Qur’an surat Al-Maaidah ayat 110:
110. (*)(“...Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil) yang kafir dari keinginan mereka untuk membunuh Nabi Isa as dengan
cara melempari batu atau merajam beliau as (**) (ketika engkau) Isa (mengemukakan
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata), (***) (lalu orang-orang kafir
di antara mereka) Imam, para pemuka (elit) agama, ulama-ulama
Yahudi dan sesepuh masyarakat (berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata”) maksudnya, mereka mengingkari firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Ibrahim as bahwa nabi akhir zaman yang bernama Nabi Muhammad saw
adalah keturunan dari Nabi Ismail as.
Bab 206. Perdebatan Nabi Isa as dengan Imam tentang nabi akhir zaman.
(Beberapa hari sebelum perayaan hari raya
Passover tanggal 10 Muharam tahun 34 Masehi). Ketika hari telah beranjak siang
(waktu shalat Dhuhur/Zhuhur), Nabi Isa as memasuki Masjidil Aqsha bersama
sejumlah besar orang termasuk murid-murid beliau as, kemudian Imam Besar Yusuf bin
Kayafas mendekati Nabi Isa as sambil berkata: “Jelaskan kepadaku hai Esou (Isa),
apakah engkau telah melupakan semua yang telah engkau akui, bahwa engkau bukan
Tuhan, bukan pula putra Tuhan, bukan pula seorang nabi akhir zaman (Mesias)?”
Nabi Isa as menjawab: “Tidak,
satu hal yang pasti, aku tidak akan melupakannya, karena ini adalah pengakuanku
yang akan aku pertanggungjawabkan nanti di hadapan sidang Pengadilan Tuhan (di
hari Kiamat) kelak. Karena semua yang telah tertulis di dalam Kitab Moses (Kitab
Taurat Musa) adalah sangat benar, sebab sebagaimana Tuhan Pencipta kita adalah
satu-satunya Tuhan, sedangkan aku adalah seorang hamba Tuhan yang ingin
melayani sang utusan Tuhan (Rasulullah saw) yang engkau sebut Mesias itu.”
Berkata Imam Besar Yusuf bin
Kayafas: “Lalu, untuk tujuan apa engkau datang ke masjid dengan begitu banyak
orang-orang? Mungkin engkau
berambisi untuk menjadikan dirimu sebagai Raja Israel? Berhati-hatilah, agar
jangan sampai terjadi bahaya yang akan menimpamu!”
Nabi Isa as menjawab: “Jika aku mencari kemegahan jabatan dan
terlibat lebih dalam urusan duniawi ini, maka aku tidak akan menyelinap pergi
ketika rakyat Nain (Kota Nain, Provinsi Galilea – Israel modern) mengangkatku
untuk menjadi raja. Percayalah kepadaku, sesungguhnya, aku tidak mencari apa pun
di dunia ini.”
Lalu kata Imam Besar: “Kita ingin mengetahui satu
hal tentang sang Mesias ini.” Kemudian para pendeta, kaum Leterati dan Farisi
membuat sebuah lingkaran yang mengelilingi Nabi Isa as.
Nabi Isa as menjawab: “Apa sesuatu yang ingin engkau
ketahui tentang Mesias? Mungkinkah ini adalah suatu kebohongan? Tentu saja, aku
tidak akan berbohong kepadamu, karena jika aku mengatakan kebohongan, maka aku
telah dipuja olehmu dan oleh kaum Literati dan Farisi berikut semua bangsa
Israel, tetapi karena aku menjelaskan kebenaran Tuhan kepadamu, sehingga engkau
membenciku dan berusaha untuk membunuhku.”
Berkata Imam Besar (untuk memfitnah Nabi
Isa as): “Sekarang, kami mengetahui bahwa engkau mempunyai setan di belakangmu,
karena engkau adalah seorang Samaria yang tidak mempunyai hormat kepada sang
pendeta Tuhan.”
Injil Barnabas halaman
370-272.
Bab 207.
Nabi Is as menjawab: “Demi
Allah, aku tidak mempunyai setan di belakangku, justru aku berusaha untuk
mengusir setan dari diriku. Oleh karena itu, atas sebab inilah setan menghasut
dunia ini untuk melawanku, karena aku bukan bagian dari dunia ini, tetapi aku
hanya berupaya agar Tuhan hendaknya dimuliakan, yang telah mengutusku ke dunia
ini (sebagai nabi dan rasul-Nya). Oleh karena itu, dengarkanlah aku, dan aku akan menjelaskan kepadamu siapa
yang mempunyai setan di belakangnya. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam
kehadirat-Nya, siapa yang bertindak menuruti kehendak setan (mengikuti hawa
nafsu), dialah yang mempunyai setan di belakangnya, yang mengendalikan kehendak
dia dan menguasai dia demi kesenangannya, membuat dia mengejar setiap
kemaksiatan. Sebagaimana halnya pakaian yang berubah namanya dengan pergantian
pemiliknya, meskipun dia adalah pakaian yang sama, demikian pula halnya dengan
manusia, meskipun mereka terbuat dari bahan dasar yang sama, tetapi umat
manusia berbeda-beda berdasarkan perbuatan-perbuatannya yang bekerja di dalam
dirinya. Jika aku (setahuku) telah berbuat dosa, mengapa engkau tidak menegurku
sebagai seorang saudara, daripada membenciku seolah-olah aku ini seorang musuh?
Sesungguhnya anggota-anggota tubuh ini akan saling membantu satu sama lain
ketika mereka disatukan dengan kepala, tetapi mereka yang terpisah dari kepala
itu tidak akan dapat memberikan bantuan. Karena kedua tangan dari suatu tubuh
tidak dapat merasakan rasa sakit yang diderita oleh kaki, tetapi yang terjadi
adalah sebaliknya, jika anggota-anggota tubuh itu dapat saling menyatu dengan
kepala. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kehadirat-Nya, dia yang merasa takut
dan mencintai Tuhan penciptanya, akan mempunyai perasaan penuh kasih sayang
terhadap mereka yang diberi rahmat oleh Tuhan, kepalanya menyadari bahwa Tuhan
tidak akan menghendaki kematian seorang pendosa, tetapi menunggunya hingga dia
melakukan pertobatan, jika engkau adalah seumpama tubuh, di mana aku menjadi
salah satu bagian (organ) di dalamnya, demi Tuhan, engkau akan membantuku untuk
bertindak sesuai dengan kehendak kepalaku.” Injil Barnabas halaman 272-273.
Bab 208. Nabi Isa as
Dilempari Batu Oleh Para Elit Agama Yahudi (Israel).
Nabi Isa as berkata kepada Imam Besar
Yusuf bin Kayafas (pemimpin ulama/rabbi dan umat Yahudi):
“Jika aku salah, tegurlah aku dan
Allah akan mencintaimu, karena engkau akan menjalankan kehendak-Nya (karena mengingatkan saudaranya), tetapi
jika tidak seorang pun yang menegurku
dari melakukan tindakan dosa, ini adalah pertanda bahwa engkau bukanlah
anak cucu dari Ibrahim yang engkau sendiri telah menyebutnya, tidak juga engkau
menjadi bagian dari kepala, di mana Ibrahim menjadi salah satu bagian (anggota
tubuh) nya. Demi Allah, betapa agung cinta Ibrahim kepada Allah, sehingga dia
tidak hanya memporak-porandakan berhala-berhala palsu dan meninggalkan ayah dan
ibunya, bahkan ingin membunuh putranya sendiri (yaitu Nabi Ismail as) demi
kepatuhan terhadap Allah.”
Imam Besar menjawab: “Ini yang
ingin aku tanyakan kepadamu, dan aku tidak berupaya untuk membunuhmu, oleh
karena itu, jelaskan kepada kami, siapakah gerangan putra Ibrahim ini?”
Nabi Isa as menjawab: (**) “ Semangat dan antusiasme dari kemuliaan-Mu
ya Allah, yang menyemangatiku, sehingga aku tidak dapat berdiam diri. Aku
mengatakan yang sesungguhnya, putra Ibrahim ini adalah Ismail, yang dari
keturunannya akan lahir Sang Mesias (nabi akhir zaman) yang
telah dijanjikan (Allah) kepada Ibrahim. Bahwa berkat dia (melalui Rasulullah
saw),
semua bangsa di Bumi ini memperoleh berkah (dari Allah).”
Kemudian Imam Besar Yusuf bin Kayafas
terbakar amarahnya, mendengar penjelasan ini (penjelasan Nabi Isa as), dan berseru
lantang (dengan memfitnah Nabi Isa as):
(***) “ Marilah kita rajam manusia yang
tidak beriman ini, karena dia adalah keturunan Ismail. Dan telah berbicara yang
melecehkan Musa dan melecehkan hukum Allah.”
Di mana kemudian,
setiap Literati dan Farisi (para Imam, para elit agama dan ulama-ulama Yahudi),
berikut para sesepuh (tetua-tetua) masyarakat Yahudi, mengambil batu-batu dan
melemparkannya ke tubuh Nabi Isa as (*)
yang lenyap (karena Allah hijab/menutupi badan Nabi Isa as) dari pandangan mata
mereka dan keluar dari Masjid Al-Aqsha (dengan selamat). Dan kemudian (Allah
turunkan laknat kepada orang-orang kafir itu dengan Allah resapkan rasa amarah
dan kebencian yang meluap-luap ke dalam hati mereka). Berdasarkan hasrat
membara untuk membunuh Nabi Isa as, dibutakan oleh api kemarahan dan kebencian,
mereka saling memukul satu sama lain (antar sesama mereka sendiri) sedemikian
rupa sehingga mengakibatkan kematian ribuan orang dan mereka menodai Masjidil Aqsha
ini. Murid-murid inti (kaum hawariyyin/hawariyyun) dan
orang-orang yang beriman, yang melihat Nabi Isa as pergi keluar dari Masjidil Aqsha
atau Bait Allah (karena dalam pandangan pengikut Nabi Isa as, beliau as tidak
menghilang) dan mereka mengikutinya (Nabi Isa as) sampai ke rumah Simon. Tidak
lama kemudian, datanglah Nicodemus yang menyarankan Nabi Isa as agar segera
keluar dari Kota Yerusalem dengan menyeberangi Wadi (Lembah) dan Sungai Qidron/Cedron/Kidron
pergi bersama ke-12 murid beliau as untuk berdiam di sana sampai kebencian dari
Imam Besar Yusuf bin Kayafas, para pendeta (Imam-imam Kepala dan pemuka agama) dan
sesepuh masyarakat yang kafir, fasik dan zhalim itu telah mereda dan ia
(Nicodemus) akan memenuhi segala kebutuhan pokok mereka. Nabi Isa as mengikuti
saran Nicodemus untuk bersembunyi di luar Kota Yerusalem bersama ke-12
murid-murid karena beliau as hanya menginginkan kebersamaan dengan mereka. Injil
Barnabas halaman 373-374.
Kemudian Imam Besar
kaum Yahudi itu menghadap secara pribadi ke hadapan Raja Herodes Antipas
(Antipatros) dan Gubernur Pontius Pilatus dengan mempersiapkan saksi-saksi
palsu untuk memperkuat fitnahannya ke Nabi Isa as. Raja Herodes dan Gubernur
Pilatus bertanya kepada Imam Besar apa yang sebenarnya terjadi? Kemudian Imam Besar
Yusuf bin Kayafas dan dibenarkan oleh saksi-saksi palsu yang dibawanya untuk memfitnah
Nabi Isa as dengan mengatakan bahwa Nabi Isa as mempunyai ambisi untuk menjadi
Raja Israel. Bagi Raja Herodes Antipas dan Gubernur Pilatus hal ini dianggap
makar atau pemberontakan, maka 2 orang penguasa Romawi Barat itu memerintahkan sepasukan
tentaranya untuk membantu para tokoh agama Yahudi yang membencinya dan
memusuhinya dengan dipandu Yudas (Yahuda) Iskariot untuk menangkap dan menghukum
mati Nabi Isa as dengan disalib. Tetapi Allah menolong nabi-Nya, dengan
mengutus 4 malaikat, yaitu Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Izrail
dan Malaikat Isrofil untuk mengangkat Nabi Isa as ke Langit yang ke-3. Dan Allah
ganti dengan murid beliau as yang mengkhianati gurunya yaitu Yudas Iskariot
yang oleh Allah diserupakan dengan Nabi Isa as kemudian diubah suaranya, wajahnya
dan dirinya, sehingga benar-benar sangat mirip dengan Nabi Isa as, An-Nisaa’ 157-158. Yudas akhirnya yang
ditangkap karena dikira Nabi Isa as, Yudas yang telah menjual gurunya seperti
menjual domba seharga 30 keping emas kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas dengan
memberitahukan tempat persembunyian Nabi Isa as. Injil Barnabas bab. 216 halaman
284-285.
Bandingkan kisah
penyebab Nabi Isa as dicari-cari, dikejar-kejar lalu dikira dihukum mati di
tiang salib di dalam Injil Barnabas
bab 206-208 halaman 370-374 (fakta sejarah) di atas dengan Injil Yohanes pasal 2 ayat 13-25
(cerita fiksi) di bawah ini:
2:13: Ketika hari raya Paskah (Passover)
orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
2:14: Dalam Bait Suci didapati-Nya
pedagang-pedagang lembu, kambing, domba dan merpati dan penukar-penukar uang duduk di situ.
2:15: Ia membuat cambuk dari tali lalu
mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan
semua kambing, domba dan lembu mereka, uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke
tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
2:16: Kepada pedagang-pedagang merpati, Ia
berkata: “Ambil
semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat
berjualan.”
2:17: Maka teringatlah murid-murid-Nya,
bahwa ada tertulis: ”Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”
2:18: Orang-orang Yahudi menantang Yesus,
katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak
bertindak demikian?”
2:19: Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah
ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”
2:20: Lalu kata orang Yahudi
kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau
dapat membangunnya dalam tiga hari?”
2:21: Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan
Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22: Kemudian, sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah
dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang
telah diucapkan Yesus.
2:23: Dan sementara Ia di Yerusalem selama
hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah
melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
2:24: Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada
mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
2:25: dan karena tidak perlu seorangpun
memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di
dalam hati manusia.
Kisah Nabi Isa as
di dalam Injil Yohanes pasal 2 ayat 14-20 yang menjadi penyebab beliau as
dicari-cari sampai dihukum mati di tiang salib sangat bertentangan dengan firman
Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Maaidah ayat 110 dan Injil Barnabas bab 206-208
halaman 370-374. Injil Yohanes pasal 2
ayat 14-20 adalah versi
para pemuka Yahudi dan penguasa Romawi yang menjadi penyebab Nabi Isa as dicari-cari,
dikejar-kejar dan diperintahkan untuk ditangkap oleh penguasa Romawi dan para
pemuka agama Yahudi yang kafir, fasik dan zhalim yang akhirnya dihukum mati
dengan disalib, menurut anggapan mereka. Hal itu adalah cerita fitnah yang
direkayasa atau dibuat-buat untuk menyudutkan Nabi Isa as, bahwa kematian Yudas
Iskariot yang dikira Nabi Isa as di tiang salib tersebut adalah kesalahan Nabi
Isa as sendiri karena membuat kekacauan atau keonaran di Bait Suci (Allah).
Cerita tersebut sangat mengada-ada, hal itu sangat tidak mungkin terjadi pada
masyarakat Bani Israil dan juga kaum muslimin, yaitu berdagang di dalam tempat
ibadah, mereka mengetahui bahwa hal itu dilarang agama, apalagi berdagang hewan
ternak yang kotor dan bau di dalam tempat ibadah yang disucikan, karena bisa
membuat Bait Allah menjadi kotor, bau, tidak suci (menurut mazhab Syafi’i semua
kotoran hewan itu hukumnya najis berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari dari
Ibnu Mas’ud/Abdullah bin Mas’ud ra) dan haram hukumnya berdagang di dalam tempat
ibadah. Cerita tersebut dibuat sebagai bentuk cuci tangan atas dosa-dosa para
pemuka agama Yahudi beserta para pengikutnya dan penguasa Romawi beserta
aparatnya supaya mereka lepas dari tanggung jawab dan tidak disalahkan oleh
kaum Nasrani Trinitas atas kematian yang dikira oleh orang-orang kafir itu
sebagai Nabi Isa as (Yesus) “tuhannya” orang-orang Kristen di tiang salib
seperti yang dipercaya (diimani) orang-orang Kristen selama ini karena disesatkan
oleh Paulus dan pengikut-pengikutnya.
Kisah penyebab
penangkapan, penangkapan, persidangan, penyaliban dan penguburan di dalam Injil
Markus, Injil Lukas, Injil Matius dan Injil Yohanes adalah hasil penyaringan
sidang (konsili) Nikea di Kota Nikea (Iznik) – Turki tahun 325 Masehi yang
langsung dipimpin Kaisar Konstantin. Hasil sidang menyatakan, bahwa
satu-satunya berita resmi yang boleh disiarkan tentang kehidupan Yesus yaitu,
tidak boleh menyinggung dan menyudutkan Imperium Romawi, maka cerita aktivitas
tentara Romawi dan perincian peristiwa penangkapan, persidangan dan penyaliban
itu disamarkan sedemikian rupa untuk
menghindari kebangkitan dendam dan kemarahan orang-orang Kristen
Trinitas terhadap penguasa Romawi. Jadi,
cerita yang sebenarnya terjadi itu berawal dari kedatangan Nabi Isa as
bersama banyak orang yang masuk ke dalam Masjidil Aqsha lalu berdebat dengan
Imam Besar Yusuf bin Kayafas lalu dilempari batu sampai Nabi Isa as
dicari-cari, dikejar-kejar, lalu dikira ditangkap, diadili, disiksa, dihina,
dicambuk dan dijatuhi hukuman mati di tiang salib oleh pemuka agama dan
orang-orang kafir Yahudi dan juga penguasa Romawi beserta aparatnya lalu
dikubur oleh ibunda dan murid-murid Nabi Isa as, ada di dalam Injil Barnabas bab 206-208 halaman
370-374 dan bab 214-217 halaman 383-393 yang ditulis oleh Barnabas
murid Nabi Isa as atas perintah beliau as sendiri bukan di dalam Injil
Matius pasal 27 ayat 11-26, Injil Lukas pasal 23 ayat 1-25, Injil Yohanes pasal
2 ayat 13-25, dan kisah penyaliban dan penguburan Yudas Iskariot yang
dikira Nabi Isa as di dalam Injil Matius
pasal 27 ayat 27-60 dan Injil Lukas pasal 23 ayat 26-56 yang ditulis Paulus dan pengikut-pengikutnya di dalam Alkitab
Perjanjian Baru.
Nabi Isa as
diangkat menjadi nabi dan rasul kemudian diperintah oleh Allah hanya untuk berdakwah menyampaikan
risalah-Nya, maka harus berada di tengah-tengah masyarakat bukan untuk perang
gerilya yang harus bersembunyi dari masyarakat luas dan penguasa. Nabi Isa as
berada di tengah-tengah masyarakat Bani Israil sekitar 3 tahun untuk berdakwah
menyebarkan ajaran agama Islam yang benar kepada mereka, ajaran agama yang
diperoleh masyarakat awam dari para Imam, para pemuka agama dan alim ulama
Yahudi sudah melenceng dari Kitab suci Taurat dan Zabur (Mazmur) yang asli
karena sudah disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka. Allah memberi perintah kepada Nabi Yahya as dan murid-murid Nabi Isa
as juga hanya untuk berdakwah, mereka tidak pernah melakukan perang terbuka
maupun perang gerilya selama hidupnya. Sedangkan Nabi Isa as hanya melakukan perang
terbuka di medan Perang Armageddon II dan setelah perang berakhir, berjihad ke
seluruh dunia untuk menegakkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah di pertengahan
ahkir zaman nanti. Nabi Isa as menyuruh murud-murid beliau as untuk berdakwah
menegakkan agama-Nya kepada ke-12 suku Israel bukan berdakwah kepada bangsa
asing selain Bani Israil. Dan dari ayat-ayat di bawah ini diterangkan dengan
sangat jelas bahwa murid-murid Nabi Isa as itu adalah kaum muslimin atau
orang-orang yang beragama Islam, jadi tidak
ada seorang pun yang beragama Kristen.
Qur’an surat Ali-‘Imran
ayat 52-53:
52. (Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) yaitu para pemuka agama, sesepuh masyarakat dan alim ulama Bani
Israil (dia berkata: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan
berdakwah menegakkan agama (Allah?”) kepada ke-12 suku Israel ke
seluruh penjuru (pelosok) Israel (pengikut-pengikut yang setia) kaum
hawariyyun adalah murid-murid inti Nabi Isa as (menjawab: “Kamilah
penolong-penolong) agama (Allah) Allah ilhamkan kepada
murid-murid untuk beriman kepada-Nya (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah)
wahai rasul (bahwa kami) murid-murid (adalah orang-orang Islam) kaum muslimin.
53.
(Ya
Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan) Kitab suci Injil Nabi Isa as (dan
telah kami ikuti Rasul) Isa as (maka catatlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang menjadi saksi”) tentang keesaan-Mu dan kebenaran
rasul-Mu.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat
111:
111. (Dan) ingatlah (ketika Aku ilhamkan kepada
pengikut-pengikut yang setia) yaitu para hawariyyun/hawariyyin (:
“Hendaklah kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.” Mereka menjawab: “Kami
telah beriman) kepada-Mu dan rasul-Mu (dan saksikanlah) wahai
rasul
(bahwa kami adalah orang-orang Muslim”) murid-murid inti Nabi Isa as adalah
orang-orang yang beragama Islam.
Qur’an surat Ash-Shaff ayat
14:
14. (Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong) agama (Allah, sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada
pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku) dengan berdakwah kepada Bani Israil untuk
menegakkan agama (Allah?” Pengikut-pengikut yang setia) kaum hawariyyun (itu
berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Lalu segolongan dari Bani
Israil beriman dan segolongan lain kafir, maka Kami berikan kekuatan kepada
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka) yaitu orang-orang
Israel yang kafir, fasik dan zhalim yang mendustakan kerasulan dan ajaran Nabi
Isa as dan Paulus yang berpura-pura (mengaku) menjadi murid dan rasulnya Nabi
Isa as beserta orang-orang jahat pengikut-pengikutnya yang mendakwahkan ajaran-ajaran
palsu (lalu mereka) murid-murid Nabi Isa as (menjadi orang-orang yang menang)
dalam mempertahankan aqidah Islam yang benar.
Alasan para tokoh agama Yahudi - Israel
tidak mau mengakui Nabi Ismail as yang dikorbankan tetapi tidak jadi karena oleh
Allah, Nabi Ismail as ditebus atau diganti dengan domba yang besar (Ash-Shaaffat ayat 102-107), dan juga mereka
tidak mau menerima kenyataan bahwa nabi akhir zaman dan penutup nabi-nabi itu adalah
keturunan Nabi Ismail as, karena mereka takut keturunan Nabi Ismail as akan
naik pamor di mata orang-orang Romawi yang waktu itu sedang menjajah Bani
Israil, para tokoh agama Yahudi itu khawatir, bangsa Romawi akan memberikan
negeri mereka kepada keturunan Nabi Ismail as. Dan mereka itu juga takut, Bani
Israil kembali jatuh dalam perbudakan jika bangsa Yahudi mengakui bahwa yang
dikorbankan adalah Nabi Ismail as dan nabi akhir zaman adalah dari keturunan
dari beliau as. Dan juga karena Allah mengutus Rasulullah saw yang adalah
keturunan Nabi Ismail as itu untuk menjadi rahmat bagi semesta alam termasuk
kepada semua bangsa di dunia, barangsiapa yang taat kepada Rssulullah saw, ia
diberi rahmat oleh Allah, Al-Qur’an
surat Al-Anbiyaa’ ayat 107, An-Nuur ayat
56 dan Kitab Kejadian pasal 22 ayat 17-18.
Hal ini membuat kaum Yahudi - Israel dengki dan membenci Rasulullah saw, mereka
menginginkan semua bangsa (kaum) di muka Bumi diberkati atau diberi rahmat oleh
Allah melalui rasul-rasul Bani Israil. Maka rabbi-rabbi (para alim ulama)
Yahudi yang tidak takut kepada Allah membuat ayat-ayat palsu di dalam PL. Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2, Nabi
Isa as bersabda bahwa rabbi-rabbi Yahudi menyisipkan
kata Ishak (Nabi Ishaq/Isaac as) di ayat tersebut, Injil Barnabas bab 44 halaman 81 dan Kitab Kejadian pasal 28
terutama ayat 14, padahal Allah mengutus Nabi Ya’qub as dan rasul-rasul Bani
Israil (bangsa Israel) termasuk Nabi Isa as keturunan Nabi Ya’qub as itu untuk
berdakwah kepada bangsa Israel dan umat-umat tertentu saja bukan kepada seluruh
umat manusia, Injil Barnabas bab 21
halaman 34.
Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi), Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2:
22:2: Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana
sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Padahal, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim as yang sebenarnya di
dalam Kitab suci Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa as adalah sbb: (“Bawalah
anakmu, anak pertamamu dan ajaklah ke gunung untuk mengorbankan dia”).
Nabi Isa as bersabda: “Bagaimana
mungkin Ishaq menjadi anak pertama, jika saat Ishaq lahir, Ismail telah berusia
tujuh (7) tahun.”
CATATAN SEJARAH PERBUDAKAN BANI ISRAIL:
Bani Israil pernah
mengalami perbudakan pada abad ke-12 SM zaman Fir’aun Ramses II dan Fir’aun
Merneptah dari Kerajaan Mesir Baru (bangsa Qibthi), pada abad ke-7 SM zaman
Raja Sargon II dari Kerajaan Assiria/Asyur (bangsa Akkadia) yaitu setelah
mengepung Kota Samaria ibukota Kerajaan Israel selama 2 tahun dan berhasil
menaklukkan dan merebut Kota Samaria kemudian membuang Bani Israil dari
kalangan atas dan menengah sebanyak 27.290 ribu orang ke Kerajaan Asyur dan
menjadikan mereka sebagai budak. Ketika Raja Asyur dan bala tentaranya
menyerang dan menaklukkan Kerajaan Israel di Israel Utara, maka sebagian besar
rakyatnya melarikan diri, sehingga terjadi gelombang pengungsi yang sangat
besar ke Kerajaan Yehuda (Yudea) di Israel Selatan. Dan yang terakhir adalah perbudakan
Bani Israil pada abad ke-6 SM zaman Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan
Babilonia Baru (bangsa Khaldea/Kasdim), tentara-tentara Raja Nebukadnezar II
mengepung, menyerang, mengalahkan, membunuh banyak bangsa Israel yaitu rakyat
Kerajaan Yehuda di Israel Selatan, menghancurkan, membakar seluruh Yerusalem
termasuk Masjidil Aqsha pertama lalu membuang sebagian besar orang-orang Israel
ke Babilonia dan menjadikan mereka sebagai tawanan dan budak setelah sebelumnya
berhasil menaklukkan, merebut dan menghancurkan negeri mereka dan membakar
seluruh Yerusalem sehabis-habisnya sampai rata dengan tanah pada bulan Agustus 586
SM. Kemudian Kerajaan Yehuda di jadikan provinsi oleh Raja Nebukadnezar II
sebagai bagian dari wilayah kerajaannya. Lima tahun kemudian, Gubernur Provinsi
Yehuda Gedalya bin Ahikam yang diangkat Raja Nebukadnezar II di bunuh
orang-orang Israel yang dipimpin Ismael bin Netanya yang masih keturunan raja, maka Raja Nebukadnezar II memerintahkan lagi Nebuzaradan ke
Yerusalem pada tahun 581 SM untuk menghukum orang-orang Yehuda dan membawa ke
Babilonia 745 jiwa orang Yehuda dan menjadikan mereka budak, sehingga Kota
Yerusalem dan semua kota Kerajaan Yehuda tidak ada seorangpun penduduknya yang
tinggal di sana. Pada tahun 567 SM Raja Nebukadnezar II mengalahkan Mesir dan
membawa orang-orang Israel yang mengungsi ke Mesir ke Babilonia menjadi tawanan
dan hanya segelintir orang Israel yang bisa kembali dengan selamat ke
negerinya. Semua malapetaka yang terjadi terhadap Bani Israil adalah
azab dari Allah disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan mereka sendiri yang durhaka
kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa.
Imam Besar (Agung)
dan para Imam Kepala dan alim ulama Yahudi/kaum Literati/para kyai Bani Israil
jika berkhotbah kepada umatnya yang awam dengan membohongi mereka dan mereka
tidak tahu jika dibohongi oleh para tokoh agama dan alim ulama mereka, karena
sebagian besar masyarakat Bani Israil zaman dahulu itu buta huruf, Al-Baqarah ayat 78. Di kalangan
orang-orang Yahudi yang bisa membaca dan mengetahui isi Kitab suci Taurat yang
sebenarnya dan juga saleh, tidak berani mengatakan kebenaran itu, yaitu bahwa
nabi akhir zaman adalah berasal dari keturunan Nabi Ismail as, karena
berlaku hukuman mati pada zaman itu bagi siapa saja yang mengatakan bahwa nabi
akhir zaman adalah dari keturunan Nabi Ismail as.
Nasab Nabi Muhammad saw Rasullullah dan
penutup nabi-nabi:
Nabi Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qushayyi bin Kilaab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghaalib bin Fihir (Quraisy) bin Maalik bin
Nazhar bin Kinaanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin ’Adnaan bin Udad bin Hamaisa’ bin
Salaman bin ’Awash bin Bawash bin Qomwal bin Ubay bin ’Awam bin Nasyid bin Hiza
bin Buldas bin Yadlaf bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makhy bin ’Aidl bin
’Abqor bin Ubaid bin Addi’a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin
Yalhan bin Ar’awa bin ’Aidl bin Disyan bin ’Aishar bin Afnad bin Ayham bin
Maqshar bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Muzay bin ’Awadlah bin ’Aram bin
Qoidar (Kedar) bin Ismail as
bin Ibrahim as.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat
156-158:
156. (Dan karena kekafiran mereka) terhadap
Nabi Isa as (dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar) yaitu
menuduh Maryam berzina.
157. (Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al
Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”) mereka
menyebut Isa putra Maryam itu Rasul Allah yaitu sebagai ejekan, karena mereka
(orang-orang kafir Yahudi) sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa as itu (Padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi) yang
mereka bunuh ialah Yudas Iskariot murid Nabi Isa as yang suaranya, wajahnya dan
dirinya benar-benar sangat mirip karena oleh Allah (diserupakan dengan Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) tentang
pembunuhan Isa putra Maryam (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya)
tentang yang telah dibunuh itu (Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang
siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak
yakin telah membunuh Isa) karena ada yang berbeda dengan tubuh Nabi Isa
as, di tubuh Yudas itu tidak ada Khatim
Nubuwah atau daging tumbuh sebesar telur burung merpati di atas rusuk dada
sebelah kanan sebagai ciri fisik utusan Allah, wajahnya benar-benar sangat
mirip dengan Nabi Isa as tetapi bentuk tubuhnya tidak sama dengan tubuh Nabi
Isa as.
158. (Tetapi) yang sebenarnya
(Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana) Allah perintahkan 4 malaikat-Nya mengambil Nabi Isa as dari
alam dunia untuk diselamatkan dan disimpan di Langit ke-3.
Qur’an
surat Ash-Shaaffat ayat 102-107:
102. (Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama
Ibrahim) 7 tahun (Ibrahim berkata: “Wahai anakku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu!” Ia) Ismail (menjawab: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang
yang sabar”).
103. (Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipisnya) nyatalah kesabaran
keduanya, kejadian itu terjadi di Gunung Marwah - Mina, kemudian Nabi Ibrahim
as menyembelih Nabi Ismail as dengan pisau besar di lehernya, tetapi berkat
kekuasaan Allah, pisau yang tajam itu tidak mempan sedikit pun untuk
menyembelih leher Nabi Ismail as.
104. (Dan Kami panggillah dia: “Wahai Ibrahim”).
105. (Sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu) mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah dan wajib
melaksanakannya, mimpi para nabi itu pastilah mimpi yang benar dari Allah (Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).
106. (Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata) karena diperintah Allah untuk membunuh anak kandungnya sendiri yang
sebelumnya telah dinanti kehadirannya selama puluhan tahun.
107. (Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar) sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail
as, maka Allah melarang menyembelih Nabi Ismail as dan untuk meneruskan korban,
Allah menggantinya dengan seekor sembelihan domba yang besar dari Surga, yaitu
domba yang sama dengan domba yang dijadikan korban oleh Habil. Domba itu dibawa
Malaikat Jibril as, lalu Nabi Ibrahim as menyembelihnya seraya membaca takbir.
Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari raya
Haji atau hari raya Idul Adha.
Qur’an surat Al-Hajj ayat 34:
34.
(Dan
bagi tiap-tiap umat) sejak zaman umatnya Nabi Adam as sampai umatnya Rasulullah saw
(telah Kami syariatkan penyembelihan kurban) Allah perintahkan untuk
berkorban (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah
direzekikan Allah kepada mereka...) sewaktu menyembelihnya.
Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Injil Barnabas dan berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar