Qur’an surat Al-Baqarah ayat 47 dan 122:
47. (Hai
Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuanugerahkan kepadamu dan ingatlah
pula bahwa Aku telah mengistimewakan kamu atas penduduk dunia) sebelum Rasulullah saw diutus oleh Allah
kepada segala umat.
122. (Hai
Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepadamu dan sesungguhnya
Aku telah mengutamakan kamu atas segala umat) yaitu umat manusia dan jin.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 20:
20. (Dan)
ingatlah (ketika
Musa berkata kepada kaumnya : ”Wahai kaumku! Ingatlah nikmat Allah kepadamu,
ketika diangkat-Nya padamu para nabi) Allah mengutus sebagian besar nabi-Nya yang
berjumlah puluhan ribu dari bangsa Israel (dan
dijadikan-Nya kamu sebagai raja-raja) ada 4 orang raja di Kerajaan
Israel Serikat, 21 oramg raja + 1 orang ratu di Kerajaan Yehuda (Selatan), 21
orang raja di Kerajaan Israel Utara dan 7 orang raja di Kerajaan Israel Hashmonayim (dan
diberi-Nya kamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di
antara umat manusia”) seperti : Allah membelah laut Laut Merah di
bagian Teluk Suez untuk menyelamatkan Bani Israil dari Fir’aun Merneptah dan
bala tentaranya yang mengejar mereka, manna dan salwa, Nabi Sulaiman as
menguasai angin, manusia, jin, bisa bahasa binatang, Allah menurunkan hidangan
dari Langit kepada Nabi Isa as dan kaum hawariyyun (murid-murid inti Nabi Isa
as) dan sebagainya.
Qur’an surat Al-A’raaf ayat
140:
140. (Musa menjawab : “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain
daripada Allah, padahal Dia-lah yang telah melebihkan kamu atas segala umat).
Qur’an surat Al-Jaatsiyah ayat 16-17:
16. (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Alkitab) Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab para nabi Bani Israil, karena Allah menurunkan banyak Alkitab (ilmu), hikmah dan kenabian kepada Bani Israil sehingga mereka dikenal sebagai kaum Ahli Kitab yang paling mengetahui tentang ilmu agama dan ilmu pengertahuan, seperti : tanda-tanda, mukjizat-mukjizat para nabi, ciri-ciri nabi termasuk ciri-ciri nabi akhir zaman/penutup nabi-nabi/Mesias dan sebagainya (hukum) yaitu kekuasaan yang dipegang oleh bangsa Israel sendiri tidak di bawah kekuasaan bangsa-bangsa asing terutama dari Kekaisaran Seleukia (Seleukus) dari bangsa Yunani. Bangsa Israel berkuasa penuh atas negaranya sehingga bisa bebas menerapkan dan mengerjakan hukum-hukum (perintah-perintah) Allah dan hukum-hukum para raja Bani Israil sendiri tanpa larangan dengan memiliki negara dan pemerintahan sendiri yang berdaulat, yaitu pada masa Kerajaan Israel Serikat tahun 1021-922 SM, Kerajaan Israel Utara tahun 922-722 SM, Kerajaan Yehuda (Israel Selatan) tahun 922-586 SM dan berkat pertolongan-Nya, Allah berikan kepada Bani Israil giliran (kesempatan dan kemenangan) untuk mengalahkan bangsa asing* kembali yang menjajah mereka yaitu Kekaisaran Seleukia dengan Allah menurunkan tentara-tentara malaikat yang membantu Bani Israil yang berjumlah sedikit berperang melawan raja dan tentara-tentara Kekaisaran Seleukia yang mengendarai gajah dan lain-lain yang berjumlah sangat besar yaitu puluhan ribu orang dengan persenjataan sangat kuat dan canggih pada masanya, sehingga Bani Israil mampu mengalahkan bangsa penjajah itu. Dan Allah mendatangkan kerajaan-kerajaan asing untuk menyerang dan mengalahkan Kekaisaran Seleukia yang pusat pemerintahannya berada di Suriah dan di dalam Kekaisaran Seleukia sendiri sering terjadi perebutan kekuasaan antar para bangsawan Seleukia, sehingga kerajaan bangsa penjajah Yunani itu menjadi lemah. Dan Allah membantu Bani Israil berupa harta kekayaan (dapat mengalahkan musuh-musuhnya sehingga mendapat upeti, harta rampasan perang dan lain-lain yang menguntungkan mereka), anak-anak (keturunan yang banyak) dan Allah jadikan orang-orang Israel kelompok (bangsa) yang lebih besar sehingga mereka mampu mendirikan negara dan kerajaan yang sekarang termasuk wilayah Negara Israel, Negara Palestina, sebagian wilayah Kerajaan Hasyimiyah Yordania dan sebagian kecil wilayah Republik Arab Suriah, Al-Israa’ ayat 6. Yaitu pada masa kepemimpinan Imam Besar Simon Makabe (Makabi) tahun 142-134 SM dan tahun 134 SM Simon tewas dibunuh menantunya, ia digantikan oleh putranya Yohanes Hirkanus I, lalu Yohanes mendirikan Kerajaan Israel Hashmonayim (Hasmonean) yang berdiri dari tahun 134 SM sampai tahun 37 SM (dan kenabian) dengan mengutus sebagian besar nabi-Nya kepada mereka (dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik) menjadi bangsa merdeka dari perbudakan dan penjajahan, mata air uyun Musa dan sebagainya (dan Kami lebihkan) tinggikan derajat (mereka) Bani Israil di sisi Allah (atas bangsa-bangsa) atas semua manusia karena keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah. Dan batas akhir Allah melebihkan Bani Israil atas umat manusia di dunia itu hanya sampai pada saat Allah mengutus Nabi Muhammad saw dan penutup nabi-nabi yang membawa Kitab suci Al-Qur’an, hadits dan sunnah Rasulullah saw tanggal 17 Ramadhan 610 M saja. Setelah itu, umat Islam pengikut-pengikut Rasulullah saw yang menguasai ilmu agama melebihi kaum Ahli Kitab bangsa Israel yang kafir itu, karena umat Islam menguasai ilmu agama yang benar, lebih jelas, terperinci dan menguasai ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan yang mendukung ilmu agama.
*Pada tahun 175 SM
Raja Antiokhos IV Epifanes (Antiochus IV Epiphanes) dari Kekaisaran Seleukia
adalah penguasa asing dari bangsa Yunani yang menguasai dan menjajah bangsa Israel.
Raja Antiokhos IV Epifanes merampas perbendaharaan harta Masjidil Aqsha kedua
dan sangat menindas orang-orang Israel, Raja Antiokhos IV Epifanes memaksa
bangsa Israel murtad dari agama mereka dan melarang orang-orang Israel
beribadah menjalankan hukum-hukum Allah yang tertulis dalam Kitab Taurat dan
adat istiadat mereka. Sang raja menyuruh bangsa Israel menyembah Dewa Zeus
yaitu raja para dewa bangsa Yunani dan dewa-dewi Yunani lainnya dan menyuruh
mereka mempersembahkan korban untuk berhala-berhalanya. Dan Masjidil Aqsha
dipenuhi oleh orang-orang asing dari bangsa penjajah yang fasik itu yang melakukan
kemesuman dan foya-foya, mereka melepaskan nafsunya dengan ’pelacur-pelacur
bakti’ dan juga melakukan kemaksiatan lainnya di sana. Raja Antiokhos IV Epifanes
juga menyuruh orang-orang Israel untuk menyembahnya karena sang raja menganggap
dirinya adalah penjelmaan Dewa Zeus dan memaksa bangsa Israel menjalankan
ibadah-ibadah dan budaya Hellenes (bangsa Yunani) yang kafir. Jika bangsa
Israel tidak mau menjalankan ibadah-ibadah kafir bangsa Yunani itu, maka
orang-orang Israel yang menentang harus dihukum mati. Karena penguasa Kekaisaran
Seleukia bangsa Yunani itu sangat menindas dan melarang kebebasan beragama
bangsa Israel dan menghukum mati orang-orang Israel yang telah atau tetap
menjalankan hukum-hukum Allah, maka orang-orang Israel yang melanggar perintah
sang raja pasti dihukum mati dengan disiksa terlebih dahulu yang melampaui
batas sampai orang-orang Israel itu mati sahid. Puncak dari tindakan Raja
Antiokhos IV Epifanes itu adalah sang raja memerintahkan menempatkan altar
(mezbah) Dewa Zeus Olympios di tempat altar Bait Allah dan meletakkan di
atasnya daging babi dan barang-barang haram yang dilarang oleh hukum Taurat
untuk dipersembahkan sebagai sesajen kepada dewanya pada tanggal 25 Kislev (Desember)
tahun 168 SM pada kalender Yahudi, sehingga Bait Allah/Kenisah/Masjidil Aqsha
kedua menjadi najis. Hal inilah yang menyulut terjadinya pemberontakan bangsa
Israel setelah sekitar 8 tahun mereka memendam bara api kebencian pada raja
penindas dari bangsa asing Yunani tersebut. Maka dipimpin oleh Imam Yahudi bernama
Matatias Hashmonayim dan putra-putranya yaitu, Yudas, Simon, Yusuf, Eleazar dan
Yonatan dari Kota Modi’in (terletak 30 km sebelah barat Kota Yerusalem) pada tanggal
25 Kislev bangsa Israel berjihad melawan penguasa asing penyembah berhala itu. Maka
Raja Antiokhos IV Epifanes mengirim panglima-panglimanya yaitu, Nikanor,
Gorgias, Timotius dan Bakhides dan bala tentaranya yang berjumlah puluhan ribu
tentara untuk memadamkan pemberontakan bangsa Israel tetapi gagal. Dan pada tanggal
25 Kislev 165 SM bangsa Israel berhasil merebut Bait Allah dan menyucikannya
(mentahirkannya) dari semua penyembahan berhala yang ditempatkan di dalamnya dan
membangun kembali Kenisah yang telah dinodai kesuciannya dan dirusak oleh
bangsa asing yang fasik itu, maka hari itu dirayakan sebagai hari raya Hanukkah
(Festival Kenisah). Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhos IV Epifanes dan bala
tentaranya menginvasi Kekaisaran Parthia yang telah merebut wilayah-wilayah
kekuasaan Kekaisaran Seleukia di Persia. Raja Antiokhos IV Epifanes menyerang Kota
Persepolis (Kota Marvdash modern terletak 70 km timur laut Kota Shiraz,
Provinsi Fars - Iran) untuk merebut kembali wilayah kekuasaannya dari bangsa Parthia
lalu berusaha merampasi kuil tetapi gagal dan mengalami kekalahan yang
memalukan karena orang-orang Parthia melawannya dengan gagah berani lalu mengusir
dan mengejarnya sampai jauh keluar kota sehingga Raja Antiokhos IV Epifanes
kehilangan tentaranya dalam jumlah yang sangat besar. Raja Antiokhos IV Epifanes
dendam kesumat pada orang-orang Parthia yang mengalahkannya dan membuatnya
melarikan diri dari kejaran mereka sehingga sang raja kehilangan kemuliaannya. Dan
ketika sang raja sampai di Kota Ekbatana (Kota Hamadan modern, Provinsi Hamadan
- Iran), sejumlah orang mengabarkan pada Raja Antiokhos IV Epifanes perihal
kekalahan para panglimanya dan bala tentaranya. Hal itu membuatnya makin
bertambah geram pada bangsa Israel, kemudian terbawa oleh perasaan geramnya, sang
raja sangat bernafsu melampiaskan pada orang-orang Yahudi dendam kesumatnya terhadap
orang-orang Parthia yang telah memaksanya lari dari kejaran mereka. Sehingga sang
raja tidak sabar untuk menghukum orang-orang Yahudi yang memberontak dan
berhasil mengalahkan bala tentaranya itu. Lalu sang raja memerintahkan kusir
kereta kudanya berjalan terus-menerus tanpa istirahat supaya cepat sampai di Yerusalem.
Dengan congkaknya sang raja berkata : ”Yerusalem akan kujadikan kuburan bagi
orang-orang Yahudi segera setelah aku tiba di sana!” Baru saja sang raja
selesai mengucapkan perkataan tadi, sang raja ditimpa sakit perut yang sangat
perih dan tidak bisa diobati tetapi sang raja masih congkak. Dan masih dengan
penuh kecongkakan, dihembuskannya nyala api geramnya pada orang-orang Israel
itu, maka segera sang raja menyuruh kusirnya memacu kereta kudanya dengan
kecepatan yang sekencang-kencangnya. Kemudian Allah menghukumnya dengan
membuatnya jatuh terpelanting ke tanah dari atas kereta kudanya yang sedang
melaju dengan sangat kencang itu, sehingga tulang-tulangnya patah dan sendinya
rusak yang membuat sang raja sangat menderita dan sengsara dalam waktu yang
lama karena tidak mendapatkan perawatan yang baik**. Maka dari luka-luka sang
raja yang perawatannya tidak baik itu mengakibatkan terinfeksi bakteri yang parah
kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya. Yang lama-kelamaan menyebabkan dagingnya
membusuk dan membuat seluruh bala tentaranya terganggu dengan bau busuk dari
luka-luka yang dideritanya, sampai pada tingkat sang raja sendiri tidak dapat
menahan lagi bau busuk tubuhnya. Setelah sekian lama menderita sakit yang
sangat parah dan membuatnya sengsara yang hebat sekali, maka sang raja fasik
itu mulai meninggalkan kecongkakannya yang besar dan insaf. Akhirnya pada tahun
164 SM Raja Antiokhos IV Epifanes sang raja penindas, pembunuh manusia dan
penghujat Allah itu meninggal dunia di daerah pegunungan di negeri asing. Lalu
Raja Antiokhos IV Epifanes digantikan oleh putra mahkotanya yaitu Raja
Antiokhos V Eupator yang masih berumur 9 tahun dan meneruskan peperangan
melawan bangsa Israel tetapi ia dibunuh oleh Raja Demetrios I Soter pewaris
takhta yang sebenarnya yang berhasil melarikan diri dari penjara di Roma dan
merebut kembali takhta Kekaisaran Seleukia pada tahun 161 SM dan peperangan
melawan bangsa Israel tetap dilanjutkan oleh Raja Demetrios I Soter, tetapi ia digulingkan
oleh Alexander Balas tahun 150 SM dan tahun 145 SM Alexander Balas digulingkan
pula oleh putra Raja Demetrios I Soter yaitu Raja Demetrios II Nikator. Ketika
itu Kekaisaran Seleukia dalam posisi yang lemah dari dalam akibat seringnya
terjadi perebutan kekuasaan antar para bangsawan dan dari luar akibat menderita
kekalahan yang bertubi-tubi dari serangan Kekaisaran Parthia dan Republik
Romawi. Akhir peperangan antara bangsa Israel melawan bangsa asing dari
Kekaisaran Seleukia Yunani selama 25 tahun itu dimenangkan bangsa Israel yang
dipimpin oleh Simon Makabe dengan diakuinya kemerdekaan negara dan bangsa
Israel pada bulan Mei 142 SM oleh Raja Demetrios II Nikator.
**Pada zaman dahulu
belum ada rontgen, MRI, USG, pemindaian CET, tes darah dan tindakan-tindakan
medis lainya untuk mengetahui kondisi di dalam tubuh dan belum ada bedah
ortopedi (orthopaedi) yang dapat mengatasi penderita penyakit yang terjadi
pada sistem gerak organ tubuh supaya pasien tersebut dapat bergerak kembali dan
beraktivitas secara normal lagi. Yaitu dengan perawatan dan perbaikan masalah
muskuloskeletal yang mempengaruhi tulang, sendi, tendon, ligamen, otot, serta
saraf otot yang disebabkan oleh trauma (karena kecelakaan, jatuh atau pukulan),
cedera dan kondisi kronis lainnya, seperti bedah ortopedi : Artroskopi, Fusi tulang,
Osteotomi, pemasangan pen, penggantian sendi dan perbaikan tendon dan ligamen.
Dan karena belum ada bedah ortopedi pemasangan pen untuk menyambung dan
menjaga posisi tulang yang patah akibat kecelakaan yaitu ditahan dengan bantuan
pen yang terdiri dari pelat logam dan baut khusus supaya kembali seperti semula
selama masa penyembuhan dan juga belum ada bedah ortopedi penggantian sendi
sebagian (parsial) atau total yang dilakukan untuk mengganti sendi yang sudah
rusak dengan sendi buatan, maka penyakit Raja Antiokhos IV Epifanes tidak
mendapat perawatan yang baik yang mengakibatkan nyawa sang raja tidak bisa
diselamatkan.
Para Raja Hashmonayim
: Raja Yohanes Hirkanus (134-104 SM), Raja Yehuda Aristobulus I bin Hirkanus
(104-103 SM), Raja Alexander Jannaeus (Yannai) bin Hirkanus (103-76 SM), Raja
Yohanes Hirkanus II bin Alexander (76-66 SM), Raja Aristobulus II bin Alexander
(66-63 SM), Raja Yohanes Hirkanus II bin Alexander (dipulihkan 63-40 SM), Raja
Matisyahu Antigonus II bin Aristobulus II (40-37 SM) adalah raja terakhir
Dinasti Hashmonayim yang ditangkap lalu dibawa ke Antiokhia (Antakya) - Turki untuk
dihukum dengan disalib dan dicambuk lalu dipenggal kepalanya oleh pemimpin
Republik Romawi Timur Markus Antonius (Marc Antony).
17. (Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan) agama dan lain-lain (maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka ilmu) pengetahuan (karena kedengkian) yang ada (di antara mereka) orang-orang Israel itu dengki pada Rasulluhah saw karena ternyata beliau saw adalah orang Arab bukan rasul dari golongan mereka bukan orang Israel (Sesungguhnya Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan).
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 100:
100. (Patutkah)
Bani Israil ingkar
kepada Allah, padahal telah banyak nikmat yang Allah berikan kepada mereka.
Yaitu, diazabnya musuh-musuh Bani Israil di Mesir, diselamatkan dari
kezhalimannya fir’aun dan pengikut-pengikutnya dengan
Allah belah laut untuk mereka, naungan awan di gurun pasir (Padang Tih) yang
gersang, kering dan panas terik di Semenanjung Sinai – Mesir bagian Benua Asia,
setiap pagi Allah menurunkan roti gandum rasa madu ‘Manna’ (roti gandum
adalah makanan pokok Bani Israil zaman dahulu) dan lauk daging burung ‘Salwa’
selama 40 tahun, 12 mata air Uyun Musa, Al-Baqarah
ayat 40, 47, 49-50, 57, 60, Al-A’raaf ayat 160, Ibrahim ayat 6 dan Thaahaa ayat 80, di dunia ini
satu-satunya manusia yang pernah diberikan oleh Allah kerajaan yang besar (kekuasaan
yang bisa menguasai angin, jin, manusia, burung-burung dan bahasa binatang) dan
kekayaan yang melimpah tersebut hanya kepada keturunan Nabi Ibrahim as yaitu
Nabi Sulaiman as, Al-Anbiyaa’ ayat
81-82, An-Naml ayat 15-44, Sabaa’ ayat 12-13 dan Shaad ayat 35-38, sehingga Bani Israil
mempunyai negara yang kuat, sangat tenteram, aman, damai, adil, makmur,
mendapat ampunan, berkah dan rahmat dari Allah semasa kepemimpinan Nabi
Sulaiman as sebagai nabi dan rasul-Nya bagi umat beliau as maupun semasa
pemerintahan Nabi Sulaiman as sebagai raja bagi rakyat beliau as, An-Nisaa’ ayat 54, sementara
negeri-negeri di sekitarnya saling rampok-merampok. Allah mengutus kepada Bani
Israil puluhan ribu nabi dan rasul beserta kitab-kitab-Nya seperti Kitab Taurat
Musa sebagai induk kitab wahyu bagi Bani Israil yang di dalamnya terdapat
sumber hukum yang memutuskan perkara-perkara di antara orang-orang Israel dan
keterangan-keterangan yang nyata (jelas dan benar) yang membuat mereka dikenal
sebagai bangsa yang mengetahui dan menguasai ilmu agama dan pengetahuan
sehingga mereka disebut kaum Ahli Kitab, sedangkan bangsa-bangsa lain
sezamannya tidak mendapatkan semua itu dari Allah, dijadikan-Nya mereka sebagai
raja-raja, Allah memberi mereka rezeki-rezeki yang baik, masih banyak anugerah
yang Allah berikan kepada bangsa Israel. Dan barangsiapa yang menukar nikmat
Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras
siksa-Nya, Al-Baqarah ayat 211 (dan setiap kali mereka berjanji) untuk
beriman dan bertakwa hanya kepada Allah saja dan taat kepada rasul-rasul-Nya (segolongan
di antara mereka melemparkannya) melanggarnya, Al-Maaidah ayat 13 dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya
maka sungguh ia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata, Al-Ahzaab ayat 36 (bahkan sebagian besar dari mereka) Bani Israil itu (tidak
beriman) kepada rukun iman, mereka menyombongkan diri dengan
mendustakan, durhaka, membenci, menghina, memperolok-olok, memusuhi,
menganiaya, mengingkari nabi-nabi Allah dan mendustakan kitab-kitab Allah
termasuk mendustakan Kitab Injil dan Nabi Isa as, Al-Baqarah ayat 27, 61, 64, 74-76, 87-93, 100-101, Ali-’Imran ayat 21,
23, 70, 98, 112, 184, An-Nisaa’ ayat 155-156, Al-Maaidah ayat 13, 43, 64, 68, 70-71, 75, 77, Al-An’aam ayat 10, 34,
Faathir ayat 4 dan Az-Zukhruf ayat
7.
Qur’an surat Asy-Syuuraa ayat
14:
14. (Dan mereka) Ahli Kitab (tidak berpecah belah, melainkan setelah datang pada mereka ilmu) pengetahuan tentang kebenaran kenabian Rasulullah saw (karena kedengkian di antara mereka) pada Rasulullah saw (Jika tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu) untuk menangguhkan azab (sampai batas waktu yang ditentukan) yang ditulis pada Kitab Lauhul Mahfuzh (pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan) dengan langsung mengazab mereka saat mereka mendustakan dan mengingkari Rasulullah saw (Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Alkitab) Taurat pada masa Rasulullah saw (benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab) mereka (itu).
Alkitab Perjanjian
Lama, Kitab Ulangan pasal 14 ayat 1-2 dan 21:
14:1:
”Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu, janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun
menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang. Yang dimaksud dengan kata ’kamulah’
dalam ayat ini ditujukan kepada kaum Yahudi (bangsa Israel) bukan ditujukan kepada
kaum Nasrani yang bukan bangsa Israel. Kaum Nasrani Trinitas juga berpedoman
kepada Alkitab Taurat, Zabur dan kitab-kitab nabi-nabi bangsa Israel lainnya (Perjanjian
Lama), karena mereka yakin ’tuhan’
mereka Yesus Kristus (Nabi Isa as yaitu nabi terakhir dari bangsa Israel) bersabda
di dalam PB. Injil Matius pasal 5 ayat
17-20 dan pasal 28 ayat 19 bahwa
Nabi Isa as datang (diutus) bukan untuk meniadakan (menghilangkan) kitab-kitab
yang turun sebelum Kitab suci Injil melainkan untuk memenuhinya
(mengamalkannya), sehingga Nabi Isa as juga berpedoman pada kitab-kitab
nabi-nabi bangsa Israel tersebut. Dan bahwa Nabi Isa as mengutus murid-murid
untuk berdakwah kepada semua bangsa di dunia supaya menjadi penyembah ”tuhan’ Yesus
Kristus dan dibabtis atas nama Bapa (Allah) dan Anak (Yesus) dan Roh Kudus yang
disebut Tuhan Trinitas, padahal Nabi Isa as tidak pernah bersabda demikian. Injil
Matius pasal 28 ayat 19 adalah tulisan Paulus dan pengikut-pengikutnya, karena
Paulus hanya mengajarkan 2 Tuhan yaitu : Tuhan Bapa dan Tuhan Anak, maka gereja
Paulus mengajarkan dan berbicara tentang ”Bapa (Allah) dan Anak (’tuhan’ Yesus
Kristus)”, hal ini memungkinkan pengikut-pengikut Paulus yaitu para intelektual
teologi Yunani dan Romawi untuk menggabungkan ajaran Paulus itu ke dalam
filsafat Yunani – Romawi. Pandangan para intelektual teologi Yunani dan Romawi
tentang keberadaan Tuhan adalah suatu pandangan ’Tripartite/Trinitas/3
keberadaan’, maka hanya dibutuhkan memasukkan ’Roh Kudus’ agar doktin Trinitas
sesuai dengan pandangan mereka. Dengan berlalunya waktu yang panjang, maka ajaran
Paulus dan filsafat Yunani – Romawi itu berpadu menjadi satu dan doktrin
Trinitas telah lahir. Paus Kalistus/Calistus/Calixtus I (217-222 M) yang
memperkenalkan istilah ’Trinitas’ ke dalam tulisan-tulisan gerejawi Latin
ketika ia membahas doktrin baru yang aneh tersebut. Istilah Trinitas sama
sekali tidak pernah digunakan dalam Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) dan
Alkitab Perjanjian Baru (Injil Yesus Kristus). Sangat banyak ayat-ayat di dalam
Kitab Taurat Yahudi dan Kitab Injil dari kaum Nasrani Trinitas Kristen dan
Katolik itu yang saling bertentangan serta sangat banyak kesalahannya karena kitab-kitab tersebut ditulis
oleh tangan-tangan manusia. Kedua kitab yang menjadi pedoman kaum Yahudi (Israel)
dan kaum Nasrani Trinitas itu sudah bukan kitab-kitab wahyu dari Allah. Padahal yang benar adalah, Nabi Isa as
diutus oleh Allah dan beliau as memerintahkan murid-murid (Injil Barnabas bab
126) untuk berdakwah hanya kepada bangsa Israel bukan kepada bangsa-bangsa lain
selain bangsa Israel. Dan Nabi Isa as membenarkan Kitab Taurat Musa yang datang
(turun) sebelum Kitab Injil Nabi Isa as lalu mengamalkan (mengerjakan)
hukum-hukum Allah yang ada di dalamnya yang ditulis di dalam surat Ali-Imran ayat 45-60, Injil Barnabas bab 21, 82 dan Injil Matius pasal 10:5-6 dan
15:24.
14:2:
sebab engkaulah umat yang kudus (suci) bagi
TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya
(kekasih-kekasih-Nya) dari antara
segala bangsa yang di atas muka Bumi.”
14:21: Janganlah kamu memakan bangkai apa pun, tetapi boleh kau berikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kau jual kepada orang (bangsa) asing (selain orang Yahudi – Israel), sebab engkaulah umat yang kudus (suci) bagi TUHAN, Allahmu (ayat tersebut membuat mereka yakin bahwa hanya bangsa Israel saja umat yang disucikan oleh Allah, walaupun mereka berbuat dosa-dosa, mereka tetap yakin pasti akan masuk Surga, maka para pemuka agama dan alim ulama bangsa Israel menghalalkan memakan rezeki haram dari hasil menjual barang haram bagi diri mereka dan umat mereka, sehingga bangsa Israel yang kafir dan fasik itu banyak memakan barang yang haram, Al-Maaidah ayat 42 dan 62-63). Janganlah kau masak anak kambing dalam air susu induknya (Diharamkan memakan daging domba, kambing dan sapi dicampur dengan susu dan produk turunannya, seperti : keju, mentega, yogurt, cream cheese dan sebagainya (bagi Bani Israil yang beragama Yahudi, tetapi tidak diharamkan bagi umat Islam), karena kombinasi kedua makanan tersebut akan menaikkan asam lambung yang berlebih sampai konstipasi, sehingga akan membebani kerja sistem percernakan. Daging merah, hati sapi, seafood dan unggas mengandung zat besi Heme yang mudah diserap oleh tubuh, sedangkan susu mengandung kalsium yang menghambat menyerapan zat besi oleh tubuh. Maka jika makan makanan yang mengandung zat besi, jangan bersamaan dengan susu dan produk turunannya atau suplemen kalsium, karena makanan dan minuman tersebut menghambat penyerapan zat besi yang sangat penting untuk kesehatan tubuh dan sistem produksi sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Makanan dan minuman yang mengandung vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, karena itu jika Anda mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi Heme dan zat besi Nonheme dari tanaman dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung vitamin C atau suplemen vitamin C, jika mengkonsumsi zat besi secukupnya saja jangan berlebihan karena tidak baik bagi Anda).
Bangsa Israel
yang kafir dan fasik itu yakin bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah yang
dikuduskan oleh Allah karena itu mereka menganggap bangsa Israel adalah bangsa
yang kudus (suci) dan mereka yakin hanya bangsa Israel saja yang menjadi
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya (kesayangan-Nya) dan mereka yakin tidak
akan disentuh api Neraka kecuali 40 hari saja dan mereka juga yakin bahwa hanya
mereka sajalah yang akan masuk Surga (negeri/kampung akhirat hanya milik Bani
Israil) untuk selama-lamanya. Sehingga bangsa Israel yakin hanya bangsa mereka
saja yang paling mulia (paling tinggi derajatnya) di sisi Allah Swt yang
membuat mereka menganggap bangsa Israel adalah bangsa yang paling mulia di antara
bangsa-bangsa lain di seluruh dunia ini, lalu mereka menjadi bangsa yang
berperilaku sombong, rasis terhadap orang-orang non Yahudi (Israel) hal ini adalah salah satu sebab mengapa
sebagian besar orang-orang Israel itu sombong tidak mau beriman (ingkar) kepada
nabi dari bangsa non Yahudi yaitu Rasulullah saw yang berasal dari bangsa Arab
dan orang-orang Israel itu juga tidak mau menolong orang yang sedang mendapat
musibah jika orang tersebut bukan bangsa Yahudi dan mereka menganggap perbuatan
mereka itu sebagai perbuatan mulia. Padahal orang yang paling mulia di antara
manusia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah, Al-Hujuraat ayat 13. Dan keistimewaan
serta keutamaan bangsa Israel berakhir setelah Allah menurunkan Alkitab, hikmah
dan kenabian kepada Rasulullah saw lalu beliau saw mengajarkannya kepada manusia
terutama kepada para sahabat, sehingga umat Islam mengetahui tentang
hukum-hukum Allah dan keterangan-keterangan yang jelas (nyata) dan benar dari
Allah yang terdapat di dalam Kitab suci Al-Qur’an, hadits dan sunnah Muhammad
Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Jadi sekarang Israel bukan bangsa pilihan
Allah lagi, maka Allah membantah keyakinan orang-orang Israel yang kafir dan
fasik itu yang berpedoman pada kitab mereka dalam PL. Kitab Ulangan pasal 14 ayat 1-2, 21 yang ditulis oleh para pemuka
agama dan alim ulama Bani Israil yang sesat dan menyesatkan tersebut, di dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 80-82, 94-95, 111-112,
An-Nisaa’ ayat 49 dan Al-Maaidah
ayat 18 :
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 80-82, 94-95 dan 111-112 :
80. (Dan
mereka) Bani Israil
(berkata : ”Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api Neraka, kecuali
selama beberapa hari saja”) selama 40 hari saja yaitu selama waktu
nenek moyang mereka menyembah patung anak lembu emas lalu siksaan itu akan
berhenti (Katakanlah : ”Apakah kamu telah menerima janji dari Allah, sehingga
Allah tidak akan menyalahi janji-Nya?) Tidak bukan! (Ataukah kamu hanya mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”).
81. (Tidak
demikian, yang sebenarnya) adalah (Barangsiapa yang berbuat kejahatan) atau
kemusyrikan/kekafiran (dan ia diliputi) dilingkungi
(oleh dosanya) sampai ajal menjeput ia belum beriman
(mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya).
82. (Dan
sebaliknya, orang-orang yang beriman dan beramal saleh) dari bangsa apa pun (mereka itu penghuni Surga,
mereka kekal di dalamnya).
94. (Katakanlah
: “Jika kampung akhirat) Surga ’Adn (itu di sisi Allah, khusus untukmu saja) hai Bani Israil
(bukan untuk orang lain) bukan untuk bangsa-bangsa lain selain Bani
Israil (maka mintalah kematian, jika kamu orang yang benar!”) karena
dengan jalan kematianlah akan mendapatkan Surga yang jadi miliknya seperti
keyakinan orang-orang Yahudi yang kafir dan fasik itu. Katakanlah : ”Hai
orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kalian mendakwakan (menduga) bahwa
sesungguhnya kalian sajalah kekasih-kekasih Allah bukan manusia-manusia yang
lain (selain kalian), maka harapkanlah kematian kalian, jika kalian adalah
orang-orang yang benar.” Merupakan suatu kelaziman bagi kekasih Allah itu
selalu mementingkan kehidupan di akhirat dan permulaan jalan menuju ke akhirat
adalah mati, karena itu harapkanlah kematian tersebut. Dan mereka (Bani Israil)
tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang
telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang zhalim, Al-Jumu’ah ayat
6-7.
95. (Dan
mereka sekali-kali tidak akan menginginkan kematian itu, karena dosa-dosa yang
telah dilakukan oleh tangan-tangan mereka) termasuk dosa-dosa kedurhakaan Bani Israil yang
kafir dan fasik itu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, An-Nisaa’ ayat 160-161 dan Al-An’aam
ayat 146 (dan Allah Maha Mengetahui
terhadap orang-orang yang zhalim).
111. (Dan
mereka) orang-orang Yahudi
– Israel dan Nasrani Trinitas dari Kota Najran ketika mereka berdebat (berbantah-bantahan)
di hadapan Rasulullah saw (berkata : ”Sekali-kali tidak akan masuk
Surga kecuali orang-orang) yang beragama (Yahudi atau Nasrani.” Demikian)
ucapan mereka (itu hanyalah angan-angan) hanyalah hayalan (mereka
saja. Katakanlah : ”Tunjukkanlah bukti kebenaranmu) tunjukkan dasar
hukumnya atau dalilnya (jika
kamu orang yang benar”) mengenai hal tersebut.
Kata orang Yahudi Madinah: “Hanya orang Yahudilah yang akan masuk ke dalamnya (Surga).”
Balas orang Nasrani Trinitas: “Tidak mungkin memasukinya kecuali orang
Nasrani!”
Orang-orang Nasrani
Trinitas Kristen Protestan dan Kristen Katolik Roma meyakini hal sama seperti
yang diyakini bangsa Israel karena mereka berpedoman pada kitab dan ayat-ayat yang
sama yaitu PL. Kitab Ulangan pasal 14 ayat 1-2 dan 21 yang sesat (tidak benar).
Padahal Allah menurunkan Alkitab Taurat Musa (Perjanjian Lama) yang dibawa Nabi
Musa as hanya untuk bangsa Israel saja bukan
untuk selain bangsa Israel.
112. (Tidak
demikian) bukan
mereka (orang-orang kafir) itu yang akan masuk Surga, tetapi (barangsiapa)
siapa saja dari bangsa apa saja (yang menyerahkan wajahnya
kepada Allah) yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu selain-Nya. Ditekankan kata
’wajahnya’ karena itu merupakan anggota tubuh yang utama, jika anggota tubuh
yang utama saja tunduk kepada perintah Allah, maka anggota tubuh yang lain harus
lebih tunduk lagi (sedangkan ia berbuat kebaikan) mengerjakan amal-amal saleh
(maka baginya pahala di sisi Tuhannya) yaitu Surga (Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat kelak.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat
49:
49. (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang) yaitu Bani Israil (bangsa Israel) yang kafir dan fasik
(yang menganggap diri mereka itu bersih) orang-orang Israel menganggap bahwa
hanya bangsa mereka saja yang bersih/kudus/suci bukan bangsa
selain mereka sehingga bangsa Israel menjadi bangsa yang sombong, mereka
menganggap rendah bangsa non Yahudi dan mereka merasa menjadi bangsa yang
paling mulia di atas bangsa-bangsa lain, maka mereka yakin dan mengatakan
kepada umat Islam bahwa hanya mereka saja anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya yang membuat mereka juga yakin bahwa hanya mereka saja yang
akan masuk Surga karena orang-orang Israel itu berpedoman kepada Kitab Ulangan pasal 14 ayat 1-2 dan
21 tulisan para pemuka agama dan alim ulama mereka yang tidak takut kepada
Allah (Sebenarnya Allah membersihkan)
menyucikan (siapa yang dikehendaki-Nya) dari
bangsa apa saja dengan memberinya petunjuk keimanan dan ketakwaan (dan
sedangkan mereka tidak dizhalimi) dirugikan (sedikit pun).
Qur’an surat Al-Maaidah ayat
18:
18. (Dan kata orang-orang) yang beragama (Yahudi dan Nasrani) Trinitas (:
”Kami ini anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya”) kesayangan-Nya
(Katakanlah : ”Jika begitu, mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu?”) maksud
firman Allah : ”Ucapanmu itu dusta, kamu bukan anak-anak
Allah dan kekasih-kekasih-Nya, karena biasanya seorang bapak tidak mau menyiksa
anaknya dan begitu pula seorang kekasih terhadap orang yang dikasihinya (disayanginya).”
(bahkan kamu hanyalah manusia) biasa (termasuk) golongan
makhluk (yang diciptakan-Nya, diampuni-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan
disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Dan milik Allah-lah kerajaan Langit dan Bumi dan segala apa yang terdapat
di antara keduanya dan kepada-Nya tempat kembali). Padahal Allah berfirman di dalam Kitab
suci Taurat, bahwa rahmat (kasih sayang) Allah tidak terbatas hanya diberikan
kepada orang-orang Israel saja, tetapi sebaliknya, bahwa Allah memberikan
rahmat-Nya kepada setiap manusia yang benar-benar berupaya mencari-Nya (orang yang
selalu mendekatkan diri kepada Allah). Mereka adalah orang-orang yang beriman,
bertakwa hanya kepada Allah saja dan mengerjakan amal-amal saleh dengan sabar, istiqomah
dan khusyuk di sepanjang hidupnya. Khusyuk yaitu orang-orang yang niat dalam
melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh, merendahkan hati di hadapan Allah
dan berserah diri sepenuhnya (tawakal) kepada Allah. Imam Besar Bani Israil melarang
umatnya membaca ayat-ayat Allah yang tertulis dalam Kitab Taurat kemudian
menyembunyikan di dalam perpustakaannya, sehingga umatnya tidak mengetahui
ayat-ayat Allah yang sebenarnya. Ulama-ulama Bani Israil yang tidak takut
kepada Allah itu menulis ayat-ayat palsu, yaitu Kitab Ulangan pasal 14 ayat 1-2 dan 21 yang bertentangan dengan ayat-ayat-Nya dalam Kitab suci Taurat.
Qur’an surat Al-Hujuraat ayat 13:
13. (Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) segala isi hati kalian (lagi Maha Mengenal) tentang siapa sesungguhnya kalian itu.
Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain dan berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar