25 Mei, 2018

PERISTIWA KEHANCURAN KOTA YERUSALEM YANG KEDUA

Qur’an surat Al-Israa’ ayat 7, juz 15 surat ke-17:

7.      Kemudian Kami katakan (Jika kalian) Bani Israil (berbuat baik, berarti kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri dan jika kalian berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi diri kalian sendiri. Dan apabila datang saat hukuman) bagi kejahatan yang (kedua) karena Bani Israil yang kafir itu melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa, mereka tidak beriman kepada Allah, ayat-ayat-Nya, nabi-nabi-Nya, durhaka dan membunuh nabi-nabi-Nya, yaitu Nabi Zakariya as, Nabi Yahya as dan percobaan pembunuhan terhadap Nabi Isa as yang dibunuh dengan disalib, walaupun Allah ganti dengan Yudas Iskariot yang menjalani hukuman mati ditiang salib itu. Allah bertindak secara menakjubkan dengan mengubah total penampilan Yudas sampai-sampai suara dan wajah Yudas sangat mirip dengan suara dan wajah Nabi Isa as di mana para murid benar-benar mempercayai Yudas sebagai Nabi Isa as tetapi Yudas tidak tahu perubahan dirinya, yang membuat orang-orang kafir itu salah tangkap orang, mereka sangka itu adalah Nabi Isa as padahal sebenarnya adalah Yudas, sehingga Yudas yang ditangkap. Sedangkan Nabi Isa as Allah angkat ke Langit lalu disimpan di Langit ke-3 sampai mendekati (pertengahan) akhir zaman nanti untuk diselamatkan dari kejahatannya orang-orang kafir itu. Allah tetap menghukum orang-orang Israel yang kafir itu, mereka dianggap telah membunuh Nabi Isa as karena mereka sebenarnya berniat membunuh Nabi Isa as dan sama sekali tidak berniat untuk membunuh Yudas Iskariot. Alhamdulillaah niat jahat mereka untuk membunuh Nabi Isa as itu gagal karena Allah menyelamatkan rasul-Nya dan peristiwanya terjadi pada tanggal 10 Muharam malam 11 Muharam tahun 34 Masehi. Ketika itu Nabi Isa as berada di luar rumah, para tentara Kerajaan (Kekaisaran) Romawi Barat dengan bimbingan Yudas Iskariot (murid Nabi Isa as yang mengkhianati gurunya) telah sampai di dekat tempat persembunyian beliau as di luar Kota Yerusalem, mendengar suara orang banyak yang datang mendekat, dengan perasaan cemas beliau as masuk ke dalam rumah, sedangkan ke-11 murid tengah tidur pulas. Kemudian mengingat hamba-Nya sedang berada dalam bahaya, Allah bertindak tepat pada waktunya, Allah memerintahkan Malaikat Jibril as (Gabriel), Mikail as (Michael), Israfil as (Rafael) dan Izrail as (Uriel) untuk mengambil dan mengangkat Nabi Isa as. Malaikat-malaikat suci itu datang melalui pintu rumah yang menghadap ke selatan tempat persembunyian Nabi Isa as dan para murid inti beliau as, kemudian mereka mengambil dan membawa Nabi Isa as keluar dari Bumi ini tanpa diketahui oleh murid-murid beliau as yang tengah tidur pulas, sehingga selamatlah Nabi Isa as dari kejahatan orang-orang kafir, zhalim dan fasik itu dan juga dari bahaya-bahaya yang lain lalu Allah menempatkan Nabi Isa as di Langit ke-3, Ali-‘Imran ayat 55 dan An-Nisaa’ ayat 158 dengan kawalan rombongon besar malaikat-malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah, Al-Baqarah ayat 30, Al-A’raaf ayat 206, Ar-Ra’du ayat 13, Al-Anbiyaa’ ayat 19-20, Ash-Shaaffat ayat 166, Az-Zumar ayat 75, Al-Mu’min ayat 7, Fushshilat ayat 38 dan Asy-Syuura ayat 5. Akhirnya Yudas Iskariot yang ditangkap, dihina dan disiksa oleh orang-orang kafir itu karena dikira Nabi Isa as, lalu Yudas divonis hukuman mati di tiang salib dan mati disalib di Gunung Calvary (Golgota) sebagai azab dari Allah dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan ia tidak mempunyai penolong yang membelanya dari azab Allah yang sangat keras itu.

Yaitu Allah menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Allah timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia karena dosa-dosa kekafirannya, Yudas tidak beriman dan tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya, Ali-’Imran ayat 56 dan Al-Maaidah ayat 115, atas kejahatan Yudas yang telah dilakukannya dengan menjual Nabi Isa as seperti menjual domba kepada Imam Besar Bani Israil Yusuf bin Kayafas seharga 30 keping emas dan dosa-dosanya yang lain. Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Ali-‘Imran ayat 54 dan An-Nisaa’ ayat 157. Dan kebanyakan Bani Israil itu adalah orang-orang yang fasik, Ali-‘Imran ayat 110, Al-Maaidah ayat 59, 71, 81 dan Al-Hadiid ayat 16. Maka pada tahun 70 M Allah datangkan Jenderal Titus dan tentara-tentara Romawi beserta sekutu mereka (untuk menyuramkan muka-muka kalian dan mereka masuk ke dalam masjid) untuk menjarah harta benda berharga milik Masjidil Aqsha kemudian mereka menghancurkan dan membakar masjid tersebut (sebagaimana musuh-musuhmu) dahulu, yaitu Fir’aun Sisak/Sheshonk/Sheshonq I/Hedjkheperre Setepenre Shoshenq I dari Dinasty ke-22 (Dinasti Bubastis) Kerajaan Mesir Menengah Ketiga dan Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia Baru (sekarang Irak modern dan sekitarnya) menyerbu Kota Yerusalem ibu kota Kerajaan Yehuda/Yahuda/Yudea dan menaklukkan kota dan penduduknya kemudian mereka (memasukinya) Masjidil Aqsha (pada kali pertama). Hal itu terjadi karena sebagian besar rakyat Kerajaan Yehuda kafir dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa termasuk adanya ”Pelacuran Bakti’ yang dilakukan oleh orang-orang kafir Bani Israil. Maka pada tahun ke-5 pemerintahan Raja Rehabeam yaitu tahun 931 SM, Fir’aun Sisak menyerbu dan menaklukkan Kota Yerusalem selama 5 tahun kemudian memasuki Masjidil Aqsha pertama dan menjarah harta benda masjid, PL. Kitab 1 Raja-raja pasal 14 ayat 22-26. Dan juga pada tahun 605 SM tahun ke-3 pemerintahan Raja Yoyakim, Raja Nabukadnezar II menyerbu Kota Yerusalem untuk pertama kalinya dan berhasil merebut Kota Yerusalem dan menaklukkan Raja Yoyakim lalu mereka masuk ke Masjidil Aqsha dan menjarah sebagian benda-benda berharga milik masjid dan membawanya ke Babilonia lalu dimasukkan ke dalam Kuil Dewa Marduk yaitu dewa utama bangsa Babel (dan) pada bulan Agustus 586 SM tahun ke-11 pemerintahan Raja Zedekia terjadi penyerbuan dan penaklukkan kembali Kota Yerusalem oleh bala tentara Raja Nebukadnezar II atas perintahnya. Kemudian bala tentara Babel tersebut menjarah harta benda istana, para bangsawan, pejabat, orang kaya dan milik Masjidil Aqsha pertama kemudian (untuk menghancurkan terhadap apa saja yang mereka kuasai dengan penghancuran sehabis-habisnya) yaitu dengan menghancurkan dan membakar Masjidil Aqsha beserta seluruh Kota Yerusalem, setelah sebelumnya bala tentara Raja Nebukadnezar II menyerang, mengepung selama 18 bulan kemudian berhasil menaklukkan kembali Kota Yerusalem, rajanya, para pejabatnya dan seluruh rakyatnya.

Qur’an surat Al-Baqarah ayat 87, juz 1 surat ke-2:

87.  (Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab) Taurat (kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya setelah) Nabi Musa as dan Nabi Harun as wafat (itu dengan rasul-rasul) berturut-turut tanpa putus, Kitab Yeremia pasal 25:4-5, pasal 26:4-6, pasal 35:15 dan pasal 44:4 (dan telah Kami berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran) yaitu mukjizat-mukjizat sebagai bukti bahwa beliau as adalah benar-benar utusan Allah (Dan Kami memperkuat dia dengan Ruhul Qudus) Malaikat Jibril as yang selalu menyertai Nabi Isa as berdakwa kepada Bani Israil (Mengapa setiap rasul yang datang kepadamu) membawa (sesuatu) pelajaran (yang tidak kamu inginkan) karena tidak sesuai dengan hawa nafsumu lalu (kamu menyombong diri) tidak mau beriman (maka sebagian) di antara rasul-rasul-Ku (kamu dustakan dan sebagian lagi kamu bunuh).

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 71, juz 6 surat ke-5:

71.  (Dan mereka) orang-orang Israel yang kafir itu (mengira bahwa tidak akan terjadi bencana) apa pun terhadap mereka sebagai balasan dari perbuatan mereka karena mendustakan, durhaka dan berani membunuh rasul-rasul-Nya, maka (sebagai akibatnya mereka menjadi buta dan tuli) tidak bisa melihat dan mendengar perkara yang hak karena Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir, fasik dan zhalim, dan setelah Allah timpakan azab kepada Bani Israil disebabkan kejahatan (dosa-dosa) yang telah diperbuat oleh tangan-tangan ­­­mereka sendiri, Al-Baqarah ayat 95 dan Al-Jumu’ah ayat 7, baru mereka menyadari akibat perbuatan dosa-dosa mereka dan terus memohon ampun dan bertobat kepada Allah (kemudian Allah menerima tobat mereka, kemudian kebanyakan di antara mereka kembali menjadi buta dan tuli) lagi (dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan). Peristiwa dibunuhnya Nabi Zakariya as dan Nabi Yahya as dan percobaan pembunuhan terhadap Nabi Isa as, jaraknya adalah puluhan tahun dari kedatangan azab Allah kepada orang-orang Israel yang kafir, fasik dan durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya itu.

Qur’an surat Al-’Ankabuut ayat 4, juz 20 surat ke-29:

4.      (Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari) azab (Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu!).

Qur’an surat Ali-’Imran ayat 178, juz 4 surat ke-3:

178.    (Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka) adalah (lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami menangguhkan) untuk mengazab (mereka itu hanyalah supaya dosa mereka bertambah-tambah dan bagi mereka azab yang menghinakan) An-Nisaa’ ayat 151 dan Al-Ahzab ayat 57.

Qur’an surat Al-A’raaf ayat 182-183, juz 9 surat ke-7:

182.    (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur) ke arah kebinasaan (dengan cara yang tidak mereka ketahui).

183.    (Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh) teguh dan tidak ada yang bisa menghalang-halangi.

Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 32, juz 13 surat ke-13:

32.  (Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum engkau) Muhammad (maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka. Maka alangkah hebatnya siksaan-Ku itu).

Qur’an surat Al-Hajj ayat 48, juz 17 surat ke-22:

48.  (Dan berapa banyaknya kota yang Aku tangguhkan) penghancuran (nya, karena penduduknya berbuat zhalim, kemudian Aku azab mereka) sehingga terjadi bencana yang menghancurkan kota tersebut beserta penduduknya (dan hanya kepada Aku-lah tempat kembali) segala sesuatu.

Qur’an surat Ali-’Imran ayat 56, juz 3 surat ke-3:

56.  (Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan mereka tidak mempunyai penolong) yang membela mereka dari siksaan yang sangat keras itu.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 14, juz 5 surat ke-4:

14.  (Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar aturan-aturan-Nya) hukum-hukum-Nya (maka akan dimasukkan-Nya ke dalam api Neraka, kekal ia di dalamnya dan baginya azab yang menghinakan) Al-Jin ayat 23.

Qur’an surat Al-Israa’ ayat 58, juz 15 surat ke- 17:

58.  (Tidak ada suatu negeri pun) yang penduduknya durhaka kepada rasul-rasul-Nya (melainkan Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab) Lauhul Mahfudz.

Qur’an surat Al-Jin ayat 17, juz 29 surat ke-72 :

17.  (....Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya) yaitu mendustakan ayat-ayat-Nya yang dibawa rasul-rasul-Nya (niscaya Kami akan memasukkannya ke dalam azab yang amat berat) di dunia dan di akhirat.

Bab 189. Kitab Suci Telah Tercemar Oleh Tradisi

Sabda Nabi Isa as beberapa waktu sebelum diangkatnya beliau as ke Langit ke-3 tentang azab yang akan menimpa Kota Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha kedua dan Bani Israil yang kafir, fasik dan zhalim:

”Oleh karena itu, celakalah generasi (bangsa Israel) yang tidak beriman ini, di mana mereka harus bertanggung jawab atas darah yang mengalir (kematian) dari setiap nabi dan orang-orang bijak (para alim ulama Bani Israil yang saleh yang tewas dibunuh orang-orang Bani Israil yang kafir dan fasik), demikian pula dengan darah Zechariah putra Berachiah (Bani Israil juga harus bertanggung jawab atas kematian Nabi Zakhariah as bin Barakhiah) yang telah dibunuh (oleh mereka) antara biara dan altar. Nabi mana yang tidak mereka hukum? Orang bijak mana yang tidak mereka izinkan untuk mengalami kematian secara alami (yang tidak mereka bunuh)? Hampir tidak seorang pun! Dan sekarang, mereka berupaya untuk membunuhku, mereka membanggakan diri mereka sebagai anak keturunan Abraham (Nabi Ibrahim as) dan merebut kepemilikan Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha kedua) yang indah. Demi Allah, mereka adalah anak-anak setan dan oleh karena itu, mereka melakukan dan memaksakan kehendaknya sendiri, sehingga Haikal (Sulaiman) beserta kota suci Yerusalem akan menuju puing-puing kehancurannya yang tidak menyisakan satu pun batu-batuan yang membentuk haikal (Masjidil Aqsha kedua yang telah direnovasi dan diperluas oleh Raja Herodes yang Agung dengan membangun tembok yang mengelilingi halaman Masjidil Aqsha kedua. Dan akhirnya Masjidil Aqsha kedua juga dihancurkan dan dibakar sampai tidak tampak sebagai tempat berdiri pusat peribadatan Bani Israil yang dilakukan oleh Jenderal Titus Flavius dan tentara-tentaranya pada tahun 70 M). Injil Barnabas halaman 345-346.

Maka Allah azab orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim itu melalui tangan-tangan bangsa asing untuk menghukum mereka karena mereka tidak beriman kepada Allah, ayat-ayat-Nya dan nabi-nabi-Nya dan telah membunuh nabi-nabi-Nya serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa Al-Baqarah ayat 61, 95, Ali-’Imran ayat 112, An-Nisaa’ 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 63, 78-79, An-Nahl ayat 118 dan Al-Jumu’ah ayat 6-7 dengan Allah datangkan malapetaka yaitu : paceklik, Bani Israil dibawah kekuasaan penguasa asing penyembah berhala yang zhalim dan fasik yang sangat menindas mereka, sehingga mereka melakukan pemberontakan yang menyebabkan Kaisar Romawi Barat Vespasianus memerintahkan tentara-tentara Romawi yang dipimpin Jenderal Titus Flavius putranya sendiri untuk menumpas pemberontakan Bani Israil dengan menyerang dan mengepung Kota Yerusalem selama 5 bulan, dari bulan Maret sampai Agustus. Tetapi di antara Bani Israil terjadi perpecahan di kalangan orang Zelot sendiri tentang siapa yang seharusnya menjadi pimpinan tertinggi mereka, maka orang Zelot di dalam kota terbagi menjadi 3 grup. Mereka terus bertikai dan bahkan saling bunuh di antara sesama mereka. Bahkan ketika mereka berebut makanan dari gudang perbekalan, maka terjadilah kekacauan di antara mereka yang berujung dengan dibakarnya gudang makanan itu. Akibat dari itu, di seluruh Yerusalem terjadi bencana kelaparan yang hebat dan ini menguntungkan Titus. Selain itu karena ketakutan yang luar biasa, sebagian orang Israel menyarankan agar sebaiknya mereka menyerah saja. Tetapi sebagian orang menolak dan yang menolak menyerah ini lalu membunuh semua saudara mereka yang menyuruh mereka menyerah. Sehingga sebenarnya tanpa Titus menyerang pun, Yerusalem sebenarnya sudah hancur, hancur karena perpecahan dan perang saudara. Selama 5 bulan pengepungan, kelaparan di dalam Kota Yerusalem begitu hebatnya, bahkan istri Imam kepala yang biasa menikmati kemewahan, turun ke jalan untuk memungut sisa makanan, seluruh kota penuh dengan penduduk yang mati dengan perut bengkak karena kelaparan hebat yang meluas sehingga terjadi kanibalisme yang sangat mengerikan, orang membunuh orang untuk dimakan walaupun itu anaknya sendiri yang masih bayi sekalipun, Kitab Yeremia pasal 19 ayat 9. Peristiwa tersebut telah dinubuatkan oleh Nabi Yeremia sekitar 7 abad sebelumnya, Allah mengazab mereka dengan membuat mereka mengalami kelaparan yang sangat hebat sehingga mereka tega membunuh lalu memakan daging anak-anak mereka sendiri dan setiap orang memakan daging temannya, dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan oleh musuhnya dan sesama orang-orang Israel sendiri yang saling bunuh-membunuh. Jika waktu malam tiba, setiap harinya kurang lebih 500 orang keluar kota secara sembunyi-sembunyi untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan, tetapi pada tengah malam mereka tertangkap dan dibunuh dengan sadis oleh tentara-tentara Romawi yaitu dipaku di atas kayu salib dan digantungkan dengan posisi menghadap ke Yerusalem dan penyakit sampar mewabah. Keadaan yang menyayat hati ini belum pernah terjadi di dalam sejarah sebelumnya. Sampai-sampai Jendral Titus sendiri pun tak sanggup menahan air matanya. Ia memohon Tuhan menjadi saksi baginya bahwa semua ini bukanlah hal yang mau ia lakukan. Jenderal Titus menyarankan agar orang Israel segera menyerah tetapi mereka tidak mau.

Akhirnya benteng-benteng Kota Yerusalem yang berlapis 3 bisa dirobohkan oleh tentara-tentara Romawi setelah 5 bulan pengepungan, Titus mengadakan serangan ke dalam Kota Yerusalem dan terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara tentara Romawi melawan orang-orang Israel yang sedang sangat kelaparan, kemudian seluruh kota bisa ditaklukkan tentara-tentara Romawi dan sekutu-sekutunya dengan mudah. Setelah Yerusalem jatuh, dalam emosi yang meluap-luap, tentara-tentara Romawi dan sekutu mereka yaitu Syria (Suriah) dan Yunani memasuki kota lalu menyebar sampai ke jalan-jalan kecil dan membunuhi siapa saja yang mereka temui tanpa pandang bulu dari anak-anak sampai orang jompo dan mereka membakar rumah-rumah penduduk beserta orang-orang Israel yang berlindung di dalamnya, mereka membantai orang-orang Israel sekitar 1,1 juta jiwa, membuat Kota Yerusalem banjir darah yang mengalir seperti sungai sehingga memadamkan benda-benda yang terbakar, menangkap sekitar 97 ribu jiwa sisa-sisa orang Israel yang masih hidup dan gagah untuk disimpan oleh Jenderal Titus sebagai bukti kemenangan, sisanya dibagi-bagi ke provinsi-provinsi Romawi untuk diadu dengan binatang buas, di Kaesarea Philippi (sekarang Dataran Tinggi Golan), Jenderal Titus menyaksikan ribuan tahanan Yahudi saling bertempur melawan binatang buas sampai mati, yang lainnya dikirim ke Mesir untuk bekerja, dijual sebagai budak dan sebagainya. Hari itu 4 Agustus tahun 70 M, Yerusalem yang berarti damai benar-benar seperti Neraka. Masih kurang puas dengan itu, Jenderal Titus menyuruh untuk merobohkan seluruh tembok Kota Yerusalem yang besar dan tebal itu. Dan mereka memang merobohkan tembok-tembok kota, kecuali tembok yang mengelilingi Masjidil Aqsha kedua bagian barat yang diberi nama “Western Wall” yang panjangnya sekitar 57 meter dan tinggi 18,9 meter yang tidak dirobohkan oleh para legiun Romawi, tembok asli Masjidil Aqsha (Bait Suci) kedua yang telah diperluas oleh Raja Herodes Agung mulai awal tahun 19 M sampai 64 M panjangnya sekitar 485 meter. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk ditinggalkan sebagai tanda kebesaran (keperkasaan) Kekaisaran Romawi Barat yang pernah menghancurkan tembok sebesar dan setebal itu. Western Wall/Kotel HaMaaravi/*Tembok Al-Buraq/Tembok Ratapan inilah tempat di mana orang Yahudi meratap dan berdoa untuk pemulihan Kota Yerusalem dan tiga menara Benteng Herodes yang dibiarkan utuh oleh Jenderal Titus sebagai ’perlambang nasib baiknya’. Jenderal Titus benar-benar ingin memusnahkan hampir seluruh Yerusalem, maka ia memerintahkan tentara-tentaranya untuk menebang seluruh pohon dan tanaman yang ada di Yerusalem sampai rata dengan tanah. Dan tidak boleh ada satu benda pun yang berdiri tegak lebih dari permukaan tanah. Dan juga Jenderal Turnus Rufus (anak buah Jenderal Titus), memerintahkan tentara-tentara Kerajaan Romawi Barat untuk ‘membajak’ Kota Yerusalem seperti ladang dengan menghancurkan pondasi bekas Bait Suci kedua dan Yerusalem, karena itu mereka menggali bangunan-bangunan yang sudah runtuh sampai ke pondasi-pondasinya dan seluruh puing itu dipakai untuk mengubur kembali Kota Yerusalem sehingga menjadi sebuah dataran.

*Tembok Al-Buraq adalah tempat di mana dahulu Rasulullah saw mengikat Buraq ketika peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Selanjutnya para tentara Romawi itu disuruh mengambil cabang-cabang muda dari pohon-pohon yang sudah ditebang itu untuk ditanam secara teratur di atas puing-puing itu sehingga diharapkan dikemudian hari tempat itu akan menjadi hutan. Tentara Roma juga membakar habis Bait Suci itu dan mengambil semua emas yang melapisi batu-batu Bait Suci itu dan mengangkut semua benda milik masjid, seperti tabut perjanjian, kandil emas (kaki lampu), meja roti emas dan sebagainya, lalu dibawa ke Roma. Bukan hanya itu, hampir seluruh Kota Yerusalem dan bangunan di dalam Kota Yerusalem juga mereka bakar dan dihancurkan termasuk Gunung Bait Suci/Haikal Sulaiman/Al-Haram Asy-Syarif/Al-Masjid Al-Aqsha/Masjidil Aqsha kedua/Bait Allah/Bait Suci/Beit HaMikdash) sampai rata dengan pondasi dan tanah tempat berdiri pusat peribadatan dan kiblat shalat Bani Israil dan kiblat shalat pertama kaum muslimin sebelum Ka’bah di Masjidil Haram dijadikan kiblat shalat (selama 13 tahun sebelum hijrah di Mekkah dan 17 bulan setelah hijrah di Madinah). Nabi Mikha as telah menubuatkan dalam PL. Kitab Mikha pasal 3 ayat 12 sekitar 8 abad sebelum terjadi peristiwa ’dibajaknya’ Bukit Sion seperti ladang, Yerusalem Barat menjadi timbunan puing dan Gunung Bait Suci di Yerusalem Timur akan menjadi bukit yang berhutan, sehingga tidak ada yang tersisa yang membuat orang-orang yang lewat atau berkunjung ke Yerusalem tidak mengira bahwa di situ pernah menjadi suatu tempat pemukiman penduduk. Nubuat Nabi Mikha as itu dikutip dalam PL. Kitab Yeremia pasal 26 ayat 18 oleh tetua-tetua Kerajaan Yehuda (para sesepuh masyarakat Israel) ketika mereka membela Nabi Yeremia as di depan sekumpulan rakyat Yehuda yang kafir, zhalim, durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa.

Alkitab Perjanjian Lama, Kitab Mikha pasal 3 ayat 12 dan Kitab Yeremia pasal 26 ayat 18:

3:12: Sebab itu oleh karena kamu (bangsa Israel yang kafir dan fasik) maka (Yerusalem Barat yang berada di atas Gunung) Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem (Timur yang berada di atas Gunung Moria) akan menjadi timbunan puing, dan Gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan.

26:18: ”Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat pada zaman Hizkia, Raja (Kerajaan) Yehuda. Dia (Nabi Mikha as) telah berkata kepada segenap bangsa Yehuda: Beginilah firman Tuhan semesta alam: (Gunung) Sion akan dibajak seperti ladang dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan Gunung Bait Suci (kedua yang telah direnovasi dan diperluas oleh Raja Herodes Agung) akan menjadi bukit yang berhutan.”

*Yerusalem terletak di dataran tinggi Pegunungan Yudea, Kota Daud - Yerusalem Barat didirikan di atas Gunung Sion (Zion) dan Kota Lama Yerusalem/Baitul Maqdis/Al-Quds - Yerusalem Timur didirikan di atas Gunung Moria.

Catatan Sejarah Masjidil Aqsha:   

Kehancuran dan pembakaran seluruh Yerusalem termasuk istana raja dan Masjidil Aqsha pertama terjadi pada tahun 586 SM oleh tentara-tentara Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia Baru. Dan 48 tahun kemudian yaitu tahun 538 SM Allah memerintahkan Raja Cyrus/Koresh/Koresy Agung dari Kerajaan Persia membangun lagi Yerusalem dan Masjidil Aqsha kedua. Maka ia memberi izin Bani Israil pulang ke negeri mereka dari pembuangan di Babel untuk membangun kota dan pusat peribadatan umat dan ia juga menyuruh mengeluarkan benda-benda suci perlengkapan ibadah milik masjid yang dahulu telah diangkut Raja Nebukadnezar II dari Yerusalem yang kemudian ditaruhnya di dalam Kuil Dewa Marduk, untuk dikembalikan lagi ke Yerusalem sebagai perlengkapan ibadah di masjid, PL. Kitab 2 Tawarikh pasal 36:22-23, Kitab Yesaya pasal 44:26, 28, pasal 45:13 dan Kitab Ezra pasal 1:1-11, akan tetapi pada tahun 70 Masehi benda-benda suci untuk perlengkapan ibadah milik masjid tersebut dijarah lagi oleh Jenderal Titus dan tentara-tentaranya lalu dibawa ke Kota Roma. Peristiwa Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha dibakar dan dihancurkan lagi untuk kedua kalinya terjadi tanggal 4 Agustus tahun 70 Masehi oleh tentara-tentara Kaisar Vespasianus dari Kekaisaran Romawi Barat. Pada tahun 130 Masehi Kaisar Hadrianus akan membangun kota suci Yerusalem menjadi kota metropolis kafir dan di bekas tempat berdirinya Masjidil Aqsha kedua akan dibangun Kuil Dewa Yupiter untuk menyembah berhala Dewa Yupiter yang dipercaya oleh bangsa Romawi kuno sebagai raja para dewa dan dewa pelindung mereka, ketegangan-ketegangan itu semakin meningkat ketika Kaisar Hadrianus melarang khitan (sunat), bangsa Israel tidak bisa menerima hal itu, maka bangsa Israel melakukan perlawanan terhadap Kekaisaran Romawi Barat, terjadilah pemberontakan Bar Kokhba yang dipimpin oleh Bar Kokhba (Simon Bar Koziba) yaitu perang besar ke-2 antara bangsa Israel melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132 Masehi. Untuk memadamkan pemberontakan bangsa Israel tersebut, Kaisar Hadrianus mengirim Jenderal Sextus Julius Severus dan tentara-tentara yang berjumlah besar melebihi tentara-tentara yang dibawa Jenderal Titus Flavius tahun 70 Masehi, tetapi korban yang jatuh di pihak Romawi begitu hebat dan perang berlangsung selama 3 tahun yang berakhir pada musim panas tahun 135 Masehi dengan dihancurkannya perlawanan bangsa Israel. Setelah pemberontakan Bar Kokhba yang berakhir dengan kekalahan bangsa Israel, maka mulai tahun 135 Masehi Kaisar Hadrianus melarang orang-orang Israel tinggal dan memasuki Kota Yerusalem, jika mereka melanggar mendapat konsekuensi hukuman mati dengan disalib, kecuali untuk satu hari pada setiap tahunnya mereka diperbolehkan memasuki Kota Yerusalem saat peringatan *Tisha B’Av. Kemudian Kaisar Romawi Hadrianus menggabungkan Provinsi Yudea dengan provinsi-provinsi di sekitarnya dengan nama baru yaitu Syria Palaestina untuk menggantikan nama Yudea. Yerusalem diganti namanya menjadi Aelia Capitolina (Ilya) dan dibangun kembali dengan gaya seperti kota-kota Romawi pada umumnya, termasuk mendirikan Kuil Dewa Yupiter di bekas berdirinya Masjidil Aqsha kedua pada tahun 136 Masehi selesai tahun 140 Masehi. Baru pada tahun 324 Masehi ketika Kaisar Konstantin dari Kekaisaran Byzantium menjadi pemimpin seluruh wilayah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi, orang-orang Israel itu diperbolehkan lagi memasuki Kota Yerusalem setiap saat. Pada tahun 1190 Masehi, Shalahuddin Al-Ayyubi mengambil alih Yerusalem dari pendudukan Tentara Perang Salib setelah berhasil mengalahkan mereka dan menghapus larangan Bani Israil tinggal di sana, sehingga mereka bisa bertempat tinggal kembali di Kota Yerusalem.

*Tisha B’Av adalah hari berkabung bagi bangsa Israel untuk meratapi kehancuran Masjidil Aqsha pertama tahun 586 SM dan Masjidil Aqsha kedua tahun 70 Masehi dan bencana yang menimpa bangsa Israel akibat perbuatan tangan-tangan mereka sendiri yang terjadi pada tanggal yang sama yang diperingati setiap tahun pada tanggal 9 bulan Ab yaitu bulan ke-5 di kalender Yahudi. Jika tanggal 9 jatuh pada hari Shabbat/Sabat/Sabtu, maka peringatan Tisha B’Av diganti tanggal 10 Ab dan peringatannya berupa melakukan puasa selama 25 jam dan doa, diiringi pembacaan Kitab Ratapan dan Kitab Ayub.

Pada tahun 331-363 Masehi Kaisar Romawi Julianus pernah mengizinkan orang-orang Yahudi membangun kembali Bait Suci ketiga, tetapi kemudian dibatalkan, sebagai bagian dari programnya di seluruh kekaisaran untuk menghidupkan kembali agama-agama setempat. Ada alasan untuk menduga bahwa Julianus ingin membangun kembali Bait Suci ketiga untuk tujuannya sendiri yaitu mengangkat dirinya menjadi dewa bukan untuk peribadahan menyembah Allah orang Yahudi. Rabbi Hilkiyah (Hilkia), salah seorang rabbi terkemuka pada masa itu, menolak uang Julianus, dengan mengatakan bahwa orang non Yahudi tidak boleh ikut serta di dalam pembangunan kembali Bait Suci. Bani Israil tidak membangun Bait Suci ketiga, karena orang-orang Kristen mencegah orang-orang Israel membangunnya kembali, kaum Kristen menganggapnya hal itu tidak penting sehingga tidak perlu membangun Bait Suci ketiga secara fisik serta ritual-ritualnya di masa depan. Kaum Kristen menganggap gereja-gereja mereka adalah Bait Suci dan ritual agama mereka jauh lebih baik daripada ritual agama Yahudi. Ketika Khalifah Rasyidin Umar bin Khattab dan kaum muslimin menyerang dan mengepung Baitul Maqdis dalam waktu yang singkat, kemudian menaklukkan dan merebutnya dari kekuasaan Kekaisaran Byzantium pada tahun 638 Masehi (15 H), di sana sudah berdiri banyak bangunan seperti Gereja Makam Kudus dan sebagainya. Kemudian Khalifah Umar bin Khattab menemukan lokasi batu Ash-Shakhrah (batu karang yang terletak di puncak Gunung Moria) dengan bantuan Kaab Al-Ahbar orang Yahudi yang telah masuk Islam, seorang Imam Tabi’in yang awalnya adalah seorang rabbi Yahudi. Beliau diceritakan bercakap-cakap dengan Ka’ab Al-Ahbar yang ikut datang bersamanya dari Madinah, mengenai di mana tempat terbaik untuk membangun sebuah masjid, Al-Ahbar menyarankan supaya masjid dibangun di belakang batu Ash-Shakhrah. Saat mengunjungi bekas lokasi Bait Suci kedua, beliau mendapati tempat itu berantakan tidak terurus penuh dengan sampah dan puing-puing bekas Gereja Bunda Kita yang dibangun pada tahun 530 Masehi oleh Kaisar Yustinianus dari Kekaisaran Byzantium yang dipersembahkan bagi perawan Maria yang sebelum didirikan gereja, dahulunya adalah Kuil Dewa Yupiter, tetapi telah menjadi reruntuhan, kemudian pada tahun 614 Masehi Gereja Bunda Kita itu dihancurkan oleh tentara-tentara Raja Kisra (Khosrau II) dari Kerajaan Persia Sassania setelah mereka menaklukkan dan merebut Yerusalem dari Kekaisaran Byzantium, tetapi pada tahun 629 Masehi Yerusalem kembali ditaklukkan dan direbut Kekaisaran Byzantium lagi. Segera setelah percakapan itu, Khalifah Umar dengan jubahnya mulai membersihkan tempat yang telah dipenuhi dengan sampah dan puing-puing, demikian pula ratusan kaum muslimin turut serta membersihkan tempat itu, beliau dan kaum muslimin kemudian mendirikan shalat Dhuhur.

Dan Khalifah Umar di tempat itu membacakan ayat-ayat Al-Qur'an surat Shaad dan Al-Israa’, maka Khalifah Umar dianggap telah menyucikan kembali situs tersebut, sehingga tempat itu segera bisa didirikan masjid yang baru sebagai Masjidil Aqsha ketiga di Baitul Maqdis (Kota Tua Yerusalem). Khalifah Umar membangun Masjidil Aqsha yang baru di tempat yang dipercaya merupakan area bekas tempat yang paling suci dari Bait Suci pertama dan Bait Suci kedua yang dahulu pernah berdiri. Masjidil Aqsha yang baru awalnya dibangun dengan bahan dari kayu dan bangunannya berbentuk persegi panjang yang bisa menampung 3.000 jamaah yang lokasinya berada di sebelah paling selatan dari bangunan Masjidil Aqsha sekarang. Pada tahun 690 Masehi Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Bani Umayyah membangun dan memperluas secara permanen masjid itu, tetapi luasnya hanya 1/6 dari luas sebelum dibakar dan dihancurkan oleh tentara-tentara Romawi dahulu. Gempa bumi tahun 746 Masehi telah menghancurkan bangunan Masjidil Aqsha seluruhnya, kemudian dibangun kembali oleh Khalifah Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur dari Kekhalifahan Bani Abbasiyah pada tahun 754 Masehi, lalu diperluas oleh penggantinya Khalifah Muhammad bin Mansur Al-Mahdi pada tahun 780 Masehi. Gempa bumi pada tahun 1033 Masehi telah menghancurkan sebagian besar Masjidil Aqsha, tetapi dua tahun kemudian Khalifah Ali Azh-Zhahir dari Bani Fatimiyyah membangunnya kembali dan bangunannya masih tetap berdiri hingga kini. Dalam berbagai renovasi, perbaikan dan penambahan lebih lanjut secara berkala antara lain pada bagian kubah, fasad, mimbar, menara, interior bangunan dan sebagainya yang dilakukan oleh para penguasa AyyubiyahMamlukUtsmaniyah, Mesir, Majelis Tinggi Islam dan Negara Yordania terhadap Masjidil Aqsha yang berdiri saat ini dan kawasan Al-Haram Asy-Syarif.

Masjidil Aqsha tempat yang aman dari kejahatan Dajjal (Musa Samiri), Rasulullah saw bersabda:

”Dajjal akan hidup di Bumi selama 40 hari, kekuasaannya mencapai setiap sudut Bumi, akan tetapi ia tidak akan bisa memasuki 4 masjid suci: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsha dan Masjid Ath-Thur (lokasinya di Bukit Thursina dekat biara St. Catherine tempat Nabi Musa as menerima wahyu).” Hadits riwayat Ahmad.

Nabi Sulaiman as membangun Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha pertama) pada tahun ke-4 masa pemerintahan beliau as setelah menjadi raja atas Kerajaan Israel Serikat di abad ke-10 SM, PL. Kitab 1 Raja-raja pasal 6 ayat 1. Masjidil Aqsha pertama selesai di bangun selama 7 tahun, Kitab 1 Raja-raja pasal 6 ayat 38 dan setelah lebih dari 20 tahun pembangunan masjid dan istana raja selesai, Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 10. Lalu Nabi Sulaiman as berdoa, setelah itu beliau as dan segenap rakyat dan umat Israel mempersembahkan sangat banyak hewan korban lalu mereka meresmikan Masjidil Aqsha sebagai tempat ibadah dan mengadakan perayaan selama 7 hari sebagai rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya kepada Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as sebagai rasul-rasul-Nya dan juga kepada Bani Israil sebagai hamba-hamba-Nya, Kitab 1 Raja-raja pasal 6:1-38, pasal 7:1-51 dan pasal 8:1-66.

Shalat di Masjidil Aqsha dapat membersihkan dosa-dosa.

Dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya, ketika Sulaiman bin Dawud (Nabi Sulaiman as bin Daud as) membangun Masjidil Aqsha, (ia) meminta kepada Allah Swt tiga perkara. (Yaitu) supaya (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang sesuai dengan ketetapan hukum-Nya, lalu dikabulkan dan meminta kepada Allah Swt dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan serta memohon kepada Allah Swt setelah selesai membangun masjid, siapa saja yang datang ke masjid ini, tidak memiliki tujuan lain kecuali untuk (mendirikan) shalat, maka ia akan terbebas dari dosa-dosanya sebagaimana ketika ia dilahirkan oleh ibunya.” Lalu beliau saw bersabda: ”Dua perkara telah dikabulkan untuknya, dan aku berharap permintaan yang ketiga pun dikabulkan (oleh Allah).” H.R. An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi.

 

Sumber : Al-Qur’an dan berbagai sumber.

Tidak ada komentar: