Shalat berfungsi menjaga kesehatan tulang
dan persendian besar maupun kecil karena shalat merupakan pergerakan tubuh yang
sederhana tanpa membutuhkan energi yang besar. Shalat yang dilakukan secara
rutin 5 kali dalam sehari dapat meredakan kegelisahan
jiwa akibat tekanan persoalan hidup sehari-hari. Shalat juga merupakan
pergerakan hati yang dipenuhi keimanan kepada Allah sehingga aktifitas shalat
akan menyehatkan jaringan syaraf otak. Salah
satu faedah penting lain yang dimiliki shalat terhadap kesehatan tubuh adalah
kemampuan menegakkan dan menyehatkan tulang. Tulang manusia melewati dua
tahapan yang terus datang bergantian, yaitu tahap pembentukan dan tahap
pengeroposan yang diikuti pembentukan sel tulang baru. Ketika manusia berada
dalam tahap pertumbuhan, tahap yang paling dominan adalah tahap pembentukan
sehingga tulangnya menjadi lebih panjang dan kuat. Setelah memasuki periode
dewasa, tulang-tulang yang menegakkan tubuh memasuki tahap pengeroposan.
Berbagi zat dan materi yang membentuk tulang mulai berkurang sedikit demi
sedikit sehingga tulang lebih mudah retak dan patah. Tulang punggung semakin
hari semakin melengkung karena berbagai zat yang membentuknya mulai berkurang
sementara tulang tersebut tetap harus menahan berat tubuh. Tulang
merupakan organ kaku dan keras yang membentuk bagian endoskeleton
semua makhluk bertulang belakang. Tulang berfungsi menggerakkan, mendukung dan melindungi berbagai organ tubuh,
memproduksi sel darah merah dan darah putih dan menyimpan berbagai mineral.
Tulang manusia terdiri atas beragam bentuk dan ukuran masing-masing memiliki
stuktur internal dan eksternal yang sangat rumit. Meskipun ringan, tulang
bersifat kuat dan keras untuk menjalankan fungsinya. Pada tubuh manusia dewasa
terdapat sekitar 206 ruas tulang, sementara pada tubuh anak-anak terdapat 270
ruas tulang. Tulang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
beberapa mineral yang penting untuk tubuh, yang paling utama di antaranya
adalah kalsium dan fosfor. Tulang juga menyimpan faktor pertumbuhan seperti
faktor insulin, protein morfogenis, dan mineral lain. Tulang juga sebagai
penyimpanan lemak, tepatnya di dalam sumsum tulang yang berwarna kuning. Secara
lebih khusus, sumsum tulang menyimpan asam lemak.
Fungsi tulang lainnya adalah untuk
menyeimbangkan kadar asam dalam darah. Tulang membantu darah untuk melawan
perubahan pH berlebihan dengan cara menyerap atau melepaskan garam-garam
alkalin. Jaringan tulang juga berfungsi sebagai perangkat
detoksifikasi atau pengeluaran racun dari dalam tubuh sehingga tidak merusak jaringan
tubuh lain. Toksin yang mengendap dalam darah itu kemudian dikeluarkan melalui
proses sekresi. Sebagai organ endoktrin, tulang mengendalikan metabolisme
fosfat dengan mengeluarkan serat pertumbuhan faktor-23 (FGF-23), yang
memengaruhi ginjal untuk mengurangi penyerapan fosfat. Sel-sel
tulang juga melepaskan hormon yang disebut osteokalsin yang
memengaruhi penyimpanan glukosa dan lemak. Hormon osteokalsin meningkatkan
sekresi dan kepekaan insulin sehingga jumlah sel penghasil insulin meningkat
pesat dan mengurangi cadangan lemak. Jaringan utama tulang,
yaitu jaringan osseus (tulang), merupakan jaringan komposit material yang keras
dan ringan, terbentuk dari kalsium fosfat. Kendati demikian, tulang memiliki
tingkat kelenturan tertentu karena kandungan kolagen di dalamnya. Setiap tulang
tersusun dari sel yang masih hidup dan sel yang sudah mati. Secara
umum, tulang manusia memiliki kekuatan mencengkram dan menahan.
Kekuatan itu dapat dilatih dengan senantiasa menggerakkan otot-otot tubuh yang
meliputi semua bagian tulang. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa di dalam
tulang terdapat aliran listrik dua kutub yang mempengaruhi proses distribusi
tugas dan kerja semua sel penyusun tulang. Sel-sel itu ada yang bertugas
melancarkan proses anabolisme (menyusun senyawa
sederhana menjadi senyawa komplek) dan ada pula yang
bertugas melancarkan proses katabolisme
(memecah senyawa komplek menjadi senyawa sederhana). Serangkaian
penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketika manusia dalam keadaan jumud dan
istirahat, aliran listrik dalam tulang berkurang yang berdampak pada
berkurangnya berbagai zat pembentuk tulang. Akibatnya, tulang menjadi lebih
rapuh dan keropos. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa jika tubuh terlalu banyak diam untuk jangka waktu yang lama
akan menyebabkan kejumudan pada tulang. Sebab, ketiadaan gerakan tulang dan
persendian dapat meningkatkan kerja sel katabolis dan melemahkan sel anabolis
sebagai akibat berkurangnya zat-zat pembentuk tulang.
Bagi aktivitas umat Islam, dalam
sehari-semalam , nyaris
tidak ada waktu untuk membiarkan tulang tanpa melakukan gerakan.
Kewajiban shalat 5 waktu dalam
sehari-semalam meniscayakan mereka menggerakkan tulang dan
seluruh persendian. Dengan demikian, aliran listrik dalam tulang tidak akan
berhenti atau berkurang sehingga sel-sel yang membentuk dan menguatkan tulang
akan terus diperbaruhi. Jika diperhitungkan, butuh waktu sekitar 2 jam dalam
sehari-semalam bagi setiap muslim untuk mendirikan 17 rakaat shalat
fardlu dan beberapa rakaat
shalat sunnah. Tentu saja, shalat
bukanlah pergerakan tanpa makna dan faedah. Gerakan-gerakan shalat melibatkan
seluruh bagian tulang dan persendian. Kewajiban shalat yang dijalankan setiap
hari oleh umat Islam sepanjang hidup meraka niscaya dapat
menguatkan dan menegakkan tulang dan persendian. Kita dapat menyaksikan
buktinya pada kelompok masyarakat yang terbiasa mendirikan shalat dengan tekun
dan taat. Dalam kelompok masyarakat seperti itu nyaris tidak ditemukan orang
yang bongkok seiring dengan pertambahan usia. Dan secara lebih umum, masyarakat
yang taat menjalankan syariat Islam niscaya akan menjadi masyarakat yang kuat
dan sehat. Sejarah Islam membuktikan betapa pasukan muslim
mampu melakukan ekspansi besar-besaran dan memenangi beberapa pertempuran meskipun
jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan pasukan musuh. Semua itu karena mereka
menjalankan syariat Islam dengan penuh ketundukan dan ketaatan.
Keistimewaan dan keagungan shalat tidak akan dirasakan hingga seorang berdiri,
rukuk, dan bersujud di hadapan Allah Yang Mahasuci dengan ikhlas dan khusyuk
seraya mengakui ke- Maha Esa-an Allah, Kemuliaan dan ke-Agungan-Nya.
Ketika itulah hatinya memancarkan cahaya yang menerangi seluruh anggota
tubuhnya dan memberinya kekuatan yang besar untuk terus bergerak menetapi jalan
yang lurus. Secara lebih khusus, shalat sangat berfaedah
untuk menjaga manusia dari sakit persendian dan penyakit tulang ekor. Temuan
itu dikemukakan oleh Dr. Muhammad Walid al-Sya’rani yang meneliti penyakit radang
sendi dan pengeroposan tulang. Ia menemukan dua keajaiban besar dalam shalat
yang selama empat belas abad tersembunyi dari ranah pengetahuan manusia. Teori
umum mengatakan bahwa jika seseorang terbiasa melenturkan tulang belakangnya,
terutama bagian vertebrata lumbalis, pada usia kanak-kanak,
kemudian ia terus melakukan latihan kelenturan itu ketika usianya beranjak
semakin dewasa, kemungkinan terserang penyakit tulang belakang atau radang
sendi menjadi lebih sedikit.
Tulang belakang manusia normal
terdiri atas 33-34 ruas, yang terbagi dalam 5 kelompok besar yaitu :
1.
Tulang belakang servik (vertebral
cervical) yang terdiri atas 7 ruas.
2.
Tulang belakang torakal (vertebral
thoracal) yang terdiri atas 12 ruas.
3.
Tulang
belakang lumbal (vertebral lumbal) yang terdiri atas 5 ruas.
4.
Tulang belakang sacrum (vertebral sacral)
yang terdiri atas 5 ruas.
5.
Tulang belakang kosigeal (vertebral
coccygeal) yang terdiri atas 4-5 ruas.
Sebuah unit tulang belakang terdiri atas
:
1.
Badan tulang belakang (corpus vertebral).
2.
Bantalan tulang belakang (discus
intervertebral).
3.
Saluran syaraf tulang belakang
(canalis medulla spinalis).
4.
Saluran akar saraf tulang belakang (neural
foramina/canalis radicularis).
5.
Jaringan pengikat.
6.
Otot.
7.
Pembuluh darah.
Salah satu gangguan penting yang bisa
menyerang tulang belakang adalah yang disebabkan oleh kerusakan bantalan
tulang (discus invertebral).
Bantalan tulang belakang merupakan sebuah jaringan yang terletak di antara
ruas-ruas tulang belakang. Bantalan itu memiliki banyak fungsi, di antaranya
sebagai peredam gerakan antar tulang belakang.
Bantalan itu dapat mengalami kerusakan atau pecah karena beberapa sebab,
seperti karena kecelakaan, kesalahan posisi duduk, terlalu sering mengangkat
beban berat dan pertambahan usia sehingga bantalan yang tadinya elastis menjadi
kaku dan mudah pecah. Jika pecah, bantalan tersebut melebar sehingga bagian
tepinya menekan syaraf-syaraf yang terdapat dalam
susunan tulang belakang. Akibatnya, penderita akan merasakan gangguan syaraf terjepit.
Gejala yang dirasakan bisa bersifat ringan seperti kesemutan dan pegal-pegal,
hingga yang berat seperti nyeri hebat dan kelumpuhan. Dr. Muhammad Walid
mengatakan bahwa penyakit yang berhubungan dengan vertebrata lumbalis banyak
menyerang orang dewasa karena semakin berkurangnya kelenturan ligament
posterior longitudinal pada tulang belakang serta berkurangnya serat scleroblastema
yang membentuk jaringan luar annalus fibrosus. Ketika berbagai
zat yang dibutuhkan tulang itu berkurang, tentu saja kekuatan tulang berkurang
sehingga tulang cenderung menjadi rapuh dan keropos. Gerakan tulang yang
dibutuhkan untuk menjaga keutuhan serat pembentuk tulang adalah gerakan pada
punggung dan lutut. Kemudian dia mengadakan
penelitian terhadap 881 orang dewasa dan mengajukan kepada mereka beberapa
pertanyaan, yaitu apakah mereka sedang menderita penyakit tulang atau punya
riwayat penyakit tulang, nyeri sendi atau penyakit lain yang menyerang tulang,
dan apakah mereka selalu mendirikan shalat, jarang melaksanakannya ataukah
tidak pernah melaksanakannya untuk waktu yang cukup lama?
Hasil
penelitian menunjukkan 2.6% orang yang terbiasa mendirikan shalat sejak berusia
10
tahun ternyata tidak pernah mendapat serangan penyakit tulang atau persendian,
sementara 70% diantara mereka yang tidak pernah shalat ternyata mengalami
gangguan tulang dan persendian yang sangat parah. Yaitu gangguan atau
kelainan tulang dan persendian disebabkan oleh berkurangnya cairan yang menjaga
kelenturan persendian, berkurangnya berbagai
zat
kimia pembentuk tulang dan perubahan struktur tulang belakang.
Shalat merupakan latihan yang sangat
penting untuk menjaga keutuhan cairan di dalam sumsum
tulang. Cairan yang terdiri atas mineral dan garam-garam penting itu berfungsi
sebagai pelumas sehingga tulang-tulang yang tersambung pada persendian bisa
bergerak dengan lentur dan fleksibel. Peralihan dari diam menuju rukuk,
kemudian diam lagi, terus sujud, terus duduk diantara
dua sujud, lalu sujud kedua, lalu diam, dst., akan mengeluarkan dan memasukkan
cairan dari dan ke dalam persendian.
Gerakan terus-terusan yang dilakukan dalam shalat dapat menjaga keutuhan cairan
pelumas dalam persendian sekaligus melenturkan sambungan antar tulang.
Dan jaringan
otot yang berada di sekitar tulang dan persendian pun akan terjaga kelenturan
dan kekuatannya. Dengan demikian, persendian antar tulang
akan tetap kuat dan kokoh meskipun usia terus bertambah,
fakta
yang terjadi di dunia Barat membuktikan fenomena ini. Kita melihat banyak orang
Barat yang usianya belum terlalu tua tetapi tubuhnya telah membungkuk atau
setidaknya condong ke depan, kepalanya miring ke kiri atau ke kanan, dan banyak
di antara mereka yang bertumpu pada tongkat atau kruk untuk berjalan. Fenomena
seperti itu tidak jarang terlihat di dunia muslim. Jika ada, itu semata-mata
disebabkan oleh factor keturunan atau kecelakaan. Rahasiannya terletak pada
shalat yang terbiasa dilakukan kaum muslim. Shalat menjaga tubuh, termasuk
tulang dan persendian tetap kokoh dan kuat.
Selain
berfungsi mencegah penyakit tulang rawan dan kanker tulang, shalat juga dapat
mengobati dan menyembuhkan gangguan tulang akibat keseleo.
Ini
dibuktikan oleh Dr. Syafiq Zayyat yang mengadakan uji coba terhadap 40 orang
penderita gangguan keseleo ruas tulang belakang. Setelah seminggu menjalani
terapi penyembuhan dengan terus mendirikan shalat, ternyata kondisi mereka
membaik dan keluhan sakit pada tulang penderita berkurang secara signifikan.
Dr. Zayyat menyimpulkan bahwa perbaikan
kondisi penderita terjadi karena gerakan-gerakan dalam shalat sangat
sesuai dengan kebutuhan tulang untuk
memperbaruhi sel anabolik, seperti gerakan rukuk dan sujud yang
melibatkan lutut dan tulang belakang. Kedua bentuk gerakan itu dan
gerakan-gerakan shalat lainnya juga dapat mengurangi risiko pembengkokan tulang
belakang, sekaligus menguatkan otot-otot perut yang berhubungan dengan jaringan
otot tulang belakang. Dibandingkan dengan
terapi pijat, terapi gerakan shalat lebih efektif untuk menguatkan jariangan
otot, persendian dan
tulang. Bahkan penelitian yang dilakukan Dr. Zayyat membuktikan bahwa
efektivitas terapi dapat dirasakan 48 jam setelah pelatihan. Para
peneliti lain sampai pada kesimpulan bahwa orang yang mengalami keseleo atau
nyeri sendi perlu melakukan gerakan-gerakan tubuh yang menyerupai gerakan dalam
shalat sebanyak lima kali dalam sehari. Biasanya, orang yang mengalami nyeri
tulang akibat benturan atau luka, baru bisa melakukan gerakan-gerakan seperti
itu beberapa hari setelah peristiwa yang membuatnya terluka. Karena
itu, shalat dianggap sebagai media paling efektif untuk menguatkan jaringan
otot tulang belakang dan latihan yang sangat bagus
untuk melenturkan seluruh bagian tulang. Dr. Sahwi
Muhammad Rusyidi dari Kairo telah melakukan penelitian mengenai pengaruh 8
rakaat shalat tarawih terhadap struktur vertebrata lumbalis. Ia menemukan bahwa
setelah sebulan melakukan tarawih, keadaan tulang belakang itu menjadi lebih
baik dibandingkan pada awal
Ramadhan.
Berikut ini beberapa faedah penting gerakan rukuk terhadap
kesehatan tulang :
1.
Menguatkan jaringan otot, terutama otot tulang
belakang, juga struktur tulang belakang,
serta bantalan antar ruas tulang belakang.
Gerakan rukuk dapat melindungi tulang dari kemungkinan keseleo atau terkilir
ruas tulang belakang.
2.
Meningkatkan kelenturan jaringan otot dada serta
meningkatkan fungsi paru-paru karena gerakan rukuk melihatkan tarikan otot yang
cukup kuat dan gerakan itu dapat mengeluarkan hawa atau udara yang tidak
dibutuhkan tubuh.
Sumber: Buku
Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah oleh Dr. Jamal Elzaky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar