Sikap khusyuk berarti menghadap kepada Allah disertai perasaan rendah diri,
cinta, takut, dan harap kepada-Nya, dan juga disertai pengakuan terhadap
keagungan dan kemahakuasaan-Nya serta kehinaan dan kelemahan dirinya sebagai
hamba yang hina, penuh dosa, dan penuh keterbatasan. Karena itulah Allah memuji
para nabi-Nya yang selalu menghadapkan dirinya kepada Allah dengan penuh cinta,
takut dan harap.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186 :
Segolongan
orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw : “Apakah Tuhan kami dekat, maka
kami akan berbisik kepada-Nya atau apakah Dia jauh, maka kami akan berseru
kepada-Nya”, maka turunlah ayat berikut ini :
186.
(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu) Muhammad (tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat.
Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu
memenuhi pula) segala
perintah-Ku (dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka berada dalam
kebenaran) atau dalam petunjuk Allah.
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 55-56 dan 180 :
55. (Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah
diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas).
56. (Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka Bumi, sesudah) Allah
(memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap
azab-Nya (dan harapan) akan dikabulkan (Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik).
180. (Dan Allah
mempunyai Al-Asmaaul Husna) 99 nama-nama yang baik milik Allah Swt, Al-Israa’
ayat 110 dan Thaahaa ayat 8 (maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
nama-nama-Nya itu….).
Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41 :
41. (Wahai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah) Al-Asmaaul
Husna
(dzikir yang sebanyak-banyaknya).
Qur’an surat Thaahaa ayat 7 :
7. (Dan
jika kamu mengeraskan ucapanmu) ketika berdoa dan berdzikir
(maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi) karena
Allah mendengar semua doa itu walaupun diucapkan dengan suara rendah atau dalam
hati.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 90 :
90. (“Sesungguhnya
mereka adalah orang yang selalu bersegera mengerjakan perbuatan baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang yang khusyuk
kepada Kami”).
Qur’an surat An-Naml ayat 62 :
62.
(Atau siapakah yang memperkenankan doa orang
yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan
kesusahan dan yang menjadikan kalian sebagai khalifah) yang berkuasa (di
Bumi? Apakah di samping Allah ada
tuhan yang lain? Sedikit sekali kalian mengingat-Nya).
Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60 :
60. (Dan
Tuhan kalian berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi
kalian) akan dikabulkan doa kalian dan akan diberi pahala
(Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku) tidak
mau berdoa kepada Allah (akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina”).
Qur’an surat Asy-Syuura ayat 26 :
26.
(Dan
Dia memperkenankan) doa
(orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah) pahala
(kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab
yang sangat keras).
Perasaan takut yang disertai harap seperti
itu misalnya terungkap dalam doa Rasulullah saw yang disebut sebagai istighfar
yang paling agung (sayyid al-istighfar)
:
“Ya
Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada tuhan kecuali Engkau. Engkau telah
menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, dan aku berada di atas perjanjian
dengan-Mu sesuai dengan kemampuanku, aku berserah diri kepada-Mu dengan seluruh
nikmat yang Engkau anugerahkan kepadaku. Aku berserah diri kepada-Mu dengan
dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku, karena tidak ada lagi yang Maha Mengampuni
dosa kecuali Engkau”.
Hadits
riwayat Bukhari.
Shalat artinya berdoa, khusyuk berdoa di dalam shalat dan di luar shalat berpengaruh
besar terhadap kesehatan otak. Para ahli menemukan bahwa otak manusia menerima
aliran gelombang elektromagnetis setiap saat, tetapi kadar gelombang
elektromagnetis itu berbeda-beda sesuai dengan tingkat aktivitas otak dan
aktivitas tubuh. Dalam keadaan
sadar, aktif, semangat, dan konsentratif, muncul gelombang yang disebut
gelombang beta, berupa getaran yang kekuatannya bervariasi antara 15 sampai 40
getaran per detik (dengan skala Hertz). Dalam keadaan istirahat dan konsentrasi
biasa, muncul gelombang alfa yang getarannya berfariasi antara 9 hingga 14
getaran per detik. Dalam keadaan tidur, mimpi, konsentrasi tinggi, muncul
gelombang teta yang berkisar antara 5 sampai 8 Hertz. Terakhir, dalam keadaan
tidur lelap tanpa mimpi, otak hanya diliputi gelombang delta yang getarannya
lebih rendah dari 4 getaran Hertz.
Dapat disimpulkan, manusia ketika
berada dalam keadaan khusyuk beribadah, gelombang yang bekerja lebih rendah
getarannya. Keadaan itu menguntungkan dan menguatkan fungsi otak, serta membantu
perbaikan sel-sel otak yang rusak (meregenerasi sel-sel otak, insya Allah bisa
mencerdaskan otak) dan lemah akibat penyakit, gangguan, tekanan
kejiwaan. Karena itu, para peneliti meyakini bahwa aktivitas tubuh maupun otak
dapat melelahkan otak sementara berdoa di dalam dan di luar shalat dan
muhasabah dapat mengistirahatkan dan menenangkannya. Para peneliti lain dari
Universitas Harvard menemukan bahwa volume otak orang yang terbiasa berpikir
dan berdoa lebih besar dibanding orang yang jarang mempergunakan otaknya untuk
berpikir, merenung, berdoa atau shalat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa khusyuk berdoa
di dalam dan di luar shalat dapat menambah kualitas dan volume otak sehingga
seseorang bisa lebih kreatif, inovatif, sehat, dan bahagia. Mereka juga menemukan
bahwa beberapa bagian korteks serebral mengalami penambahan kapiler jika kita secara
rutin melakukan ibadah mencapai kekhusyukan. Fenomena ini menjadi jelas jika
kita mengetahui bahwa sel-sel syaraf pada bagian korteks serebral berkurang dan
aktivitasnya menurun seiring dengan perkembangan usia. Jadi bisa dikatakan,
kekhusyukan dalam beribadah shalat. dzikir, berdoa, tadarus dan tilawah akan
memperlambat penuaan, menjauhkan kita dari kepikunan dan mencerdaskan otak.
Dalam sebuah penelitian
mempergunakan metode fMRI ditemukan bahwa orang yang sering bermeditasi (beribadah
yang mencapai tingkat kekhusyukan) memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
mengambil keputusan ketika menghadapi berbagai persoalan, termasuk masalah
emosi. Mereka juga lebih mampu mengendalikan dorongan perasaan dan hasrat
sehingga ia lebih bisa merasa bahagia dibanding orang lain. Penelitian itu juga
menunjukkan bahwa meditasi dan perenungan membantu kita mengatur emosi sehingga
kita tidak mengobarkannya secara berlebih-lebihan, karena meditasi akan
memperkuat sensor otak sehingga lebih aktif dan peka. Dalam Islam, kondisi
meditatif seperti yang dialami oleh orang orang Barat melalui meditasi atau
yoga, dapat diraih melalui doa dan shalat. Tingkat ketenangan dan kedamaian
yang dirasakan oleh seorang mukmin yang mendirikan shalat atau berdoa jauh
lebih besar dibanding ketenangan akibat meditasi. Dan tentu saja, jika kita
bisa terus mencapai kekhusyukan, jiwa kita akan terhindar dari berbagai
gangguan jiwa, seperti stress, depresi, kegelisahan, kesedihan yang berlebihan
(melankolis), juga gangguan fisikal seperti radang pencernaan, radang usus
besar, gangguan pankreas, dan ragam penyakit lainnya. Kekhusyukan dan
ketenangan jiwa juga berpengaruh besar terhadap sistem peredaran darah, mampu
mencegah penyumbatan arteri, mencegah serangan jantung, nyeri sendi, nyeri
otot, menekan pertumbuhan agen kanker, dan lain-lain. Bahkan, dalam penelitian
yang dilakukan para ahli otak ditemukan bahwa kekhusyukan beribadah dan
ketenangan jiwa membantu penyembuhan schizophrenia
(skhizofrenia).
Schizophrenia merupakan penyakit mental berat yang ditandai beberapa macam
gejala termasuk kehilangan kontak dengan realitas, sering berperilaku aneh,
ucapan dan pikiran ngaco, ketidakmampuan mengekpresikan emosi, dan keterasingan
sosial. Biasanya, orang yang menderita penyakit ini hanya menunjukkan salah
satu gejala tersebut. Kata schizophrenia
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pikiran terbelah”. Bagaimanapun,
berbeda dengan keyakinan umum, penderita schizophrenia tidak sama dengan
penderita kepribadian ganda atau split
personality. Schizophrenia lebih menyerupai kegilaan atau ketidaksadaran.
Penderita schizophrenia sering kali tidak mampu membedakan antara pengalaman
yang nyata dan tidak nyata, antara pikiran yang logis dan tidak logis, atau
perilaku yang pantas atau tidak pantas. Schizophrenia marusak kepribadian
seseorang baik di sekolah, di tempat kerja, maupun lingkungan sosial karena ia
tidak bisa menikmati kebersamaan dengan orang lain. Penderita schizophrenia
sering kali harus dirawat di rumah sakit karena sering melalukan tindakan yang
membahayakan dirinya dan orang lain. Menurut penelitian, 100% dari penderita
schizophrenia melakukan bunuh diri, dan sebagian lainnya pernah mencoba bunuh
diri. Ketika seseorang terkena penyakit ini, biasanya ia tidak dapat menikmati
sisa hidupnya dengan baik. Penelitian terakhir yang dilakukan para ahli otak
menunjukkan bahwa penderita schizophrenia cenderung lebih cepat sembuh jika
pikiran dan jiwa mereka senantiasa berada dalam ketenangan. Mereka
menyimpulkan bahwa ketenangan jiwa dan pikiran lebih efektif menyembuhkan
penyakit itu dibanding obat-obatan kimiawi, karena ketenangan jiwa seperti yang
dialami oleh orang yang memerlukan ibadah khusyuk untuk mengaktifkan kerja otak
depan, yang cenderung tidak banyak berfungsi pada penderita schizophrenia.
Rasulullah saw bersabda :
“Ada tiga orang yang tidak akan
ditolak doanya, yaitu : Imam yang adil dan orang yang berpuasa hingga berbuka
dan doa orang yang didzalimi. Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan
pada hari Kiamat, pintu-pintu Langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman :
“Demi keagungan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat”.
Hadits riwayat Ibnu Majah.
Para ulama menyimpulkan, bahwa ketika
seseorang sedang puasa itu adalah waktu dikabulkannya doa, maka sebaiknya
seseorang berdoa di akhir puasanya, yaitu ketika berbuka atau ketika ia sedang
berpuasa. Untuk itu, marilah kita gunakan waktu-waktu yang terbaik dan sebaik
mungkin untuk bermunajat, memohon doa kepada-Nya dengan penuh harap dan cemas.
Waktu terbaik dalam sehari semalam ada pada 1/3 malam yang akhir, selesai
shalat fardhu, dan antara adzan dan iqamah. Hari terbaik dalam sepekan adalah
Jumat saatnya berdoa di hari raya Jumat di masjid. Dan bulan yang terbaik untuk
berdoa adalah bulan Ramadhan ini. Semoga kita dapat memaksimalkannya sebaik mungkin
dan semoga Allah mengabulkan permohonan kita, Aamiin3x Ya Rabbal‘alamin.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 152 :
152.
(Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya
Aku ingat pula kepadamu) dengan Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku
kepadamu. Dalam sebuah hadits diketengahkan, Firman Allah : “Barangsiapa yang
mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Kuingat ia dalam diri-Ku, dan barangsiapa
mengingat-Ku di hadapan khalayak ramai, maka Aku akan mengingatnya di hadapan
khalayak ramai yang lebih baik” (Dan
bersyukurlah kepada-Ku) atas nikmat-Ku dengan jalan taat kepada-Ku (dan
janganlah kamu mengingkari-Ku) dengan melakukan perbuatan maksiat dan
durhaka kepada-Ku.
Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 14 :
14.
(Hanya bagi Dia) hak mengabulkan (doa
yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Dia tidak dapat memperkenankan sesuatupun)
tidak bisa
mengabulkan doa (bagi mereka, melainkan) orang-orang kafir yang berdoa kepada selain Allah (seperti orang yang membukakan
kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air
itu tidak dapat sampai kepadanya) ke mulutnya, karena telapak
tangan yang terbuka tidak dapat menampung air (Dan doa orang-orang kafir itu,
hanyalah sia-sia belaka).
Sumber : Al-Qur’an, Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr. Jamal Elzaky dan
berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar