31 Maret, 2013

RUPA DAN AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW

Diberitakan bahwa Nabi Muhammad saw itu memiliki tubuh yang sedang tingginya, yaitu tidak jangkung dan tidak pendek, tapi mendekati jangkung. Dadanya bidang yang menunjukkan akan kecerdasannya. Kepalanya besar, sebagai ciri akan kesempurnaan kekuatan otak Nabi saw. Rambutnya ikal berombak, tidak terlalu kaku dan tidak terlalu lemas, dan panjang rambutnya tidak melampaui cuping telinganya, kadang pada waktu yang lain rambutnya melebihi cuping telinganya dan kadang panjangnya sebahu, Nabi saw membiarkan rambutnya terurai ke muka mirip jambul, hal ini mengikuti Ahli Kitab dan tidak meniru kaum musyrikin. Tetapi kemudian Nabi saw menyisir rambutnya dan membaginya menjadi dua bagian, ke sebelah kanan dan kiri, karena lebih mendekati kepada kebersihan. Wajah Nabi saw bulat oval bercahaya cemerlang, kulitnya putih kemerah-merahan, tidak pucat. Dahinya lebar atau tinggi dan alisnya tipis sedang memanjang dan tidak tebal, ciri emosinya Nabi saw stabil, tenang tidak meledak-ledak, hal ini cocok untuk sifat seorang pemimpin. Hidungnya mancung, di atasnya bersinar, pipinya halus dan rata, mulutnya lurus, giginya putih bersih, bagus dan agak renggang, jika tertawa, berkilauan cahaya dari giginya itu laksana mutiara karena Nabi saw sering bersiwak, terutama jika mau berwudlu dan setelah makan.

Mata Nabi saw lebar dan hitam sekali, serta ada sinar merah pada bagian putih dari matanya, lehernya indah, putih laksana perak, jenggotnya lebat, dari dada sampai ke pusarnya tumbuh bulu-bulu halus. Badannya seimbang, tidak terlalu gemuk dan tidak kurus, dadanya bidang sedang perut dan dadanya rata, persendiannya besar, demikian pula dengan lengan atas dan bawah, paha dan betisnya. Telapak tangannya lebar sebagai tanda kedermawaan, jari-jari tangannya panjang manis tidak berlebihan. Telapak tangannya lembut melebihi beludru, kedua lengan dan pundaknya berbulu, kedua telapak tangan dan kakinya besar, kedua lekuk telapak kakinya renggang dari tanah, kedua kakinya halus tidak ada cacat sedikitpun, Nabi saw jika berjalan dengan tenang dan mantap, berwibawa, seakan-akan turun dari tempat yang tinggi, jika menoleh, maka seluruh tubuhnya ikut berpaling, tidak hanya lehernya saja yang berpaling. Suaranya jelas dan merdu, badannya selalu berbau harum walaupun tidak disentuh minyak wangi atau kesturi.

Pandangannya ketika Nabi saw diam yaitu lebih banyak tertuju ke bawah daripada ke atas, sebab hal ini lebih mudah untuk memusatkan pikiran, dan banyak merundukkan pandangannya merupakan kinayah akan sifat malu yang sangat, tetapi ini tidak menafikan keadaan Nabi saw ketika berbicara, sebagaimana yang diwartakan Abu Dawud bahwa jika Nabi saw duduk berbincang-bincang, Nabi saw banyak memandang ke arah Langit. Kebanyakkan pandangannya itu adalah memperhatikan ketika berbicara dan ketika lawan bicaranya sedang berbicara.
Di pundak Nabi saw agak ke sebelah kiri arah ke jantung, terdapat Khatim Nubuwah atau cap kenabian, berupa daging tumbuh berwarna merah agak hitam sebesar telur burung dara yang di atasnya tumbuh bulu-bulu halus, di dalam kitab-kitab kuno, hal ini disebut sebagai tanda kenabianya. Nabi-nabi yang lain, cap kenabiannya ada di dada sebelah kanan di atas rusuk mereka. Cap kenabian sebagai tanda bahwa mereka adalah utusan Allah yang sah dan sebagai halangan bagi setan supaya tidak bisa memasukkan godaannya ke hati atau jantung para nabi utusan Allah tersebut. Sewaktu berjalan di belakang para sahabatnya,
Nabi saw bersabda : “Biarkan daerah belakangku untuk para malaikat”.

Nabi saw selalu memberi salam terlebih dahulu kepada orang yang dijumpainya, sekalipun itu anak-anak. Diantara seluruh manusia, tabiat Nabi saw paling halus tutur katanya, paling baik akhlaknya, paling besar rasa santun dan maafnya, paling unggul akalnya, paling dermawan. Paling jujur ucapannya, paling banyak malunya, paling banyak maaf dan ampunannya, paling rendah hati, paling memperhatikan dan memelihara tali silahturahmi, paling lembut hatinya dan paling takut kepada Allah Ta’ala karena takut siksaan-Nya. Karena rasa takut yang sangat kepada Allah itu, kadang-kadang Rasulullah saw tidak ingat akan jaminan keselamatan yang telah Allah anugerahkan kepadanya, sehingga muncullah dari diri Nabi saw doa-doa permohonan perlindungan kepada Allah dengan penuh rasa takut akan siksaan Allah Ta’ala.

Nabi saw paling berani ditempat-tempat yang menakutkan, dan selalu tersenyum pada saat bergaul dengan keluarganya, ketika menerima tamu dan bercakap-cakap dengan para sahabat, dan selalu sedih dikala Nabi saw sendirian beribadat dan berkhalwat dan selalu berfikir, karena akan selalu mengaktifkan fungsi otak sehingga otak terjaga kecerdasannya supaya otak tidak lemot. Nabi saw banyak diam, tidak berbicara tanpa ada keperluan, bicaranya sempurna dan jelas, sehingga tiap-tiap huruf tidak tersembunyi dari pendengaran orang yang mendengarnya. Dan adakalanya Nabi saw mengulangi ucapannya sampai 3x untuk dapat dipahami. Nabi saw bukanlah seorang yang kasar dan bukan pula seorang yang suka mencela atau menghina, Nabi saw sangat mensyukuri nikmat sekalipun sedikit dan tidak pernah mencela makanan atau memujinya, jika makanan itu menarik hatinya maka dimakannya, dan jika makanan itu tidak enak, maka ditinggalkannya tanpa mencela makanannya. Nabi saw makan dengan ketiga jarinya, dan adakalanya menggunakan jarinya yang keempat untuk membantu. Selesai makan, Nabi saw menjilati jari-jari tangannya, dimulai dari jari tengah dan diakhiri pada ibu jari dan jika minum tidak sekali teguk.

Nabi saw makan dan minum sambil duduk, dan makan apa adanya dan tidak memaksakan diri terhadap apa yang tidak ada. Jika tidak ada makanan, Nabi saw bersabar sampai kadang-kadang mengikatkan sebuah batu di perutnya untuk menahan rasa lapar. Pernah beberapa malam berturut-turut Nabi saw tidak makan apa-apa, dan tidak pernah dikenyangi oleh daging atau roti 2x sehari, atau tidak pernah dikenyangi oleh roti selama 3 hari berturut-turut. Kebanyakan roti yang dimakan Nabi saw adalah terbuat dari gandum kasar, dan kebanyakan yang dimakan oleh Nabi saw adalah kurma dan air. Nabi saw tidak pernah makan roti yang terbuat dari gandum yang halus yang sudah diayak dan tidak pernah makan di atas meja, tetapi makannya di atas alas atau hanya digeletakkan di atas tanah saja. Nabi saw tidak makan sambil bersandar dan menyukai dabba’ (sejenis labu), al-baglah al-hamqa (sejenis tumbuhan), anggur, semangka, madu, manis-manisan, daging ayam, keledai liar, onta, kelinci, ikan, hubara (nama burung), Nabi saw melarang makan roti tawar tanpa lauk atau hanya makan karbohidrat saja, dan tidak pernah makan hanya 1 jenis makanan saja, dan Nabi saw melarang tidur sesudah makan.
Nabi saw bersabda : “Aku makan sebagaimana makannya seorang hamba, dan duduk sebagaimana duduknya seorang hamba”.
Nabi saw hidup sederhana tidak menyukai kemewahan, pakaiannya sederhana, dan kebanyakan terbuat dari kain kasar, Nabi saw tidak pernah menurunkan panjang celananya atau sarungnya, melainkan diangkatnya sarungnya di atas mata kaki atau pertengahan betisnya dan menjulurkan lengan bajunya sampai di pergelangan tangannya. Baju yang paling disukai adalah kemeja dan jubah dan menyukai pakaian yang berjahit dan pakaian yang berwarna putih, hitam, kuning, merah, polos, bergaris-garis tanpa dicelup warna dan hijau. Sorbannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, biasanya Nabi saw menurunkan rumbai sorbannya sampai ke pundaknya, sedikitnya 4 jari dan maksimal 1 hasta, sorbannya berwarna putih, hitam, dan kuning, tapi yang dipakai paling sering yang berwarna putih.

Nabi saw memakai sorban dengan kopiah dan kadang-kadang tanpa kopiah atau memakai kopiah saja tanpa sorban, Nabi saw sering memakai tutup kepala dan memakai cicin yang terbuat dari perak. Kasurnya terbuat dari kulit yang berisi sabut atau pakaian kasar dari wol, kadang-kadang Nabi saw tidur di atas tikar atau di atas tanah tanpa alas, dan tidur miring ke kanan dengan membaringkan tubuhnya pada rusuk kanannya dan meletakkan kepalanya di telapak kanannya. Nabi saw jika berjalan memakai sandal yang terbuat dari kulit sapi yang sudah disamak yang panjangnya 1 jengkal 2 jari, lebarnya bagian tumit 7 jari dan bagian jari-jari 6 jari dan bagian tengah 5 jari. Tunggangannya adalah kuda, unta, keledai dan baghal.

Nabi saw sangat menyukai parfum yang terbuat dari bahan alamiah bukan yang kimia, parfumnya adalah misik, ghaliyah, kafur dan gahru yang dibakar anbar dan menggunting ujung kumisnya, meratakan jenggotnya dan merapikan jenggotnya dengan sisir dan air. Cara pengobatan Nabi saw dengan terapi alamiah dan ilahiah, mengenai kemarahan dan kerelaannya, dapat dilihat dari wajahnya, namun Nabi saw tidak pernah marah untuk kepentingan dirinya, tapi marah untuk kebenaran agama hingga kebenaran agama itu menang. Jika memberi isyarat, Nabi saw mengisyaratkan dengan telapak tangan semuanya. Jika bergurau, Nabi saw tidak mengatakan kecuali yang benar, tertawanya adalah senyum.

Nabi saw memuliakan orang-orang mulia di setiap kaum dan tidak pernah menghina atau merendahkan seseorang. Nabi saw selalu menaruh perhatian terhadap para sahabatnya dan sering menanyakan tentang apa saja yang terjadi di masyarakat. Nabi saw menyuruh agar disampaikan kepadanya keadaan orang-orang yang membutuhkan sesuatu yang tidak dapat memenuhinya sendiri dan melarang berghibah atau mengatakan tentang keburukan para sahabatnya. Nabi saw membenarkan perbuatan baik dan menghinakan perbuatan buruk, jika berdiri atau duduk selalu mengucap Bismillah. Jika datang kepada suatu kaum, maka Nabi saw duduk di barisan terakhir majelis itu dan tidak suka orang-orang berdiri menghormat untuknya.

Nabi saw sangat senang mengunjungi orang sakit dan memenuhi undangan serta tidak melepaskan jabat tangan seseorang yang menyalaminya, hingga orang itu sendirilah yang melepaskan genggaman tangannya. Tidaklah Nabi saw menghadapi 2 pilihan, melainkan dipilihnya perkara yang lebih mudah sepanjang hal itu tidak mendatangkan dosa. Nabi saw melobangi sendiri sandalnya, menambal sendiri bajunya, memerah sendiri susu kambingnya dan melayani keluarganya. Nabi saw tidak pernah membentak pelayan dan tidak pernah mengatakan kepada mereka tentang apa yang dikerjakan oleh mereka, Nabi saw tidak pernah mengatakan kepada para pelayannya : “Mengapa kau lakukan itu!” atau sesuatu yang tidak mereka kerjakan : “Mengapa tidak kau lakukan!”.

Nabi saw nongkrong-nongkrong bersama orang-orang miskin dan makan-makan bersama mereka dan menghormati tamunya dan tidak pernah terlihat menjulurkan kakinya (selonjor-bhs Jawa) di hadapan para sahabatnya. Nabi saw tidak pernah menolak orang yang membutuhkan pertolongannya dan berusaha mencari orang-orang yang membutuhkan bantuan, Nabi saw ibarat seorang bapak bagi para sahabatnya. Mereka semua di sisi Nabi saw sama, tidak ada yang lebih-melebihi kecuali takwa. Majelis Nabi saw adalah kumpulan orang-orang yang tenang penuh dengan sifat penyantun, malu dan amanat, tidak terdengar suara-suara keras dan tidak pula terdengar kata-kata yang tidak berguna.

Nabi saw bukanlah seorang yang suka mencaci atau berkata keji dan tidak pernah mencela dan menghina seorang pun. Nabi saw berbicara dengan perkataan yang diharapkan ada pahalanya, jika beliau saw berbicara, para sahabat menekurkan kepalanya seolah-olah di atas kepala mereka bertengger seekor burung, dan jika Nabi saw diam, barulah mereka berbicara. Para sahabat tidak pernah berbantah-bantahan di hadapan Nabi saw, tetapi jika ada yang berbicara, yang lainnya diam sampai orang yang berbicara itu selesai berbicara. Allah telah menghimpunkan seluruh akhlak mulia pada pribadi Nabi saw, dan Allah telah mendidik Nabi saw dengan didikkan yang sebaik-baiknya, Nabi saw adalah Al-Qur’an hidup atau Uswatun Hasanah artinya teladan yang terbaik. Allah telah memeliharanya sejak masih kanak-kanak sampai dewasa dari segala perbuatan buruk dan tercela. Semoga shalawat dan salam dari Allah senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.


Sumber      : Teladan Suci Keluarga Nabi Karya Muhamad Ali Shabban

Tidak ada komentar: