir rakyatnya akan menjadikan Raja Rehabeam sebagai raja
mereka kembali, kemudian rakyatnya akan membunuhnya. Raja Yerobeam I juga membangun
kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, mengangkat imam-imam bukan dari suku
Lavi dan menugaskan mereka di kuil-kuil tersebut, menentukan sendiri hari raya
agamanya. Raja Yerobeam I sesat dan menyesatkan rakyatnya sehingga bangsa
Israel di Kerajaan Israel Utara menjadi penyembah patung anak lembu emas sama
dengan yang pernah dilakukan oleh sebagian umat Nabi Musa as dahulu, di mana
sekitar 120 ribu orang Israel yang juga menyembah patung anak lembu emas buatan
Samiri Dajjal Laknatullah telah dihukum mati sebagai pertobatan karena melakukan
dosa musyrik pada abad ke-12 SM di Sinai – Mesir sebelum bangsa Israel memasuki
tanah suci, Kitab 1 Raja-raja pasal 12
ayat 25-33.
Dan tentang kisah Ratu Balqis (Bilqis)
dari Negeri Saba yang ditulis dalam Kitab
1 Raja-raja pasal 10 ayat 1-10 dan
disalin dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 9
ayat 1-12 penjelasan di ayat-ayat tersebut tidak benar, maka Allah meralatnya
dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 15-44
supaya Rasulullah saw dan umat Islam mengetahui kisah atau kejadian yang
sebenarnya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 78-79 dan 81-82 :
78.
(Dan)
ingatlah kisah
(Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan putusan) dalam perkara
hukum
(mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan
kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan putusan yang diberikan oleh mereka itu).
79. (Maka Kami telah memberikan pengertian) pemahaman (kepada Sulaiman) dalam
memutuskan perkara hukum secara adil dan tepat. Salah satu kasusnya adalah,
menurut riwayat Ibnu Abbas ra bahwa sekelompok kambing telah merusak tanaman
diwaktu malam. Maka yang empunya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Daud
as, lalu beliau as memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada
yang empunya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. Tetapi Nabi
Sulaiman as memutuskan supaya kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada
yang empunya tanaman untuk diambil manfaatnya. Dan yang empunya kambing
diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru, apabila
tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, maka yang empunya kambing itu
boleh mengambil kambingnya kembali. Putusan hukum Nabi Sulaiman as ini adalah
putusan yang tepat karena berdasarkan petunjuk wahyu dari Allah (dan
kepada masing-masing mereka) yaitu Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as
(telah Kami berikan hikmah dan ilmu...).
81. (Dan) telah Kami tundukkan (untuk Sulaiman angin yang
sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami
telah memberkatinya) yaitu Negeri Syam (Dan adalah Kami Maha Mengetahui
segala sesuatu).
82.
(Dan)
Kami telah tundukkan pula
untuk Nabi Sulaiman as (segolongan setan-setan yang menyelam) ke
dalam laut, sungai dan sumber air lainnya (untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan
selain daripada itu dan adalah Kami memelihara) menjaga (mereka
itu) supaya tetap taat kepada perintah Nabi Sulaiman as dan supaya
mereka jangan merusak lagi pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai mereka
kerjakan. Karena watak setan itu, apabila telah selesai dari suatu pekerjaan
sebelum waktu malam tiba, maka mereka akan merusak kembali hasil pekerjaannya
itu jika mereka tidak disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain.
Qur’an surat An-Naml ayat 15-44 :
15. (Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu
kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan : “Segala puji bagi Allah
yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”).
16.
(Dan
Sulaiman telah mewarisi Daud) menjadi raja atas seluruh Israel, Kitab 1 Raja-raja pasal 4
ayat 1. Raja Daud as menobatkan Raja Sulaiman as bin Daud as menjadi raja menggantikan
beliau as sebagai raja di Kerajaan Israel Serikat bukan putra-putra Raja Daud
as yang lain yang usianya lebih tua daripada Nabi Sulaiman as. Hal itu karena,
Nabi Sulaiman as adalah seorang mukmin yang sebaik-baik hamba Allah yaitu
sebagai orang yang paling bertakwa kepada Tuhannya, Shaad ayat 30, sehingga paling tinggi derajat beliau as di sisi
Allah di antara putra-putra Nabi Daud as, maka Nabi Sulaiman as yang paling
berhak menduduki takhta Daud, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat 1-4 dan Nabi
Sulaiman as juga satu-satunya manusia yang paling banyak mendapat karunia dari
Allah di dunia (dan dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Wahai manusia, kami
telah diberi pengertian) mampu berbicara dan memahami (bahasa
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya) semua (ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata”).
17.
(Dan
dihimpunkan untuk Sulaiman bala tentaranya dari golongan) bangsa (jin, manusia dan burung-burung
lalu mereka itu diatur dengan tertib) dikumpulkan kemudian digerakkan
dengan teratur dan tertib dalam barisan.
18. (Hingga apabila mereka sampai di lembah
semut berkatalah seekor semut : ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarang kalian, supaya kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”).
19. (Maka) Nabi Sulaiman as yang dikaruniai oleh Allah bisa
mengerti bahasa binatang (tersenyum) lalu
(tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dan dia berdoa : ”Ya Tuhanku
berilah aku) petunjuk (untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”).
20. (Dan dia memeriksa burung-burung) untuk mencari burung Hud-hud/Hoopoe/Woodpecker
adalah jenis burung pelatuk yang ditugaskan mencari sumber air di bawah tanah
melalui paruhnya yang dipatuk-patukkan ke tanah yang di bawahnya ada sumber air
yang pada saat itu sedang dibutuhkan Nabi Sulaiman as dan bala tentara beliau
as untuk wudhu dan ternyata beliau as tidak melihat burung Hud-hud tersebut (lalu
berkata : ”Mengapa aku tidak melihat) burung (Hud-hud, apakah ia termasuk yang
tidak hadir”) setelah tidak melihat burung Hud-hud, maka Nabi Sulaiman
as berkata :
21. (”Pasti aku akan menghukumnya dengan
hukuman yang berat atau aku benar-benar menyembelihnya, kecuali jika
benar-benar ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas”).
22. (Maka tidak lama kemudian) datanglah ia (lalu Hud-hud berkata : ”Aku telah
mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui dan kubawakan kepada engkau dari
Negeri Sabaa’) atau dibaca Saba-in (Saba-a) (suatu berita penting yang
diyakini) bisa dipercaya.
23. (Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita) yaitu Ratu Balqis (yang memerintah mereka) Ratu
Balqis adalah orang ke-17 yang memerintah Kerajaan Sabaiyah (Sabaean),
ia menggantikan kedudukan ayahandanya Raja Hadhad bin Syarhabil (dan
ia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar) yang
terbuat dari emas, perak, bertahtakan mutiara dan batu-batu permata yang selalu
dijaga ketat sekali.
24. (Aku mendapati ia dan kaumnya menyembah
Matahari) sebagai
tuhan
(selain Allah dan setan telah menjadikan mereka memandang baik
perbuatan-perbuatan mereka lalu) setan (menghalangi mereka dari jalan) yang
lurus (sehingga mereka tidak dapat petunjuk).
25. (Supaya mereka tidak menyembah Allah yang
mengeluarkan apa yang terpendam di Langit dan di Bumi dan yang mengetahui apa
yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan).
26. (Allah tiada Tuhan yang wajib disembah
kecuali hanya Dia, Tuhan yang mempunyai Al-‘Arsyi
yang besar”).
27. (Berkatalah) Nabi Sulaiman as (: ”Akan kami lihat, apakah kamu
benar ataukah kamu termasuk yang berdusta”) Kemudian burung Hud-hud
menunjukkan sumber air itu kepada mereka lalu dikeluarkan airnya dan mereka
meminumnya dan mereka memakainya untuk wudhu lalu mereka mendirikan shalat
berjamaah. Setelah itu
Nabi Sulaiman as menulis surat kepada Ratu Balqis sbb :
”Dari hamba Allah Sulaiman bin Daud kepada Ratu Balqis, ratu Negeri Saba. Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, keselamatan atas orang yang
mengikuti petunjuk, Amma Ba’du. Janganlah kamu sekalian sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” Setelah itu
Nabi Sulaiman as menuliskannya dengan minyak kesturi lalu dicap (distempel)
dengan cincin beliau as dan berkata kepada burung Hud-hud :
28. (“Pergilah dengan membawa suratku ini,
lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah) pergilah (dari mereka, lalu perhatikanlah
apa yang mereka bicarakan”) burung Hud-hud terbang membawa surat itu
mendatangi Ratu Balqis yang waktu itu berada di tengah-tengah tentaranya. Lalu
ia menjatuhkan surat Nabi Sulaiman as itu ke pangkuannya. Ketika Ratu Balqis
membaca surat tersebut, gemetarlah tubuhnya dan lemas karena takut, kemudian ia
memikirkan isi surat Nabi Sulaiman as itu.
29. Selanjutnya (Ia) Ratu Balqis
(berkata) kepada pejabat-pejabatnya (: ”Wahai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah
dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia) yang berstempel.
30. (Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya
isinya : ”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).
31. (Janganlah kamu sekalian berlaku sombong
terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”) sebagai kaum muslimin.
32. (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Wahai para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu
persoalan sebelum kalian berada) hadir di (dalam majelisku”) untuk
bermusyawarah, hal ini membuktikan bahwa Ratu Balqis bukan pemimpin yang
otoriter tetapi ia memimpin kerajaannya dengan adil dan bijaksana.
33. (Mereka menjawab : ”Kita adalah
orang-orang yang memiliki kekuatan) Negeri Saba mempunyai tentara dan angkatan
bersenjata yang paling kuat dan sangat hebat serta mampu melakukan politik
ekspansi (meluaskan wilayah kekuasaannya) ke negara-negara di Semenanjung Arab
dan sekitarnya karena Negeri Saba kala itu merupakan salah satu negara super
power di kawasan tersebut (dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam
peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan
kamu perintahkan”) maka kami akan menaati perintahmu.
34. (Ia) Ratu Balqis (berkata : ”Sesungguhnya
raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan
menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikian pulalah yang akan
mereka perbuat) oleh pengirim surat ini.
35. (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan
kepada mereka dengan membawa hadiah dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa
kembali oleh utusan-utusan itu”) apakah mereka akan menerima hadiahku ini atau menolaknya? Dan jika dia
seorang nabi pasti dia akan menolaknya, kemudian Ratu Balqis mengirimkan 1.000
orang pelayan pria dan 1.000 orang pelayan wanita. Para utusan itu membawa 500
balok emas, sebuah mahkota yang bertahtakan batu-batu permata, minyak kesturi,
minyak ambar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surat jawaban. Burung
Hud-hud segera terbang menuju kepada Nabi Sulaiman as untuk memberi kabar semua
yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah mendapat berita dari burung Hud-hud,
Nabi Sulaiman as segera memerintahkan pasukan beliau as untuk membuat batu bata
dari emas dan perak dan dihamparkan permadani dari tempat beliau as berkemah
sampai jarak 9 farsakh (49,5 km), kemudian beliau as memerintahkan anak-anak
bangsa jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah
untuk di tempatkan di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang
dibangun oleh beliau as.
36. (Maka tatkala utusan) Ratu Balqis (itu sampai kepada Sulaiman,
Sulaiman berkata : ”Apakah patut kalian menolong aku dengan harta? Maka apa
yang diberikan Allah kepadaku) berupa ilmu, hikmah, kebijaksanaan, kenabian,
kekayaan, kekuasaan dan kerajaan/pemerintahan (lebih baik daripada apa yang
diberikan-Nya kepada kalian, tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian
itu).
37. (Kembalilah kepada mereka) dan bawalah pulang hadiah yang kalian bawa
itu
(sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak
mempunyai kekuatan untuk melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari
negeri itu) yaitu Sabaa’ tempat tinggal mereka (dengan
terhina dan mereka menjadi tawanan”) jika mereka tidak datang kepadaku
dengan berserah diri. Ketika para utusan Ratu Balqis kembali kepadanya dengan
membawa hadiah yang mereka bawa sebelumnya, maka Ratu Balqis menempatkan
singgasananya di dalam istananya yang berpintu lapis tujuh (7), sedangkan
istananya berada di dalam 7 istana yang besar-besar, lalu semua pintu istana
dikunci dengan rapat dan menugaskan sebagian bala tentaranya untuk menjaga
istana dan singgasananya itu. Setelah itu ia bersiap-siap untuk melakukan
perjalanan menghadap Nabi Sulaiman as ke Negeri Palestina untuk melihat apa yang
bakal diperintahkan oleh Nabi Sulaiman as kepada dirinya. Berangkatlah Ratu
Balqis dengan membawa banyak sekali pasukan sekitar 12 ribu orang yang gemuruh
suaranya terdengar sejauh 1 farsakh (5,5 km).
38. (Berkata Sulaiman : ”Wahai
pembesar-pembesar)
negara (siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya
kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang muslim”).
39. (Berkata ’Ifrit dari golongan jin : ”Aku
akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum engkau berdiri dari
tempat duduk engkau, dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya (lagi dapat dipercaya”) Nabi
Sulaiman as berkata : ”Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu.”
40. (Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari Alkitab) yang
bernama Ashif bin Barkhiya, ia terkenal sangat jujur dan mengetahui Asma Allah
Yang Maha Agung dalam Asmaa’ul Husnaa yang apabila dipanjatkan doa itu, niscaya
doanya dikabulkan oleh Allah (: ”Aku akan membawa singgasana itu kepada
engkau sebelum mata engkau berkedip”) jika engkau tujukan pandangan
engkau itu kepada sesuatu. Maka Ashif berkata kepada Nabi Sulaiman as :
”Baginda, lihat Langit itu.” Maka beliau as mengarahkan pandangan ke Langit, Ashif
berdoa dengan mengucapkan Ismul A’zham memohon kepada Allah supaya didatangkan
singgasana Ratu Balqis tersebut, maka doanya dikabulkan-Nya. Setelah itu Nabi
Sulaiman as mengarahkan kembali pandangan ke arah sebagaimana biasanya,
tiba-tiba beliau as menjumpai singgasana Ratu Balqis telah berada di hadapan
beliau as dengan seketika (Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana
itu terletak di hadapannya, diapun berkata : ”Ini termasuk karunia Tuhanku
untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari) nikmat-Nya (Dan
barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia”) karena tetap memberi rezeki kepada orang-orang
yang mengingkari nikmat-Nya.
41. (Dia) Nabi Sulaiman as (berkata : ”Ubahlah baginya
singgasananya) menjadi lebih mewah dan indah (maka kita akan melihat apakah
ia mengenal ataukah ia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya”) karena
telah mengalami perubahan untuk menguji kecerdasan Ratu Balqis yang dikenal
sebagai orang yang cerdas.
42. (Dan ketika ia) Ratu Balqis (datang, ditanyakanlah kepadanya
: ”Seperti inikah singgasanamu?”) dengan terperanjat (Ia)
Ratu Balqis (menjawab : ”Seakan-akan singgasana ini
singgasanaku) ternyata ia masih mengenalinya dan Ratu Balqis berkata : (Dan
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya) Ratu Balqis telah mengetahui
tentang kenabian Sulaiman as sebelum dipindahkan singgasananya dari Negeri Saba
ke Negeri Palestina dalam sekejap mata (dan kami adalah orang-orang yang berserah
diri”) kepada Allah Swt.
43. (Dan apa yang disembahnya selama ini
selain Allah, mencegahnya) untuk memeluk agama Islam (karena sesungguhnya ia) Ratu
Balqis (dahulunya termasuk orang-orang yang kafir).
44. (Dikatakan pula kepadanya : ”Masuklah ke
dalam istana”) Ratu
Balqis berjalan masuk ke dalam istana (Maka tatkala ia melihat lantai istana itu)
ia tertipu (dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya) gaun panjangnya
yang menutupi (kedua betisnya) dengan maksud untuk menyeberangi apa yang ia
duga adalah kolam yang penuh dengan air supaya gaun yang dikenakannya itu tidak
basah, sedangkan Nabi Sulaiman as duduk di singgasana, maka terlihatlah kedua
kaki Ratu Balqis yang ternyata kakinya sempurna sebagaimana kaki manusia pada
umumnya dan kakinya terlihat menginjak tanah tidak melayang di atas
tanah. Dibuatnya istana yang lantainya terbuat dari kaca yang sangat bening
sehingga tampak seperti ada air yang mengalir itu untuk memperdaya Ratu Balqis
supaya ia mengangkat gaunnya saat berjalan masuk ke dalam istana sehingga
terlihat kedua betisnya, mengingat gaun kebesarannya sebagai ratu yang panjang
sampai menyapu lantai hingga menutupi kedua kakinya, hal itu untuk membuktikan
apakah benar Ratu Balqis itu berkaki binatang dan apakah ia putri seorang manusia
atau putrinya jin dengan melihat kakinya. Karena tersiar kabar bahwa Ratu
Balqis putrinya jin dan berkaki binatang, maka jika kakinya terlihat melayang
berarti ia makhluk jin, jika kakinya menginjak tanah berarti ia seorang
manusia, dan terbukti kaki Ratu Balqis terlihat menginjak tanah (Berkatalah
Sulaiman : ”Sesungguhnya ia adalah istana licin yang terbuat dari kaca”) Ratu
Balqis sangat malu atas kejadian itu lalu (Ia) Ratu Balqis (berkata
: ”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku sendiri) karena
menyembah kepada selain Engkau (dan aku masuk Islam beserta) mengikuti
(Sulaiman)
untuk beribadah (kepada Allah, Tuhan semesta alam”)
kemudian Nabi Sulaiman as mengakui kedaulatan kerajaan Ratu Balqis secara de
jure dan de facto.
Catatan Sejarah Negeri
Saba/Saba’/Sabaa’/Saba-a/Saba-in/Syeba/Sheba :
Negeri Saba diambil dari nama raja
Kerajaan Saba yang bernama Saba’ bin Yasyjub/Abdusy Syams (hamba Matahari)
karena ia penyembah Matahari. Awalnya Kerajaan Sabaiyah dikenal dengan Dinasti
Mu’iinah, sedangkan raja-raja mereka dijuluki Mukrib Saba’. Pada periode tahun
1.300-620 SM ibu kota kerajaan terletak di Kota Sirwah yang puing-puing bekas
peninggalan kerajaannya terletak 50 km ke arah barat laut dari Kota Ma’rib. Dan
pada periode tahun 620-115 SM ibu kota kerajaan pindah ke Kota Ma’rib yang
jaraknya 180 km utara Kota Sana’a ibu kota Negara Republik Yaman saat ini di sebelah
selatan Kerajaan Arab Saudi di Semenanjung Arabia – Asia Barat Daya. Dahulu Negeri Saba dikaruniai tanah
yang sangat subur, Kota Ma’rib sangat dekat dengan Sungai Adhanah, titik di
mana Sungai Adhanah bertemu Gunung Balaq, sehingga sangat tepat membangun
sebuah bendungan untuk membendung Sungai Adhanah di Gunung Balaq. Dengan
memanfaatkan keadaan alam ini, kaum Saba membangun sebuah bendungan di tempat
di mana peradapan mereka pertama kali berdiri dan sistem pengairan mereka pun
dimulai, temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa Kerajaan Saba membangun
bendungan sederhana Ma’rib dan jaringan kanal sekitar abad ke-20 SM dan sekitar
abad ke-8 SM bendungan Ma’rib dipugar secara besar-besaran oleh Kerajaan Saba sehingga
bangunannya menjadi lebih bagus, lebih besar dan lebih kokoh. Bendungan Ma’rib
dianggap sebagai bendungan tertua di dunia dan sebagai salah satu prestasi yang
menakjubkan dari teknik bangunan pada zaman kuno. Karena Negeri Saba letak
geografisnya bergunung-gunung sehingga curah hujannya banyak, maka kaum Saba
berinisiatif membangun bendungan yang tingginya 16 meter, lebar 60 meter dan
panjang 620 meter untuk menampung air hujan periodik yang turun di daerah pegunungan
tersebut. Dengan dibangunnya bendungan Ma’rib dan saluran irigasi yang teratur,
membuat pengairan tertata sedemikian rapi yang mampu mengairi lahan seluas
9.600 hektar, yaitu di daerah bagian selatan seluas 5.300 hektar dan di daerah
bagian barat seluas 4.300 hektar, sehingga rakyat Saba tidak khawatir kehabisan
air dan tidak berebut sumber air karena bendungan Ma’rib telah memenuhi
kebutuhan air mereka untuk peternakan, pertanian dan perkebunan di 2 dataran yang
sangat luas penghasil buah-buahan terutama buah jeruk dan anggur yang tumbuh
subur di kedua sisi lembah yang diapit oleh 2 gunung di Ma’rib. Dalam prasasti
Saba’ dikatakan sebagai “Ma’rib dan dua dataran tanah” dan dalam Al-Qur’an disebut
“dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri” menunjukkan akan daerah
perkebunan yang sangat luas dan tampak pemandangan yang sangat subur menghijau karena
penuh dengan tanaman dan pepohonan yang rimbun di kedua lembah tersebut, Sabaa’ ayat 15.
Negeri Saba terkenal dengan kekayaan
hasil alamnya yang melimpah dan adanya bendungan Ma’rib yang sangat terkenal
memiliki sistem pengairan yang terbaik sehingga menjadi kawasan yang paling
subur dan sangat produktif di Yaman serta letak geografisnya yang strategis dan
sangat menguntungkan karena Kota Ma’rib terletak di kawasan pusat perdagangan sehingga
mereka memiliki dan mengatur jalur perdagangan kota-kota di sekitarnya. Maka
peradaban Negeri Saba menjadi maju, ibu kotanya yaitu Kota Ma’rib adalah salah
satu kota yang paling modern saat itu dan penduduknya hidup sangat makmur dari
hasil peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan rempah-rempah dan
aromatik termasuk kemenyan dan mur (damar wangi) yang diekspor ke Mediterania
melalui jalur darat lewat Arab dan ke India serta Ethiopia lewat jalur laut. Banyak penduduk luar negeri yang pindah ke
Nageri Saba dan bermitra dagang dengan penduduknya karena perekonomian mereka
bergerak sangat baik dan dinamis. Selama abad ke-5 dan ke-6 M bendungan Ma’rib
direnovasi secara besar-besaran, tetapi perbaikan-perbaikan tersebut tidak
mampu mencegah runtuh dan hancurnya bendungan Ma’rib termasuk hancurnya sistem
pengairannya, peritiwa itu terjadi pada tahun 542 M. Allah mengazab mereka
dengan menjadikan dinding bendungan Ma’rib runtuh dan hancur, maka terjadilah
bencana banjir yang besar (banjir bandang yang mengerikan), mengakibatkan kerusakan
dan kehancuran yang sangat hebat di Kota Ma’rib dan seluruh Negeri Saba, hal
itu terjadi karena kekafiran bangsa Saba. Raja dan rakyat Saba adalah
orang-orang yang sangat kafir, mereka berpaling dari mentauhidkan Allah dengan
mendustakan Allah dan 13 orang rasul-Nya yang diutus kepada mereka untuk
memberi peringatan dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya. Setelah bencana banjir yang
besar itu, Negeri Saba menjadi padang pasir yang gersang dan ditumbuhi pohon
Atsl sejenis pohon cemara dan pohon Sidr (Bidara) tetapi jumlahnya sangat
sedikit, menyebabkan penduduknya kehilangan lahan pertanian dan perkebunan
sehingga mereka hidup dalam kesulitan. Maka pada tahun 550 M Negeri Saba mengalami
kehancuran dalam segi perekonomian dan pemerintahan dan akhirnya menjadi salah
satu negeri yang tandus, terkering dan termiskin di Jazirah Arab. Hal ini menyebabkan
banyak sekali penduduk Negeri Saba meninggalkan negerinya pindah tempat tersebar
ke Arabia Selatan (termasuk ke Kota Yastrib/Madinah) dan Syam. Kota Ma’rib yang
dahulu kota yang indah, sangat makmur dan pernah ditinggali kaum Saba sekarang
hanya tinggal reruntuhan yang letaknya terpencil, An-Nahl ayat 112-113 dan Sabaa’
ayat 15-19.
Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 102 :
102. (Dan mereka) orang-orang Israel yang kafir (mengikuti
apa yang dibaca) diajarkan dahulu (oleh setan-setan pada)
zaman (kerajaan Sulaiman) kemudian dibukukan oleh tukang-tukang
tenung, sehingga tersebar berita bahwa jin-jin tersebut mengajarkan hal-hal
ghaib. Mengetahui hal itu, Nabi Sulaiman as kemudian mengambil dan mengumpulkan
buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung untuk dikuburkannya di bawah
singgasana beliau as. Tatkala Nabi Sulaiman as mangkat/wafat, setan-setan itu mengambil
kembali buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung yang telah dikubur oleh Nabi
Sulaiman as dan memfitnah beliau as dengan menyebarkan berita-berita bohong,
bahwa Nabi Sulaiman as menyimpan lembaran-lembaran sihir, kemudian mereka berkata
kepada manusia : “Kerajaan kamu (Bani
Israil) berdirinya adalah dengan ini!”
(sambil menunjukkan buku-buku sihir milik tukang-tukang tenung itu).
Orang-orang Israel yang kafir dan fasik itu terpengaruh dan mengikuti
godaan setan dengan mempelajari ilmu sihir itu dan tidak taat kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dengan mendustakan dan mengabaikan peringatan-peringatan-Nya
yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya yang terus-menerus Allah mengutus para
rasul itu kepada Bani Israil sampai berhenti pada nabi dan rasul mereka yang
terakhir yaitu Nabi Isa as. Ketika orang-orang Yahudi Madinah mengatakan : “Lihat itu Muhammad, disebutnya Sulaiman
itu seorang nabi, padahal dia (Nabi Sulaiman as) tidak lebih dari seorang tukang sihir.” Maka Allah berfirman dalam
Al-Qur’an surat Shaad ayat 30 dan 40 untuk membuktikan kebenaran Nabi
Sulaiman as adalah seorang muslim yang sebaik-baik hamba Allah dan sangat taat
kepada Allah, mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Allah dan tempat kembali
yang baik di akhirat kelak dan menyangkal ucapan orang-orang Yahudi itu yang
memfitnah Nabi Sulaiman as sebagai tukang sihir, orang-orang Israel memfitnah
Nabi Sulaiman as berzina karena menikah dengan banyak wanita asing yang kafir
dan mempunyai gundik 300 orang dan mereka juga mengatakan bahwa beliau as melakukan
perbuatan dosa-dosa kekafiran lainnya yang ditulis oleh para tokoh agama dan
ulama-ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah dalam Kitab 1 Raja-raja pasal 11 ayat 1-40 dan Kitab 2 Raja-raja pasal 23 ayat 13 (Padahal
Sulaiman tidaklah kafir) ayat ini membuktikan kebenaran bahwa Nabi
Sulaiman as bukan orang kafir penyembah berhala Dewa Baal, Dewi Asytoret
(Asyera), Dewa Milkom, Dewa Kamos, Dewa Molokh dan ’tuhan-tuhan’ yang disembah
bangsa-bangsa kafir yang bertempat tinggal di Negeri Syam dan beliau as tidak
pernah membuat kuil (bukit pengorbanan) sebagai tempat menyembah dan
mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan bagi Dewi Asytoret (istri
Dewa Baal), Dewa Milkom, Dewa Kamos dan Dewa Molokh yang terletak di gunung di sebelah
timur Yerusalem dan di sebelah selatan Bukit Kebusukan yang dikatakan sebagai
tempat bagi istri-istri beliau as melakukan upacara korban-korban untuk
berhala-berhala mereka. Nabi Sulaiman as beserta istri-istri beliau as tidak pernah menyembah dan berkorban
untuk berhala-berhala tersebut dan juga tidak
pernah melakukan perbuatan sihir dan tidak pernah mengajarkan sihir kepada rakyat dan umat
beliau as karena hal itu semua adalah perbuatan kafir (hanya setan-setanlah yang kafir)
karena setan-setan itu tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah
dan mereka selalu berbuat kerusakan termasuk mengerjakan sihir (Mereka)
setan-setan itu juga (mengajarkan sihir kepada manusia...).
Qur’an surat Shaad ayat 30-40 :
30. (Dan Kami karuniakan kepada Daud,
Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba) Allah. Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as berakhlak
seperti bapak moyang mereka, Nabi Ibrahim as, Nabi Ishaq as dan Nabi Ya’qub as serta
saudara mereka Nabi Ismail as, Nabi Ilyasa’ as dan Nabi Zulkifli as yang
mempunyai kekuatan dalam hal beribadah dan pandangan yang tajam terutama dalam
perkara agama. Allah telah menyucikan mereka dengan menganugerahkan kepada
mereka akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan manusia kepada negeri
akhirat. Dan sungguh mereka pada sisi Allah benar-benar termasuk
orang-orang pilihan yang paling baik. Ini adalah kehormatan bagi mereka
dan sungguh bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar disediakan tempat
kembali yang baik, Shaad ayat 45-49. Ayat ini membuktikan kebenaran bahwa
Nabi Sulaiman as adalah orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya dan mempunyai
kekuatan dalam hal beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah melebihi
ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan banyak mengerjakan amal-amal saleh,
serta dikaruniai oleh Allah ilmu, hikmah (hikmat), kebijaksanaan, kekayaan, kemuliaan
dan kekuasaan yang tidak diberikan kepada raja-raja dan manusia di dunia
sebelum dan sesudah beliau as, Al-Anbiyaa’
ayat 79-82, Naml ayat 15-44, Shaad ayat 35-40, Kitab 1 Raja-raja pasal 2 ayat
12, 3 ayat 12-13, 4 ayat 29-34, 5 ayat 12, 10 ayat 23-24 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 1 ayat 12. Nabi
Sulaiman as adalah hamba Allah yang saleh dan raja yang sangat kaya raya, jadi
tidak benar dikatakan beliau as menindas rakyat Israel dengan memerintahkan
mereka untuk membayar pajak yang sangat besar yang tidak sanggup dipikul oleh
rakyat Israel untuk membiayai semua proyek pembangunan yang dikerjakan pada
masa pemerintahan Nabi Sulaiman as, dan beliau as tidak pernah memperbudak
bangsa asing mana pun seperti yang ditulis dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 10 ayat 1-19 dan Kitab 1 Raja-raja pasal 5 ayat 13-14, pasal 9 ayat 15-21 dan Nabi
Sulaiman as bukan orang zhalim (Sesungguhnya dia) Nabi Sulaiman as
(sangat taat) kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya/bertakwa kepada Allah/menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya.
31. (Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya)
kepada Nabi
Sulaiman as (di waktu sore kuda-kuda yang tenang waktu berhenti) yaitu
kuda yang jika berhenti berdiri pada tiga kaki, sedangkan kaki keempatnya
berdiri pada ujung teracaknya/berjinjit (dan cepat waktu berlari) mereka
adalah kuda balap yang berlari sangat cepat dan jika berhenti tenang dan
berjumlah 1.000 ekor milik Nabi Sulaiman as, yang ditampilkan di hadapan beliau
as setelah mendirikan shalat Dhuhur (Zhuhur), karena beliau as akan menggunakan
kuda-kuda itu untuk berjihad bersama bala tentara beliau as. Sewaktu penampilan
kuda-kuda itu baru sampai pada sekitar 900 ekor, ternyata sudah masuk waktu
shalat Maghrib, sehingga beliau as kehilangan waktu untuk shalat Ashar, hal ini
membuat Nabi Sulaiman as sangat sedih dan sangat menyesal.
32.
(Maka
ia berkata : ”Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik) yaitu kuda (hingga aku lupa mengingat
Tuhanku) dengan mendirikan shalat Ashar dan sebagainya
(sampai tertutuplah) Matahari itu dan tidak terlihat (dari
pandangan mata”).
33.
Nabi
Sulaiman as berkata lagi : (”Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku”)
yaitu kuda-kuda yang ditampilkan tadi untuk dibawa ke hadapan beliau as
(lalu ia membawa kuda-kuda itu) dan beliau as memotong (pada
kaki-kakinya dan pada lehernya) Nabi Sulaiman as menyembelih semua kuda
itu dan kemudian memotong kaki-kakinya karena telah membuat beliau as lupa
mengingat Allah dalam shalat dan sebagainya. Akhirnya Allah mengganti kuda-kuda
beliau as dengan kendaraan yang lebih baik dan lebih cepat larinya, yaitu
kendaraan angin yang dapat diperintah ke mana saja yang beliau as kehendaki, Shaad ayat 36.
34.
(Dan
sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman) Allah telah mencoba Nabi Sulaiman as dengan suatu
ujian, yaitu Kerajaan Israel Serikat dirampas dari tangan beliau as, hal itu
terjadi sebagai hukuman dari Allah karena ceroboh dengan menikahi wanita yang
ternyata masih menjadi penyembah berhala tanpa sepengetahuan Nabi Sulaiman as.
Dan tersebutlah bahwa kebesaran beliau as terletak pada sebuah cincin, pada
suatu hari, ketika Nabi Sulaiman as bermaksud pergi ke kamar mandi, beliau as
melepaskan cincin kebesaran itu lalu menitipkan kepada Aminah istri beliau as
sebagaimana biasanya. Setelah beliau as pergi, tiba-tiba datang makhluk jin
yang menyamar menjadi Nabi Sulaiman as, lalu jin tersebut mengambil cincin itu
dari tangan Aminah dan langsung memakainya (dan Kami dudukkan pada singgasananya
sesosok jasad) yaitu jin tersebut lalu ia duduk di singgasana milik
Nabi Sulaiman as. Ketika itu jin tersebut juga dikelilingi burung-burung dan
lain-lainnya, lalu muncullah Nabi Sulaiman as yang asli tanpa mengenakan
pakaian kebesaran dan melihat di singgasana telah duduk seseorang yang menyamar
menjadi diri beliau as. Kemudian Nabi Sulaiman as berkata kepada orang-orang
yang ada di situ : ”Aku adalah Sulaiman.” Akan tetapi orang-orang tidak
mempercayai beliau as (kemudian ia kembali) dapat merebut
kerajaan beliau as dalam selang beberapa hari, setelah berhasil merebut cincin
kebesaran beliau as lalu memakainya dan duduk di singgasana milik beliau as
lagi.
35. (Dia berkata : ”Ya Tuhanku, ampunilah aku
dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak patut) belum pernah (dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi”).
36. (Kemudian kami tundukkan kepadanya angin
yang berhembus dengan baik) pelan (menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki) kadang Nabi
Sulaiman as memerintahkan angin untuk bertiup sangat kencang, Al-Anbiyaa’ ayat 81, tetapi kadang
memerintahkan angin untuk bertiup
dengan pelan sesuai kehendak beliau as.
37. (Dan) Allah tundukkan (setan-setan) yang
bekerja berdasarkan perintah Nabi Sulaiman as (semuanya ahli bangunan dan
penyelam) untuk mengambil mutiara-mutiara dan apa-apa yang ada di dalam
laut, sungai dan di sumber air lainnya yang dikehendaki oleh Nabi Sulaiman as.
38. (Dan) Allah tundukkan pula (setan yang lain yang terikat
dalam belenggu).
