Jika umat Islam mempercayai ramalan
kedatangan Nabi Muhammad saw dalam Kitab suci Taurat dan Kitab suci Injil,
bagaimana dengan kitab suci umat Hindu? Mungkinkah Nabi Muhammad saw adalah
seorang nabi yang kedatangannya sudah diramalkan oleh kitab suci umat Hindu? Itulah
yang akan kita bahas di sini. Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual,
yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan yang terhormat, punya
pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat
dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad saw. Sebenarnya di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang dapat
dijadikan acuan bahwa Nabi Muhammad saw adalah juga seorang nabi dari umat
Hindu yang ramalan kedatangannya terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu
tersebut.
Qur’an surat Ar-Ra’du
(13) ayat 7 :
7.
(...dan bagi tiap-tiap kaum ada orang) nabi yang diutus oleh Allah
(yang memberi petunjuk) untuk mendakwahkan ajaran agama yang benar
yaitu agama Islam.
Qur’an surat An-Nahl
(16) ayat 36 dan 63 :
36.
(Dan sungguh Kami) Allah (telah mengutus rasul untuk tiap-tiap umat)
kaum atau bangsa (untuk) menyerukan (: ”Beribadahlah kepada Allah) saja
(dan
jauhilah Thagut) segala sesuatu yang disembah selain Allah (kemudian
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah)
lalu mereka beriman (dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti) telah
ditentukan (kesesatan baginya) yaitu takdirnya telah tertulis di dalam
Kitab Lauhul Mahfudz sebagai orang kafir, maka Allah tidak memberinya hidayah
dengan mengunci mati hatinya sehingga ia tidak beriman (Maka berjalanlah kalian)
di tempat-tempat di mana bangsa-bangsa kafir tersebut tinggal (di
muka Bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan) akhir hidup dari (orang-orang
yang mendustakan) orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
nabi-nabi-Nya, yaitu kebinasaan yang akan mereka alami.
63. (Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus) rasul-rasul Kami (kepada umat-umat sebelum kamu) Muhammad
(tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka) yang
buruk itu (maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu) di dunia (dan
bagi mereka azab yang sangat pedih) kelak di hari Kiamat.
Qur’an surat Al-Israa’ (17) ayat 15 :
15.
(Dan Kami tidak akan menghukum) menimpakan siksa karena kekafiran dan
kefasikan mereka (sebelum Kami mengutus seorang rasul) kepada bangsa tersebut.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ (21) ayat 107 :
107.
(Dan tidaklah Kami mengutus engkau) Muhammad (melainkan untuk menjadi rahmat
bagi semesta alam).
Qur’an surat Asy-Syu’araa’ (26) ayat 196 :
196.
(Dan sesungguhnya Al-Qur’an
itu benar-benar) tersebut/tertulis
di (dalam kitab-kitab orang yang
terdahulu).
Qur’an surat Sabaa’ (34) ayat 28 :
28.
(Dan Kami) Allah (tidak mengutus engkau) Muhammad (melainkan untuk semua manusia
sebagai pembawa berita gembira) kepada orang-orang yang beriman bahwa
mereka akan masuk Surga (dan sebagai pemberi peringatan) kepada
orang-orang kafir bahwa mereka akan masuk Neraka (tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui hal ini).
Qur’an surat Faathir (35) ayat 24 :
24. (....Dan tidak ada suatu umat
pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan) yaitu nabi-nabi yang diutus
oleh Allah untuk setiap bangsa untuk memberi peringatan kepada bangsanya
masing-masing.
Juga di dalam hadits Bukhari vol 1. dalam Kitab
Shalat bab 56 hadits no 429.
Nabi Muhammad saw bersabda :
“Dan nabi-nabi dahulu (sebelum Nabi saw) diutus (oleh Allah untuk menyampaikan
risalah-Nya) hanya kepada kaumnya (bangsanya
saja), sedangkan aku diutus kepada semua
(umat) manusia.” Hadits riwayat Bukhari.
Bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia yang mendustakan dakwah rasul-rasul utusan Allah yang datang kepada mereka, maka Allah akan menghukum mereka di dunia dan di akhirat.
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 96 :
96. (Dan sekiranya penduduk
negeri-negeri) mau (beriman) percaya kepada Allah (dan bertakwa) menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah (pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari Langit dan Bumi, tetapi mereka
mendustakan) orang-orang kafir itu tidak percaya dengan ajaran-ajaran agama
yang dibawa oleh nabi-nabi Allah (maka Kami hukum mereka) dengan
bermacam-macam hukuman (disebabkan perbuatan mereka sendiri) yang
kafir dan fasik itu.
Qur’an surat Al-Mulk (67) ayat 8-9 :
8.
(Hampir-hampir Neraka itu terpecah belah lantaran marah. Setiap kali
sekumpulan) orang kafir (dilemparkan ke dalamnya) Neraka (penjaga-penjaga Neraka itu bertanya
kepada mereka) dengan pertanyaan yang mengandung celaan (:
”Apakah belum pernah datang kepada kalian) di dunia (seorang pemberi peringatan?”).
9.
(Mereka menjawab : ”Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami
seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakannya) tidak beriman (tidak percaya)
dengan ajaran agama yang dibawa oleh nabi-nabi Allah tersebut (dan
kami katakan : ”Allah) Tuhan (tidak menurunkan sesuatu pun, engkau tidak
lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”) mereka mendustakan dan
mengingkari dakwah nabi-nabi Allah.
Kitab Weda (Veda) adalah kitab suci agama Hindu berasal dari kata ”Vid” (bahasa Sansekerta) artinya ”ilmu pengetahuan suci”. Weda yang asli adalah ilmu pengetahuan suci yang sangat mulia yang berasal dari Tuhan dan menjadi sumber utama dari ajaran agama Hindu yang dibagi 2 sushastra, yaitu Kitab Weda Sruti (Catur Weda Samhita) yang artinya bahwa Kitab suci Weda adalah wahyu yang diturunkan oleh Tuhan (Brahman) kemudian diterima utusan-Nya (Maharshi) melalui pendengaran dan ajarannya disebarkan kepada umatnya (bangsanya) melalui tradisi lisan turun-temurun karena ketika Kitab suci Weda diturunkan, bangsa Arya belum menemukan tulisan. Diakui oleh cendekiawan Hindu sebagai wahyu dari Tuhan dan derajatnya lebih tinggi dari kitab-kirab Hindu lainnya. Kitab Weda Smrti (Smriti) adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan (non wahyu) dan dari semua kitab agama Hindu yang dianggap paling suci adalah Kitab Catur Weda. Apabila di antara kitab-kitab itu ada yang bertentangan, maka yang harus menjadi rujukan utama adalah Kitab Catur Weda yang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu : Regweda, Samaweda, Yajurweda dan Atharwaweda. Kitab Catur Weda memiliki Kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka dan Upanishad (ada 10 kitab) dan Kitab Weda Smrti digolongkan 2 kelompok besar sebagai berikut ini :
1. Vedangga (Wedangga) yaitu : Kitab Shiksha, Vyakarana, Chanda, Nirukta,
Jyotisha dan Kalpa.
2. Upaweda yaitu : Kitab Dharmasastra, Itihasa (Mahabharata, Bagavadgita
dan Ramayana), Purana (terdapat 18 Mahapurana dan 18 Upapurana), Sutra,
Agama, Darshana, Tantra dan
sebagainya.
Ayat-ayat ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw, disebutkan dalam *Kitab Bhavisyapurana –>
dalam Pratisarag Parv III, Khand
3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :
“Aryadarma” akan tampil di
muka Bumi ini. ’Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Aku diutus oleh Isyparmatma.
Dan pengikutku adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak
dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka
akan mendengarkan panggilan shalat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali
daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian
tetapi mereka akan suci di medan perang (dengan berjihad di jalan Allah). Mereka akan dipanggil “Musalaman” (kaum
muslimin).”
Jika Anda baca tulisan yang tersebut di atas dengan baik, maka Anda akan melihat bahwa ciri-ciri dari pengikut-pengikut agama kebenaran yang telah disebutkan itu adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.
*Kitab Bhavisyapurana adalah salah satu dari 18 karya besar dalam genre Purana dari agama Hindu yang ditulis dalam bahasa Sansekerta. Judul Bhavisya memiliki arti ”masa depan” dan mengisyaratkan bahwa karya tersebut adalah sebuah karya yang berisi nubuat-nubuat (ramalan) terkait masa depan. Namun, bagian-bagian ”nubuat” dari manuskrip-manuskrip yang ada sekarang ini adalah tambahan yang ditulis pada zaman modern dan bukannya bagian dalam teks-teks asli dari Kitab Bhavisyapurana. Dan bagian-bagian dari manuskrip yang masih ada yang memiliki usia yang lebih lama, merupakan bagian yang diambil dari teks-teks India lainnya, seperti yang diambil dari Kitab Brihatsamhita dan Shambapurana. Sehingga nilai dan keotentikan (keaslian) sebagian besar Kitab Bhavisyapurana diragukan (dipertanyakan) oleh para cendekiawan dan sejarawan modern, dan teks-teks nubuat yang ada di dalam kitab tersebut dianggap sebagai contoh ”revisi mutlak dan alam kehidupan” dari genre Purana dari sastra Hindu. Karena teks-teks pada bagian-bagian ramalan Kitab Bhavisyapurana, terutama ramalan tentang kedatangan Kalki Avtar/Avatar/Avatara baca : Awatara yaitu Nabi Muhammad saw yang telah mengalami revisi mutlak atau perubahan total yang tidak terbatas pada bagian dari teks-teks Kitab Bhavisyapurana tersebut yang sangat menyesatkan umat manusia terutama umat Hindu yang membacanya, karena isinya mutlak memfitnah Nabi Muhammad saw. Penulisnya sangat dengki dan sangat membenci Nabi Muhammad saw sehingga mendustakan dan menolak atau mengingkari kebenaran ramalan di dalam kitab-kitab agama Hindu bahwa Kalki Awatara yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu adalah nabi umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw.
Qur’an surat Al-’Ankabuut (29) ayat 47 dan 49 :
47. (....Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami) Allah (kecuali orang-orang kafir).
49. (....Dan tidak ada yang
mengingkari ayat-ayat Kami) Allah (kecuali orang-orang zhalim).
Kitab Weda : ”Gandum
ranum muncul dari rekahan tanah dan menjulang ke angkasa. Penduduknya hidup
makmur semasa kekuasaan sang raja yang melindungi mereka.”
Qur’an surat Ibrahim
(14) ayat 24-25 :
24. (Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan, kalimat yang baik seperti pohon
baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke Langit).
25.
(Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat) untuk mengambil pelajaran daripadanya lalu mereka mau beriman karenanya.
Qur’an surat Al-Fath
(48) ayat 29 :
29.
(....Demikian sifat-sifat mereka) yang diungkapkan (di dalam Kitab Taurat) Musa (dan
sifat-sifat mereka) yang diungkapkan (di dalam Kitab Injil) Isa
Al-Masih (yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu
menjadi tanaman yang semakin kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di
atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya...).
Qur’an surat
Al-’Ankabuut (29) ayat 43 :
43.
(Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia, dan tidak ada
yang memahaminya) yang mengerti semua perumpamaan yang dibuat oleh Allah (kecuali orang-orang yang
berilmu).
Salah satu pertanda utama agama yang
benar dari kerajaan Tuhan adalah ketika penduduknya hidup bahagia dan makmur di
bawah kekuasaan raja pembawa agama yang benar, bak tanaman gandum yang tumbuh
subur di atas ladang yang subur. Sebelum kemunculan Nabi Muhammad saw sebagai
nabi utusan Allah yang terakhir, yaitu pada zaman jahiliyah, bangsa Arab
terbenam dalam berbagai macam kemaksiatan dan kebodohan. Namun berkat kekuatan
spiritual Rasulullah saw yang seorang pemimpin negara dan pemerintahan
(eksekutif) juga pemimpin legislatif serta yudikatif. Hal itu membuat bangsa
Arab yang dipimpin oleh beliau saw mampu bangkit ke puncak kegemilangan dan
pencerahan, padahal sebelumnya bangsa-bangsa di sekitarnya terutama
negara-negara adidaya pada masa itu tidak memperhitungkan bangsa Arab. Baik
Kitab Weda maupun Kitab Al-Qur’an telah mengajukan perumpamaan ini sebagai
perumpamaan bagi agama yang benar. Al-Qur’an menyebut pertanda itu sebagai
pohon yang berbuah ranum dan Weda menyebut pertanda itu sebagai kebaikan dan
keberlimpahan. Menurut Al-Qur’an, akar pohon yang teguh menghujam tanah dan
menurut Weda akar dari batang gandum (yavah) mantap tertancap di dalam
tanah. Firman Allah dalam Al-Qur’an bahwa cabang-cabangnya menjulang ke
angkasa, dan Weda juga mengatakan hal yang sama.
Qur’an surat Ibrahim
(14) ayat 27 :
27. (Allah meneguhkan iman
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan Allah berbuat
apa yang Dia kehendaki).
Kitab Weda juga mengatakan hal yang mirip,
menyatakan bahwa manusia menjadi makmur dan berbahagia di bawah agama yang
benar. Al-Qur’an menyebutkan sebagai pohon yang berbuah ranum yang
”menghasilkan buahnya setiap musim” dan Weda juga menggambarkannya sebagai
pohon yang berbuah ranum. Al-Qur’an memberikan perumpamaan ini sebagai
pendukung kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad saw, dan kita telah melihat
bagaimana ayat Weda membenarkan hal ini sepatah demi sepatah kata. Al-Qur’an
menggunakan kata-kata : ”Allah memberi
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya manusia selalu ingat.”
Biarkanlah para penganut Weda (umat Hindu) untuk memikirkan fakta-fakta
tersebut dan karena Al-Qur’an telah membenarkan ayat-ayat Weda, mereka
seharusnya juga memercayai dan membenarkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw yang
didukung oleh ayat-ayat tersebut. ‘Agama
kebenaran’ adalah agama Islam akan memimpin (menguasai) dunia ini pada saat
mendekati akhir zaman setelah turunnya Nabi Isa as kemudian memimpin kaum
muslimin untuk melaksanakan ekspansi ke seluruh dunia demi tegaknya kalimat
”Laa ilaaha Illallaah”. Sekaligus Nabi Isa as bermaksud untuk meluruskan
pemahaman kaum Nasrani Trinitas selama ini yang telah tersesat sangat jauh
dengan menuhankan Nabi Isa as setelah beliau as diangkat ke Langit dahulu, yang
Nabi Isa as sendiri tidak pernah mengajarkannya.
Kitab Atharvaveda (Atharwaweda) book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang ”Kuntap Suktas” yang mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad saw akan terungkap kemudian hari yang merupakan bagian dari Atharvaveda yang sangat dikenal dan dilantunkan setiap tahun dalam acara agung saat ibadah dilakukan dan kurban dipersembahkan. Kata Kuntap berarti ”penghapus kesengsaraan dan masalah” dan di dalam Kuntap Sukt ayat-ayatnya menyebutkan sebagai penghapus kesengsaraan dunia. Pesan yang dibawa Islam dan ajaran Nabi Muhammad saw adalah rahmat bagi semesta alam (termasuk dunia) dan satu-satunya penawar kebatilan dan kejahatan di atas Bumi ini. Jadi Kuntap Sukt dengan mudah diterjemahkan sebagai ”Islam” atau ”pesan damai dan keamanan”. Kuntap Sukt juga berarti ”kelenjar yang tersembunyi di dalam perut”. Ayat-ayat ini diberi nama demikian karena makna sejati ayat-ayat itu memang tersembunyi dan akan terungkap pada masa mendatang atau di kemudian hari. Makna yang tersembunyi ini terhubung dengan pusat dunia atau titik tengah Bumi yaitu di Kota Mekkah yang dikenal juga dengan nama Ummul Qura atau induk kota dalam banyak kitab, di dalamnya terdapat Ka’bah yang menjadi rumah ibadah pertama tempat Allah Yang Maha Esa diagungkan karena menjadi kiblat shalat umat Islam di seluruh dunia dan sumber siraman spiritual atau pusat sumber energi positif dari Allah yang dialirkan ke dunia ini hanya dari Kota Mekkah. Ka’bah tempat pusat sumber energi positif dari Allah, tepatnya berada pada batu hitam Hajar Aswad (Hajarul Aswad) yang terletak di rukun aswad (hajari) di rukun timur Ka’bah yaitu di ketinggian 1,5 meter di atas tanah. Batu hitam Hajar Aswad berfungsi sebagai ‘pintu’ masuk dan keluarnya energi Ka’bah, karena batu hitam Hajar Aswad memiliki daya hantar elektromagnetik yang sangat tinggi. Energi Ka’bah mengalir deras dari bagian batu hitam tersebut yang ’menyinari’ orang-orang yang berada di dekatnya. Meskipun energi itu juga memancar dari bagian Ka’bah yang lain, namun yang paling besar adalah yang terpancar dari batu hitam Hajar Aswad. Karena itu, orang yang paling dekat dengan batu Hajar Aswad akan mengalami pengaruh energi positif yang paling besar, di situlah letaknya Multazam. Getaran gelombang doa kita itu tertuju ke arah batu Hajar Aswad, sehingga terjadi kontak antara hati kita dengan sistem energi Ka’bah, firman Allah di dalam Al-Qur’an berikut ini :
Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 148
:
148. (Dan bagi masing-masing umat mempunyai
kiblat) arah yang
dituju (tempat ia menghadapkan wajahnya) ketika beribadah kepada
Tuhannya (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Di mana saja kamu berada,
pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua) pada hari Kiamat kelak lalu
diberi balasan oleh Allah semua amal perbuatanmu yang baik maupun yang buruk (Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Qur’an surat Ali-’Imran
(3) ayat 96 :
96. (Sesungguhnya rumah) ibadah (yang mula-mula dibangun untuk
manusia adalah yang terdapat di Bakkah) Mekkah (yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi seluruh alam).
Qur’an surat Al-Maaidah (5) ayat 48 :
48.
(....Bagi tiap-tiap umat di antara kalian) wahai manusia (Kami berikan aturan dan jalan) agama
yang benar dan jelas yang harus mereka jalankan (Dan sekiranya Allah
menghendaki) semua manusia beriman kepada Allah (tentulah kamu dijadikan-Nya
satu umat) menjadi pemeluk agama Islam saja, pasti Allah memberi
petunjuk kepada manusia semuanya. Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan agama Allah
yang benar, Huud (11) ayat 118, Ar-Ra’du
(13) ayat 31, An-Nahl (16) ayat 93 dan
As-Sajdah (32) ayat 13 (tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lomba berbuat
kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, kemudian diberitahukan-Nya
kepadamu) di akhirat kelak (terhadap apa yang) dahulu ketika di
dunia
(kamu perselisihkan itu) yaitu mengenai masalah agama, ilmu
pengetahuan, keterangan mana yang benar dan mana yang salah.
Al-Qur’an memberikan 2 nama kepada
kota ini, yaitu Bakkah dan Mekkah. Bakkah berarti ”payudara” dan Mekkah berarti
’perut”. Seorang bayi diberi asupan makanan ibunya dari 2 tempat yaitu tali
pusar di dalam perut ketika masih di kandungan (rahim) ibunya dan dari payudara
setelah anak itu lahir ke dunia. Sepanjang nutrisi itu berada di dalam tubuh
yang hanya sekelompok kelenjar yang tersembunyi dan menjadi rahasia bagi dunia.
Tetapi apabila nutrisi itu telah keluar dari payudara, maka menjadi susu murni
yang mudah dicerna bagi yang meminumnya. Jadi Kuntap Sukt adalah kelenjar yang
tersembunyi di dalam perut yang sama artinya dengan Bakkah atau Mekkah tempat
yang pertama yang memberi nutrisi rohani (energi positif) bagi umat manusia. Dan
ketika manusia berkembang, kelenjar yang sama berubah menjadi susu segar di
dalam payudara dan sekarang umat manusia akan selamanya mampu mendapatkan
nutrisi rohani dari tempat yang sama yaitu ”Mekkah”. Kuntap Sukt ini sejak
dahulu menjadi teka-teki yang belum terpecahkan, namun setelah kedatangan Nabi
Muhammad saw yang menjadi utusan-Nya untuk menyampaikan risalah-Nya, Kuntap ini
tidak lagi menjadi teka-teki, Kuntap yang artinya kelenjar yang tersembunyi ini
sekarang telah menjadi susu murni rohani yang mudah dicerna oleh umat manusia.
Tetapi hanya mereka yang meneguk susu murni ini yang akan mengenali ibunya dan
berlari mendatangi ibunya untuk mendapatkan susu murni tersebut. Dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah dan petunjuk jalan yang lurus dari
Allah kemudian mereka menjadi orang-orang yang beriman dan bertakwa hanya
kepada Allah Yang Maha Esa.
Mantra 1 mengatakan : Dia akan disebut Narashansah. “Nara” artinya ”orang”, sedangkan “shansah” artinya “yang terpuji”, ”Narashansah” artinya ”orang yang terpuji”. Kata “Muhammad” dalam bahasa Arab juga berarti ”orang yang terpuji”. Narashansah dalam bahasa Sansekerta adalah identik dengan Muhammad dalam bahasa Arab, Narashansah = Muhammad. Jadi Narashansah adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad saw dan juga diramalkan pada tidak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam Kitab Weda dengan nama Narashansah yang artinya adalah sama dengan arti nama Muhammad dalam bahasa Arab. Dia akan disebut Kaurama yang artinya manusia yang menyebarkan dan mempromosikan perdamaian, yaitu seorang ”Pangeran Perdamaian” karena Nabi Muhammad saw mengkhotbahkan persamaan dan persaudaraan di antara umat manusia. Menurut ajaran Nabi Muhammad saw, tidak ada seorang pun yang bisa mengklaim superioritas berdasarkan kasta, varna, warna kulit, golongan dan sebagainya. Semua manusia berasal dari anak cucu Nabi Adam as dan beliau as diciptakan oleh Allah dari tanah, karena diciptakan dari zat yang sama, maka semua manusia adalah sama, hanya derajat keimanan dan ketakwaan yang membedakan kedudukannya di sisi Allah.
Qur’an surat
Al-Hujuraat (49) ayat 13 :
13. (Wahai manusia, sungguh, Kami
telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian Kami
menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa) yaitu orang mukmin yang mengerjakan
perintah-perintah Allah dan menjauhi perbuatan dosa-dosa. Jadi kemuliaaan atau
derajat seseorang di sisi Allah itu bukan
ditentukankan oleh kasta, varna, warna kulit, suku, bangsa, ras,
jabatan, kekayaan dan sebagainya (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) segala
sesuatu (lagi Maha Mengenal) makhluk-makhluk-Nya.
Tidak ada seorang pun dari makhluk-makhluk Allah yang
memiliki kehidupan sebelumnya kemudian lahir kembali (Reinkarnasi) yang bisa membuat manusia mengklaim superioritas atas
orang lain. Ide inkarnasi dan reinkarnasi (trasmigrasi jiwa dan tubuh),
perbedaan kasta, varna, warna kulit, golongan, suku, bangsa, ras dan sebagainya,
adalah hal-hal yang menjadi penyebab kesengsaraan, pertengkaran, penindasan,
kezhaliman dan pertumpahan darah antara umat manusia. Berbagai ide tersebut
adalah hal-hal yang menjadi bagian dari ajaran agama Hindu yang diada-adakan
atau dibuat-buat dan membentuk ciri-ciri khusus dari berbagai ajaran Weda. Tuhan (Vishnu) tidak turun ke dunia
kemudian menjelma (Inkarnasi) menjadi Kalki Awatara, Tidak ada Inkarnasi
Tuhan, semua itu hanya tipuan setan-setan jin dan setan-setan manusia saja, karena
Tuhan itu Maha Besar, Maha Tinggi, Maha Suci, Tuhan tidak sama dengan semua
ciptaan-Nya dan pasti Tuhan tidak menjelma menjadi apa pun. Dalam ajaran agama
Islam tidak ada Reinkarnasi dan tidak percaya adanya kehidupan sebelumnya dan
kelahiran kembali, manusia dilahirkan
ke alam dunia ini hanya satu (1) kali saja, kemudian meninggal dunia
dan arwahnya dimasukkan ke alam kubur/Barzakh/Barzah hingga hari kebangkitan
itu tiba yaitu hari Kiamat. Jadi yang
pasti, Nabi Muhammad saw tidak
memiliki kehidupan sebelumnya dan tidak pernah mengalami kelahiran kembali, Nabi Muhammad saw dilahirkan dari rahim
sang ibu Aminah ke alam dunia hanya satu kali saja di Kota Mekkah
pada hari Senin pagi tanggal 20 April 571 Masehi atau tanggal 9 Rabi’ul Awwal (Nissan)
tahun Gajah.
Qur’an surat An-Nisaa’ (4) ayat 120-121 :
120.
(Setan itu memberikan janji-janji pada mereka dan membangkitkan angan-angan
kosong) hayalan
yang pasti tidak akan pernah terjadi (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu)
kepada mereka (melainkan tipuan belaka) Al-Israa’ (17)
ayat 64.
121.
(Mereka) orang-orang kafir yang tertipu bisikan, godaan, hasutan dan tipuan setan (itu
tempatnya di Neraka Jahannam dan mereka tidak dapat menghindarkan diri) lari
(darinya).
Azab bagi orang-orang kafir di dunia dan di akhirat yang
sesat dan menyesatkan kebanyakan manusia.
Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 169
:
169. (Sesungguhnya) setan (itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan
keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah) yaitu
mengharamkan apa-apa yang dihalalkam oleh Allah dan menghalalkan apa-apa yang
diharamkan oleh Allah (seperti : inkarnasi Tuhan, reinkarnasi manusia, binatang
sapi disucikan haram memakan dagingnya sedangkan selain daging sapi semuanya halal
dimakan, menghalalkan bunuh diri dalam praktik ritual ’Sati’, pelaku Sati diberi janji-janji palsu dan angan-angan kosong
yang tidak akan pernah terjadi semuanya hanya hayalan belaka, karena tidak ada
reinkarnasi manusia dan pelaku Sati pasti akan masuk Neraka Jahannam kekal di
dalamnya untuk selama-lamanya, kasta-kasta yang lebih tinggi haram menyentuh
atau tersentuh orang-orang dari kasta terendah yaitu kasta ’haram’ Paria
(Dalit), jika sampai tersentuh harus mandi supaya suci kembali, haram jejak kakinya ada di tanah dan kaum Dalit wajib
menghapus jejaknya sendiri karena dianggap ’kotor’ oleh kasta-kasta di atasnya
dan masih banyak lagi yang haram dilakukan oleh kaum Dalit), umat Hindu
cukup mandi di Sungai Gangga untuk menghapus dosa-dosa dan supaya masuk Surga. Masih
banyak hal-hal dan hukum-hukum di dalam ajaran agama Hindu yang dibuat-buat
atau diada-adakan oleh manusia yang sangat bertentangan dengan hukum-hukum
Allah dan ilmu-ilmu yang ada di sisi Allah karena semua itu hanya bisikan, godaan,
tipuan dan hasutan setan-setan jin dan dibantu oleh setan-setan manusia.
Qur’an surat Al-An’aam (6) ayat 93 :
93.
(Dan
siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
Allah) mengada-adakan
dusta atau membuat-buat ajaran agama palsu berdasarkan hawa nafsunya dengan mengarang
(menulis) ayat-ayat, hukum-hukum, cerita-cerita dan sebagainya yang tidak
berdasarkan ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dari Allah yang menjadi
pegangannya dan tidak berdasarkan kitab wahyu yang memberi penerang atau tidak
berdasarkan kitab yang menunjukkan arah kebaikan, kemudian mengatakan kepada
manusia : ”Ini dari Tuhan.” Padahal bukan dari Allah (atau yang berkata : ”Telah
diwahyukan kepada saya.” Padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya
dan) juga (orang yang berkata : ”Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan
Allah.” Dan sekiranya engkau) Muhammad (melihat) peristiwa yang
sangat mengerikan (pada waktu orang-orang zhalim) kafir itu (berada dalam kesakitan sakratul
maut, sedangkan para malaikat) menyiksa mereka (memukul) muka dan
punggung mereka, Al-Anfaal (8) ayat 50 dan
Muhammad (47) ayat 27 (dengan tangannya) memakai gada-gada
(pemukul) besi sambil berkata dengan kasar kepada mereka (: ”Keluarkanlah nyawamu, pada
hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu
selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”) tidak mau bertobat
atas dosa-dosanya, tidak mau beriman (tidak percaya), mendustakan dan
mengingkari ayat-ayat Allah.
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 37 :
37. (Siapakah yang lebih zhalim daripada orang
yang membuat-buat dusta) kebohongan-kebohongan (terhadap Allah) dengan membuat
ajaran-ajaran agama palsu dan hukum-hukum palsu dan menyesatkan lalu mengatakan
: “Ini dari Allah” padahal bukan dari Allah, sehingga kebanyakan manusia
tersesat karenanya (atau mendustakan ayat-ayat-Nya) tidak percaya dan mengingkari
Al-Quran (Orang-orang itu akan memperoleh bagian mereka) yang telah
ditetapkan atas mereka (dalam Alkitab) Kehidupan Lauhul
Mahfudz yaitu apa saja yang telah ditetapkan dan tertulis untuk mereka tentang
rezeki, ajal, jodoh dan lain sebagainya (sampai datang kepada mereka) kepada orang-orang
kafir itu (utusan-utusan Kami) yaitu malaikat-malaikat pencabut nyawa
yang menjelma sosok pria berpakaian hitam yang wajahnya sangat menakutkan dengan
kulit hitam legam, bertubuh sangat besar (raksasa) kedua kakinya di tanah
kepalanya di Langit, berbulu kasar di bawah setiap helai rambut tubuhnya ada
kobaran api, tubuhnya berbau busuk, dari mulut dan hidungnya keluar jilatan api
yang berkobar-kobar dan sebagainya (untuk mencabut nyawa mereka) yang
telah sampai ajalnya (sambil mengatakan)
malaikat-malaikat itu bertanya kepada mereka dengan nada mengejek (:
“Di mana berhala-berhala yang biasa kamu sembah) di mana tuhan-tuhanmu
yang selalu kamu puja-puja itu (selain Allah.” Mereka menjawab :
“berhala-berhala itu telah lenyap dari kami”) sehingga kami tidak dapat
melihatnya (dan mereka mengakui terhadap diri mereka) pada saat sakratul
maut di mana nyawa sampai di kerongkongan sehingga iman seseorang tidak
diterima oleh Allah (bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir). Bagaimanakah keadaan orang-orang kafir
apabila malaikat mencabut nyawa mereka dengan keras sambil memukul muka dan
punggung mereka dengan pemukul-pemukul besi. Ketika
orang-orang kafir diazab di dalam Neraka Jahannam, mereka berusaha keluar
darinya, setiap kali mereka hendak keluar dari Neraka tempat mereka diazab
karena tersiksa, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. Mereka dipukuli
dengan pemukul-pemukul besi supaya kembali lagi ke Neraka. Dan malaikat-malaikat
berkata : ”Rasakanlah oleh kalian siksa (azab) yang membakar ini.” Al-An’aam (6) ayat 61, Al-Anfaal (8) ayat
50, Al-Hajj (22) ayat 22, As-Sajdah (32) ayat 11, Muhammad (47) ayat 27 dan An-Naazi’aat (79) ayat 1.
Qur’an surat An-Nahl (16) ayat 116 :
116.
(Dan janganlah kalian mengatakan terhadap
apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta : ”Ini halal dan ini
haram.” Untuk mengada-adakan) membuat-buat (kedustaan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kedustaan terhadap Allah tidaklah beruntung) mereka pasti merugi.
Qur’an surat Al-’Ankabuut (29) ayat
13 dan 52 :
13. (Dan mereka) yang membuat-buat dusta terhadap Allah dengan
membuat ajaran-ajaran agama palsu, hukum-hukum palsu dan cerita-cerita palsu
kemudian mengatakan : ”Ini dari Tuhan.” Padahal karangannya sendiri, maka
orang-orang kafir itu (benar-benar akan memikul dosa mereka dan
dosa-dosa yang lain bersama dosa-dosa mereka sendiri) karena sesat dan
menyesatkan kebanyakan manusia (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada
hari Kiamat tentang apa-apa) yaitu kedustaan mereka terhadap
Allah
(yang selalu mereka ada-adakan).
52. (....Dan orang-orang yang
percaya kepada yang batil) keterangan yang salah atau tidak benar (dan
ingkar kepada) ayat-ayat (Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi)
karena tersesat dari jalan agama yang benar seumur hidupnya dan di
akhirat kelak akan dimasukkan ke Neraka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ (21)
ayat 30 :
30. (Apakah orang-orang
yang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya Langit dan Bumi itu keduanya dahulu
merupakan suatu yang menyatu) dengan kepadatan yang tidak terhingga (kemudian Kami
pisahkan keduanya) Allah ledakkan dalam waktu sesaat yang dikenal dengan nama ‘Big Bang Theory’ artinya Teori Ledakan Besar (Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?) Mengapa orang-orang kafir itu tidak juga mau
beriman? Padahal bukti penelitian sains sudah jelas!
Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar, Maha Kuat,
Maha Perkasa, Maha Meliputi dan Maha Bercahaya yang cahaya-Nya saja sudah bisa
menghancurkan Langit dan Bumi dan segala isinya yang diciptakan oleh Allah dari
Universal
Gas/gas alam semesta/gas
Hidrogen. Gas Hidrogen itu
terdiri dari 1 atom elektron + 1 atom proton, Gas Hidrogen adalah gas yang
paling ringan dan paling rapuh.
Qur’an surat Al-An’aam (6) ayat 103
:
103.
(Dia)
Allah (tidak
dapat dijangkau oleh penglihatan mata) semua makhluk-Nya di
dunia
(sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan) Allah Maha
Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata (tampak) dari
segala ciptaan-Nya di alam semesta, karena Allah Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha
Mengetahui dan Maha Melihat, Al-Maaidah
(5) ayat 97, 109, 116, Al-An’aam (6)
ayat 73, At-Taubah (9) ayat 78, 94,
105, Ar-Ra’du (13) ayat 9, Al-Mu’minuun (23) ayat 92, An-Naml (27) ayat 65,
As-Sajdah (32) ayat 6, Sabaa’ (34) ayat 3, 48, Az-Zumar (39) ayat 46,
Al-Hujuraat (49) ayat 18, Al-Hasyr (59) ayat 22, Al-Jumu’ah (62) ayat 8,
At-Taghaabun (64) ayat 18 dan Al-Jin
(72) ayat 26 (dan Dia-lah Yang Maha Halus
lagi Maha Mengetahui) Al-Mulk (67) ayat 14, segala yang tersembunyi
dari jangkauan akal/kecerdasan/IQ,
ilmu dan segala macam indera makhluk-makhluk-Nya di alam semesta. Allah
mengetahui yang terang dan yang tersembunyi dan tidak ada yang tersembunyi
bagi-Nya.
Qur’an surat Al-A’raaf
(7) ayat 143 :
143. (“Dan ketika Musa datang untuk munajat dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan)
waktu yang telah Allah janjikan kepada Nabi Musa as akan berbicara dengannya
pada waktu itu (dan Tuhan telah berfirman kepadanya) dari belakang tabir
(hijab), Asy-Syuuraa (42) ayat 51
dengan nyata (sebenarnya) secara langsung tanpa perantara Malaikat Jibril as
dan juga tidak lewat mimpi dengan pembicaraan yang dapat Nabi Musa as dengar dari
segala penjuru karena suara Allah bergema, Nabi Musa as (berkata : “Ya Tuhanku,
tampakkanlah kepadaku) diri Engkau
(agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman : ”Kamu sekali-kali tidak
dapat)
mampu atau tidak bisa (melihat-Ku) di dunia (tetapi
lihatlah kepada gunung itu) yang bangunannya lebih
kuat dan lebih keras daripada dirimu Musa (gunung itu lebih kuat dan lebih
keras dari tubuh material Nabi Musa as) (maka jika ia) gunung batu
granit yang sangat keras itu (tetap pada tempatnya) jika gunung
tersebut tidak hancur dan tetap tegak berdiri seperti sediakala saat
tersinari cahaya-Ku (maka engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya
tampak) yaitu Allah menampakkan sebagian dari cahaya-Nya yang sangat
luar biasa kecil, yaitu hanya sebesar ½ jari manis. Hadits riwayat Al-Hakim.
Allah Maha Besar, Maha Bercahaya, Maha Kuat dan Maha Perkasa, padahal hanya
baru sebagian dari cahaya-Nya saja, belum Allah yang menampakkan diri (bagi)
menyinari (gunung itu, menjadikan) membuat (gunung
itu hancur luluh) gunung batu granit itu hancur lebur rata dengan tanah
(dan
Musa jatuh pingsan) tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat
dan mendengar gunung hancur di depan matanya dan gunung yang dipijaknya
bergetar hebat (maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata : ”Maha Suci Engkau, aku
bertobat kepada Engkau) dari permintaan yang aku tidak diperintahkan
mengemukakannya (dan aku orang yang pertama-tama beriman”) di zamanku ini.
Gunung-gunung batu yang letaknya lebih jauh di sekitar di puncak Jabal Musa,
Gunung Sinai tempat dulu Nabi Musa as bermunajat kepada Allah setelah tersinari
sebagian kecil sekali dari cahaya Allah tersebut, memang berbeda. Gunung-gunung
batu granit tersebut bebatuannya tampak terbelah pecah berantakan seperti
pernah dilanda gempa Bumi. Ketika bangsa Israel diperintah untuk beriman,
mereka menolak kemudian mengatakan bahwa mereka tidak akan beriman sebelum
mereka melihat Allah dengan jelas di hadapan mereka. Itu sebabnya bangsa Israel
disambar petir hingga tewas, sedangkan mereka menyaksikan peristiwa yang
menimpa diri mereka itu. Itu azab dari Allah, karena mereka durhaka, ingkar dan
mendustakan Allah dan rasul-rasul-Nya, padahal telah banyak bukti yang sangat
jelas dan sangat luar biasa menakjubkan yang mereka saksikan dan alami, tetapi
mereka tetap mengingkarinya. Setelah itu Allah menghidupkan kembali bangsa
Israel dari kematian mereka akibat disambar petir hingga tewas, supaya bangsa
Israel bersyukur atas nikmat karunia dari Allah, karena mereka masih diberi
kesempatan untuk bertobat, Al-Baqarah
(2) ayat 55-56 dan An-Nisaa’ (4) ayat
153. Silahkan baca artikel PROSES
PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI naresvari.blogspot.com
Qur’an surat Yunus (10) ayat 26 :
26. (Bagi orang-orang yang berbuat
baik) beramal
saleh dan beriman (ada pahala yang terbaik) yaitu masuk Surga (dan
tambahannya) yaitu melihat wajah Allah ’Azza wa Jalla (Dan
wajah mereka tidak pernah ditutupi debu hitam dan tidak pernah pula dalam
kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya).
Hadits dari Abu Hurairah ra : ”Sesungguhnya orang-orang (para sahabat) bertanya.”
Para sahabat :
”Wahai Rasulullah, apakah kami akan melihat Tuhan kami pada hari Kiamat nanti?”
Rasulullah saw
balik bertanya: ”Apakah kalian akan mengalami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika
melihat Bulan pada malam purnama?”
Mereka menjawab :
”Tidak, wahai Rasulullah.”
Beliau saw
bertanya lagi :
”Apakah kalian juga akan mengalami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika
melihat Matahari yang tanpa diliputi oleh awan?”
Mereka menjawab :
”Tidak, wahai Rasulullah.”
Maka beliau saw
bersabda : ”Sesungguhnya, begitu pula
ketika kalian nanti (di kampung
akhirat, dapat) melihat Tuhan kalian (Allah
’Azza wa Jalla dengan mata kepala
sendiri)....”
Nabi Muhammad saw berdoa :
”(Ya Allah) Aku memohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di akhirat
kelak), dan aku memohon kepada-Mu
kerinduan untuk bertemu dengan-Mu (sewaktu di dunia)....” Hadits shahih riwayat An-Nasa’i. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim.
Nabi Muhammad saw bersabda :
”Ketahuilah, sesungguhnya kalian akan dihadapkan kepada
Tuhan kalian, maka kalian akan melihat Tuhan kalian (di akhirat kelak), sebagaimana
kalian melihat bulan ini (dalam permulaan hadits diceritakan, pada waktu
itu Nabi Muhammad saw sedang melihat Bulan yang tengah purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika
melihat-Nya (kalian tidak akan ditimpa kesulitan dalam melihat-Nya). Oleh karena itu, jika kalian mampu, untuk
tidak mengabaikan shalat (Shubuh)
sebelum terbit Matahari dan shalat (Ashar) sebelum terbenam Matahari, maka kerjakanlah (jangan lalai).” Hadits riwayat Muslim dan Syaikhain.
Nabi Muhammad saw bersabda :
”Apabila penghuni Surga telah masuk Surga, Allah ’Azza wa
Jalla berfirman : ”Apakah kalian menginginkan sesuatu sebagai tambahkan (dari kenikmatan Surga)?” Maka
mereka menjawab : ”Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami putih
berseri? (Qur’an surat Ali-’Imrab ayat 106-107 dan Al-Qiyaamah ayat 22-23) Bukankah engkau telah memasukkan kami ke
dalam Surga dan menyelamatkan kami dari (azab api) Neraka?” Maka (pada waktu itu) Allah ’Azza wa Jalla membuka
hijab (tabir yang menutupi wajah-Nya), dan
penghuni Surga tidak pernah dianugerahi sesuatu (kenikmatan) yang lebih mereka senangi dibandingkan
anugerah melihat (wajah) Allah ’Azza
wa Jalla.” Hadits riwayat Muslim.
Qur’an surat
Ali-’Imran (3) ayat 106-107 :
106.
Ingatlah (Suatu hari di mana) pada hari Kiamat itu (ada
wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam legam. Adapun
orang-orang yang berwajah hitam) legam, yaitu orang-orang kafir yang kemudian
mereka dilemparkan ke dalam Neraka dan kepada mereka dikatakan sebagai celaan :
(”Mengapa kamu kafir setelah beriman?) yaitu pengambilan ikrar/janji
yang sungguh-sungguh/kesaksian dari ruh-ruh makhluk-Nya sewaktu di alam ruh
dahulu dan mereka telah berjanji untuk beriman kepada Allah, Al-A’raaf (7) ayat 172 (Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”).
107.
(Dan adapun orang-orang) saleh (yang wajahnya menjadi putih berseri,
mereka berada dalam rahmat Allah) dalam Surga-Nya (mereka kekal di dalamnya).
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 172 :
172.
(Dan) ingatlah (ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka yaitu anak cucu mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa) ruh (mereka) seraya
berfirman (: “Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka) ruh-ruh sewaktu di
alam ruh (menjawab : “Betul) Engkau adalah Tuhan kami
(kami menjadi saksi”) Allah lakukan yang demikian itu yaitu mengambil kesaksian
ruh-ruh manusia dan jin bahwa mereka di hadapan Allah di alam ruh dahulu telah
berjanji beriman kepada Allah, Al-Hadiid
(57) ayat 8 supaya (di hari Kiamat kelak kalian tidak
mengatakan : “Sesungguhnya kami) Bani Adam (terhadap hal-hal ini) tentang keesaan
Tuhan atau ajaran tauhid yang dibawa oleh nabi-nabi Allah itu
(adalah orang-orang yang lalai”) maksudnya supaya mereka tidak
mengatakan : “Kami tidak mengetahuinya.”
Qur’an surat Al-Hadiid (57) ayat 8 :
8.
(Dan mengapa kalian) wahai manusia (tidak beriman kepada Allah, padahal Rasul)
Muhammad saw dan para utusan Allah yang lain (menyuruh kalian beriman kepada
Tuhan kalian) Allah (Dan sesungguhnya Dia telah mengambil
perjanjian kalian) Allah telah mengambil perjanjian ruh kalian sewaktu
kalian masih berada di alam ruh dahulu, dan ruh kalian telah bersaksi bahwa
Allah adalah Tuhan kalian, Al-A’raaf (7)
ayat 172 (jika kalian) sewaktu
berada di alam ruh (adalah orang-orang yang beriman) kepada Allah Tuhan Yang Maha
Esa, maka bersegeralah kalian beriman kepada-Nya dan janganlah menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apa pun.
Qur’an surat Al-Qiyaamah (75) ayat 22-23 :
22. (Wajah-wajah) orang-orang mukmin yang saleh
(pada hari itu berseri-seri) karena mereka dimasukkan oleh Allah ke
dalam Surga-Nya.
23.
Orang-orang mukmin yang saleh itu (Melihat kepada Tuhan mereka) mereka
dapat melihat wajah Allah dari Surga kelak.
Karena alam semesta ini diciptakan oleh Allah dari gas Hidrogen yang paling
ringan dan paling rapuh maka sangat sensitif terhadap perubahan kecepatan atau
perlambatan gerakan Langit dan Bumi dengan angka sekecil apa pun yang bisa
membuat keduanya mengalami kehancuran kemudian lenyap sebelum waktunya.
Qur’an surat Al-Furqaan (25) ayat 2 :
2.
(...dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan
serapi-rapinya).
Qur’an surat Ad-Dukhaan (44) ayat 38 :
38. (Dan Kami) Allah (tidak menciptakan Langit dan Bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dengan bermain-main).
Qur’an surat Al-Jin (72) ayat 28 :
28. Tetapi Allah menciptakan keduanya dengan
keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akurat (...dan Dia menghitung segala
sesuatu) yang diciptakan-Nya (satu per satu) Allah Maha Teliti
dan supaya Langit dan Bumi berjalan sesuai ketetapan–Nya, maka Allah telah
merencanakan semua yang diciptakan-Nya itu dengan sangat cermat dan dengan
ketelitian yang sungguh tidak terbayangkan.
Qur’an surat Faathir (35) ayat 41 :
41. (Sesungguhnya Allah
menahan Langit dan Bumi supaya jangan lenyap) sebelum hari Kiamat (dan
sungguh, jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahan
keduanya selain Allah) maka Allah
tidak menampakkan diri di dunia supaya Langit dan Bumi tidak hancur dan musnah
sebelum waktunya yaitu pada hari Kiamat nanti (Sesungguhnya Dia Maha Penyantun
lagi Maha Pengampun) maka Allah masih menunggu
berimannya dan bertobatnya orang-orang kafir itu, oleh karenanya Allah
menangguhkan azab-Nya terhadap mereka yang belum mau atau tidak mau beriman
kepada Allah dan rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad saw hingga waktu yang telah
ditetapkan oleh Allah atas orang-orang kafir yang menyombongkan diri tersebut.
Hanya makhluk-makhluk ghaib yang
menjelma menjadi sesuatu, yaitu para malaikat, sebagian bangsa jin, Iblis dan
keturunannya setan-setan, sedangkan Allah adalah Tuhan Yang Maha Ghaib, Allah bukan
makhluk dan Dia tidak sama dengan makhluk-makhluk-Nya, Allah tidak berbentuk
apa pun, maka Allah tidak menjelma menjadi apa pun. Mustahil Allah Tuhan Yang
Maha Besar, Maha Suci dan Maha Meliputi seluruh alam turun ke dunia menjelma
menjadi manusia Kalki Awatara yang bentuk badannya sangat luar biasa jauh jauh
jauh lebih kecil daripada Langit dan Bumi yang wujud dari keduanya itu bagaikan
sebutir pasir di pantai. Dan jelas-jelas keadaan jasmani dan rohani Kalki
Awatara sangat luar biasa jauh jauh jauh tidak sama dengan Dzat Tuhan Allah
Yang Maha Suci. Yang benar adalah, Tuhan Allah melalui Malaikat Jibril as
mengutus Kalki Awatara menjadi nabi dan rasul utusan-Nya yang terakhir (penutup
nabi-nabi) dan membawa Kitab suci Al-Qur’an untuk misi penyelamatan umat
manusia di seluruh dunia ke jalan agama yang benar yaitu agama Islam yang
syariat-syariat ibadahnya membuat organ-organ tubuh manusia bekerja dengan
sempurna sehingga menyehatkan jasmani dan rohani mereka. Maka Allah mengutus ’Pangeran
Perdamaian’ yaitu Nabi Muhammad saw pada akhir zaman Kaliyuga (Jahiliyah)
yaitu zaman kegelapan di mana manusia sangat jauh dari nilai-nilai kemanusiaan
karena berlaku hukum rimba, kerusakan-kerusakan moral dan kebodohan (kesesatan)
umat manusia dari segi agama yang benar pada tingkatan yang sangat rendah (paling
parah) yang merata di seluruh dunia. Kemudian Nabi Muhammad saw meruntuhkan rantai
perbudakan jasmani dan rohani ini dan menyelamatkan dunia dari hukum-hukum yang
dibuat-buat oleh manusia yang menyesatkan umat manusia di seluruh dunia. Karena
hukum-hukum yang dibuat oleh manusia tersebut sangat bertentangan dengan
hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Tuhan Yang Maha Pencipta, Maha
Pemberi Petunjuk, Maha Benar, Maha Berilmu, Maha Sempurna dan Maha Berkehendak.
Dan kata Kaurama juga bisa berarti seorang pengelana atau emigran,
dan ini sangat sesuai dengan Nabi Muhammad saw karena beliau saw adalah orang yang hijrah (pindah) dari Kota Mekkah ke Kota
Madinah. Hijrah Nabi Muhammad saw ini merupakan fakta sejarah yang menandai
awal sebuah era baru, hijrah yang dalam penanggalan Islam adalah akhir dari
kesengsaraan Nabi Muhammad saw dan umat Islam yang waktu itu masih berjumlah
sedikit dan tertindas di tanah kelahirannya sendiri yang diakibatkan oleh orang-orang
kafir Quraisy. Dan hijrah juga menandai awal dari kemakmuran dan keberhasilan dakwah
Nabi Muhammad saw, jadi Kaurama bisa berarti Nabi Muhammad saw
itu adalah seorang Pangeran Perdamaian yang hijrah dari Kota Mekkah ke Kota
Madinah. Dia akan dilindungi dari Rushama. Nabi Muhammad
saw akan dilindungi oleh Allah dari musuh-musuh yang akan dikalahkannya yang
berjumlah sekitar 60.090 jiwa (orang). Jumlah tersebut sebanyak penduduk Kota Mekkah
yang pada masa Nabi Muhammad saw masih hidup, juga berjumlah sekitar 60.000
jiwa dan mereka sangat memusuhi dan berusaha membunuh Nabi Muhammad saw.
Mantra 2 mengatakan : ”20 ekor unta menarik keretanya, dan dia duduk di dalamnya bersama istri-istrinya. Atap kereta mengangguk-angguk dibuai sentuhan Langit.” Karena ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa rishi yang dijanjikan adalah seorang Arab karena dia nabi yang naik unta. Ini berarti dia atau rishi yang dimaksud dalam ayat tersebut bukan berasal dari golongan Brahmana India tetapi dia adalah orang asing. Di dalam berbagai syariat Dharmasastra (Manusmriti V:8:18), daging dan unta haram bagi Rishi India, termasuk haram hukumnya bagi Rishi India menunggang unta. Karena dikatakan dalam Manusmriti 11:202 : ”Seorang Brahmana akan tercemar karena sengaja menunggang keledai atau unta dan mandi telanjang. Pencemaran ini baru dihilangkan dengan menahan nafas selama-lamanya.” Larangan di dalam Dharmasastra sesuai dengan fakta bahwa tidak boleh ada ambiguitas dalam menerjemahkan nubuat ini, dan seharusnya jelaslah bahwa rishi yang dijanjikan bukan berasal dari India, melainkan seorang nabi penunggang unta dari Tanah Arab. Tidak ada seorang Rishi India pun yang menunggang unta kecuali nabi dari Jazirah Arab yang acap menunggang unta dan meminum susu unta. Tanah bangsa Arab ini dikenal di seluruh dunia karena unta-untanya dan penunggang-penunggangnya. Jadi jelas, Maharishi atau Kalki Avtar atau nabi Allah yang diramalkan ini bukan dari golongan Brahmana India (pendeta tinggi agama Hindu), tetapi orang asing yang berasal dari Tanah Arab, seorang penunggang unta dan juga meminum susu unta.
Mantra 3 mengatakan : ”Dia memberikan kepada Mamah Rishi 100 koin emas, 10 rangkaian bunga, 300 kuda tunggangan dan 10 ribu ekor sapi.” Ayat ini menyebut bahwa nama Rishi itu adalah Mamah. Tidak ada Rishi yang bernama seperti ini di India ataupun nabi lain yang bernama seperti ini. Kata ini berakar dari kata Mah yang berarti ”sangat terpuji, dihormati, dihargai, disanjung.” Ini cocok dengan nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw. Mamah = Muhammad, Maharishi (Rishi) dalam bahasa Sansekerta artinya nabi dalam bahasa Arab, rishi = nabi.
Mantra 4 mengatakan : ”Dia adalah ”Washwereda (Rebb)” artinya ”orang yang terpuji”. Nabi Muhammad saw dipanggil ”Muhammad” artinya sama “orang yang terpuji” atau ”Ahmad” dalam bahasa Arab artinya juga ”terpuji”, terjemahannya dalam bahasa Sansekerta adalah ”Rebb”, jadi nama Muhammad (Ahmad) = Rebb.
Mantra 2 mengatakan : ”20 ekor unta menarik keretanya, dan dia duduk di dalamnya bersama istri-istrinya. Atap kereta mengangguk-angguk dibuai sentuhan Langit.” Karena ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa rishi yang dijanjikan adalah seorang Arab karena dia nabi yang naik unta. Ini berarti dia atau rishi yang dimaksud dalam ayat tersebut bukan berasal dari golongan Brahmana India tetapi dia adalah orang asing. Di dalam berbagai syariat Dharmasastra (Manusmriti V:8:18), daging dan unta haram bagi Rishi India, termasuk haram hukumnya bagi Rishi India menunggang unta. Karena dikatakan dalam Manusmriti 11:202 : ”Seorang Brahmana akan tercemar karena sengaja menunggang keledai atau unta dan mandi telanjang. Pencemaran ini baru dihilangkan dengan menahan nafas selama-lamanya.” Larangan di dalam Dharmasastra sesuai dengan fakta bahwa tidak boleh ada ambiguitas dalam menerjemahkan nubuat ini, dan seharusnya jelaslah bahwa rishi yang dijanjikan bukan berasal dari India, melainkan seorang nabi penunggang unta dari Tanah Arab. Tidak ada seorang Rishi India pun yang menunggang unta kecuali nabi dari Jazirah Arab yang acap menunggang unta dan meminum susu unta. Tanah bangsa Arab ini dikenal di seluruh dunia karena unta-untanya dan penunggang-penunggangnya. Jadi jelas, Maharishi atau Kalki Avtar atau nabi Allah yang diramalkan ini bukan dari golongan Brahmana India (pendeta tinggi agama Hindu), tetapi orang asing yang berasal dari Tanah Arab, seorang penunggang unta dan juga meminum susu unta.
Mantra 3 mengatakan : ”Dia memberikan kepada Mamah Rishi 100 koin emas, 10 rangkaian bunga, 300 kuda tunggangan dan 10 ribu ekor sapi.” Ayat ini menyebut bahwa nama Rishi itu adalah Mamah. Tidak ada Rishi yang bernama seperti ini di India ataupun nabi lain yang bernama seperti ini. Kata ini berakar dari kata Mah yang berarti ”sangat terpuji, dihormati, dihargai, disanjung.” Ini cocok dengan nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw. Mamah = Muhammad, Maharishi (Rishi) dalam bahasa Sansekerta artinya nabi dalam bahasa Arab, rishi = nabi.
Mantra 4 mengatakan : ”Dia adalah ”Washwereda (Rebb)” artinya ”orang yang terpuji”. Nabi Muhammad saw dipanggil ”Muhammad” artinya sama “orang yang terpuji” atau ”Ahmad” dalam bahasa Arab artinya juga ”terpuji”, terjemahannya dalam bahasa Sansekerta adalah ”Rebb”, jadi nama Muhammad (Ahmad) = Rebb.
Beberapa ramalan lainnya : Dalam Kitab Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada Perang Ahzab (Khandaq) yang mana Nabi Muhammad saw mengalahkan musuh yang berjumlah sekitar 10.000 orang tanpa pertumpahan darah karena Allah menimpakan azab dengan 2 sarana yang tidak melibatkan kaum muslimin sama sekali. Pertama : Allah memberi hidayah kepada Nu’aim bin Mas’ud seorang pria dari kaum musyrikin yang diberi tugas oleh Rasulullah saw untuk memecah kekuatan musuh dengan mengadu domba Bani Quraizhah (kaum Yahudi) dan kaum musyrikin Quraisy yang membuat mereka salah paham dan saling tidak mempercayai, sehingga masing-masing dari mereka menuduh yang lainnya telah berkhianat. Kedua : Allah mengirimkan tentara-tentara malaikat dan topan badai yang suhunya sangat dingin menggigit tulang pada malam hari yang menghempaskan dan mengobrak-abrik perkemahan dan perbekalan musuh termasuk membunuh banyak binatang ternak kaum musryikin, sehingga keesok harinya seluruh musuh pulang dari medan tempur Khadaq dengan tangan hampa setelah mereka mengepung Kota Madinah selama lebih dari sepuluh (10) hari.
Dalam Kitab Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa ”Abandu” akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim yang mendapat pujian. Ini mengarah pada Nabi Muhammad saw yang memang seorang yatim sejak lahir dan arti kata ”Ahmad” dalam bahasa Arab adalah ”yang terpuji”, yang akan mengalahkan kepala suku dari suku-suku Arab Quraisy yang ada di sekitar Kota Mekkah yang berjumlah sekitar kepala 20 suku.
Dalam Kitab Rgveda (Regweda) Book 1 Hymn 53 V. 9 : Nabi Muhammad saw dipanggil dengan sebutan “Suslama” yang artinya lagi-lagi adalah ”orang yang terpuji” yang merupakan arti nama ”Muhammad”.
Dalam Kitab Samaveda (Samaweda) Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa dia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad saw yang tidak disusui oleh ibunya tetapi oleh wanita lain Halimah Al-Sa’diyah.
Dalam Kitab Samaveda Uttararchika Mantra 1.500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugerahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad saw yang akan dianugerahi Kitab suci Al-Qur’an. Tetapi karena orang India yang berbahasa Sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang menerima undang-undang abadi.” Padahal arti yang seharusnya adalah “Ahmad (Nabi Muhammad saw) sendiri yang dianugerahi undang-undang abadi (Kitab suci Al-Qur’an).”
Nabi Muhammad saw diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam Kitab-kitab Weda. Kalky Avtar salah satu ramalan kedatangan Nabi Muhammad saw yang sangat terkenal yang juga telah membuat seorang Brahmana Hindu dari Bengali dan professor bahasa dari Universitas ALAHABAD India mengajak kepada umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya ramalan penting dalam 18 Kitab Purana salah satu kitab smriti Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu dari seorang ”pembimbing dan pemimpin” yang disebut Kalky Avatar (Avtar), baca : autar. “av” artinya turun dan “tr”artinya melewati. Jadi arti kata Avtar adalah “diturunkan” atau ”diutus untuk turun”. Kalky Avtar artinya adalah : “utusan terakhir” yang diyakini oleh umat Hindu akan menjadi panutan umat manusia. Ciri-ciri Kalki Avtar sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw, dalam Kitab Weda (salah satu ajaran Hindu) disebutkan mengenai ciri-ciri Kalki Avtar di antaranya bahwa dia akan dilahirkan di sebuah daratan Arabia yaitu di Semenanjung (Jazirah) Arab. Profesor Pundit Vedaprakash Upadhyai yang menulis buku berjudul “Kalky Avtar”, secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah membuktikan bahwa Kalki Avtar tidak lain adalah Nabi Muhammad saw (Upadhyai, www.themodernreligion.com). Profesor Pundit Vedaprakash mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, karena menurutnya, sebenarnya Nabi Muhammad saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual dalam agama Hindu. Disebutkan dalam Nashpropesy, Nabi Muhammad saw diramalkan dengan nama Kalky Avtar dan Amtim Rishi. Sedangkan dalam Kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Avtar dan kedatangannya, di antara ayat-ayat itu adalah sbb :
Dalam Kitab Baghavatapurana
Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan : dalam rumah Vishnuyash
akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa
dunia yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik dan menonjol (Rasulullah
saw sebagai Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik). Dia akan diberi
tanda-tanda.
Dalam Kitab Baghavatapurana
Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat
di rumah Vishnuyash dilahirkan Kalki Avtar yang diramalkan akan menjadi
penguasa dunia yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik dan menonjol. Di
rumah Vishnuyash berarti di rumah pengikut
Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah Nabi Muhammad saw bernama Abdullah yang
artinya adalah pengikut Tuhan (hamba Allah).
Orang Islam menyebut “Allah” sebagai
Tuhan, sedang orang Hindu menyebut “Vishnu”
sebagai Tuhan. Jadi ”di rumah Vishnuyash”
= ”di rumah Abdullah”.
Dalam Kitab Kalikapurana (Kalkipurana) (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Vishnuyash pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar. Sambala bahasa Arabnya adalah tempat yang aman dan damai. Nabi Muhammad saw dilahirkan di Mekkah yang terkenal dengan nama “Darul Aman” artinya ”tempat yang aman dan damai”. Akan lahir di antara kepala suku Sambala, artinya Nabi Muhammad saw akan lahir di antara kepala suku di Mekkah.
Dalam Kitab Kalkipurana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya mengalahkan orang-orang jahat. Nabi Muhammad saw akan dibantu oleh 4 sahabat utama dan para sahabat yang lain untuk mengalahkan orang-orang kafir, fasik, zhalim dan untuk menyebarkan misi penyelamatan umat manusia. Kita mengetahui sahabat-sahabat Rasulullah saw, yaitu : Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin ’Affan, Ali bin Abi Thalib, Bilal bin Rabah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, Abdullah bin Salam, Thalhah bin Ubaidillah, Ja’far bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, Abdullah bin Rawahah, Abu Ayyub Al-Ansari, Abdullah ibnu Umm Maktum, Zubair bin ’Awwam, Abdur-Rahman bin ’Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Dzar Al-Ghifari, Amr bin ’Ash, Salman Al-Farisi, Anas bin Malik, Khalid bin Walid dan lain-lain.
Dalam Kitab Kalkipurana (2) : 7 disebutkan bahwa Kalki Avtar akan dijaga oleh malaikat di medan perang.
Dalam Kitab
Kalkipurana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Vishnuyash
dan dalam rumah Sumati, Kalki
Avtar akan lahir.
Dalam Kitab Kalkipurana (2) : 15 disebutkan bahwa dia (Kalki Avtar) akan lahir pada bulan pertama Madhop
Semua ramalan yang disebut di atas tadi tidak lain merujuk pada Nabi Muhammad saw. Penjelasannya demikian :
Dilahirkan pada bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad saw lahir tanggal 9 Rabi’ul Awwal.
Ramalan dalam Kitab Purana disebutkan bahwa Kalki Avtar
adalah utusan terakhir dari Tuhan yang akan membimbing seluruh umat manusia ke
jalan agama yang benar atau lurus :
1.
Kalki Avtar akan memperoleh bimbingan (pengajaran) dari Bhagavan/Bhagwan/Tuhan.
Kalki Avtar memperoleh bimbingan dari Allah melalui utusan-Nya di dalam gua
yang terdapat di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara. Allah
mengutus Malaikat Jibril as untuk menyampaikan wahyu dari Allah kemudian
memberikan bimbingan atau mengajarkan ajaran agama Islam kepada Nabi Muhammad
saw yang sedang bertahannuts (menyendiri)
di Gua Hira di puncak Jabbal Nur (Bukit Cahaya) yang terletak lebih dari 3 km
di utara Kota Mekkah. Permulaan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw adalah
ar-ru’ya
ash-shalihah (shadiqah) artinya ’mimpi yang benar dalam tidur’ kepada beliau
saw yang datang seperti cahaya Shubuh dan itu terjadi selama 6 bulan. Kemudian
Nabi Muhammad saw dianugerahi kecintaan untuk senang menyendiri, lalu beliau
saw memilih Gua Hira untuk menyendiri beberapa malam dengan membawa bekal air
dan roti gandum. Kemudian pulang ke rumah untuk mengambil bekal terus pergi lagi
ke arah utara untuk kembali bertahannuts di Gua Hira, hal itu berlangsung
berkali-kali. Ketika Nabi Muhammad saw sedang bertahannuts di Gua Hira memasuki
tahun ke-3, tepatnya hari Senin 21 Ramadlan (10 Agustus 610 M, Qur’an surat Ad-Dukhaan (44) ayat 2-6 dan Al-Qadr (97) ayat 1-5), pada waktu
Nabi Muhammad saw berusia lebih 40,5 tahun Hijriah atau hampir 40 tahun Masehi.
Allah memerintahkan Malaikat Jibril as turun ke dunia menemui Nabi Muhammad saw
untuk memberikan wahyu pertama saat beliau saw terjaga (tidak tidur) dan
mengangkat Nabi Muhammad saw menjadi utusan Allah yang terakhir atau penutup
nabi-nabi.
2. Kalki Avtar akan memiliki
sifat-sifat yang sangat mulia. Persis seperti sifat-sifat Nabi Muhammad saw yang
terdapat dalam Al-Qur’an.
Qur’an surat Al-Qalam (68) ayat 4 :
- (Dan sesungguhnya engkau) Muhammad (benar-benar berbudi pekerti yang
luhur).
3.
Kalki Avtar sebagai Amtim Rishi
utusan terakhir dari Tuhan (prophet of Bhagavan) yang akan membimbing seluruh
umat manusia. Nabi Muhammad saw hidup pada zaman Jahiliyah di Kota Mekkah atau
di Jazirah Arab yang penuh dengan kegelapan, kemudian Nabi Muhammad saw penutup
nabi-nabi diutus oleh Allah untuk menjadi pembimbing dan penyelamat seluruh
umat manusia (semua bangsa) di dunia ke jalan agama Allah yaitu agama Islam
yang terang benderang. Profesor (bahasa) Pundit Vedaprakash Upadhyai mengatakan
bahwa kebenaran ini hanya terjadi pada Nabi Muhammad saw, karena semua utusan
Allah yang datang sebelumnya diutus oleh Tuhan hanya untuk membimbing dan
menyelamatkan bangsa mereka masing-masing.
Qur’an surat Al-Ahzab
(33) ayat 40 :
- (Muhammad itu sekali-kali bukanlah
bapak dari seorang pria di antara kalian) Rasulullah saw bukan ayah dari Zaid bin
Haritsah dan tidak diharamkan menikahi mantan istrinya yaitu Zainab binti
Jahsyi (tetapi dia) adalah (Rasulullah) utusan Tuhan
(dan penutup nabi-nabi) utusan terakhir/Mashiah/Mesias.
4.
Kalki Avtar akan lahir di sebuah daratan Arabia yang dikenal dengan nama
Semenanjung (Jazirah) Arab.
5.
Dia akan dianugerahi kuda putih (Devadatta) yang sangat cepat larinya
oleh Shiva/Shiwa/Siwa untuk dikendarai mengelilingi dunia dan naik ke Langit
ke-7. Ini mengisyaratkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj, Allah melalui Malaikat
Jibril as memberi Buraq yaitu makhluk Langit sebagai hewan tunggangan berwarna
putih lebih pendek dari baghal dan lebih tinggi daripada keledai (Hadits
riwayat Bhukari) yang berlari dengan kecepatan cahaya yaitu 300 ribu km/detik
untuk dikendarai Nabi Muhammad saw, ketika beliau saw di-Isra’-kan menuju
Masjidil Aqsha di Kota Yerusalem Timur untuk shalat berjamaah bersama para nabi
di dalam sebuah ceruk atau gua yang terletak di bawah batu Ash-Shakhrah di
Masjid Kubah Emas (Qubbat Ash-Shakhrah) di mana beliau saw bertindak sebagai
imam shalat, kemudian di-Mi’raj-kan oleh Allah melintasi 7 lapis Langit menuju
ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi sebelum Nabi Muhammad
saw hijrah meninggalkan Kota Mekkah menuju ke Kota Madinah, tahun ke-12 dari
kenabian pada malam Sabtu tanggal 27 Rajab 621 Masehi. Dan setelah Amul
Huzn (Tahun Duka Cita) karena meninggalnya paman Rasulullah saw yaitu
Abu Thalib dan istri beliau saw yaitu Khadijah, sepeninggal Abu Thalib, kaum
Quraisy semakin mendapat peluang besar untuk mengganggu dan menyakiti
Rasulullah saw yang semasa hidup Abu Thalib tidak mereka dapatkan dan lakukan.
Karena keadaan semakin gawat, maka Rasulullah saw pergi ke Tha’if untuk meminta
bantuan dan suaka kepada Bani Tsaqif. Namun sayang, orang-orang Tha’if itu
malah mengerahkan anak-anak dan hamba sahaya untuk mencaci maki, memukuli, dan
melempari beliau saw dengan batu-batu yang membuat kedua kaki beliau saw
mengucurkan darah. Dengan perasaan sedih Rasulullah saw pergi meninggalkan
orang-orang Tha’if yang kafir, fasik dan zhalim itu, lalu Allah mengutus
Malaikat Jibril as dan malaikat penjaga gunung untuk menjumpai Rasulullah saw.
Malaikat penjaga gunung berkata : ”Jika tuan suka, aku akan menimpakan kedua
gunung ini ke atas mereka.” Karena Rasulullah saw adalah seorang yang sangat
pemaaf dan sangat pengasih, beliau saw menjawab : ”Tetapi aku berharap semoga
Allah kelak mengeluarkan dari sulbi (keturunan) mereka, orang-orang yang akan
mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.”
6.
Ayah Kalki Avtar bernama Vishnubhagat
dari kata bahasa Sansekerta Vishnu =
Tuhan dan Bhagat = hamba, nama
ayah Nabi Muhammad saw adalah Abdullah dalam bahasa Arab artinya hamba Allah,
jadi Vishnubhagat = Abdullah. Dan
ibunya bernama Sumati dari kata
bahasa Sansekerta = damai atau tenang, nama ibu Nabi Muhammad saw adalah Aminah
dalam bahasa Arab artinya damai, jadi Sumati
= Aminah.
7.
Kalki Avtar akan hidup di daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma dan
pohon zaitun dan dia juga paling baik dan jujur tutur katanya. Nabi Muhammad
saw dikenal sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya, sehingga beliau saw
mendapat 2 gelar, yaitu Al-Amiin artinya ”orang yang dapat dipercaya” dan As-Saadiq
artinya ”yang benar” oleh kaumnya
suku Quraisy yaitu masyarakat Arab di Kota Mekkah sejak sebelum beliau saw
diutus sebagai rasul Allah karena terkenal dengan kejujurannya dan seumur hidup
tidak pernah berdusta. Dalam hal ini Pundit Vedaprakash menulis ”Kebenaran ini merujuk hanya kepada Nabi
Muhammad (saw).”
8.
Dan dikisahkan juga dalam Kitab Weda bahwa Kalki Avtar akan menjadi seorang
yang ahli (mahir) dalam menunggang kuda, memanah dan tangan kanannya memegang
pedang. Nabi Muhammad saw adalah seorang yang sangat mahir menggunakan pedang,
memanah dan menunggang kuda. Hal ini sama dengan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw ketika berjihad untuk ambil bagian dalam peperangan-peperangan,
beliau saw menunggang kuda untuk bertempur sambil memegang pedang di tangan
kanannya dan menggunakannya dengan sangat mahir, dia akan mengalahkan
orang-orang jahat (orang-orang yang kafir dan fasik) dan dia akan menjadi
terkenal di dunia. Menurut Prof. Pundit Vedaprakash, hal ini menjadi
pertimbangan yang penting dan berharga, dia menulis bahwa masa menggunakan
kuda, pedang, tombak dan panah dalam setiap peperangan telah berlalu ratusan
tahun yang lalu. Karena zaman sekarang adalah zaman modern di mana
senjata-senjata konvensional tersebut tidak digunakan lagi oleh manusia di
medan pertempuran di dunia saat ini yang menggunakan persenjataan canggih
seperti tank, peluru kendali dan senapan untuk mengalahkan musuh-musuh mereka.
Oleh karenanya akan menjadi tidak bijaksana umat Hindu masih menunggu Kalki
Avtar yang mahir bermain pedang dan panah pada zaman sekarang. Dalam
kenyataannya, Kalki Avtar yang tertulis dalam kitab suci agama Hindu jelas
merujuk pada diri Nabi Muhammad saw yang telah diberi Kitab suci Al-Qur’an.
Kalki Avtar telah datang 14 abad yang lalu di Jazirah Arab di mana orang-orang
pada masa itu masih menunggang kuda dan menggunakan panah dan pedang ketika
mereka bertempur melawan musuh-musuh mereka, sehingga sangat jelas bahwa Kalki
Avtar adalah Muhammad bin Abdullah rasul utusan Allah dan penutup nabi-nabi.
9.
Kalki Avtar terlahir dari keluarga terhormat dari kaumnya. Nabi Muhammad
saw dari keluarga bangsawan Quraisy yang terhormat dari puak Bani Hasyim dan
Bani Abdul Muththalib, kakek beliau saw adalah Abdul Muththalib pemuka
(pemimpin) suku Quraisy di Kota Mekkah dan keturunan Nabi Ismail as bin Ibrahim
as.
10.
Tuhan akan membantu Kalki Avtar dengan bantuan ghaib dalam peperangan. Dia
akan dibantu oleh malaikat di medan pertempuran. Dalam Perang Badar Kubra,
Allah
menurunkan malaikat-malaikat yang berjumlah ribuan untuk membantu Nabi
Muhammad saw dan kaum muslimin seperti yang diberitakan dalam Al-Qur’an.
Qur’an surat Ali-’Imran ayat (3) 123-125 :
123.
(Sungguh, Allah telah menolong kalian di Badar, padahal kalian orang-orang
yang lemah) dalam hal jumlah pasukan dan persenjataan (maka bertakwalah kepada Allah,
supaya kalian menjadi orang-orang bersyukur) atas nikmat dan
karunia-Nya.
124.
(Ketika engkau) Muhammad (mengatakan kepada orang-orang beriman) untuk menentramkan hati
mereka (”Tidakkah cukup bagi kalian jika kalian ditolong Tuhan kalian dengan
3.000 malaikat yang diturunkan”) dari Langit.
125.
(Ya) itu cukup bagi kalian (Jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka
menyerang kamu dengan seketika itu juga, maka Tuhan kalian akan menolong kamu
dengan 5.000 malaikat yang memakai tanda). Juga terdapat di dalam
firman Allah.
Qur’an surat Al-Anfaal (8) ayat 9 :
- (Ingatlah, ketika engkau) Muhammad (memohon pertolongan Tuhanmu) untuk
mengalahkan orang-orang musyrik Quraisy (kemudian diperkenankan-Nya
bagimu) Allah mengabulkan permohonan doa Rasulullah saw
(”Sesungguhnya Aku) Allah (memberikan bantuan kepadamu dengan
mendatangkan 1.000 malaikat yang datang berturut-turut) yaitu
pertama yang turun 500 malaikat terus turun lagi 500 malaikat, kemudian turun
lagi 3.000 malaikat dan 5.000 malaikat yang membantu kaum muslimin untuk
memerangi orang-orang kafir Quraisy Mekkah.
11.
Kalki Avtar dilahirkan pada bulan pertama
Madhop. Nabi Muhammad saw dilahirkan pada hari Senin pagi tanggal 9 Rabi’ul
Awwal tahun Gajah di Kota Mekkah.
Ternyata sekian banyak ayat tersebut
(yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang meramalkan akan datangnya
seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu, begitu cocok dengan gambaran
Nabi Muhammad saw, umat Islam dan sejarahnya. Mungkin saja ini juga merupakan
pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi Muhammad saw memang diutus oleh Allah
untuk seluruh umat manusia. Hal ini juga dapat membuka diskusi yang menarik
tentang ajaran agama Hindu, kitab suci umat Hindu Weda dan hukum-hukumnya.
Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang diturunkan oleh Allah jauh
sebelum Nabi Muhammad saw lahir? Jika ya, apakah berarti umat Hindu bisa
disebut “muslim” atau juga bisa disebut “Ahlul Kitab”? Pada awal ya! Mereka
menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Hindu India disebut kebenaran
mutlak yang dapat diinsafi dalam 3 aspek pengertian, yaitu : Brahman, Paramatma
dan Bhagavan. Dan dalam agama Hindu Dharma Bali disebut Sang Hyang Widhi/Sang
Hyang Tunggal/Acintya yang mempunyai banyak nama yang sifat-sifat-Nya ditulis dalam
Kitab Bhagavadgita dan Kitab Baghavatapurana. Namun dalam
perjalanan ajaran agama Hindu selama berabad-abad kemudian, telah terjadi
banyak penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh para pemuka agama Hindu
yaitu kaum Brahmana sehingga umat Hindu akhirnya menjadi penyembah banyak
berhala. Karena ajaran-ajaran yang ada di dalam kitab-kitab agama Hindu baik
yang sruti maupun smriti telah tercampur dengan ajaran-ajaran manusia. Kitab-kitab
umat Hindu tersebut telah mengalami proses penambahan, penyisipan, pengubahan
sebagian, sebagian besar dan total (revisi total) oleh kaum Brahmana, dan pada
Kitab Shivapurana telah mengalami proses penyingkatan dan pengubahan yang
dilakukan oleh Rshi Krsna Dwaipayana. Para Brahmana itu juga mengubah dan
membuat hukum-hukum yang sangat mengistimewakan dan menguntungkan golongan Brahmana
serta kaum pria, karena para Brahmana pada umumnya adalah kaum pria. Seperti :
mempelai wanita Hindu India yang memberi mahar pernikahan (maskawin) kepada
mempelai pria, bangsa Arya (ras Indo-Jerman) yang berkulit putih, bertubuh
tinggi dan berhidung mancung merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak
mau bercampur dalam perkawinan dengan bangsa Dravida dan bangsa asli India
lainnya yang berkulit coklat gelap hampir hitam dan berhidung pesek. Hal itu
untuk menjaga supaya asal keturunan dan warna kulit *bangsa Arya tetap
terpelihara tidak tercampur baur dengan penduduk asli India yang berkulit gelap,
maka dibuatkanlah sistem kasta dan varna di India yang melarang kasta Brahmana,
Kshatriya (Kesatria) dan Vaishya (Waisya) dari bangsa Arya menikah dengan kasta
Shudra (Sudra) dari bangsa Dravida. Kasta Brahmana sebagai kasta tertinggi dipercaya
oleh umat Hindu keluar dari kepala Dewa Brahma, kasta Kshatrya dari tangannya,
kasta Vaishya dari paha atau perutnya dan kasta Shudra dari telapak kakinya, hal
itu sangat tidak masuk akal dan tidak ilmiah, semuanya itu hanya hayalan dan
kebohongan (dusta) belaka, hanya tipuan setan. Karena semua ras manusia di seluruh
dunia ini berasal dari satu (1) *gen yang sama yang diturunkan dari sepasang orang
dewasa (nenek moyang) yang sama yaitu Nabi Adam as dan Hawa (Eva) berdasarkan survei
besar-besaran terhadap kode genetik yang dilakukan oleh Ilmuwan Rockefeller University
New York dan University of Basel di Swiss yang dipimpin oleh Mark Stoeckle dan
David Thaler dan hasil penelitian ilmiah tersebut diterbitkan dalam jurnal
Human Evolution dan dikutip dari WND Com, Senin 26 November 2018.
Qur’an surat Al-Lail (92)
ayat 3 :
3.
(Dan apa yang Dia) Allah (telah menciptakannya, yaitu pria) Adam (dan
wanita) Hawa.
Pada Hijjatu Rasulillah saw (haji wada’/perpisahan) tanggal
11 Dzulhijjah 10 Hijriah, saat Matahari mulai tergelincir ke barat, Nabi
Muhammad saw menuju jamarat untuk melempar jumrah. Dan di sana beliau saw
kembali berkhutbah.
Dari Abi Nadhrah, Nabi Muhaamad saw bersabda :
”Ingatlah (wahai manusia) bahwa Tuhan kalian itu satu (Esa yaitu
Allah Yang Maha Tinggi tidak ada Tuhan selain Allah) dan bapak (moyang) kalian
juga satu (yaitu Nabi Adam as). Dan
ingatlah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang ajam (non Arab), tidak pula orang ajam atas orang Arab,
tidak pula orang berkulit merah (putih)
atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang
berkulit merah, kecuali atas dasar ketakwaan (orang yang paling mulia atau
yang paling tinggi derjatnya di antara kalian di sisi Allah Tuhan semesta alam
adalah orang yang paling bertakwa, Al-Hujuraat
(49) ayat 13).” Hadits riwayat Ahmad.
Silahkan baca artikel PROSES PENCIPTAAN MANUSIA (ADAM) SECARA FISIKA Naresvari.Blogspot.com
* Padahal bangsa
Arya itu adalah bangsa pendatang dari Asia Tengah yang memasuki Tanah India
melalui Celah Kaiber (Khyber Pass) di Pegunungan Hindia Kush di perbatasan
Negara Pakistan dan Afganistan modern sekitar tahun 1500 SM dan mengalahkan
penduduk asli yang mendiami Tanah India yaitu bangsa Dravida kemudian Bangsa
Arya menghancurkan kota-kota bangsa Dravida di seluruh lembah subur Sungai
Gangga (Indus) dan daerah-daerah dataran rendah Hindustan, kemudian daerah-daerah
yang ditaklukkan oleh bangsa Arya itu dinamakan Aryavarta artinya daerah bangsa Arya, hal itu menyebabkan bangsa Dravida
menyingkir ke Dataran Tinggi Dekkan (Deccan) di India Selatan. Setelah berlalu
waktu yang lama, aturan yang melarang perkawinan campur antara bangsa Arya
dengan bangsa Dravida itu dilanggar, maka kedua bangsa tersebut melakukan
perkawinan campur. Begitu pula dengan agama, tradisi dan budaya mereka,
sehingga keturunan, agama, tradisi dan budaya dari bangsa Arya dan bangsa
Dravida tersebut bercampur baur menjadi satu. Kemudian percampuran kedua bangsa,
agama, tradisi dan budaya mereka itu disebut bangsa, agama, tradisi dan budaya
Hindustan di Tanah India.
*Gen adalah
urutan nukleotida, gen berada di seluruh tubuh letaknya dalam inti sel, dalam
kromosom panjang yang berbentuk heliks
ganda yang disusun dari unit-unit nukleotida yang berulang dan tersusun dari
untaian rantai DNA dan setiap gen terbuat dari zat yang disebut DNA
(Deoxyribonucleic Acid). DNA adalah dasar kehidupan dan kode genetik yang
menjamin bahwa sel dari anak akan mewarisi karakteristik yang sama dari sel
induknya, selain itu, DNA juga mengandung semua pengkodean genetik yang
digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan pengembangan suatu organisme
hidup. Setiap untaian molekul DNA tunggal tersebut memiliki peran utama yang digunakan
untuk perangkat penyimpanan jangka panjang untuk menyimpan instruksi genetik
pada makhluk hidup yaitu tentang bagaimana tubuh manusia terbentuk, organ-organ
tubuh bekerja sampai penampilan fisik tubuh manusia. Dan gen ini nantinya akan
menentukan warna kulit, tipe tubuh, kepribadian dan menentukan IQ seseorang. DNA
memiliki 2 fungsi biologis utama, pertama untuk menympan atau menentukan
karakteristik biologis setiap makhluk hidup sesuai dengan pengaturan koneksi
molekul yang sangat spesifik. Fungsi kedua adalah melayani tujuan sintetis
biologis dalam hal penciptaan protein seluler dan molekul RNA. DNA adalah
molekul kompleks yang disebut nukleotida, setiap nukleotida mengandung fosfat,
gula dan empat jenis basa nitrogen saling terhubung seperti tangga dan
dipelintir menjadi spiral. Empat jenis basa nitrogen itu adalah Adenin (A),
Timin (T), Guanin (G) dan Sitosin (S), urutan basa-basa nitrogen ini yang
menentukan instruksi DNA atau kode genetik. Secara keseluruhan, manusia
memiliki sekitar 30 ribu gen berbeda yang tersebar di antara 46 kromosom.
Setiap kromosom mengandung kurang dari 1.000 gen, DNA adalah perintah genetik
yang membentuk sel-sel dalam organisme hidup, sistematika keturunan, manual regenerasi,
peta biologis, cetak biru individu dari setiap makhluk hidup secara unik.
Dilansir dari U.S. National Library of Medicine, DNA manusia terdiri dari
kurang lebih 3 miliar dasar. Meskipun DNA manusia berjumlah sangat banyak,
semua ras manusia memiliki lebih dari 99,9 % DNA yang persis sama atau identik pada
semua orang di seluruh belahan dunia, perbedaan warna kulit, mata dan rambut
hanya berasal dari 0,1% perbedaan genetik saja. Hal itu menunjukkan bahwa ras
manusia di seluruh dunia ini berasal dari keturunan yang sama yaitu Bapak Nabi
Adam as dan Ibu Hawa.
Jika kasta
Brahmana, Kshatrya, Vaisya dan Shudra berasal dari kepala, tangan, paha atau
perut dan telapak kaki Dewa Brahma, lalu bangsa-bangsa di seluruh dunia ini
lahir dari apa? Sistem kasta dalam ajaran agama Hindu yang dipercaya oleh umat
Hindu berasal dari bagian-bagian tubuh Dewa Brahma tersebut, jelas dan pasti
tidak terbukti secara ilmiah kebenarannya, karena hanya angan-angan kosong
(hayalan), hanya orang-orang kafir yang termakan tipuan setan yang pandai
menipu. Jadi manusia bukan berasal dari Dewa Brahma atau bukan berasal dari spesies
kera, karena tidak ada bukti ilmiah berupa fosil yang berevolusi selama jutaan
tahun yang berwujud ¾ kera ¼ manusia kemudian menjadi ½ kera ½ manusia kemudian
menjadi ¼ kera ¾ manusia terus menjadi hampir 100% manusia, akhirnya menjadi
100% manusia, dan sama sekali tidak ada fosil-fosil perubahan yang mendukung
teori evolusi Darwin yang menyesatkan itu. Bukti bahwa manusia bukan keturunan spesies
kera adalah orang-orang negro Afrika yang berkulit coklat gelap dan berambut
keriting yang sangat kecil-kecil, sementara kera berkulit hitam legam dan
berbulu atau berambut pendek dan lurus tidak bergelombang apalagi berambut
keriting, jelas tidak sama sekali. Bagaimana mungkin nenek moyangnya berambut
lurus lalu keturunannya bisa berubah menjadi berambut keriting yang sangat
kecil-kecil? Jelas tidak mungkin spesies kera yang berambut lurus berevolusi
menjadi manusia yang berambut keriting yang sangat kecil-kecil! Apalagi para
pakar evolusi itu tidak mengakui bahwa Allah Tuhan Yang Maha Pencipta yang
menciptakan manusia pertama ’Adam secara
revolusi’. Walaupun babi, simpanse, bonobo, gorila, orangutan, siamang, monyet,
lemur, kucing, tikus dan sapi terdapat kesamaan genetik dengan DNA manusia yaitu
antara 80-98,9%, persentase ini ternyata sangat menyesatkan. Ketika data ini
diperiksa lebih teliti pada studi terbaru, perbandingan genom manusia dengan
simpanse misalnya, ternyata bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan para
pakar evolusi. Kenyataannya, perbedaan genetik antara manusia dengan simpanse
yang sebenarnya adalah mendekati 5% yaitu hampir 96% bukan 99%. Kesimpulannya,
semirip apa pun kesamaan genetik antara simpanse dengan manusia, semuanya itu
tidak dapat membuktikan teori evolusi bahwa nenek moyang manusia adalah spesies
kera. Sedangkan kenyataannya, DNA babi adalah 98,9% lebih mirip dengan manusia
daripada spesies kera. Lalu mengapa tidak dikatakan oleh para pakar evolusi itu
bahwa nenek moyang manusia adalah babi?! Karena persentase DNA babi melebihi persentase
spesies kera. Faktor desain mampu untuk menjelaskan hal ini dan Desainer alam
semesta (Allah Yang Maha Pencipta) seringkali membuat produk yang berbeda
dengan memanfaatkan bagian-bagian, bahan dan susunan yang sama. Persentase yang
sama juga terdapat pada area DNA manusia yang menghasilkan protein. Lebih masuk
akal untuk menyimpulkan bahwa Allah telah menggunakan protein yang sama untuk
menampilkan fungsi yang sama dalam berbagai bentuk organisme hidup atau makhluk
hidup. Faktanya, sebagian besar kandungan sperma atau air mani organisme hidup itu
adalah protein. Allah menggunakan bahan yang sama untuk menciptakan organisme hidup.
Persentase DNA yang hampir sama antara manusia dengan binatang artinya, bahwa
antara keduanya bisa saling menulari penyakit.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ (21)
ayat 30 :
30.
(….Dan Kami) Allah (jadikan segala sesuatu yang hidup) organisme hidup atau makhluk
hidup (berasal dari air) maksudnya, keturunannya makhluk hidup yang pertama
diciptakan berasal dari air mani/nuthfah/sperma
yang kandungan sebagian besar dari sperma itu adalah protein (Maka mengapakah
mereka tidak juga beriman?).
Qur’an surat Faathir (35) ayat 5 :
5.
(Wahai manusia, sungguh janji Allah adalah benar, maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kalian) yang membuat kalian tidak
mempersiapkan bekal untuk kehidupan kalian di kampung akhirat kelak,
padahal akhirat itulah
kehidupan yang sebenarnya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu, sekiranya mereka mengetahui, Al-’Ankabuut (29) ayat 64 dan Al-Hadiid
(57) ayat 20 (dan
sekali-kali janganlah) setan dan pasukannya dari golongan setan
jin dan setan manusia terutama para tokoh agama palsu yang sesat dan para pakar
evolusi (yang pandai menipu memperdayakan kalian tentang Allah) termasuk
menipu manusia mengenai segala sesuatu tentang ciptaan Allah.
Kasta Sudra di India adalah kasta ke-4
yang kedudukannya amatlah rendah, mereka dilarang membaca Kitab Weda, bila
melanggar maka lidahnya harus dipotong dan dilarang mendengarkan ayat-ayat Weda,
bila melanggar telinganya harus dituangkan dengan timah mendidih, karena Kitab
Weda diturunkan hanya untuk bangsa Arya saja, seperti Kitab Taurat dan Injil
yang diturunkan hanya untuk bangsa Israel saja. Orang Sudra dianggap tidak
pantas menaruh minat terhadap kesusastraan Hindu dan berbagai upacara agama Hindu
terlarang baginya. Kasta Sudra dilarang menyerang seorang Brahmana, bila
melanggar harus dihukum gantung, mereka dilarang memiliki kekayaan, bila kaum
Sudra melanggar, maka kekayaan mereka akan dirampas dengan semena-mena oleh
kaum Brahmana. Apabila
seorang suami meninggal dan ketika jenazahnya dikremasi, maka istrinya dengan
sukarela atau dipaksa terjun dalam kobaran api yang membakar jenazah suaminya
hingga istrinya tewas terbakar, tetapi apabila seorang istri yang meninggal,
maka suaminya tidak terjun atau dipaksa terjun ke dalam kobaran api yang
membakar jenazah istrinya, hal ini peraturan yang sangat bengis. Pemerintah kolonial
Inggris yang menjajah India pada masa Gubernur Jenderal Lord William Bentinck
yang baru terpilih, mengeluarkan peraturan hukum yang mengikat yang dikenal
dengan nama ’Bengal Sati Regulation 1829’. Maka sejak itu hukum yang bengis
yang diada-adakan oleh setan-setan tersebut dilarang atau tidak diberlakukan
lagi mulai tanggal 8 November 1829 di seluruh wilayah pemerintah kolonial
Inggris dan polisi berusaha mencegah praktik ritual bunuh diri Sati bahkan
menghukum denda dan kurungan bagi pelakunya, sehingga ritual Sati pun berkurang
dan perlahan-lahan menghilang hingga muncul kembali pasca kemerdekaan India. Dan para tokoh agama Hindu itu juga membuat hukum-hukum
lainnya yang melanggar hak asasi manusia serta bertentangan dengan hukum-hukum
yang telah Allah tetapkan kepada umat manusia. Penerapan hukum-hukum buatan
manusia yang melanggar hak asasi manusia tersebut, akhirnya yang paling banyak
menjadi korban dari pembagian kasta ini adalah kasta ’haram’ Dalit yaitu kaum Tsjandala
(kasta ke-5 Paria). Karena
terjadi diskriminasi yang sangat tidak manusiawi yang menimpa kaum Dalit, mereka terpinggirkan, terbuang, tertindas dan berkubang
di bawah garis kemiskinan yang sering menjadi bulan-bulanan kekerasan dan
diskriminasi warga yang berasal dari kasta-kasta yang lebih tinggi dari kasta
Dalit. Sehingga tidak sedikit kaum Dalit yang berada dalam kasta terendah itu dianiaya
hingga menderita luka atau mati tanpa bisa membela diri, pelecehan seksual terhadap
kaum wanita Dalit dan masih banyak lagi hukum agama Hindu dan tradisi umat
Hindu yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah.
Qur’an surat Al-Maaidah (5) ayat
49-50 :
49.
(....Dan
sungguh, kebanyakan manusia itu adalah orang-orang yang fasik).
50.
(Apakah
hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada)
hukum (Allah
bagi orang-orang yang yakin) kepada Allah.
Dan semua nabi utusan Allah itu aqidahnya
sama dan hanya mengajarkan ajaran tauhid kepada umat mereka masing-masing,
yaitu bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak
ada Tuhan selain Allah, Laa ilaaha Illallaah, maka sembahlah Allah saja.
Ayat-ayat di dalam Kitab-kitab Weda tentang Tuhan seluruh
alam sebagai berikut ini :
Rgveda (Regweda) 8 : 1:1 : ”Ma cid anyad vi sansata sakhayo ma
rishanyata.” Artinya : ”Wahai teman,
janganlah menyembah sesuatu pun selain Dia, Tuhan Yang Esa, pujilah hanya pada
Dia.”
Rgveda Bk. 5 Hymn 1 V. 81 : ”Devasya samituk parishtutih.” Artinya : ”Maha Besar kemuliaan bagi Tuhan (Yang Maha) Pencipta.”
Rgveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 : ”Sembahlah Dia saja, Tuhan yang
sesungguhnya.”
Chandogya Upanishad 6:2:1 : ”Ekam evadvitiyam.”
Artinya : ”Tuhan hanya ada satu
tanpa ada yang kedua.”
Yajurveda Ch. 32 V. 3 : ”Na tasya pratima asti.” Artinya : ”Tidak ada rupa bagi Tuhan (Tuhan tidak berbentuk apa pun, tidak
tersusun dari apa pun dan tidak menjelma menjadi apa pun), Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah.”
Shvetashatara Upanishad 4:19: ”Tidak
ada satu makhluk pun yang menyerupai Tuhan.”
Shvetashatara Upanishad 6:9 : ”Na casya kascij janita na cadhipah.” Artinya : ”Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan (tidak
punya) pelidung.”
Yajurveda Ch. 40 V. 9 : ”Andhatma
pravishanti ye assambhuti mupaste.” Artinya : ”Mereka yang menyembah benda (yaitu sesuatu yang dibuat oleh
manusia, seperti : gambar, patung, berhala)
atau alam (udara, air, api) telah
masuk ke dalam kegelapan.”
Shvetashatara Upanishad 4:20: ”Na
samdrse tihasti rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” Artinya : ”Tuhan tidak dapat dilihat, tidak ada seorang pun yang mampu
melihat-Nya dengan matanya (di dunia).”
Rgveda Bk. 1 Hymn 64 V. 46 : ”Sages (learned Priests) call one God by many names.” Artinya : ”Para orang bijaksana, memanggil Tuhan Yang (Maha) Esa dengan *banyak nama.”
Rgveda Bk.10 Hymn 114 V. 5 : ”Tuhan itu satu, tetapi Dia disebut dengan *nama yang bermacam-macam.”
Bhagavadgita Ch. 10 V. 3 : ”Dia tidak dilahirkan, tidak ada
permulaan, Tuhan seru sekalian alam.”
Bhagavadgita bab 18 sloka 61 : ”Isvarah sarva bhutanam hrd dese rjuna
tisthati bhramayan sarva bhutani yantrarudhani mayaya.” Artinya : ”Tuhan Yang Maha Esa bersemanyam di dalam hati semua orang,
wahai Arjuna, dari Dia mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup (Allah
yang menentukan takdir semua makhluk-Nya),
yang duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat dari tenaga material.”
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3:
”Tuhan itu Maha Besar.”
Brahmasutra (Vedantasutra) : ”Ekam Brahm, dvitiya naste
neh na naste kinchan.” Artinya :
”Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yang kedua, Tuhan tidak berbilang sama sekali
(Esa).”
*Allah Tuhan
Yang Maha Esa (Satu) memiliki banyak nama yang baik, agung dan indah dengan
bermacam-macam sifat-Nya, seperti : Brahma, Vishnu dan lain-lain. Tetapi Tuhan
Yang Satu yang diseru/disebut/dipanggil dengan banyak nama itu, akhirnya
nama-nama-Nya tersebut dibuat-buat untuk dijadikan nama-nama ’tuhan’ baru yaitu
nama-nama patung berhala yang disembah oleh umat Hindu hingga saat ini karena mereka
mengikuti agama nenek moyang mereka yang kafir terdahulu. Nenek moyang beserta
keturunan mereka itu tidak mendapat petunjuk dari Allah sehingga mereka menjadi
orang-orang kafir yang sesat dan menyesatkan kebanyakan manusia. Padahal- dahulu berhala-berhala itu tidak
ada, lalu diada-adakan atau dibuatkan kebohongan-kebohongan oleh setan-setan
jin dan dibantu oleh setan-setan manusia untuk disebarkan ke kalangan
masyarakat umum.
Qur’an surat Yuusuf (12) ayat 39-40 :
39.
Sabda Nabi Yusuf as (“Wahai kedua temanku) yang
sedang mendekam bersamaku di (dalam penjara) dan semua menyembah
berhala (manakah yang baik, tuhan yang bermacam-macam itu) yaitu dewa-dewi
bangsa Mesir kuno seperti : Amun, Ra, Ptah, Osiris, Isis, Horus, Hathor, Anubis,
Bes, Seth, Sobek dan lain-lain. Ternasuk dewa-dewi agama Hindu seperti :
Brahma, Wisnu, Siwa, Surya, Agni, Baruna, Indra, Durga dan semua dewa-dewi yang
disembah oleh orang-orang kafir di seluruh dunia hingga saat ini (ataukah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”).
40. (“Apa
yang kamu berdua sembah selain-Nya) Allah (hanyalah nama-nama) berhala
(yang
kalian buat-buat) namai (oleh kalian sendiri maupun oleh nenek
moyang kalian, Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun tentang hal)
berhala dan nama mereka (itu. Tiada lain keputusan itu hanya
kepunyaan Allah) semata (Dia telah memerintahkan) melalui dakwah
nabi-nabi-Nya (supaya kalian tidak menyembah selain Dia) Agama tauhid
(Itulah agama yang lurus) mustaqim (tetapi kebanyakan manusia) yaitu orang-orang
kafir di seluruh dunia ini (tidak mengetahui”).
Qur’an surat An-Najm (53) ayat 23 :
23.
Nama berhala-berhala (Itu tidak lain hanyalah
nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian mengada-adakannya) membuat-buatnya
untuk dijadikannya tuhan-tuhan yang kalian sembah (Allah tidak menurunkan suatu
keterangan apa pun) yang memerintahkan untuk menyembah berhala-berhala
tersebut (Tiada lain mereka hanya mengikuti dugaan saja dan apa yang diingini
oleh hawa nafsu mereka) yaitu mengikuti godaan setan yang membisikan
kesesatan ke dalam hati mereka (padahal sungguh, telah datang petunjuk) agama
(kepada
mereka dari Tuhan mereka) melalui nabi-nabi-Nya yang diutus kepada umat
mereka masing-masing termasuk melalui Nabi Muhammad saw.
Firman Allah kepada orang-orang
kafir (musyrik) yang menyeru dan menjadikan berhala-berhala itu sekutu Allah.
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 191-198 :
191.
(Apakah mereka mempersekutukan) Allah
dalam beribadah (dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun?
Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang).
192.
(Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi
pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan).
193.
(Dan jika kamu) hai orang-orang
musyrik (menyerunya) berdoa kepada berhala-berhala itu
(untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan
seruanmu, sama saja) hasilnya (buat kamu menyeru mereka ataupun kamu
berdiam diri) tidak berdoa untuk meminta segala sesuatu kepada mereka, pasti
berhala-berhala itu tidak dapat mengabulkan permintaanmu karena mereka adalah
benda mati.
194. (Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru) yang kamu sembah (selain Allah itu adalah
makhluk) yang lemah (yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah
berhala-berhala itu, lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu) mengabulkan doamu (jika
kamu memang orang-orang yang benar) dalam kepercayaanmu bahwa
berhala-berhala itu adalah Tuhan.
195. (Apakah
berhala-berhala itu mempunyai kaki yang dengan itu dapat berjalan, atau mereka mempunyai
tangan-tangan, yang dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul, atau mereka mempunyai
mata, yang dengan mata itu mereka dapat melihat, atau mereka mempunyai telinga,
yang dengan telinga itu mereka dapat mendengar) berhala-berhala itu
tidak mempunyai sesuatu apa pun yang disebutkan tersebut, lalu mengapa kalian
menyembah mereka? Sedang kalian sendiri keadaannya jauh lebih baik dan sempurna
daripada berhala-berhala yang kalian sembah itu (Katakanlah) kepada
orang-orang kafir itu (: “Panggillah berhala-berhalamu yang kamu
jadikan sekutu Allah itu, kemudian lakukanlah tipu daya kepadaku) untuk
mencelakakanku (tanpa memberi tangguh kepadaku) tanpa diberi jeda waktu.
196.
(Sesungguhnya pelindungku adalah Allah)
Yang Maha Pelindung yang mengurusi perkaraku (yang telah menurunkan Alkitab) Al-Qur’an (dan
Dia melindungi orang-orang yang saleh).
197. (Dan
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu,
bahkan) berhala-berhala itu (tidak dapat menolong dirinya sendiri).
198.
(Dan jika kamu sekalian menyeru mereka) berdoa kepada
berhala-berhala itu (untuk memberi petunjuk) kepadamu (niscaya berhala-berhala itu
tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat mereka) berhala-berhala itu (memandang
kepadamu, padahal mereka tidak dapat melihat) karena berhala-berhala itu
adalah benda mati yang tidak memiliki kemampuan apa pun dan dongeng-dongeng
tentang mereka hanya karya sastra fiksi (karangan) belaka yang dibuat-buat atau
diada-adakan oleh orang-orang kafir terdahulu.
Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 73-74 :
73. (Wahai manusia telah dibuat perumpamaan,
maka dengarkanlah oleh kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian
sembah selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka)
tuhan-tuhan yang disembah manusia selain Allah (tidaklah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Alangkah lemahnya yang menyembah) yaitu orang-orang
musyrik para penyembah berhala-berhala (dan alangkah lemahnya pula) tuhan-tuhan
(yang
disembah) selain Allah itu yang tidak dapat memberikan mudharat dan
tidak dapat memberikan manfaat, tidak dapat bergerak, tidak dapat melihat,
tidak dapat mendengar, tidak dapat memegang dan tidak dapat menciptakan sesuatu
apa pun. Penyembah-penyembahnya yang justru lebih sempurna karena
orang-orang musyrik penyembah berhala-berhala itu dapat bergerak, melihat,
mendengar dan memegang.
74. (Mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya) kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan semesta alam (Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kuat lagi Maha Perkasa) untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya yang
mendustakan dan menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Qur’an surat Al-Furqaan (25) ayat 3 :
3. (Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan
selain daripada-Nya) selain Allah untuk disembah (sebagai tuhan-tuhan) yaitu berhala-berhala (yang
mereka tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak
kuasa untuk menolak sesuatu kemudharatan dari dirinya) tidak dapat
menolak bencana atau bahaya yang mengancam dirinya (dan tidak pula untuk mengambil suatu
kemanfaatan pun) berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang kafir
itu tidak dapat menghasilkan manfaat bagi diri mereka sendiri (dan
juga tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak pula membangkitkan) dan
mereka juga tidak mampu mematikan, menghidupkan seseorang dan tidak mampu
membangkitkan orang-orang yang mati untuk dapat hidup kembali.
Qur’an surat Sabaa’ (34) ayat 22 :
22. (Katakanlah
: “Serulah mereka yang kalian anggap) sebagai tuhan-tuhan
(selain Allah, mereka tidak memiliki) kekuasaan (seberat dzarrah pun di Langit
dan di Bumi, dan mereka tidak memiliki suatu saham pun) bahwa tuhan-tuhan
atau berhala-berhala yang disembah selain Allah itu tidak ikut andil
(dalam penciptaan Langit dan Bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka
yang menjadi pembantu bagi-Nya) dalam penciptaan alam semesta walau
hanya seberat dzarrah (atom) pun.
Qur’an surat Faathir (35) ayat 40 :
40.
(Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku tentang
sekutu-sekutu kalian) tuhan-tuhan (yang kalian seru) sembah (selain
Allah. Perlihatkanlah kepadaku, bagian manakah dari Bumi ini yang telah mereka)
berhala-berhala sesembahanmu itu (ciptakan
ataukah mereka mempunyai saham di dalam) menciptakan
(Langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah kitab sehingga mereka
mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya?) Tentu saja
tidak ada! (Sebenarnya tidaklah orang-orang yang zhalim) yaitu
orang-orang kafir yang sesat dan menyesatkan (itu sebagian dari mereka
menjanjikan kepada sebagian yang lain, melainkan tipuan belaka) dengan
membuat-buat cerita-cerita bohong tentang berhala-berhala itu kemudian
mengatakan bahwa ini dari Tuhan, sehingga menyesatkan kebanyakan manusia yang
dibiarkan sesat oleh Allah.
PERINGATAN!
Janganlah menggantungkan gambar-gambar (seperti : gambar
tokoh-tokoh internasional dan nasional, gambar di sampul majalah, koran, tabloit,
kalender, foto dan sebagainya), patung (seperti : relief, topeng dan ukiran)
dan lukisan makhluk bernyawa yang berbentuk seluruh badan atau hanya separuh
badan. Jika ada gambar makhluk bernyawa di majalah, buku, kalender, koran,
tabloit dan sebagainya, tutuplah sehingga gambarnya tidak terlihat. Malaikat
Jibril as dan malaikat rahmat lainnya tidak akan masuk ke dalam rumah yang ada
anjing, patung, gambar dan lukisan makhluk bernyawa. Mereka tidak tahan
terhadap gambar, lukisan dan patung makhluk-makhluk bernyawa, tetapi setan-setan
sangat tertarik dan menyukainya. Jadi, bagaimana mungkin malaikat-malaikat
rahmat itu mau datang ke rumah yang di dalamnya terdapat setan? Wahai umat
Islam, janganlah mengikuti kebiasaan orang-orang Nasrani, Yahudi dan
penyembah-penyembah berhala lainnya yang memajang gambar-gambar,
lukisan-lukisan dan patung-patung di dalam rumah mereka. Karena gambar-gambar,
lukisan-lukisan dan patung-patung itu adalah magnet dalam arti yang
sesungguhnya, yang menarik setan-setan untuk datang dan bertengger atau
bertempat tinggal di sana. Bahkan setan-setan itu mengendus-endusnya
sebagaimana manusia menghirup aroma harum. Setan-setan itu bisa melihat gambar-gambar,
lukisan-lukisan dan patung-patung dari kejauhan, sebab semua gambar, lukisan
dan patung tersebut memiliki pantulan cahaya/sinar/energi/uap yang tidak bisa
dilihat mata manusia. Tetapi setan-setan itu menangkapnya sebagaimana seseorang
mencium aroma makanan yang sangat lezat. Terbukti secara ilmiah bahwa setiap
benda mempunyai radiasi khusus yang ditentukan oleh bentuk fisik dan atom-atom
yang secara material berhubungan dengannya, dengan kata lain, bahwa setiap
benda itu ada energinya atau cahaya magnetiknya. Untuk mainan anak-anak,
pantulan (pancaran) cahayanya agak kurang karena berada di tangan anak-anak.
Pengaruh anak-anak yang masih belum baligh itu yang membuat pancaran cahaya
mainan anak-anak itu mengecil, sehingga tidak sama dengan pancaran cahaya semua
gambar, lukisan dan patung. Yang menyebabkan tidak menarik setan-setan untuk mendatangi
mainan anak-anak tersebut, Subhaanallaah...sungguh benar Nabi Muhammad saw.
Dalam sebuah hadits dari Rasulullah saw, ketika
Malaikat Jibril as hendak mendatangi rumah Rasulullah saw, Malaikat Jibril as
enggan masuk ke dalam rumah beliau saw, hari berikutnya Malaikat Jibril as
tetap enggan masuk ke dalam rumah, Rasulullah saw bersabda :
”Jibril datang menemuiku, lalu dia berkata kepadaku : ”Aku datang menemuimu pagi ini, dan tidak
ada sesuatu pun yang menghalangi kedatanganku kecuali karena di depan pintu
rumah ini ada patung. Di rumah ini ada tirai (dari kain) yang bergambar
patung, dan di rumah ini juga ada anjingnya. Karenanya, perintahkan seseorang
untuk memotong kepala patung itu, sehingga menjadi seperti batang pohon, dan
potong pulalah tirai itu sehingga menjadi 2 alas tidur, dan perintahkan
seseorang untuk mengeluarkan anjing itu.”
Hadits riwayat Abu Dawud, An-Nasa’i, At-Tarmidzi dan Ibnu Hibban.
Dari Abu Thalhah dan Ali bin Abu Thalib, Rasulullah saw bersabda :
”Malaikat (rahmat) tidak masuk rumah yang (di dalamnya) terdapat anjing dan gambar (atau patung, topeng, relief, ukiran, gambar makhluk bernyawa di
majalah, kalender, foto dan sebagainya).”
Hadits riwayat Bukhari, Ibnu Majah dan Muslim.
Rasulullah saw bersabda :
”Para malaikat (rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat
patung-patung (atau gambar-gambar makhluk bernyawa).” Hadits
riwayat Muslim.
Rasulullah saw bersabda :
”Janganlah kamu tinggalkan patung kecuali kamu telah membuatnya menjadi
tidak berbentuk (makhluk bernyawa),....” Hadits
riwayat Muslim.
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, pada hari Kiamat nanti, Allah akan melebur
dan memusnahkan alam semesta dan semuanya kembali kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa.
Kemudian kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa untuk melebur dan memusnahkan alam
semesta itu oleh orang-orang kafir di India dijadikan salah satu ’tuhan baru’ atau
’sesembahan baru’ yang dinamai Dewa Siwa. Selanjutnya ajaran penyembahan
berhala Siwa tersebut menyebar ke negeri-negeri di sekitarnya dan terus
menyebar ke seluruh dunia. Tiga dewa tertinggi agama Hindu yaitu Brahma, Wisnu
dan Siwa disebut Trimurti itu adalah nama-nama Allah Ta’aalaa. Dan Dewa-dewi
Surya, Indra, Agni Durga, Sri, Kali dan semua dewa-dewi yang dijadikan
‘tuhan-tuhan baru atau berhala-berhala yang disembah manusia di seluruh dunia itu tidak ada. Semuanya hanya nama-nama yang diada-adakan (dibuat-buat) oleh orang-orang kafir terdahulu
terus menjadi ajaran agama bagi para penyembah berhala-berhala tersebut, kemudian
diikuti oleh keturunan mereka dan generasi-generasi berikutnya atau yang datang
kemudian hingga saat ini. Setan itu hanya memberikan janji-janji
palsu dan hayalan kepada para penyembah berhala dan semua itu adalah tipuan setan
belaka kepada orang-orang kafir yang menjadikan setan sebagai pemimpin mereka, setan-setan
itu telah menyesatkan sebagian besar manusia. Mitologi Hindu adalah
istilah yang digunakan oleh para sarjana masa kini terhadap kesusastraan Hindu
yang luas yang menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh kepahlawanan (epos)
Mahabharata dan Ramayana dalam Kitab Itihasa dan semua itu hanya dongeng kiasan
bahwa kejahatan selalu kalah oleh kebajikan. Kitab-kitab Purana juga
merupakan bagian dari kesusastraan Hindu ditulis sekitar tahun 500-300 SM dan
itu hanya karya sastra fiksi (cerita karangan). Karena selama berabad-abad
kemudian, Kitab-kitab Purana tersebut kata-katanya, kalimat-kalimatnya,
alinea-alineanya, ayat-ayatnya telah mengalami interpolasi/penyisipan/penambahan (sebagian, sebagian besar dan
total), pengubahan (modifikasi)
sebagian, sebagian besar, revisi total, penyingkatan
dan juga kemasukan unsur-unsur asing
pada sebagian atau total dari tulisan-tulisan di dalam Kitab-kitab Purana. Yaitu
pada dongeng dongeng kesusastraan mitologi Hindu dan tradisi lama yang
menjabarkan dan menceritakan tentang dongeng makhluk-makhluk supranatural
(seperti dongeng-dongeng : dewa-dewi, asura, detya, raksasa, yaksa, gandharwa,
peperangan Shiva, Daksayani (Sati) yang melahirkan praktik ritual bunuh diri
Sati yang dihalalkan dan menjadi bagian ajaran agama Hindu), Reinkarnasi
manusia seperti kehidupan Parwati, raja-raja, rshi-rshi kuno dan lain-lain.
Juga cerita
tentang terciptanya alam semesta dan manusia dalam Kitab Shivapurana sangat
tidak ilmiah dan sangat tidak masuk akal dan hanya merupakan karya sastra fiksi
Hindu karena tulisannya tidak sesuai dengan penemuan penelitian sains modern
dari ahli-ahli sains dunia. Dan cerita tentang Inkarnasi Tuhan (Dasa Awatara)
yang dijelaskan dengan panjang lebar dalam aliran filsafat dan ilmu akhlak, sebagian
besar ceritanya telah mengalami sangat banyak modifikasi dan interpolasi.
Karena yang benar adalah, Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Berkehendak mengutus nabi-nabi-Nya
yang diberi tugas untuk mengajak umat mereka supaya beribadah hanya kepada
Allah Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Allah tidak pernah menyuruh menyembah berhala-berhala
yang tidak dapat memberi mudharat dan manfaat kepada manusia. Apabila orang-orang
kafir menyembah berhala-berhala sesembahan mereka, maka penyembahan itu adalah
kesesatan yang jauh sekali dari kebenaran, Yunus
(10) ayat 106 dan Al-Hajj (22) ayat
12. Tulisan-tulisan dalam Kitab-kitab Purana sangat banyak yang hanya
dongeng-dongeng yang dibuat-buat oleh orang-orang kafir yang tidak takut kepada
Allah. Sekali lagi,
dewa-dewi dan lain-lain serta dongeng-dongeng tentang mereka itu hanya hayalan,
hanya tipuan setan *Maswath dan pasukannya dari golongan setan jin dan golongan
setan manusia.
*Maswath ini adalah setan anaknya Iblis Laknatullah, ia spesialis dalam menciptakan/mengada-adakan/membuat-buat
kebohongan-kebohongan besar maupun kecil terutama membuat cerita dongeng (fiksi)
tentang tuhan-tuhan palsu. Yaitu mitologi dan legenda makhluk-makhluk
supranatural (seperti : dewa-dewi, asura, dll), raja-raja, kesatria-kesatria
dan rshi-rshi kuno serta dongeng-dongeng tentang mereka yang tidak ditemukan
bukti arkeologisnya. Bahkan kejahatan yang setan Maswath dan anak-anaknya (Iblis
dan keturunannya yaitu setan-setan dan jin-jin kafir, fasik dan zhalim semuanya
disebut golongan setan-setan jin) lakukan sampai pada tingkat setan Maswath
memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan
yang diselenggarakan oleh manusia. Lalu setan-setan jin tersebut menyebarkan
kebohongan yang pada gilirannya dibantu oleh setan-setan manusia untuk
disebarkan ke kalangan masyarakat umum. Jadi jika ada berita bohong (dusta) atau
karangan fiksi yang berkembang di kalangan manusia bahkan sampai dipercaya dari
generasi ke generasi hingga ribuan tahun sebagai kebenaran dan aturan agama
yang ditaati secara mutlak oleh orang-orang kafir yang sesat. Maka hal itu
adalah ulah setan Maswath dan anak-anaknya yang bertanggung jawab beserta
setan-setan manusia yang ikut menyebarkan berita bohong tersebut. Setan-setan anak-anak keturunan Iblis
Laknatullah dan juga mayoritas jin, sangat suka dengan kebohongan pada tingkat
yang sudah mendarah daging.
Setan-setan itu
bermaksud menyesatkan manusia dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya dari jalan
agama yang benar yaitu agama Islam. Setelah berlalu waktu yang panjang, semua
bisikan, godaan, tipuan dan hasutan setan itu dipercayai sebagai aturan dan
jalan kebenaran agama oleh kebanyakan manusia yang dibiarkan sesat oleh Allah.
Qur’an surat Al-Jaatsiyah (45) ayat 23 :
23.
(Apakah kamu pernah melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) salah satunya menjadi
penyembah berhala karena tipuan setan jin dan setan manusia (dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya) berdasarkan
pengetahuan-Nya, Allah telah mengetahui bahwa orang tersebut termasuk orang
yang disesatkan sebelum ia diciptakan-Nya yang telah ditetapkan-Nya di dalam
Kitab Lauhul Mahfudz (dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya) karena
itu ia tidak dapat mendengar petunjuk dan tidak mau memikirkan petunjuk dari
Allah
(dan meletakkan tutupan pada penglihatannya) sehingga ia tidak dapat
melihat petunjuk jalan yang benar dari Allah (Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk setelah Allah) membiarkannya sesat? Tentu saja
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk selain Allah (Maka mengapa kalian tidak
mengambil pelajaran?). Orang-orang yang sesat itu telah ditetapkan di
dalam Kitab Induk Lauhul Mahfudz meninggal dalam keadaan kafir dan di akhirat
kelak mereka dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam kekal di dalamnya untuk
selama-lamanya. Allah tidak memberi petunjuk kepada mereka, karena mereka
adalah orang-orang yang kafir, fasik dan zhalim. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu dan Maha Mengenal makhluk-makhluk-Nya, Ali-‘Imran (3) ayat 86, Al-Maaidah (5) ayat 51,67,
At-Taubah (9) ayat 19, 24, 37, 80, 109 dan Al-Hujuraat (49) ayat 13.
Karena mereka orang-orang kafir,
fasik dan zhalim, maka Allah mengirimkan setan-setan untuk menyesatkan mereka.
Qur’an surat Maryam (19) ayat 83 :
83. (Tidakkah
kamu lihat, bahwasannya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang
kafir untuk menghasut mereka) salah satunya sebabnya adalah orang-orang
kafir itu tidak mengerjakan ibadah utama yaitu mereka tidak mendirikan shalat, padahal
ibadah shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Karena orang-orang
kafir itu tidak shalat, maka
ujung otaknya tidak terisi dengan Oksigen,
nutrisi dan energi positif, sehingga membuat kelenjar ke-7 atau kelenjar
induk, disebut juga Maestro Gland yang
terdapat di tengah-tengah kepala di dalam bagian otak yang paling
atas/depan/ujung dari orang-orang kafir itu tidak dapat bekerja dengan sempurna untuk memblokir pesan-pesan buruk dan sesat dari
setan-setan. Maka setan-setan itu sangat mudah menguasai mereka dengan menggerakkan
jasmani dan rohani mereka untuk melakukan perbuatan dosa-dosa
(dengan sungguh-sungguh?). Allah juga tidak menolong dan melindungi orang-orang
yang kafir itu dari kejahatan setan-setan yang menguasai mereka, dengan tidak memberi
petunjuk dan bimbingan ke seluruh jasmani dan rohani mereka. Hal itu membuat
organ-organ tubuh dan rohani dari orang-orang kafir tersebut sangat mudah untuk
melakukan perbuatan maksiat, bahkan mereka sampai durhaka terhadap Allah dan
nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa, Al-’Ankabuut
(29) ayat 45.
Qur’an surat Faathir (35) ayat 6 :
6. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi
kalian, maka anggaplah ia musuh) kalian (karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya supaya
menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala).
Qur’an surat Yaasiin (36) ayat 60-62 :
60. (Bukankah Aku) Allah (telah memerintahkan kepada
kalian wahai Bani Adam) wahai manusia anak cucu Adam
(supaya kalian tidak menyembah setan) jangan menaati semua setan
manusia dan semua setan jin yang menyesatkan kalian (Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagi kalian) yang jelas permusuhannya.
61. (Dan hendaklah kalian
menyembah-Ku) Esakanlah Allah dan taatilah Allah dan nabi-nabi-Nya (Inilah jalan) tuntunan
agama
(yang lurus) yang benar.
62. (Dan sungguh, setan itu telah
menyesatkan sebagian besar di antara kalian. Maka apakah kalian tidak
memikirkan?) tentang permusuhan setan (Iblis) dan penyesatannya itu? Setan telah
berjanji di hadapan Allah bahwa setan yang dibantu oleh pasukannya dari
golongan setan jin dan setan manusia akan menghalang-halangi atau menyesatkan
manusia dari jalan agama Allah yang benar. Oleh karena itu setan berjuang habis-habisan siang
dan malam untuk menghilangkan iman manusia dengan penuh ketekunan membisiki, menggoda, menipu dan menghasut manusia dengan
menyesatkan mereka dari jalan agama yang benar sejauh-jauhnya. Setan pasti akan
selalu menghalang-halangi manusia dari jalan agama Allah yang benar dengan menyesatkan
mereka dari arah depan sehingga membuat manusia itu
ragu terhadap kehidupan akhirat, dan dari belakang mereka yang menjadikan
manusia cinta kepada dunia bahkan sampai berlebih-lebihan (hedonis), dari kanan
yang membuat manusia samar-samar atau lalai dalam urusan agama dan dari kiri mereka
yang membuat manusia senang dan bahkan sangat senang hingga melampaui batas
dalam perbuatan sia-sia dan dosa-dosa sehingga kebanyakan manusia itu
tidak bersyukur, yaitu kebanyakan manusia itu tidak beriman (kafir), sesat dan
menyesatkan. Akhirnya orang-orang kafir itu menjadi temannya setan di Neraka
Jahannam dan barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka ketahuilah
setan itu adalah teman yang sangat jahat, An-Nisaa’
(4) ayat 38, Al-A’raaf (7) ayat 16-17, Al-Hijr
(15) ayat 39-40, Al-Israa’ (17) ayat 62 dan Shaad (38) ayat 82-83. Allah Ta’aalaa tidak berfirman bahwa setan mendatangi
manusia ’dari arah atas’ karena rahmat Allah itu diturunkan dari arah atas mereka,
sehingga setan tidak akan dapat mendatangi manusia untuk menyesatkan dari arah
atasnya, hal itu supaya Iblis
tidak menghalang-halangi jalan antara hamba dengan rahmat Allah, Al-A’raaf (7) ayat 16-17.
Qur’an surat Az-Zukhruf (43) ayat 36-37 :
36. (Barangsiapa
yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah) yaitu berpaling dari Al-Qur’an, salah
satunya adalah karena ia tidak
mendirikan shalat, padahal shalat itu adalah ibadah utama, maka
(Kami adakan) kirimkan (baginya setan) yang menyesatkan
(maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya) ke mana
saja, sehingga setan tidak pernah berpisah darinya.
37.
(Dan sesungguhnya mereka) setan-setan
itu
(benar-benar menghalangi mereka) yang berpaling dari pengajaran dan peringatan
Al-Qur’an tersebut (dari jalan yang benar) dari jalan agama Allah yang benar atau yang
lurus
(dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk).
Qur’an
surat Al-Mujaadilah (58) ayat 19 :
19. (Setan telah menguasai mereka) orang-orang kafir, fasik dan zhalim itu (lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah, mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan setan itulah golongan yang merugi).
Qur’an surat Al-Hasyr (59) ayat 16 :
16. Bujukan
orang-orang munafik dan kafir kepada orang-orang kafir lainnya itu adalah
(seperti halnya) bujukan (setan) kepada manusia ketika
(ia
berkata kepada manusia : “Kafirlah kamu.” Maka tatkala manusia itu telah
menjadi) orang-orang (kafir, ia berkata : “Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb
semesta alam”) setan berdusta, yang sebenarnya setan itu durhaka bahkan
sangat durhaka, sangat ingkar dan membangkang kepada Allah, An-Nisaa’ (4) ayat 117, Al-Israa’ (17) ayat 27, Al-Kahfi (18) ayat
50, Maryam (19) ayat 44, Thaahaa
(20) ayat 116 dan Ash-Shaaffaat (37)
ayat 7. Di akhirat kelak, setan dan pasukannya tidak mau
bertanggung jawab setelah berhasil menyesatkan manusia. Padahal sewaktu hidup di
dunia dahulu, siang dan malam setan mendatangi manusia untuk menghilangkan iman mereka dengan penuh
ketekunan, membisiki, menggoda, menipu dan menghasut
manusia dengan segala cara dan segala macam
tipu daya, supaya menjadi orang-orang kafir, termasuk kafir kepada
ayat-ayat-Nya dan hadits rasul-rasul-Nya. Tetapi, setelah orang-orang kafir itu
dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam, mereka menyesali kekafiran mereka. Selanjutnya
orang-orang kafir itu berkata : “Sungguh, setan telah menyesatkan aku dari
peringatan Allah melalui ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh nabi-nabi-Nya setelah
peringatan itu datang kepadaku, dan setan itu memang pengkhianat manusia,” Al-A’raaf (7) ayat 16-17, Ibrahim (14) ayat 22 dan Al-Furqaan
(25) ayat 29.
Qur’an surat Ibrahim (14) ayat
22 :
22. Di
akhirat kelak (Dan berkatalah setan tatkala perkara hisab) pengadilan semua
makhluk (telah diselesaikan) lalu orang-orang yang beriman dan beramal
saleh yang berhak masuk Surga dimasukkan ke dalam Surga dan orang-orang kafir
yang wajib masuk Neraka dimasukkan ke dalam Neraka, lalu mereka mengerumuni
Iblis
(“Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar) melalui
nabi-nabi-Nya dengan membawa bukti-bukti yang nyata (dan aku pun telah menjanjikan
kepada kalian) bahwa janji Allah itu tidak ada dengan memberikan
angan-angan kosong kepada manusia yang tidak beriman yang menjadikan
setan-setan itu pemimpin-pemimpin mereka. Yaitu orang-orang yang sesat yang selalu
mengikuti hawa nafsu setan yang hanya mengajak golongannya supaya
menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala, Al-A’raaf (7) ayat 27 dan
Faathir (35) ayat 6 (tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian) Allah
selalu menjaga orang-orang yang beriman dan beramal saleh sehingga tidak ada kekuatan
bagi setan untuk menguasai (menyesatkan) mereka karena tipu daya setan itu
lemah terhadap hamba-hamba-Nya yang tulus ikhlas (mukhlis) dan beriman (yakin)
kepada adanya kehidupan akhirat dan tidak
meninggalkan pengajaran Allah Tuhan Yang Maha Pemurah melalui
ayat-ayat-Nya yang dibawa oleh nabi-nabi-Nya yang disampaikan kepada umat
mereka, An-Nisaa’ (4) ayat 76, Al-Hijr
(15) ayat 40-42, An-Nahl (16) ayat 100, Al-Israa’ (17) ayat 65, Sabaa’ (34)
ayat 21 dan Az-Zukhruf (43) ayat 36
(melainkan
aku) setan (menyeru) mengajak orang-orang kafir dengan membisikan,
menggoda (membujuk), menipu dan menghasut untuk menyesatkan (kalian
lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku
akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali
tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian
mempersekutukan aku) dengan Allah (sebelumnya”) sewaktu hidup di dunia, lalu Allah berfirman :
(“Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih”) di
Neraka Jahannam kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Qur’an
surat An-Nahl (16) ayat 99-100 : Bagi orang-orang yang
beriman dan bertawakal kepada Allah.
99. (Sesengguhnya setan itu tidak
memiliki kekuasaan) tidak dapat mempengaruhi (terhadap orang-orang yang-beriman dan
bertawakal kepada Tuhannya) setan itu tidak dapat menyesatkan
hamba-hamba-Nya yang berserah diri sepenuhnya atas segala urusannya kepada
Allah setelah berusaha keras dalam berikhtiar sesuai dengan kemampuan dalam
mengikuti sunnah Allah yang telah Dia ditetapkan di dalam Kitab Lauhul Mahfudz.
100.
(Sesungguhnya kekuasaannya) pengaruhnya (hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya
sebagai pemimpin) setan hanya dapat menyesatkan orang-orang yang banyak
berdusta dan banyak berbuat dosa,
Asy-Syu’araa’ (26) ayat 221-222 (dan atas
orang-orang yang terhadap-Nya) terhadap Allah (mereka mempersekutukan) setan
hanya dapat menyesatkan orang-orang kafir yaitu para penyembah ’tuhan-tuhan’
selain Allah, supaya mereka melakukan perbuatan dosa-dosa hingga melampaui
batas, Maryam (19) ayat 83.
Azab bagi orang-orang kafir yang mendustakan dan
menyombongkan diri terhadap ayat-ayat Allah.
Qur’an surat Asy-Syu’araa’ (26) ayat 91-104 :
91. (Dan diperlihatkan dengan
jelas Neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat) yaitu orang-orang yang kafir.
92. (Dan dikatakan kepada mereka :
”Di manakah berhala-berhala yang dahulu) di alam dunia (kalian sembah),
93.
(selain Allah? Dapatkah mereka) berhala-berhala itu
(menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri?”).
94.
(Maka mereka) sesembahan-sesembahan itu (dijungkirkan ke dalam Neraka bersama
orang-orang yang sesat) yaitu bersama orang-orang kafir yang
menjadi penyembah berhala-berhala tersebut.
95.
(Dan bala tentara Ibils semuanya) beserta pasukan Iblis dari golongan setan
jin yang menaati Iblis (setan).
96.
(Mereka) orang-orang kafir (berkata sambil mereka bertengkar di
dalamnya) di dalam Neraka itu dengan sesembahan-sesembahan mereka.
97. (”Demi Allah, sesungguhnya
kita dahulu) di alam dunia (dalam kesesatan yang nyata) jelas sesatnya.
98.
(Karena kita menyamakan kalian) dalam hal menyembah (dengan
Tuhan semesta alam) seluruh alam.
99.
(Dan tidak ada yang menyesatkan kita) dari petunjuk jalan agama Allah yang
benar
(kecuali orang-orang yang berdosa) yaitu setan dan pasukannya serta
para pendahulu kita atau nenek moyang kita yang lebih dahulu berbuat kafir lalu
kita ikuti atau kita tiru perbuatan kekafiran mereka.
100.
(Maka kita) sekarang di akhirat (tidak mempunyai pemberi syafaat seorang
pun) sebagaimana orang-orang mukmin yang memiliki para malaikat, para
nabi dan orang-orang mukmin lainnya yang dapat memberi syafaat (pertolongan
doa) atas izin Allah kepada orang-orang yang beriman (umat Islam).
101.
(Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab) yaitu yang memperhatikan perkara kita.
102.
(Maka seandainya kita dapat kembali sekali lagi) ke alam dunia
(niscaya) tentu (kami menjadi orang-orang yang beriman”) orang-orang
kafir itu mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat dicapai oleh mereka.
103.
(Sungguh, pada yang demikian itu) yaitu keterangan-keterangan tentang
keadaan orang-orang kafir dan berhala-berhala yang menjadi
sesembahan-sesembahan mereka di akhirat kelak (benar-benar terdapat
tanda-tanda) kekuasaan Allah, bahwa Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu dan Maha Mengetahui atas segala sesuatu (tetapi kebanyakan mereka) manusia
(tidak beriman).
104.
(Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa) untuk mengalahkan
musuh-musuh-Nya (lagi Maha Penyayang) untuk mengampuni orang-orang kafir yang
kembali beriman dan bertobat kepada-Nya.
Qur’an surat Al-Mu’min (40) ayat 73-76 dan 84-85 :
73. Di akhirat kelak (Kemudian dikatakan kepada
mereka) orang-orang kafir itu (: ”Manakah berhala-berhala yang selalu kalian
persekutukan),
74.
yang
kalian sembah (selain Allah?” Mereka menjawab : ”Mereka telah hilang lenyap dari
kami, bahkan kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu”) mereka
mengingkari penyembahan kepada berhala-berhala yang dahulu ketika di dunia mereka
selalu menyembahnya, kemudian berhala-berhala sesembahan mereka itu didatangkan
di hadapan mereka, dan sesembahan-sesembahan orang-orang kafir itu juga
mengingkari bahwa mereka dahulu disembah oleh para penyembahnya, selanjutnya
dikatakan kepada mereka : ”Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah
selain Allah, adalah bahan bakar Jahannam”, Maryam (19) ayat 82, Al-Anbiyaa’ (21) ayat 98 dan Al-Qashash (28) ayat 62-66 (Demikianlah Allah membiarkan sesat
orang-orang kafir).
75. Dan dikatakan pula kepada mereka (Yang
demikian itu disebabkan karena kalian bersuka ria di muka Bumi dengan tidak
benar) kalian durhaka dan banyak melakukan
perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas (dan karena kalian selalu bersuka ria) dan
karena kalian melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas itu berulang
kali.
76.
Dikatakan
kepada mereka : (”Masuklah kalian ke pintu-pintu Neraka Jahannam, sedangkan kalian
kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang
yang sombong ”) tidak mau beriman.
84. (Maka tatkala mereka melihat azab Kami,
mereka berkata : ”Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada
sembahan-sembahan yang telah kami persekutukannya dengan Allah”).
85.
(Maka
iman mereka tidak berguna) lagi (bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah
Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan disaat itu merugilah
orang-orang kafir).
Qur’an surat Al-’Ankabuut (29) ayat 42 :
42. (Sesungguhnya Allah mengetahui
apa saja yang mereka sembah selain Allah dan Dia Maha Perkasa) untuk mengalahkan
musuh-musuh-Nya di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam
perbuatan-Nya.
Ayat-ayat di
dalam Al-Qur’an tentang Allah Tuhan seluruh alam sebagai berikut ini :
Qur’an surat Al-Faatihah (1) ayat 2 :
2.
(Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh) semesta (alam).
Qur’an surat At-Taubah (9) ayat 31 :
31. (...padahal mereka hanya
diperintahkan menyembah Tuhan Yang Maha Esa) yang tertulis di dalam Kitab suci
Taurat Musa dan Kitab suci Injil Isa Al-Masih (tidak ada Tuhan selain Dia) Laa
ilaaha Illallaah (Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan).
Qur’an surat An-Nahl
(16) ayat 22 dan 36 :
22. (Tuhan kalian adalah) Allah (Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang
tidak beriman kepada akhirat) yaitu orang-orang kafir
(hati mereka mengingkari) keesaaan Allah (sedangkan mereka sendiri adalah
orang-orang yang sombong).
36.
(Dan sesungguhnya Kami) Allah (telah mengutus rasul untuk tiap-tiap umat)
bangsa (untuk) menyerukan (: ”Beribadahlah kepada Allah) saja
(dan
jauhilah Thagut) segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Qur’an surat Al-Kahfi (18) ayat 110 :
110.
(...dan janganlah ia menyekutukan di dalam beribadah kepada Tuhannya) Esakanlah Allah di dalam
beribadah kepada-Nya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’
(21) ayat 25 dan 92 :
25. (Dan Kami tidak mengutus
seorang rasul pun sebelum engkau) Muhammad (melainkan Kami wahyukan
kepadanya : ”Bahwa tidak ada Tuhan) yang berhak disembah
(selain Aku) Laa ilaaha Illallaah
(maka beribadahlah kepada-Ku oleh kamu sekalian) wahai manusia, Lillaahi
Ta’aalaa. Maka niat shalat, puasa, zakat, infaq, sedekah, haji, jihad, mencari
ilmu, menikah dan semua amal saleh yang dilakukan oleh manusia di dunia ini
ikhlas semata-mata karena Allah Ta’aalaa.
92.
(Sungguh) agama Islam atau agama tauhid (inilah agama kalian, agama yang satu)
wahai manusia dan kalian wajib memeluknya (dan Aku) Allah (adalah Tuhan kalian, maka
beribadahlah kepada-Ku) Lillaahi Ta’aalaa.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 4 :
4.
(Sesungguhnya Tuhan kalian) wahai manusia, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa (benar-benar
Esa).
Qur’an surat Asy-Syuuraa (42) ayat 11 :
11.
(....Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia) Allah (dan Dia-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat).
Qur’an surat Al-Ikhlaas
(112) ayat 1-4 :
1.
(Katakanlah : ”Dia-lah Allah Yang Maha Esa”).
2.
(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) untuk selama-lamanya.
3.
(Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan).
4.
(Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia).
Qur’an surat
Al-Baqarah (2) Ayat 235 :
235.
(....Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatimu) Allah mengetahui apa yang
mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan, karena Allah bersemanyam dalam hati nurani atau meliputi jasmani dan rohani semua
orang (makhluk-Nya). Dan Allah bersama semua makhluk-Nya di mana saja
makhluk-Nya berada, Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan, Al-Hadiid (57) ayat 4 (maka
takutlah kepada-Nya) dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati, Al-Hadiid (57) ayat 6, maka janganlah
berbuat zhalim secara terang-terangan maupun tersembunyi di dalam hatimu (Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang takut
kepada-Nya kemudian bertobat (lagi Maha Penyantun) sehingga
menangguhkan hukuman-Nya terhadap orang yang berbuat dosa-dosa karena masih
ditunggu pertobatannya.
Qur’an surat An-Nisaa’ (4) ayat 116 :
116.
(....Dan barangsiapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah) percaya ada tuhan selain Allah
atau
tidak mengesakan Allah (maka sungguh ia telah tersesat
sejauh-jauhnya) dari jalan agama Allah yang benar.
Qur’an surat Al-Bayyinah (98) ayat 5 :
5.
(Padahal mereka) yaitu orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan para
penyembah berhala (tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam beragama dengan lurus) tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apa pun (dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang
demikian itulah) tuntunan (agama yang lurus) benar.
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 180 :
180.
(Allah memiliki Al-Asmaa’ul Husnaa) artinya nama-nama yang baik,
agung dan indah dari Asma Allah (maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut
nama-nama-Nya itu dan tinggalkanlah *orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam) menyebut (nama-nama-Nya) dengan menjadikan
nama-nama Allah yang baik itu untuk nama-nama berhala atau nama ’tuhan-tuhan’
baru yang disembah selain Allah setelah berlalu waktu yang panjang. Seperti
nama berhala Laatta (Allaat) berakar dari lafaz Allah dan ’Uzzaa berakar dari
kata Al-’Aziiz yang kemudian menjadi
sesembahan-sesembahan baru bangsa Arab Jahiliyah. Hal itu terjadi juga di Asia
Selatan yang dimulai dari India, seperti nama-nama berhala Brahma, Vishu
(Wisnu), Siwa dan lain-lain. Setelah berlalu waktu yang panjang, nama-nama
Allah tersebut menjadi nama tuhan-tuhan baru dalam ajaran agama Hindu, kemudian
menjadi sesembahan-sesembahan orang-orang kafir di India dan negeri-negeri di
sekitarnya, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia hingga saat ini. Yang
pertama kali melakukan kekafiran itu adalah nenek moyang mereka, kemudian
keturunan mereka segera mengikuti perbuatan sesat nenek moyang mereka tanpa
dipikirkan terlebih dahulu, sehingga mereka mendustakan dan sangat menentang
dakwah nabi-nabi Allah. Padahal nenek moyang mereka yang mereka ikuti ajaran
agamanya itu tidak mengetahui sesuatu dan tidak pula mendapat petunjuk ke jalan
agama yang benar dari Allah Tuhan Yang Maha Esa (Al-Ahad) dan Yang Maha Benar
(Al-Haqq) (nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan) Ayat ini menunjukkan bahwa nabi-nabi dan umat-umat dahulu juga
telah diperintahkan oleh Allah untuk berdoa dengan menyebut nama-nama Allah
yang baik, agung dan indah yaitu Asmaaul Husna.
Qur’an surat Al-Israa’ (17) ayat 110 :
110.
(Katakanlah : Serulah) nama (Allah atau serulah Ar-Rahmaan. Dengan nama
yang mana saja kamu dapat menyeru. Karena Dia memiliki Al-Asmaa’ul Husnaa)
nama-nama yang baik dan ada 99 nama Allah. Seperti :Ar-Rahmaan artinya Yang Maha
Pengasih, Al-Khaaliq artinya Maha Pencipta segala sesutu yang pertama tanpa ada contoh sebelumnya, Al-Badii’ artinya
Maha Pencipta Yang Tiada Bandingan-Nya, Al-Muhaimin artinya Maha Pemelihara. Al-Hafiidz
artinya Allah Maha Penjaga, Maha Memelihara dan Maha Melindungi sesuatu yang
dikehendaki-Nya dari segala bentuk malapetaka. Allah Tuhan Yang Maha Besar,
Maha Kuat dan Maha Kuasa untuk menghancurkan (melebur) dan memusnahkan alam
semesta termasuk dunia dan seisinya.
Qur’an surat Thaahaa
(20) ayat 8 :
8.
(Dia-lah Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang memiliki Al-Asmaa’ul
Husnaa) nama-nama
yang baik.
Qur’an surat Al-Hasyr
(59) ayat 24 :
24. (Dia-lah Allah Yang Menciptakan,
Yang Mengadakan) dari ketiadaan menjadi ada (Yang Membentuk rupa, Dia memiliki Al-Asmaa’ul
Husnaa) nama-nama yang baik (Apa yang ada di Langit dan di Bumi bertasbih
kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda :
”Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama (Al-Asmaa’ul Husnaa) yaitu 100
kurang satu (1). Siapa yang
menghafalnya akan masuk Surga.” Hadits riwayat Bukhari.
Allah
Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, Allah yang
menghancurkan dan menciptakan alam semesta dan segala apa yang ada di dalamnya
dan hanya Allah yang menghidupkan dan mematikan makhluk-makhluk-Nya. Allah yang
memasukkan ke Neraka dan mengeluarkan dari Neraka dan tidak seorang pun yang
mampu menghindar dari jangkauan-Nya. Karena hanya Allah yang mematikan jiwa
orang ketika matinya, memegang jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya,
maka Allah tahan jiwa orang yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan
jiwa yang lain hingga waktu yang ditentukan-Nya dan karena hanya Allah yang
meliputi alam semesta dan meliputi makhluk-makhluk-Nya.
Qur’an surat Az-Zalzalah (99) ayat 6-8 :
6.
(Pada
hari) Kiamat (itu manusia keluar) dari kubur dengan cepat, Al-Ma’aarij
(70) ayat 43 (dalam keadaan
bermacam-macam) di mana wajah-wajah
manusia ada yang putih berseri-seri, tertawa dan gembira, mereka itu adalah
orang-orang yang beriman dan banyak beramal saleh. Ada wajah-wajah yang hitam
legam karena muram tertutup debu dan ditutup pula oleh kegelapan dengan mata
yang tampak membiru, buta, bisu, tuli serta lebih tersesat dari jalan
yang benar, mereka itu adalah orang-orang kafir lagi durhaka terhadap Allah dan
nabi-nabi-Nya, Ali-‘Imran
(3) ayat 106-107, Al-Israa’ (17) ayat 72, 97-98, Thaahaa (20) ayat 102,
124-127, Al-Mu’minuun (23) ayat 101-108, Al-Qiyaamah (75) ayat 22-25 dan ‘Abasa (80) ayat 37-42 (supaya diperlihatkan kepada mereka) balasan (pekerjaan mereka) pada waktu hidup di dunia dahulu.
7.
(Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah,
niscaya ia akan melihat) balasan (nya).
8.
(Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya ia
akan melihat) balasan atas perbuatan kejahatan (nya pula). Maka
bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya semampu
kalian dan menjauhi segala larangan-Nya dan dengarkanlah serta taatilah Allah
dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian rezeki kalian yang baik yang telah
diberikan oleh Allah pada berbagai jalan kebaikan yaitu berupa zakat, infaq dan
sedekah. Dan barangsiapa yang dijauhkan oleh Allah dari penyakit kikir, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dan janganlah sekali-kali kamu
mati kecuali (melainkan) dalam keadaan beragama Islam, Ali-‘Imran
(3) ayat 102 dan At-Taghaabun
(64) ayat 16.
Qur’an surat Ali-‘Imran (3) ayat 10 :
10. (Sesungguhnya orang-orang kafir, harta
benda dan anak-anak mereka) tidak akan berguna karena (tidak dapat menolak) azab
(Allah sedikit pun dan merekalah bahan bakar api Neraka) Jahannam.
Qur’an surat Al-A’raaf (7) ayat 179
:
179. (Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk) isi (Neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami) memikirkan
ayat-ayat Allah dengan benar (mereka mempunyai mata) tetapi
(tidak dipergunakan untuk melihat) tanda-tanda kekuasaan Allah yang
ada di dalam diri mereka dan yang ada di alam semesta dengan penglihatan yang
disertai pemikiran untuk dijadikan pelajaran (dan mereka mempunyai telinga) tetapi
(tidak dipergunakan untuk mendengarkan) ayat-ayat Allah termasuk
peringatan-peringatan-Nya yang disampaikan melalui nabi-nabi-Nya, kemudian
merenungkan apa yang terkandung di dalamnya dan menaatinya terus mengamalkannya
(Mereka) orang-orang kafir (itu bagaikan binatang ternak) karena
tidak dapat memahami ucapan yang disampaikan kepadanya, tidak dapat memahami
apa yang dilihatnya, dan tidak dapat berpikir tentang kebaikan dan keburukan
sehingga tidak mampu membedakannya (bahkan mereka lebih sesat) dari
binatang ternak yang tidak punya akal dan pikiran, sebab binatang ternak itu
dapat melihat dan mencari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan akan lari
dari hal-hal yang membahayakan dirinya serta dapat mengikuti arahan
penggembalanya. Tetapi orang-orang kafir itu kebalikan dari binatang ternak,
sehingga mereka tidak pernah berharap pahala dan tidak pernah takut
peringatan-peringatan dari Allah, bahkan berani menantang dengan penuh
kesombongan untuk menyuguhkan dirinya dimasukkan ke dalam siksa api Neraka (Mereka
itulah orang-orang yang lalai) dari keimanan dan ketaatan kepada Allah,
padahal tujuan Allah menciptakan manusia itu supaya mereka beribadah kepada-Nya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’
(21) ayat 98-100 :
98.
Hai orang-orang kafir! (Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian
sembah selain Allah adalah makanan) Neraka (Jahannam, kalian pasti masuk ke
dalamnya).
99. (Andaikata mereka) berhala-berhala (itu
adalah tuhan-tuhan) sebagaimana yang kalian imani (percayai) dan kalian
menjadikannya sesembahan (tentulah mereka tidak masuk Neraka. Dan
semuanya) yaitu orang-orang yang menyembah segala sesuatu
selain Allah bersama berhala-berhala sesembahan mereka dimasukkan ke Neraka
Jahannam (akan kekal di dalamnya) untuk selama-lamanya.
100.
(Mereka merintih dan menjerit di dalamnya) di dalam Neraka Jahannam yang
apinya berkobar-kobar (dan mereka di dalamnya tidak dapat
mendengar) sesuatu pun karena gemuruh dari suara api Neraka Jahannam
itu yang sangat kuat dan sangat keras.
Qur’an surat Al-Jin
(72) ayat 15 :
15.
(Adapun *orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api) bakar (bagi Neraka Jahannam)*Orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran itu adalah orang-orang kafir, fasik dan zhalim
(sesat).
Qur’an surat Yuusuf (12) ayat
103 dan 106 :
103. (Dan
sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya)
Asy-Syu’araa’ ayat 8, Yaasiin ayat 7 dan Al-Mu’min ayat 59.
106.
(Dan
sebagian besar dari mereka) manusia (tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan) Allah
dengan segala sesuatu selain-Nya.
Qur’an surat Al-Bayyinah
(98) ayat 6 :
6.
(Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan Ahli Kitab) Yahudi dan Nasrani (dan
orang-orang musyrik) para penyembah berhala atau para penyembah tuhan-tuhan
selain Allah, pada hari pembalasan kelak mereka akan dimasukkan (ke
dalam Neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya) untuk selama-lamanya
(Mereka itu adalah seburuk-buruknya makhluk).
Qur’an surat Thaahaa
(20) ayat 127 :
127.
(Dan demikianlah) Kami mengazab orang-orang menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat Allah (Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya) mendustakan
atau
kafir (kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sungguh, azab di akhirat itu lebih
berat) daripada azab di dunia dan azab kubur (dan lebih kekal) abadi
untuk selama-lamanya.
Sumber : Kitab Al-Qur’an, Tafsir Jalalain,
Ramalan tentang Muhammad saw oleh Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Dr.
Zakir Naik, Teladan Suci Keluarga Nabi, Sirah Nabawiyah dan berbagai sumber
2 komentar:
terimakasih banyak
ditunggu artikel berikutnya ya min..
Posting Komentar