10 Januari, 2013

HINDARI MINUM SAMBIL BERNAFAS DAN JANGAN MENIUP MAKANAN DAN MINUMAN


”Rasulullah saw telah melarang bernafas di dalam bejana (wadah) atau meniup air di dalamnya.” Hadits riwayat At-Tirmidzi
“Rasulullah saw melarang minum dari bagian cangkir yang pecah dan melarang untuk bernafas dalam air minum.” Hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad.

Pernahkah kita memikirkan mengapa Rasulullah saw melarang kita minum sambil bernafas (termasuk meniup makanan, karena di dalam makanan juga mengandung air)? Ternyata larangan beliau saw tersebut sangat masuk akal dan bisa dibuktikan secara ilmiah. Coba kita bayangkan pada saat kita menarik nafas, kita menghirup Oksigen (O2) dan pada saat kita mengeluarkan nafas, kita mengeluarkan gas Karbondioksida (CO2), zat kapur yang merusak ginjal dan bakteri atau kuman penyakit. Jika kita meniup makanan dan minuman yang masih panas, maka akan mengkontaminasinya, karena jika kita meniupnya, kita mengeluarkan gas Karbondioksida dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, jika air, terutama yang ada di dalam makanan dan minuman yang kita tiup, akan bereaksi dengan gas Karbondioksida yang berasal dari nafas kita, dan kemudian akan menghasilkan atau membentuk senyawa asam karbonat (carbonat acid) yang bersifat asam, dengan rumus kimianya : air (H2O) + gas Karbondioksida (CO2) = asam karbonat (H2CO3). Perlu kita tahu, bahwa di dalam darah, sudah terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH), dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3+, sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45. Tubuh menggunakan penyangga pH (Buffer) dalam darah yang berguna sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam darah, Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis (suatu keadaan di mana darah terlalu asam dan terlalu sedikit mengandung basa) dan hal ini sering menyebabkan menurunnya pH darah atau menyebabkan kelainan alkalosis (suatu keadaan di mana darah terlalu banyak mengandung basa atau terlalu sedikit mengandung asam).

Kembali lagi ke permasalahan awal, jika makanan dan minuman yang sebelum dikonsumsi telah ditiup terlebih dahulu, maka akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3) dari hasil reaksi kimia CO2 + H2O. Hal ini menyebabkan tingkat keasaman dalam darah kita meningkat, sehingga akan menghasilkan suatu keadaan di mana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya, yang menyebabkan pH darah menurun, atau disebut asidosis. Jika pH darah menurun, maka pernafasan kita menjadi lebih dalam dan lebih cepat, sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah gas Karbondioksida dalam darah. Hal ini akan menyebabkan ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus-menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat, karena selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang ditiup dahulu sebelum masuk ke mulut. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Jika asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun yang menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.

Nah itulah alasan mengapa kita tidak boleh meniup makanan dan minuman selagi panas atau meniup plastik yang di dalamnya ada makanan dan minuman atau bahan-bahan makanan dan minuman supaya plastiknya menggelembung. Karena ternyata, meniup makanan dan minuman itu bisa membahayakan jiwa kita dan orang lain dan juga terlihat tidak etis, karena menampakkan ketidaksabaran kita dan terlihat serakah dalam menghadapi hidangan yang masih panas. Belum lagi bakteri di mulut, di tenggorokan, di pernafasan akan ikut mengkontaminasi makanan dan minuman yang kita tiup tersebut. Dari setiap makanan yang menempel di sela-sela gigi, terutama makanan yang mengandung gula dan makanan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, tepung dan sejenisnya, setiap 20 menit, akan difermentasi oleh bakteri streptococcus mutans. Hasil fermentasi tersebut akan menghasilkan asam yang dapat menimbulkan bau mulut yang tidak sedap dan menimbulkan karies (karang gigi). Ambil contoh, jika kita hitung mulai shalat Shubuh, kita sikat gigi sampai kita shalat Dhuhur, jarak waktunya 7,5 jam, lalu dibagi jarak waktu kuman (bakteri) berkembang biak.

Yaitu setiap 20 menit, bakteri yang berkembang biak selama 7,5 jam adalah kurang lebih 22 x, itu jika kita shalatnya tepat waktu. Coba kita bayangkan kalau kita tidak sikat gigi sebelum shalat Dhuhur tetapi langsung makan siang atau minum dan sebelum menyuap makanan atau minum ke dalam mulut, kita selalu meniupnya, maka berapa banyak bakteri yang ada di paru-paru, di saluran pernafasan dan di mulut, yang mengkontaminasi makanan dan minuman yang kita konsumsi tersebut. Maka benar kalau mulut kita disebut sebagai sarang kuman. Belum lagi gas Karbondioksida dan zat kapur yang merusak ginjal ikut masuk ke dalam makanan dan minuman yang sebelum kita konsumsi, telah ditiup terlebih dahulu. Bukannya sehat yang kita dapatkan, tetapi malah penyakit yang akan kita dapatkan. Begitu juga gelas tempat kita minum, harus yang utuh (tidak retak atau pecah). Karena Rasulullah saw sendiri tidak pernah minum dengan menggunakan gelas yang retak atau pecah. Akibat buruk apabila kita minum dengan menggunakan gelas yang retak atau pecah dikhawatirkan akan melukai bibir orang yang meminumnya. Pada gelas yang retak atau pecah akan ada sedikit celah di mana kotoran yang melekat pada celah tersebut sulit untuk dibersihkan, sehingga bibit penyakit akan berkumpul di dalamnya yang sewaktu-waktu bisa meracuni orang yang menggunakan gelas tersebut.
Rasulullah saw bersabda :
”Janganlah kalian minum dengan sekali teguk, seperti minumnya unta, tetapi minumlah 2 atau 3X teguk. Dan bacalah Basmallah jika kamu minum (termasuk makan) serta bacalah Hamdalah jika kamu selesai minum (termasuk makan). Hadits riwayat Muttafaqun ‘Alaih.

Karena jika minum langsung banyak, akan memberatkan kerja jantung dan pembuluh darah. Dan jika kita sebelum makan dan minum tidak membaca Basmallaah, maka setan akan memakan nutrisi atau sari-sari makanan dan minuman yang kita konsumsi, sehingga kita hanya mengkonsumsi ampasnya saja. Jika makanan dan minuman sebelum dikonsumsi dibacakan Basmallaah, maka molekul-molekul di dalamnya menjadi berbentuk kristal yang sangat indah dan menjadi berkah karena berkhasiat. Tetapi jika mendengar suara yang keras dan kasar atau umpatan atau makian, maka molekul-molekul di dalamnya menjadi rusak atau hancur, makanan dan minuman tersebut menjadi berwarna gelap atau hitam dan bau, menjadi tidak berkah, karena makanan dan minuman tersebut tidak ada khasiatnya, bahkan bisa meracuni tubuh kita.
Dari Anas ra, bahwa : “Rasulullah saw melarang seseorang minum sambil berdiri.”
Kemudian kami bertanya kepada Anas ra : “Bagaimana kalau makan (sambil berdiri)?”
Ia (Anas) menjawab : ”Bahkan itu lebih buruk lagi.” Hadits riwayat Muslim.

Dari segi kesehatan, jika air yang masuk ke mulut kita lewat makan dan minum dengan cara duduk, akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri, maka air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih itu, terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan (ureter). Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter inilah, maka awal mula munculnya bencana. Yaitu penyakit kristal ginjal, salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya, diduga diakibatkan karena susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi, karena ketika makan dan minum sering dilakukan sambil berdiri. Dan jangan makan sambil berdiri, dr. Ana Budi Rahayu yaitu dokter spesialis saraf menjelaskan, bila seseorang makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung, yaitu asam lambung akan naik ke esophagus (kerongkongan) dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Hal ini karena pH asam lambung yang sangat asam (pH 1-2,5) yang ditandai dengan kondisi heartburn, yaitu kondisi di mana orang tersebut merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar yang menyesakkan dada. Jika kita tetap membiasakan makan dan minum sambil berdiri dalam jangka waktu yang panjang, maka iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi yang menyebabkan kanker saluran esophagus. Jadi, kebiasaan makan dan minum sambil berdiri itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.

Sumber : The Mirecle oleh Herdiansyah dan berbagai sumber

3 komentar:

Unknown mengatakan...

wah, ternyata itu bahaya ya...


dokumenrifky.blogspot.com

Unknown mengatakan...

Thanks for postingannya :)

Jupriyansyah mengatakan...

izin share