39. Allah berfirman kepada Nabi Sulaiman as : (”Inilah anugerah Kami, maka berikanlah) sebagian
anugerah itu kepada orang yang engkau sukai (atau tahanlah) tidak memberikannya
kepada orang lain (dengan tidak pertanggungjawaban”) tanpa ada hisab bagi beliau
as jika tidak memberikan kepada orang lain.
40.
(Dan
sesungguhnya dia) Nabi
Sulaiman as (mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang
baik) yaitu masuk Surga di akhirat kelak disebabkan keimanan, ketakwaan
dan kekuatan dalam beribadah sejak muda sampai akhir hidup Nabi Sulaiman as
yang melebihi ibadahnya orang-orang saleh pada umumnya dan juga amal-amal saleh
yang dikerjakan beliau as, Ali-’Imran
ayat 133-134, Al-Maaidah ayat 119, Al-Anfaal ayat 3-4, An-Nahl ayat 30-32, Al-’Ankabuut
ayat 7, 9, 58-59, Shaad ayat 45-54, Az-Zumar
ayat 73-74, Al-Mu’min ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 22, Az-Zukhruf ayat 70-73, Ad-Dukhaan ayat 51-57, Muhammad ayat 15, Al-Fath
ayat 29, Ath-Thuur ayat 17-28 dan
Al-Qamar ayat 54-55.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 147 :
147.
(Kebenaran
itu) adalah
(dari Tuhanmu) Allah Swt (maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan).
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 48 :
48.
(Dan
Kami telah menurunkan kepadamu) Muhammad (Kitab) Al-Qur’an (dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya dan) Al-Qur’an (menjadi muhaimin) penjaga amanat yang
dapat dipercaya dan pemberi keputusan, maka Al-Qur’an dijadikan pedoman/patokan/ukuran/acuan/rujukan (terhadap)
kitab-kitab yang turun sebelum (nya) Al-Qur’an yang menentukan
benar atau tidaknya pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab
Perjanjian Lama (PL/Taurat Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Baru (PB/Injil Yesus
Kristus), kemudian meralat, memberi keterangan dan menjelaskan yang salah dan
sesat yang terdapat di dalam kitab-kitab yang turun kepada Bani Israel
tersebut, supaya manusia terutama umat Islam mengetahui ayat-ayat Allah yang
sebenarnya. Karena banyak sekali pasal dan ayat yang kata-katanya telah diubah-ubah
dengan ditambahi, dikurangi dan dihapus dari tempat-tempatnya dan juga banyak
sekali pasal dan ayat yang menceritakan kisah-kisah dusta, salah dan sesat yang
ditulis oleh para tokoh (pemuka) agama dan para alim ulama Bani Israil serta
para pengikutnya yang tidak takut kepada Allah, mereka
berbuat/membuat-buat/mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan mengatakan
bahwa ayat-ayat tersebut datang dari sisi Allah, padahal bukan dari sisi Allah
dan mereka berkata dusta terhadap Allah (maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk
tiap-tiap umat di antara kalian) manusia sejak umatnya Nabi Adam as
sampai umatnya Rasulullah saw (Kami berikan aturan dan jalan) yang
terang yang tertulis dalam kitab-kitab yang dibawa oleh nabi-nabi
mereka (Jika Allah menghendaki, tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) saja
(tetapi) dijadikan kamu beberapa umat (untuk mengujimu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semua, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang
kamu perselisihkan itu) terutama dalam perkara agama, As-Sajdah ayat 25.
Qur’an surat An-Nahl ayat 64 :
64.
(Dan Kami tidak menurunkan kepadamu) Muhammad (Alkitab)
Al-Qur’an (ini, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka) orang-orang
Islam, Yahudi dan Nasrani (apa yang mereka perselisihkan itu) yaitu
tentang perkara agama, pengetahuan dan keterangan yang
benar, terutama tentang perkara agama (dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman).
Qur’an surat An-Naml ayat 76 dan 79 :
76.
(Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan
kepada Bani lsrail sebagian besar dari perkara-perkara yang mereka
perselisihkan) yaitu menjelaskan kejadian-kejadian yang sebenarnya
dengan meralat keterangan-keterangan yang tidak benar dan sesat yang ada di
dalam pasal-pasal serta ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) yang
dibuat (dikarang) oleh para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil yang
tidak takut kepada Allah. Maka dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai
patokan/ukuran/acuan, hilanglah semua perselisihan yang ada pada Bani Israil,
jika orang-orang Israel itu mau beriman kepada Al-Qur’an dan utusan-Nya Rasulullah
saw dan masuk Islam.
79.
(Sebab itu bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya kamu) umat Islam (berada di atas kebenaran) agama (yang
nyata) maka akibatnya kalianlah yang akan mendapat kemenangan atas
orang-orang kafir.
Qur’an surat An-Najm ayat 2-4 :
2. (Temanmu) Muhammad (tidak sesat dan tidak pula keliru).
3.
(Dan tidaklah apa yang diucapkannya)
kepada kalian (itu menurut kemauan hawa nafsunya).
4.
(Tidak lain ucapannya itu adalah) ayat-ayat
Al-Qur’an yaitu kitab (wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
Qur’an surat Al-Haaqqah ayat 40-43 dan
51:
40. (Sesungguhnya
dia) Al-Qur’an itu (benar-benar firman) Allah yang
dibawa turun (utusan yang mulia) yaitu Malaikat Jibril as yang dimuliakan
oleh Allah, At-Takwiir ayat 19.
41.
(Dan dia) Al-Qur’an itu (bukanlah perkataan seorang penyair.
Sedikit sekali kalian beriman kepadanya).
42. (Dan bukan pula perkataan tukang tenung.
Sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya).
43. Al-Qur’an itu (adalah) kitab (wahyu
yang diturunkan dari Tuhan semesta alam).
51. (Dan sesungguhnya dia) Al-Qur’an (itu benar-benar perkara kebenaran
yang diyakini) keyakinan yang benar.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 78-79 :
78. (Telah dilaknati orang-orang kafir dari
Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak mau
mendengarkan peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui utusan-utusan-Nya
yang tidak putus-putus diutus kepada mereka, mereka menyekutukan Allah, bahkan
tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya,
durhaka dan tidak taat kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mendustakan,
menzhalimi, menganiaya, membenci, menghina, memperolok-olok, membunuh sebagian
nabi-nabi-Nya, memenjarakan beberapa nabi-Nya termasuk memenjarakan Nabi
Yeremia as dan rencana pembunuhan terhadap Nabi Yeremia as yang gagal karena
dilindungi oleh Ahikam bin Safan, anak sekretaris Kerajaan Yehuda yaitu Safan
bin Azalya, maka selamatlah nyawa Nabi Yeremia as, Kitab Yeremia pasal 26 ayat
24. Padahal Allah telah memperingatkan mereka, jika para raja keturunan
Nabi Sulaiman as dan Bani Israil tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah,
maka mereka akan dibuang keluar dari Negeri Palestina/Israel dan Bait Allah/Bait
Suci/Kenisah/Masjidil Aqsha akan menjadi reruntuhan dan takhta Daud tidak lagi
diberikan kepada keturunan Nabi Sulaiman as yang murtad keluar dari agama
Islam, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat
6-9. Allah akan tetap memberikan takhta Daud kepada Nabi Sulaiman as dan
keturunan beliau as asal mereka tetap beriman dan bertakwa kepada Allah, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 4-5 (dan)
mereka (selalu melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa karena mereka telah menjadi penyembah berhala-berhala, berkorban untuk
berhala-berhala, mengorbankan anak-anak mereka sendiri untuk korban bakaran
utuh yang dipersembahkan kepada berhala-berhala yang menjadi ’tuhan-tuhan’
mereka. Di tengah-tengah kehidupan sehari-hari masyarakat Bani Israil yang
sebagian besar adalah orang-orang kafir, maka merajalela praktek riba dengan
bunga sangat tinggi, bahkan praktek renten dengan bunga pinjamannya berbunga,
perdukunan dan perbuatan syirik lainnya, bersumpah atau bersaksi palsu,
penipuan, ketidakjujuran, perzinaan, pelacuran, kejahatan atau kezhaliman,
kekejaman atau kekerasan, korupsi merajalela dalam kehidupan masyarakat Kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda), terutama dilakukan
oleh para pemimpin keagamaan. Ada banyak tuan tanah yang menindas
orang-orang miskin yang tersisih, perampasan hak dan harta milik orang lain,
penyelewengan hukum, dan ritual peribadatan yang hanya seremonial, keserakahan (rakus akan harta
dunia), ketidakadilan, suap-menyuap, pemerasan, para penguasanya menindas
dengan menjadikan bangsanya sendiri sebagai budak. Nabi Mikha as menentang
ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kerajaan Yehuda
dan menyuruh mereka berlaku adil dan memprotes kultus-kultus kepercayaan
penyembahan berhala. Dakwah Nabi Mikha as merupakan keluhan terhadap para
penguasa tanah yang menyalahgunakan orang miskin dan terpinggirkan (tersisih).
Beliau as memperingatkan orang-orang yang merampas hak dan harta milik orang
lain, bahwa Allah mengancam mereka dengan azab yang keras. Peringatan Nabi
Mikha as sama dengan peringatan Nabi Amos as, Nabi Hosea as dan Nabi Yesaya as
kepada Bani Israil, jika mereka tidak mau mendengarkan peringatan-peringatan-Nya
dengan beriman dan bertobat lalu mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Tuhan
Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Menang akan memakai bangsa-bangsa asing untuk
menghukum orang-orang Israel yang kafir karena telah melakukan perbuatan
dosa-dosa yang melampaui batas, Al-Baqarah
ayat 61, 95, Ali-’Imran ayat 112, An-Nisaa’ 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 63,
78-79, Al-An’aam ayat 146, An-Nahl ayat 118, Al-Jumu’ah ayat 6-7, PL. Kitab Mikha pasal 3:11, PL. Kitab Yeremia pasal 19 ayat 4-5, 9, pasal
23 ayat 10-17, pasal 24 ayat 8-10, pasal 25 ayat 1-11, pasal 35 ayat 17 dan pasal 44 ayat 1-30.
79. (Mereka) para pemuka agama, para alim ulama dan
pendeta-pendeta mereka yang zhalim, munafik dan tidak takut kepada Allah
(satu sama lain tidak pernah melarang dari perbuatan mungkar yang biasa mereka
perbuat) mereka satu sama
lain tidak melarang mengucapkan perkataan dusta dan memakan yang haram, mereka menjalankan praktek riba dengan bunga sangat
tinggi, bahkan renten dengan bunga pinjamannya berbunga jika orang yang berhutang
tidak bisa membayar hutangnya, hal itu mereka dilakukan kepada bangsa lain
selain Bani Israil, padahal Allah mengharamkannya dalam PL. Kitab Keluaran pasal 22 ayat 25. Mereka
korupsi hewan kurban dan memakan harta orang-orang miskin dengan menipu umat
mereka, yaitu mewajibkan petani-petani miskin itu membayar zakat maal 10% dari
hasil panennya yang tidak mencapai nisab, padahal para alim ulama itu tidak mau
membayar zakat. Kaum pendetanya
lalai dalam beribadah kepada Allah (mereka tidak bertakwa) dan rakus dengan
harta dunia, kaum Literati mengkhotbahkan ajaran-ajaran agama yang tidak
bermakna dan meninggalkan (tidak menjalankan) hukum-hukum Allah dan para alim ulamanya
membuat hukum Allah menjadi tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam tradisi
masyarakat Israel. Kebanyakan Ahli Kitab bersegera membuat dosa dan permusuhan
dan memakan rezeki dan barang yang haram dan perbuatan dosa-dosa yang melampaui
batas lainnya. Bahkan sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (menyesatkan) manusia dari jalan Allah, Al-Maaidah ayat 62-63 dan At-Taubah ayat 34 (Sungguh sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat) itu.
Sumber: Al-Qur’an, Tafsir
Jalalain dan berbagai sumber