25 November, 2014

FAEDAH SHALAT BAGI KESEHATAN TULANG

Shalat berfungsi menjaga kesehatan tulang dan persendian besar maupun kecil karena shalat merupakan pergerakan tubuh yang sederhana tanpa membutuhkan energi yang besar. Shalat yang dilakukan secara rutin 5 kali dalam sehari dapat meredakan kegelisahan jiwa akibat tekanan persoalan hidup sehari-hari. Shalat juga merupakan pergerakan hati yang dipenuhi keimanan kepada Allah sehingga aktifitas shalat akan menyehatkan jaringan syaraf otak. Salah satu faedah penting lain yang dimiliki shalat terhadap kesehatan tubuh adalah kemampuan menegakkan dan menyehatkan tulang. Tulang manusia melewati dua tahapan yang terus datang bergantian, yaitu tahap pembentukan dan tahap pengeroposan yang diikuti pembentukan sel tulang baru. Ketika manusia berada dalam tahap pertumbuhan, tahap yang paling dominan adalah tahap pembentukan sehingga tulangnya menjadi lebih panjang dan kuat. Setelah memasuki periode dewasa, tulang-tulang yang menegakkan tubuh memasuki tahap pengeroposan. Berbagi zat dan materi yang membentuk tulang mulai berkurang sedikit demi sedikit sehingga tulang lebih mudah retak dan patah. Tulang punggung semakin hari semakin melengkung karena berbagai zat yang membentuknya mulai berkurang sementara tulang tersebut tetap harus menahan berat tubuh. Tulang merupakan organ kaku dan keras yang membentuk bagian endoskeleton semua makhluk bertulang belakang. Tulang berfungsi menggerakkan, mendukung  dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan darah putih dan menyimpan berbagai mineral. Tulang manusia terdiri atas beragam bentuk dan ukuran masing-masing memiliki stuktur internal dan eksternal yang sangat rumit. Meskipun ringan, tulang bersifat kuat dan keras untuk menjalankan fungsinya. Pada tubuh manusia dewasa terdapat sekitar 206 ruas tulang, sementara pada tubuh anak-anak terdapat 270 ruas tulang. Tulang berfungsi sebagai tempat penyimpanan beberapa mineral yang penting untuk tubuh, yang paling utama di antaranya adalah kalsium dan fosfor. Tulang juga menyimpan faktor pertumbuhan seperti faktor insulin, protein morfogenis, dan mineral lain. Tulang juga sebagai penyimpanan lemak, tepatnya di dalam sumsum tulang yang berwarna kuning. Secara lebih khusus, sumsum tulang menyimpan asam lemak.
Fungsi tulang lainnya adalah untuk menyeimbangkan kadar asam dalam darah. Tulang membantu darah untuk melawan perubahan pH berlebihan dengan cara menyerap atau melepaskan garam-garam alkalin. Jaringan tulang juga berfungsi sebagai perangkat detoksifikasi atau pengeluaran racun dari dalam tubuh sehingga tidak merusak jaringan tubuh lain. Toksin yang mengendap dalam darah itu kemudian dikeluarkan melalui proses sekresi. Sebagai organ endoktrin, tulang mengendalikan metabolisme fosfat dengan mengeluarkan serat pertumbuhan faktor-23 (FGF-23), yang memengaruhi ginjal untuk mengurangi penyerapan fosfat. Sel-sel tulang juga melepaskan hormon yang disebut osteokalsin yang memengaruhi penyimpanan glukosa dan lemak. Hormon osteokalsin meningkatkan sekresi dan kepekaan insulin sehingga jumlah sel penghasil insulin meningkat pesat dan mengurangi cadangan lemak. Jaringan utama tulang, yaitu jaringan osseus (tulang), merupakan jaringan komposit material yang keras dan ringan, terbentuk dari kalsium fosfat. Kendati demikian, tulang memiliki tingkat kelenturan tertentu karena kandungan kolagen di dalamnya. Setiap tulang tersusun dari sel yang masih hidup dan sel yang sudah mati. Secara umum, tulang manusia memiliki kekuatan mencengkram dan menahan. Kekuatan itu dapat dilatih dengan senantiasa menggerakkan otot-otot tubuh yang meliputi semua bagian tulang. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa di dalam tulang terdapat aliran listrik dua kutub yang mempengaruhi proses distribusi tugas dan kerja semua sel penyusun tulang. Sel-sel itu ada yang bertugas melancarkan proses anabolisme (menyusun senyawa sederhana menjadi senyawa komplek) dan ada pula yang bertugas melancarkan proses katabolisme (memecah senyawa komplek menjadi senyawa sederhana). Serangkaian penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketika manusia dalam keadaan jumud dan istirahat, aliran listrik dalam tulang berkurang yang berdampak pada berkurangnya berbagai zat pembentuk tulang. Akibatnya, tulang menjadi lebih rapuh dan keropos. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika tubuh terlalu banyak diam untuk jangka waktu yang lama akan menyebabkan kejumudan pada tulang. Sebab, ketiadaan gerakan tulang dan persendian dapat meningkatkan kerja sel katabolis dan melemahkan sel anabolis sebagai akibat berkurangnya zat-zat pembentuk tulang. Bagi aktivitas umat Islam, dalam sehari-semalam , nyaris tidak ada waktu untuk membiarkan tulang tanpa melakukan gerakan.
Kewajiban shalat 5 waktu dalam sehari-semalam meniscayakan mereka menggerakkan tulang dan seluruh persendian. Dengan demikian, aliran listrik dalam tulang tidak akan berhenti atau berkurang sehingga sel-sel yang membentuk dan menguatkan tulang akan terus diperbaruhi. Jika diperhitungkan, butuh waktu sekitar 2 jam dalam sehari-semalam bagi setiap muslim untuk mendirikan 17 rakaat shalat fardlu dan beberapa rakaat shalat sunnah. Tentu saja, shalat bukanlah pergerakan tanpa makna dan faedah. Gerakan-gerakan shalat melibatkan seluruh bagian tulang dan persendian. Kewajiban shalat yang dijalankan setiap hari oleh umat Islam sepanjang hidup meraka niscaya dapat menguatkan dan menegakkan tulang dan persendian. Kita dapat menyaksikan buktinya pada kelompok masyarakat yang terbiasa mendirikan shalat dengan tekun dan taat. Dalam kelompok masyarakat seperti itu nyaris tidak ditemukan orang yang bongkok seiring dengan pertambahan usia. Dan secara lebih umum, masyarakat yang taat menjalankan syariat Islam niscaya akan menjadi masyarakat yang kuat dan sehat. Sejarah Islam membuktikan betapa pasukan muslim mampu melakukan ekspansi besar-besaran dan memenangi beberapa pertempuran meskipun jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh. Semua itu karena mereka menjalankan syariat Islam dengan penuh ketundukan dan ketaatan. Keistimewaan dan keagungan shalat tidak akan dirasakan hingga seorang berdiri, rukuk, dan bersujud di hadapan Allah Yang Mahasuci dengan ikhlas dan khusyuk seraya mengakui ke- Maha Esa-an Allah, Kemuliaan dan ke-Agungan-Nya. Ketika itulah hatinya memancarkan cahaya yang menerangi seluruh anggota tubuhnya dan memberinya kekuatan yang besar untuk terus bergerak menetapi jalan yang lurus. Secara lebih khusus, shalat sangat berfaedah untuk menjaga manusia dari sakit persendian dan penyakit tulang ekor. Temuan itu dikemukakan oleh Dr. Muhammad Walid al-Sya’rani yang meneliti penyakit radang sendi dan pengeroposan tulang. Ia menemukan dua keajaiban besar dalam shalat yang selama empat belas abad tersembunyi dari ranah pengetahuan manusia. Teori umum mengatakan bahwa jika seseorang terbiasa melenturkan tulang belakangnya, terutama bagian vertebrata lumbalis, pada usia kanak-kanak, kemudian ia terus melakukan latihan kelenturan itu ketika usianya beranjak semakin dewasa, kemungkinan terserang penyakit tulang belakang atau radang sendi menjadi lebih sedikit.
Tulang belakang manusia normal terdiri atas 33-34 ruas, yang terbagi dalam 5 kelompok besar yaitu :
1.                  Tulang belakang servik (vertebral cervical) yang terdiri atas 7 ruas.
2.                  Tulang belakang torakal (vertebral thoracal) yang terdiri atas 12 ruas.
3.                   Tulang belakang lumbal (vertebral lumbal) yang terdiri atas 5 ruas.
4.                  Tulang belakang sacrum (vertebral sacral) yang terdiri atas 5 ruas.
5.                  Tulang belakang kosigeal (vertebral coccygeal) yang terdiri atas 4-5 ruas.
Sebuah unit tulang belakang terdiri atas :
1.      Badan tulang belakang (corpus vertebral).
2.      Bantalan tulang belakang (discus intervertebral).
3.      Saluran syaraf tulang belakang (canalis medulla spinalis).
4.      Saluran akar saraf tulang belakang (neural foramina/canalis radicularis).
5.      Jaringan pengikat.
6.      Otot.
7.      Pembuluh darah.
Salah satu gangguan penting yang bisa menyerang tulang belakang adalah yang disebabkan oleh kerusakan bantalan tulang  (discus invertebral). Bantalan tulang belakang merupakan sebuah jaringan yang terletak di antara ruas-ruas tulang belakang. Bantalan itu memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai peredam gerakan antar tulang belakang. Bantalan itu dapat mengalami kerusakan atau pecah karena beberapa sebab, seperti karena kecelakaan, kesalahan posisi duduk, terlalu sering mengangkat beban berat dan pertambahan usia sehingga bantalan yang tadinya elastis menjadi kaku dan mudah pecah. Jika pecah, bantalan tersebut melebar sehingga bagian tepinya menekan syaraf-syaraf yang terdapat dalam susunan tulang belakang. Akibatnya, penderita akan merasakan gangguan syaraf terjepit. Gejala yang dirasakan bisa bersifat ringan seperti kesemutan dan pegal-pegal, hingga yang berat seperti nyeri hebat dan kelumpuhan. Dr. Muhammad Walid mengatakan bahwa penyakit yang berhubungan dengan vertebrata lumbalis banyak menyerang orang dewasa karena semakin berkurangnya kelenturan ligament posterior longitudinal pada tulang belakang serta berkurangnya serat scleroblastema yang membentuk jaringan luar annalus fibrosus. Ketika berbagai zat yang dibutuhkan tulang itu berkurang, tentu saja kekuatan tulang berkurang sehingga tulang cenderung menjadi rapuh dan keropos. Gerakan tulang yang dibutuhkan untuk menjaga keutuhan serat pembentuk tulang adalah gerakan pada punggung dan lutut. Kemudian dia mengadakan penelitian terhadap 881 orang dewasa dan mengajukan kepada mereka beberapa pertanyaan, yaitu apakah mereka sedang menderita penyakit tulang atau punya riwayat penyakit tulang, nyeri sendi atau penyakit lain yang menyerang tulang, dan apakah mereka selalu mendirikan shalat, jarang melaksanakannya ataukah tidak pernah melaksanakannya untuk waktu yang cukup lama? Hasil penelitian menunjukkan 2.6% orang yang terbiasa mendirikan shalat sejak berusia 10 tahun ternyata tidak pernah mendapat serangan penyakit tulang atau persendian, sementara 70% diantara mereka yang tidak pernah shalat ternyata mengalami gangguan tulang dan persendian yang sangat parah. Yaitu gangguan atau kelainan tulang dan persendian disebabkan oleh berkurangnya cairan yang menjaga kelenturan persendian, berkurangnya berbagai zat kimia pembentuk tulang  dan perubahan struktur tulang belakang.
Shalat merupakan latihan yang sangat penting untuk menjaga keutuhan cairan di dalam sumsum tulang. Cairan yang terdiri atas mineral dan garam-garam penting itu berfungsi sebagai pelumas sehingga tulang-tulang yang tersambung pada persendian bisa bergerak dengan lentur dan fleksibel. Peralihan dari diam menuju rukuk, kemudian diam lagi, terus sujud, terus duduk diantara dua sujud, lalu sujud kedua, lalu diam, dst., akan mengeluarkan dan memasukkan cairan dari dan ke dalam persendian. Gerakan terus-terusan yang dilakukan dalam shalat dapat menjaga keutuhan cairan pelumas dalam persendian sekaligus melenturkan sambungan antar tulang. Dan jaringan otot yang berada di sekitar tulang dan persendian pun akan terjaga kelenturan dan kekuatannya. Dengan demikian, persendian antar tulang akan tetap kuat dan kokoh meskipun usia terus bertambah, fakta yang terjadi di dunia Barat membuktikan fenomena ini. Kita melihat banyak orang Barat yang usianya belum terlalu tua tetapi tubuhnya telah membungkuk atau setidaknya condong ke depan, kepalanya miring ke kiri atau ke kanan, dan banyak di antara mereka yang bertumpu pada tongkat atau kruk untuk berjalan. Fenomena seperti itu tidak jarang terlihat di dunia muslim. Jika ada, itu semata-mata disebabkan oleh factor keturunan atau kecelakaan. Rahasiannya terletak pada shalat yang terbiasa dilakukan kaum muslim. Shalat menjaga tubuh, termasuk tulang dan persendian tetap kokoh dan kuat. Selain berfungsi mencegah penyakit tulang rawan dan kanker tulang, shalat juga dapat mengobati dan menyembuhkan gangguan tulang akibat keseleo. Ini dibuktikan oleh Dr. Syafiq Zayyat yang mengadakan uji coba terhadap 40 orang penderita gangguan keseleo ruas tulang belakang. Setelah seminggu menjalani terapi penyembuhan dengan terus mendirikan shalat, ternyata kondisi mereka membaik dan keluhan sakit pada tulang penderita berkurang secara signifikan.
Dr. Zayyat menyimpulkan bahwa perbaikan kondisi penderita terjadi karena gerakan-gerakan dalam shalat sangat sesuai  dengan kebutuhan tulang untuk memperbaruhi sel anabolik, seperti gerakan rukuk dan sujud yang melibatkan lutut dan tulang belakang. Kedua bentuk gerakan itu dan gerakan-gerakan shalat lainnya juga dapat mengurangi risiko pembengkokan tulang belakang, sekaligus menguatkan otot-otot perut yang berhubungan dengan jaringan otot tulang belakang. Dibandingkan dengan terapi pijat, terapi gerakan shalat lebih efektif untuk menguatkan jariangan otot, persendian  dan tulang. Bahkan penelitian yang dilakukan Dr. Zayyat membuktikan bahwa efektivitas terapi dapat dirasakan 48 jam setelah pelatihan. Para peneliti lain sampai pada kesimpulan bahwa orang yang mengalami keseleo atau nyeri sendi perlu melakukan gerakan-gerakan tubuh yang menyerupai gerakan dalam shalat sebanyak lima kali dalam sehari. Biasanya, orang yang mengalami nyeri tulang akibat benturan atau luka, baru bisa melakukan gerakan-gerakan seperti itu beberapa hari setelah peristiwa yang membuatnya terluka. Karena itu, shalat dianggap sebagai media paling efektif untuk menguatkan jaringan otot tulang belakang dan latihan yang sangat bagus untuk melenturkan seluruh bagian tulang. Dr. Sahwi Muhammad Rusyidi dari Kairo telah melakukan penelitian mengenai pengaruh 8 rakaat shalat tarawih terhadap struktur vertebrata lumbalis. Ia menemukan bahwa setelah sebulan melakukan tarawih, keadaan tulang belakang itu menjadi lebih baik dibandingkan  pada awal Ramadhan.
Berikut ini beberapa faedah penting gerakan rukuk terhadap kesehatan tulang :
1.      Menguatkan jaringan otot, terutama otot tulang belakang, juga struktur tulang  belakang, serta bantalan antar ruas tulang belakang. Gerakan rukuk dapat melindungi tulang dari kemungkinan keseleo atau terkilir ruas tulang belakang.
2.      Meningkatkan kelenturan jaringan otot dada serta meningkatkan fungsi paru-paru karena gerakan rukuk melihatkan tarikan otot yang cukup kuat dan gerakan itu dapat mengeluarkan hawa atau udara yang tidak dibutuhkan tubuh.

Sumber: Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr. Jamal Elzaky

Tidak ada komentar: