Dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan bahwa perintah shalat itu
sebenarnya sudah diwahyukan sejak lama kepada para nabi dan rasul sebelum
diwahyukan kepada Rasulullah saw sebagai ibadah utama untuk berkomunikasi
dengan Allah. Jadi bukan hanya pada saat Rasulullah saw saja shalat itu
diperintahkan, tetapi sejak Nabi Adam as diciptakan.
Qur’an surat Al-Mu’minuun
ayat 115, juz 18 surat-23:
115.
(Maka apakah kalian mengira,
bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian hanya main-main) saja tanpa tujuan?
(dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?).
Qur’an surat Adz-Dzariyaat
ayat 56, juz 27 surat ke-51:
56. (“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan) dengan tujuan
(supaya mereka beribadah kepada-Ku”) maka organ-organ tubuhnya akan bekerja
dengan sempurna dan insya Allah akan menyehatkan jasmani dan rohaninya, jika orang
tersebut beribadah kepada Allah dengan Lillaahi Ta’aala, terutama melakukan
ibadah shalat yang tepat waktu, khusyuk, tumakninah, bacaan Al-Qur’annya harus tartil
(membacanya pelan-pelan, pengucapan setiap hurufnya jelas dan tidak berlebihan,
Al-Muzzammil yang benar ayat 4) dengan tajwid dan makhraj yang benar dan tidak
mengkonsumsi segala yang haram dan menyembah Allah (bertakwa) semata-mata hanya
kepada-Nya, Al-A’raaf ayat 29. Mengingat Allah dengan mendirikan shalat itu
lebih besar keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain, Al-‘Ankabuut ayat 45.
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kalian, dan barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan
akan melipatgandakan pahala baginya, Ath-Thalaaq ayat 5. Dan orang yang menunaikan
zakat, infaq dan sedekah, maka Allah akan menyucikan (membersihkan) hatinya
atau jiwanya dari penyakit hati, Allah mengampuni dosa-dosanya, Al-Baqarah ayat
268, Al-Maaidah ayat 9, Al-Anfaal ayat 4, At-Taubah ayat 103 dan At-Taghaabun ayat
17. Allah menghapus sebagian kesalahan-kesalahannya, Al-Baqarah ayat 271. Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, pasti akan Allah hapus
dosa-dosa mereka dan pasti akan Allah beri mereka balasan yang lebih baik dari
apa yang mereka kerjakan dan benar-benar akan Allah masukkan mereka ke dalam
golongan orang-orang yang saleh, Al-’Ankabuut ayat 7, 9. Dan membuat tubuhnya
kebal dari berbagai serangan penyakit. Mengapa bisa demikian? Ketika seseorang
merasa bahagia setelah menolong orang yang membutuhkan dengan menunaikan zakat,
infaq dan sedekah, ternyata mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, maka di dalam
tubuhnya terjadi penambahan protein jenis A (IgA = Immunoglobulin atau
antibodi) yang disebut sel kekebalan yang menguatkan atau meningkatkan sistem
kekebalan tubuhnya, sehingga tubuhnya lebih kebal dari berbagai serangan
penyakit.
Qur’an surat
Ali-‘Imran ayat 134, juz 4 surat ke-3:
134.
(...dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebaikan)Ali-’Imran ayat 148 & Al-Maaidah ayat 13,
93.
Qur’an surat
Al-A’raaf ayat 56, juz 8 surat ke-7:
56. (....Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang
berbuat kebaikan).
Qur’an surat
Al-‘Ankabuut ayat 69, juz 21 surat ke-29:
69. (....Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat kebaikan) Allah akan memberikan perlindungan-Nya, pertolongan-Nya dan
bantuan-Nya kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh.
Rasulullah saw
bersabda: “Sedekah menghapus dosa seperti air memadamkan api.” Hadits riwayat
Ahmad.
Qur’an surat At-Taubah
ayat 123, juz 11 surat ke-9:
123. (…dan ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa) Allah
selalu memberikan perlindungan-Nya, pertolongan-Nya dan bantuan-Nya kepada
mereka.
Qur’an surat An-Nahl
ayat 128, juz 14 surat ke-16:
128. (Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan).
Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 125, juz 1 surat ke-2:
125. (Dan ketika Kami menjadikan Baitullah itu sebagai tempat berkumpul
bagi manusia) dari seluruh dunia (dan tempat yang aman) dari bahaya
gangguan/kejahatan manusia (dan jadikanlah sebagian maqam) yaitu batu tempat
Nabi (Ibrahim) as ketika membangun Baitullah (sebagai tempat shalat. Dan telah
Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ”Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang thawaf, yang i’tikaf, orang-orang yang rukuk dan orang-orang yang sujud”) yaitu
untuk orang-orang yang shalat di Masjidil Haram.
Dan Nabi Ibrahim
as berdoa kepada Allah agar keturunan beliau as termasuk umat mereka dijadikan
Allah sebagai orang-orang yang menjaga shalatnya dan terus istiqomah untuk
menegakkan shalat, termasuk di dalamnya Nabi Isa as, karena Nabi Isa as juga
keturunan Nabi Ibrahim as dari garis keturunannya Nabi Daud as.
Qur’an surat Ibrahim
ayat 37 dan 39-40, juz 13 surat ke-14:
37. (Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
yang disucikan) yaitu Mekkah (Ya Tuhan kami) yang demikian itu (supaya mereka mendirikan
shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri
rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur).
39. (“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari
tua) ku (Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar) memperkenankan
(doa”).
40. (“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan kami, perkenankan doaku”).
Qur’an surat Maryam
ayat 54-55, juz 16 surat ke-19:
54. (Dan ceritakanlah) Muhammad kepada mereka tentang (kisah Ismail) yang
tersebut (di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar
janjinya dan dia adalah seorang rasul dan nabi).
55. (Dan dia menyuruh ahlinya) kaumnya/umatnya (untuk shalat dan
menunaikan zakat dan dia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya) Nabi
Ismail as dan kaumnya diperintah oleh Allah untuk shalat pula.
Qur’an Al-Anbiyaa’
ayat 72-73, juz 17 surat ke-21:
72. (Dan Kami telah memberikan
kepadanya) Nabi Ibrahim as (lshaq dan Ya’qub sebagai suatu anugerah) tambahan
dari Kami, Allah memberi Nabi Ibrahim as anugerah melebihi apa yang diminta
oleh beliau as yaitu diberi cucu Nabi Ya’qub as (Dan masing-masing Kami jadikan
orang-orang yang saleh).
73. (Kami telah menjadikan mereka itu sebagai imam-imam) pemimpin-pemimpin
(yang memberi petunjuk) kepada manusia ke jalan yang lurus (dengan perintah
Kami) untuk mengajak manusia memeluk agama Allah yaitu Islam (dan telah Kami wahyukan
kepada mereka) yang ditulis dalam Kitab Shuhuf Ibrahim untuk (mengerjakan
kebaikan) amal-amal saleh (mendirikan shalat, menunaikan zakat dan hanya kepada
Kami-lah mereka selalu menyembah) bertakwa kepada Allah. Qur’an surat Al-Anbiyaa’
ayat 71-73 secara tegas menginformasikan kepada kita bahwa Nabi Ibrahim as, Nabi
Luth as, Nabi Ishaq as dan Nabi Ya’qub a termasuk kaum mereka telah menerima
wahyu dari Allah yang memerintahkan mereka untuk mendirikan shalat (wa iqaamash
shalaati). Dan juga kepada Nabi Musa as, Nabi Harun as dan Nabi Isa as dan kaum
mereka. Hal ini diwahyukan oleh Allah kepada Rasulullah saw dalam ayat-ayat sbb:
Qur’an surat Al-Hajj
ayat 26, juz 17 surat ke-22:
26. (“Dan) ingatlah (ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di
tempat Baitullah) dengan mengatakan (”Janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi
orang-orang yang thawaf dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang
rukuk dan sujud”) shalat berjamaah.
Qur’an surat Yunus
ayat 87, juz 11 surat ke-10:
87. (Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya) Nabi Harun as (: “Ambillah oleh kalian berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumah itu tempat untuk shalat dan dirikanlah oleh kalian shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”) karena akan mendapatkan pertolongan dari Allah dan masuk Surga asalkan mereka tetap beriman dan bertakwa.
Qur’an surat Thaahaa
ayat 11-14, juz 16 surat ke-20 : Ayat ini untuk membantah dan meralat Kitab
Taurat Yahudi yaitu PL. Kitab Keluaran pasal 3 ayat 14-15.
11. (Maka ketika dia mendatangi) ke tempat api itu yaitu di pohon ‘Ausaj
(dia dipanggil: “Wahai Musa”).
12. (Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu, karena
sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Thuwa) yang diberkati.
13. (“Dan Aku telah memilih engkau) Musa di antara Bani Israil untuk
menjadi utusan-Ku (maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepada
engkau).
14. (“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan) yang hak (selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”).
Allah tidak menampakkan diri ketika pertama kali berfirman kepada
Nabi Musa as bukan di Gunung Horeb tetapi di Gunung Moria, Yerusalem Timur di
Lembah Thuwa yang suci (Muqaddas Thuwa) dan negeri yang diberkahi yaitu Baitul
Maqdis – Palestina pada malam hari, At-Tiin ayat 1-3. Ketika itu Nabi Musa as
bersama istri dan putra-putra beliau as dalam perjalanan untuk pulang kampung
ke Mesir di tengah cuaca yang sangat dingin sambil menggiring beberapa ekor
kambing pemberian mertua beliau as yaitu Nabi Syu’aib as, mereka meninggalkan
Madyan dan pada saat itu mereka sedang tersesat karena gelapnya malam.
Tiba-tiba Nabi Musa as melihat di kejauhan suatu cahaya di balik bukit, maka
beliau as memerintahkan istrinya untuk menunggu sementara di tempat mereka
berteduh, segera beliau as pamit untuk menuju ke tempat api dan mencari tahu
asal atau sumber cahaya itu, beliau as mengira cahaya itu adalah api yang
berarti ada kehidupan atau perkampungan di tempat itu atau paling tidak bisa
membawa sesuluh api dari bukit itu untuk menghangatkan badan. Setelah sampai di
tempat api berada, Nabi Musa as mendengar ada yang memanggil nama beliau as,
suara tanpa wujud itu datang dari arah pinggir lembah yang diberkahi dari
sebatang pohon kayu. Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 103-156, 159-160, Yunus
ayat 75-93, Huud ayat 96-102, Ibrahim ayat 5-8, Al-Israa’ ayat 101-104, Maryam
ayat 51-53, Thaahaa ayat 9-99, Al-Mu’minuun 45-49, Al-Furqaan 35-36,
Asy-Syu’araa’ ayat 10-68, An-Naml 7-14, Al-Qashash ayat 29-44, Ad-Dukhaan ayat
17-33, An-Naazi’aat ayat 16 dan juga terdapat dalam ayat-ayat yang lain yang
Allah turunkan kepada Rasulullah saw untuk meralat kisah dan keterangan-keterangan
yang salah dan sesat yang ditulis oleh para tokoh agama dan alim ulama Bani
Israil dalam Kitab Keluaran pasal 3 ayat 14-15, Kitab Ulangan pasal 34 ayat 10,
supaya umat Islam mendapat penjelasan yang benar dari kisah Nabi Musa as, Nabi
Harun as dan umat mereka.
Alkitab
Perjanjian Lama, Kitab Keluaran pasal 3 ayat 14-15:
3:14: Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi
firman-Nya: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU (Allah)
telah mengutus aku (Musa) kepadamu.”
3:15: Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham (Nabi Ibrahim as), Allah Ishak (Nabi Ishaq as) dan Allah Yakub (Nabi Ya’qub as), telah mengutus aku (Musa) kepadamu: itulah nama-Ku (yaitu Allah) untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.”
Qur’an surat Al-Maaidah
ayat 12, juz 6 surat ke-5:
12. (Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil)
dengan kalimat tauhid (persaksian) yaitu mengucapkan 2 kalimat syahadat, mereka
mengikrarkan kalimat pertama bahwa mereka telah berjanji untuk beriman kepada
Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu selain Allah, seorang
muslim memantapkan diri untuk menjadikan Allah sebagai tujuan, motivasi dan
jalan hidup yang dibaca dalam shalat setelah takbiratul ihram yaitu doa iftitah
(istiftah), Al-An’aam ayat 162: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku Lillaahi robbil ‘aalamiin dan mengikrarkan kaliamt kedua, mereka telah
berjanji beriman kepada risalah-Nya yang disampaikan melalui Muhammad Rasulullah
(dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin) kepala suku yang
mewakili setiap suku dari 12 suku Bani Israil (Allah berfirman: “Sesungguhnya
Aku beserta kamu. Demi jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan
beriman kepada rasul-rasul-Ku dan memberikan bantuan kepada mereka dan kamu
pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik) menafkahkan sebagian rezeki yang
Allah berikan dengan infaq dan sedekah dalam keadaan lapang maupun sempit
kepada orang-orang yang berhak menerimanya termasuk beriman (menjadi pengikut)
dan memberi bantuan (menolong) kepada Rasulullah saw, Al-A’raaf ayat 157 (maka
akan Kututupi dosa-dosa kamu, dan akan Kumasukkan kamu ke dalam Surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir sesudah) perjanjian
(itu di antara kamu, sesungguhnya ia telah sesat dari jalan yang lurus) tetapi
mereka melanggar perjanjian itu karena telah menjadi orang-orang kafir dan
fasik.
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 170, juz 9 surat ke-7:
170. (Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Alkitab) Taurat (serta mendirikan
shalat) di antara orang-orang Israel, akan diberi pahala (Sesungguhnya Kami
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan).
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 39 dan 43, juz 3 surat
ke-3:
39. (Kemudian ia) Nabi Zakariya as (dipanggil oleh malaikat) Jibril as
(sedang ia tengah berdiri mengerjakan shalat di mihrab…).
43. (Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama
orang-orang yang rukuk) shalatlah berjamaah.
Qur’an surat Maryam
ayat 30-31 dan 58, juz 16 surat ke-19:
30. (Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberikan Alkitab)
Injil (dan Dia menjadikan aku seorang nabi).
31. (Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku) mendirikan (shalat dan) menunaikan (zakat
selama aku hidup”).
58. (“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah,
yaitu para nabi dari keturunan Adam dan dari orang-orang yang Kami bawa) dalam
kapal (bersama Nuh dan dari keturunan Ibrahim dan Israil) Nabi Ya’qub as (dan
dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih) menjadi
utusan-Ku (Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka,
maka mereka menyungkur sujud dan menangis”).
Qur’an surat Luqman
ayat 17, juz 21 surat ke-31:
18. Nasehat Luqman kepada anaknya (Wahai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang ditekankan untuk diamalkan).
Qur’an surat
Al-A’laa ayat 14-15 dan 18-19, juz 30 surat ke-87:
14. (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan) menyucikan (diri)
dengan beriman dan bertakwa.
15.
(Dan ia ingat nama Tuhannya,
lalu ia shalat).
18.
(Sesungguhnya) perintah untuk
mendirikan shalat (ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu).
19. (Yaitu Kitab-kitab) Shuhuf (Ibrahim dan) Taurat (Musa) Al-Baqarah ayat 83 dan Al-Anbiyaa’ ayat 72-73.
Dan yang lebih menarik, Allah memberikan gambaran bahwa cara shalat
mereka juga dengan rukuk dan sujud kepada Allah. Selain itu ditegaskan bahwa
mereka tidak menyekutukan Allah, mensucikan Allah, mengagungkan Allah serta
memuji-muji kebesaran Allah. Para pengikut Nabi Isa as (kaum hawariyyun) dan para
pengikutnya kaum hawariyyun, juga menjalankan shalat wajib 5 waktu yaitu waktu
shalat Shubuh, waktu shalat Zhuhur (Dhuhur), waktu shalat Ashar, waktu shalat
Maghrib dan waktu shalat Isya’, 1 waktu shalat wajib ada 10x shalat, setiap 1x
shalat ada 2 rakaat, jadi shalatnya 50x dan jumlah rakaatnya ada 100, ditambah 2 shalat sunat Dhuha dan shalat sunat
Tahajud.
Qur’an surat Al-Hajj
ayat 78, juz 17 surat ke-22:
78. (“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya) berjihad tidak hanya berperang mengangkat senjata (Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan) ikutilah (agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan) begitu pula (dalam) Al-Qur’an (ini, supaya Rasul) Muhammad saw (itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dia-lah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”).
Jika kita cermati ayat di atas, kita bahkan memperoleh informasi
bahwa sejak zaman Nabi Ibrahim as bahkan sejak zaman Nabi Adam as, kita memang
sudah disebut sebagai orang Islam. Begitu pula pada zaman Rasulullah saw yang
menjadi saksi atas keislaman kita. Maka kita memperoleh perintah dari Allah untuk
mendirikan shalat sebagaimana Nabi Ibrahim as juga menjalankan shalat. Berbagai
ayat dan informasi di atas, memberikan penegasan kepada kita bahwa sebenarnya
shalat itu sudah menjadi bagian wahyu-wahyu Allah sejak zaman rasul-rasul
sebelumnya, jadi bukan hanya kepada Rasulullah saw saja. Apalagi kalau kita baca
hadits ‘shahih’ dan kuat sbb:
Rasulullah saw
bersabda:
“Aku didatangi
Jibril as pada awal-awal turunnya wahyu kepadaku. Dia mengajarkan kepadaku
wudhu dan shalat.” Hadits riwayat Imam Hakim, Baihaqi dan Ahmad. Malaikat
Jibril as pertama kali mengajari Rasulullah saw adalah shalat Shubuh. Dan Allah
bersumpah demi Shubuh apabila fajarnya mulai menyingsing, At-Takwiir ayat 18, karena
shalat Shubuh adalah shalat yang paling penting di antara shalat-shalat fardlu
lainnya.
Qur’an surat Al-Israa’
ayat 78, juz 15 surat ke-17:
78. (“Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir) yaitu shalat fardhu (wajib) Dhuhur, Ashar dan shalat-shalat sunat/yang dianjurkan (sampai gelap malam) Maghrib, Isya’ dan shalat-shalat sunat (dan) dirikanlah shalat (Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan”) oleh malaikat-malaikat yang bertugas pada malam dan siang hari.
Yang dimaksud ‘sesudah Matahari tergelincir’ yaitu shalat fardlu Dhuhur,
Ashar, shalat sunat Dhuha, Rawatib dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud ‘sampai
gelap malam’ yaitu shalat fardlu Maghrib, Isya’, shalat sunat Rawatib, Witir, Tahajud
dan sebagainya. Dan surat Al-Faatihah adalah surat yang diturunkan di awal-awal
masa kenabian Rasulullah saw. Surat Al-Faatihah diturunkan pertama kali lengkap
1 surat. Kedatangan Jibril as untuk mengajari Rasulullah saw shalat dengan
turunnya surat Al-Faatihah adalah bersamaan dan saling berkaitan. Hal ini
karena surat Al-Faatihah merupakan surat yang wajib dibaca di dalam shalat.
Karena jika shalat tidak membaca Al-Faatihah, maka shalatnya tidak sah dan hati
kita tidak menyambung dengan Allah. Padahal shalat itu artinya adalah: silahturahmi/sambung
rasa/mi’raj/menghubungkan hati kita dengan Allah. Membaca Al-Faatihah itu berkhasiat
menyambungkan atau menghubungkan hati kita dengan Allah, supaya kita bisa
berkumunikasi dengan Allah.
Menurut Imam Syafi’i
dan Ahmad, jika makmum mendapati imam berdiri dalam shalat, kewajiban membaca
Al-Faatihah bagi makmum, baik dalam shalat sirriyyah maupun shalat jahriyyah,
mereka berpedoman pada hadits sbb:
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak sah
shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-Faatihah.” Hadits riwayat Daruqutni.
“Sesungguhnya
orang yang tidak membaca Al-Faatihah itu tidaklah shalat namanya.”
Hadits riwayat Abu
Dawud dan At-Tirmidzi.
Rasulullah saw
dan umat beliau saw diperintah Allah untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim as
dalam firman Allah :
Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 130-136, juz 1 dan 256, juz 3 surat ke-2:
130. (Dan siapakah yang benci pada agama Ibrahim) yaitu agama Islam (kecuali
orang yang memperbodoh dirinya sendiri) karena kafir dan pasti masuk Neraka (dan
sungguh Kami telah memilihnya di dunia) sebagai rasul dan kesayangan-Nya, An-Nisaa’
ayat 125 (dan sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang yang
saleh).
131. (Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk dan berserah dirilah
kamu.” Jawab Ibrahim: “Aku tunduk dan berserah diri kepada Tuhan semesta alam”)
Nabi Ibrahim as menyatakan diri sebagai orang Islam.
132. (Dan Ibrahim telah mewasiatkan kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub) mewasiatkan kepada anak-anaknya dan berkata: (“Wahai anak-anakku,
sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam menganut agama Islam”) menjadi orang yang berserah diri kepada
Allah.
133. Ketika orang-orang Yahudi mengatakan kepada Rasulullah saw: “Apakah
Anda tidak tahu bahwa ketika akan mati itu, Ya’qub memesankan kepada
putra-putranya supaya memegang teguh agama Yahudi.” maka turunlah ayat: (“Apakah
kalian menyaksikan) kata am = apakah, maksud ayat ini adalah penolakan Allah
terhadap ucapan orang-orang Yahudi yang diucapkan di hadapan beliau saw yang
maksudnya: “Kalian tidak hadir ketika Ya’qub akan meninggal, maka betapa kalian
berani menyatakan dan mengucapkan kepada Muhammad, perkataan yang tidak-tidak!”
(ketika maut akan menjemput Ya’qub, yaitu ketika dia menanyakan kepada
anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”) setelah aku wafat? (Mereka
menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim,
Ismail, dan Ishaq) Nabi Ismail as dianggap bapak, karena paman = bapak (yaitu
Tuhan Yang Maha Esa dan kami tunduk serta berserah diri kepada-Nya”) Allah
menurunkan Kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa as sebagai cahaya dan petunjuk
dan rahmat dan pengajaran bagi Bani Israil, jadi bukan diturunkan kepada Nabi
Ya’qub as dan putra-putra beliau as. Nabi Musa as adalah canggahnya Nabi Ya’qub
as (generasi ke-5), agama Yahudi itu berpedoman pada Kitab Taurat dan Zabur
saja, Allah menurunkan Kitab Taurat ketika Nabi Musa as berada di Gunung Jabal
Musa, Semenanjung Sinai – Mesir bagian Benua Asia setelah peristiwa Bani Israil
menyeberangi Laut Merah (di bagian Teluk Suez) dengan selamat dari kejaran
Fir’aun Merneptah dan bala tentaranya.
134. (Itu) yaitu Nabi Ibrahim as dan Nabi Ya’qub as dan keturunannya
termasuk Nabi Musa as (adalah umat yang telah lalu, bagi mereka apa yang telah
mereka usahakan) yaitu balasan atas segala amal perbuatan mereka (dan bagi
kamu) orang-orang Yahudi dan keturunannya (apa yang kamu usahakan dan kamu
tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa-apa yang mereka kerjakan) masing-masing
orang bertanggung jawab atas segala amal perbuatannya yang baik maupun yang
buruk, jadi tidak ada dosa waris dan penebusan dosa seperti yang ada dalam
ajaran agama Kristen.
135. (Dan kata mereka: “Jadilah kamu sebagai penganut agama Yahudi atau
Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk!”) yang pertama diucapkan orang-orang
Yahudi (Israel) dan yang kedua diucapkan kaum Nasrani dari Kota Najran dekat dengan
perbatasan Negara Yaman (Katakanlah) kepada mereka (tidak, bahkan) kami hanya
akan mengikuti (agama Ibrahim yang lurus) yaitu agama Islam (Dan bukanlah dia
dari golongan musyrik).
136. (Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan pada apa yang diturunkan
kepada kami) yaitu Al-Qur’an (dan pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, kepada
Ismail dan Ishaq dan Ya’qub dan anak cucunya) yaitu Shuhuf (lampiran yang
sepuluh) atau kitab suci yang hanya 10 lembar (dan apa yang diberikan kepada
Musa dan Isa) yaitu Taurat dan Injil (begitu juga) kitab-kitab wahyu yang
lainnya (yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk kepada-Nya
semata”).
256. (Tidak ada paksaan dalam) memeluk (agama) Islam (Sesungguhnya telah jelas) perbedaan (jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut) apa saja yang disembah selain Allah (dan ia beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada simpul tali yang sangat kuat yang tidak akan putus-putus, dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui) Al-A’raaf ayat 172-174.
Qur’an surat Ali-‘Imran
ayat 51, 65-68, 81, juz 3 dan 95, 110 juz 4 surat ke-3:
51. Nabi Isa as berkata kepada Bani Israil (“Sesungguhnya Allah Tuhanku
dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus”).
65. (Hai Ahli Kitab) Bani Israil (mengapa kalian berbantah-bantahan
tentang Ibrahim. Padahal Taurat dan Injil hanya diturunkan sesudahnya. Apakah
kalian tidak berpikir?).
66. (Begitulah kalian) semestinya (kalian ini berbantah-bantahan tentang
hal yang kalian ketahui, maka mengapa kalian berbantah-bantahan pula tentang apa
yang tidak kalian ketahui? Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui).
67. (Ibrahim itu bukan seorang) yang beragama (Yahudi dan bukan pula
seorang) yang beragama (Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang hanif) lurus
tidak sesat (lagi menyerahkan diri) bertauhid kepada Allah yaitu Nabi Ibrahim
as adalah seorang yang beragama Islam (dan sekali-kali bukanlah dia dari
golongan musyrik).
68. (Sesungguhnya orang-orang yang paling dekat kepada Ibrahim) dalam
kesamaan beragama dengan Nabi Ibrahim as (adalah orang-orang yang mengikutinya)
yaitu umat Nabi Ibrahim as, termasuk para putra, cucu dan cicit beliau as yang
menjadi utusan-Nya maupun bukan, seperti: Nabi Ismail as, Nabi Ishaq as, Nabi
Ya’qub as dan Nabi Yusuf as beserta umat mereka masing-masing (dan Nabi) Muhammad
saw (ini dan orang-orang yang beriman) umat beliau saw (dan Allah adalah Wali) Pembela
dan Pelindung (orang-orang yang beriman).
81. (Dan) ingatlah (ketika Allah mengambil janji dari nabi-nabi) Al-Ahzab
ayat 7 (: “Sungguh, apa saja yang Kuberikan kepadamu berupa kitab dan hikmah
kemudian datang kepadamu seorang Rasul) Muhammad saw (yang membenarkan apa yang
ada padamu) yaitu Kitab Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab para nabi (bahwa
kamu sungguh-sungguh akan beriman kepadanya dan membelanya.” Firman-Nya:
“Apakah kamu berjanji) berikrar (dan menerima perjanjian terhadap yang demikian
itu?” Kata mereka) para nabi (: “Kami berjanji.” Allah berfirman: ”Maka
saksikanlah) wahai para nabi dan umat kalian yang telah berjanji dengan teguh
di hadapan Allah akan beriman kepada Rasulullah saw sebagai penutup nabi-nabi
jika nanti dibangkitkan (dan Aku turut menjadi saksi pula bersama kamu”) Allah
memerintah kepada para nabi dan rasul untuk bersaksi dengan mengucapkan 2
kalimat syahadat ketika mengutus mereka sebagai tanda bahwa mereka adalah seorang
muslim, tetapi setelah datang nabi akhir zaman yang diutus oleh Allah kepada
umat manusia termasuk kepada Bani Israil yang beritanya tepat seperti yang ditulis
dalam kitab-kitab mereka, maka sebagian besar Bani Israil ingkar, tidak
beriman, durhaka dan mendustakan Rasulullah saw karena dengki yang ternyata beliau
saw adalah orang Arab bukan orang Israel, demikian pula dengan sebagian besar
manusia tidak beriman kepada Allah, Al-Qur’an dan Rasulullah saw. Dan tidaklah
Allah mengutus Rasulullah saw, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta
alam, Qur’an surat Al-Anbiyaa ayat 107.
95. (Katakanlah: ”Benarlah) apa yang difirmankan (Allah, maka ikutilah olehmu
agama Ibrahim yang lurus, dan tidaklah dia termasuk golongan musyrik”).
110. (Kamu) umat Islam (adalah sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan) ditampilkan
(untuk manusia) karena kamu (menyuruh mengerjakan yang makruf dan melarang
dari) berbuat (yang mungkar serta beriman kepada Allah. Dan sekiranya Ahli
Kitab) Bani Israil (beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik).
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 125 dan 131, juz 5 surat ke-4:
125.
(“Dan siapakah yang lebih baik
agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia
pun mengerjakan kebaikan dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”).
131. (Dan milik Allah-lah apa yang terdapat di Langit dan apa yang terdapat di Bumi. Dan sungguh, telah Kami perintahkan kepada orang-orang yang diberi Kitab) Taurat, Zabur dan Injil (sebelum kamu) wahai kaum muslimin (dan juga kepada kamu) kaum muslimin (supaya ”Bertakwalah kamu kepada Allah dan jika kamu ingkar) kafir tidak mau bertakwa (maka) ketahuilah (bahwa apa yang terdapat di Langit dan apa yang terdapat di Bumi hanyalah milik Allah. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji) karena jasmani dan rohanimulah yang membutuhkan beribadah kepada Allah supaya sehat.
Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 21, juz 1 dan 252, juz 3 surat ke-2:
21. (Wahai manusia, sembahlah olehmu Tuhanmu yang telah menciptakanmu
dan) diciptakan-Nya pula (orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa) dengan
jalan beribadah kepada-Nya.
252. (Itu adalah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu) Muhammad (dengan
benar dan sesungguhnya engkau adalah salah seorang di antara para rasul) ayat
ini turun untuk menolak ucapan orang-orang kafir yang mendustakan Rasulullah
saw yang mengatakan: ”Kamu bukanlah salah seorang rasul.”
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 79, juz 5 surat ke-4:
79. (....Dan kami mengutusmu) Muhammad (menjadi rasul kepada) umat (manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi) atas kerasulanmu, Al-Israa’ ayat 96 dan Al-’Ankabuut
ayat 52.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 48, juz 7 dan 161-164, juz
8 surat ke-6:
48. (Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk
memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman) kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya (dan mengadakan perbaikan) dengan memohon ampun dan
bertobat kepada-Nya kemudian mengerjakan ibadah dan amal-amal saleh (maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati).
161. (Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada
jalan yang lurus, yaitu agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus dan Ibrahim
itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik”).
162. (Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam).
163. (Tidak ada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku) Muhammad (adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada
Allah”).
164. (Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah) padahal (Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain) Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as, Nabi Ishaq as, Nabi Ya’qub as dan Nabi Yusuf as, mereka itu adalah umat yang telah lalu, bagi mereka apa yang telah mereka usahakan dan bagi kamu apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa-apa yang dahulu mereka kerjakan. Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya meminta bantuan dengan memanggil orang lain untuk memikul dosanya itu, tidaklah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun yang dipanggilnya itu kaum kerabatnya. Hal itu berarti keturunan Nabi Adam as (Bani Adam) tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dikerjakan oleh Nabi Adam as dan Hawa (Eva) dahulu dan Nabi Isa as tidak bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dikerjakan oleh para penyembah beliau as itu dan demikian juga Rasulullah saw tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni Neraka atas segala perbuatan mereka ketika hidup di alam dunia, Al-Baqarah ayat 119, 134, 141, Al-An’aam ayat 52, Yunus ayat 41, Al-Israa’ ayat 15, Maryam ayat 15, Sabaa’ ayat 25, Faathir ayat 18, Az-Zumar ayat 7 dan An-Najm ayat 38, tiap-tiap diri atau masing-masing orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, Al-Muddatstsir ayat 38. Di tempat itu yaitu Padang Mahsyar, maka tiap-tiap jiwa akan diperlihatkan apa yang diusahakannya sehingga mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan yang dilalaikannya dan datang untuk membela dirinya sendiri dan tiap-tiap diri terikat dan akan merasakan disempurnakan balasan dari apa yang telah dikerjakannya atau yang diusahakannya dahulu di dunia dan mereka tidak dianiaya atau dirugikan dan mereka dikembalikan kepada Allah pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan, Ali-’Imran ayat 25, 30, Yunus ayat 30, 52, Ibrahim 51, An-Nahl ayat 111, Az-Zumar ayat 70, An-Najm ayat 39-41, Al-Mu’min ayat 17, Al-Jaatsiyah ayat 22, 28, Al-Ahqaaf ayat 19, Ath-Thuur ayat 21, At-Tahriim ayat 7, Al-Qiyaamah ayat 13, At-Takwiir ayat 14 dan Al-Infithaar ayat 5. Ajaran tentang dosa waris (PB. Roma 5:12-18 dan 1 Korintus 15:21-26) adalah bahwa setiap bayi sejak dilahirkan sudah memikul (mewarisi) dosa Nabi Adam as dan Hawa. Maka ketika bayi berumur 3 bulan harus dibawa ke gereja untuk dibaptis supaya terbebas dari dosa waris, padahal di dalam ajaran agama Islam, setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) dari dosa. Sebelum bertempat tinggal di dunia, Nabi Adam as dan Hawa bertempat tinggal di Surga, setelah itu keduanya digelincirkan oleh setan dari Surga dengan membisikkan pikiran jahat kepada Nabi Adam as, maka keduanya memakan buah yang terlarang, sesatlah keduanya dan menjadi orang-orang zhalim karena durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan-Nya. Kemudian Allah mengajari Nabi Adam as berdoa untuk bertobat, maka Allah menerima tobat mereka dan Allah menurunkan mereka dari Surga, Al-Baqarah ayat 35-38, Al-A’raaf ayat 27 dan Thaahaa ayat 115-123. Ajaran tentang penyaliban (Roma 5:8, 1 Korintus 1:18-23 dan 1 Timotius 1:15) dan penebusan dosa (Roma 5:18, 6:10-11, 2 Korintus 5:14 dan 1 Timotius 2:6) menurut Paulus itu adalah, semua orang harus percaya Nabi Isa as (Yesus) menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati di tiang salib untuk menebus dosa seluruh manusia supaya mereka memperoleh hidup kekal di dalam Surga dan kembali pada hari kemudian, maka orang Kristen bebas atau bisa melakukan perbuatan apa saja untuk menuruti hawa nafsunya, tetapi dirinya tidak mendapatkan kemudharatan karena ia percaya kepada Kristus yang telah menebus dosa-dosanya dengan darah penyaliban tuhannya yaitu Yesus Kristus, padahal Nabi Isa as tidak pernah divonis hukuman mati di tiang salib dan tidak pernah mati disalib. Ajaran dosa waris dan penebusan dosa dalam agama Kristen hanya dogma agama buatan Paulus yang ia tulis dalam surat-suratnya kepada Timotius dan jemaatnya di Roma dan di Korintus, ajarannya itu tidak ada dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paulus menyadur doktrin warisan kepercayaan para penyembah berhala atau paganisme lalu dijadikan bagian dari ajaran agama ciptaannya yaitu agama Kristen. Doktrin Paulus ini dengan mudah diterima oleh masyarakat pagan yang memang sebelumnya sudah memiliki sistem kepercayaan seperti itu dan doktrin Paulus tersebut hanya janji-janji dan angan-angan kosong yang dibangkitkan oleh setan jin dan setan manusia, dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu pada orang-orang kafir melainkan tipuan (dusta) belaka, An-Nisaa’ ayat 120. Paulus mengakui bahwa ia berdusta, Roma pasal 3 ayat 7 (Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan”) tentang perkara agama, ilmu pengetahuan dan keterangan-keterangan yang benar, terutama perkara agama, Al-Baqarah ayat 111-113.
Qur’an surat Yunus ayat 47 dan 106-107,
juz 11 surat ke-10:
47. (Tiap-tiap umat mempunyai rasul, maka apabila rasul mereka telah
datang) lalu mereka mendustakan rasul-Nya (diberlakukanlah hukum bagi mereka
dengan adil) Allah mengazab orang-orang yang kafir dan menyelamatkan rasul-Nya
beserta orang-orang yang beriman (dan mereka sedikit pun tidak dizhalimi).
106. (Dan janganlah kamu menyembah kepada selain Allah, yaitu apa-apa
yang tidak memberi manfaat kepadamu dan tidak pula dapat memberikan mudharat
kepadamu, sebab jika kamu berbuat) demikian (maka sesungguhnya kamu jika begitu
termasuk orang-orang yang zhalim”).
107. (Jika Allah menimpakan kepadamu sesuatu kemudharatan, maka tidak ada
yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan
bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan
kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
Qur’an surat Yusuf ayat 38, juz 12 surat ke-12:
38. (“Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq,
Ya’qub. Tidaklah patut bagi kami) para nabi (mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan
kepada manusia) seluruhnya (tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri”) karunia-Nya.
Qur’an surat An-Nahl
ayat 36, 43-44, 63 dan 120-123, juz 14 surat ke-16:
36.
(Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat) dari Nabi Adam as sampai Rasulullah saw (untuk)
mengatakan (menyeru) kepada umat mereka masing-masing yaitu: (”Sembahlah Allah dan
jauhilah Thaghut....”) jangan menyembah selain Allah Swt.
43. (Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau) Muhammad (kecuali
orang-orang pria yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan) yaitu kaum Ahli Kitab (jika kalian tidak
mengetahui) tentang nabi-nabi mereka yang telah diutus oleh Allah kepada Bani
Israil.
44. (Dengan membawa keterangan-keterangan) hujah-hujah yang jelas (dan
kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikir) Al-Qur’an (supaya engkau
menerangkan pada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di
dalamnya menerangkan yang hak, yang batil, yang halal dan yang haram (dan
supaya mereka memikirkan) tentang hal-hal tersebut dan mengambil pelajaran
darinya.
63.
(Demi Allah, sesungguhnya Kami
telah mengutus) rasul-rasul Kami (kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan
menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka) yang buruk (maka setan
menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih) di
hari Kiamat.
120.
(Sesungguhnya Ibrahim adalah
seorang imam) yang menjadi teladan (lagi patuh kepada Allah dan hanif) yang
selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya (Dan
sekali-kali dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan).
121.
(Lagi yang mensyukuri
nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus).
122.
(Dan Kami berikan kepadanya
kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk
orang-orang yang saleh).
123.
(Kemudian Kami wahyukan
kepadamu) Muhammad (: “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif) lurus yaitu
agama Islam (dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”) ayat
ini untuk membantah anggapan orang-orang Yahudi dan Nasrani Trinitas yang
mengaku-aku bahwa Nabi Ibrahim as itu adalah pemeluk agama mereka.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 25 dan 92, juz 17 surat
ke-21:
25. (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau) Muhammad
(melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka
sembahlah Aku olehmu sekalian”).
92. (Sesungguhnya) agama tauhid atau agama Islam (ini adalah agama kalian,
agama yang satu) sejak zaman Nabi Adam as dan umat beliau as sampai zaman Rasulullah
saw dan umat beliau saw di seluruh dunia ini sampai akhir zaman (dan Aku adalah
Tuhan kalian, maka sembahlah Aku).
Qur’an surat Al-Mu’minuun 52, juz 18 surat ke-23:
52. (Dan) ketahuilah (bahwasanya) agama Islam atau agama tauhid (ini
adalah agama kalian) wahai manusia (agama yang satu dan Aku adalah Tuhan kalian,
maka bertakwalah kalian kepada-Ku).
Qur’an surat
Shaad ayat 65-66, juz 23 surat ke-38:
65.
(Katakanlah) Muhammad (:
”Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan).
66. (Tuhan Langit dan Bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun).
Qur’an surat Asy-Syuuraa
ayat 13, juz 25 surat ke-42:
13. (Dia telah mensyariatkan bagi kalian tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh) beliau as adalah nabi pertama yang membawa syariat perkara perdata dan pidana yang bermanfaat untuk melindungi kepentingan manusia yang jumlahnya telah berkembang semakin banyak dan masalahnya semakin kompleks dan sebagai alat untuk ketertiban dan keteraturan masyarakat serta sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu) Muhammad (dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: “Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya”) itulah ajaran yang telah disyariatkan, diwasiatkan dan diwahyukan kepada nabi-nabi Allah, yaitu ajaran tauhid (Sangat berat bagi orang-orang musyrik agama) yang mengajarkan tentang kalimat tauhid bahwa Tuhan itu hanya satu, “Laa Ilaaha Illallaah” tidak ada Tuhan selain Allah yaitu ajaran yang menyeru untuk beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, tidak mempersekutukan-Nya dan bertakwa kepada-Nya saja, sungguh benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan (yang engkau seru mereka kepadanya) Rasulullah saw pernah bersabda kepada mereka: “Katakanlah: Laa Ilaaha Illallaah.” Penduduk kafir Mekkah menjawab: “Mana mungkin makhluk yang sedemikian banyaknya itu, semuanya dapat ditangani (hanya) oleh Tuhan Yang Satu (Esa).” Mereka mendustakan Rasulullah saw dan tetap mempertahankan agama nenek moyang mereka untuk menyembah banyak tuhan, karena orang-orang musyrik itu menganut agama politeisme yang telah terbiasa percaya bahwa tuhan itu tidak satu, tetapi tuhan itu lebih dari satu atau banyak dan menurut keyakinan mereka bahwa menyembah banyak tuhan itu benar-benar suatu hal yang dikehendaki oleh Allah, bahkan yang mereka dengar dari agama yang terakhir sebelum Rasulullah saw diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul, yaitu agama Nasrani Trinitas Kristen Protestan mempunyai 3 tuhan: Bapa (Allah), Putra (Yesus) dan Roh Kudus dan Kristen Katolik Roma mempunyai 4 tuhan dengan ditambah menuhankan Maryam (Maria), Shaad ayat 5-7 (Allah menarik kepada agama) Islam (itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada) agama (-Nya orang yang kembali) kepada-Nya.
Qur’an surat Az-Zumar
ayat 65-66, juz 24 surat ke-39:
65. (Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu) Muhammad (dan kepada
nabi-nabi sebelummu) Allah berfirman: (“Jika engkau mempersekutukan) Allah
dengan segala sesuatu selain-Nya (niscaya akan hapuslah) balasan pahala (amalmu
dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang merugi).
66.
(Karena itu, maka hendaklah
Allah) saja yang (engkau sembah dan hendaklah engkau termasuk orang-orang yang
bersyukur”) atas nikmat-Nya kepadamu.
Qur’an surat
Az-Zukhruf ayat 28 dan 45, juz 25 surat ke-43:
28. (Dan) Nabi lbrahim as (menjadikannya) kalimat tauhid itu (sebagai kalimat
yang kekal pada keturunannya) yaitu Bani Ismail, Bani Ishaq termasuk Bani
Israil dan Bani Zimran, Yoksan, Medan, Midian (Madyan), Isybak dan Suah adalah
putra-putra Nabi Ibrahim as dari istri ke-3 yang bernama Ketura/Qetorah/Safura,
PL. Kitab Kejadian pasal 25 ayat 1-2 dan Kitab 1 Tawarikh pasal 1 ayat 32 (supaya
mereka kembali) kepada kalimat tauhid dan tidak menjadi penyembah
berhala-berhala lagi dengan memeluk agama Islam yaitu agama bapak moyang mereka.
45. (Dan tanyakanlah) Muhammad (kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami
utus sebelum engkau: “Adakah Kami menentukan selain Allah Yang Maha Pemurah sebagai
tuhan-tuhan untuk disembah) oleh kalian wahai para nabi (?”). Allah memerintahkan
kepada semua rasul dan umat-umat mereka sebelum Allah mengutus Rasulullah saw
supaya hanya menyembah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa karena tiada Tuhan
selain Allah Tuhan semesta alam.
Qur’an surat
Al-Bayyinah ayat 5, juz 30 surat ke-98: apa maksud dari agama Nabi Ibrahim as
yang lurus?
5. (Padahal mereka) Bani Israil (tidak disuruh) yang ditulis dalam Kitab Taurat, Zabur, Injil Nabi Isa as dan kitab-kitab para nabi (kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama dengan lurus) berpegang teguh pada agama Nabi Ibrahim as lalu disambung (dihubungkan) dengan agama Rasulullah saw yaitu dengan memeluk agama yang tidak sesat dan tidak meyekutukan Allah (dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus) tetapi setelah kedatangan Rasulullah saw kepada mereka yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka sebagian besar Bani Israil ingkar dan merusak janji mereka di hadapan Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan atau dilanjutkan untuk mengikuti agama yang dibawa Rasulullah saw karena mereka dengki pada beliau saw yang ternyata bukan orang Israel dan mereka mengadakan kerusakan di Bumi dengan melakukan kekufuran dan perbuatan-perbuatan maksiat, Al-Baqarah ayat 27 dan Ar-Ra’du ayat 25. Padahal sebelumnya mereka berdoa kepada Allah karena sangat yakin bahwa penutup nabi-nabi itu berasal dari golongan mereka (orang Israel) keturunan Nabi Ishaq as karena perpedoman pada PL. Kitab Kejadian pasal 22 ayat 2 yang telah diubah kata-katanya oleh rabbi-rabbi (ulama-ulama) Bani Israil yang tidak takut kepada Allah.
Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 89-90, 101, juz 1 dan 146, juz 2 surat ke-2:
89.
(Dan tatkala datang kepada
mereka Kitab) Al-Qur’an (dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka)
yakni Taurat, Zabur, Injil dan kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil (padahal
sebelumnya, mereka memohon pertolongan) supaya memperoleh kemenangan (atas
orang-orang kafir) dengan berdoa: “Ya Allah tolonglah kami, datangkanlah nabi
yang akan dibangkitkan di akhir zaman.” (Maka setelah datang kepada mereka apa
yang telah mereka ketahui) tentang Rasulullah saw (mereka mengingkarinya)
karena ternyata penutup nabi-nabi tersebut bukan orang Israel, mereka tidak
bisa menerima kenyataan ini, mereka dengki karena berkah dan rahmat Allah turun
kepada umat manusia lewat nabi orang Arab bukan lewat nabi dari golongan mereka,
mereka takut kehilangan pengaruhnya di antara umat manusia (maka laknat Allah
atas orang-orang yang kafir itu).
90.
(Alangkah buruknya) perbuatan
(mereka, menjual diri mereka) maksudnya menjual pahala akhirat dengan dunia
yang sedikit (Bahwa mereka kafir terhadap apa yang diturunkan Allah, disebabkan
kedengkian) mereka pada Rasulullah saw yang ternyata adalah orang Arab (Bahwa
Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diberi Alkitab
(ilmu), hikmah dan kenabian (di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka) orang-orang
Israel yang kafir itu (kembali dengan kemurkaan demi kemurkaan) dari Allah yang
bertubi-tubi karena sebagian besar mereka selalu durhaka dan mengingkari Allah,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya (Dan bagi orang-orang kafir) ditimpakan (azab
yang menghinakan).
101. (Dan ketika datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah) yaitu
Rasulullah saw (yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, sebagian dari
orang-orang yang diberi kitab melemparkan Kitab Allah ke belakang punggung
mereka) Bani Israil telah berjanji akan beriman, taat kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dengan menjadi pengikut rasul-rasul-Nya termasuk menjadi
pengikut Rasulullah saw dan memberi bantuan pada rasul-rasul-Nya, Al-Maaidah
ayat 12, tetapi kemudian orang-orang Israel yang kafir, fasik dan zhalim itu
mengingkari janji mereka kepada Allah, Al-Maaidah ayat 13 (seolah-olah mereka
tidak mengetahui) bahwa Allah akan mengutus rasul-Nya yang terakhir yaitu penutup
nabi-nabi yang bernama Muhammad yang membawa Kitab suci Al-Qur’an sebagai
peringatan bagi seluruh umat, Al-Qalam ayat 52.
146. Padahal (Orang-orang yang Kami beri Alkitab mengenalnya) Muhammad (sebagaimana
mereka mengenal anak-anak mereka sendiri) karena Allah telah menjelaskan
tentang diri Rasulullah saw dalam kitab mereka secara sangat terperinci. Kata
Abdullah bin Salam (Al-Husayn Ibnu Sailam adalah orang Israel, ia Imam dan
rabbi Bani Israil di Madinah yang masuk Islam): ”Sesungguhnya ketika aku
melihatnya (pertama kali saat Rasulullah saw hijrah ke Madinah), maka aku pun
segera mengenalnya (bahwa benar beliau saw adalah nabi yang dijanjikan oleh
Allah yang ditulis dalam Kitab Taurat) sebagaimana aku mengenal putraku
sendiri, bahkan lebih kuat lagi mengenal Muhammad.” (Dan sesungguhnya sebagian
di antara mereka) seperti Huyay bin Akhthab dan lain-lain (menyembunyikan
kebenaran) tersebut setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata karena
kedengkian di antara mereka sendiri pada Rasulullah saw (padahal mereka
mengetahui) keadaanmu Muhammad dan siapa engkau yang sebenarnya. Maka Allah
memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman tentang kebenaran yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus (benar), Al-Baqarah ayat 213.
Qur’an surat Al-An’aam
ayat 20, juz 7 surat ke-6:
20. (Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya) yaitu Bani
Israil dan kaum Nasrani Unitarian (mereka mengenalnya) Rasulullah saw (seperti
mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya) di
antara mereka (mereka itu tidak beriman) kepada Rasulullah saw.
Qur’an surat
Al-Hadiid ayat 28-29, juz 27 surat ke-57:
28.
(Wahai orang-orang yang
beriman) kepada rasul-rasul-Nya (bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada
Rasul-Nya) Muhammad saw (niscaya Allah memberikan kepada kalian dua bagian dari
rahmat-Nya dan menjadikan) memberi (untuk kalian cahaya) yaitu Al-Qur’an (yang
dengan cahaya itu kalian dapat berjalan) di tengah-tengah masyarakat manusia sesuai
dengan hukum-hukum Allah (bisa bersosialisasi dengan benar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan agama) berkat petunjuk Al-Qur’an, hadits dan sunnah Rasulullah
saw sehingga tidak sesat jalannya karena telah menjadi orang-orang yang
bertakwa kepada Allah, Al-An’aam ayat 122
(dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang).
Imam Ibnul
Mundzir mengetengahkan hadits lainnya melalui Mujahid yang menceritakan bahwa
orang-orang Israel telah mengatakan kepada orang-orang Madinah: ”Sudah dekat
masanya akan turun seorang nabi dari kalangan kami (maksudnya nabi itu adalah
orang Israel, menurut kepercayaan mereka, dia (penutup nabi-nabi itu) kelak
akan (menerapkan hukum) memotong tangan dan kaki.” Lalu setelah nabi (utusan
Allah yang terakhir) yang dimaksud muncul dari kalangan bangsa Arab, mereka
mengingkarinya karena dengki pada Rasulullah saw, maka Allah menurunkan
firman-Nya:
29. Kami terangkan yang demikian itu (Supaya Ahli Kitab) Bani Israil (mengetahui bahwa mereka tidak mendapat sedikit pun akan karunia Allah) jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw yang adalah orang Arab (dan bahwasanya karunia) Alkitab, hikmah dan kenabian (itu berada di tangan kekuasaan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar) Ali-‘Imran ayat 73-74, Al-Anfaal ayat 29 dan Al-Jumu’ah ayat 4.
Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 83-84 dan 100, juz 1 surat ke-2:
83. (Dan) ingatlah (ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil) Al-Baqarah
ayat 40-43, 63, 93, Ali-’Imran ayat 81, 187, An-Nisaa’ ayat 154, Al-Maaidah
ayat 12, 70, Al-A’raaf ayat 145, 169, 171 dan Thaahaa ayat 80 yaitu perintah
dan larangan Allah kepada Nabi Musa as dan Bani Israil dalam Kitab Taurat Musa yang
Allah terangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 83-84 dan Al-An’aam ayat
151-154 dikenal dengan nama: The Ten Commandments atau Sepuluh (10) Perintah
Allah, yang ditulis pada Kitab Imamat pasal 19 ayat 1-37 dan pasal 20 ayat 1-27:
(“Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua
orangtua, kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin) berbakti kepada
orangtua dan menafkahkan sebagian rezeki karunia dari Allah dengan memberikan
infaq dan sedekah kepada mereka, perintah dan larangan Allah tersebut, Allah
perintahkan pula kepada Rasulullah saw dan umat beliau saw dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 177, 215, 220, An-Nisaa’ ayat 8, 36, Huud ayat 1-2, An-Nahl
ayat 36, 51, 90, Al-Israa’ ayat 39, 26, Al-Hajj ayat 30-31, Al-Qashash ayat 77,
87-88, Al-Mu’min ayat 66, Al-’Ankabuut ayat 8, Ar-Ruum ayat 38, Al-Balad ayat
13-15, Adh-Dhuhaa ayat 9 dan Al-Maa’uun ayat 1-3, 6-7 (dan ucapkanlah kepada
manusia tutur kata yang baik) amar makruf nahi mungkar, Ali-’Imran ayat 104, 110,
An-Nisaa’ ayat 8, Al-A’raaf ayat 157, 199, At-Taubah ayat 71, 112, An-Nahl ayat
125, Al-Hajj ayat 41, Luqman ayat 17, Al-Balad ayat 17 dan Al-’Ashr ayat 3 (Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”) perintah-perintah Allah untuk
mendirikan shalat dan menunaikan zakat fitrah itu telah dihapus atau
dihilangkan dari lembaran-lembaran Kitab Taurat Yahudi (Tetapi kemudian kamu
tidak memenuhi) janji itu (kecuali sebagian kecil dari kamu) yaitu nabi-nabi
Bani Israil dan umat mereka yang beriman dan bertakwa kepada Allah termasuk
Abdullah bin Salam dan orang-orang Israel yang memeluk agama Islam, Ali-’Imran
ayat 113-115, 199. Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak
merusak perjanjian setelah diikrarkan dengan teguh di hadapan Allah dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan atau disambungkan dengan tetap melanjutkan untuk mengikuti ajaran
agama tauhid yang dibawa Rasululullah saw sebagai rasul-Nya yang terakhir, dan
mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk, Ar-Ra’du ayat
20-21 (dan kamu) orang-orang kafir Bani Israil seperti halnya nenek moyangmu
(juga berpaling) ingkar janji, tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah karena
mereka tidak menjalankan perintah-perintah Allah dan bahkan menuduh atau
memfitnah Maryam berzina, Al-Baqarah ayat 85, 100, Ali-’Imran ayat 23, An-Nisaa’
ayat 155-156, Al-Maaidah 13, Maryam ayat 59 dan Al-Jumu’ah ayat 5. Nabi Isa as
menyebut orang-orang Israel yang tidak mendirikan shalat itu sebagai generasi
kafir, begitu pula yang dilakukan oleh orang-orang kafir dan fasik Yahudi pada
zaman Rasulullah saw sampai sekarang, mereka menaati dan meniru perbuatan
pendahulu mereka untuk tidak mendirikan shalat dan tidak menunaikan zakat
fitrah, maal dan sebagainya.
Qur’an surat
An-Nisaa’ ayat 48, juz 5 surat ke-4:
48. (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni) dosa (syirik) mempersekutukan-Nya
dan belum bertobat sampai ajal menjemputnya (dan Dia mengampuni segala dosa
selain) dosa (syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar).
Rasulullah saw
bersabda:
”Sesungguhnya (batas)
antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat (karena
shalat adalah penghubung antara seorang hamba dan Tuhannya).” Hadits riwayat
Muslim.
”Perjanjian yang ada antara kami dengan mereka adalah shalat, maka
barangsiapa meninggalkannya, (berarti) ia telah kafir.” Hadits riwayat
Tirmidzi.
”(Pemisah)
antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila ia
meninggalkannya (shalat), maka ia melakukan kesyirikan.” Hadits riwayat
Ath-Thabariy.
Khalifah Umar bin Khattab berkata: ”Tidak disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat.”
Bani Israil adalah kaum yang diperintah oleh Allah untuk mengamalkan apa yang terkandung dalam Kitab Taurat, kemudian mereka tidak mengamalkannya, maka mereka diumpamakan seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal tetapi tidak dapat memanfaatkannya. Allah telah menurunkan banyak kitab yang dibawa oleh nabi-nabi-Nya yang diutus kepada Bani Israil. Amatlah buruklah perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu karena Allah menyerupakan mereka dengan simbol (lambang) binatang keledai yang dianggap bodoh yang tidak mempunyai akal pikiran sehingga tidak bisa berpikir. Hal itu disebabkan di dunia ini mata hati mereka buta, sehingga tersesat dari jalan yang lurus dan di akhirat mereka akan lebih buta lagi dan lebih tersesat jalannya karena mata lahir mereka yang buta tidak bisa melihat, baginya penghidupan yang sempit di dunia (hidupnya mengalami banyak kesulitan atau masalah) dan pada hari Kiamat mereka dikumpulkan atau dihimpunkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli dan dilupakan oleh Allah sebagai balasan bagi orang yang melampaui batas dan tidak beriman kepada ayat-ayat-Nya, sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zhalim, Al-Israa’ ayat 72, 97, Thaahaa ayat 124-127 dan Al-Jumu’ah ayat 5. Padahal Allah menurunkan Kitab Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as untuk menyempurnakan nikmat-Nya kepada orang yang berbuat kebaikan dan sebagai cahaya bagi manusia terutama Bani Israil (karena menjelaskan segala sesuatu termasuk berisi hukum-hukum Allah tentang perintah-Nya dan larangan-Nya, yang dengan Kitab Taurat itu diputuskan perkara hukum orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah dan oleh orang-orang alim dan para pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan menjaga kitab-kitab Allah tersebut supaya jangan menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit dengan mengubah kata-katanya dari tempat-tempatnya dan mereka menjadi saksi terhadapnya, Al-Maaidah ayat 44, bagi yang berpedoman pada Kitab Taurat yang asli yang ditulis oleh Nabi Musa as) dan pelita bagi manusia (bagi kaum Yahudi dan Nasrani yang berpedoman pada Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) yang telah diubah kata-katanya dari tempat-tempatnya yang ditulis oleh para tokoh (pemuka) agama dan ulama Bani Israil, maka mereka hanya mendapatkan sebagian penjelasan dari Allah termasuk tentang hukum-hukum Allah, karena orang-orang Yahudi terutama para tokoh agamanya mencampuradukkan yang hak dengan yang batil. Mereka jadikan Kitab Taurat yang diturunkan kepada mereka itu lembaran-lembaran kertas yang terpisah-pisah, mereka perlihatkan ayat-ayatnya dan banyak kebenaran dari ayat-ayatnya yang mereka sembunyikan, Al-Baqarah ayat 42, 140, 146, 159, 174, Ali-‘Imran ayat 71, 187, Al-Maaidah ayat 15 dan Al-An’aam ayat 91.
Sesungguhnya orang-orang Israel yang menyembunyikan ayat-ayat-Nya dari manusia apa-apa yang telah Allah turunkan berupa keterangan dan petunjuk, setelah Allah jelaskan kepada manusia dalam Alkitab Taurat Musa, mereka itu dikutuk oleh Allah dan dikutuk pula oleh makhluk-makhluk yang dapat mengutuki, yaitu dengan mendoakannya supaya mendapat kutukan dari Allah. Bani Israil telah berjanji kepada Allah untuk menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya, tetapi para tokoh agama dan alim ulama Bani Israil itu ingkar janji, ada beberapa ayat-ayat-Nya yang tidak mereka terangkan dan mereka sembunyikan dari umat mereka yang buta huruf dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit berupa harta benda dunia yang mereka pungut dari umat yang mereka tipu, Al-Baqarah ayat 78, 159, Ali-’Imran ayat 187 dan Injil Barnabas halaman 57-58, 120-121. Kecuali orang-orang Israel yang tobat dan mengadakan perbaikan yaitu dengan beriman (memeluk agama Islam) dan bertakwa kepada Allah saja dan memberikan penjelasan tentang ayat-ayat-Nya yang sebelum bertobat telah disembunyikannya, maka terhadap mereka Allah menerima tobatnya dan Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang terhadap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, Al-Baqarah ayat 160. Dan Allah berikan kepada Nabi Musa as dan Nabi Harun as Alkitab Taurat Musa yang sangat jelas dan diwariskan kepada Bani Israil yang di dalamnya ditulis tentang segala sesuatu pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu, Al-A’raaf ayat 145 juga sebagai pemisah antara yang hak dengan yang batil, yang halal dengan yang haram dan supaya Bani Israil memperoleh petunjuk dengannya dari kesesatan dan cahaya dan penerangan dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya dan pelita atau cahaya hati bagi manusia dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir, yaitu nabi-nabi Bani Israil dan umat mereka yang taat kepada nabi-nabi-Nya, agar mereka ingat perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya dan beriman terhadap hari pertemuan dengan Tuhan mereka, Al-Baqarah ayat 53, Al-Maaidah ayat 44, 46, Al-An’aam ayat 91, 154, Al-A’raaf ayat 154, Huud ayat 17, Al-Israa’ ayat 2, Al-Anbiyaa’ ayat 48, Al-Mu’minuun ayat 49, Al-Qashash ayat 43, As-Sajdah ayat 23, Ash-Shaaffaat ayat 117, Al-Mu’min ayat 53-54 dan Al-Ahqaaf ayat 12.
Dalam Kitab Keluaran pasal 20 ayat 1-17 dan kitab revisiannya Kitab Ulangan
pasal 5 ayat 4-22 perintah-perintah Allah kepada Bani Israil yang ditulis dalam
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 83-84, ada beberapa ayat yang kata-katanya tetap
lalu ditambahi kata-katanya, ada beberapa ayat yang banyak diubah kata-katanya,
ada beberapa ayat-ayat yang palsu, ada beberapa ayat yang kata-katanya
dibiarkan tetap utuh tidak diubah-ubah dan tidak disembunyikan, Al-Maaidah ayat
15 dan ada beberapa ayat yang dihapus atau dihilangkan dari tempat-tempatnya dalam
Kitab Taurat yang dilakukan oleh para tokoh agama dan ulama-ulama Bani Israil
yang tidak takut kepada Allah, Al-Baqarah ayat 75, 78-79, An-Nisaa’ ayat 46 dan
Al-Maaidah ayat 13, 41 dan hal itu dilakukan oleh mereka jauh sebelum masa Nabi
Zakariya as diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul-Nya, setelah masa Nabi Isa
as dan juga pada masa Rasulullah saw diutus oleh Allah. Contohnya ketika
orang-orang Yahudi - Israel mengatakan seperti yang tertulis dalam Kitab
Kejadian pasal 2 ayat 1-4, Kitab Keluaran pasal 20 ayat 11 dan pasal 31 ayat 17
yang kata-katanya telah diubah dan ditulis berdasarkan dugaan para tokoh agama
dan alim ulama pendahulu mereka yang tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan
tanpa kitab yang bercahaya (kitab wahyu) dari Allah yang menjadi pegangan dan
yang dapat menunjuki (menjelaskan) tentang segala sesuatu, Al-Hajj ayat 8. Bahwa
6 hari lamanya Allah menciptakan Langit dan Bumi, laut dan segala isinya dan
Allah berhenti bekerja untuk istirahat pada hari ke-7 yaitu hari Sabat (Shabbat/Sabtu),
maka Allah membantahnya di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255,
Ali-’Imran ayat 2 dan Ar-Rahmaan ayat 29:
Allah Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nyalah segala yang terdapat di Langit dan di Bumi. Kursi-Nya meliputi Langit dan Bumi dan tidaklah berat bagi-Nya memelihara keduanya. Allah tidak pernah istirahat, semua yang ada di Langit dan di Bumi selalu meminta kepada-Nya, setiap waktu Dia dalam kesibukan. Setelah dibantah oleh Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, lalu orang-orang Israel yang kafir dan fasik generasi penerusnya pada masa Rasulullah saw yang juga tidak takut kepada Allah itu, merevisinya lagi dengan mengubah kata-katanya (yaitu menghapusnya atau menghilangkan kata-kata yang telah dibantah oleh Allah tersebut) yang ditulis oleh mereka dalam PL. Kitab Keluaran pasal 35 ayat 2, Kitab Ulangan pasal 5 ayat 15 dan Kitab Imamat pasal 23 ayat 3 dan mereka juga mengubah-ubah kata-kata dari tempat-tempatnya pada kitab-kitab mereka dengan menambahi, mengurangi dan mengada-adakan dusta terhadap pasal-pasal dan ayat-ayat yang lain sesuai hawa nafsu mereka. Dan selanjutnya setelah jauh dari masa Rasulullah saw, yang melakukan pengubahan kata-kata dari tempat-tempatnya dengan menambahi, mengurangi dan menghilangkan ayat-ayatnya di dalam Alkitab Perjanjian Lama (Taurat Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Baru (Injil Yesus Kristus), pelaku-pelakunya adalah pengikut-pengikut Paulus yaitu para tokoh agama dan sarjana Nasrani Trinitas.
84. (Dan) ingatlah (ketika Kami menerima perjanjian) pula (darimu) dan
Allah berfirman: (“Kamu tidak akan menumpahkan darahmu) tidak membunuh sesama
manusia tanpa alasan yang benar (dan tidak akan mengeluarkan dirimu)
saudara-saudara sebangsamu (dari kampung halamanmu”) dari negerimu, tetapi
kemudian orang-orang Israel itu melanggarnya, Al-Baqarah ayat 85 (Kemudian kamu
berjanji) akan menepatinya (sedangkan kamu mempersaksikan) janjimu itu di
hadapan Allah.
100. (Patutkah) Bani Israil ingkar kepada Allah, padahal Allah mengistimewakan Bani Israil atas penduduk dunia lainnya dan Allah telah mengutamakan serta melebihkan mereka dari segala umat (bangsa-bangsa) dengan mengutus kepada Bani Israil sebagian besar nabi-Nya yang berjumlah puluhan ribu beserta kitab-kitab-Nya seperti Kitab suci Taurat Musa sebagai induk kitab wahyu bagi Bani Israil yang di dalamnya terdapat sumber hukum yang memutuskan perkara-perkara di antara orang-orang Israel dan keterangan-keterangan yang nyata (jelas) yang membuat mereka dikenal sebagai bangsa yang mengetahui dan menguasai ilmu agama dan pengetahuan sehingga mereka disebut kaum Ahli Kitab, sedangkan bangsa-bangsa lain sezamannya tidak mendapatkan semua itu dari Allah, dijadikan-Nya mereka sebagai raja-raja, Allah memberi mereka rezeki-rezeki yang baik dan diberi-Nya mereka apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat manusia dan telah banyak nikmat yang Allah anugerahkan kepada Bani Israil yang tidak semua bangsa di dunia ini mendapatkan dari-Nya, Al-Baqarah ayat 47, 122, Al-Maaidah ayat 20, Al-A’raaf ayat 140 dan Al-Jaatsiyah ayat 16-17. Yaitu, diazabnya musuh-musuh Bani Israil di Mesir, diselamatkan dari kezhalimannya fir’aun dan pengikut-pengikutnya dengan Allah belah laut untuk mereka, naungan awan di gurun pasir (Padang Tih) yang gersang, kering dan panas terik di Semenanjung Sinai – Mesir bagian Benua Asia, setiap pagi Allah menurunkan roti gandum rasa madu ‘Manna’ (roti gandum adalah makanan pokok Bani Israil zaman dahulu) dan lauk daging burung ‘Salwa’ selama 40 tahun, 12 mata air Uyun Musa, Al-Baqarah ayat 40, 47, 49-50, 57, 60, Al-A’raaf ayat 160, Ibrahim ayat 6 dan Thaahaa ayat 80, di dunia ini satu-satunya manusia yang pernah diberikan oleh Allah kerajaan yang besar (kekuasaan yang bisa menguasai angin, jin, manusia, burung-burung dan bahasa binatang) dan kekayaan yang melimpah tersebut hanya kepada keturunan Nabi Ibrahim as yaitu Nabi Sulaiman as, Al-Anbiyaa’ ayat 81-82, An-Naml ayat 15-44, Sabaa’ ayat 12-13 dan Shaad ayat 35-38, sehingga Bani Israil mempunyai negara yang kuat, sangat tenteram, aman, damai, adil, makmur, mendapat ampunan, berkah dan rahmat dari Allah semasa kepemimpinan Nabi Sulaiman as sebagai nabi dan rasul-Nya bagi umat beliau as maupun semasa pemerintahan Nabi Sulaiman as sebagai raja bagi rakyat beliau as, An-Nisaa’ ayat 54, sementara negeri-negeri di sekitarnya saling rampok-merampok dan masih banyak lagi anugerah yang Allah berikan kepada Bani Israil. Dan barangsiapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya, Al-Baqarah ayat 211 (dan setiap kali mereka berjanji) untuk beriman dan bertakwa hanya kepada Allah saja dan taat kepada rasul-rasul-Nya (segolongan di antara mereka melemparkannya) melanggarnya, Al-Maaidah ayat 13 dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguh ia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata, Al-Ahzaab ayat 36 (bahkan sebagian besar dari mereka) Bani Israil itu (tidak beriman) kepada rukun iman, mereka menyombongkan diri dengan mendustakan, durhaka, membenci, menghina, memperolok-olok, memusuhi, menganiaya, mengingkari nabi-nabi Allah dan mendustakan kitab-kitab Allah termasuk mendustakan Kitab Suci Injil dan Nabi Isa as, Al-Baqarah ayat 27, 61, 64, 74-76, 87-93, 100-101, Ali-’Imran ayat 21, 23, 70, 98, 112, 184, An-Nisaa’ ayat 155-156, Al-Maaidah ayat 13, 43, 64, 68, 70-71, 75, 77, Al-An’aam ayat 10, 34, Faathir ayat 4 dan Az-Zukhruf ayat 7.
Dan Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yaitu bacaan dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling darinya tidak mau mendengarkan, Fushshilat ayat 2-4. Dan barangsiapa di antara mereka yang ingkar atau kafir kepada Al-Qur’an, maka Nerakalah tempat yang diancamkan baginya yaitu dimasukkan ke dalamnya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu kepadanya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi sebagian besar atau kebanyakan manusia tidak beriman kepada Al-Qur’an, Huud ayat 17, Ar-Ra’du ayat 1, Faathir ayat 4, Fushshilat ayat 4 dan Al-Haaqqah ayat 41. Dan tidak ada yang mengingkari Al-Qur’an, kecuali orang-orang yang fasik, Al-Baqarah ayat 99. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu Langit bagi mereka dan tidak pula mereka masuk Surga untuk selama-lamanya sebagaimana unta tidak mungkin masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan, Al-A’raaf ayat 40. Barangsiapa berpaling dari Al-Qur’an, maka benar-benar ia akan memikul beban dosa yang berat, mereka kekal di dalam keadaan seperti itu dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka yang tidak beriman kepada Al-Qur’an pada hari Kiamat, Thaahaa ayat 100-101. Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar disebut atau diberitakan dalam kitab-kitab suci orang-orang dahulu yang dibawa oleh nabi-nabi mereka, termasuk diberitakan dalam Kitab Taurat dan Kitab Injil, sebagai bukti adalah bahwa Bani Israil terutama para ulamanya mengetahui jika Al-Qur’an itu akan diturunkan kepada Muhammad Rasulullah dan penutup nabi-nabi, Asy-Syu’araa’ ayat 196-197 dan Al-Ahzab ayat 40.
Tetapi setelah Al-Qur’an itu diturunkan kepada Rasulullah saw yang ternyata beliau saw adalah orang Arab, maka sebagian besar orang-orang Israel itu mengingkari ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya dan mereka juga mendustakan, durhaka, membenci, mengolok-olok, menghina, menzhalimi, memusuhi, beberapa kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah saw yang selalu gagal dan menyombongkan diri tidak mau beriman karena dengki pada Rasulullah saw, Al-Baqarah ayat 89-91, Ali-’Imran ayat 98, Al-Maaidah ayat 64, 68 dan Al-Jaatsiyah ayat 17, termasuk orang-orang kafir selain Bani Israil yang juga mendustakan Al-Qur’an, padahal seorang saksi dari Bani Israil yaitu Abdullah bin Salam yang mendalam ilmu agama dan pengetahuannya mengakui kebenaran ayat-ayat tentang perintah-perintah dan larangan-larangan Allah yang ada dalam Alkitab Taurat dan kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil yang serupa dengan ayat-ayat-Nya yang tersebut dalam Al-Qur’an lalu ia beriman. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim, Al-Ahqaaf ayat 10 dan Ash-Shaff ayat 6. Sedikit sekali orang-orang Israel yang beriman kepada Rasulullah saw, Al-Baqarah ayat 88, yaitu seperti ulama Bani Israil yang bernama Abdullah bin Salam, pengikut-pengikutnya dan orang-orang Israel lainnya, mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, Al-Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, An-Nisaa’ ayat 162. Dan mereka membaca kitab-kitab-Nya pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga shalat, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera mengerjakan berbagai macam kebaikan, mereka berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, mereka itu termasuk orang-orang yang saleh dan mendapat pahala dua kali dari sisi Allah disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka di jalan Allah. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan berkata : ”Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian, kesejahteraan atas diri kalian, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” Ali-’Imran ayat 113-115, 199 dan Al-Qashash ayat 52-55.
Sebelum nabi akhir zaman muncul dan sebelum Bani Israil mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw itu bukan orang Israel, mereka bersyahadat, tetapi setelah mereka mengetahui bahwa penutup nabi-nabi ternyata orang Arab bukan orang Israel yang tidak berasal dari golongan mereka, lalu kaum Ahli Kitab Yahudi itu menyembunyikan 2 kalimat syahadat (menyaksikan atau mengakui) dari Allah yang ada dalam Kitab Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as yaitu: ”Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasullulah” artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad Rasulullah.” Al-Baqarah ayat 140. Setelah itu Bani Israil mengubah syahadat yang asli dengan menghilangkan nama Muhammad Rasulullah dalam kitab mereka, sehingga syahadat versi Bani Israil yang kafir dan fasik itu sampai saat ini diubah menjadi: ”Shema Yisrael: Adonai Eloheinu, Adonai ehad (ahad = bhs. Arab)” artinya: ”Dengarlah hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa (satu).” PL. Kitab Ulangan pasal 6 ayat 4. Syahadat Bani Israil yang baru tidak menyebut lagi nama Muhammad Rasulullah karena mereka tidak mengakui atau tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw sebagai rasul-Nya. Bani Israil yang kafir dan fasik itu mengingkari Rasulullah saw setelah datang keterangan-keterangan (bukti-bukti) kebenaran kerasulan beliau saw yang nyata kepada mereka karena kedengkian di antara mereka sendiri pada Rasulullah saw. Orang-orang Israel itu dengki pada Rasulullah saw dan rasa dengki mereka yang bertambah-tambah lama-kelamaan berubah menjadi benci karena Allah memberikan Alkitab, hikmah dan kenabian kepada beliau saw yang berasal dari bangsa Arab sebagai Rasulullah dan penutup nabi-nabi, Al-Baqarah ayat 90, 105, 109, 213, Ali-‘Imran ayat 19, 118-119, An-Nisaa’ ayat 54, Al-Ahzab ayat 40, Asy-Syuuraa ayat 14 dan Al-Jaatsiyah ayat 17. Dan mereka membenci dan memusuhi Malaikat Jibril as, Al-Baqarah ayat 97-98, beberapa nabi-Nya dipenjara oleh mereka dan juga mereka telah membunuh lebih dari 10 ribu nabi-nabi Allah, termasuk membunuh Nabi Zakariya as dan Nabi Yahya as, Al-Baqarah ayat 61, 87, 91, Ali-‘Imran ayat 21, 112, 181, 183, An-Nisaa’ ayat 155 dan Al-Maaidah ayat 70 dan rencana pembunuhan terhadap Nabi Yeremia as yang gagal karena dilindungi oleh Ahikam bin Safan, anak sekretaris Kerajaan Yehuda yaitu Safan bin Azalya, maka selamatlah nyawa Nabi Yeremia as, Kitab Yeremia pasal 26 ayat 24.
Dan pembunuhan terhadap Nabi Isa as yang juga gagal karena Allah menyelamatkan rasul-Nya dan peristiwanya terjadi di malam hari pada tahun 34 Masehi. Ketika Nabi Isa as berada di luar rumah, para tentara (serdadu) Romawi dengan bimbingan Yudas Iskariot (murid Nabi Isa as yang mengkhianati gurunya) telah sampai di dekat tempat persembunyian beliau as di luar Kota Yerusalem, mendengar suara orang banyak yang datang mendekat, dengan perasaan cemas beliau as masuk ke dalam rumah, sedangkan ke-11 murid tengah tidur pulas. Kemudian mengingat hamba-Nya sedang berada dalam bahaya, Allah bertindak tepat pada waktunya, Allah memerintahkan Malaikat Jibril as (Gabriel), Mikail as (Michael), Israfil as (Rafael) dan Izrail as (Uriel) untuk mengambil dan mengangkat Nabi Isa as. Malaikat-malaikat suci itu datang melalui pintu rumah yang menghadap ke selatan tempat persembunyian Nabi Isa as dan para murid inti beliau as, kemudian mereka mengambil dan membawa Nabi Isa as keluar dari Bumi ini tanpa diketahui oleh murid-murid beliau as yang tengah tidur pulas, sehingga selamatlah Nabi Isa as dari kejahatan orang-orang kafir, zhalim dan fasik itu dan juga dari bahaya-bahaya yang lain lalu Allah menempatkan Nabi Isa as di Langit ke-3, Ali-‘Imran ayat 55 dan An-Nisaa’ ayat 158 dengan kawalan rombongon besar malaikat-malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah, Al-Baqarah ayat 30, Al-A’raaf ayat 206, Ar-Ra’du ayat 13, Al-Anbiyaa’ ayat 19-20, Ash-Shaaffaat ayat 166, Az-Zumar ayat 75, Al-Mu’min ayat 7, Fushshilat ayat 38 dan Asy-Syuuraa ayat 5. Akhirnya Yudas Iskariot yang ditangkap, dihina dan disiksa oleh orang-orang kafir itu karena dikira Nabi Isa as, lalu Yudas divonis hukuman mati di tiang salib dan mati disalib di Gunung Calvary sebagai azab dari Allah dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat dan ia tidak mempunyai penolong yang membelanya dari azab Allah yang sangat keras itu. Yaitu Allah menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah ditimpakan kepada seorang pun di antara umat manusia karena dosa-dosa kekafirannya, Yudas tidak beriman dan tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya, Ali-’Imran ayat 56 dan Al-Maaidah ayat 115, atas kejahatan Yudas yang telah dilakukannya dengan menjual Nabi Isa as seperti menjual domba kepada Imam Besar Yusuf Kayafas seharga 30 keping emas dan dosa-dosanya yang lain. Orang-orang kafir itu membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Ali-‘Imran ayat 54 dan An-Nisaa’ ayat 157. Dan kebanyakan Bani Israil adalah orang-orang yang fasik, Al-Baqarah ayat 99, Ali-‘Imran ayat 110, Al-Maaidah ayat 59, 71, 81, Al-Hadiid ayat 16 dan Al-Hasyr ayat 5.
Maka Allah azab orang-orang Israel yang kafir itu melalui
tangan-tangan bangsa asing untuk menghukum mereka karena mereka tidak beriman
kepada Allah, ayat-ayat-Nya, nabi-nabi-Nya, durhaka dan membunuh nabi-nabi-Nya
serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa Al-Baqarah ayat 61, 95,
Ali-’Imran ayat 112, An-Nisaa’ 160-161, Al-Maaidah ayat 32, 63, 78-79, An-Nahl
ayat 118 dan Al-Jumu’ah ayat 6-7 dengan Allah datangkan malapetaka yaitu: paceklik,
Bani Israil dibawah kekuasaan penguasa asing penyembah berhala yang zhalim dan
fasik yang sangat menindas mereka, sehingga mereka melakukan pemberontakan yang
menyebabkan Kaisar Romawi Vespasianus memerintahkan tentara-tentara Romawi yang
dipimpin Jenderal Titus Flavius anaknya sendiri untuk menumpas pemberontakan
Bani Israil dengan menyerang dan mengepung Kota Yerusalem selama 5 bulan, dari
bulan Maret sampai Agustus. Hari itu 4 Agustus tahun 70 M, Yerusalem yang
berarti damai benar-benar seperti Neraka. Masih kurang puas dengan itu,
Jenderal Titus menyuruh untuk merobohkan seluruh tembok Kota Yerusalem yang
besar dan tebal itu. Dan mereka memang merobohkan tembok-tembok kota, kecuali tembok
Masjidil Aqsha kedua bagian barat yang diberi nama “Western Wall” yang panjangnya
sekitar 57 meter dan tinggi 18,9 meter yang tidak dirobohkan oleh para legiun
Romawi, tembok asli Masjidil Aqsha (Bait Suci) kedua yang telah direnovasi dan
diperluas oleh Raja Herodes Agung mulai awal tahun 19 M sampai 64 M panjangnya sekitar
485 meter. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk ditinggalkan sebagai tanda
kebesaran (keperkasaan) Romawi yang pernah menghancurkan tembok sebesar dan
setebal itu. Western Wall/Kotel HaMaaravi/*Tembok Al-Buraq/Tembok Ratapan inilah
tempat di mana orang Yahudi meratap dan berdoa untuk pemulihan Kota Yerusalem
dan tiga menara Benteng Herodes yang dibiarkan utuh oleh Jenderal Titus sebagai
”perlambang nasib baiknya”. Jenderal Titus benar-benar ingin memusnahkan hampir
seluruh Yerusalem, maka ia memerintahkan tentara-tentaranya untuk menebang
seluruh pohon dan tanaman yang ada di Yerusalem sampai rata dengan tanah. Dan
tidak boleh ada satu benda pun yang berdiri tegak lebih dari permukaan tanah. Dan
juga Jenderal Turnus Rufus (anak buah Jenderal Titus), memerintahkan tentara-tentara
Romawi untuk ‘membajak’ Yerusalem seperti ladang dengan menghancurkan pondasi bekas
Bait Suci kedua dan Yerusalem, karena itu mereka menggali bangunan-bangunan
yang sudah runtuh sampai ke pondasi-pondasinya dan seluruh puing itu dipakai
untuk mengubur kembali Kota Yerusalem sehingga menjadi sebuah dataran.
*Tembok Al-Buraq
adalah tempat di mana dahulu Rasulullah saw mengikat Buraq ketika peristiwa
Isra’ dan Mi’raj.
Qur’an surat
Al-An’aam ayat 151-154, juz 8 surat ke-6:
151. (Katakanlah) Muhammad kepada orang-orang Bani Israil itu (: “Marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu) yaitu perintah dan
larangan Allah dalam Kitab Taurat Musa kepada Nabi Musa as dan Bani Israil (yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan apa pun dan berbuat baiklah kepada
orangtua) perintah dan larangan Allah tersebut, Allah perintahkan pula kepada Rasulullah
saw dan umat beliau saw dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 36, Al-A’raaf ayat
33, Ar-Ra’du ayat 36, An-Nahl ayat 51, 74, Al-Israa’ ayat 22-24, Asy-Syu’araa’
ayat 68, 213, Al-Qashash ayat 87-88, Al-‘Ankabuut ayat 8, Ar-Ruum ayat 31, Luqman
ayat 13-15, Al-Ahqaaf ayat 15, 21, Adz-Dzariyaat ayat 51 dan Al-Jin ayat 20 (dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, Kami yang akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji) apalagi berzina, jelas haram hukumnya karena
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan (baik yang
tampak di antaranya maupun yang tersembunyi. Dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah membunuhnya melainkan dengan sesuatu alasan yang benar.
Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahaminya”).
152. (Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan
sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berbicara) dalam masalah hukum dan
sebagainya (maka bicaralah sejujurnya) jangan menipu, jangan bersumpah (bersaksi)
palsu, jadilah saksi dengan adil (sekalipun ia adalah kerabat) mu (dan
penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat)
perintah-Nya dan larangan-Nya kepada Bani Israil dalam Taurat yang tersebut
dalam Al-Qur’an surat Al-An’aam ayat 151-152 dan Al-A’raaf ayat 169, Allah
perintahkan pula kepada Rasulullah saw dan umat beliau saw dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 286, 233, Ali-’Imran ayat 76, An-Nisaa’ ayat 2, 5-6, 10, 58,
92-93, 127, 135, Al-Maaidah ayat 8, 32, 42, Al-A’raaf ayat 29, 33, 42, 169,
Huud ayat 84-86, Ar-Ra’du ayat 20, An-Nahl ayat 90-92, 94-95, Al-Israa’ ayat
31-35, 39, Al-Hajj ayat 30-31, Al-Mu’minuun ayat 5-8, 62, Al-Furqaan ayat
68-69, 72-73, Asy-Syu’araa’ ayat 68, 181-183, Al-Ahzab ayat 58, 70, Asy-Syuuraa
ayat 15, An-Najm ayat 32, Ar-Rahmaan ayat 7-9, Ath-Thalaaq ayat 7, Al-Ma’aarij
ayat 29-34 dan Al-Muthaffifiin ayat 1-9.
153. (Dan sungguh) apa yang Allah perintahkan kepada kamu (inilah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Janganlah kamu ikuti jalan-jalan) yang lain
(karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya) agama-Nya
(Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa).
154. (Kemudian Kami telah memberikan Alkitab) Taurat (kepada Musa untuk
menyempurnakan) nikmat Kami (kepada orang-orang yang berbuat kebaikan) agar
mengamalkan perintah-perintah Allah yang ada di dalamnya (dan untuk menjelaskan
segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka) Bani Israil
(beriman akan adanya hari pertemuan dengan Tuhan mereka).
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 14,
juz 4 surat ke-4:
14.
(Dan barangsiapa yang
mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar aturan-aturan-Nya, maka akan
dimasukkan-Nya ke dalam api Neraka, kekal ia di dalamnya dan baginya siksa yang
menghinakan).
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 179, juz
9 surat ke-7:
179. (Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk) isi (Neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata) tetapi (tidak
dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai
telinga) tetapi (tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka
itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai).
Qur’an surat As-Sajdah ayat 22,
juz 21 surat ke-32:
22. (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya
Kami akan memberikan balasan) berupa azab di dunia dan di akhirat (kepada
orang-orang yang berdosa).
Qur’an surat Maryam
ayat 59, juz 16 surat ke-19:
59. (“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti) yang jelek (yang menyia-nyiakan shalat) yaitu keturunan mereka yang tersebut dalam Qur’an surat Maryam ayat 58 yang kafir, termasuk orang-orang kafir Yahudi yang tidak mendirikan shalat (dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka nanti akan menemui ghayyaan”) Ghayyaan adalah nama sebuah lembah yang tempatnya sangat dalam karena terletak di Neraka Jahannam yang paling bawah, mereka akan dimasukkan di dalamnya yang makanannya sangat menjijikan.
Kalimat ‘menyia-nyiakan shalat’ di bagian terakhir ayat di atas
menunjukkan kepada kita, bahwa para nabi itu adalah hamba-hamba Allah yang
sangat taat menegakkan shalat. Karena digambarkan, banyak orang sesudah mereka
yaitu keturunan mereka yang tidak saleh telah menyia-nyiakan shalat dan
bermalas-malasan dalam mengerjakannya. Maka, lantas turun rasul baru sampai
Rasulullah saw untuk memompa kembali semangat ketaatan umat dalam menegakkan
shalat. *Imam Besar dan Imam Kepala, para tokoh agama dan ulama Bani Israil
(orang-orang alimnya) tidak mau mendirikan shalat karena alasan malas dan sebab
yang lain, mereka merasa berat mendirikan shalat sehingga umat mereka yaitu
Bani Israil yang menjadi pengikut-pengikut mereka, meniru perbuatan para tokoh
agama dan ulama mereka yang kafir yang tidak mau mendirikan shalat itu.
*Imam Besar/Imam Agung/pemimpin rabbi dan umat Bani Israil dan para Imam Kepala harus dari keturunan Nabi Harun as, Allah menugaskan Nabi Harus as dan putra-putra beliau as untuk memegang jabatan tersebut seumur hidup mereka secara turun-temurun, Yaitu ketika Nabi Musa as masih di puncak Jabbal Musa (Gunung Sinai), Semenanjung Sinai – Mesir di bagian Benua Asia, Allah memerintahkan Nabi Musa as untuk mengangkat Nabi Harun as dan keturunannya memegang jabatan Imam Besar dan Imam Kepala yang diberi tugas untuk mengurusi urusan hukum dan ritual keagamaan Bani Israil dan juga ditugaskan untuk menjaga dan memelihara Masjidil Aqsha (Bait Suci) di Kota Yerusalem, PL. Kitab Keluaran pasal 28 ayat 1-4, 41-43, pasal 29 ayat 1-44, Kitab Bilangan pasal 3 ayat 3, 10, 32, 38, pasal 4 ayat 5-17, 19, Kitab 1 Tawarikh pasal 6 ayat 49, pasal 23 ayat 13 dan Kitab 2 Tawarikh pasal 26 ayat 18. Tetapi kenyataannya, jabatan Imam Besar yang seharusnya dijabat seumur hidup oleh keturunan Nabi Harun as hanya sampai tahun 175 SM, setelah Imam Besar Onias III bin Simon diberhentikan dari jabatannya oleh Raja Seleukid yang menguasai tanah suci itu lalu mengangkat adiknya Yason bin Simon menjadi Imam Besar, Yason bin Simon merebut jabatan tersebut dari kakaknya dengan menyuap Raja Antiokhus IV Epiphanes (Epifanes) 440 talenta perak. Selanjutnya jabatan Imam Besar dipilih, diangkat dan bila dianggap perlu dipecat oleh penguasa politik yang sedang berkuasa, Akibatnya, para Imam Besar kerap kali melakukan korupsi dan jabatan tersebut sering diambil alih dengan cara-cara kotor. Selain itu, Imam Besar sering cenderung untuk berkompromi dengan penguasa politik asing yang sedang menjajah negerinya dan juga berkompromi dengan budaya Hellenes (Yunani) yang kafir dan akhirnya ia menjadi orang yang berbudaya Hellenes, seperti Imam Besar Yason (Jason) bin Simon, Imam Besar Menelaus (Onias) dan Imam Besar Eliakim (Alkimus nama Yunaninya).
Di dalam Injil tulisan Paulus dan pengikut-pengikutnya, ia melarang
para penyembah dan umat Nabi Isa as untuk shalat yang ditulis dalam Alkitab Perjanjian
Baru, Roma pasal 7 ayat 6:
7:6:Tetapi sekarang kita sudah terlepas daripada hukum
Torat (Taurat), sedang kita sudah mati lepas daripada hukum (Taurat) itu, yang
di dalamnya kita berpegang sehingga kita berbuat ibadat (ibadah) baru yang lebih
rohani, bukannya ibadat lama yang menurut sebagaimana *rukun saja.
Maksudnya *rukun
di sini adalah rukun-rukun shalat yang terdiri dari: takbiratul ihram, rukuk,
iktidal, sujud, duduk tawarruk, duduk iftirasi, salam. Dengan tidak adanya Nabi
Isa as yang di dalam ajarannya adalah menyuruh umat beliau as untuk shalat
menyembah Allah yang sesuai dengan Kitab Taurat Musa. Tetapi Paulus melarang
shalat mengikuti ajarannya Nabi Musa as, Nabi Isa as dan para nabi dari Bani
Israil, yang aturannya ada dalam Kitab suci Taurat Musa dan ditulis oleh Nabi
Musa as sendiri.
Alkitab
Perjanjian Baru, Galatia pasal 2 ayat 16:
2:16: Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang
dibenarkan oleh karena melakukan (menjalankan) hukum Taurat.
Qur’an surat Al-Muddatstsir
ayat 40-43, juz 29 surat ke-74:
40. (Berada di dalam Surga mereka) penghuni Surga (saling tanya-menanya).
41. (Tentang) keadaan (orang-orang yang berdosa) penghuni Surga bertanya
kepada penghuni Neraka:
42. (”Apa yang menyebabkan kalian masuk ke dalam) Neraka (Saqar?”)
43. (Mereka menjawab: ”Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan) mendirikan (shalat”).
Qur’an surat
Al-’Ankabuut ayat 12-13, juz 20 surat ke- 29:
12. (Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: ”Ikutilah
jalan) cara beragama (kami dan nanti kami akan memikul dosa-dosa kalian.” Dan
mereka sendiri sedikit pun tidak sanggup, memikul dosa-dosa mereka.
Sesungguhnya mereka adalah benar-benar pendusta) dalam perkataan mereka itu.
13. (Dan mereka benar-benar akan memikul beban) dosa-dosa (mereka) sendiri karena sesat (dan beban-beban dosa yang lain di samping beban-beban dosa mereka sendiri) karena sesat dan menyesat orang lain (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari Kiamat tentang apa-apa yang selalu mereka ada-adakan) karena mereka selalu berdusta kepada manusia dengan mengatakan: ”Ini dari Allah.” Padahal bukan dari Allah.
Paulus tidak beriman kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as serta
menolak menjalankan syariat Allah yang ada dalam Kitab Taurat dan Injil (lihat
surat Paulus kepada jemaatnya di Roma dan Galatia di atas. Karena Paulus
menyatakan dirinya adalah hukum itu sendiri yang ia katakan di dalam suratnya
kepada jemaat di Korintus – Yunani. Alkitab Perjanjian Baru, Korintus pasal 7
ayat 12:
7:12: Segala sesuatu adalah boleh bagiku, bahkan aku (Paulus)
tidak akan berada di bawah kekuasaan siapa pun (dalam menyampaikan ajaran-ajarannya
kepada manusia). Jelas banyak orang yang tidak bisa menerima hal ini, maka
Paulus menanggapinya dengan mengatakan di dalam suratnya kepada jemaat di Roma
– Italia:
Alkitab Perjanjian Baru, Roma pasal 3 ayat 7:
3:7: Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku (Paulus)
semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya (Justru
karena kebohongan Paulus itulah yang menyebabkan sebagian besar orang-orang
Kristen dan Katolik tidak mengenal Allah dan tidak memuliakan-Nya sebagai Tuhan
yang disembah oleh mereka. Dan kebohongan Paulus yang paling fatal adalah
menuhankan Nabi Isa as dan mengangkat dirinya sebagai “rasul” dan mengaku
mendapatkan wahyu langsung dari Nabi Isa as dan hal ini juga yang menyebabkan
orang-orang kafir itu tersesat dengan menyembah Nabi Isa as dan berhukum kepada
kitab-kitab tulisan Paulus dan para pengikutnya, sehingga mereka tidak
menyembah Allah dan tidak berhukum kepada syariat Allah. Yang sebenarnya,
Paulus itu hanya mengaku-aku sebagai ’murid’ Nabi Isa as padahal ia tidak
pernah bertemu dengan Nabi Isa as, karena setelah cukup lama Nabi Isa as
diangkat-Nya ke Langit, barulah Paulus bergabung dengan para murid, maka)
mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?
Dan surat Paulus
lainnya, Alkitab Perjanjian Baru, 2 Korintus pasal 11 ayat 17:
11:17: Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang
yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai orang bodoh yang
berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.
Alkitab
Perjanjian Baru, 2 Korintus pasal 12 ayat 16:
12:16: Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi
dalam kelicikanku, aku (Paulus) menjerat kamu dengan tipu daya (sehingga banyak
orang yang tersesat mengikuti ajaran Paulus yang mereka kira sebagai ajaran dari
Nabi Isa as).
Telah menjadi tradisi bagi golongan Kristiani, setiap 5 tahun sekali diadakan pertemuan para tokoh agama Kristen (para pendeta) untuk mengubah-ubah isi Alkitab kaum Kristiani, apalagi setelah dikritik atau ditunjukkan ayat-ayatnya oleh umat Islam. Setelah Alkitab kaum Nasrani Trinitas itu diubah-ubah kata-katanya dari tempat-tempatnya oleh para pendeta yang disesuaikan dengan hawa nafsu mereka untuk menyesatkan manusia, maka Alkitab yang telah direvisi tersebut kemudian dicetak ulang. Prinsip yang tidak boleh diubah-ubah adalah dosa waris, Yesus juru selamat, Trinitas, penyaliban di atas kayu salib, kematian dan setelah 3 hari Yesus mati lalu bangkit di antara orang-orang mati.
Paulus dalam menyebarkan ajaran-ajarannya tidak berdasarkan (menyalahi/melanggar)
firman (perintah) Allah dan banyak sekali melakukan kebohongan untuk
menyesatkan manusia. Walaupun berdusta, Paulus merasa bahwa tujuannya
menghalalkan segala cara melalui Injil Yesus Kristus yang ditulis olehnya,
surat-surat tulisannya dan tulisan pengikut-pengikutnya untuk menyesatkan orang
dari jalan yang lurus dengan berdusta itu adalah benar. Paulus dikuasai setan,
karena ia seorang pendusta dan banyak berbuat dosa, Asy-Syu’araa’ ayat 221-222.
Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak
berdosa, Al-Jaatsiyah ayat 7. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,
yaitu orang-orang yang terbenam di dalam kebodohannya lagi lalai akan perkara
akhirat, Adz-Dzariyaat 10-11. Dan setan membuat Paulus menganggap baik
perbuatannya yang buruk, lalu ia menyakini perbuatannya berdusta itu adalah
baik, Faathir ayat 8. Padahal Rasulullah saw memerintahkan umat beliau saw
untuk jujur walaupun itu pahit (Hadits riwayat Ahmad). Allah Maha Benar
melarang berbohong atau berdusta, kebohongan tetaplah merupakan suatu dosa dan
tidak ada kebohongan yang baik dan benar di mata Tuhan. Allah tidak memerlukan
kebohongan untuk mengungkapkan ke Maha Muliaan-Nya, tanpa kebohongan Paulus, Allah
tetap Maha Mulia selama-lamanya, Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Perkasa,
Maha Kaya tidak membutuhkan ibadah makhluk-makhluk-Nya, tetapi
makhluk-makhluk-Nyalah yang membutuhkan beribadah kepada-Nya. Contoh, ibadah
shalat yang bermanfaat untuk jasmani dan rohani di dunia dan di akhirat.
Qur’an surat Ali-‘Imran
ayat 97, juz 4 surat ke 3:
97. (…maka sesungguhnya Allah Maha Kaya) tidak memerlukan sesuatu (dari
semesta alam)Al-‘Ankabuut ayat 6.
Qur’an surat Faathir
ayat 15, juz 22 surat ke-35:
15. (Wahai manusia, kalianlah yang berkehendak kepada Allah) mempunyai permohonan atau permintaan supaya dikabulkan oleh Allah (dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya) tidak membutuhkan segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya, Al-Baqarah ayat 263, Ali-‘Imran ayat 97, Al-An’aam ayat 133, Yunus ayat 68, An-Naml ayat 40 dan Muhammad ayat 38 (lagi Maha Terpuji) atas segala perbuatan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya, Al-Baqarah ayat 267, An-Nisaa’ ayat 131, Ibrahim ayat 8, Al-Hajj ayat 64, Luqman ayat 12, 26, Al-Hadiid ayat 24, Al-Mumtahanah ayat 6 dan At-Taghaabun ayat 6.
Alkitab Perjanjian Lama (PL) sumbernya dari Kitab suci Taurat Musa yang ditulis Nabi Musa as tetapi tidak asli lagi karena telah diubah kata-katanya atau dihapus dari tempat-tempatnya. Ada beberapa ayat dan kisah palsu yang ditulis untuk disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi para tokoh agama dan ulama-ulama Bani Israil yang palsu, zhalim dan munafik, Musa Samiri alias Dajjal Laknatullah dan pengikutnya Paulus. Alkitab Perjanjian Baru (PB) adalah Injil Yesus Kristus yang lebih dari 80% palsu, sebagian besar ditulis oleh Paulus dan sebagian tulisan pengikutnya, yaitu Injil Matius, Lukas dan Markus dan kitab-kitab tulisan para pengikutnya, yaitu Injil Yohanes dan Kisah Para Rasul. Paulus menulis Injilnya yang sumbernya mengambil dari ajaran Unitarianisme Yahudi yang kata-katanya banyak yang diubah dan menambahkan ke dalamnya filsafat dan kepercayaan dari para penyembah berhala Mediterania, Yunani dan Romawi, karena Paulus dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan Hellenisme dan Paganis Politeisme di Tarsus – Turki, maka hal itu mempengaruhi pemikirannya dan ajarannya. Lalu adonan Injilnya tersebut oleh Paulus dicampur dengan sebagian dari ajaran Nabi Isa as, sebagian kecil Injil Barnabas, ajaran Budha, ajaran Hindu sebagai sumber inspirasinya yang telah ia ubah-ubah dengan menambahi, mengurangi, menghilangkan kata-katanya dan dari ajaran yang diklaim Paulus bahwa ia menerima wahyu langsung dari Yesus Kristus yang telah menemui Paulus dengan menampakkan diri kepadanya dalam bentuk bayangan. Paulus mengaku telah mendapat wahyu dari Nabi Isa as yang dipertuhankannya, maka Paulus mengangkat dirinya sendiri sebagai rasulnya Nabi Isa as, tetapi ia mengatakan kepada jemaat-jemaatnya bahwa yang mengangkat dirinya sebagai rasul adalah Allah untuk menjadi utusan Yesus Kristus. Paulus berdusta, karena Allah tidak mengutus nabi-nabi lagi di antara orang-orang Israel sejak Nabi Isa as menjadi nabi terakhir dari bangsa Israel, Al-Maaidah ayat 19. Nabi Isa as bukan Tuhan, jadi tidak pernah bisa memberikan wahyu kepada siapa pun, ‘wahyu palsunya’ Paulus itu sebenarnya adalah filsafat Plato yang didapatkannya sewaktu belajar di Alexandria (Iskandariah) - Mesir selama 3 tahun serta ajaran atau karangan Paulus sendiri. Maka terciptalah ajaran agama sintetis Kristen, yang secara logika kabur (rancu) tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, secara pembuktian kesejarahan palsu, tetapi secara psikologis menarik. Di dalam kuil agama yang megah yang diperjuangkan Paulus secara mati-matian, ia telah membangun pintu-pintu di segala sisinya. Akibatnya, orang-orang kafir pengikut Paulus yang masuk gereja Kristen untuk pertama kalinya, terkesan bahwa mereka menyembah kepada ‘tuhan’ yang telah mereka sembah selama ini, perbedaannya hanyalah pada nama dan patung dewa yang menjadi tuhan mereka sebelumnya diganti dengan nama dan patung Yesus sebagai tuhan mereka yang baru. Karena kesalahan konsepsi dasar yang diperkenalkan oleh Paulus telah berkembang dan mapan di tengah masyarakat yang tidak pernah mengetahui ajaran Nabi Isa as yang sebenarnya, maka tanpa disadari, seseorang mengira bahwa ia telah mengikuti ajaran dari Nabi Isa as, padahal sebenarnya ia mengikuti ajaran agama ciptaan Paulus yaitu menjadi orang Kristen Protestan atau Kristen Katolik Roma. Ayah Paulus itu orang Yahudi dari suku Benyamin dan ibunya orang Romawi, Paulus adalah warga negara Romawi dan ia bisa berbahasa Yahudi, Yunani dan Romawi, sehingga ia bisa mengajarkan agama ciptaannya itu di kalangan orang-orang Yunani maupun Romawi.
Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 75 dan 78-79, juz 1 surat ke-2:
75. (Apakah kamu) Muhammad (masih mengharapkan mereka akan beriman
kepadamu padahal segolongan dari mereka) yaitu para tokoh agama dan alim ulama
Bani Israil (mendengar firman Allah, lalu mengubah) kata-katanya dari
tempat-tempat (nya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui) bahwa
mereka berdusta untuk disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka.
78. (Dan di antara mereka) orang-orang awam Bani Israil (ada yang buta
huruf, tidak mengetahui Alkitab) Taurat dan kitab-kitab para nabi mereka yang
sebenarnya (kecuali kebohongan belaka) dari para pemuka agama dan alim ulama
Bani Israil yang fasik yang ceramahnya telah didengar oleh umat mereka lalu umat
mereka terima dan percayai begitu saja (dan mereka hanya menduga-duga) yaitu
dugaan yang tidak berdasarkan ilmu.
79. (Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab)
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: “Ini dari Allah”) dengan maksud
(untuk memperoleh keuntungan) dunia (yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan
mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang
mereka kerjakan).
Qur’an surat
Ali-‘Imran ayat 78, juz 3 surat ke-3:
78. (Sesungguhnya di antara mereka) orang-orang Israel (ada segolongan) ayat
ini turun mengenai Huyay bin Akhthab (pemimpin Bani Nadhir dan ayah dari Shafiyah
binti Huyay istri Rasulullah saw) dan Ka’ab bin Asyraf dan lain-lain dari
golongan Bani Israil (yang memutar-mutar lidah mereka membaca Alkitab) Taurat
yang menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah kepada mereka lalu mereka
ubah kata-katanya dari tempat-tempatnya (supaya kamu menyangkanya) yang dibacanya
itu (sebagian dari Alkitab, padahal ia itu bukan) bagian (dari Alkitab dan
mereka) bersumpah bahwa itu dari sisi Allah dengan (mengatakan: “Hal itu) yang
dibacanya datang (dari sisi Allah.” Padahal hal itu bukan dari sisi Allah dan
mereka berkata dusta terhadap Allah sedangkan mereka mengetahui) bahwa mereka
memang berdusta dan umat Islam tidak mengetahui jika ditipu orang-orang Israel itu,
karena Kitab Taurat ditulis dengan huruf Ibrani dan berbahasa Ibrani, Rasulullah
saw dan umat Islam baru mengetahuinya setelah Allah memberi tahu mereka lewat
wahyu.
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 46, juz 5 surat ke-4:
46. (Di antara orang-orang Yahudi) yaitu para tokoh agama dan para alim ulama
Bani Israil yang tidak takut kepada Allah (mereka mengubah perkataan-perkataan)
di dalam Kitab Taurat, Zabur dan nubuat-nubuat dari nabi-nabi mereka (dari
tempat-tempatnya) semula untuk disesuaikan dengan hawa nafsu dan
tradisi-tradisi mereka, Injil Barnabas bab 189 (dan kata mereka) kepada
Rasulullah saw jika beliau saw memerintahkan mereka mengerjakan sesuatu (“Kami mendengar”)
ucapanmu (“dan kami langgar”) tidak mau menuruti perintahmu (“Dan dengarlah”,
padahal tidak ada yang akan didengar) oleh mereka karena dalam hati mereka
mengatakan: “Semoga aku tidak mendengarnya.” (Dan) mereka mengatakan pula kepada
Rasulullah saw: (“Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidah mereka) orang-orang
Yahudi memakai kata “raa’ina” meniru ucapan para sahabat yang artinya: “Sudilah
kiranya engkau memperhatikan kami.” Pada saat para sahabat mengucapkan kata ini
kepada Rasulullah saw, lalu orang-orang Israel menirukannya tetapi pengucapannya
dengan digumam seakan-akan menyebut “raa’ina” padahal yang mereka katakan
adalah “ru’uunah” yang berarti kebodohan yang sangat, dalam bahasa mereka kata
itu adalah makian sebagai ejekan kepada Rasulullah saw. Itulah sebabnya Allah
memerintahkan supaya sahabat-sahabat menukar perkataan raa’ina dengan “unzhurnaa”
yang juga sama artinya dengan raa’ina (dan) mereka juga (mencela) menjelekkan
(agama) Islam, agama bapak moyang mereka, yaitu agamanya Nabi Ibrahim as, Nabi
Ishaq as, Nabi Ya’qub as dan putra-putra mereka, Al-Baqarah ayat 132-133 (Sekiranya
mereka mengatakan: “Kami mendengar dan menurut dan dengarlah dan perhatikanlah
kami”) yaitu “unzhurnaa” sebagai ganti dari kata “raa’ina” (tentulah itu lebih
baik bagi mereka dan lebih tepat. Akan tetapi Allah melaknat) mengutuk (mereka)
sehingga orang-orang Yahudi yang kafir dan fasik itu tidak mendapat rahmat dari
Allah (karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat
tipis).
Qur’an surat Al-Maaidah
ayat 13 dan 41, juz 6 surat ke-5:
13. (Maka disebabkan mereka melanggar janji itu, Kami kutuk mereka, dan
Kami jadikan hati mereka keras) yaitu dikunci mati sehingga hati mereka tidak
bisa dimasuki oleh cahaya iman (mereka ubah perkataan-perkataan) Allah dengan
menambahi, mengurangi dan menghilangkan (dari tempat-tempatnya, dan mereka
melupakan sebagian dari peringatan-peringatan yang telah disampaikan kepada
mereka…).
41. Para tokoh agama dan para alim ulama Bani Israil (….Mereka mengubah-ubah
kata-kata) dalam kitab-kitab mereka (dari tempat-tempatnya). Awal kisah,
terjadi peristiwa perzinaan dari warga mereka yang telah berumah tangga, karena
mereka berat menghukum rajam kedua pelaku zina tersebut, lalu mereka mengirim
warganya menghadap Rasulullah saw untuk menanyakan kepada beliau saw tentang
hukuman bagi mereka yang telah melakukan perzinaan (Kata mereka) kepada
orang-orang Yahudi Quraizhah yang diutus menghadap Rasulullah saw (: “Jika yang
diberikan kepadamu itu ialah ini) yang telah di ubah-ubah oleh mereka, dari
kata hukum ‘rajam’ diganti dengan kata hukum ‘pukulan’ dan masih banyak lagi
kata-kata yang telah diganti, dihilangkan dan ditambahi dalam Kitab Taurat dan
kitab-kitab yang lain yang Allah turunkan kepada Bani Israil (maka terimalah,
tetapi jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah”) untuk menerimanya
(Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka kamu sekali-kali tidak
akan dapat menguasai) menolak (sesuatu pun yang datang dari Allah. Mereka itu
adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati
mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab
yang besar).
Nabi Mikha as
bersabda tentang bangsa Israel yang suka mengubah-ubah ayat-ayat pada kitab-kitab
nabi-nabi mereka di dalam Alkitab Perjanjian Lama, Kitab Mikha pasal 3 ayat 9:
3:9: ”Maka sebab itu dengarlah olehmu ini, hai segala
penghulu bangsa Yakub dan segala kepala bangsa Israel yang jemu akan barang
yang betul dan yang memutarbalikkan segala yang benar.”
Dari Abu
Hurairah ra, ia berkata: ”Ahli Kitab (Bani Israil) membaca Taurat (Yahudi)
dengan bahasa Ibrani dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk
Islam, maka Rasulullah saw bersabda:
”Jangan kalian membenarkan Ahli Kitab (sepenuhnya) dan jangan pula mendustakan mereka (sepenuhnya), katakan saja: ”Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepadamu.” Hadits riwayat Bukhari.
Bab 124. Guru
Spiritual Yang Asli Dan Guru Spiritual Yang Palsu. Nabi Isa as bersabda:
”Segala sesuatu yang bersesuaian dengan Kitab Musa (Taurat), yang telah engkau terima adalah benar, dengan menyadari bahwa Tuhan itu Esa, kebenaran itu satu. Atas dasar ini, yang hendaknya diikuti adalah bahwa ajaran (agama) itu satu (yaitu Islam) dan makna ajaran itu satu dan oleh karena itulah keimanan itu satu. Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu bahwa jika kebenaran belum dihapus dari Kitab Musa, (jika Kitab Taurat itu masih asli belum tercemar atau belum diubah kata-katanya dari tempat-tempatnya dan belum ditambahi ayat-ayat dan kisah-kisah dusta (palsu) yang ditulis tanpa petunjuk atau wahyu dari Allah yang isinya memfitnah Allah, Nabi Nuh as, Nabi Luth as dan putri-putri beliau as, nabi-nabi Allah dari Bani Israil, istri-istri mereka dan putra-putri mereka yang ditulis oleh orang-orang Israel yang tidak takut kepada Allah) maka Tuhan (Allah) tidak akan memberi Daud leluhur kita, kitab-Nya yang kedua (yaitu Zabur). Dan jika Kitab Daud (Zabur) ini belum tercemar, Tuhan tidak akan memberikan Kitab Injil kepadaku, mengingat bahwa Tuhan itu tidak berubah dan hanya memfirmankan satu pesan (yaitu kalimat tauhid, Al-Baqarah ayat 131-133, 135-136, 256, Ali-’Imran ayat 51, 67-68, 95, An-Nisaa’ ayat 125, Al-An’aam ayat 48, 161-164, Yuusuf ayat 38, An-Nahl ayat 36, 123, Al-Anbiyaa’ ayat 25, 92, Al-Mu’minuun ayat 52, Asy-Syuuraa ayat 13, Az-Zukhruf ayat 28, 45 dan Al-Bayyinah ayat 5) kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, ketika utusan Tuhan (Rasulullah saw) akan datang (dengan membawa Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada beliau saw), ia akan datang untuk membersihkan semua noda-noda syirik (yang ditulis oleh Paulus dan para pengikutnya dalam Injil Yesus Kristus (yaitu Injil Markus, Injil Lukas, Injil Matius, Injil Yohanes dan surat-surat Paulus dan surat-surat Katolik) yang menyebutkan bahwa Nabi Isa as sebagai ’tuhan’ selain Allah atau ’Allah’ itu sendiri) yang telah mencemari Kitab (Injil) ku (dengan turunnya Al-Qur’an).” Injil Barnabas halaman 225-226.
Bab 68. Sabda
Nabi Isa as kepada Bani Israil yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah:
”(Allah) Tuhan kita yang mendapati Israel di dalam kehidupan dunia ini penuh dengan penderitaan dan oleh karena itu menyerahkan ia (Bani Israil) kepada hamba-hamba-Nya, Yusuf, Musa dan Harun yang merawat dan mengasuhnya (Allah mengutus rasul-rasul-Nya yaitu, Nabi Ya’qub as, Nabi Yusuf as, Nabi Musa as dan Nabi Harun as untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus ke jalan agama Allah). Dan Tuhan kita (Allah) terbersit rasa cinta kepadanya (karena kasih dan sayang-Nya kepada Bani Israil yang teraniaya), Dia menjatuhkan (mengazabkan bangsa Qibthi di) Mesir, menenggelamkan Fir’aun (Merneptah dan bala tentaranya ke dalam Laut Merah) dan mempermalukan 120 Raja Kana’an dan Madyan (dengan mengalahkan mereka). Dia menganugerahkan kepadanya (Bani Israil) hukum-hukum-Nya (kitab-kitab-Nya), membuat ia (Bani Israil) sebagai pewaris dari semua wilayah di mana bangsa kita bertempat tinggal (dengan berhasil merebut wilayah kerajaan bangsa-bangsa yang mendiami Tanah Palestina dan Madyan yang kemudian menjadi wilayah kerajaan Bani Israil). Tetapi apa balas jasa Israel? Betapa banyak nabi (utusan-utusan Allah) yang ia bunuh, betapa banyak risalah (dan) nubuat yang ia nodai (yang dilakukan oleh para tokoh agama dan alim ulama Bani Israil, mereka mengubah-ubah kata-kata dari tempat-tempatnya yang disesuaikan dengan hawa nafsu dan tradisi-tradisi mereka dengan menambahi dan mengurangi kata-katanya dan membuat-buat dusta dengan mengatakan ayat-ayat tersebut datang dari sisi Allah padahal bukan dari sisi Allah), bagaimana ia (Bani Israil) melanggar hukum Tuhan (mereka durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa), karena sebab itu, betapa banyak yang menjauh dari Tuhan dan menjadi hamba patung-patung (maksudnya patung hidup alias manusia, karena kebanyakan Bani Israil adalah orang-orang awam yang sederhana dan buta huruf, Al-Baqarah ayat 78, mereka menganggap para tokoh agama dan ulama mereka itu sebagai manusia-manusia suci, maka umat mereka menaati kata-kata mereka dan mengikuti apa saja yang dilihat dari perbuatan para tokoh agama dan alim ulama mereka yang kafir, palsu, fasik, munafik, zhalim, sesat dan menyesatkan itu), melalui sikapmu yang melanggar hukum Tuhan, hai para ulama! Dan bagaimana kalian tidak memuliakan Tuhan melalui pola dan gaya hidupmu (yang hedonis dan rakus akan harta dunia)! Dan sekarang kalian bertanya kepadaku: ”Apa yang akan Allah berikan kepada kita di Surga?” Kalian seharusnya bertanya kepadaku: ”Hukuman apa yang akan Allah berikan kepadaku di dalam Neraka?” (Para tokoh agama dan ulama Bani Israil itu tidak bertakwa kepada Allah, mereka tidak mendirikan shalat, tidak menunaikan zakat, tidak menjalankan perintah-perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-larangan-Nya) Dan kemudian apa yang seharusnya kalian lakukan supaya dapat bertobat dengan tulus supaya Allah berkenan mengampunimu, karena hanya ini yang dapat aku jelaskan kepadamu dan untuk tujuan inilah aku (Nabi Isa as) diutus kepadamu.” (Semua orang Israel yang kafir itu tidak taat, durhaka dan menyombongkan diri tidak mau mengikuti ajaran rasul-rasul-Nya yang diutus kepada mereka dan telah memberi peringatan kepada mereka, At-Taubah ayat 31). Injil Barnabas halaman 123.
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 49-52, juz 5 surat ke-4:
49. (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang) yaitu kaum Ahli Kitab/Bani
Israil/bangsa Israel yang kafir dan fasik (yang menganggap diri mereka suci) atau
kudus karena mereka berpedoman pada PL. Kitab Ulangan pasal 14 ayat 2 dan 21
(Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang dikehendaki-Nya) dari bangsa apa pun dengan
memberinya petunjuk keimanan dan ketakwaan (dan sedangkan mereka tidak
dizhalimi) dirugikan (sedikit pun) Bani Israil menganggap bahwa hanya mereka saja
bangsa pilihan Allah.
50. (Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan kedustaan terhadap
Allah dan cukuplah itu menjadi dosa yang nyata) bagi mereka. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan Huyay bin Akhthab, Ka’ab bin Al-Asyraf (keduanya adalah
orang yang berilmu dari kalangan Bani Israil) dan teman-teman mereka, mereka adalah
orang-orang dari Bani Nadhir dan Bani Wail. Ketika mereka tiba di Mekkah dan
menyaksikan kaum musyrikin yang terbunuh dalam Perang Badar, maka kaum Ahli
Kitab itu memanas-manasi kaum musyrikin Mekkah untuk membalas dendam atas
kekalahan mereka dalam Perang Badar dengan memerangi Rasulullah saw dan kaum
muslimin lagi, maka terjadilah Perang Uhud.
51. (Tidakkah engkau perhatikan) Muhammad (orang-orang yang diberi
bagian dari Alkitab?) Taurat dan kitab-kitab nabi-nabi Bani Israil, yaitu Huyay
bin Akhthab, Ka’ab bin Al-Asyraf dan orang-orang Israel yang datang ke Mekkah
itu (mereka percaya kepada *Al-Jibt dan Thaghut) karena kedengkian dan
kebencian kaum Ahli Kitab itu pada Rasulullah saw dan kaum muslimin, Al-Baqarah
ayat 90, 105, 109, 213, Ali-‘Imran ayat 19, 118-119, An-Nisaa’ ayat 54,
Asy-Syuuraa ayat 14 dan Al-Jaatsiyah ayat 17 (dan mengatakan kepada orang-orang
kafir) yaitu Abu Sufyan dan sahabat-sahabatnya, ketika mereka bertanya kepada
kaum Ahli Kitab itu, siapakah yang lebih benar jalannya, apakah mereka sebagai
penguasa Mekkah, pelayan makan dan minum jamaah haji dan membantu orang yang
berada dalam kesukaran, ataukah Muhammad, yaitu orang yang telah menyalahi
(tidak memeluk, menentang dan meninggalkan) agama nenek moyangnya, memutuskan
silaturahmi dan meninggalkan tanah suci? (bahwa mereka) kaum musyrikin Mekkah
yang masih memeluk agama nenek moyang mereka dengan tetap menjadi penyembah
Thaghut (itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman)*Al-Jibt dan
Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah.
52. (Mereka) yaitu kaum Ahli Kitab yang tersebut di atas (itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah. Dan barangsiapa yang dilaknat) oleh (Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya).
Qur’an surat Al-An’aam ayat 21, 93, juz 7 dan 144, juz 8 surat ke-6:
21. (Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat
suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya
orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan).
93. (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat
kedustaan) mengada-adakan dusta (terhadap Allah) dan berkata: ”Ini dari Allah.”
Padahal bukan dari Allah (atau yang berkata: ”Telah diwahyukan kepadaku.”
Padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan) juga (orang yang
berkata: ”Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang zhalim) kafir dan
fasik (berada dalam tekanan sakratul maut, sedangkan para malaikat) menyiksa
mereka (memukul dengan tangannya) dan berkata dengan kasar kepada mereka (:
”Keluarkanlah nyawamu, di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat
menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak
benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”) tidak mau
mengimaninya.
144. (….Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang
membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa) ilmu (pengetahuan?
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim”).
Qur’an surat
Al-A’raaf ayat 37, juz 8 surat ke-7:
37. (Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan
memperoleh bagian mereka) yang telah ditentukan untuknya (dalam Alkitab) Lauhul
Mahfudz berupa rezeki, ajal dan lain-lain (hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan
Kami) para malaikat (untuk mengambil nyawa mereka seraya mengatakan) kepada
mereka dengan nada mengejek (: ”Di mana berhala-berhala yang biasa kamu sembah
selain Allah?” Mereka menjawab: ”Berhala-berhala itu) semuanya (telah lenyap
dari kami.” Dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah
orang-orang yang kafir).
Qur’an surat
Yunus ayat 17 dan 70, juz 11 surat ke-10:
17.
(Maka siapakah yang lebih
zhalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau
mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya, tidaklah beruntung orang-orang yang
berbuat dosa) Yunus 69.
70. Bagi orang-orang kafir (kesenangan) sementara (di dunia, kemudian
kepada Kami-lah mereka kembali) dengan mematikan mereka (kemudian Kami rasakan
kepada mereka siksa yang berat) yaitu di alam kubur sesudah mereka mati
(disebabkan kekafiran mereka).
Qur’an surat
Huud ayat 18-21, juz 12 surat ke-11:
18. (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat
dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka dan para
saksi) yaitu malaikat, nabi-nabi dan anggota badannya sendiri (akan berkata:
”Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah,
kutukan Allah ditimpakan atas orang-orang yang zhalim) Al-Kahfi ayat 15.
19. (Yaitu orang-orang yang menghalangi) manusia (dari jalan Allah dan
menghendaki supaya jalan itu bengkok. Dan mereka adalah orang-orang yang tidak percaya
terhadap hari kemudian) Kiamat.
20. (Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi) Allah untuk mengazab
mereka (di Bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain
Allah. Azab itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat
mendengar) kebenaran (dan mereka selalu tidak dapat melihat) kebenaran itu.
21. (Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan
lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan).
Qur’an surat
An-Nahl ayat 105 dan 116, juz 14 surat ke-16:
105. (Sesungguhnya yang mengada-adakan kedustaan, hanyalah orang-orang
yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang
pendusta).
116.
(Dan janganlah kalian
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta: ”Ini
halal dan ini haram.” Untuk mengada-adakan) membuat-buat (kedustaan terhadap
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah
tidaklah beruntung).
Qur’an surat
Al-’Ankabuut ayat 13, juz 20 dan 68, juz 21 surat ke-29:
13. (Dan mereka benar-benar akan memikul dosa mereka dan dosa-dosa yang
lain bersama dosa-dosa mereka sendiri) karena sesat dan menyesatkan kebanyakan
manusia (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari Kiamat tentang apa-apa)
yaitu kedustaan mereka terhadap Allah (yang selalu mereka ada-adakan).
68. (Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang
mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak) mendustakan
Rasulullah saw dan Kitab suci Al-Qur’an (tatkala yang hak itu datang kepadanya?
Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat) tinggal (bagi orang-orang yang
kafir?).
Qur’an surat
Az-Zumar ayat 32 dan 60, juz 24 surat ke-39:
32.
(Maka siapakah yang lebih
zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan
kebenaran ketika datang kepadanya. Bukankah di Neraka Jahannam tersedia tempat
tinggal bagi orang-orang yang kafir?) tentu saja tersedia.
60. (Dan pada hari Kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat)
mengada-adakan (dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam
Neraka Jahannam itu ada tempat tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan
diri?) yaitu orang-orang yang tidak mau beriman, mendustakan dan mengingkari
ayat-ayat-Nya.
Qur’an surat Ash-Shaff
ayat 7, juz 28 surat ke-61:
7.
(Dan siapakah yang lebih zhalim
daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah padahal ia diajak
kepada agama Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim).
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang berdusta dengan mengatasnamakan diriku, maka hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di Neraka.” Hadits riwayat Bukhari.
Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 147, juz 2 surat ke-2:
147.
(Kebenaran itu) adalah (dari
Tuhanmu) Allah Swt (maka janganlah kamu berada
dalam keragu-raguan).
Qur’an surat
Al-Maaidah ayat 48, juz 6 surat ke-5:
48. (Dan Kami telah menurunkan kepadamu) Muhammad (Kitab) Al-Qur’an (dengan
membawa kebenaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan) Al-Qur’an (menjadi muhaimin) penjaga
amanat yang dapat dipercaya dan pemberi keputusan, maka Al-Qur’an dijadikan pedoman/patokan/ukuran/acuan/rujukan
(terhadap) kitab-kitab yang turun sebelum (nya) Al-Qur’an yang menentukan benar
atau tidaknya pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab Perjanjian
Lama dan Alkitab Perjanjian Baru, kemudian meralat, memberi keterangan dan
menjelaskan yang salah dan sesat yang terdapat di dalam kitab-kitab yang turun
kepada Bani Israil tersebut, supaya manusia terutama umat Islam mengetahui
ayat-ayat Allah yang sebenarnya, karena banyak sekali pasal dan ayat yang
kata-katanya telah diubah-ubah dengan dikurangi, ditambah dan dihapus dari
tempat-tempatnya dan juga banyak sekali pasal dan ayat yang menceritakan
kisah-kisah dusta, salah dan sesat yang ditulis oleh para tokoh agama dan para
alim ulama Bani Israil serta para pengikutnya yang tidak takut kepada Allah, mereka
mengarang/berbuat/membuat-buat/mengada-adakan dusta terhadap Allah dengan
mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut datang dari sisi Allah, padahal bukan dari
sisi Allah dan mereka berkata dusta terhadap Allah (maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti
keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat di antara kamu) manusia sejak umatnya Nabi Adam as sampai
umatnya Rasulullah saw (Kami berikan aturan dan jalan) yang terang (jelas) yang
ditulis dalam kitab-kitab yang dibawa oleh nabi-nabi mereka (Jika Allah
menghendaki, tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) saja (tetapi) dijadikan
kamu beberapa umat (untuk mengujimu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semua,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang kamu perselisihkan itu) terutama
tentang perkara agama.
Qur’an surat
An-Nahl ayat 64, juz 14 surat ke-16:
64. (Dan Kami tidak menurunkan kepadamu) Muhammad (Alkitab) Al-Qur’an
(ini, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka) orang-orang Islam,
Yahudi dan Nasrani (apa yang mereka perselisihkan itu) yaitu tentang perkara
agama, ilmu pengetahuan dan keterangan-keterangan yang benar, terutama tentang
perkara agama (dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman).
Qur’an surat An-Naml
ayat 76 dan 79, juz 20 surat ke-27:
76. (Sesungguhnya Al-Qur’an ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebagian
besar dari perkara-perkara yang mereka perselisihkan) yaitu menjelaskan
kejadian-kejadian yang sebenarnya dengan meralat kisah dan keterangan yang
salah dan sesat yang ada di dalam pasal-pasal serta ayat-ayat Alkitab
Perjanjian Lama yang dibuat (dikarang) oleh para tokoh agama dan para alim
ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah. Maka dengan menjadikan Al-Qur’an
sebagai patokan (acuan), hilanglah semua perselisihan yang ada pada Bani
Israil, jika orang-orang Israel itu mau beriman kepada Al-Qur’an, utusan-Nya
Rasulullah saw dan masuk Islam.
79. (Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu) umat Islam
(berada di atas kebenaran) agama (yang nyata) maka akibatnya kamulah yang akan
mendapat kemenangan atas orang-orang kafir.
Qur’an surat An-Najm
ayat 2-4, juz 27 surat ke-53:
2.
(Temanmu) Muhammad (tidak
sesat dan tidak pula keliru).
3. (Dan tidaklah apa yang diucapkannya) kepada kalian (itu menurut kemauan
hawa nafsunya).
4. (Tidak lain ucapannya itu adalah) ayat-ayat Al-Qur’an yaitu kitab
(wahyu yang diwahyukan) kepadanya.
Qur’an surat
Al-Haaqqah ayat 40-43 dan 51, juz 29 surat ke-69:
40.
(Sesungguhnya dia) Al-Qur’an
itu (benar-benar firman) Allah yang dibawa turun (utusan yang mulia) yaitu
Malaikat Jibril as yang dimuliakan oleh Allah, At-Takwiir ayat 19.
41.
(Dan dia) Al-Qur’an itu
(bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kalian beriman kepadanya).
42. (Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kalian
mengambil pelajaran darinya).
43. Al-Qur’an itu (adalah) kitab (wahyu yang diturunkan dari Tuhan
semesta alam).
51. (Dan sesungguhnya dia) Al-Qur’an (itu benar-benar perkara kebenaran yang diyakini) keyakinan yang benar.
Qur’an surat Ali-’Imran
ayat 79-80, juz 3 surat ke-3:
Ketika
orang-orang Nasrani Trinitas Najran mengatakan bahwa Nabi Isa as menyuruh
mereka untuk menjadikannya tuhan (Paulus yang menuhankan Nabi Isa as dan
menyuruh mereka menyembah beliau as) dan ketika sebagian kaum muslimin meminta supaya
dibolehkan bersujud kepada Nabi Muhammad saw, maka turunlah ayat berikut ini:
79. (Tidak pantas) dan tidak layak (bagi seseorang manusia) nabi (yang
Allah berikan kepadanya Alkitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia: ”Hendaklah kamu menjadi hamba-hambaku) penyembah-penyembahku (dan bukan
hamba-hamba Allah!” Tetapi) seharusnya dia berkata (: ”Hendaklah kamu menjadi
rabbani”) yaitu hamba yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan segala sesuatu selain Allah dan menjadi ulama-ulama
yang beramal saleh dengan mendalami ilmu agama dan pengetahuan lalu
mengamalkannya (karena kamu mengajarkan Alkitab) kepada orang lain (dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya).
80.
(Dan tidak) mungkin (dia) nabi
utusan-Nya (menyuruhmu menjadikan malaikat dan nabi-nabi itu sebagai Tuhan. Patutkah
dia menyuruhmu berbuat kekafiran setelah tadinya kamu menganut Islam?”) kecuali
nabi palsu Paulus yang menyuruh manusia beriman dan menyembah Nabi Isa as yang
diutus Allah kepada Bani Israil.
Qur’an surat
An-Nisaa’ ayat 171-172, juz 6 surat ke-4:
171. (Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu) janganlah
kamu mengatakan Isa putra Maryam itu Allah atau putra-Nya (dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali) perkataan (yang benar) bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah (Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah
dan) yang diciptakan dengan (kalimat yang diucapkan-Nya kepada Maryam) yaitu
”Kun.” Fayakun (dan) dengan tiupan (ruh dari-Nya) Allah memerintahkan Malaikat
Jibril as meniup bajunya Maryam, Maryam ayat 17-36 (Maka berimanlah kamu kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan) bahwa Tuhan itu (tiga)
yaitu Tuhan Bapa (Allah), Putra (Yesus) dan Roh Kudus menurut kepercayaan orang-orang
Kristen (hentikanlah) ucapan itu, hal itu (lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak. Milik-Nya apa
yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi. Dan cukuplah Allah sebagai wakil) sebagai
saksi atas segala sesuatu.
172. Hai orang-orang Nasrani Trinitas! (Al-Masih) yang kalian katakan
adalah tuhan selain Allah itu, sama sekali (tidak merasa malu) tidak enggan (menjadi
hamba Allah dan begitu pula malaikat-malaikat yang terdekat) dengan Allah,
mereka tidak malu (tidak enggan) menjadi hamba-hamba-Nya, yaitu malaikat-malaikat
yang berada di sekitar Al-’Arsyi seperti Jibril as, Mikail as, Israfil as,
Izrail as dan malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka (Barangsiapa yang
enggan untuk menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka kelak Allah akan
mengumpulkan mereka semua kepada-Nya) di akhirat, lalu orang-orang kafir itu
dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam kekal mereka di dalamnya untuk
selama-lamanya.
Qur’an surat Al-Maaidah
ayat 116-118, juz 7 surat ke-5:
116.
(Dan) ingatlah (ketika Allah
berfirman) kepada Nabi Isa as di akhirat kelak sebagai penghinakan kepada
penyembah-penyembah Nabi Isa as (: ”Wahai Isa putra Maryam, pernahkah engkau
mengatakan kepada manusia: ”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain
Allah?” Dia) Nabi Isa as (menjawab: ”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku mengatakannya, jika aku pernah mengatakannya,
maka tentulah Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa) yang aku sembunyikan
(pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”).
117.
(Aku tidak pernah mengatakan
kepada mereka kecuali apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku untuk
mengatakan) menyeru kepada Bani Israil yaitu: (”Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu” dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di
antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi
mereka. Dan sesungguhnya Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu).
118. (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Bab 93-95.
Pengakuan Nabi Isa as
Pengakuan Nabi
Isa as di hadapan Raja Herodes Antipas (Antipatros), Gubernur Pontius Pilatus, tentara-tentara
Kerajaan Romawi, Imam Besar Yusuf Kayafas dan Bani Israil yang sebagian besar mengatakan
dan menyembah beliau as sebagai ’tuhan’, sebagian mengatakan sebagai anak Allah
dan sebagian lagi mengatakan sebagai nabi-Nya:
”Sebenarnya kalian semua telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, wahai Bani Israil, dengan memanggilku yang manusia biasa ini sebagai ’tuhanmu’. Dan aku khawatir bahwa Allah akan menimpakan musibah besar kepada kota suci (Yerusalem) atas tindakan ini dan menjerumuskannya dalam penghambaan terhadap orang-orang asing (ditaklukkan dan diperbudak bangsa asing seperti zaman dahulu yang telah menimpa Bani Israil yang kafir dan fasik). Seribu kali terkutuk atas setan yang telah menggerakkan kalian semua atas hal ini. Bertobatlah karena semua yang telah diucapkan oleh Imam (Besar Yusuf Kayafas) telah tertulis dalam Kitab Musa kepercayaan Allah selamanya, kalian semua hendaknya menyadari dosa-dosa kalian, karena aku seorang manusia yang dapat dilihat oleh indera mata dan segumpal tanah yang berjalan di muka Bumi ini, yang bersifat fana sebagaimana manusia-manusia lain. Dan aku (Nabi Isa as) mempunyai awal dan akan mempunyai akhir, demikian pula aku tidak dapat menciptakan bahkan seekor lalat pun.” Injil Barnabas halaman167-173
Kesimpulan
Shalat Lima Waktu:
Shalat dari wudlu, takbiratur ihram sampai salam berkhasiat
menyehatkan jasmani dan rohani. Tidak sah shalat jika tidak membaca Al-Faatihah,
karena hati kita tidak sambung dengan Allah, padahal arti shalat adalah menyembah-Nya
dengan menyambungkan hati kita kepada-Nya supaya kita bisa berkumunikasi dengan
Allah. Rasulullah saw dan umat beliau saw diperintahkan oleh Allah untuk
mengikuti agama Nabi Ibrahim as yang hanif (lurus). Jika Rasulullah saw hanya
menyembah kepada Allah, berarti beliau saw telah mengikuti agamanya Nabi
Ibrahim as sesuai dengan perintah Allah dan para nabi itu selalu taat kepada
Tuhan yang telah mengutusnya. Dan jika Rasulullah saw di setiap shalatnya membaca
Al-Faatihah karena hukumnya wajib dan beliau saw mengikuti agamanya Nabi
Ibrahim as, berarti Nabi Ibrahim as juga membaca Al-Faatihah di setiap
shalatnya, berarti surat Al-Faatihah tidak hanya diturunkan oleh Allah kepada
Rasulullah saw saja, tetapi juga kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Jadi
rukun-rukun shalat Rasulullah saw sama dengan rukun-rukun shalat para nabi
sebelumnya. Seperti ucapan Paulus, yaitu nabi palsunya orang-orang Nasrani
Trinitas Kristen Protestan dan Kristen Katolik Roma yang tidak mau mengikuti ibadah
shalat yang rukun-rukunnya ditulis dalam Kitab Taurat Musa yang Allah turunkan
dan dibawa oleh Nabi Musa as sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia. Di dalam
Alkitab Perjanjian Lama terdapat ayat-ayat tentang wudhu dan rukun-rukun shalat
walaupun isinya tidak 100% benar, karena kata-kata dalam ayat-ayatnya sudah banyak
yang diubah-ubah dengan cara dihapus, disisipi, dikurangi dan ditambahi dari
tempat-tempatnya, tetapi masih ada sebagian kata-kata dalam ayat-ayatnya yang
benar tidak diubah-ubah dan tidak disembunyikan, yaitu:
Kisah-kisah
nabi-nabi dan kaum muslimin Bani Israil yang wudhu dan shalat dan ayat tentang berdoa
dengan menadahkan tangan dalam Alkitab Perjanjian Lama:
2.
Kitab Keluaran pasal 29
ayat 4, pasal 30 ayat 18-21, pasal 40 ayat 12, 31-32 (ayat-ayat tentang wudhu).
3.
Kitab Ulangan pasal 9 ayat 25,
Kitab Mazmur (Zabur) pasal 26 ayat 12, pasal 28 ayat 2, pasal 35 ayat 18, pasal
63 ayat 4, pasal 95 ayat 9, Kitab Yeremia pasal 26 ayat 2 (ayat-ayat tentang
shalat).
4. Kitab Mazmur pasal 44 ayat 20, Kitab Ezra pasal 9 ayat 5 (ayat tentang berdoa dengan menadahkan tangan) dan Kitab 1 Raja-raja pasal 8 ayat 22, 38, 54 Nabi Sulaiman as berdoa dengan menadahkan tangan .
Qur’an surat An-Nisaa’
ayat 170, juz 6 surat ke-4:
170.
(Wahai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu Rasul) Muhammad saw dengan (membawa kebenaran dari Tuhanmu) yaitu
Kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dan jin
(maka berimanlah kamu) kepada kitab-Nya dan rasul-Nya (itulah yang lebih baik
bagimu. Dan jika kamu kafir) Allah Maha Kaya, maka kekafiran itu tidak
merugikan Allah sedikit pun, tetapi sangat merugikan dirimu sendiri, karena
kamu yang membutuhkan beribadah kepada Allah supaya menyehatkan jasmani dan
rohanimu dan menyempurnakan kerja organ-organ tubuhmu dan sebagainya (maka bagi-Nya
apa yang di Langit dan di Bumi) itu adalah milik Allah (Dan Allah Maha Mengetahui)
segala sesuatu (lagi Maha Bijaksana) atas segala ketetapan-Nya dan
perbuatan-Nya.
Qur’an surat
Al-A’raaf ayat 158, juz 9 surat ke-7:
158. (Katakanlah) Muhammad (: “Wahai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah bagi kamu semua) Allah (Yang mempunyai kerajaan Langit dan Bumi,
tidak ada Tuhan) yang berhak disembah (selain Dia, yang menghidupkan dan
mematikan) kamu (maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya) yaitu (nabi
yang ummi) tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis sehingga Rasulullah saw
tidak pernah membaca dan menulis kitab apa pun (yang beriman kepada Allah dan
kepada kalimat-kalimat-Nya) kitab-kitab-Nya (dan ikutilah dia supaya kamu
mendapat petunjuk”) dari Allah, niscaya Dia menjadikanmu berada di atas jalan
yang lurus, yaitu agama Islam, Al-An’aam ayat 39.
Qur’an surat Yunus
ayat 104-106 dan 108, juz 11 surat ke-10:
104.
(Katakanlah) Muhammad (: “Wahai
manusia, jika kalian masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka ketahuilah
aku tidak menyembah yang kalian sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah
yang akan mematikan kalian dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang
yang beriman”).
105.
(Dan hadapkanlah wajahmu kepada
agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
musyrik).
106.
(Dan janganlah kamu menyembah
kepada selain Allah, yaitu apa-apa yang tidak dapat memberikan manfaat kepadamu
dan tidak pula dapat memberikan mudarat) bencana (kepadamu, sebab jika kamu
berbuat) yang demikian, yaitu menyembah kepada selain Allah (maka sesungguhnya
kamu jika begitu termasuk orang-orang yang zhalim).
108.
(Katakanlah) Muhammad (: “Wahai
manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian kebenaran) Al-Qur’an (dari
Tuhan kalian, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk, maka sesungguhnya
petunjuk itu untuk kebaikan dirinya. Dan barangsiapa yang sesat, maka
sesungguhnya kesesatannya itu untuk kecelakaan dirinya sendiri. Dan aku) Muhammad
(bukanlah seorang penjaga terhadap diri kalian) sehingga aku tidak berhak
memaksakan kalian untuk mengikuti petunjuk Al-Qur’an.
Qur’an surat
Al-Hajj ayat 1 dan 73-77, juz 17 surat ke-22:
1. (Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan kalian, sungguh keguncangan
hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar) sangat mengejutkan
manusia karena hal itu merupakan azab yang sangat keras dari Allah, Al-Hajj
ayat 2.
73. (Wahai manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah oleh
kalian perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kalian sembah selain Allah
sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka) tuhan-tuhan
yang disembah manusia selain Allah (tidaklah mereka dapat merebutnya kembali
dari lalat itu. Alangkah lemahnya yang menyembah dan alangkah lemahnya pula) tuhan-tuhan
(yang disembah) selain Allah itu.
74. (Mereka) orang-orang yang kafir itu (tidak mengagungkan Allah dengan
sebenar-benarnya) dan mereka juga tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan
yang semestinya sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan semesta alam, padahal
Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan Langit digulung dengan
tangan kanan-Nya, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Kuasa dan
hanya Dia-lah yang berkuasa pada hari Kiamat, Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia
dari apa yang mereka persekutukan, Az-Zumar ayat 67 (Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa) untuk mengalahkan mereka karena Allah
dan rasul-rasul-Nya pasti menang dan ada azab yang menghinakan bagi orang-orang
yang kafir itu, Al-Mujaadilah ayat 5 dan 21.
75. (Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat).
76. (Allah mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di
belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan).
77. (Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian dan sujudlah kalian)
dirikanlah shalat (sembahlah Tuhan kalian) taatlah kepada-Nya (dan berbuatlah
kebaikan) kerjakanlah amal-amal saleh (supaya kalian mendapat keberuntungan) yang
besar yaitu mendapat ampunan dan pahala yang besar dari Allah, Faathir ayat 7. Dan
niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam
Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya, At-Taghaabun ayat 9.
Qur’an surat Faathir
ayat 5-6, juz 22 surat ke-35:
5.
(Wahai manusia, sesungguhnya
janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kalian dan sekali-kali janganlah) setan (yang pandai menipu
memperdayakan kalian tentang Allah).
6. (Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh) kalian (karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala).
Sumber: Al-Qur’an dan berbagai sumber.
1 komentar:
Tulisan juz nya hanya 3 yg benar. Yaitu adz dzariyaat juz 27, ali imran juz 3 dan yusuf juz 12. Selain itu semua keterangan juz pada masing-masing surat salah. Tp lebih tepatnya itu angka untuk urutan surat dalam al quran. Al anbiyaa yg benar juz 17, thahaa yg benar juz 16, ibrahim yg benar juz 13, maryam yg benar juz 16, al hajj yg benar juz 17, al israa' yg benar juz 15, an nahl yg benar juz 14. Terima kasih.
Posting Komentar