05 November, 2014

TAFSIR SURAT AL-MAAIDAH AYAT 110

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 110:

110.    (*)(“...Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil) yang kafir dari keinginan mereka untuk membunuh Nabi Isa as dengan cara melempari batu atau merajam beliau as (**) (ketika engkau) Isa (mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata), (***) (lalu orang-orang kafir di antara mereka) Imam, para pemuka (elit) agama, ulama-ulama Yahudi dan sesepuh masyarakat (berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”) maksudnya, mereka mengingkari firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim as bahwa nabi akhir zaman yang bernama Nabi Muhammad saw adalah keturunan dari Nabi Ismail as.

Bab 206. Perdebatan Nabi Isa as dengan Imam tentang nabi akhir zaman.

 (Beberapa hari sebelum perayaan hari raya Passover tanggal 10 Muharam tahun 34 Masehi). Ketika hari telah beranjak siang (waktu shalat Dhuhur/Zhuhur), Nabi Isa as memasuki Masjidil Aqsha bersama sejumlah besar orang termasuk murid-murid beliau as, kemudian Imam Besar Yusuf bin Kayafas mendekati Nabi Isa as sambil berkata: “Jelaskan kepadaku hai Esou (Isa), apakah engkau telah melupakan semua yang telah engkau akui, bahwa engkau bukan Tuhan, bukan pula putra Tuhan, bukan pula seorang nabi akhir zaman (Mesias)?”

Nabi Isa as menjawab: “Tidak, satu hal yang pasti, aku tidak akan melupakannya, karena ini adalah pengakuanku yang akan aku pertanggungjawabkan nanti di hadapan sidang Pengadilan Tuhan (di hari Kiamat) kelak. Karena semua yang telah tertulis di dalam Kitab Moses (Kitab Taurat Musa) adalah sangat benar, sebab sebagaimana Tuhan Pencipta kita adalah satu-satunya Tuhan, sedangkan aku adalah seorang hamba Tuhan yang ingin melayani sang utusan Tuhan (Rasulullah saw) yang engkau sebut Mesias itu.”

Berkata Imam Besar Yusuf bin Kayafas: “Lalu, untuk tujuan apa engkau datang ke masjid dengan begitu banyak orang-orang? Mungkin engkau berambisi untuk menjadikan dirimu sebagai Raja Israel? Berhati-hatilah, agar jangan sampai terjadi bahaya yang akan menimpamu!”

Nabi Isa as menjawab: “Jika aku mencari kemegahan jabatan dan terlibat lebih dalam urusan duniawi ini, maka aku tidak akan menyelinap pergi ketika rakyat Nain (Kota Nain, Provinsi Galilea – Israel modern) mengangkatku untuk menjadi raja. Percayalah kepadaku, sesungguhnya, aku tidak mencari apa pun di dunia ini.”

Lalu kata Imam Besar: “Kita ingin mengetahui satu hal tentang sang Mesias ini.” Kemudian para pendeta, kaum Leterati dan Farisi membuat sebuah lingkaran yang mengelilingi Nabi Isa as.

Nabi Isa as menjawab: “Apa sesuatu yang ingin engkau ketahui tentang Mesias? Mungkinkah ini adalah suatu kebohongan? Tentu saja, aku tidak akan berbohong kepadamu, karena jika aku mengatakan kebohongan, maka aku telah dipuja olehmu dan oleh kaum Literati dan Farisi berikut semua bangsa Israel, tetapi karena aku menjelaskan kebenaran Tuhan kepadamu, sehingga engkau membenciku dan berusaha untuk membunuhku.”

Berkata Imam Besar (untuk memfitnah Nabi Isa as): “Sekarang, kami mengetahui bahwa engkau mempunyai setan di belakangmu, karena engkau adalah seorang Samaria yang tidak mempunyai hormat kepada sang pendeta Tuhan.”

Injil Barnabas halaman 370-272.

Bab 207.

Nabi Is as menjawab: “Demi Allah, aku tidak mempunyai setan di belakangku, justru aku berusaha untuk mengusir setan dari diriku. Oleh karena itu, atas sebab inilah setan menghasut dunia ini untuk melawanku, karena aku bukan bagian dari dunia ini, tetapi aku hanya berupaya agar Tuhan hendaknya dimuliakan, yang telah mengutusku ke dunia ini (sebagai nabi dan rasul-Nya). Oleh karena itu, dengarkanlah aku, dan aku akan menjelaskan kepadamu siapa yang mempunyai setan di belakangnya. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kehadirat-Nya, siapa yang bertindak menuruti kehendak setan (mengikuti hawa nafsu), dialah yang mempunyai setan di belakangnya, yang mengendalikan kehendak dia dan menguasai dia demi kesenangannya, membuat dia mengejar setiap kemaksiatan. Sebagaimana halnya pakaian yang berubah namanya dengan pergantian pemiliknya, meskipun dia adalah pakaian yang sama, demikian pula halnya dengan manusia, meskipun mereka terbuat dari bahan dasar yang sama, tetapi umat manusia berbeda-beda berdasarkan perbuatan-perbuatannya yang bekerja di dalam dirinya. Jika aku (setahuku) telah berbuat dosa, mengapa engkau tidak menegurku sebagai seorang saudara, daripada membenciku seolah-olah aku ini seorang musuh? Sesungguhnya anggota-anggota tubuh ini akan saling membantu satu sama lain ketika mereka disatukan dengan kepala, tetapi mereka yang terpisah dari kepala itu tidak akan dapat memberikan bantuan. Karena kedua tangan dari suatu tubuh tidak dapat merasakan rasa sakit yang diderita oleh kaki, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, jika anggota-anggota tubuh itu dapat saling menyatu dengan kepala. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kehadirat-Nya, dia yang merasa takut dan mencintai Tuhan penciptanya, akan mempunyai perasaan penuh kasih sayang terhadap mereka yang diberi rahmat oleh Tuhan, kepalanya menyadari bahwa Tuhan tidak akan menghendaki kematian seorang pendosa, tetapi menunggunya hingga dia melakukan pertobatan, jika engkau adalah seumpama tubuh, di mana aku menjadi salah satu bagian (organ) di dalamnya, demi Tuhan, engkau akan membantuku untuk bertindak sesuai dengan kehendak kepalaku.” Injil Barnabas halaman 272-273.

Bab 208. Nabi Isa as Dilempari Batu Oleh Para Elit Agama Yahudi (Israel).

Nabi Isa as berkata kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas (pemimpin ulama/rabbi dan umat Yahudi):

“Jika aku salah, tegurlah aku dan Allah akan mencintaimu, karena engkau akan menjalankan kehendak-Nya (karena mengingatkan saudaranya), tetapi jika tidak seorang pun yang menegurku  dari melakukan tindakan dosa, ini adalah pertanda bahwa engkau bukanlah anak cucu dari Ibrahim yang engkau sendiri telah menyebutnya, tidak juga engkau menjadi bagian dari kepala, di mana Ibrahim menjadi salah satu bagian (anggota tubuh) nya. Demi Allah, betapa agung cinta Ibrahim kepada Allah, sehingga dia tidak hanya memporak-porandakan berhala-berhala palsu dan meninggalkan ayah dan ibunya, bahkan ingin membunuh putranya sendiri (yaitu Nabi Ismail as) demi kepatuhan terhadap Allah.”

Imam Besar menjawab: “Ini yang ingin aku tanyakan kepadamu, dan aku tidak berupaya untuk membunuhmu, oleh karena itu, jelaskan kepada kami, siapakah gerangan putra Ibrahim ini?”

Nabi Isa as menjawab: (**) “ Semangat dan antusiasme dari kemuliaan-Mu ya Allah, yang menyemangatiku, sehingga aku tidak dapat berdiam diri. Aku mengatakan yang sesungguhnya, putra Ibrahim ini adalah Ismail, yang dari keturunannya akan lahir Sang Mesias (nabi akhir zaman) yang telah dijanjikan (Allah) kepada Ibrahim. Bahwa berkat dia (melalui Rasulullah saw), semua bangsa di Bumi ini memperoleh berkah (dari Allah).”

Kemudian Imam Besar Yusuf bin Kayafas terbakar amarahnya, mendengar penjelasan ini (penjelasan Nabi Isa as), dan berseru lantang (dengan memfitnah Nabi Isa as):

(***) “ Marilah kita rajam manusia yang tidak beriman ini, karena dia adalah keturunan Ismail. Dan telah berbicara yang melecehkan Musa dan melecehkan hukum Allah.”

Di mana kemudian, setiap Literati dan Farisi (para Imam, para elit agama dan ulama-ulama Yahudi), berikut para sesepuh (tetua-tetua) masyarakat Yahudi, mengambil batu-batu dan melemparkannya ke tubuh Nabi Isa as (*) yang lenyap (karena Allah hijab/menutupi badan Nabi Isa as) dari pandangan mata mereka dan keluar dari Masjid Al-Aqsha (dengan selamat). Dan kemudian (Allah turunkan laknat kepada orang-orang kafir itu dengan Allah resapkan rasa amarah dan kebencian yang meluap-luap ke dalam hati mereka). Berdasarkan hasrat membara untuk membunuh Nabi Isa as, dibutakan oleh api kemarahan dan kebencian, mereka saling memukul satu sama lain (antar sesama mereka sendiri) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan kematian ribuan orang dan mereka menodai Masjidil Aqsha ini. Murid-murid inti (kaum hawariyyin/hawariyyun) dan orang-orang yang beriman, yang melihat Nabi Isa as pergi keluar dari Masjidil Aqsha atau Bait Allah (karena dalam pandangan pengikut Nabi Isa as, beliau as tidak menghilang) dan mereka mengikutinya (Nabi Isa as) sampai ke rumah Simon. Tidak lama kemudian, datanglah Nicodemus yang menyarankan Nabi Isa as agar segera keluar dari Kota Yerusalem dengan menyeberangi Wadi (Lembah) dan Sungai Qidron/Cedron/Kidron pergi bersama ke-12 murid beliau as untuk berdiam di sana sampai kebencian dari Imam Besar Yusuf bin Kayafas, para pendeta (Imam-imam Kepala dan pemuka agama) dan sesepuh masyarakat yang kafir, fasik dan zhalim itu telah mereda dan ia (Nicodemus) akan memenuhi segala kebutuhan pokok mereka. Nabi Isa as mengikuti saran Nicodemus untuk bersembunyi di luar Kota Yerusalem bersama ke-12 murid-murid karena beliau as hanya menginginkan kebersamaan dengan mereka. Injil Barnabas halaman 373-374.

Kemudian Imam Besar kaum Yahudi itu menghadap secara pribadi ke hadapan Raja Herodes Antipas (Antipatros) dan Gubernur Pontius Pilatus dengan mempersiapkan saksi-saksi palsu untuk memperkuat fitnahannya ke Nabi Isa as. Raja Herodes dan Gubernur Pilatus bertanya kepada Imam Besar apa yang sebenarnya terjadi? Kemudian Imam Besar Yusuf bin Kayafas dan dibenarkan oleh saksi-saksi palsu yang dibawanya untuk memfitnah Nabi Isa as dengan mengatakan bahwa Nabi Isa as mempunyai ambisi untuk menjadi Raja Israel. Bagi Raja Herodes Antipas dan Gubernur Pilatus hal ini dianggap makar atau pemberontakan, maka 2 orang penguasa Romawi Barat itu memerintahkan sepasukan tentaranya untuk membantu para tokoh agama Yahudi yang membencinya dan memusuhinya dengan dipandu Yudas (Yahuda) Iskariot untuk menangkap dan menghukum mati Nabi Isa as dengan disalib. Tetapi Allah menolong nabi-Nya, dengan mengutus 4 malaikat, yaitu Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Izrail dan Malaikat Isrofil untuk mengangkat Nabi Isa as ke Langit yang ke-3. Dan Allah ganti dengan murid beliau as yang mengkhianati gurunya yaitu Yudas Iskariot yang oleh Allah diserupakan dengan Nabi Isa as kemudian diubah suaranya, wajahnya dan dirinya, sehingga benar-benar sangat mirip dengan Nabi Isa as, An-Nisaa’ 157-158. Yudas akhirnya yang ditangkap karena dikira Nabi Isa as, Yudas yang telah menjual gurunya seperti menjual domba seharga 30 keping emas kepada Imam Besar Yusuf bin Kayafas dengan memberitahukan tempat persembunyian Nabi Isa as. Injil Barnabas bab. 216 halaman 284-285.

Bandingkan kisah penyebab Nabi Isa as dicari-cari, dikejar-kejar lalu dikira dihukum mati di tiang salib di dalam Injil Barnabas bab 206-208 halaman 370-374 (fakta sejarah) di atas dengan Injil Yohanes pasal 2 ayat 13-25 (cerita fiksi) di bawah ini:

2:13: Ketika hari raya Paskah (Passover) orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.

2:14: Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing, domba dan merpati dan penukar-penukar uang duduk di situ.

2:15: Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing, domba dan lembu mereka, uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

2:16: Kepada pedagang-pedagang merpati, Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”

2:17: Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: ”Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”

2:18: Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?

2:19: Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”

2:20: Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”

2:21: Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

2:22: Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

2:23: Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. 

2:24: Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, 

2:25: dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

Kisah Nabi Isa as di dalam Injil Yohanes pasal 2 ayat 14-20 yang menjadi penyebab beliau as dicari-cari sampai dihukum mati di tiang salib sangat bertentangan dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Maaidah ayat 110 dan Injil Barnabas bab 206-208 halaman 370-374. Injil Yohanes pasal 2 ayat 14-20 adalah versi para pemuka Yahudi dan penguasa Romawi yang menjadi penyebab Nabi Isa as dicari-cari, dikejar-kejar dan diperintahkan untuk ditangkap oleh penguasa Romawi dan para pemuka agama Yahudi yang kafir, fasik dan zhalim yang akhirnya dihukum mati dengan disalib, menurut anggapan mereka. Hal itu adalah cerita fitnah yang direkayasa atau dibuat-buat untuk menyudutkan Nabi Isa as, bahwa kematian Yudas Iskariot yang dikira Nabi Isa as di tiang salib tersebut adalah kesalahan Nabi Isa as sendiri karena membuat kekacauan atau keonaran di Bait Suci (Allah). Cerita tersebut sangat mengada-ada, hal itu sangat tidak mungkin terjadi pada masyarakat Bani Israil dan juga kaum muslimin, yaitu berdagang di dalam tempat ibadah, mereka mengetahui bahwa hal itu dilarang agama, apalagi berdagang hewan ternak yang kotor dan bau di dalam tempat ibadah yang disucikan, karena bisa membuat Bait Allah menjadi kotor, bau, tidak suci (menurut mazhab Syafi’i semua kotoran hewan itu hukumnya najis berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari dari Ibnu Mas’ud/Abdullah bin Mas’ud ra) dan haram hukumnya berdagang di dalam tempat ibadah. Cerita tersebut dibuat sebagai bentuk cuci tangan atas dosa-dosa para pemuka agama Yahudi beserta para pengikutnya dan penguasa Romawi beserta aparatnya supaya mereka lepas dari tanggung jawab dan tidak disalahkan oleh kaum Nasrani Trinitas atas kematian yang dikira oleh orang-orang kafir itu sebagai Nabi Isa as (Yesus) “tuhannya” orang-orang Kristen di tiang salib seperti yang dipercaya (diimani) orang-orang Kristen selama ini karena disesatkan oleh Paulus dan pengikut-pengikutnya.

Kisah penyebab penangkapan, penangkapan, persidangan, penyaliban dan penguburan di dalam Injil Markus, Injil Lukas, Injil Matius dan Injil Yohanes adalah hasil penyaringan sidang (konsili) Nikea di Kota Nikea (Iznik) – Turki tahun 325 Masehi yang langsung dipimpin Kaisar Konstantin. Hasil sidang menyatakan, bahwa satu-satunya berita resmi yang boleh disiarkan tentang kehidupan Yesus yaitu, tidak boleh menyinggung dan menyudutkan Imperium Romawi, maka cerita aktivitas tentara Romawi dan perincian peristiwa penangkapan, persidangan dan penyaliban itu disamarkan sedemikian rupa untuk menghindari kebangkitan dendam dan kemarahan orang-orang Kristen Trinitas terhadap penguasa Romawi. Jadi, cerita yang sebenarnya terjadi itu berawal dari kedatangan Nabi Isa as bersama banyak orang yang masuk ke dalam Masjidil Aqsha lalu berdebat dengan Imam Besar Yusuf bin Kayafas lalu dilempari batu sampai Nabi Isa as dicari-cari, dikejar-kejar, lalu dikira ditangkap, diadili, disiksa, dihina, dicambuk dan dijatuhi hukuman mati di tiang salib oleh pemuka agama dan orang-orang kafir Yahudi dan juga penguasa Romawi beserta aparatnya lalu dikubur oleh ibunda dan murid-murid Nabi Isa as, ada di dalam Injil Barnabas bab 206-208 halaman 370-374 dan bab 214-217 halaman 383-393 yang ditulis oleh Barnabas murid Nabi Isa as atas perintah beliau as sendiri bukan di dalam Injil Matius pasal 27 ayat 11-26, Injil Lukas pasal 23 ayat 1-25, Injil Yohanes pasal 2 ayat 13-25, dan kisah penyaliban dan penguburan Yudas Iskariot yang dikira Nabi Isa as di dalam Injil Matius pasal 27 ayat 27-60 dan Injil Lukas pasal 23 ayat 26-56 yang ditulis Paulus dan pengikut-pengikutnya di dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Nabi Isa as diangkat menjadi nabi dan rasul kemudian diperintah oleh Allah hanya untuk berdakwah menyampaikan risalah-Nya, maka harus berada di tengah-tengah masyarakat bukan untuk perang gerilya yang harus bersembunyi dari masyarakat luas dan penguasa. Nabi Isa as berada di tengah-tengah masyarakat Bani Israil sekitar 3 tahun untuk berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam yang benar kepada mereka, ajaran agama yang diperoleh masyarakat awam dari para Imam, para pemuka agama dan alim ulama Yahudi sudah melenceng dari Kitab suci Taurat dan Zabur (Mazmur) yang asli karena sudah disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka. Allah memberi perintah kepada Nabi Yahya as dan murid-murid Nabi Isa as juga hanya untuk berdakwah, mereka tidak pernah melakukan perang terbuka maupun perang gerilya selama hidupnya. Sedangkan Nabi Isa as hanya melakukan perang terbuka di medan Perang Armageddon II dan setelah perang berakhir, berjihad ke seluruh dunia untuk menegakkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah di pertengahan ahkir zaman nanti. Nabi Isa as menyuruh murud-murid beliau as untuk berdakwah menegakkan agama-Nya kepada ke-12 suku Israel bukan berdakwah kepada bangsa asing selain Bani Israil. Dan dari ayat-ayat di bawah ini diterangkan dengan sangat jelas bahwa murid-murid Nabi Isa as itu adalah kaum muslimin atau orang-orang yang beragama Islam, jadi tidak ada seorang pun yang beragama Kristen.

Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 52-53:

52.  (Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) yaitu para pemuka agama, sesepuh masyarakat dan alim ulama Bani Israil (dia berkata: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan berdakwah menegakkan agama (Allah?”) kepada ke-12 suku Israel ke seluruh penjuru (pelosok) Israel (pengikut-pengikut yang setia) kaum hawariyyun adalah murid-murid inti Nabi Isa as (menjawab: “Kamilah penolong-penolong) agama (Allah) Allah ilhamkan kepada murid-murid untuk beriman kepada-Nya (Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah) wahai rasul (bahwa kami) murid-murid (adalah orang-orang Islam) kaum muslimin.

53.  (Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan) Kitab suci Injil Nabi Isa as (dan telah kami ikuti Rasul) Isa as (maka catatlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi”) tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu.

Qur’an surat Al-Maaidah ayat 111:

 

111.    (Dan) ingatlah (ketika Aku ilhamkan kepada pengikut-pengikut yang setia) yaitu para hawariyyun/hawariyyin (: “Hendaklah kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.” Mereka menjawab: “Kami telah beriman) kepada-Mu dan rasul-Mu (dan saksikanlah) wahai rasul (bahwa kami adalah orang-orang Muslim”) murid-murid inti Nabi Isa as adalah orang-orang yang beragama Islam.

Qur’an surat Ash-Shaff ayat 14:

14.  (Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong) agama (Allah, sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku) dengan berdakwah kepada Bani Israil untuk menegakkan agama (Allah?” Pengikut-pengikut yang setia) kaum hawariyyun (itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir, maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka) yaitu orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim yang mendustakan kerasulan dan ajaran Nabi Isa as dan Paulus yang berpura-pura (mengaku) menjadi murid dan rasulnya Nabi Isa as beserta orang-orang jahat pengikut-pengikutnya yang mendakwahkan ajaran-ajaran palsu (lalu mereka) murid-murid Nabi Isa as (menjadi orang-orang yang menang) dalam mempertahankan aqidah Islam yang benar.

Alasan para tokoh agama Yahudi - Israel tidak mau mengakui Nabi Ismail as yang dikorbankan tetapi tidak jadi karena oleh Allah, Nabi Ismail as ditebus atau diganti dengan domba yang besar (Ash-Shaaffat ayat 102-107), dan juga mereka tidak mau menerima kenyataan bahwa nabi akhir zaman dan penutup nabi-nabi itu adalah keturunan Nabi Ismail as, karena mereka takut keturunan Nabi Ismail as akan naik pamor di mata orang-orang Romawi yang waktu itu sedang menjajah Bani Israil, para tokoh agama Yahudi itu khawatir, bangsa Romawi akan memberikan negeri mereka kepada keturunan Nabi Ismail as. Dan mereka itu juga takut, Bani Israil kembali jatuh dalam perbudakan jika bangsa Yahudi mengakui bahwa yang dikorbankan adalah Nabi Ismail as dan nabi akhir zaman adalah dari keturunan dari beliau as. Dan juga karena Allah mengutus Rasulullah saw yang adalah keturunan Nabi Ismail as itu untuk menjadi rahmat bagi semesta alam termasuk kepada semua bangsa di dunia, barangsiapa yang taat kepada Rssulullah saw, ia diberi rahmat oleh Allah,  Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 107, An-Nuur ayat 56 dan Kitab Kejadian pasal 22 ayat 17-18. Hal ini membuat kaum Yahudi - Israel dengki dan membenci Rasulullah saw, mereka menginginkan semua bangsa (kaum) di muka Bumi diberkati atau diberi rahmat oleh Allah melalui rasul-rasul Bani Israil. Maka rabbi-rabbi (para alim ulama) Yahudi yang tidak takut kepada Allah membuat ayat-ayat palsu di dalam PL. Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2, Nabi Isa as bersabda bahwa rabbi-rabbi Yahudi menyisipkan kata Ishak (Nabi Ishaq/Isaac as) di ayat tersebut, Injil Barnabas bab 44 halaman 81 dan Kitab Kejadian pasal 28 terutama ayat 14, padahal Allah mengutus Nabi Ya’qub as dan rasul-rasul Bani Israil (bangsa Israel) termasuk Nabi Isa as keturunan Nabi Ya’qub as itu untuk berdakwah kepada bangsa Israel dan umat-umat tertentu saja bukan kepada seluruh umat manusia, Injil Barnabas bab 21 halaman 34.

Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi), Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2:

22:2: Firman-Nya: ”Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Padahal, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim as yang sebenarnya di dalam Kitab suci Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa as adalah sbb: (“Bawalah anakmu, anak pertamamu dan ajaklah ke gunung untuk mengorbankan dia”).

Nabi Isa as bersabda: “Bagaimana mungkin Ishaq menjadi anak pertama, jika saat Ishaq lahir, Ismail telah berusia tujuh (7) tahun.”

CATATAN SEJARAH PERBUDAKAN BANI ISRAIL:

Bani Israil pernah mengalami perbudakan pada abad ke-12 SM zaman Fir’aun Ramses II dan Fir’aun Merneptah dari Kerajaan Mesir Baru (bangsa Qibthi), pada abad ke-7 SM zaman Raja Sargon II dari Kerajaan Assiria/Asyur (bangsa Akkadia) yaitu setelah mengepung Kota Samaria ibukota Kerajaan Israel selama 2 tahun dan berhasil menaklukkan dan merebut Kota Samaria kemudian membuang Bani Israil dari kalangan atas dan menengah sebanyak 27.290 ribu orang ke Kerajaan Asyur dan menjadikan mereka sebagai budak. Ketika Raja Asyur dan bala tentaranya menyerang dan menaklukkan Kerajaan Israel di Israel Utara, maka sebagian besar rakyatnya melarikan diri, sehingga terjadi gelombang pengungsi yang sangat besar ke Kerajaan Yehuda (Yudea) di Israel Selatan. Dan yang terakhir adalah perbudakan Bani Israil pada abad ke-6 SM zaman Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia Baru (bangsa Khaldea/Kasdim), tentara-tentara Raja Nebukadnezar II mengepung, menyerang, mengalahkan, membunuh banyak bangsa Israel yaitu rakyat Kerajaan Yehuda di Israel Selatan, menghancurkan, membakar seluruh Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha pertama lalu membuang sebagian besar orang-orang Israel ke Babilonia dan menjadikan mereka sebagai tawanan dan budak setelah sebelumnya berhasil menaklukkan, merebut dan menghancurkan negeri mereka dan membakar seluruh Yerusalem sehabis-habisnya sampai rata dengan tanah pada bulan Agustus 586 SM. Kemudian Kerajaan Yehuda di jadikan provinsi oleh Raja Nebukadnezar II sebagai bagian dari wilayah kerajaannya. Lima tahun kemudian, Gubernur Provinsi Yehuda Gedalya bin Ahikam yang diangkat Raja Nebukadnezar II di bunuh orang-orang Israel yang dipimpin Ismael bin Netanya yang masih keturunan raja, maka Raja Nebukadnezar II memerintahkan lagi Nebuzaradan ke Yerusalem pada tahun 581 SM untuk menghukum orang-orang Yehuda dan membawa ke Babilonia 745 jiwa orang Yehuda dan menjadikan mereka budak, sehingga Kota Yerusalem dan semua kota Kerajaan Yehuda tidak ada seorangpun penduduknya yang tinggal di sana. Pada tahun 567 SM Raja Nebukadnezar II mengalahkan Mesir dan membawa orang-orang Israel yang mengungsi ke Mesir ke Babilonia menjadi tawanan dan hanya segelintir orang Israel yang bisa kembali dengan selamat ke negerinya. Semua malapetaka yang terjadi terhadap Bani Israil adalah azab dari Allah disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan mereka sendiri yang durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa.

Imam Besar (Agung) dan para Imam Kepala dan alim ulama Yahudi/kaum Literati/para kyai Bani Israil jika berkhotbah kepada umatnya yang awam dengan membohongi mereka dan mereka tidak tahu jika dibohongi oleh para tokoh agama dan alim ulama mereka, karena sebagian besar masyarakat Bani Israil zaman dahulu itu buta huruf, Al-Baqarah ayat 78. Di kalangan orang-orang Yahudi yang bisa membaca dan mengetahui isi Kitab suci Taurat yang sebenarnya dan juga saleh, tidak berani mengatakan kebenaran itu, yaitu bahwa nabi akhir zaman adalah berasal dari keturunan Nabi Ismail as, karena berlaku hukuman mati pada zaman itu bagi siapa saja yang mengatakan bahwa nabi akhir zaman adalah dari keturunan Nabi Ismail as.

Nasab Nabi Muhammad saw Rasullullah dan penutup nabi-nabi:

Nabi Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushayyi bin Kilaab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghaalib bin Fihir (Quraisy) bin Maalik bin Nazhar bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin ’Adnaan bin Udad bin Hamaisa’ bin Salaman bin ’Awash bin Bawash bin Qomwal bin Ubay bin ’Awam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlaf bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makhy bin ’Aidl bin ’Abqor bin Ubaid bin Addi’a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awa bin ’Aidl bin Disyan bin ’Aishar bin Afnad bin Ayham bin Maqshar bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Muzay bin ’Awadlah bin ’Aram bin Qoidar (Kedar) bin Ismail as bin Ibrahim as.

Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 156-158:

156.    (Dan karena kekafiran mereka) terhadap Nabi Isa as (dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar) yaitu menuduh Maryam berzina.

157.    (Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”) mereka menyebut Isa putra Maryam itu Rasul Allah yaitu sebagai ejekan, karena mereka (orang-orang kafir Yahudi) sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa as itu (Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi) yang mereka bunuh ialah Yudas Iskariot murid Nabi Isa as yang suaranya, wajahnya dan dirinya benar-benar sangat mirip karena oleh Allah (diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) tentang pembunuhan Isa putra Maryam (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) tentang yang telah dibunuh itu (Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin telah membunuh Isa) karena ada yang berbeda dengan tubuh Nabi Isa as, di tubuh Yudas itu tidak ada Khatim Nubuwah atau daging tumbuh sebesar telur burung merpati di atas rusuk dada sebelah kanan sebagai ciri fisik utusan Allah, wajahnya benar-benar sangat mirip dengan Nabi Isa as tetapi bentuk tubuhnya tidak sama dengan tubuh Nabi Isa as.

158.    (Tetapi) yang sebenarnya (Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) Allah perintahkan 4 malaikat-Nya mengambil Nabi Isa as dari alam dunia untuk diselamatkan dan disimpan di Langit ke-3.

Qur’an surat Ash-Shaaffat ayat 102-107:

102.    (Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim) 7 tahun (Ibrahim berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Ia) Ismail (menjawab: “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”).

103.    (Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya) nyatalah kesabaran keduanya, kejadian itu terjadi di Gunung Marwah - Mina, kemudian Nabi Ibrahim as menyembelih Nabi Ismail as dengan pisau besar di lehernya, tetapi berkat kekuasaan Allah, pisau yang tajam itu tidak mempan sedikit pun untuk menyembelih leher Nabi Ismail as.

104.    (Dan Kami panggillah dia: “Wahai Ibrahim”).

105.    (Sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu) mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah dan wajib melaksanakannya, mimpi para nabi itu pastilah mimpi yang benar dari Allah (Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).

106.    (Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata) karena diperintah Allah untuk membunuh anak kandungnya sendiri yang sebelumnya telah dinanti kehadirannya selama puluhan tahun.

107.    (Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar) sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as, maka Allah melarang menyembelih Nabi Ismail as dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan domba yang besar dari Surga, yaitu domba yang sama dengan domba yang dijadikan korban oleh Habil. Domba itu dibawa Malaikat Jibril as, lalu Nabi Ibrahim as menyembelihnya seraya membaca takbir. Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari raya Haji atau hari raya Idul Adha.

Qur’an surat Al-Hajj ayat 34:

34.  (Dan bagi tiap-tiap umat) sejak zaman umatnya Nabi Adam as sampai umatnya Rasulullah saw (telah Kami syariatkan penyembelihan kurban) Allah perintahkan untuk berkorban (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka...) sewaktu menyembelihnya.

 

Sumber: Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Injil Barnabas dan berbagai sumber

Tidak ada komentar: