Hakikat ilmiah khusyuk dalam shalat:
1.
Kekhusyukan
meningkatkan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, juga dapat meningkatkan
fungsi metabolisme tubuh dan sistem saraf. Selain itu, khusyuk tidak hanya
berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga merupakan obat bagi berbagai macam
penyakit.
2.
Kekhusyukan
dapat meningkatkan fungsi dan kesehatan jantung.
Qur’ran surat Ar-Ra’du ayat
28-29:
28. (Yaitu orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah) dengan mendirikan shalat,
dzikir, tilawah, tadarus dan berdoa (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenang) karena terimbas frekuensi yang sangat tinggi dan
lembut dari cahaya Al-Qur’an yang keluar dari ayat-ayat Allah yang sedang
dibacakan yang kemudian meresonansi hati dan miliaran bio elektron di seluruh
tubuhnya, sehingga hati dan kulitnya menjadi lembut dan tenang, maka keluarlah aura
jernih dari wajah dan tubuh orang-orang tersebut.
29. (“Orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”).
3.
Kekhusyukan
meningkatkan kepercayaan diri orang yang melakukannya, sehingga dia bisa lebih
bersabar menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan sehari-hari.
Kekhusyukan dapat
meningkatkan kesehatan dan fungsi otak, para ahli medis menemukan, bahwa otak
manusia menerima aliran elektromagnetis setiap saat, tetapi kadar gelombang
elektromagnetis itu berbeda-beda sesuai dengan tingkat aktivitas otak dan
aktivitas tubuh.
- Dalam
keadaan sadar, aktif, semangat, dan konsentrasi, muncul gelombang yang
disebut gelombang beta, berupa
getaran yang kekuatannya bervariasi, antara 15-40 Hertz getaran per detik.
- Dalam
keadaan istirahat dan konsentrasi biasa, muncul gelombang alfa yang getarannya bervariasi antara 9-14 Hertz
getaran per detik.
- Dalam
keadaan tidur, mimpi, konsentrasi tinggi, muncul gelombang teta yang berkisar 5-8 Hertz getaran.
- Dalam
tidur lelap tanpa mimpi, otak hanya mampu diliputi gelombang delta yang getarannya lebih rendah dari 4 Hertz getaran per detik.
Dapat
disimpulkan, ketika manusia berada dalam keadaan khusyuk, gelombang yang
bekerja lebih rendah getarannya. Keadaan ini menguntungkan dan menguatkan
fungsi otak, serta membantu perbaikan sel-sel otak yang rusak atau lemah akibat
penyakit atau tekanan kejiwaan atau gangguan yang lainnya. Karena aktivitas
tubuh dan otak dapat melelahkan otak, maka shalat yang khusyuk dan perenungan
dapat mengistirahatkan dan menenangkan otak. Shalat yang khusyuk membuat
beberapa bagian *korteks serebral di otak besar mengalami penambahan kapiler
jika secara rutin melakukan shalat sampai mencapai kekhusyukan. Fenomena ini
menjadi jelas jika kita mengetahui bahwa sel-sel saraf pada bagian korteks
serebral berkurang dan kinerjanya menurun seiring dengan perkembangan usia,
Jadi bisa dikatakan, kekhusyukan akan
memperlambat penuaan dan menjauhkan kita dari kepikunan. Volume otak orang
yang terbiasa berfikir dan shalat, apalagi shalatnya khusyuk, lebih besar
dibandingkan orang yang jarang atau bahkan tidak
mempergunakan otaknya untuk berfikir, merenung dan shalat. Jadi dapat
disimpulkan bahwa shalat dapat menambah
kualitas dan volume otak, sehingga seseorang bisa lebih kreatif, inovatif,
sehat dan bahagia, apalagi jika shalatnya dilakukan dengan khusyuk. Orang
shalat secara rutin dan mencapai kekhusyukan dalam beribadah, memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mengambil keputusan ketika menghadapi berbagai
persoalan, termasuk masalah emosi. Orang-orang yang bisa mencapai kekhusyukan
dalam shalatnya, lebih mampu mengendalikan dorongan perasaan dan hasratnya,
sehingga mereka lebih bisa merasa bahagia dibandingkan orang lain. Shalat dan
perenungan membantu mengatur berbagai aspek emosional tanpa mengobarkannya
secara berlebihan, karena shalat akan memperkuat sensor otak sehingga otak
lebih aktif dan peka, apalagi jika shalatnya dilakukan dengan khusyuk.
*Korteks serebral di otak besar (cerebral
cortex, grey matter) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang
terdiri dari 15-33 miliar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar
10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu
miliar sinapsis per timbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut
dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah tengah (sulkus
sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar.
Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan
kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir.
Shalat yang
khusyuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga rasa sakit tidak
mempengaruhi otak dan tidak menyebabkan nyeri. Jadi kekhusyukan membantu
manusia untuk menanggung dan meringankan rasa sakit, di sisi lain, kekhusyukan
merupakan metode paling efektif untuk melatih kesabaran dan pengendalian emosi.
Para ahli mengatakan, sesungguhnya sel-sel otak membutuhkan shalat secara
rutin, tafakur dan perenungan setiap saat, sehingga sel-sel tersebut bisa aktif
bekerja bahkan lebih peka dan lebih kuat. Orang-orang yang terbiasa berfikir,
merenung dan beribadah dengan khusyuk, cenderung lebih kreatif dan inovatif.
Khusyuk dalam shalat meningkatkan fungsi otak depan, supaya bisa memblokir
pesan-pesan buruk dan sesat dari setan, karena, ketika seseorang
berfikir, merenung dan berkonsentrasi penuh, otak depannya (lobus
frontalis) bekerja aktif dan merupakan pusat kendali yang mengatur
seluruh anggota tubuh manusia dan pusat pengambilan keputusan yang penting dan
memiliki pengaruh besar terhadap perilaku, emosi dan keberlanjutan masa depan
hidup kita serta bertanggung-jawab atas
kejujuran dan kebohongan kita. Fungsi otak depan yang menentukan kita
melakukan perbuatan baik atau buruk, menekan atau menunjukkan respons yang
tidak diterima sosial dan menentukan kesamaan atau perbedaan antara berbagai
peristiwa atau fenomena. Jadi otak depan melakukan fungsi mental yang rumit dan
tinggi, serta memainkan peranan penting untuk mempertahankan memori jangka
panjang yang sering dikaitkan dengan perasaan yang bersumber dari sistem
limbik dan memodifikasi berbagai perasaan itu, sehingga secara umum
bersesuaian dengan norma-norma sosial. Ketika seseorang berkata jujur atau
bohong, otak depanlah yang bekerja, jika kita perhatikan secara seksama, butuh
energi yang besar untuk berbohong.
Dalam sebuah
penelitian mengenai aktivitas otak depan dengan menggunakan metode fMRI,
diketahui bahwa, ketika seseorang berbohong, otak depannya bekerja lebih keras
dan lebih berat, sehingga membutuhkan energi yang juga lebih banyak. Jadi,
berkata jujur atau bersikap jujur akan meringankan kerja otak depan dan menjaga
kekuatannya. Dengan kata lain, ucapan dan perbuatan yang jujur sesungguhnya
sesuai dengan fitrah manusia. Ketika seseorang melakukan kebohongan, penipuan,
rekayasa atau pengkhianatan, sesungguhnya dia telah menyalahi fitrah
penciptaannya sebagai manusia. Para ahli meneliti aktivitas gelombang otak
dengan merekam peredaran darah ke semua bagian otak serta kecepatan aliran
darah ke semua bagian itu. Ternyata, otak yang bekerja paling keras adalah yang
paling banyak mendapat aliran darah. Ketika seseorang mengambil keputusan,
menentukan perilaku atau sikap yang diambil, serta mengambil suatu pilihan
penting, perencanaan suatu tindakan, upaya melepaskan diri dari berbagai
kesulitan dan hambatan dan lain-lain, maka bagian otak yang paling aktif
bekerja adalah otak depan atau lobus frontal.
Dari sini para
ulama mengambil kesimpulan bahwa otak depan merupakan otak yang bertanggung jawab
atas pengambilan keputusan dan yang paling berkuasa atas diri manusia. Bahkan
otak depan memiliki peranan yang sangat penting terhadap orientasi manusia,
baik orientasi sikap dan perilaku, maupun orientasi tempat. Bahaya paling besar
yang akan dihadapi seseorang yang mengalami kerusakan pada otak depan adalah
kehilangan orientasi dan ketidakmampuan mengambil keputusan, baik yang
berkaitan dengan perilaku, sikap maupun keputusan lainnya.
Secara lebih jelas, kerusakan pada otak
depan bisa mengakibatkan:
- Penurunan
stabilitas mental dan spontanitas,
meskipun IQ tidak terganggu.
- Penurunan atau pengurangan
berbicara secara dramatis.
- Penurunan
fungsi persepsi mengenai pengambilan risiko dan ketaatan pada hukum sosial.
- Penurunan kemampuan
bersosialisasi.
- Kerusakan pada lobus frontal
orbital dapat menyebabkan gangguan kebiasaan seksual.
- Kerusakan
pada lobus frontal dorsolateral dapat mengurangi ketertarikan seksual.
- Penurunan
atau penambahan kreativitas juga kecakapan menyelesaikan masalah,
kadang-kadang tidak mampu membaui atau merasakan sesuatu.
Mengenai kebohongan yang dilakukan manusia
maka Allah berfirman di dalam Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 9-19:
9.
(“Bagaimana pendapatmu
tentang orang yang melarang?) yaitu Abu Jahal, tetapi
usahanya tidak berhasil, karena ia melihat sesuatu yang menakutkan,
10. (seorang hamba ketika ia mengerjakan
shalat) yaitu
Rasulullah saw.
11.
(Bagaimana
pendapatmu jika orang yang dilarang itu) yaitu Rasulullah saw (berada di atas kebenaran?),
12.
(atau ia menyuruh bertakwa?) kepada Allah.
13.
(Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu) Abu Jahal (mendustakannya) Rasulullah
saw
(dan berpaling?) dari iman.
14. (Tidaklah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) segala perbuatannya.
15. (Ketahuilah, sungguh jika ia tidak berhenti) berbuat demikian (niscaya Kami tarik ubun-ubunnya) otak
depannya atau lobus frontal.
16. (Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan
lagi durhaka) yaitu Abu Jahal yang mendustakan dan durhaka kepada Allah
dan rasul-Nya.
17.
(Maka
biarlah ia memanggil golongannya) teman-teman majlis atau senadinya untuk menolongnya.
18.
(Kelak
Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah) malaikat yang bengis yang menyiksa orang-orang
berdosa.
19.
(Sekali-kali
jangan, janganlah kamu patuhi ia) Abu Jahal (dan sujudlah dan dekatkanlah)
dirimu kepada-Nya dengan mendirikan shalat.
Di sinilah kita memahami makna firman
Allah dalam Qur’an surat Ali-‘Imran ayat
190-191:
190.
(Sesungguhnya
dalam penciptaan Langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal) yaitu orang yang bisa menggunakan otak
depannya secara benar saja,
191. (Yaitu orang-orang yang mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan Langit dan Bumi) seraya berkata: (“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka”).
Sumber: Mukjizat
Kesehatan Ibadah oleh Dr.Jamal Elzaky dan berbagai sumber.