15 Agustus, 2014

FAEDAH KHUSYUK DALAM SHALAT

Hakikat ilmiah khusyuk dalam shalat:

1.      Kekhusyukan meningkatkan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, juga dapat meningkatkan fungsi metabolisme tubuh dan sistem saraf. Selain itu, khusyuk tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga merupakan obat bagi berbagai macam penyakit.

2.      Kekhusyukan dapat meningkatkan fungsi dan kesehatan jantung.

Qur’ran surat Ar-Ra’du ayat 28-29:

28.  (Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah) dengan mendirikan shalat, dzikir, tilawah, tadarus dan berdoa (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang) karena terimbas frekuensi yang sangat tinggi dan lembut dari cahaya Al-Qur’an yang keluar dari ayat-ayat Allah yang sedang dibacakan yang kemudian meresonansi hati dan miliaran bio elektron di seluruh tubuhnya, sehingga hati dan kulitnya menjadi lembut dan tenang, maka keluarlah aura jernih dari wajah dan tubuh orang-orang tersebut.

29.  (“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”).

3.      Kekhusyukan meningkatkan kepercayaan diri orang yang melakukannya, sehingga dia bisa lebih bersabar menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan sehari-hari.

Kekhusyukan dapat meningkatkan kesehatan dan fungsi otak, para ahli medis menemukan, bahwa otak manusia menerima aliran elektromagnetis setiap saat, tetapi kadar gelombang elektromagnetis itu berbeda-beda sesuai dengan tingkat aktivitas otak dan aktivitas tubuh.

  • Dalam keadaan sadar, aktif, semangat, dan konsentrasi, muncul gelombang yang disebut gelombang beta, berupa getaran yang kekuatannya bervariasi, antara 15-40 Hertz getaran per detik.
  • Dalam keadaan istirahat dan konsentrasi biasa, muncul gelombang alfa yang getarannya bervariasi antara 9-14 Hertz getaran per detik.
  • Dalam keadaan tidur, mimpi, konsentrasi tinggi, muncul gelombang teta yang berkisar 5-8 Hertz getaran.
  • Dalam tidur lelap tanpa mimpi, otak hanya mampu diliputi gelombang delta yang getarannya lebih rendah  dari 4 Hertz getaran per detik.

Dapat disimpulkan, ketika manusia berada dalam keadaan khusyuk, gelombang yang bekerja lebih rendah getarannya. Keadaan ini menguntungkan dan menguatkan fungsi otak, serta membantu perbaikan sel-sel otak yang rusak atau lemah akibat penyakit atau tekanan kejiwaan atau gangguan yang lainnya. Karena aktivitas tubuh dan otak dapat melelahkan otak, maka shalat yang khusyuk dan perenungan dapat mengistirahatkan dan menenangkan otak. Shalat yang khusyuk membuat beberapa bagian *korteks serebral di otak besar mengalami penambahan kapiler jika secara rutin melakukan shalat sampai mencapai kekhusyukan. Fenomena ini menjadi jelas jika kita mengetahui bahwa sel-sel saraf pada bagian korteks serebral berkurang dan kinerjanya menurun seiring dengan perkembangan usia, Jadi bisa dikatakan, kekhusyukan akan memperlambat penuaan dan menjauhkan kita dari kepikunan. Volume otak orang yang terbiasa berfikir dan shalat, apalagi shalatnya khusyuk, lebih besar dibandingkan orang yang jarang atau bahkan tidak mempergunakan otaknya untuk berfikir, merenung dan shalat. Jadi dapat disimpulkan bahwa shalat dapat menambah kualitas dan volume otak, sehingga seseorang bisa lebih kreatif, inovatif, sehat dan bahagia, apalagi jika shalatnya dilakukan dengan khusyuk. Orang shalat secara rutin dan mencapai kekhusyukan dalam beribadah, memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengambil keputusan ketika menghadapi berbagai persoalan, termasuk masalah emosi. Orang-orang yang bisa mencapai kekhusyukan dalam shalatnya, lebih mampu mengendalikan dorongan perasaan dan hasratnya, sehingga mereka lebih bisa merasa bahagia dibandingkan orang lain. Shalat dan perenungan membantu mengatur berbagai aspek emosional tanpa mengobarkannya secara berlebihan, karena shalat akan memperkuat sensor otak sehingga otak lebih aktif dan peka, apalagi jika shalatnya dilakukan dengan khusyuk.

*Korteks serebral di otak besar (cerebral cortex, grey matter) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15-33 miliar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis per timbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir.

Shalat yang khusyuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga rasa sakit tidak mempengaruhi otak dan tidak menyebabkan nyeri. Jadi kekhusyukan membantu manusia untuk menanggung dan meringankan rasa sakit, di sisi lain, kekhusyukan merupakan metode paling efektif untuk melatih kesabaran dan pengendalian emosi. Para ahli mengatakan, sesungguhnya sel-sel otak membutuhkan shalat secara rutin, tafakur dan perenungan setiap saat, sehingga sel-sel tersebut bisa aktif bekerja bahkan lebih peka dan lebih kuat. Orang-orang yang terbiasa berfikir, merenung dan beribadah dengan khusyuk, cenderung lebih kreatif dan inovatif. Khusyuk dalam shalat meningkatkan fungsi otak depan, supaya bisa memblokir pesan-pesan buruk dan sesat dari setan, karena, ketika seseorang berfikir, merenung dan berkonsentrasi penuh, otak depannya (lobus frontalis) bekerja aktif dan merupakan pusat kendali yang mengatur seluruh anggota tubuh manusia dan pusat pengambilan keputusan yang penting dan memiliki pengaruh besar terhadap perilaku, emosi dan keberlanjutan masa depan hidup kita serta bertanggung-jawab atas  kejujuran dan kebohongan kita. Fungsi otak depan yang menentukan kita melakukan perbuatan baik atau buruk, menekan atau menunjukkan respons yang tidak diterima sosial dan menentukan kesamaan atau perbedaan antara berbagai peristiwa atau fenomena. Jadi otak depan melakukan fungsi mental yang rumit dan tinggi, serta memainkan peranan penting untuk mempertahankan memori jangka panjang yang sering dikaitkan dengan perasaan yang bersumber dari sistem limbik dan memodifikasi berbagai perasaan itu, sehingga secara umum bersesuaian dengan norma-norma sosial. Ketika seseorang berkata jujur atau bohong, otak depanlah yang bekerja, jika kita perhatikan secara seksama, butuh energi yang besar untuk berbohong.

Dalam sebuah penelitian mengenai aktivitas otak depan dengan menggunakan metode fMRI, diketahui bahwa, ketika seseorang berbohong, otak depannya bekerja lebih keras dan lebih berat, sehingga membutuhkan energi yang juga lebih banyak. Jadi, berkata jujur atau bersikap jujur akan meringankan kerja otak depan dan menjaga kekuatannya. Dengan kata lain, ucapan dan perbuatan yang jujur sesungguhnya sesuai dengan fitrah manusia. Ketika seseorang melakukan kebohongan, penipuan, rekayasa atau pengkhianatan, sesungguhnya dia telah menyalahi fitrah penciptaannya sebagai manusia. Para ahli meneliti aktivitas gelombang otak dengan merekam peredaran darah ke semua bagian otak serta kecepatan aliran darah ke semua bagian itu. Ternyata, otak yang bekerja paling keras adalah yang paling banyak mendapat aliran darah. Ketika seseorang mengambil keputusan, menentukan perilaku atau sikap yang diambil, serta mengambil suatu pilihan penting, perencanaan suatu tindakan, upaya melepaskan diri dari berbagai kesulitan dan hambatan dan lain-lain, maka bagian otak yang paling aktif bekerja adalah otak depan atau lobus frontal.

Dari sini para ulama mengambil kesimpulan bahwa otak depan merupakan otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan yang paling berkuasa atas diri manusia. Bahkan otak depan memiliki peranan yang sangat penting terhadap orientasi manusia, baik orientasi sikap dan perilaku, maupun orientasi tempat. Bahaya paling besar yang akan dihadapi seseorang yang mengalami kerusakan pada otak depan adalah kehilangan orientasi dan ketidakmampuan mengambil keputusan, baik yang berkaitan dengan perilaku, sikap maupun keputusan lainnya.

Secara lebih jelas, kerusakan pada otak depan bisa mengakibatkan:

  • Penurunan stabilitas mental  dan spontanitas, meskipun IQ tidak terganggu.
  • Penurunan atau pengurangan berbicara secara dramatis.
  • Penurunan fungsi persepsi mengenai pengambilan risiko dan ketaatan pada hukum sosial.
  • Penurunan kemampuan bersosialisasi.
  • Kerusakan pada lobus frontal orbital dapat menyebabkan gangguan kebiasaan seksual.
  • Kerusakan pada lobus frontal dorsolateral dapat mengurangi ketertarikan seksual.
  • Penurunan atau penambahan kreativitas juga kecakapan menyelesaikan masalah, kadang-kadang tidak mampu membaui atau merasakan sesuatu.

Mengenai kebohongan yang dilakukan manusia maka Allah berfirman di dalam Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 9-19:

9.      (“Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?) yaitu Abu Jahal, tetapi usahanya tidak berhasil, karena ia melihat sesuatu yang menakutkan,

10.  (seorang hamba ketika ia mengerjakan shalat) yaitu Rasulullah saw.

11.  (Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu) yaitu Rasulullah saw (berada di atas kebenaran?),

12.  (atau ia menyuruh bertakwa?) kepada Allah.

13.  (Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu) Abu Jahal (mendustakannya) Rasulullah saw (dan berpaling?) dari iman.

14.  (Tidaklah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat) segala perbuatannya.

15.  (Ketahuilah, sungguh jika ia tidak berhenti) berbuat demikian (niscaya Kami tarik ubun-ubunnya) otak depannya atau lobus frontal.

16.  (Yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka) yaitu Abu Jahal yang mendustakan dan durhaka kepada Allah dan rasul-Nya.

17.  (Maka biarlah ia memanggil golongannya) teman-teman majlis atau senadinya untuk menolongnya.

18.  (Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah) malaikat yang bengis yang menyiksa orang-orang berdosa.

19.  (Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuhi ia) Abu Jahal (dan sujudlah dan dekatkanlah) dirimu kepada-Nya dengan mendirikan shalat.

Di sinilah kita memahami makna firman Allah dalam Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 190-191:

190.    (Sesungguhnya dalam penciptaan Langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal) yaitu orang yang bisa menggunakan otak depannya secara benar saja,

191.    (Yaitu orang-orang yang mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan Langit dan Bumi) seraya berkata: (“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka”).

Sumber: Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr.Jamal Elzaky dan berbagai sumber.

Tidak ada komentar: