Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah saw bersabda :
“Di antara dua tiupan sangkakala
lamanya 40 (entah 40 hari, bulan,
atau tahun). Kemudian Allah menurunkan
air dari Langit, mereka pun bangkit seberti biji sawi menumbuhkan tunasnya.
Tidaklah setiap manusia melainkan akan binasa, kecuali satu tulang sulbi, dengannya
makhluk dibangkitkan pada hari Kiamat”.
Hadits itu mempertegas pemaparan
di atas bahwa manusia akan dibangkitkan kembali pada hari Kiamat kelak dari
tulang sulbinya. Dalam hadits ini Rasulullah saw juga menggambarkan proses
kebangkitan manusia itu seperti biji sawi menumbuhkan tunasnya.
Hadits ini senada dengan firman
Allah di dalam Al-Qur’an surat Nuh ayat
17-18 :
17. (Dan Allah menumbuhkan kamu
dari tanah dengan sebaik-baiknya).
18. (Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu)
daripadanya pada hari Kiamat (dengan sebenar-benarnya).
Dalam ayat
tersebut Allah mengibaratkan proses penciptaan manusia dengan tumbuhnya
pepohonan. Kemudian Allah mengibaratkan proses kebangkitan mereka bagaikan
munculnya pepohonan di muka Bumi. Sesungguhnya seluruh makhluk akan
dibangkitkan secara serentak kelak setelah tiupan sangkakala yang ke-2. Pada
ayat-ayat yang lain Allah menggambarkan penciptaan manusia dari tanah dalam
berbagai bentuknya, proses manusia pertama diciptakan dari shalshaal (tanah kering
seperti tembikar) yaitu oksigen bersenyawa dengan fakhkhar (zat karbon) dan
hamaain
yaitu nitrogen (lumpur hitam) dan tiin (tanah) yaitu zat air hidrogen
kemudian bersenyawa dengan lazib (tanah liat) yaitu zat besi
dan turaab
(tanah) yaitu zat-zat anorganik, dalam proses persenyawaan tersebut, kemudian
membentuk protein, lalu menjelmalah proses pergantian yang disebut substitusi,
lalu menggempurlah electron-elektron sinar cosmic yang mewujudkan sebab
pembentukan (formasi) dinamai sebab wujud (Causa Formasi) menjadi wujud manusia
(Adam) berupa badan materi lalu Allah tiupkan roh ke dalam badan kasarnya
(materinya) tersebut, maka hiduplah ia menjadi manusia pertama, Al-Hijr ayat 29. Untuk keturunannya
Nabi Adam as berasal dari saripati tanah lalu menjadi air yang hina (sperma)
yaitu air yang dipancarkan ke dalam rahim pada umumnya, atas izin Allah jadilah
manusia baru. Semua ayat tentang penciptaan manusia itu menggambarkan tahapan
tahapan yang berkesinambungan. Tujuh tahapan pertama (penciptaan dari tanah
kering seperti tembikar, lumpur hitam, tanah yang mengandung zat air, tanah
liat dan tanah yang mengandung zat-zat anorganik) merupakan gambaran penciptaan
Nabi Adam as dan Hawa (Eva).
Fakhkhar = Karbon (zat
arang) Ar-Rahman ayat 14.
Shalshaal = Oksigen (zat
pembakar) Ar-Rahman ayat 14.
Hamaain = Nitrogen (zat
lemas) Al-Hijr ayat 26, 28 dan 33.
Tiin = Hidrogen (zat
air) Al-An’aam ayat 2, Al-Mu’minuun ayat 12, As-Sajdah ayat 7 dan Shaad
ayat 71.
Sebagaimana
penciptaan Adam, proses penciptaan anak keturunannya pun tidak mengalami
perbedaan hingga saat ini dan akan terus berlanjut hingga hari Kiamat melalui
praktik perkawinan. Bahkan bentuk dan tahap-tahap pertumbuhan manusia pun tidak
ada bedanya karena mereka semua berasal dari asal yang sama yaitu tulang sulbi
nenek moyang mereka, yaitu Nabi Adam as. Objek pesan dalam ayat ini adalah
seluruh manusia sebagai makhluk yang tercipta dari unsur tanah. Tidak hanya
manusia pertama yang diciptakan dari tanah, karena manusia yang lahir saat ini
pun sesungguhnya berasal dari tanah atau saripatinya. Sebab, semua manusia
memakan tumbuhan dan berasal dari hasil pangan lainnya yang ditumbuhkan oleh
tanah. Begitu pula daging dan susu yang didapatkan dari hewan ternak yang
memakan tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi manusia dan hewan-hewan itu,
dengan izin Allah, mampu memproduksi makanannya sendiri dengan menyerap
unsur-unsur tanah dan air. Tumbuh-tumbuhan juga menyerap Karbondioksida melalui
udara dan mengurainya menjadi asam kemudian menyebarkan Oksigen. Kemudian,
dengan bantuan sinar Matahari tumbuhan itu mengembalikan susunan sel-sel
karbon, Hidrogen, rangkaian karbohidrat, minyak, dan lemak yang kemudian dikonsumsi
oleh manusia dan binatang.
Semua tumbuhan
diberi kemampuan untuk menyerap air dari tanah. Unsur makanan yang terdapat
pada air itu dibawa melalui akar untuk kemudian didistribusikan ke semua bagian
tumbuhan. Sebagaimana akar dan daun juga memiliki peran yang sangat penting
bagi tumbuhan. Daun pada sebatang pohon atau tumbuhan mengandung zat pewarna
terutama pewarna hijau daun atau klorofil. Bahan ini mampu menyerap beragam
spektrum cahaya Matahari, kecuali spektrum hijau. Sinar Matahari itu kemudian
dipergunakan oleh tumbuhan dalam proses asimilasi cahaya. Beberapa tumbuhan
menggunakan zat pewarna lain selain hijau sehingga daun-daunnya berwarna merah,
ungu, kuning atau cokelat. Pada setiap permukaan daun terdapat pori-pori yang
sangat kecil dan halus yang menjadi jalan masuk dan keluar beragam gas seperti
Karbondioksida, Oksigen, dan uap air. Zat pewarna tumbuhan, baik yang hijau
ataupun yang lainya, memerangkap sebagian energi Matahari yang kemudian
digunakan untuk menyempurnakan rangkaian reaksi kimiawi, termasuk mengekstraksi
bagian-bagian air menjadi Oksigen yang kemudian dilepas oleh tumbuhan itu ke
udara melalui pori-pori daun. Sementara melepaskan Oksigen ke udara, daun-daun
itu menyerap Hidrogen yang kemudian bersenyawa dengan Karbondioksida yang juga
diserap oleh daun dari udara. Dari proses kimiawi berbagai zat itulah tumbuhan
itu menghasilkan glukosa dan Oksigen.
Kemudian
tumbuhan itu mempergunakan sebagian glukosa yang dihasilkan dari proses kimiawi
yang pertama untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya. Sementara itu, sebagian
glukosa lainnya diproses menjadi zat-zat, garam-garam dan karbohidrat yang
membangun berbagai sel tumbuhan yang berbeda atau yang kemudian disimpan pada buah,
daun, ranting, biji, akar dan lain-lain yang kelak dikonsumsi oleh manusia atau
hewan. Sesungguhnya di dalam tanah yang ditumbuhi berbagai tanaman, terkandung
begitu banyak unsur, zat, kandungan senyawa, dan lain-lain. Kendati demikian,
setiap tumbuhan dibekali kemampuan untuk memiliki zat-zat dan unsur apa saja
yang ia butuhkan dan cocok untuk pertumbuhannya. Ia menyeleksi zat-zat yang
terdapat di dalam tanah itu kemudian menyerap dan mengalirkan ke daun dan
bagian-bagian lainnya. Jika zat-zat atau unsur yang diserapnya itu tidak dapat
diterima langsung oleh bagian-bagian tumbuhan melalui air, tumbuhan itu akan
memproses unsur tanah yang dibutuhkannya melalui tekanan-tekanan osmosis
sehingga masing-masing bagian tumbuhan dapat memenuhi kebutuhannya.
Air yang membawa
saripati makanan itu mengalir mulai dari akar, memasuki bagian batang pohon,
kemudian ke dahan, ranting-ranting kecil, lalu ke daun-daun, bunga, buah, dan
terus naik mencapai bagian tertinggi dari suatu pohon. Semua bagian pohon atau
tumbuhan itu mendapat porsi makanan yang mereka butuhkan untuk terus tumbuh.
Setelah semua bagian tumbuhan memperoleh jatah saripati makanan, aliran air itu
terus membumbung kemudian dikeluarkan dalam bentuk uap air melalui dedaunan.
Diperkirakan, sebatang pohon yang cukup besar akan mengeluarkan kurang lebih
seribu air setiap harinya yang kemudian menguap menjadi Oksigen dan uap air
(embun). Setelah saripati makanan matang dan berubah menjadi glukosa,
karbohidrat, zat-zat lainnya, semua senyawa itu didistribusikan kembali ke
bagian-bagian tumbuhan mulai dari puncak pohon hingga ke ujung akar, terutama
ke bunga dan buah. Beberapa jenis tumbuhan yang tidak memiliki tangkai dan
menjalar di permukaan tanah mendapat asupan air yang lebih banyak pada semua
bagiannya, dan kadar air yang menguap pun lebih banyak dibanding jenis tumbuhan
lain. Tujuan semua proses itu adalah pendistribusian berbagai unsur yang
terdapat dalam tanah menjadi makanan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
tumbuhan itu dalam perkembangannya. Semua zat dan unsur itu dibagikan ke semua
bagian tumbuhan, disimpan dalam bentuk buah atau biji, juga menjadi minyak dan
lemak untuk kemudian menjadi sumber makanan tunas-tunas baru. Zat-zat itu
pulalah yang kemudian dikonsumsi oleh manusia dan hewan, baik melalui daun,
buah, ataupun bunga dan tangkai tumbuhan itu.
Setiap makhluk
hidup membutuhkan aneka sari makanan yang semua berasal dari tanah. Manusia
maupun hewan sangat menggantungkan suplai makananya pada tumbuhan, yang secara
alami mampu mengubah berbagai unsur tanah menjadi sari makanan yang mereka
konsumsi. Seandainya tidak ada proses alami seperti ini, niscaya tidak ada
kehidupan di planet ini. Manusia dan hewan dapat memenuhi kebutuhannya terhadap
karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan zat-zat lainnya dengan mengonsumsi
tumbuhan yang secara alami telah memproses berbagai unsur dalam untuk menjadi
makanan mereka. Semua material itu berasal dari unsur-unsur tanah, dan fakta
itu menjadi membenarkan firman Allah : Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan
sebaik-baiknya.
Setelah
menjalani kehidupan selama waktu yang ditetapkan oleh Allah, setiap makhluk
hidup akan mengalami kematian dan mereka akan dikembalikan ke dalam tanah,
untuk kelak dibangkitkan kembali pada hari Kiamat. Kematian merupakan bukti
atas adanya kehidupan. Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang
kematian, di antaranya firman Allah.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 185 :
185. (Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari
Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan
dimasukkan ke Surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan).
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 57 :
57. (Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan).
Qur’an surat Az-Zumar ayat 42 :
42. (Allah memegang jiwa) orang (ketika matinya dan) memegang
(jiwa) orang (yang belum mati di waktu tidurnya. Maka, Dia menahan jiwa) orang (yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa lain sampai waktu yang ditetapkan)
yaitu orang-orang yang mati itu ruhnya ditahan Allah sehingga tidak
dapat kembali kepada tubuhnya. Dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur
saja, ruhnya dilepaskan sehingga dapat kembali tubuhnya lagi
(Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir).
Ayat-ayat di atas
menegaskan kebenaran yang tidak terbantahkan mengenai kematian dan kebangkitan.
Semua itu menegaskan bahwa segala sesuatu akan dikembalikan ke tanah tempat
pertama kali tumbuh. Ayat-ayat itu juga menegaskan bahwa kelak semua manusia
akan dibangkitkan dari tanah. Semua itu membantah pandangan kaum kafir, ateis
dan kaum musyrik yang meragukan kebenaran Al-Qur’an. Sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an, orang-orang kafir itu membantah pesan dan ajaran yang
disampaikan oleh Rasulullah saw tentang kematian dan kebangkitan. Mereka
mengatakan : “Apakah kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi
tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)?”
Alhamdulillaah atas nikmat Al-Qur’an,
Alhamdulillaah atas nikmat Islam yang agung, Alhamdulillaah atas diutusnya imam
para nabi dan rasul yaitu Rasulullah saw, pemimpin semua mahkluk di dunia dan
di akhirat, Akhir doa kita : Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.
Sumber : Al-Qur’an dan Mukjizat
Ilmiah Hadits Nabi oleh Prof. Dr. Zaghlul Raghib al-Najjar
1 komentar:
Articlenya mantap,,,
Posting Komentar