Qur’an surat Al-Baqarah ayat 129 :
129.
Setelah meninggikan dinding-dinding Baitullah di
Mekkah bersama Nabi Ismail as, Nabi Ibrahim as berdoa : (“Ya Tuhan kami, utuslah untuk
mereka sesorang rasul dari kalangan mereka sendiri) yaitu dari kalangan
bangsa Arab (yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau dan mengajarkan kepada
mereka Alkitab) Al-Qur’an (dan Al-Hikmah) hadits dan sunnah
Rasulullah saw (dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana”) setelah sekitar 2.500 tahun kemudian Allah mengabulkan doa
Nabi Ibrahim as dengan mengutus Rasulullah saw keturunan Nabi Ismail as bin
Ibrahim as, pertama-tama Rasulullah saw berdakwah kepada orang-orang Mekkah,
ternyata mereka mendustakan, mengolok-olok, menzhalimi, membenci dan membunuh
beliau saw tetapi selalu gagal karena pertolongan Allah.
Mengapa
orang-orang Arab Madinah lebih mudah menerima seruan dakwah Islam dari Rasulullah
saw daripada orang-orang Arab Mekkah? Yang telah mengkondisikan hati
orang-orang Arab Madinah mudah untuk menerima agama Islam adalah keberadaan
kaum (yang beragama) Yahudi atau Bani Israil di negeri mereka dan Bani Israil dikenal
sebagai suatu kaum yang ahli agama dan ilmu pengetahuan (kaum Ahli Kitab). Jika
terjadi pertentangan atau perselisihan dan peperangan antara suku-suku Arab
Madinah Khazraj dan Aus dengan kaum Yahudi, maka kaum Yahudi itu selalu berkata
kepada mereka : ”Sesungguhnya sekarang
telah tiba saatnya akan dibangkitkan seorang nabi (akhir zaman). Kami akan mengikutinya dan bersamanya
kami akan memerangi kalian, sebagaimana pembunuhan (azab yang Allah
timpakan kepada kaum) ‘Aad dan (Kota) Iram.” Kata-kata (ancaman) kaum Yahudi
tersebut diucapkan selama sekitar 120 tahun sehingga orang-orang Arab Madinah
hafal di luar kepala kata-kata ancaman mereka. Ketika Rasulullah saw pada tahun
ke-11 kenabian berdakwah kepada sekelompok orang Arab Madinah dari kabilah
Khazraj yang telah dibukakan hatinya untuk mendapat hidayah-Nya saat mereka
datang ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, beliau saw mendatangi mereka
lalu berbicara dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam, mereka berkata
seraya saling berpandangan : “Demi
Allah, ketahuilah bahwa dia (Rasulullah saw) adalah nabi yang dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kepadamu, jangan
sampai mereka mendahului kamu.” Akhirnya orang-orang Arab Madinah dengan
mudah menerima dakwah Rasulullah saw dan memeluk agama Islam dan akan mengajak
kabilah mereka untuk taat kepada beliau saw dan akan mengajak mereka memeluk
agama Islam. Kemudian mereka pulang ke Madinah dan berjanji kepada Rasulullah
saw akan bertemu lagi pada musim haji di tahun mendatang. Orang-orang Arab
Madinah dengan mudah menerima dakwah Rasulullah saw karena mereka mengetahui
bahwa telah tiba saatnya dibangkitkan seorang nabi akhir zaman dari ancaman-ancaman
kaum Yahudi (sebutan yang dikenal oleh orang-orang non Yahudi untuk menyebut Bani
Israil) yang diucapkan mereka setiap kali terjadi perselisihan antara kaum Yahudi
dan Arab Madinah selama puluhan tahun. Semua itu terjadi sebelum kaum Yahudi
mengetahui bahwa nabi akhir zaman itu adalah orang Arab, sehingga mereka sangat
yakin akan menjadi pengikutnya jika penutup nabi-nabi tersebut datang dan yakin
bersamanya akan memerangi bangsa Arab sebagaimana kaum ‘Aad di Kota Iram yang
dahulu diperangi (diazab oleh Allah dengan dimusnahkan dari muka Bumi).
Kaum ‘Aad
penduduk Kota Iram/Ubar/Shisr, Provinsi Dhofar – Kesultanan Oman terletak di
tenggara Jazirah Arab diazab oleh Allah dengan menghembuskan (meniupkan) angin
yang sangat dingin lagi sangat kencang dan sangat bergemuruh yang tampak di
udara (Atmosfer) seperti awan mendung hitam selama 7 malam 8 hari terus-menerus
berhembus ke lembah-lembah mereka lalu menimbun Kota Iram dan mengubur
penduduknya hidup-hidup seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk). Akhirnya negeri tersebut terkubur di dalam pasir setebal 12
meter akibat bencana badai pasir yang membawa pasir dari bukit-bukit pasir yang
ada di sekitar Kota Iram yang menyebabkan pasir dalam jumlah yang sangat luar
biasa besar terkumpul dalam waktu sekejap sehingga mengubah negeri itu menjadi
gurun pasir yang menyebabkannya tidak tampak lagi di muka Bumi selama ribuan
tahun kecuali hanya bekas-bekas tempat tinggal mereka. Dan baru ditemukan pada tahun
1992 setelah dilakukan penggalian yang dipimpin oleh Nicholas Clapp seorang
arkeolog amatir dan pembuat film dokumenter. Padahal pada zaman dahulu Kota
Iram adalah kota kuno yang memiliki kebudayaan sangat tinggi dan sangat makmur,
karena dikaruniai oleh Allah mata air yang terletak di tengah-tengah Kota Iram,
binatang-binatang ternak, tanah yang sangat subur sehingga terdapat hutan yang
sangat lebat dan sangat luas, kebun-kebun, seperti : kebun *pohon kemenyan,
kurma dan lain-lain. Kota Iram terletak di wilayah yang strategis, menghubungkan
antara India dan Semenanjung Arab sehingga menjadi jalur perdagangan rempah-rempah
dan dupa wangi yang harganya sebanding dengan harga emas. Sehingga penduduknya menjadi
kaya raya yang membuat mereka mampu membangun benteng-benteng dan
bangunan-bangunan dengan pilar-pilar yang dilapisi emas dan perak dan menara-menara
yang tinggi, sangat megah, indah yang belum pernah dibangun bangunan-bangunan seperti
itu di negeri-negeri lain yang bisa menandingi negeri kaum ‘Aad pada masa itu.
Namun semua karunia Allah itu membuat penduduknya menjadi sombong, banyak
berbuat maksiat bahkan sangat zhalim (sewenang-wenang, kejam dan bengis),
mendustakan dan durhaka kepada Allah, Nabi Hud as dan rasul-rasul lainnya, Huud ayat 50-60, Asy-Syu’araa’ ayat
123-140, Fushshilat ayat 15-16, Al-Ahqaaf ayat 21-26, Adz-Dzaariyaat ayat
41-42, Al-Qomar ayat 18-21, Al-Haaqqah
ayat 4, 6-8 dan Al-Fajr ayat 6-8.
*Pohon kemenyan (Boswellia Sacra) adalah pohon penghasil frankincense/resin/getah/damar
aromatik yang sangat langka pada masa itu dan memiliki aroma harum (wangi) yang
sangat kuat yang biasanya digunakan sebagai bahan baku dupa wangi. Kaum ‘Aad adalah
produsen dan penjual dupa wangi yang sangat laris manis di pasaran yang
digunakan sebagai bahan untuk parfum, pengharum ruangan, obat-obatan dan yang
paling dominan dupa wangi tersebut digunakan untuk upacara keagamaan
penyembahan berhala.
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 156-158 :
156.
(…. Maka akan Aku) Allah (tetapkan
rahmat-Ku untuk orang-orang beriman kepada ayat-ayat-Ku).
157.
(Yaitu orang-orang yang mengikuti rasul,
nabi yang ummi) Nabi Muhammad saw yang tidak bisa membaca dan tidak
bisa menulis (yang namanya mereka dapati tertulis) dengan terperinci
perihal beliau saw (di dalam Taurat dan Injil yang ada pada sisi mereka yang menyuruh
mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik) yang sebelumnya
diharamkan untuk Bani Israil oleh syariat mereka (dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu
yang ada pada mereka) hukum-hukum-Nya yang ditetapkan atas Bani Israil
yang berat disebabkan kejahatan (dosa-dosa) yang telah diperbuat oleh tangan-tangan
mereka sendiri termasuk disebabkan oleh dosa-dosa kedurhakaan mereka kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya, Al-Baqarah
ayat 95, Al-An’aam ayat 146 dan
Al-Jumu’ah ayat 6-7 (Maka orang-orang
yang beriman kepadanya) dikalangan Bani Israil (memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya) yaitu Al-Qur’an
(mereka
itulah orang-orang yang beruntung).
158.
(Katakanlah) Muhammad (:
“Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kamu semua, Yang
mempunyai kerajaan Langit dan Bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, yang
menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya) yaitu
(nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya) kitab-kitab-Nya (Dan
ikutilah dia) Rasulullah saw (supaya kamu mendapat petunjuk”) mendapat
hidayah dari Allah.
Qur’an surat Al-Hadiid ayat 28-29 :
28. (Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada
rasul-Nya) Muhammad saw (niscaya Allah memberikan kepada kalian dua
bagian dari rahmat-Nya, dan menjadikan) memberi (untuk kalian cahaya) petunjuk
jalan yang lurus dan jalan-jalan keselamatan, yaitu Al-Qur’an dan
Hadits, Al-Maaidah ayat 16 (yang
dengan cahaya itu kalian dapat berjalan) bisa bergaul di
tengah-tengah masyarakat manusia sesuai dengan hukum-hukum Allah (bisa
bersosialisasi dengan benar sesuai ketentuan-ketentuan agama) berkat petunjuk
Al-Qur’an, hadits dan sunnah Rasulullah saw sehingga tidak sesat jalannya
karena telah menjadi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah, Al-An’aam ayat 122 (dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang).
Imam Ibnul Mundzir mengetengahkan
hadits lainnya melalui Mujahid yang menceritakan bahwa orang-orang Israel telah
mengatakan kepada orang-orang Madinah : ”Sudah dekat masanya akan turun seorang
nabi dari kalangan kami (maksudnya nabi itu adalah orang Israel, menurut
kepercayaan mereka, dia (penutup nabi-nabi itu) kelak akan (menerapkan hukum)
memotong tangan dan kaki.” Lalu setelah nabi (utusan Allah yang terakhir/Mesias/Mashiah)
yang dimaksud muncul dari kalangan bangsa Arab, mereka mengingkarinya karena
dengki pada Rasulullah saw, maka Allah menurunkan firman-Nya :
29. Kami
terangkan yang demikian itu (Supaya Ahli Kitab) Bani Israil
(mengetahui bahwa mereka tidak mendapat sedikit pun akan karunia Allah) jika
mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw yang adalah orang Arab (dan
bahwasanya karunia) Alkitab (ilmu), hikmah dan kenabian (itu
berada di tangan kekuasaan Allah. Dia
berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar) Ali-‘Imran ayat 73-74, Al-Anfaal ayat 29 dan Al-Jumu’ah ayat 4.
Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5 : Apa
maksud dari agama Nabi Ibrahim as yang lurus?
5.
(Padahal
mereka) Bani Israil (tidak
disuruh) yang tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Zabur dan kitab-kitab
nabi-nabi Bani Israil termasuk Kitab Injil Nabi Isa as (kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama dengan lurus) berpegang
teguh pada agama Nabi Ibrahim as lalu disambung atau dihubungkan dengan agama
Rasulullah saw yaitu dengan memeluk agama yang tidak sesat dan tidak
meyekutukan Allah (dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan
yang demikian itulah agama yang lurus) tetapi setelah kedatangan
Rasulullah saw kepada mereka yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka
sebagian besar Bani Israil ingkar dan merusak janji mereka di hadapan Allah
setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan
supaya dihubungkan atau dilanjutkan untuk mengikuti agama yang dibawa
Rasulullah saw karena mereka dengki pada beliau saw yang ternyata bukan orang
Israel dan mereka mengadakan kerusakan di Bumi dengan melakukan kekufuran dan
perbuatan-perbuatan maksiat, Ar-Ra’du
ayat 25. Padahal sebelumnya mereka berdoa kepada Allah karena sangat yakin
bahwa nabi akhir zaman itu berasal dari golongan mereka (orang Israel)
keturunan Nabi Ishaq as karena perpedoman pada Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2 yang telah diubah-ubah kata-katanya
oleh rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tidak takut kepada Allah. Karena
dari keturunan putra sulung Nabi Ibrahim as yang dikorbankan itulah akan lahir
Rasulullah Muhammad dan penutup nabi-nabi (Mesias) yang telah dijanjikan Allah
kepada Nabi Ibrahim as. Bahwa berkat Mesias itulah, semua bangsa di Bumi
ini memperoleh rahmat dari Allah.
Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi), Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2 :
22:2 : Firman-Nya
: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yaitu Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran
pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Silahkan
membaca lengkapnya artikel TAFSIR SURAT AL-MAAIDAH AYAT 110.
Padahal, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim as yang sebenarnya di dalam
Kitab suci Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa as adalah sbb : (“Bawalah anakmu, anak pertamamu dan ajaklah
ke gunung untuk mengorbankan dia”).
Nabi Isa as bersabda : “Bagaimana mungkin Ishaq menjadi anak pertama, jika saat Ishaq lahir,
Ismail telah berusia 7 tahun.” Injil Barnabas halaman 81 bab 44.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 89-90,
101, 105 dan 146 :
89.
(Dan
tatkala datang kepada mereka Kitab) Al-Qur’an (dari Allah yang membenarkan apa yang ada
pada mereka) yakni Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab nabi-nabi Bani
Israil (padahal sebelumnya, mereka memohon pertolongan) supaya
memperoleh kemenangan (atas orang-orang kafir) orang-orang
Israel di Madinah berdoa : “Ya Allah tolonglah kami, datangkanlah nabi yang
akan dibangkitkan di akhir zaman” dan doa mereka yang lain : Ya Allah,
utuslah kepada kami seorang nabi yang kami dapati tertulis dalam kitab kami
(Taurat), hingga kami bisa mengalahkan dan membunuh orang-orang musyrik.” (Maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu
tentang Rasulullah saw (mereka mengingkarinya) karena
ternyata penutup nabi-nabi tersebut bukan orang Israel, mereka tidak bisa
menerima kenyataan ini, mereka dengki karena berkah dan rahmat Allah turun
kepada umat manusia lewat nabi yang orang Arab bukan lewat nabi Bani Israil,
mereka takut kehilangan pengaruhnya di antara umat manusia (maka laknat Allah atas
orang-orang yang kafir itu).
90.
(Alangkah
buruknya) perbuatan
(mereka, menjual diri mereka) maksudnya menjual pahala akhirat dengan
dunia yang sedikit (Bahwa mereka kafir terhadap apa yang diturunkan Allah, disebabkan
kedengkian) mereka pada Rasulullah saw yang ternyata adalah orang Arab
(Bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk
diberi Alkitab, hikmah dan kenabian (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu
mereka) orang-orang Israel yang kafir itu (kembali dengan kemurkaan demi
kemurkaan) dari Allah yang bertubi-tubi karena sebagian besar mereka
selalu durhaka dan mengingkari Allah, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya (Dan
bagi orang-orang kafir) ditimpakan (azab yang menghinakan).
101. (Dan ketika datang kepada mereka seorang
rasul dari sisi Allah) yaitu Rasulullah saw (yang membenarkan kitab yang ada pada
mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi kitab melemparkan Kitab Allah ke
belakang punggung mereka) Bani Israil telah berjanji akan beriman, taat
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dengan menjadi pengikut rasul-rasul-Nya
termasuk menjadi pengikut Rasulullah saw dan memberi bantuan pada
rasul-rasul-Nya, Al-Maaidah ayat 12,
tetapi kemudian orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim itu
mengingkari janji mereka kepada Allah, Al-Maaidah
ayat 13 (seolah-olah mereka tidak
mengetahui) bahwa Allah akan mengutus rasul-Nya yang terakhir yaitu
penutup nabi-nabi yang bernama Muhammad yang membawa Kitab suci Al-Qur’an
sebagai peringatan bagi seluruh umat, Al-Qalam
ayat 52.
105.
(Orang-orang
kafir dari Ahli Kitab) kaum Yahudi (dan orang-orang musyrik) dari kalangan bangsa Arab
(tidak menginginkan diturunkannya kebaikan kepadamu dari Tuhanmu) yaitu
berupa Alkitab wahyu, hikmah dan kenabian, karena mereka dengki atas rahmat
dan dikaruniakan-Nya yang besar kepada engkau Muhammad (Sedangkan Allah menentukan
rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang
besar).
146. Padahal (Orang-orang yang Kami beri
Alkitab) kaum Yahudi dan Nasrani yang ada di Timur Tengah pada masa
Rasulullah saw dan masa sebelumnya (mengenalnya) Muhammad (sebagaimana
mereka mengenal anak-anak mereka sendiri) karena Allah telah
menjelaskan tentang diri Rasulullah saw dalam kitab mereka secara sangat
terperinci. Kata Abdullah bin Salam (Al-Husayn Ibnu Sailam adalah orang Israel,
ia Imam dan rabbi Bani Israil di Madinah yang masuk Islam) : ”Sesungguhnya
ketika aku melihatnya (pertama kali saat Rasulullah saw hijrah ke Madinah),
maka aku pun segera mengenalnya (bahwa benar beliau saw adalah nabi yang
dijanjikan oleh Allah yang ditulis dalam Kitab Taurat) sebagaimana aku mengenal
putraku sendiri, bahkan lebih kuat (detail) lagi mengenal Muhammad.” (Dan
sesungguhnya sebagian di antara mereka) misalnya Huyay bin Akhthab dan
lain-lain (menyembunyikan kebenaran) tersebut setelah datang kepada
mereka bukti-bukti yang nyata karena kedengkian di antara mereka sendiri pada
Rasulullah saw (padahal mereka mengetahui) keadaan engkau Muhammad dan siapa
engkau yang sebenarnya, kemudian orang-orang yang mengingkari kerasulan
Rasulullah saw menghilangkan berita segala hal tentang beliau saw dari lembaran-lembaran
Taurat Yahudi sehingga generasi kaum Yahudi dan Nasrani berikutnya tidak
mengetahui dan tidak mengenal Rasulullah saw. Maka Allah memberi petunjuk
kepada orang-orang yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan itu
dengan kehendak-Nya. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (benar), Al-Baqarah ayat 213.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 20 :
20. Padahal (Orang-orang yang telah Kami
berikan Alkitab kepadanya) yaitu Bani Israil dan kaum Nasrani terutama
Nasrani Unitarian pada masa Rasulullah saw diutus dan masa sebelumnya, yaitu
ketika berita tentang Mesiah yang diutus pada akhir zaman itu belum dihilangkan
dari lembaran-lembaran Taurat Yahudi atau Alkitab Perjanjian Lama oleh
orang-orang kafir Yahudi yang dengki pada Rasulullah saw dan tidak tahut kepada
Allah
(mereka mengenalnya) Muhammad (seperti mereka mengenal anak-anaknya
sendiri) karena Allah telah menjelaskan tentang diri Rasulullah saw
dalam kitab mereka secara terperinci (Orang-orang yang merugikan dirinya) di
antara mereka (mereka itu tidak beriman) kepada Rasulullah saw.
Sementara orang-orang Arab Mekkah tidak mengetahui apa pun perihal nabi
akhir zaman itu, karena mereka tidak
bertetangga dengan orang-orang Yahudi yang sudah dikenal oleh
orang-orang Arab Madinah sebagai kaum yang ahli agama dan ahli ilmu pengetahuan
dan dikenal juga sebagai kaum penyembah dan percaya kepada satu Tuhan yang
tidak tampak oleh mata dan tersembunyi (tidak terjangkau) dari akal, ilmu dan
panca indera makhluk-makhluk-Nya yaitu Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta
alam yang tidak berbentuk apa pun, tidak tersusun dari apa pun dan tanpa
perubahan menjadi apa pun. Orang-orang Arab Mekkah juga tidak mengetahui apa pun
tentang agama dan tradisi-tradisi orang-orang Yahudi, hal itu yang menyebabkan
sebagian besar orang Arab Mekkah yang masih percaya kepada banyak tuhan yang
tampak di hadapan mereka sangat sulit
menerima dakwah dari Rasulullah saw yang menyeru mereka untuk beriman
dan menyembah hanya kepada Tuhan yang satu saja, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Maha
Meliputi Maha Halus Maha Mengetahui dan Tuhan Yang Maha Ghaib yang tidak tampak
oleh penglihatan mata mereka. Mereka mendustakan Rasulullah saw dan tetap
mempertahankan agama nenek moyang mereka untuk menyembah banyak tuhan, karena
orang-orang musyrik itu menganut agama politeisme yang telah terbiasa percaya
bahwa tuhan itu tidak satu, tetapi tuhan itu lebih dari satu atau banyak
dan menurut keyakinan mereka bahwa menyembah banyak tuhan itu benar-benar suatu
hal yang dikehendaki oleh Allah, bahkan yang mereka dengar dari agama yang
terakhir sebelum Rasulullah saw diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul yang
mengajarkan agama Islam datang, yaitu agama Nasrani Trinitas Kristen Protestan
mempunyai 3 tuhan : Bapa (Allah), Putra (Yesus) dan Roh Kudus dan Kristen
Katolik Roma mempunyai 4 tuhan dengan ditambah menuhankan Maryam (Maria), Shaad ayat 4-7. Orang-orang kafir
Mekkah dahulu tidak mengetahui bahwa ajaran agama Kristen itu adalah ajaran
agama yang sesat, yaitu ajaran agama ciptaan rasul palsu Paulus dan
pengikut-pengikutnya, bukan ajaran
agama yang benar yang dibawa oleh Nabi Isa as untuk selamanya.
Qur’an surat Maryam ayat 31 :
31. (Dan Dia) Allah (menjadikan aku) Nabi Isa as (seorang
yang diberkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku) Nabi
Isa as (mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup).
Hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa Nabi Isa as
itu adalah seorang yang beragama Islam bukan seorang yang beragama Yahudi
ataupun Nasrani, karena mendirikan
shalat dan menunaikan zakat selama hidup adalah amal ibadah yang sangat jelas tidak
pernah dilakukan oleh orang-orang yang beragama Yahudi maupun Nasrani.
Qur’an surat Shaad ayat 4-7 :
4.
(Dan mereka) penduduk kafir Mekkah
(heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan) rasul (dari
kalangan mereka) yaitu Rasulullah saw yang orang Arab (dan
orang-orang kafir berkata : ”Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
berdusta”).
5. (Mengapa dia menjadikan tuhan-tuhan itu
Tuhan yang satu saja?) Rasulullah saw bersabda kepada mereka : “Katakanlah oleh kalian : Laa
Ilaaha Illallaah.” Tiada Tuhan selain Allah. Penduduk kafir Mekkah menjawab :
“Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyaknya, semuanya dapat ditangani (hanya)
oleh Tuhan Yang Satu itu” (Sesungguhnya) mengesakan Tuhan
atau ajaran tauhid (ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan).
6. (Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) meninggalkan majlis (rumah Abu Thalib)
tempat berkumpul di mana Rasulullah saw berdakwah kepada mereka (seraya
mengatakan) kepada teman-temannya (: ”Pergilah kalian dan tetaplah menyembah
tuhan-tuhan kalian) yang berjumlah sangat banyak itu (Sesungguhnya)
menyembah banyak Tuhan (ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki) menurut keyakinan orang-orang kafir Mekkah bahwa menyembah
banyak tuhan itu benar-benar suatu hal yang dikehendaki oleh Allah.
7. Karena (Kami tidak pernah mendengar hal) menyuruh menyembah
satu Tuhan (ini dalam agama yang terakhir) yaitu dalam ajaran agama
Nasrani Trinitas Kristen sebelum ajaran agama Islam yang dibawa Rasulullah saw
datang (Tidak lain) ajaran tauhid yang menyuruh menyembah hanya kepada
satu Tuhan Allah (ini hanyalah dusta yang diada-adakan) dibuat-buat oleh
Muhammad. Kebanyakan orang-orang Mekkah itu tidak beriman kepada kerasulan
Rasulullah saw.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 118 :
118. (Dan
berkatalah orang-orang yang tidak mengetahui) yaitu kaum kafir Mekkah :
(”Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami) bahwa engkau adalah
rasul-Nya (atau datang kepada kami suatu tanda) bukti yang kami usulkan
yang menunjukkan kebenaran risalahmu Muhammad (Demikian pulalah dikatakan oleh
orang-orang yang sebelum mereka) umat-umat yang kafir dahulu kepada
nabi mereka masing-masing yang telah mengatakan (seperti ucapan mereka) kaum
kafir Mekkah itu berupa pembangkangan kepada rasul-rasul-Nya dan permintaan
mukjizat-mukjizat (hati mereka serupa) dalam kekafiran, ayat ini untuk menghibur
hati Rasulullah saw karena didustakah oleh kaum kafir Mekkah
(Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin) yaitu mereka yang mengetahui bahwa dia adalah
ayat atau tanda, sehingga mereka beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka
mengusulkan ayat atau tanda-tanda lain itu merupakan dosa atau kesalahan.
Orang-orang kafir Mekkah itu
memandang besar tentang diri mereka (menyombongkan diri), mereka itu merasa
derajat mereka lebih tinggi daripada Rasulullah saw karena mereka merasa mempunyai
harta kekayaan yang melebihi beliau saw dan mempunyai kedudukan tinggi di
kalangan masyarakat Mekkah. Mereka menganggap rendah Rasulullah saw yang
dianggap hanya orang miskin karena gaya kehidupan sehari-hari beliau saw yang
sangat sederhana dan beliau saw juga dianggap tidak mempunyai kedudukan apa pun
di kalangan masyarakat Mekkah. Sehingga orang-orang kafir Quraisy itu mengira
bahwa Rasulullah saw berdakwah kepada mereka itu hanya ingin mendapatkan harta
kekayaan atau menginginkan kehormatan atau menginginkan kemuliaan atau ingin
menjadi raja (kekuasaan). Lewat ‘Utbah bin Rabiah, mereka menawari Rasulullah
saw harta kekayaan atau dijadikan pemimpin atau dinobatkan sebagai raja dan
pengobatan dari kerasukan jin berapa pun biayanya akan ditanggung oleh mereka supaya
beliau saw berhenti berdakwah. Rasulullah saw bertanya kepada ’Utbah : “Sudah
selesaikah wahai Abul Walid.” Jawab ‘Utbah : “Sudah.” Rasulullah saw
bersabda : “Sekarang dengarkanlah dariku.“ Kemudian Rasulullah saw membaca
ayat-ayat Al-Qur’an sampai dengan surat Fushshilat
ayat 13 karena ‘Utbah menutup mulut beliau saw dengan tangannya memohon
supaya beliau saw berhenti meneruskan membaca ayat-ayat-Nya, ‘Utbah takut
ancaman yang tertulis di dalamnya. Hadits riwayat Ibnu Hisyam dari Ibnu Ishaq. Ketika
masih berada di Mekkah, orang-orang kafir Quraisy itu sebagian adalah kerabat
dan para tetangga Rasulullah saw yang mengetahui keadaan dan kehidupan
sehari-hari beliau saw yang sangat sederhana tidak pernah lebih daripada
kehidupan sehari-hari kaum fakir dan miskin, baik dalam hal makanan yang
dikonsumsi sehari-hari dan dalam hal berpakaian beliau saw maupun perabotan di
dalam rumah beliau saw. Sehingga orang-orang kafir Quraisy mengira
bahwa Rasulullah saw berdakwah kepada mereka itu hanya menginginkan harta
kekayaan saja, maka Rasulullah saw ditawari harta kekayaan oleh mereka. Jika
Rasulullah saw dianggap orang kaya, pasti
orang-orang kafir Qusaisy itu tidak
akan menawari harta kekayaan kepada beliau saw supaya berhenti
berdakwah menyampaikan risalah Allah dan menyampaikan nasehat kepada umat
manusia. Ath-Thabari dan Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa beberapa orang kafir
Quraisy yang lain termasuk Al-Walid bin Mughirah dan Al-‘Ash bin Wail menawari
Rasulullah saw harta kekayaan dan gadis tercantik untuk dijadikan istri oleh beliau
saw dengan syarat bersedia berhenti mengecam terhadap tuhan-tuhan mereka.
Ketika Rasulullah saw menolak tawaran tersebut, maka mereka menawarkan :
“Bagaimana jika Anda menyembah tuhan-tuhan kami sehari dan kami menyembah
tuhanmu sehari (bergantian).” Tetapi tawaran ini juga ditolak oleh Rasulullah
saw, berkenaan dengan peristiwa tersebut, Allah menurunkan firman-Nya yaitu
Al-Qur’an surat Al-Kaafiruun ayat 1-6.
Dan para pembesar Quraisy belum putus asa membujuk Rasulullah saw, secara
beramai-ramai mereka mendatangi Rasulullah saw menawarkan kembali apa yang
pernah ditawarkan oleh ‘Utbah kepada beliau saw sebelumnya, yaitu para pembesar
Quraisy itu menawarkan harta kekayaan, kekuasaan dan pengobatan karena mereka
mengira beliau saw kerasukan jin. Kepada mereka Rasulullah saw bersabda : “Aku
tidak berdakwah karena menginginkan harta kekayaan, kehormatan atau kekuasaan,
tetapi Allah mengutusku sebagai rasul. Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadaku dan memerintahkan aku supaya menjadi pemberi kabar gembira
dan (pemberi) peringatan. Kemudian
aku sampaikan risalah Tuhanku dan aku sampaikan nasehat kepadamu, jika kamu
menerima dakwahku, maka kebahagiaanlah bagimu di dunia dan akhirat. Jika
menolak ajaranku, maka aku bersabar mengikuti petunjuk Allah hingga Allah
memberikan keputusan antara aku dan kamu.”
Sementara ketika Rasulullah saw
di Madinah, beliau saw mendapatkan bagian dari harta rampasan yang diberikan
Allah kepada rasul-Nya (fa’i) yang tanpa susah payah untuk memperolehnya, tanpa
mengerahkan jiwa raga dan kendaraan apa pun karena tidak terjadi pertempuran dengan
Bani Nadhir berkat pertolongan Allah kepada rasul-Nya. Hal itu terjadi disebabkan
Bani Nadhir mengkhianati (melanggar) perjanjian damai dengan rasul-Nya, mereka
berencana membunuh Rasulullah saw ketika beliau saw dan beberapa sahabat datang
ke perkampungan Bani Nadhir. Kisahnya berawal dari dibunuhnya 2 orang dari Bani
Kilab oleh Amir bin Umaiyyah adh-Dhamri karena salah faham (sangka), padahal 2
orang itu telah mendapatkan jaminan dari Rasulullah saw. Karena antara
Bani Nadhir dan Bani Amir terjalin ikatan persekutuan (persahabatan), maka
Rasulullah saw mendatangi Bani Nadhir.untuk meminta bantuan mereka membayar diat
kepada keluarga dari 2 orang Bani Kilab yang terbunuh tersebut. Dan Bani Nadhir
juga menentang (melawan) Allah dan rasul-Nya sehingga Rasulullah saw dan kaum
muslimin mendatangi mereka lagi untuk memerangi dan mengepung perkampungan
mereka selama 1 malam saja, setelah itu mereka menyerah kalah. Kemudian Bani
Nadhir diusir oleh Rasulullah saw dari Madinah dan mereka bersedia keluar dari
Madinah untuk selama-lamanya dengan hanya membawa harta yang dapat diangkut
oleh unta-unta mereka dan tidak diperbolehkan membawa senjata-senjata mereka.
Harta fa’i yang berasal dari Bani Nadhir diberikan oleh Allah kepada rasul-Nya
dan Allah memberi kekuasaan Rasulullah saw untuk memberikan harta fa’i itu khusus
kepada kaum Muhajirin saja tanpa kaum Anshar. Kemudian Rasulullah saw membagi
harta fa’i untuk diri beliau saw sendiri, untuk kerabat beliau saw dari kalangan
Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib, anak-anak yatim piatu, orang-orang
miskin dan orang-orang Islam yang kehabisan bekal di tengah perjalanan
(musafir), masing-masing golongan mendapatkan 1/5 bagian dari harta fai’
tersebut. Sehingga Rasulullah saw menguasai dan mendapatkan 1/5 bagian, yaitu tanah-tanah
termasuk tanah pertanian dan perkebunan kurma, rumah-rumah, senjata-senjata dan
alat-alat perlengkapan perang berupa topi baja dan perisai bekas milik Bani
Nadhir. Dan Rasulullah saw boleh memberikan sebagian dari harta fa’i milik
beliau saw untuk diberikan kepada siapa saja yang disukai, maka beliau saw
memberikan sebagian daripadanya kepada orang-orang Muhajirin dan 2 orang dari
sahabat Anshar yang fakir, yaitu Sahal bin Hanif dan Abu Dujanah Sammak bin
Kharsyah, peristiwa itu terjadi sekitar 3 tahun 2 bulan setelah hijrah
Rasulullah saw, Al-Hasyr ayat 1-9.
Qur’an surat Al-Furqaan ayat 21 :
21.
(Berkatalah
orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami : ”Mengapa tidak
diturunkan kepada kita malaikat) yang diutus kepada kita (atau mengapa kita tidak melihat Tuhan
kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka telah
melampaui batas dengan kelewat batas yang besar) mereka telah melakukan
kezhaliman yang sangat melampaui batas disebabkan orang-orang kafir Mekkah itu
berani meminta melihat Allah Swt tampak dengan nyata atau jelas dihadapan
mereka, lalu memberi tahu kepada mereka bahwa Muhammad itu adalah rasul-Nya,
baru mereka akan beriman. Kezhaliman orang-orang kafir Mekkah itu sama seperti
yang dilakukan oleh orang-orang Israel yang telah meminta kepada Nabi Musa as,
mereka berkata : “Hai Musa kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan jelas.” (“Perlihatkan Allah kepada kami dengan
jelas.”) Maka mereka disambar petir hingga
tewas karena kezhalimannya, Al-Baqarah
ayat 55 dan An-Nisaa’ ayat 153.
Kebanyakan orang-orang Mekkah itu tidak beriman, Asy-Syu’araa’ ayat 8 dan
Yaasiin ayat 7, maka Rasulullah saw hanya dapat memberi peringatan kepada
orang yang mau mengikuti peringatan Al-Qur’an dan yang takut kepada azab Tuhan
Yang Maha Pemurah walaupun ia tidak dapat melihat Allah dan ia datang dengan
hati yang bertobat, Faathir ayat 18,
Yaasiin ayat 11 dan Qaaf ayat 33.
Silahkan membaca : Sirah Nabawiyah ‘Bai’at Aqabah Pertama’ halaman 134-140 oleh
Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 37 :
37. (Dan mereka) orang-orang musyrik Mekkah (berkata : ”Mengapa tidak
diturunkan kepadanya) Muhammad (suatu mukjizat dari Tuhannya?”) sesungguhnya
mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah, Al-’Ankabuut ayat 50. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah, maka apabila telah datang perintah
Allah untuk menurunkan azab yang ditimpakan atas orang-orang kafir itu,
diputuskan semua perkara dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang
berpegang kepada yang batil yaitu orang-orang yang mendustakan rasul-rasul-Nya
karena Allah pasti akan mengazab mereka di dunia dan di akhirat, Al-Mu’min ayat 78 (Katakanlah) Muhammad (: ”Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan
suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) sesungguhnya
dengan turunnya mukjizat-Nya itu, berarti suatu musibah besar yang pasti
menimpa mereka, jika mereka masih tetap mendustakan rasul-Nya.
Qur’an surat Huud ayat 12-17 :
12.
(Maka
boleh jadi engkau) Muhammad
(hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu
sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan : ”Mengapa tidak diturunkan
kepadanya harta) kekayaan (atau datang bersamanya dengan dia seorang
malaikat?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah
pemelihara segala sesuatu).
13. (Bahkan mereka mengatakan : ”Dia) Muhammad (telah membuat-buat Al-Qur’an
itu.” Katakanlah : ”Jika demikian, maka datangkanlah 10 surat yang dibuat
semisal
dengannya) yang dibuat sebanding dengan Al-Qur’an* dalam hal
kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya. Karena sesungguhnya kalian ini
sama denganku adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa (dan
panggillah orang-orang yang kalian sanggup memanggilnya selain Allah, jika
kalian memang orang-orang yang benar”).
14. (Jika mereka yang kalian seru tidak
menerima seruanmu) ajakanmu
untuk membantu kalian membuat surat untuk menyamai surat-surat yang ada di
dalam Al-Qur’an (maka ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan) dengan
berdasarkan (ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kalian
berserah diri kepada-Nya).
15. (Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaannya
dengan sempurna di dunia dan mereka di dalamnya) di dunia itu (tidak akan dirugikan).
16. (Itulah orang-orang yang tidak memperoleh)
apa pun (di akhirat,
kecuali Neraka dan lenyaplah apa yang telah mereka usahakan) itu (di
akhirat kelak dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan) di dunia.
17. (Apakah) orang-orang kafir itu sama dengan
(orang) yaitu Rasulullah saw atau orang-orang mukmin
(yang mempunyai bukti) Al-Qur’an yang menerangkan dengan jelas (dari
Tuhannya dan diikuti pula oleh seorang saksi dari-Nya) yaitu Malaikat
Jibril as yang membenarkannya (dan sebelum Al-Qur’an itu telah ada Kitab
Musa) Taurat (yang menjadi pedoman dan rahmat, mereka itu beriman kepadanya) Al-Qur’an (Dan
barangsiapa di antara kelompok-kelompok) kafir Quraisy (mengingkarinya)
Al-Qur’an (maka Nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah
kamu ragu-ragu terhadapnya) Al-Qur’an (Sesungguhnya Al-Qur’an itu
benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman).
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 89-99
:
89. (Dan sesungguhnya Kami telah jelaskan
kepada manusia dalam Al-Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tetapi
kebanyakan manusia) yaitu
penduduk Mekkah (tidak menyukai kecuali mengingkari) kebenaran risalah yang
dibawa (nya) Rasulullah saw.
90. (Dan mereka berkata : ”Kami sekali-kali
tidak percaya kepadamu sebelum engkau memancarkan mata air dari tanah untuk
kami”).
91. (”Atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma
dan anggur, lalu engkau alirkan sungai-sungai di celah-celah) di tengah-tengah (kebun itu yang deras) aliran
(airnya”).
92. (”Atau engkau jatuhkan Langit) hancur (berkeping-keping atas kami, sebagaimana) seperti
yang
(engkau katakan atau engkau datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan
muka dengan kami”) tampak di hadapan kami sehingga kami dapat melihat
mereka dengan sejelas-jelasnya.
93. (”Atau engkau mempunyai rumah dari emas
atau engkau naik ke Langit) dengan memakai tangga (Dan kami sekali-kali) tetap
(tidak akan mempercayai kenaikanmu) itu seandainya engkau dapat
menaiki Langit (hingga engkau turunkan atas kami) dari Langit
(sebuah kitab yang kami baca.” Katakanlah) kepada penduduk Mekkah itu
Muhammad (: ”Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanyalah manusia yang menjadi
rasul?”) sama halnya dengan rasul-rasul yang lain, karena kami para
rasul tidak dapat mendatangkan suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah.
94. (Dan tidak ada sesuatu yang
menghalang-halangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya,
kecuali perkataan mereka) dengan nada ingkar (: ”Mengapa Allah mengutus seorang manusia
menjadi rasul?”) Dan mereka berkata : ”Mengapa tidak diturunkan
malaikat kepada Muhammad yang
menerangkan kepada kami bahwa dia itu seorang nabi.” Dan jika Allah
menurunkan malaikat kepada Rasulullah saw, tentulah selesai urusannya, karena
Allah akan mengazab mereka sampai binasa semua dengan seketika, mereka tidak
diberi tangguh (kesempatan) untuk memohon ampun dan bertobat disebabkan mereka
tidak beriman kepada rasul-Nya. Dan
sekiranya rasul itu Allah jadikan dari malaikat, pastilah Allah jadikan dia
berwujud seorang pria dan pastilah akan Allah serupakan dengan mereka yang
membuat mereka ragu-ragu kepada malaikat-Nya yang diutus kepada mereka yang
telah berwujud manusia, karena manusia biasa tidak dapat melihat malaikat. Maka
jika Allah mengutus seorang malaikat sebagai rasul kepada manusia, pasti Allah
mengutusnya dalam wujud seorang manusia dan pasti orang-orang kafir itu akan
tetap mendustakannya dan mereka pasti berkata : ”Ini bukan malaikat, hanya
manusia seperti kami juga.” Jadi percuma, mereka akan tetap ragu-ragu, Al-An’aam ayat 8-9.
95. (Katakanlah) kepada mereka Muhammad (: ”Seandainya di Bumi ini ada
malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di Bumi, niscaya Kami
turunkan dari Langit kepada mereka malaikat menjadi rasul”) sebab,
tidak diutus rasul kepada suatu kaum, melainkan rasul itu berasal dari jenis
mereka sendiri, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk berbicara kepada
rasul-Nya dan memahami ajaran yang dibawa rasul itu.
96. (Katakanlah) kepada mereka (: ”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku
dan kamu sekalian. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya”).
97. (Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan, maka
sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain Dia.
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat) seraya diseret (atas wajah-wajah mereka dalam
keadaan buta, bisu dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah Neraka Jahannam. Setiap
kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya).
98. (Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya
mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan karena mereka berkata : ”Apakah bila
Kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami
benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?”) Ar-Ra’du ayat 5, Maryam ayat 66 dan Al-’Ankabuut ayat 10. Dan tidakkah
manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakannya dahulu,
sedangkan ia sebelumnya tidak ada gambaran wujudnya sama sekali sebelum
diciptakan-Nya? Dan Allah-lah yang menciptakan manusia dari permulaan, lalu
menghidupkannya kembali (membangkitkannya) setelah mereka mati, Allah hanya
tinggal menyusun tulang-tulangnya kembali lalu membalutnya dengan daging dan
menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya daripada memulai
penciptaan karena telah ada gambaran wujudnya sebelumnya, hal ini dikaitkan
dengan realita yang berlaku di kalangan makhluk-Nya, yaitu bahwasanya
mengulangi sesuatu itu lebih mudah daripada memulainya. Padahal kedua kondisi
itu bagi Allah sama saja mudahnya, apabila Allah menghendaki menetapkan atau
menciptakan sesuatu, maka Allah hanya berfirman kepadanya : ”Kun.” Fayakun (”Jadilah.”
Maka jadilah ia). Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya Bumi yang kering
tandus, pastilah dapat menghidupkan semua makhluk yang mati, sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan bagi-Nyalah teladan Yang Maha Tinggi di
Langit dan di Bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, Al-Baqarah ayat 259, Maryam ayat 67,
Ar-Ruum ayat 27 dan Fushshilat ayat
39. Apakah kalian (manusia) yang lebih sulit penciptaanya ataukah Langit
yang telah dibina-Nya (diciptakan-Nya)? An-Naazi’aat
ayat 27.
99. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya
Allah yang menciptakan Langit dan Bumi adalah kuasa pula menciptakan yang
serupa dengan mereka). Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia
dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah. Sesungguhnya penciptaan Langit dan Bumi lebih
besar atau *lebih sulit dan lebih rumit daripada penciptaan manusia, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan Allah tidak merasa payah karena
menciptakan kesemuanya, dan Allah sangat lebih kuasa (mampu) untuk menghidupkan
orang-orang yang mati. Ya, sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu, Al-’Ankabuut
ayat 19-20, Yaasiin ayat 81, Al-Mu’min ayat 57 dan Al-Ahqaaf ayat 33 (dan telah menetapkan waktu yang
tertentu) umurnya (bagi mereka yang tidak ada keraguan
padanya? Maka orang-orang zhalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran).
*Allah menciptakan
Langit dan Bumi dengan keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akurat, Allah
Maha Teliti dan supaya Langit dan Bumi berjalan sesuatu ketetapan-Nya, Dia
telah merencanakan semuanya itu dengan sangat cermat dan dengan ketelitian yang
sangat tidak terbayangkan, Allah menghitung segala sesuatu satu per satu, Al-Jin
ayat 28. Karena alam semesta ini diciptakan-Nya dari gas Hidrogen yang
paling ringan dan paling rapuh maka sangat sensitif terhadap perubahan kecepatan
atau perlambatan gerakan Langit dan Bumi dengan angka sekecil apa pun yang bisa
membuat keduanya mengalami kehancuran kemudian lenyap. Sesungguhnya Allah menahan
Langit dan Bumi supaya jangan lenyap sebelum hari Kiamat dan sungguh jika keduanya
akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahan keduanya untuk bertahan selain
Allah, Faathir ayat 41.
Qur’an surat Al-Furqaan ayat 7-9 :
7. (Dan mereka) orang-orang kafir itu (berkata : ”Mengapa rasul itu
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?). Dan Allah tidak mengutus
rasul-rasul sebelum Rasulullah saw, melainkan mereka sungguh memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar, Al-Furqaan ayat 20 (Mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat supaya malaikat itu
memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?”) Huud ayat 12. Pada hari mereka melihat malaikat
di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka
berkata : ”Hijram mahjuuran (lindungilah kami di tempat perlindungan).”
Sebagaimana kebiasaan mereka di dunia apabila mereka tertimpa kesengsaraan, orang-orang
kafir itu di akhirat meminta perlindungan kepada malaikat, Al-Furqaan 22.
8. (”Atau mengapa tidak diturunkan kepadanya)
Muhammad
(harta kekayaan) dari Langit lalu dia membelanjakannya sehingga dia
tidak usah lagi berjalan-jalan di pasar untuk mencari penghidupan? Huud ayat 12 (Atau mengapa tidak ada kebun baginya?) yaitu ladang yang
menjadi miliknya (yang dapat dia makan dari hasilnya?” Dan orang-orang yang zhalim itu
berkata : ”Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena
sihir”) orang-orang kafir Mekkah itu menuduh Rasulullah saw akalnya
tidak sehat karena pengaruh sihir, maka Allah berfirman pada ayat berikutnya :
9. (Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat
perbandingan-perbandingan tentang engkau) Muhammad yang mengatakan engkau sebagai orang yang
kena pengaruh sihir, orang miskin yang tidak mempunyai harta kekayaan dan
sebagainya (maka sesatlah mereka) dari jalan yang lurus (benar)
(mereka tidak akan dapat menemukan jalan untuk menentang kerasulannya).
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 64 dan 69-70
:
64.
(Dan Kami tidak mengutus seorang rasul,
kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…).
69. (Dan
barangsiapa menaati Allah dan Rasul) Muhammad saw (maka mereka itu bersama-sama
dengan orang-orang yang diberi karunia oleh Allah, yaitu golongan
nabi-nabi dan shidhiiqiin) sahabat-sahabat utama para nabi dan rasul
yang membenarkan dan amat teguh kepercayaan kepada mereka (para syuhada) orang-orang
yang gugur syahid di jalan Allah (dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya) di Surga.
70.
(Yang demikian itu adalah karunia dari Allah)
yang dianugerahkan-Nya kepada mereka, jadi bukan dari hasil ketaatan
mereka sendiri kepada Allah dan rasul-Nya (Dan Allah cukup mengetahui) tentang
pahala-pahala di akhirat, maka percayalah kamu kepada Allah karena tidak ada
lagi yang lebih berwenang dalam penyampaian berita itu kecuali datang daripada-Nya!
Qur’an
surat Al-Mujaadilah ayat 20-21 :
20. (Sesungguhnya orang-orang yang
menentang Allah dan rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina).
21. (Allah telah menetapkan) di dalam Kitab Lauhul Mahfudz (:
”Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa).
* Pada awalnya Allah
menantang orang-orang kafir Mekkah untuk membuat 10 surat yang sebanding dengan
surat-surat Al-Qur’an, kemudian pada tantangan berikutnya kepada mereka cukup
hanya membuat 1 surat saja, Al-Baqarah
ayat 23-24 dan Yunus ayat 38 dan orang-orang kafir yang mendustakan
Al-Qur’an itu tidak ada yang dapat (mampu) membuat sebuah surat saja yang sebanding
dengan surat-surat Al-Qur’an, Al-Israa’
ayat 88.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 23-24 :
23. (Jika kamu merasa ragu) dengan kebenaran Al-Qur’an (tentang
apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad (maka buatlah sebuah surat yang
sebanding dengannya) yang menyamai/semisal/serupa dengan Al-Qur’an (Dan
ajaklah saksi-saksimu) maksudnya tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu
(selain dari Allah) untuk
membantu kalian (jika kamu orang-orang yang benar).
24. (Apabila kamu tidak bisa melakukan) membuatnya (dan kamu pasti tidak akan dapat
melakukan) tidak akan mampu membuat sebuah surat saja yang sebanding
dengan Al-Qur’an karena terhalang oleh mukjizatnya (maka jagalah dirimu dari Neraka
yang kayu apinya) bahan bakarnya (terdiri dari manusia dan batu yang
disediakan bagi orang-orang kafir).
Qur’an surat Yunus ayat 38 :
38. (Atau) patutkah (mereka mengatakan : ”Muhammad telah membuat-buatnya”)
maksud mereka, Rasulullah saw yang mengarang Al-Qur’an
(Katakanlah : ”Jika benar yang kalian katakan itu, maka buatlah sebuah surat yang
sebanding dengannya) yang semisal dengan surat-surat Al-Qur’an
dalam hal kefasihan bahasa dan ketinggian paramasastranya yang kalian buat
sendiri, bukankah kalian ini adalah orang-orang Arab yang fasih dalam berbahasa
sama denganku seperti tuduhan kalian itu kepadaku (dan ajaklah siapa saja yang
dapat kalian panggil selain Allah) untuk membantu kalian (jika
kalian orang-orang yang benar).
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 88 :
88. (Katakanlah : ”Sesungguhnya jika manusia
dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa) dengan (Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia) Al-Qur’an (sekalipun mereka saling
membantu satu sama lain”).
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 1 :
1. (Segala puji bagi Allah yang telah
menurunkan kepada hamba-Nya Alkitab) Al-Qur’an (dan Dia tidak menjadikannya) di
dalam Al-Qur’an itu (kebengkokan) tidak
ada pertentangan atau perselisihan ayat-ayatnya.
Sumber : Al-Qur’an, Tafsir
Jalalain, Sirah Nabawiyah dan berbagai sumber