05 November, 2014

PUASA 10 MUHARAM DAN PENGANGKATAN ISA AS

Setiap tanggal 10 Muharam, Bani Israil berpuasa mengikuti sunnah Nabi Musa as sebagai tanda syukur telah terbebasnya Bani Israil dari kejaran dan perbudakan penguasa Mesir yang kafir, fasik dan zhalim itu dengan ditenggelamkannya Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya di Laut Merah bagian Teluk Suez berkat pertolongan Allah. Maka sebagai ungkapan rasa syukur, Nabi Musa as berpuasa lalu diikuti oleh umat beliau as sampai zamannya Rasulullah saw pindah ke Madinah. Ketika Rasulullah saw mengetahui hal itu dari orang-orang Yahudi (Israel), kemudian puasa sunnah 10 Muharam itu diteruskan oleh Rasulullah saw dan umat beliau saw. Rasulullah saw bersabda bahwa kaum muslimin lebih berhak dan lebih utama untuk mengikuti sunnah Nabi Musa as daripada orang Yahudi, karena Nabi Musa as itu orang Islam sementara orang-orang Yahudi itu adalah orang-orang kafir. Tetapi kemudian orang-orang Yahudi itu menghina kaum muslimin karena meniru puasa sunnah mereka. Maka Rasulullah saw bersabda kepada umat Islam untuk puasa sebelum dan setelah tanggal 10 Muharam. Dan pada tanggal 10 Muharam 34 M, Nabi Isa as dan murid-murid beliau as sedang berpuasa sunnah pada hari raya Passover, mereka berpuasa di tempat persembunyian karena dicari-cari para elit (tokoh) agama Yahudi dan penguasa Kerajaan Romawi untuk ditangkap dan dihukum. Pada saat akan berbuka, murid-murid Nabi Isa as meminta kepada beliau as untuk didatangkan mukjizat berupa Al-Maaidah atau hidangan dari Langit sebagai bukti bahwa Nabi Isa as itu adalah benar rasul utusan Allah. Orang-orang Nasrani Trinitas Romawi pengikut-pengikut Paulus merayakan Passover yang tanggalnya digabungkan dengan perayaan hari kelahiran dewi kesuburan para penyembah berhala di Eropa yaitu Dewi Diana yang dilambangkan dengan telur dan kelinci, maka nama perayaannya diganti menjadi hari Paskah, sehingga tanggal perayaan hari raya Passover Yahudi dan perayaan hari Paskah Kristen tidak sama. Orang-orang Nasrani Trinitas Kristen menyebut hidangan dari Langit itu dengan nama “Perjamuan Kudus atau Perjamuan Terakhir (The Last Supper)” yang diturunkan oleh Allah untuk berbuka puasa sunnah Nabi Isa as dan murid-murid inti sebelum Yesus (Nabi Isa as) tuhannya orang-orang Nasrani Trinitas Kristen Protestan dan Kristen Katolik Roma ditangkap dan disalib, menurut kepercayaan (keimanan) mereka.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 112-113: 

112. (Ketika pengikut-pengikut Isa) kaum hawariyyun/murid-murid inti (berkata: “Wahai Isa putra Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari Langit kepada kami?” Isa menjawab: “Bertakwalah kamu kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”).

113. (Mereka berkata: “Kami menginginkan agar bisa memakan hidangan itu) sebagai hidangan berbuka puasa sunnah hari raya Passover atau hari kemerdekaannya Bani Israil dari penjajahan Fir’aun Merneptah, Haman dan pengikut-pengikutnya (dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar) bahwa Nabi Isa as adalah nabi dan rasul utusan Allah dan hidangan dari Langit itu salah satu mukjizatnya sebagai bukti kerasulannya (kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”).

Lalu Nabi Isa as berdoa memohon kepada Allah  dalam Qur’an surat Al-Maaidah ayat 114 sebagai berikut:

114. (Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari Langit, yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi orang-orang yang sezaman dengan kami maupun bagi orang-orang yang datang sesudah kami dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki”).

Kemudian Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Maaidah ayat 115 sebagai berikut:

115. (Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antara kamu) yang dimaksud Allah adalah Yudas (Yahuda) Iskariot, karena ia adalah orang yang tidak beriman kepada rasul-Nya atau kafir (sesudah) diturunkannya hidangan itu dari Langit (maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia”).

Bab 213. Jamuan Passover (Paskah Yahudi).

Waktu buka puasa tiba, yaitu Maghrib, kata Nabi Isa as: ”Marilah kita makan, karena aku sangat menginginkan untuk menyantap daging anak domba ini sebelum aku berpisah denganmu.” Kemudian Nabi Isa as bangkit berdiri mengambil sehelai handuk dan bersiap-siap, begitu selesai mengisi air ke dalam baskom, Nabi Isa as mulai mencuci kaki-kaki murid-murid beliau as. Dimulai dari Yudas, Petrus, (Simon) Petrus berkata: ”Tuan, mengapa engkau mencuci kakiku?”

Nabi Isa as menjawab: “Apa yang aku lakukan sekarang ini, engkau tidak mengetahuinya sekarang, tapi engkau akan tahu kelak di kemudian hari.”

Simon  menjawab: “Aku tidak ingin engkau mencuci kedua kakiku.” Kemudian Nabi Isa as bangkit berdiri,

dan (Isa as) berkata: “Engkau tidak akan bersamaku di hari Pengadilan nanti.”

Simon menjawab: “Jangan hanya mencuci kedua kakiku (saja), guru, tapi juga kedua tangan dan kepalaku.”

Ketika murid-murid telah selesai dicuci dan siap di meja makan untuk mulai makan hidangan berbuka puasa sunnah pada hari raya Passover.

Nabi Isa as berkata: “Aku telah mencucimu semuanya, namun tidak semua darimu dalam keadaan bersih, mengingat bahwa seluruh air di lautan tidak akan dapat mencuci orang yang tidak beriman kepadaku” yang dimaksud Nabi Isa as adalah Yudas Iskariot. Ucapan ini dikatakan Nabi Isa as karena beliau as telah mengetahui ada seseorang yang berkhianat. Murid-murid merasa sedih mendengar ucapan Nabi Isa as, lalu dia menambahkan : “Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, bahwa salah seorang di antara kamu akan mengkhianatiku, sampai-sampai aku ini akan dijual seperti menjual domba, tetapi celakalah baginya, karena ia akan mengalami seperti apa yang telah dikatakan oleh leluhur kita Daud, tentang manusia semacam ini bahwa “ia akan jatuh terperosok ke dalam lubang perangkap yang ia buat unuk memerangkap orang lain.” Yang membuat murid-murid kemudian saling berpandangan satu sama lain di antara mereka, sambil berkata penuh keprihatinan.

Kata murid-murid Nabi Isa as : “Siapa yang akan menjadi pengkhianat?”

Yudas Iskariot lalu berkata: “Apakah sang pengkhianat itu adalah aku, guru?”

Nabi Isa as menjawab: “Engkau telah menjelaskan kepadaku, siapa yang akan mengkhianatiku.” Sedangkan ke-11 murid-murid beliau as tidak mendengar penjelasan Nabi Isa as. Ketika hidangan buka puasa telah selesai disantap, datanglah setan di belakang Yudas Iskariot, dan Yudas segera meninggalkan rumah tempat persembunyian Nabi Isa as dan murid-murid beliau as. Nabi Isa as berpesan sekali lagi kepadanya (yaitu Yudas Iskariot sebelum pergi), “Lakukan segera apa yang harus engkau lakukan.” Yaitu melapor pada Imam Besar Yusuf bin Kayafas di mana tempat persembunyian Nabi Isa as. Setelah itu Nabi Isa as pergi ke luar rumah untuk melaksanakan shalat Maghrib berjamaah bersama murid-murid beliau as di kebun. 

Sementara itu, Yudas Iskariot yang mengetahui tempat persembunyian Nabi Isa as bersama para murid-murid beliau as, Yudas lalu pergi menemui Imam Besar Yahudi itu dan berkata kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas :

“Jika engkau memberiku sebagaimana yang telah dijanjikan, maka malam ini aku akan menyerahkan Isa yang engkau cari-cari (itu) kepadamu, karena dia dalam keadaan sendirian hanya ditemani oleh kesebelas (ke-11) murid-muridnya.”

Imam Besar bertanya: “Berapa banyak uang yang engkau minta?”

Kata Yudas: “30 keping emas.”

Kemudian Imam Besar Yusuf bin Kayafas segera membayar kontan uang yang diminta Yudas dan mengutus seorang Farisi untuk menghadap Gubernur Pontius Pilatus dan Raja Herodes Antipas (Antipatros), lalu kedua orang penguasa Romawi itu memberinya bantuan berupa sepasukan tentara kepada mereka, karena mereka takut reaksi masyarakat banyak, oleh karena itulah mereka mengambil persenjataan mereka berikut obor-obor dan lentera-lentera di ujung-ujung tongkat karena malam hari dan pada zaman itu belum ada listrik, sehingga jalanan-jalanan dalam keadaan gelap dan rumah-rumah banyak yang gelap, lalu mereka berangkat ke luar Kota Yerusalem untuk menangkap Nabi Isa as. Ketika para tentara dengan bimbingan Yudas Iskariot telah berada dekat dengan tempat persembunyian Nabi Isa as, Nabi Isa as mendengar suara orang banyak yang sedang mendekat, sehingga dengan perasaan cemas beliau as masuk ke dalam rumah, sedangkan ke-11 murid tengah tidur pulas. Kemudian Allah mengingat hamba-Nya sedang dalam bahaya, Allah bertindak tepat pada waktunya, maka Allah memerintahkan Malaikat Jibril as (Gabriel), Mikail as (Michael), Israfil as (Rafael) dan Izrail as (Uriel) untuk mengambil dan mengangkat Nabi Isa as yang telah Allah hijab dengan diwadahi seperti dimasukkan ke dalam kapsul supaya terhindar dari segala mara bahaya dalam perjalanan beliau as menuju Langit ke-3. Kemudian dibawa 4 malaikat keluar dari alam dunia ini pada tanggal 10 Muharam tepat pada hari raya Passover malam 11 Muharam tahun 34 Masehi. Malaikat-malaikat suci itu datang melalui pintu rumah tempat persembunyian mereka yang menghadap ke selatan, lalu para malaikat itu mengambil dan membawa Nabi Isa as keluar dari Bumi ini tanpa diketahui oleh murid-murid beliau as yang tengah tidur pulas. Dan menempatkan beliau as di Langit ke-3 dengan kawalan rombongon besar malaikat-malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah, sehingga selamatlah Nabi Isa as dari orang-orang kafir, zhalim dan fasik itu dan juga dari bahaya-bahaya yang lain. Mengapa Nabi Isa as harus dibawa 4 malaikat, karena tubuh Nabi Isa as tidak di-Annihilasi seperti tubuh materi Rasulullah saw ketika Isra’ dan Mi’raj menghadap Allah. Karena Nabi Isa as tidak bertemu dengan Allah, maka tubuh materi beliau as tidak perlu di-Annihilasi, sehingga harus dihijab supaya tidak terburai hancur lebur atau tercerai berai menjadi partikel-partikel sub atomik ketika dibawa 4 malaikat sebelum mencapai kecepatan cahaya yang kemudian akan melesat mencapai kecepatan cahaya. Dan ketika meninggalkan Bumi, tubuh materi Nabi Isa as naik berlipat ganda beratnya karena harus melawan percepatan gaya gravitasi Bumi. Yaitu berat tubuhnya dikali berapa banyak gaya gravitasi Bumi yang dilaluinya sampai lepas dari gaya gravitasi Bumi terus dikali kecepatan cahaya, sehingga berat tubuh Nabi Isa as mengalami perlipatan bobot yang sangat luar biasa berat. Betapa sangat luar biasa berat, sangat sangat berbahaya dan sangat banyak rintangan yang dihadapi oleh para malaikat itu ketika mereka melakukan manuver-manuver melawan gaya gravitasi Bumi pada saat mengangkat dan membawa tubuh materi Nabi Isa as, juga saat mereka dalam perjalanan ke Langit ke-3 melewati lapisan-lapisan Atmosfer Bumi dan ruang angkasa. Yaitu pada saat melewati lapisan Eksosfer yang suhu udaranya mencapai 2.200 derajat Celcius dan pada lapisan ini adalah lapisan Atmosfer yang sangat berbahaya karena merupakan tempat dihancurkannya ribuan meteor yang menghujani (menabrak) Bumi dan juga saat melewati angkasa luar yang lebih berbahaya lagi, yaitu adanya radiasi sinar kosmik, badai Matahari dan sebagainya.

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 54:

54. (Mereka) yaitu Yudas, para pemuka agama dan alim ulama Yahudi yang tidak beriman kepada kerasulan Isa as (mengatur tipu daya) bersekongkol untuk membunuh beliau as menggunakan tangan-tangan penguasa Romawi dengan bantuan aparat militernya (dan Allah membalas tipu daya mereka) sehingga salah sasaran, karena yang dibunuh justru teman mereka sendiri Yudas Iskariot yang diserupakan oleh Allah dengan Nabi Isa as, sedangkan beliau as diselamatkan dan disimpan-Nya di Langit ke-3 (Allah sebaik-baik pembalas tipu daya).

Setelah Nabi Isa as pergi, Yudas Iskariot memasuki rumah secara paksa mendahului semua rombongannya dan memasuki ruangan di mana Nabi Isa as baru saja diangkat ke Langit beberapa menit yang lalu. Sementara murid-murid beliau as masih tertidur pulas, kemudian Allah bertindak secara menakjubkan dengan mengubah total penampilan Yudas Iskariot sampai-sampai suara dan wajah Yudas sangat mirip dengan suara dan wajah Nabi Isa as yang membuat para murid benar-benar mempercayai Yudas sebagai Nabi Isa as tetapi Yudas tidak mengetahui perubahan dirinya. Setelah dirubah oleh Allah, Yudas membangunkan para murid, sambil mencari di mana gerangan guru (Nabi Isa as) berada, tidak lama kemudian para murid terbangun dan tercengang dan bertanya kepada Yudas: “Engkau guru kami, apakah engkau telah melupakan kami?” Dan Yudas sambil tersenyum berkata: “Kalian semua bodoh, yang tidak mengenali aku sebagai Yudas Iskariot!” Dan pada saat Yudas mengatakan hal ini, masuklah tentara-tentara itu dan mencengkeramkan tangan-tangan mereka ke tubuh Yudas, karena ia sangat mirip dengan Nabi Isa as dalam setiap lekuknya. Para murid setelah mendengar Yudas berkata demikian dan terus melihat sejumlah besar tentara, segera melarikan diri secara reflek. Sedangkan Yahya bin Zabdi yang masih tidur berselimutkan kain linen, terbangun dan melarikan diri, dan ketika seorang tentara berhasil menangkap ujung kain selimutnya sehingga Yahya bin Zabdi melarikan diri dalam keadaan telanjang bulat dan Allah menyelamatkan ke-11 murid-murid beliau as sehingga mereka tidak berhasil ditangkap dan selamat dari kejahatan orang-orang kafir dan fasik tersebut. Hal ini terjadi karena Allah telah mengabulkan doa Nabi Isa as yang sebelum diangkat ke Langit beliau as berdoa kepada Allah supaya Allah menyelamatkan ke-11 murid-murid inti yang beriman kepada beliau as dari marabahaya (murid-murid Nabi Isa as yang inti ada 12 orang, tetapi yang satunya yaitu Yudas berkhianat tidak beriman kepada gurunya dan murid-murid beliau as yang lain yang bukan murid inti ada 72 orang). Tentara-tentara itu mengambil paksa Yudas dan mengikatnya dengan ejekan dan hinaan, karena Yudas menyangkal dengan sengit bahwa dirinya adalah Nabi Isa as. Karena Yudas tidak menyadari dan belum tahu jika dirinya diserupakan wajah dan suaranya oleh Allah seperti sosok Nabi Isa as. Maka orang-orang kafir itu mengira jika Yudas adalah Nabi Isa as. Dan tentara-tentara itu dengan nada mengejek berkata: “Tuan, jangan takut, karena kami datang untuk mengangkatmu menjadi Raja Israel, dan kami mengikatmu karena kami mengetahui bahwa kamu menolak untuk dijadikan raja.” 

Yudas menjawab: “Kalian semua telah hilang kesadaran! Kalian datang untuk menangkap Isa dari Nazareth dengan sepasukan tentara dan lentera-lentera seperti menangkap seorang perampok, dan sekarang engkau telah mengikat aku yang telah menunjukkan kepadamu (tempat persembunyian Nabi Isa as) dan agar menjadikanku sebagai raja!” Kemudian tentara-tentara itu kehilangan kesabarannya dan dengan beberapa pukulan dan tendangan, mereka memperlakukan Yudas secara sangat menghina dan mereka menyeretnya dengan penuh amarah menuju Yerusalem. Yahya dan Simon mengikuti tentara-tentara itu dari kejauhan, yang kemudian memberitahukan hal itu kepada Barnabas, bahwa mereka telah menyaksikan semua proses pengadilan terhadap Yudas oleh Imam Besar Yusuf bin Kayafas yang hasil musyawarah mereka dengan kaum Farisi telah memutuskan untuk menghukum mati Yudas yang dikira Nabi Isa as. Kemudian Yudas berbicara dan berteriak-teriak seperti orang gila hingga setiap orang yang hadir merasa geli dan tertawa, mereka meyakini bahwa Yudas benar-benar Nabi Isa as, dan oleh karena takut akan kematian, maka ia berpura-pura menjadi gila. Tidak lama kemudian, kaum Literati (ahli Taurat) menutup ke-2 mata Yudas dengan kain dan mengejeknya dengan perkataan: “Isa nabi orang-orang Nazareth, (karena demikian orang-orang yang beriman kepada kerasulan atau kenabian Isa as memanggil beliau as, tetapi orang-orang Yahudi yang kafir, zhalim dan fasik tersebut menyebut Nabi Isa as “nabi” sebagai ejekan saja karena mereka sebenarnya tidak beriman kepada kenabian Isa as, An-Nisaa’ ayat 157) jelaskan kepada kami, siapa yang telah memukulmu?” Kemudian mereka menampar dan meludahi Yudas yang dikira Nabi Isa as.

Semua orang termasuk Maryam ibunda Nabi Isa as, semua kerabat, semua sahabat dan murid-murid beliau as menyakini bahwa Yudas adalah Nabi Isa as. Jauh hari sebelum peristiwa perdebatan di dalam Masjidil Aqsha terjadi, melalui Malaikat Jibril as, Allah telah memberitahu Nabi Isa as lewat wahyu bahwa beliau as akan diangkat oleh Allah ke Langit untuk diselamatkan dan dijauhkan dari orang-orang kafir yang bersekongkol untuk membunuhnya.

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 55-56:

55. Ingatlah! (Ketika Allah berfirman) kepada Nabi Isa as melalui Malaikat Jibril as (: “Sesungguhnya Aku akan memegangmu dan mengangkatmu kepada-Ku) meninggalkan dunia tanpa mengalami kematian (dan membersihkanmu) menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir) yang bersekongkol untuk membunuhmu, Injil Barnabas bab 72 halaman 129 (dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu) yaitu murid-muridmu yang inti dan yang 72 orang itu serta orang-orang beriman (Nabi Isa as adalah seorang muslim) yang mengimani kerasulanmu dan ajaranmu yaitu agama Islam (di atas orang-orang yang kafir sampai hari Kiamat, kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Kuputuskan di antara kamu tentang hal-hal yang selalu kamu perselisihkan”) yaitu tentang perkara agama, keterangan-keterangan yang benar dan pengetahuan.

56. (Adapun orang-orang yang kafir) yaitu orang-orang yang tidak beriman kepada kerasulan Nabi Isa as (maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan berat di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak mempunyai penolong).

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 157-158:

157. (Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”) mereka menyebut Isa putra Maryam itu Rasul Allah hanya sebagai ejekan, karena mereka (orang-orang kafir Yahudi) sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa as itu (Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi) yang mereka bunuh adalah Yudas Iskariot murid Nabi Isa as yang suaranya, wajahnya dan dirinya benar-benar sangat mirip karena oleh Allah (diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang) Yahudi (yang berselisih paham padanya) tentang pembunuhan Isa putra Maryam tersebut (benar-benar dalam keragu-raguan terhadapnya) tentang siapa sebenarnya yang telah dibunuh dengan disalib itu (Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin telah membunuh Isa) karena ada yang berbeda dengan tubuh Nabi Isa as, di tubuh Yudas itu tidak ada Khatim Nubuwah atau daging tumbuh sebesar telur burung merpati di atas rusuk dada sebelah kanan (ciri fisik utusan Allah), wajahnya benar-benar sangat mirip dengan Nabi Isa as tetapi tubuhnya lain. Seperti ucapan Paulus bahwa orang-orang Yahudi ragu tentang siapa yang tewas tersalib itu yang ditulisnya kepada jemaatnya di Kota Korintus - Yunani dalam suratnya I Korintus pasal 1 ayat 23: Maka kita ini memberitakan Kristus yang tersalib, yaitu suatu keraguan bagi orang Yahudi dan suatu kebodohan bagi orang kafir (karena menyakini bahwa yang tewas dihukum mati dengan disalib itu adalah Isa putra Maryam).

158. (Tetapi) yang sebenarnya (Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) Allah perintahkan 4 malaikat-Nya mengambil Nabi Isa as dari alam dunia untuk diselamatkan dan dijauhkan dari orang-orang kafir yang bersekongkol untuk membunuh beliau as lalu disimpan di Langit ke-3.

Dan Nabi Isa as telah memberitahukan hal ini kepada Barnabas jauh sebelum Yudas akan dihukum mati di tiang salib, tetapi Barnabas lupa, bahwa gurunya itu pernah berkata kepadanya tentang bagaimana Nabi Isa as akan di bawa naik ke Langit yang ke-3 oleh Allah melalui para malaikat-Nya dan bahwa hukuman yang seharusnya diterima beliau as akan dilimpahkan kepada orang lain (Yudas), dan bahwa Nabi Isa as tidak akan mati hingga dunia ini mendekati Kiamat (mendekati akhir zaman nanti Nabi Isa as akan turun lagi ke dunia). Oleh karena tidak tahu yang akan di salib itu Yudas, maka keesokkan harinya, Barnabas bersama Maryam dan Yahya pergi mendekati tiang salib tempat Yudas akan dihukum salib di Gunung Golgota (Calvary) atas kejahatan yang telah dilakukannya dengan menjual Nabi Isa as gurunya seperti menjual domba kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas seharga 30 keping emas. Imam Besar Yusuf bin Kayafas bersama dengan para Imam Kepala, kaum Literati dan Farisi melihat, bahwa Yudas tidak mati dihukum cambuk oleh algojo pencambuk dan merasa khawatir bahwa Gubernur Pontius Pilatus kemungkinan akan membebaskan Yudas, maka mereka menyuap Gubernur Pontius Pilatus dengan sejumlah uang. Setelah menerima uang suap, Gubernur Pontius Pilatus segera memberikan Yudas ke tangan para Imam, kaum Literati dan Farisi, karena Yudas yang dikira Nabi Isa as itu telah divonis melakukan pelanggaran hukum dan harus dihukum mati. Dalam waktu bersamaan, mereka juga menghukum 2 orang perampok dan bersama dengan Yudas ikut pula dijatuhi hukuman mati di tiang salib. Demikian mereka menggiring Yudas menuju Gunung Calvary yang biasa mereka gunakan untuk menggantung mati orang-orang yang bersalah. Dan di Gunung Calvary inilah mereka menyalib Yudas atas kejahatannya dalam keadaan telanjang. Yudas sama sekali tidak berdaya selain berteriak: “Allah mengapa Engkau meninggalkanku, mengingat penjahat yang sebenarnya telah meloloskan diri dan aku mengalami kematian secara tidak adil?” Yudas kebanyakan dosa, dan sebagian dosanya adalah, Yudas telah mencuri 10% dari semua harta benda yang dihibahkan kepada Nabi Isa as, itu berarti Yudas sering memakan rezeki haram, maka setan turun kepada dirinya dan menguasainya, setan membuat Yudas memandang baik perbuatannya yang buruk tersebut, sehingga ia merasa benar dan Yudas menganggap Nabi Isa as lah yang bersalah dengan menyebut gurunya itu seorang penjahat, karena Yudas kebanyakan dosa, maka Allah tidak memperlihatkan perbuatan dosa-dosanya di dalam ingatannya. Setelah penyaliban Yudas, banyak orang yang beriman kepada ajaran-ajaran Nabi Isa as berbalik meninggalkan ajaran-ajaran beliau as, karena menyakini Nabi Isa as itu nabi palsu, dan dengan teknik sulapnya telah membuat berbagai mukjizat. Tetapi mereka yang tetap teguh dalam mengimani ajaran-ajaran Nabi Isa as, diliputi rasa sedih yang sangat mendalam, sambil melihat jenazah Yudas yang dikira Maryam dan murid-murid Nabi Isa as adalah diri beliau as, sehingga mereka mau menerima jenazah Yudas dari Gubernur Pontius Pilatus, lalu sebagian murid-murid beliau as menurunkan jenazah Yudas dari tiang salib dengan diiringi tangis pilu yang sangat menyayat hati, lalu mereka membawa pulang jenazah Yudas dan menguburkannya di kuburan keluarga Kerajaan Yehuda, karena Nabi Isa as dan Pangeran Yusuf ayah tiri beliau as adalah keluarga bangsawan keturunan Raja-raja Yehuda. Pada malam harinya, murid-murid Nabi Isa as yang lain yang tidak takut kepada Allah, menyelinap menuju kuburan tempat Yudas dikuburkan dan mencuri jenazahnya serta menyembunyikannya. Kemudian mereka menyebarkan berita bohong bahwa Nabi Isa as telah bangkit dari kuburnya yang menimbulkan kehebohan. Mendengar berita bohong putranya bangkit dari kubur, Maryam yang telah pulang ke Nazareth (bagian dari wilayah Provinsi Galilea), berangkat lagi ke Kota Yerusalem untuk menemui putranya dan bersama Barnabas, Yakub serta saudaranya Yahya menuju rumah keluarganya dalam keadaan lelah fisik dan mental karena perjalanan dan kesedihan yang sangat dalam. Sehingga malaikat-malaikat yang mengawal Maryam naik ke Langit ke-3 tempat Nabi Isa as berada bersama sekumpulan malaikat, lalu menceritakan semua yang terjadi kepada beliau as, lalu Nabi Isa as memohon kepada Allah agar berkenan memberi kuasa untuk bisa melihat sang ibu dan murid-murid beliau as.

Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril as, Mikail as, Izrail as dan Israfil as membawa Nabi Isa as menuju ke rumah sang ibu di Yerusalem. Nabi Isa as datang dikelilingi cahaya yang sangat terang dari cahayanya 4 malaikat, karena Nabi Isa as masuk bersama 4 malaikat ke kamar ibu beliau as yang sedang bersama 2 saudara wanitanya, Lazarus, Barnabas, Yahya, Yakub, Simon, ketika mereka melihat Nabi Isa as, mereka ketakutan hingga jatuh tersungkur ke tanah seperti orang mati. Lalu Nabi Isa as membangkitkan sang ibu dan lainya dari keadaan telungkup di tanah dan berkata: “Jangan takut, karena aku adalah Isa, dan jangan menangis karena aku hidup dan tidak mati.” Lalu Nabi Isa as menceritakan yang sebenarnya terjadi dan menyuruh Barnabas menulis penyaliban Yudas dengan kisah yang sebenarnya, supaya kaum muslimin mendapat berita yang benar (Paulus tidak ada di TKP ketika peristiwa pengadilan dan penyaliban itu terjadi, setelah puluhan tahun sejak penyaliban Yudas Iskariot terjadi, Paulus baru menulis cerita palsu tentang penyaliban Yudas, yang tidak berdasarkan fakta tetapi menyadur berdasarkan cerita fiksi dari 2 dukumen tulisan/aksara/huruf paku berjudul: “The Babylonia Passion Play of Bel.” Yaitu kisah tentang penyaliban Dewa Baal (Ba’al) dewanya orang-orang Mediterania dan dicampur dengan cerita karangan Paulus sendiri lalu menjadi tulisan cerita fiksi baru untuk menceritakan kisah pengadilan Yudas Iskariot dalam PB. Injil Matius pasal 27 ayat 11-26 dan Injil Lukas pasal 23 ayat 1-25. Kisah tentang penyaliban dan penguburan Yudas Iskariot dalam Injil Matius pasal 27 ayat 27-60 dan Lukas pasal 23 ayat 26-56 ditulis oleh Paulus dan Lukas murid dan pengikutnya di dalam Alkitab Perjanjian Baru). Pada hari ke-3 sejak kedatangan Nabi Isa as di antara keluarga dan murid-murid, beliau as berkata: “Pergilah ke Gunung Olives bersama ibundaku, karena di sanalah aku akan naik menuju Langit dan engkau semua akan menyaksikan siapa yang akan mengangkatku ke Langit.” Maka berangkatlah sebagian besar murid beliau as, karena ke 25 dari 72 murid yang bukan murid inti itu telah melarikan diri ke Damaskus – Suriah karena takut akan penindasan dan hukuman dari para tokoh agama Yahudi dan para penguasa Kekaisaran Romawi Barat karena menjadi pengikut Nabi Isa as (di Damaskus, mereka ditangkap Paulus lalu disiksa olehnya, sehingga kejahatan Paulus ini selalu diingat oleh murid-murid Nabi Isa as). Ketika mereka tengah khusyuk beribadah, datanglah Nabi Isa as bersama dengan banyak sekali malaikat yang selalu memuji Allah kemudian beliau as naik ke Gunung Olives (Zaitun) menemui sang ibu dan murid-murid, dari sana diangkat 4 malaikat disaksikan sebagian besar murid beliau as menuju Langit ke-3 lagi dan tinggal di sana sampai hampir mendekati pertengahan akhir zaman nanti, lalu Nabi Isa as turun ke Bumi terakhir kalinya untuk membunuh Dajjal dengan pertolongan Allah di Perang Armageddon II dan setelah perang, menegakkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah ke seluruh dunia dengan membunuh semua orang kafir termasuk bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang tidak mau masuk Islam lewat mukjizat nafasnya yang beracun yang jarak jangkauannya sejauh mata memandang. Setelah berpisah dengan nabi dan guru mereka, murid-murid menyebar ke pelosok Israel untuk berdakwah tentang aqidah Islam yang benar kepada bangsa Israel yang takut kepada Allah, semoga orang-orang yang beriman yang telah menerima dakwah Nabi Isa as dan murid-murid, diselamatkan di hari pengadilan Allah kelak, Aamiin.

Injil Barnabas bab 213-222 halaman 382-401.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 111:

111. (Dan) ingatlah (ketika Aku) Allah (ilhamkan kepada pengikut-pengikut yang setia) yaitu para hawariyyun/hawariyyin/ke-11 murid-murid inti Nabi Isa as (: “Hendaklah kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”) Isa putra Maryam (Mereka menjawab: “Kami telah beriman) kepada-Mu dan rasul-Mu (dan saksikanlah) wahai rasul (bahwa kami adalah orang-orang Muslim”) murid-murid inti Nabi Isa as adalah orang-orang Islam.

Qur’an surat Ash-Shaff ayat 14:

14. (Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong) agama (Allah, sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan berdakwah kepada Bani Israil untuk menegakkan agama (Allah?” Pengikut-pengikut yang setia) murid-murid inti Nabi Isa as (itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir, maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka) yaitu orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim yang mendustakan kerasulan dan ajaran-ajaran Nabi Isa as dan orang-orang jahat yang berpura-pura (mengaku) menjadi murid-murid Nabi Isa as yang mendakwahkan ajaran-ajaran palsu, mereka adalah Paulus dan pengikut-pengikutnya, Paulus bahkan menuhankan Nabi Isa as dan mendakwahkan beliau as adalah putra (anak) Allah serta mengaku sebagai rasulnya Nabi Isa as dan diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa-bangsa non Yahudi yang ditulis oleh Paulus dalam surat-suratnya kepada jemaat-jematnya di Kota Roma, Korintus dan Galatia (Ankara), padahal sebenarnya Nabi Isa as itu hanya rasul-Nya yang Allah beri nikmat Alkitab, hikmah dan kenabian (lalu mereka menjadi orang-orang yang menang) dalam mempertahankan aqidah Islam yang benar. 

Nama murid-murid inti Nabi Isa as:

Barnabas bin Talemai, Shim’on/Simeon/Simon Petrus (Peter) bin Yunus, Andreas (Andrew) bin Yunus, Yakub (James) bin Zabdi, Yahya/Yohanes/John bin Zabdi (bukan Nabi Yahya as bin Zakariya as) , Filipus (Philipus), Tomas (Thomas), Matius (Mattew) bin Alphaeus, Yakub bin Alphaeus (Alfeus), Yudas bin Yakub (Tadeus), Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot (yang mengkhianati gurunya). Semua murid Nabi Isa as baik yang inti (12 orang) maupun bukan inti (72 orang) itu adalah kaum muslimin termasuk Markus keponakan Barnabas, mereka semua beragama Islam, tidak ada murid-murid Nabi Isa as yang beragama Kristen (Al-Maaidah 111 dan Ash-Shaff 14).

KETERANGAN:

1. Injil Matius terdiri dari 28 pasal dan 1071 ayat ditulis tahun 64-65 Masehi oleh Paulus.

2. Injil Markus terdiri dari 16 pasal dan 678 ayat ditulis tahun 65 Masehi oleh murid dan pengikutnya Paulus yang isi tulisan di dalam kitabnya lebih dari 90% sama dengan Injil Matius.

3. Injil Lukas terdiri dari 24 pasal dan 1151 ayat dan Kisah Para Rasul 28 pasal dan 1007 ayat, yang di tulis antara tahun 62-68 Masehi oleh Lukas seorang tabib Yunani, teman, murid dan pengikutnya Paulus. Injil Matius, Markus dan Lukas disebut Injil sinoptik karena menuliskan cerita yang sama tentang Nabi Isa as dengan penjelasan dan panjang yang berbeda, sering memiliki urutan yang sama dan kadang-kadang menggunakan kata-kata yang tepat sama. Karena penulis Injil Markus dan Injil Lukas tersebut menyadur ajaran gurunya yaitu Paulus.

4. Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal dan 879 ayat, yang ditulis sekitar tahun 100 Masehi oleh pengikutnya Paulus.

Semua penulis Injil Yesus Kristus (Alkitab Perjanjian Baru: Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) bukan murid-murid Nabi Isa as dan mereka tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa as. Paulus mengatakan terus terang bahwa agama Kristen itu adalah agama ciptaannya dan bukan ajaran agama Nabi Isa as, sebagaimana yang ditulis oleh Paulus pada suratnya sebagai berikut:

Alkitab Perjanjian Baru, I Korintus pasal 3 ayat 6 dan pasal 7 ayat 12:

3:6: Aku yang menanam (menciptakan), Apolos (muridnya) yang menyirami (dengan membenarkan dan ikut menyebarkan ajaran Paulus), tetapi Tuhan yang memberi pertumbuhan.

7:12: Segala sesuatu adalah boleh bagiku, bahkan aku tidak akan berada di bawah kekuasaan siapa pun. 

Paulus menolak atau menentang ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Isa as dan nabi-nabi bangsa Israel, bahkan Paulus menyatakan bahwa ia adalah hukum itu sendiri. Paulus menghapus perintah-perintah (hukum-hukum) dari Allah yang diajarkan oleh para nabi Allah tersebut, misalnya tentang: makanan dan minuman yang dihalalkan, bagaimana hukum menyembelih binatang korban, wajib khitan bagi kaum pria dan sebagainya. Jelas banyak orang tidak bisa menerima hal ini, kemudian Paulus menanggapinya sebagai berikut:

Alkitab Perjanjian Baru, Roma pasal 3 ayat 7:

3:7: Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku (Paulus) semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?

Karena Paulus berdusta dengan mengatakan bahwa Nabi Isa as adalah satu-satunya ‘tuhan’ (I Korintus pasal 8 ayat 6) dan percaya Yesus telah bangkit dari antara orang mati pada hari ke-3, maka ia akan diselamatkan. Paulus juga mengaku sebagai rasulnya Yesus Kristus, sehingga membuat miliaran orang tersesat dari jalan yang lurus.

Alkitab Perjanjian Baru, II Timotius pasal 2 ayat 8:
2:8: Ingatlah ini, Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati (Matius pasal 28 ayat 7), yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injil (ciptaan) ku.
 Menurut catatan sejarah dan bukti arkeologis, bahwa antara tahun 33-35 Masehi, bahkan pada abad I Masehi di Kota Yerusalem dan sekitarnya tidak terjadi gempa bumi seperti yang telah ditulis oleh Paulus dalam Injil Matius pasal 28 ayat 2. Karena gempa bumi terjadi di Kota Yerusalem pada pertengahan abad ke-8 SM ketika masa pemerintahan Raja Uzia dari Kerajaan Yehuda, gempa bumi terjadi lagi pada tahun 92 SM dan 31 SM. Kemudian kembali terjadi gempa bumi di Kota Yerusalem pada abad ke-3, 5, 7, 8, 9 10 dan ke-12 M. Dan Nabi Isa as belum meninggal (mati), sehingga tidak ada kebangkitan Yesus dari antara orang mati (Ali-‘Imran ayat 55-56). 

Sumber: Al-Qur’an, Injil Barnabas dan berbagai sumber.

Tidak ada komentar: