Dalam agama
Islam ada istilah Qiyamul Lail yang berarti “berdiri atau berjaga malam”. Maksudnya,
orang yang bangun waktu malam untuk melaksanakan shalat (sambil berdiri, duduk dan sujud) menyembah Allah Yang Maha Kuasa
sambil menanti waktu Subuh untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid.
“Berjaga Malam” berarti menghidupkan waktu malam dengan mengisi amalan shalat
tahajud, dzikir, berdoa kepada Allah sambil menanti waktu subuh untuk shalat
berjamaah di masjid khususnya bagi kaum pria. Orang Islam sudah dianggap
bangun/berjaga shalat malam apabila melaksanakan shalat Isya’ dan Subuh secara
berjamaah.
Dalam hal ini Rasulullah saw
bersabda :
”Barangsiapa shalat Isya’
berjamaah, maka seolah-olah dia telah berjaga-jaga separuh malam, dan barangsiapa
yang shalat Isya’ dan Fajar/Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah
berjaga-jaga sepanjang malam”. Hadits riwayat Malik dan Muslim.
Terhadap masalah ini, Allah telah
menetapkan dalam Qur’an surat Al-Muzzammil
ayat 20 :
20. (”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau berdiri (shalat)
kurang dari 2/3 malam atau 1/2 malam atau 1/3 nya dan demikian pula segolongan
dari orang-orang yang bersamamu, Allah menetapkan ukuran malam dan siang”).
Rasulullah saw
menetapkan bahwa 1/3 malam yang terakhir adalah waktu yang paling diberkati,
seperti yang disebutkan dalam sabdanya : ”Pada setiap 1/3 malam yang terakhir tiba, Tuhan
berfirman : “Barangsiapa bertanya kepada-Ku, maka akan Kujawab, barangsiapa
berdoa, maka akan Kukabulkan, barangsiapa yang memohon ampun, maka akan
Kuampuni !”. Hadits riwayat
Bukhari.
Qur’an surat Adz-Dzariyaat ayat 17-18 :
17. (Di dunia mereka sedikit sekali tidur
diwaktu malam).
18.
(Dan
selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar).
Allah melukiskan orang-orang yang berjaga malam dalam firman-Nya Qur’an
surat As-Sajdah ayat 16-17 :
16. (“Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya, sedang mereka berdoa dengan penuh cemas dan harap, dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezeki mereka yang Kami berikan).
17. (Tak seorangpun mengetahui apa
yang disembunyikan bagi mereka berupa berbagai kenikmatan yang menyedapkan
pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan”).
Sehingga yang
nanti akan ditemui oleh Nabi Isa as adalah kaum muslimin. Sedangkan,
orang-orang kafir yang mengaku pengikut Nabi Isa as, tidak akan ditemui Nabi
Isa as, karena mereka tidak mengamalkan perintah Nabi Isa as agar bangun malam
untuk shalat Tahajud, dzikir, berdoa dan shalat Subuh menyembah Allah. Kaum muslimin yang akan ditemui pertama
kali oleh Isa putra Maryam.
Rasulullah saw bersabda :
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berjuang membela kebenaran
dengan memperoleh pertolongan hingga datangnya hari Kiamat. Kemudian akan turun
Isa putra Maryam, lalu pemimpin mereka (pemimpin umat muslim di
akhir zaman adalah Imam Mahdi) berkata (kepada
Nabi Isa as) : “ Silahkan Anda shalat
mengimami kami”,
Nabi Isa as menjawab : ”Tidak usah, sesungguhnya sebagian kalian adalah
pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kemuliaan dari Allah bagi umat ini”.
Nabi Isa as bersabda dalam Injil Wahyu pasal 3
ayat 2-3 kepada pengikutnya :
“Bangunlah dan kuatkanlah apa yang masih
tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu aku dapati
sempurna di hadapan Allahku”.
Hal ini mengisyaratkan bahwa setelah
Nabi Isa as diangkat ke Langit ke-3, semua yang mengaku pengikutnya dan yang
menyembahnya, tidak akan mampu melaksanakan tugasnya (tugas dalam menjalankan ibadah agama yang diajarkan Nabi Isa as) dengan
sempurna, sehingga muncul fitnah. Sebagian pengikutnya mulai menuhankannya (menganggap Nabi Isa as adalah Allah),
sebagian lagi menganggap Nabi Isa as sebagai putra Allah atau salah satu dari
oknum Trinitas, Hal ini merupakan tradisi bangsa Romawi yang saat itu menguasai
Yerusalem/Yerusalam, bangsa Romawi selalu menganggap tuhan terhadap
orang/manusia yang berjasa besar. Hal ini kemudian ditiru oleh orang Yahudi yang menjadi pengikut Nabi Isa
as. Sehingga muncullah Paulus, orang Yahudi aliran Farisi palsu, yang mengaku rasul
yang memperkuat ajaran bahwa Nabi Isa as adalah anak tuhan, kemudian Paulus mengangkat
Nabi Isa as sebagai tuhan karena dirinya mengaku sebagai rasul. Sehingga orang
Kristen tersesat sampai sekarang. Ini adalah musyrik dan syirik (dalam Injil perbuatan musryik dan syirik
dilambangkan dengan percabulan, adalah amalan yang menyesatkan orang lain dan
membuat mereka tidak menyembah Allah atau semua yang menggantikan Allah dalam
hidup kita). Maka, tersesatlah orang yang menganggap Nabi Isa as adalah
tuhan atau anak tuhan. Sedangkan Nabi Isa as sendiri mengatakan bahwa dirinya
adalah anak manusia dalam : Injil Barnabas pasal 95 Pengakuan Nabi Isa as/Yesus
halaman 171-173 dan Injil Barnabas pasal 96 Tentang Mesias halaman 173.
Terhadap orang-orang yang menuhankan Nabi Isa as,
maka Nabi Isa as tidak akan turun kepada mereka. Mereka tidak akan ditemui Nabi
Isa as, lagi pula Nabi Isa as tidak pernah mengajarkan kepada mereka ajaran agama
Kristen dan Katolik, agama tersebut ciptaan Paulus nabinya orang-orang Nasrani
Trinitas. Nabi Isa as itu adalah seorang muslim, dia menjalankan shalat wajib 5
waktu, shalat Tahajud serta Dhuha dan dia hanya mengajarkan kepada
pengikut-pengikutnya ajaran agama Islam saja. Dalam hal ini, Nabi Isa as dalam
Injil mengisyaratkan bahwa nanti banyak pengikutnya yang tidak setia (tidak beriman kepada Allah).
Nabi Isa as bersabda :
“Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat tuannya atas
orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?
Berbahagialah hamba yang didapati
tuannya melakukan tugasnya, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu, ’Sesungguhnya
tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya’. Akan tetapi,
apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya, ‘Tuanku tidak datang
datang’, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain (yaitu menyerang orang-orang Islam, seperti saat
ini di Israil, orang-orang Yahudi dengan didukung oleh sebagian orang Amerika
dan Eropa (Romawi) menyerang orang-orang Islam Palestina.
Maka, mereka yaitu Yahudi dan kafir di seluruh
dunia yang akan dihukum oleh Nabi Isa as, dan mereka akan digolongkan ke dalam
barisan orang-orang munafik), dan makan minum bersama-sama
pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak
disangka-sangka (Nabi Isa as akan datang dengan tidak
disangka-sangka, kemudian membunuh orang-orang yang tidak setia/tidak beriman
kepada Allah/tidak menjalankan ajarannya Nabi Musa as (orang Yahudi) dan Nabi Isa as (orang kafir), hal ini terjadi di medan perang Armageddon II), dan
pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia (Dajjal) dan
membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertakan gigi (karena takut di medan Perang Armageddon)”.
Matius pasal 24 ayat 45-51 Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba
yang jahat.
Teks di atas menjelaskan bahwa akan banyak pengikut Nabi Isa as yang tidak
setia, tidak melakukan tugasnya dengan baik (tidak
menjalankan ajaran Nabi Isa as dengan benar), tidak bersabar. Orang-orang
munafik dalam hal ini adalah orang yang mengaku pengikut Nabi Isa as, tetapi
tidak satupun ajaran Nabi Isa as yang diamalkan. Yaitu beberapa ajaran Nabi Isa
as sebagai berikut :
Kesatu : Nasehat berjaga malam (dalam tradisi Islam, orang munafik tidak akan
bisa bangun/jaga malam, bangunnya selalu kesiangan sehingga tidak bisa shalat Subuh
tepat waktu).
Kedua : Nasehat agar tidak mabuk dalam pesta pora dunia (tetapi dalam kenyataannya, orang-orang Kristen
serta tulisan pendeta-pendetanya selalu menganjurkan kemewahan dunia atau hedonis).
Dalam tradisi Islam, terdapat
hukum kausal metafisik, yaitu bahwa orang yang tidak bisa berjaga/bangun malam (yaitu tidak bisa shalat Shubuh berjamaah)
biasanya disebabkan dia banyak melakukan perbuatan dosa. Orang itu banyak
melakukan dosa karena dia terlalu cinta dunia, mabuk oleh pesta pora dunia.
Hatinya penuh atau sarat dengan kepentingan dunia, sehingga dia bersifat
sombong atau zhalim atau sombong bercampur zhalim atau fasik, atau kufur nikmat
dan lain-lain. Orang yang banyak melakukan perbuatan dosa, hatinya jadi keras,
sehingga cahaya dari Allah berupa ilmu, nasehat sulit masuk ke dalam kalbunya, sulit
menjalankan atau mengamalkan ilmu yang didapatnya dengan berbagai alasan, ilmu
yang sudah masuk ke kalbunya mudah hilang. Karena
itu orang yang biasa berjaga malam (menghidupkan malam, minimal shalat Shubuh
berjamaah di masjid, khususnya bagi kaum pria) hanyalah orang-orang
pilihan Allah, orang-orang yang berada dalam jaminan dan perlindungan dari
Allah, Juga orang-orang yang tidak berlebihan dalam kemewahan dunia, sehingga
dia dijauhkan oleh Allah dari melakukan dosa-dosa besar, Amin 3x Ya Robbal ‘alamin.
Hal ini sesuai dengan nasehat Nabi Isa as yaitu agar jangan mabuk oleh
kemewahan dunia sehingga dengan begitu, mampu untuk berjaga malam. Hal inilah yang tidak dipahami oleh orang
kafir dan orang Yahudi yang kafir. Segala puji bagi Allah yang menunjuki kita
semua menjadi seorang muslim. Hamba yang
setia adalah yang taat dan melaksanakan segala perintah Allah dan rasul-Nya.
Yaitu, senantiasa berjaga-jaga malam (shalat malam, shalat Shubuh berjamaah di
masjid), tidak mabuk dunia (kedoyan = bhs.
Jawa).
Mereka inilah yang nanti ditemui Nabi Isa as dan ditolong dari fitnah
Dajjal. Kedatangan Dajjal yang masih belum cacat adalah, ketika
terjadinya pendangkalan agama, yaitu sebagian besar orang tidak tahu hukum
agama, meremehkan agama dan banyak yang tidak menjalankan perintah agama.
Dajjal adalah seorang penyihir dan kharismatik, kata-katanya mengandung mantra
sihir, Dajjal belajar sihir dari dukunnya fir’aun, jadi kalau kita mendengar
ada Dajjal, kita harus menjauhinya, sambil membaca Qur’an surat Al-Kahfi ayat 1-10, memohon
pertolongan kepada Allah dan membaca takbir, tasbih, tahmid dan tahlil. Wajah Dajjal
sebelum terkena asap Dukhan adalah, dia berwajah tampan, sehingga wanita-wanita
tergila-gila melihat ketampanan wajahnya, sampai-sampai seorang ayah mengikat
anak gadisnya dan seorang suami mengikat istrinya supaya tidak lari mendekati
Dajjal. Tetapi, setelah wajah Dajjal terkena asap Dukhan, wajah Dajjal menjadi
rusak, diantara kedua matanya tertulis huruf Arab yang bertuliskan “KFR” atau
kafir, matanya buta sebelah, akibat cacat yang diderita Dajjal terkena asap
Dukhan. Surganya Dajjal adalah Nerakanya Allah, Nerakanya Dajjal adalah Surganya
Allah. Dajjal bisa mendatangkan dan mencegah hujan turun. Menghidupkan dan
mematikan manusia, bekerja sama dengan setan jin yang menyamar orang yang telah
mati yang dihidupkan oleh Dajjal melalui tipuan dan lain-lain. Terdeteksinya kedatangan
Dajjal yang sudah kelihatan cacat, yaitu hadits Nabi saw bersabda : ”Sesungguhnya
Dajjal akan keluar (diketahui ciri-ciri
fisiknya) karena suatu kemarahan”.
Kemarahan Allah kepada orang kafir dan munafik,
dengan Allah hantamkan (jatuhkan) 3 meteor super raksasa yang menyebabkan
bencana besar di Bumi, gempa bumi dan tsunami besar di 3 tempat, sehingga
terjadi Asap Dukhan/Al-Malhamah Al-Kubro (lihat Ad-Dukhaan ayat 10-16). Para ahli NASA memperkirakan, meteor super raksasa
jatuh menabrak Bumi tahun 2019 atau 2036 Masehi. Tanda yang menunjukkan sudah
dekatnya Nabi Isa as turun ke Bumi (ke-3
kalinya) adalah hidupnya masjid pada malam hari, yaitu saat waktunya shalat
Shubuh. Masjid penuh dengan orang-orang yang shalat Shubuh berjamaah, jumlahnya
sama banyaknya dengan jumlah jamaah shalat Jum’at. Hari ini masih sedikit umat
Islam yang memakmurkan masjid pada waktu Shubuh, apalagi orang-orang non
muslim, mereka masih banyak yang tidur. Maka, berdakwah mengajak kaum muslimin
agar mereka menegakkan shalat berjamaah adalah suatu pekerjaan yang bernilai
besar di sisi Allah. Karena, orang-orang seperti inilah yang merupakan perintis
bagi turunnya NUSRATULLAH ‘pertolongan Allah’ berupa kedatangan Nabi Isa as di
akhir zaman. Orang yang mempersiapkan segala sarana yang menunjang bagi
kedatangan Nabi Isa as adalah orang yang melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya
dengan sempurna.
Misi kedatangan Nabi Isa as
ada tiga :
- Untuk membunuh Dajjal laknatullah.
- Menegakkan kalimat Laa ilaaha illallah dengan membunuh semua orang kafir yang tidak mau masuk Islam.
- Menerangkan ajarannya yang telah diselewengkan jauh oleh Paulus dan para pengikut dan yang paling fatal adalah, orang-orang kafir itu menuhankan Nabi Isa as, padahal, ajaran Nabi Isa as adalah ajaran agama Islam.
- Untuk menggenapi Firman Allah bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Ali-‘Imran 185, Al-Anbiyaa’ 35 dan Al-‘Ankabuut 57, Nabi Isa as sampai sekarang belum wafat dan masih disimpan Allah di Langit ke-3.
Kedatangan Nabi
Isa as (anak manusia bukan anak Tuhan)
diibaratkan seperti air bah/banjir bandang zaman Nabi Nuh as, yang datang tak
diduga-duga. Pada saat itu ada 2 golongan orang.
Yaitu, golongan yang setia atau
beriman kepada Nabi Nuh as, sehingga mereka bersedia membangun perahu di tempat
yang tidak ada airnya sama sekali. Dan
golongan yang tidak bersedia melaksanakan nasehat Nabi Nuh as, bahkan
menentangnya. Golongan pertama adalah mereka yang diselamatkan oleh Allah.
Tetapi, golongan kedua adalah mereka yang dilenyapkan dengan banjir besar.
Dalan Injil Matius pasal 24 ayat 37-44
yang berjudul Nasehat supaya berjaga-jaga :
“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman
sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu
datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada 2 orang di ladang, yang
seorang akan dibawa yang lain akan ditinggalkan; kalau ada 2 orang perempuan
sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan. Karena itu
berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana tuanmu* datang”.
Dalam teks Injil Paulus disebut Tuhanmu,
padahal Nabi Isa as sendiri dalam Injil Barnabas, mengatakan sebagai anak
manusia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan, hal ini merupakan bukti bahwa
banyak sekali ayat-ayat Injil yang diganti oleh penulisnya. Kadang Isa putra
Maryam disebut anak manusia, kadang disebut tuhan, ini bukti adanya campur
tangan pengikutnya yang tidak memahami atau tersesat dari ajaran Nabi Isa as
yang sebenarnya.
Sabda Nabi Isa as :“Tetapi ketahuilah ini. Jika
tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri datang, sudahlah pasti
berjaga-jaga, dan tidak akan
membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu hendaklah kamu juga bersiap
sedia, karena Anak Manusia (Isa as) datang pada saat yang tidak kamu duga”.
Jadi yang dimaksud menunggu dengan sabar adalah mempersiapkan segala sarana
bagi kedatangan air bah/banjir bandang, yaitu dengan membuat perahu, mengisi
bahan makanan dan minuman kemudian masuk perahu untuk berjaga-jaga terhadap
banjir yang datangnya tak diduga-duga. Inilah orang yang beruntung dan selamat.
Sedangkan, orang yang mengira bahwa banjir tidak akan datang sehingga mereka
terlena dengan pesona dunia, tidak mau berjaga-jaga, inilah orang-orang yang
merugi karena mereka akan ditenggelamkan banjir yang datang dengan tiba-tiba,
mereka mati semua tanpa sisa. Yang hidup hanya orang-orang dalam perahu.
Inilah realisasi doa Nabi Nuh as :
”Ya Allah jangan sisakan orang-orang kafir di muka Bumi ini!”.
Maka, Allah mengabulkan doa nabi-Nya, semua orang kafir mati tanpa sisa. Hanya
orang-orang yang memakmurkan masjid yang akan diselamatkan oleh Allah.
Sabagaimana orang-orang yang masuk perahunya Nabi Nuh as yang selamat. Begitu
juga saran atau nasehat Nabi Isa as agar semua orang yang beriman berjaga-jaga
pada malam hari. Yaitu dengan masuk masjid untuk shalat berjamaah lima waktu,
khususnya bagi kaum pria, terutama shalat Subuh berjamaah, karena nanti Nabi
Isa as akan datang pada waktu menjelang Subuh. Sebagaimana yang diberitakan olah
Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya :
“Kemudian turunlah Isa ibnu Maryam, lalu ia menyeru pada waktu sahur” (Nabi Isa as turun di bulan Ramadhan).
Dalam hadits yang lain Rasulullah
saw bersabda :
“Bagaimana keadaanmu nanti
apabila putra Maryam telah diturunkan di tengah-tengah kamu, sedangkan imam (pemimpin) kamu
adalah dari antara kamu sendiri”.
Allah berfirman di dalam hadits
qudsi : (“Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di atas permukaan Bumi adalah masjid-masjid
dan sesungguhnya, yang menjadi tamu-tamunya adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkannya”).
Tidakkah orang-orang kafir dan Yahudi yang kafir
memahami hal ini? Hanya kaum muslimin yang mampu memahami dan mengamalkan. Oleh
karena itu, setiap kaum muslimin diwajibkan membaca Qur’an surat Al-Faatihah
disetiap shalatnya. Karena kalau tidak membaca Al-Faatihah, shalatnya tidak sah, karena
hati kita tidak sambung dengan Allah. Padahal shalat maknanya adalah silahturahmi/berhubungan/mi’raj/menyambungkan
hati kita dengan Allah. Membaca Al-Faatihah di dalam shalat itu, berkhasiat
menyambungkan hati kita dengan Allah. Maka membaca Al-Faatihah itu hukumnya
wajib di dalam setiap shalat dan rakaat kita. Orang-orang Kristen yang selama
ini selalu menunggu-nunggu kedatangan Nabi Isa as, ternyata tidak ditemui oleh
beliau as, karena mereka tidak mengamalkan wasiat Nabi Isa as yang bersabda :
“Berjaga-jagalah kamu di malam hari, karena aku (Isa putra Maryam) akan datang seperti pencuri di malam
hari”. Berjaga-jaga di malam hari maksudnya menghidupkan malam dengan
amalan saleh, shalat Tahajud, dan yang terpenting minimal adalah shalat Shubuh
berjamaah di masjid. Tradisi berjaga malam hanya diamalkan oleh kaum muslimin,
maka beruntunglah kaum muslimin yang menjalankannya. Setelah shalat Shubuh
berjamaah di masjid selesai, maka Nabi Isa as melaksanakan musyawarah dengan
kaum muslimin yang saat itu dipimpin oleh Al-Mahdi pemimpin umat Islam pada
waktu nanti. Setelah itu dilaksanakan persiapan bagi peperangan Armageddon II
melawan Dajjal beserta pengikut-pengikutnya yaitu orang-orang Yahudi dan
orang-orang kafir.
Qur’an surat Az-Zukhruf ayat 61 :
61. (“Dan sungguh, ia) Nabi Isa as turunnya ke dunia untuk
terakhir kalinya adalah (benar-benar menjadi pertanda akan datangnya
hari Kiamat) dalam waktu yang tidak lama (Karena itu, janganlah kamu
ragu-ragu tentang Kiamat itu dan) katakan kepada mereka Muhammad (“Ikutilah
aku) ajaran-ajaran tauhid yang dibawa Rasulullah saw, karena (inilah
jalan yang lurus”) yaitu dengan masuk Islam dan bertakwa kepada Allah.
Sumber : Al-Qur’an dan Armageddon I dan II oleh Ir. Wisnu Sasongko M.T., Dajjal oleh Muhammad Isa Dawud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar