Siapakah yang
dimaksud dengan bangsa “Ya’juj dan Ma’juj (Al-Qur’an) atau Gog dan Magog (Alkitab)?”
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj menurut Rasulullah saw, merupakan salah satu syarat
terjadinya hari akhir dari dunia ini. Dari Huzaifah ra, Rasulullah saw bersabda
:
“Tidak akan terjadi hari Kiamat
hingga terjadi sepuluh tanda-tanda (Kiamat), yakni di antaranya munculnya Matahari dari
barat, keluarnya Dukhaan, keluarnya Dabbah (atau binatang yang artinya
negara, sudah keluar dengan berdirinya Negara Mesir, Uni Sovyet, negara-negara
Eropa khususnya Eropa Barat, Amerika Serikat dan Israel), keluarnya Ya’juj dan Ma’juj serta turunnya Isa ibnu Maryam.” Hadits
riwayat Bukhari dan Ibnu Majah.
Ketika dihadapkan pada persoalan
siapa yang dimaksud dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj, kita selalu beranggapan bahwa
bangsa Ya’juj dan Ma’juj adalah suatu bangsa yang masih tersembunyi. Bangsa
yang keberadaannya dirahasiakan dan akan muncul setelah mendekati akhir dunia
yang fana ini. Memang demikian, namun Allah juga tidak menutupinya sama sekali
dari pengetahuan kita. Banyak dari tanda-tanda tentang bangsa ini telah tampak.
Bahkan Alkitab dengan sangat jelas memberitakan tempat asal mereka muncul pada
waktu akhir zaman. Tanda-tanda yang terdapat di dalam Alkitab ini akan kami
jelaskan pada pembahasan “Raja negeri utara dan negeri selatan.” kali ini saya
cukupkan dengan uraian kami berikut. Berdasarkan firman Allah tentang Dzul Qarnain,
bangsa Ya’juj dan Ma’juj berada di
sebelah utara Kerajaan Persia, yaitu bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang kita kenal
sekarang ini merupakan rumpun bangsa-bangsa yang berada dari Asia Tengah, salah
satunya adalah bangsa Arya. Sedangkan bila melihat sabda Rasulullah saw tentang
telah terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj di atas, bangsa itu tentunya akan
segera keluar. Dan ternyata bangsa yang datang menjajah dan menjarah
bangsa-bangsa yang berada di belahan timur setelah kedatangan Rasulullah saw,
tiada lain adalah bangsa Eropa. Petunjuk lain adalah sifat-sifat yang mereka
miliki, yang jauh dari mencerminkan ajaran Nabi Isa as, apalagi dengan ajaran
Islam, karena bangsa Eropa adalah pewaris ajaran dan kebiasaan para penyembah
berhala. Untuk lebih jelasnya kita lihat sepintas keadaan mereka yang disebut
sebagai bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Bangsa Eropa pada awalnya merupakan bangsa
yang hidup di dalam gua-gua. Mereka sangat primitif dan terbelakang bila dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lain pada masanya. Pada dasarnya mereka berasal dari
tengah-tengah Asia yang berkelana mencari tanah yang subur dan penghidupan baru
yang lebih baik (nomaden). Mereka keluar gua hanya sekali waktu saja, sesuai
musim yang berlaku pada saat itu. Mereka berada di dalam gua sepanjang musim
dingin sambil menghabiskan persediaan bekal yang tersimpan.
Pada musim panas
mereka keluar gua untuk mencari dan mengumpulkan bahan makanan untuk persiapan
selama jangka waktu tertentu, yaitu untuk persediaan pada musim dingin yang
panjang. Pada saat mencari dan mengumpulkan makanan, mereka keluar untuk mengganggu
dan membinasakan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Bangsa-bangsa yang
terdekat dengan mereka, dan berhadapan langsung dengan mereka adalah, bangsa
Armenia, Turkmenistan, Kurdistan dan Persia serta bangsa-bangsa lainnya di Asia
Tengah. Bangsa-bangsa tersebut menjadi mangsa terdekat dari orang-orang Eropa
yang merampas, menjarah, merampok dan membunuh hingga persediaan makanan mereka
tercukupi selama musim dingin yang panjang. Demikian pula yang dilakukan orang-orang
Eropa keturunan bangsa Ya’juj dan Ma’juj di kemudian hari, mereka mencari benua
atau dunia baru pada Abad Pertengahan dengan melakukan penyerangan, penguasaan,
pembunuhan, pendudukan, dan penjajahan terhadap suatu negeri. Setelah menduduki
suatu negeri, mereka kemudian menjarah dan merampok hasil kekayaan alam serta
harta benda lain yang terdapat di negeri tersebut. Setelah itu mereka
membawanya ke negeri mereka sebagai persediaan pada musim paceklik, Begitulah
sifat-sifat mereka yang masih dapat dilihat hingga sekarang ini. Sebagai bukti
bahwa Kerajaan Persia dan juga kerajaan orang-orang Media menjadi tembok pemisah
antara Ya’juj dan Ma’juj dan bangsa-bangsa di sebelah timur, marilah kita lihat
perjalanan singkat bangsa-bangsa tersebut berdasarkan catatan sejarah yang
ditulis oleh Muhammad Tohir di dalam bukunya yang berjudul, Sejarah Islam dari Andalus sampai Lembah
Indus. Menurut pendapat kami, detik-detik terakhir runtuhnya dinding ghaib (pemisah) itu terjadi pada saat
runtuhnya Kerajaan Persia oleh tentara Islam belakangan. Karena walaupun
saat-saat terakhir, akan tetapi masih dapat terlihat bagaimana hikmat Kerajaan
Persia berfungsi sebagai dinding pemisah antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj dengan
bangsa-bangsa yang berada di sebelah timurnya, terutama bangsa-bangsa yang
berada di Timur Tengah. Dan ini merupakan bukti bahwa bangsa Eropa lah yang
dimaksud sebagai bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Fakta-fakta sejarah telah
memberitahukan kepada kita agak detil sebagai berikut :
Pertama:
Orang Berber, nama Berber biasa dipergunakan oleh orang-orang Yunani dan
orang-orang Romawi untuk menyebut bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yunani dan Romawi.
Tetapi, sebutan berber dalam proses perjalanan sejarah umat manusia selanjutnya
dipergunakan sebagai penamaan sejenis bangsa yang bertebaran di dataran Eropa
sejak abad ke-3. Mereka disebut berber atau barbar karena masih biadab belum
beradab, berbadan besar, gemar berperang, para petarung yang kuat serta menyukai
tantangan, terkenal akan kekejaman yang mereka lakukan dan selalu menjarah
harta kekayaan dari bangsa-bangsa yang ditaklukannya. Belakangan istilah barbar
dijungkirbalikkan dan dibelokkan oleh bangsa Eropa untuk menyebut umatnya Nabi
saw sebagai penghinaan kepada umat Islam. Asal-usul bangsa Berber berasal dari
tengah-tengah Asia (Asia Tengah). Kelompok-kelompok Berber mengembara dan
berkelana sampai ke Eropa Utara dan sebagian lagi ke perbatasan Eropa Timur (Eropa
Tengah) beberapa abad sebelum masehi. Pada masa itu Romawi dan Yunani sanggup
mencegah masuknya orang Berber yang masih biadab ke dalam wilayah-wilayah negeri
mereka masing-masing. Dengan demikian, untuk kurun waktu yang lama, orang-orang
Berber tidak berhasil sama sekali memasuki daerah Romawi Barat dan Romawi
Timur. Mereka terpaksa menempati lembah Sungai Dniper dan selanjutnya ke Semenanjung
Balkan. Rombongan bangsa Berber yang lain menjelajahi lembah Sungai Rhein, dan
menuju Semenanjung Itali dan Galia serta daerah-daerah yang berada di
sekitarnya. Namun setelah Kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur mengalami kemunduran
dan kemerosotan, rombongan-rombongan Berber mulai berani mendekati
daerah-daerah perbatasan kemudian masuk ke wilayah-wilayah kekuasaan Romawi. Orang
Berber mempunyai banyak jenis ras, salah satu di antaranya adalah ras Normandik
(Nordic). Ras ini merupakan ras yang paling banyak dan paling besar peranannya
dalam sejarah Eropa pada abad pertengahan. Di antaranya adalah suku-suku Jerman
(Germanic) ada 40 suku dan yang paling terkenal ialah suku Gothik, pada
pertengahan abad ke-2, orang-orang Goth bermukim di lembah-lembah sekitar Sungai
Vistula (Polandia). Dari sini mereka kemudian berpindah tempat lagi ke dataran
Ukraina, sebelah utara Laut Hitam. Di daerah ini mereka terbagi menjadi 2
bagian, pertama : kelompok Tervinggi,
yaitu orang Goth Barat (Ostrogoth) yang mendiami daerah-daerah hutan, kedua : kelompok Goritonggi, yaitu
orang Goth Timur (Visigoth) yang mendiami dataran-dataran yang luas. Orang Ostrogoth
kemudian bermukim di daerah-daerah yang terletak di antara Sungai Dnister dan Sungai
Dniper yang terletak di sepanjang garis perbatasan Semenanjung Balkan.
Kedua : Suku Gothik masuk
Eropa. Pada abad ke-5 M ,
suku-suku Gothik memasuki Eropa bagian barat melalui Galia di Perancis, Iberia
di Spanyol dan Portugis. Suku Vandal, adalah suku-suku Berber yang berasal dari
daerah Sungai Vistula dan Sungai Oder di Jerman datang dengan berbondong-bondong
memasuki daerah Bayern (Bavaria) di sebelah tenggara Jerman. Dari sini sebagian
besar dari mereka menyebar sampai ke Galia dan Iberia. Di Iberia, orang Vandal
menempati dua daerah yang sekarang dikenal dengan nama Spanyol dan Portugal.
Dan di Semenanjung Iberia, orang-orang Vandal memberi nama baru untuk daerah
pemukiman mereka sesuai dengan nama suku mereka sendiri, yaitu suku Vandalusia
yang kemudian berubah menjadi Andalusia/Andalus/Spanyol.
Ketiga : Orang Goth barat di Iberia mempunyai
seorang raja yang cakap, yaitu Raja Theodosius I (419 - 451 M ). Raja Theodosius
memperlakukan orang Swab dengan baik dan Mereka bersama-sama mengadakan
pembagian daerah kekuasaan di daerah ini. Bahkan Raja Theodosius membiarkan
orang-orang Swab menduduki tempat-tempat atau daerah-daerah pemukiman orang
Vandal di sebelah utara. Akan tetapi bersamaan dengan itu, Raja Theodosius juga
memperkeras dan memperluas wilayah kekuasaannya ke arah selatan, sampai akhirnya
berhasil mendesak mundur orang-orang Vandal dari tempat pemukimannya di sebelah
selatan, dan seluruh daerah semenanjung Iberia jatuh ke tangan suku Gothik.
Keempat: Orang Vandal di
Afrika. Pada zaman Raja Vandal bernama Gondarik anak Godivesil (406 - 428 M ), orang Goth Barat
melancarkan tekanan-tekanan berat kepada orang Vandal di Iberia. Setelah tidak tahan
lagi menghadapi tekanan-tekanan tersebut, orang-orang Vandal kemudian
meninggalkan daerah Iberia dengan menyeberangi lautan dan mendarat untuk
pertama kalinya di Aljazair bagian timur (423 M ). Sepeninggal Gondarik, adiknya yang
bernama Geiserik menggantikannya sebagai Raja Vandal (428 - 477 M ). Ketika itu sedang terjadi
pertikaian antara Romawi Timur dan Romawi Barat mengenai masalah keagamaan
yaitu pertikaian antara orang-orang pendukung Arius (Unitarian) dan Gereja
Paulus (Trinitas) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Peluang ini dipergunakan
sebaik-baiknya oleh Raja Geiserik untuk menduduki Traducta (Pantai Tarifa) pada
bulan Mei 429 Masehi. Dari sini penyerbuan orang-orang Vandal ke Maroko dimulai
secara besar-besaran, rombongan Vandal berjumlah kurang lebih 80.000 orang, dan
1500 orang di antaranya termasuk tenaga-tenaga tempur terlatih yang hebat.
Menghadapi serbuan besar-besaran dari orang-orang Vandal, Kerajaan Romawi menjadi
kewalahan untuk mempertahankan daerah Maroko bagian tengah. Kala itu Kerajaan
Romawi menjadi penguasa tunggal seluruh Eropa dan Afrika Utara. Kini Raja
Geiserik menjadi tuan yang menguasai pantai-pantai penting di Afrika Utara. Namun
Ibeorifos (Bouna Annaba), Kyrka (Konstantin) dan Carte (Qartaja) masih tetap
berada dalam kekuasaan Romawi. Raja Romawi Valentianus tampaknya sudah tidak
sanggup lagi mengusir orang-orang Vandal yang berjumlah sangat besar di Afrika
Utara. Valentinus terpaksa mengadakan perjanjiam damai dengan mereka pada
tanggal 11 Februari 435 Perjanjian ini memuat pengakuan Kerajaan Romawi atas
kedaulatan Vandal dengan satu syarat bahwa orang Vandal harus bersedia
bergabung dalam pasukan-pasukan Romawi. Tetapi pada tanggal 19 Desember 439 Masehi,
orang-orang Vandal kembali melancarkan suatu serbuan ke Carteia dan berhasil mendudukinya.
Raja Geiserik selanjutnya melakukan serangan-serangan lain yang membuat Romawi
kewalahan untuk menghadapinya, sehingga banyak daerah-daerah kekuasaan Romawi
yang direbut. Pada masa itu Romawi benar-benar sedang berada dalam kemerosotan
yang parah. Itulah di antara penyebab terjadinya pembagian Eropa menjadi 2
bagian : bagian timur berada di bawah kekuasaan Romawi Timur (Byzantium) sedangkan
bagian barat berdirilah Kerajaan Jerman yang selanjutnya menjelma menjadi
negara-negara Eropa baru, yang kita kenal sekarang dengan Eropa Barat.
Kelima : Fakta sejarah
ke-5 kita bisa melihat kenyataan perjalanan dan perpindahan bangsa-bangsa yang
berasal di sebelah utara Kerajaan Persia, yang berpindah-pindah dan mengelilingi
wilayah perbatasan Kerajaan Persia dengan melintasi daerah-daerah lain hingga
tiba di Eropa dan Afrika. Ini merupakan petunjuk bagi kita bahwa dinding pemisah
yang dibangun oleh Dzul Qarnain dan bersifat ghaib itu, masih sangat efektif
menjadi pembatas atau penghalang antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang berada di
barat dan umat pilihan Tuhan Yang Maha Tinggi yang berada di belahan timur.
Dinding ini telah membatasi gerak mereka sampai datang ketentuan Allah dengan
datangnya Islam yang menghancurkan Kerajaan Persia. Dan setelah itu maka bebaslah
mereka kembali seperti sedia kala, di mana pada kejadian ini kita akan
menyaksikan nubuat Nabi Daniel as (adalah seorang nabi Bani Israil) tentang “Domba
Jantan dan Kambing Jantan.” Kejadian-kejadian di atas dapat disimpulkan bahwa
hikmat dari dinding pemisah yang dibangun oleh Dzul Qarnain ribuan tahun yang
lampau merupakan ketetapan Allah yang ghaib. Dan Kerajaan Persia adalah sebagai
dinding pemisah atau penghalang yang bersifat ghaib antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj
dan semua bangsa yang berada di sebelah timurnya. Dinding penghalang yang
bersifat ghaib ini berfungsi efektif sebagai penghalang dari serangan bangsa
Ya’juj dan Ma’juj di sebelah baratnya selama Rasulullah saw dengan ajaran Islamnya
belum datang mengalahkan Kerajaan Persia. Fakta-fakta tersebut dapat kita jadikan
petunjuk dan pelajaran dalam memahami dan memaknai firman Allah serta
keterangan-keterangan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Ketetapan Allah ini
sama dengan ketetapan yang telah ditentukan Allah terhadap bangsa Ya’juj dan
Ma’juj di kemudian hari sebagai bangsa yang akan menjadi penguji ketaatan
orang-orang yang beriman kepada Allah.
Uraian singkat di
atas merupakan kejadian-kejadian sebelum kedatangan Islam yang akan menandai
runtuhnya dinding penghalang itu, yaitu dengan runtuhnya Kerajaan Persia untuk
selama-lamanya. Dan penting untuk diketahui, sampai pada awal abad ke-15 Masehi,
bangsa Eropa masih sangat terbelakang dan primitif sekali. Mereka belum mampu
berlayar sepanjang Laut Tengah yang telah berhasil dilakukan oleh bangsa Mesir
dan Romawi 1000 tahun sebelumnya. Akan tetapi fakta-fakta saat ini telah
berbicara lain, kita telah menyaksikan bagaimana bangsa Eropa bangkit dan
melampaui bangsa-bangsa lain di dunia. Namun kita tidak perlu berkecil hati
dalam menghadapi kenyataan ini, itu telah menjadi ketentuan Allah. Dia mempunya
rencana terbaik untuk umat pilihan-Nya, hanya Allah yang mengetahuinya. Oleh
sebab itu, kebangkitan Islam pada dasarnya telah dimulai ketika bangsa-bangsa
Eropa pertama kali menguasai dan menjajah negeri yang kita cintai ini. Waktu
telah semakin mendekat dan tanda-tanda dari era kebangkitan itu semakin tampak.
Orang-orang fasik boleh berkata apa saja yang hendak dikatakan, tetapi kita
tetap di dalam iman Islam, di dalam keyakinan yang hakiki, yang akan segera
dibuktikan Allah kepada mereka, kebenaran adalah hak dan tidak ada yang dapat
mengubahnya. Bangsa Ya’juj dan Ma’juj bukanlah suatu bangsa yang masih tersembunyi,
melainkan bangsa yang telah ada dan hidup bersama kita di Bumi ini. Mereka
mulai datang ke Timur Tengah untuk merebut lalu mendirikan Kerajaan Kristen di
Yerusalem yang waktu itu dikuasai kaum muslimin dalam perang Salib I tahun 1095 M selama sekitar 87
tahun sampai perang Salib VIII tahun 1270 M , Abad 17-20 M untuk menjajah, membunuh,
merampok harta negara-negara yang dijajahnya lalu membawa ke negara mereka,
invansi ke Irak 2x, invansi ke kota-kota di Suriah, salah satunya ke A’maq dan
Dabiq di Aleppo yang berbatasan dengan Turki dan yang terakhir akan menggiring
mereka ke suatu tempat yang telah dipersiapkan yaitu di medan Perang Armageddon
atau Perang Badar Kubra II. Bangsa Ya’juj
dan Ma’juj inilah yang menjadi cikal bakal dari sebagian besar bangsa Eropa, yang
sebagian dari mereka menyebar ke Amerika Utara, Amerika Tengah dan Selatan,
Australia dan Selandia Baru.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 96 :
96. (Hingga
apabila dibukakan) dinding ghaib (Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi) mereka datang ke Aleppo dan
kota-kota lain yang ada di Suriah sebelum Perang Libanon dan di Magiddo - Israel
setelah Perang Libanon lewat udara dengan naik pesawat terbang.
Ketika semua
pasukan kafir dari bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang tergabung dalam pasukan NATO dan
Israel yang dipimpin Dajjal Laknatullah dari balik layar, berkumpul di Magiddo pada
Perang Armageddon di hari ke-4 dan siap menyerang pasukan kaum muslimin yang
dipimpin Imam Mahdi, pada kejadian ini Allah akan bertindak dengan tangan-Nya
dan menunjukkan kepada umat manusia bahwa Allah Tuhan semesta Langit yang kekuasaan-Nya
tidak terbatas, Dia-lah yang sabar akan keingkaran umat manusia sejak sekian
lama. Namun kini Allah datang menunjukkan diri-Nya dengan segala kemurkaan-Nya dengan
mengutus malaikat-Nya untuk menghantamkan meteor super raksasa ke markas NATO dan
Israel di Magiddo yang membuat mereka binasa dan darah mengalir setinggi kekang
tali kuda dari darahnya tentara-tentara kafir yang berjumlah sekitar 1 juta
orang dan dari jatuhnya meteor itu menyebabkan gempa bumi dahsyat di Israel dan
meteor yang jatuh di Laut Tengah atau Mediterania akan menyebabkan tsunami
di pantai-pantai Israel dan menenggelamkan kapal-kapal NATO yang berlabuh di sana.
Rasulullah saw bersabda :
“…pada waktu perang (Armageddon) itu ada benturan yang keras (akibat jatuhnya meteor ke
markas tentara kafir di Magiddo)..., maka
ketika telah (berlangsung perang Armageddon selama 3 hari) sampai pada hari yang ke-4, bangkitlah
seluruh kaum muslimin. Lalu Allah menimpakan bencana kepada Rum (Bani
Ashfar dan bangsa Ya’juj dan Ma’juj) dan
terbunuh mereka dengan dahsyatnya, sehingga tidak pernah dilihat orang
sebelumnya (peristiwa seperti itu).
Sehingga apabila burung (pesawat terbangnya orang-orang kafir yang akan
membantu pasukannya) melewati kawasan
pertempuran mereka (kaum kafir dengan kaum muslimin), maka burung (pesawat terbang)
itu akan mati sebelum melewati mereka (akan jatuh sebelum melewatinya
karena mesin pesawat terbang itu mati terinduksi medan magnet meteor yang jatuh
ke Bumi). Maka bertambahlah turunan
bapak yang mati (karena pilot dan para penumpangnya tewas), sehingga tidak ditemukan yang tersisa
dari mereka kecuali seorang laki-laki….” Hadits riwayat Muslim dan
Ahmad.
Hadits dari Abu Malik Al-Asy’ari,
ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya Rabb kalian telah
memperingatkan kalian dengan 3 hal, pertama : Asap Dukhan yang menerpa orang
mukmin, di mana mereka seperti terkena gejala flu (ISPA). Dan juga melanda orang
kafir, di mana sekujur tubuh mereka akan membengkak, lalu mereka tidak
dapat mendengar….”
Hadits riwayat Bukhari dan Ahmad,
Rasulullah saw bersabda :
“Jika (tanda-tanda) Kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan seseorang di antara kamu
ada sebuah biji (tanaman), maka jika
ia sempat menanamnya (saat)
menjelang Kiamat itu, hendaklah ia (segera) menanamnya (selagi masih boleh
dan diterimanya amal-amal ibadah manusia yang beriman dan bertakwa”).
“Bersegeralah melakukan amal-amal
saleh sebelum datangnya 6 perkara, yaitu Dajjal dan Ad-Dukhan (asap debu global)….” (Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah).
Sumber : Perang Barat vs Islam -
Muhammad A dan Armageddon – Ir. Wisnu Sasongko M.T.