Nabi Ibrahim as
lahir di sebuah wilayah Faddam-Aram/Paddan-Aram/Padan-Aram dan tempat beliau as
dibakar berada di Kota Urfa/Sanliurfa/Edessa, ibukota Provinsi Sanliurfa –
Turki Timur. Sedangkan rumah ayah Nabi Ibrahim as di kota kuno Harran 38 km di
tenggara Kota Urfa yang dahulu termasuk wilayah kekuasaan Raja Namrudz dari
Kerajaan Babilonia Kuno dan sekarang masuk wilayah Negara Republik Turki. Nabi
Ibrahim as meninggal dan dimakamkan di Masjid Ibrahim (Gua Makfilah) di Kota
Hebron (Al-Khalil), Tepi Barat - Palestina. Nabi Ibrahim as adalah putra Azar/Aazar/Terah/Tarukh bin Nahur
bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin ‘Abir bin Shalih bin Arfakhsyad (Arpakhsad) bin
Sam bin Nuh as. Ibu Nabi Ibrahim as bernama Buna (Amilah) binti Karbina bin
Kartsi dari Bani Arfakhsyad. Azar bin Nahur seorang pembuat dan penjual
patung-patung yang dijadikan tuhan-tuhan oleh dirinya dan kaumnya, Azar memiliki
3 putra : 1. Haran (ayah Nabi Luth as dan Sarah), 2. Nahur (Nahor) dan 3. Nabi
Ibrahim as.
Sabda Nabi Isa as :
“Setiap huruf dari kata-kataku
adalah kebenaran, karena (kata-kataku) ini tidak berasal dari (hawa
nafsu) ku tetapi dari Allah yang telah
mengutusku kepada bangsa Israel.” Bab
26 Injil Barnabas halaman 43.
…. Kemudian
Filipus (salah satu dari 12 murid inti Nabi Isa as) bertanya : “Wahai guru,
bagaimanan kisahnya hingga ayah Nabi Ibrahim as ingin membakar putranya
sendiri?” Nabi Isa as menjawab : “Suatu hari, ketika Nabi Ibrahim as menginjak *usia
12 tahun, ayahnya berkata kepadanya : “Besok adalah hari raya festival semua
tuhan-tuhan, oleh karena itu, kita harus pergi ke rumah ibadah pusat (di Kota
Urfa) dan memberikan hadiah kepada tuhanku Baal yang agung. Dan engkau harus
memilih tuhanmu sendiri karena engkau sudah cukup umur (dewasa) untuk mempunyai
tuhan.” Nabi Ibrahim as menjawab dengan berpura-pura patuh : “Aku akan menuruti
nasehat ayah.”
*Usia 12 tahun adalah usia yang dianggap cukup dewasa atau telah aqil
baligh pada masyarakat Babilonia kuno dan Timur Tengah pada umumnya
terutama bagi Bani Israil. Sehingga dalam aturan agama Yahudi akan diadakan
upacara Bar Mitsvah (putra perintah/hukum)
bagi pemuda yang baru menginjak usia remaja putra (ABG) dan Bat Misvah bagi
pemudi yang baru menginjak usia remaja putri. Hal ini sama seperti yang
dilakukan oleh orangtua Nabi Musa as dan Nabi Isa as terhadap putra mereka
ketika 2 orang calon nabi itu telah menginjak usia 12 tahun. Namun sejak abad-abad
pertengahan yaitu antara abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi, upacara Bar
Mitsvah untuk remaja putra ditambahi 1 tahun lagi, yaitu dilakukan saat mereka menginjak
usia 13 tahun dan biasanya dilaksanakan pada hari Sabat/Shabat/Sabtu pertama
setelah mereka berulang tahun, karena itu upacaranya disebut juga Tefilin
Shabat. Di mana para remaja itu naik ke panggung dan menghadap ke
mimbar untuk menerima ‘Kuk Hukum Taurat’,
yaitu hukum-hukum Allah yang telah wajib dikerjakan oleh para remaja tersebut,
sehingga mereka diharuskan memahami, mengamalkan, menaati dan menjalankan perintah-perintah
Allah dengan sempurna. Karena pada usia tersebut mereka dianggap sudah cukup umur,
maka harus menanggung (memikul) beban hukum-hukum Allah untuk mengerjakan
ibadah-ibadah wajib dan bertanggung jawab atas semua amal perbuatannya sendiri yang
baik maupun yang buruk. Dan mereka juga diakui untuk layak bersaksi di depan pengadilan
agama, perdata dan pidana, sah bertransaksi ekonomi dan dianggap sudah mampu berpartisipasi
dalam semua bidang kehidupan masyarakat Israel.
Ketika harinya
telah tiba, ayah dan putranya ini berangkat pagi-pagi sekali menuju rumah
ibadah sebelum kedatangan orang-orang lain. Tetapi Nabi Ibrahim as (yang baru
menginjak usia remaja) dengan berani menyembunyikan kapak dibalik baju *tuniknya
(karena berniat menghancurkan berhala-berhala di dalam kuil pusat).
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 56-57 :
56. (Dia)
Ibrahim (berkata : “Sebenarnya Tuhan kalian adalah Tuhan Langit dan Bumi) Allah-lah (yang
telah menciptakannya dan aku atas yang demikian itu) yang telah aku
katakan (termasuk orang-orang yang dapat bersaksi atas ini).
57.
(Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan
tipu daya terhadap berhala-berhala kalian sesudah kalian pergi
meninggalkannya”).
*Tunik (tunic) adalah model baju jenis atasan yang longgar, berkesan
klasik dan timeless (model baju yang abadi di sepanjang zaman). Biasanya memiliki
panjang yang lebih panjang dari baju jenis atasan lain pada umumnya, yaitu
memiliki panjang melebihi pinggul atau panjangnya bisa sepaha dan bisa juga
panjangnya selutut.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 88-93 :
88. (Lalu
dia) Ibrahim (memandang sekilas ke Bintang-bintang) untuk
mengelabuhi mereka, bahwasanya Nabi Ibrahim as percaya kepada Bintang-bintang
itu, supaya mereka tidak menaruh curiga.
89.
(Kemudian dia berkata : “Sesungguhnya aku
sakit”) Nabi Ibrahim berpura-pura sakit supaya mempunyai alasan kepada
sang ayah untuk tidak mengikuti ritual perayaan agama pagan yang akan dilaksanakan
di rumah ibadah pusat oleh para penyembah berhala di Babilonia kuno itu.
90.
(Lalu mereka berpaling dari dia) Ibrahim (dan
meninggalkannya) menuju ke rumah ibadah pusat tempat dilaksanakannya perayaan
agama pagan yaitu hari raya festival tuhan-tuhan mereka (Nabi Ibrahim as tidak
menunggu sang ayah di luar rumah ibadah para penyembah berhala itu setelah
beliau as mengatakan sakit, tetapi beliau as mengikuti mereka masuk ke dalam rumah
ibadah). Begitu memasuki rumah ibadah, Nabi Ibrahim as segera bersembunyi di
balik sebuah patung di pojok ruangan yang paling gelap, sementara orang-orang
semakin lama semakin banyak berdatangan. Ketika acara selesai, Nabi Ibrahim as
memisahkan diri dari ayahnya (tidak mendatangi sang ayah untuk pulang
bersama-sama), sang ayah mengira bahwa putranya telah lebih dahulu pulang ke
rumah (karena sebelumnya Nabi Ibrahim as mengatakan sakit, Ash-Shaaffaat ayat 89), oleh karena itu ia (Azar) tidak berupaya
untuk mencarinya (dan terus pulang ke rumah). Ketika semua orang telah
meninggalkan rumah ibadah (kecuali Nabi Ibrahim as yang masih bersembunyi di
dalam rumah ibadah), para pendeta lalu menutup rumah ibadah itu dan pulang ke
rumah masing-masing.
91.
(Kemudian dia) Ibrahim
(pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka lalu dia berkata :
“Apakah kalian tidak makan?”).
92.
(“Mengapa kalian tidak menjawab?”).
93. (Lalu
dihadapinya) berhala-berhala yang terbuat dari kayu palma, kayu zaitun,
kayu ivory dan sebagainya (itu sambil memukulnya) menggunakan
kapak milik sang ayah Azar (dengan tangan kanannya).
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 58 :
58.
(Maka dia) Ibrahim (membuat
berhala-berhala itu menjadi hancur terpotong-potong, kecuali yang terbesar dari
mereka) yaitu patung Dewa Baal yang dipercaya sebagai dewa tertinggi atau
dewa utama dalam kepercayaan bangsa Babilonia kuno dan bangsa Kanaan kuno (supaya
mereka menanyakannya kepadanya). Nabi Ibrahim as kemudian menghunus
kapak dan segera memotong kaki-kaki semua patung kecuali patung (dewa) yang
paling besar *Baal. Nabi Ibrahim as kemudian meletakkan kapaknya di kaki
‘tuhan’ Baal di tengah puing-puing dari patung-patung itu, karena mereka telah
sangat rapuh dan tersusun dari potongan-potongan hingga ambruk berantakan (setelah
Nabi Ibrahim as meletakkan kapak milik Azar di kaki patung Baal, maka beliau as
tidak membawa kapak milik sang ayah lagi).
Setelah
melakukan semua itu, Nabi Ibrahim as berlalu pergi meninggalkan rumah ibadah.
Tetapi kepergian Nabi Ibrahim as terlihat oleh beberapa orang yang menuduhnya
sedang mencuri sesuatu dari rumah ibadah tersebut. Kemudian mereka beramai-ramai
menangkapnya dan begitu mereka memasuki kuil, mereka terkejut melihat
tuhan-tuhan mereka hancur berantakan, mereka menatap sedih dan berseru :
“Datanglah cepat hai khalayak ramai dan mari kita bunuh dia yang menjagal
tuhan-tuhan kita!”
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 59-61 :
59.
(Mereka berkata : “Siapakah yang melakukan
perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang zhalim) karena melakukan perbuatan ini.
60.
(Mereka berkata : “Kami dengar ada seorang
pemuda) remaja (yang mencela mereka)
berhala-berhala ini (yang bernama Ibrahim) Al-Anbiyaa’ ayat 52-55, Asy-Syu’araa’ ayat 69-77 dan Ash-Shaaffaat ayat 85-87.
61.
(Mereka berkata : “Jika demikian, bawalah
dia ke hadapan orang banyak) perlihatkanlah dia kepada mereka
(supaya mereka menyaksikan”) bahwa dialah yang telah melakukan semuanya
ini. Dengan cepat berdatanganlah sekitar 10 ribu orang termasuk para pendeta.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 94 :
94. (Kemudian
mereka datang bergegas kepadanya) dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang alasan penghancuran tuhan-tuhan mereka.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 62-65 :
62.
(Mereka bertanya : “Apakah engkau yang
melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim!”) seraya
menyembunyikan apa yang telah dilakukannya.
63.
(Dia) Ibrahim (menjawab :) “Kalian ini
orang-orang yang tolol! Mungkinkah manusia dapat membunuh tuhan? (“Sebenarnya
patung yang paling besar) hanya tuhan yang agung (Dewa Baal)
(itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka) siapa yang
telah membunuh mereka? Tidakkah kalian lihat, bahwa kapak itu terletak di dekat
kakinya? Ini berarti bahwa ia tidak menghendaki tuhan-tuhan lain
(jika mereka dapat berbicara”) Nabi Ibrahim as menyindir para penyembah
berhala bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itu adalah benda mati, tidak
bisa berbicara dan tidak mampu melakukannya maka dipastikan mereka bukan tuhan.
64.
(Maka mereka pun mulai tersadar, dan dia
berkata : “Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang menzhalimi) menganiaya
diri sendiri karena menyembah benda mati yang tidak dapat berbicara.
65.
(Kemudian kepala mereka menjadi tertunduk) karena
malu menyadari kebodohan diri mereka lalu berkata : (“Sesungguhnya engkau) Ibrahim (telah
mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”) mengapa
engkau menyuruh kami bertanya kepada mereka?
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 95-96 :
95.
(Dia) Ibrahim (Berkata : “Apakah kalian
menyembah patung-patung yang kalian pahat itu?”) sebagai
berhala-berhala yang kalian sembah.
96.
(Padahal Allah-lah yang telah menciptakan
kalian dan apa yang kalian perbuat itu) Allah yang telah menciptakan
kayu-kayu yang kalian pahat untuk kalian jadikan sebagai patung-patung sesembahan
itu.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 66-67 :
66.
(Dia) Ibrahim (berkata : “Maka mengapakah
kalian menyembah selain Allah, sesuatu yang yang tidak dapat memberi manfaat
sedikit pun kepada kalian dan tidak pula memberi mudharat) keburukan
sedikit pun (kepada kalian) apabila kalian tidak menyembah mereka.
67.
(Ah) celakalah (kalian beserta apa yang kalian sembah
selain Allah, maka apakah kalian tidak memahami?”) Kemudian datang juga
(Azar) ayah Nabi Ibrahim as dengan ingatan yang masih segar tentang berbagai
pemikiran Nabi Ibrahim as yang menentang tuhan-tuhan mereka dan mengenali kapak
yang digunakan Nabi Ibrahim as untuk menghancurkan patung-patung, sambil
berkata : “Benar-benar putraku yang durhaka yang telah menjagal tuhan-tuhan
kita! Karena kapak ini adalah milikku (Azar mengambil kapaknya yang habis
dipakai oleh putranya untuk menghancurkan patung-patung sesembahan).” Kemudian
ia mengisahkan kembali semua (pembicaraan dan perdebatan, Al-An’aam ayat 74, Al-Anbiyaa’ ayat 52-55, Asy-Syu’araa’ ayat 69-82, Ash-Shaaffaat
ayat 85-87 dan Bab 26 Injil Barnabas
halaman 44-47) yang telah terjadi antara ia dengan putranya kepada semua
yang hadir. Berdasarkan penjelasan Azar ini kaum Nabi Ibrahim as penyembah
berhala itu menjadi sangat marah.
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 24-25 :
24. (Maka
tidak ada jawaban kaumnya) Ibrahim (selain mengatakan : “Bunuhlah atau
bakarlah dia.” Lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang
demikian itu) yaitu menyelamatkan Nabi Ibrahim as dari panasnya api (benar-benar
terdapat tanda-tanda kebesaran Allah) karena api yang berkobar liar menyala-nyala
itu diperintah oleh Allah menjadi dingin sehingga tidak membakar Nabi Ibrahim
as sama sekali (bagi orang-orang yang beriman) yang percaya bahwa Allah Maha
Esa, Maha Besar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
25. (Dan
dia) Ibrahim (berkata : “Sesungguhnya berhala-berhala
yang kalian sembah selain Allah hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang
di antara kalian dalam kehidupan dunia ini) karena kalian merasa
menjadi golongan yang sama (kemudian pada hari Kiamat sebagian kalian
mengingkari sebagian yang lain) yaitu para pemimpin penyembah berhala
itu cuci tangan dari apa yang dilakukan oleh pengikut-pengikut mereka (dan
sebagian kalian mengutuki sebagian yang lain dan tempat kembali kalian adalah
Neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi kalian) yang dapat
mencegah kalian dari dimasukkan ke dalam Neraka.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 68 :
68.
(Mereka berkata : “Bakarlah dia dan bantulah
tuhan-tuhan kalian jika kalian benar-benar hendak bertindak”) maksud orang-orang
kafir Babilonia kuno itu adalah : “Untuk membantu tuhan-tuhan kalian, bakarlah Ibrahim
hidup-hidup, itu hukuman yang paling tepat!”
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 97 :
97.
(Mereka berkata : “Dirikanlah suatu
bangunan) perapian besar (untuk) membakar
(nya) lalu (lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu) maka
khalayak secara beramai-ramai mengumpulkan banyak kayu bakar dan mengikat
tangan dan kaki Nabi Ibrahim as dan melemparkannya ke tengah-tengah gunungan
kayu dan menyulut api dari bagian bawah. Lihatlah! Allah melalui malaikat-Nya
memerintahkan api (menjadi dingin) supaya tidak membakar Nabi Ibrahim as
utusan-Nya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 69-70 :
69.
(Kami berfirman : “Hai api menjadi dinginlah
dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”).
70.
(Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap
Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi) dalam
tujuan mereka membakar Nabi Ibrahim as. Sang api menyala berkobar dengan sangat
liar dan membakar sekitar 2.000 orang yang telah menghukum mati Nabi Ibrahim as
(yang ada di sekitar gunungan api/perapian
besar/api unggun besar itu). Dan
setelah peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim as yang gagal, Allah mengazab kaum
penyembah berhala di daerah tempat kaum Nabi Ibrahim as itu berada, sehingga di
sana api tidak dapat menyala sekitar 7 tahun, hal itu membuat penduduknya mengalami
kesulitan dalam perapian. Orang-orang harus mencari jalan lain untuk mengolah
makanan karena tidak ada api di daerah tersebut. Maka, jika mereka memasak makanan
berbahan dasar daging, yaitu dengan cara mencincangnya sampai halus dicampur
dengan bumbu dan bahan lainnya lalu diuleni oleh banyak tangan dalam waktu yang
lama supaya bisa matang sempurna karena tidak menggunakan api tetapi menggunakan
es batu supaya tangan tidak panas. Untuk memasak daging tersebut, dibuat secara
gotong royong dalam keluarga besar yang melibatkan banyak pria yang harus punya
lengan dan jari yang kuat untuk menguleni cincangan daging tanpa urat dan lemak
yang telah dicampur banyak bahan itu hingga matang akibat hawa panas dari
banyaknya tangan yang menguleni adonan dalam waktu yang lama, setelah dianggap
matang, lalu dikepal-kepal atau dibentuk lain sesuai selera, dan masakannya itu
bernama Cig Kofte.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 98 :
98.
(Maka mereka bermaksud melakukan tipu daya)
yaitu mereka melemparkan ke dalam kobaran api yang menyala-nyala untuk
menghukum mati Nabi Ibrahim as (dengan) membakar (nya,
maka
Kami jadikan mereka orang-orang yang hina) orang-orang yang dikalahkan,
karena ternyata Nabi Ibrahim as keluar dari dalam gunungan api dalam keadaan
selamat tidak apa-apa. Nabi Ibrahim as sebenarnya mendapati dirinya terbebaskan
(dari kobaran api yang menyala-nyala yang hanya membakar tali mengikat Nabi
Ibrahim as saja dan kemudian) karena dibawa oleh malaikat menuju dekat rumah
ayahnya, tanpa melihat siapa gerakan yang membawanya (sehingga Nabi Ibrahim as
lolos dari dibakar dan dibunuh oleh orang-orang kafir Babilonia kuno itu). Demikianlah
Nabi Ibrahim as telah diselamatkan dari kematian.
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 26 :
25. (Maka
berimanlah) percayalah (kepadanya) kepada Nabi Ibrahim as
itu
(Luth. Dan dia) Ibrahim (berkata : “Sesungguhnya aku akan pindah) ke
tempat yang diperintahkan (Tuhanku) kepadaku (Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) dalam
perbuatan-Nya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 71 :
71.
(Dan) karena Azar ayah Nabi Ibrahim
as adalah seorang pembuat patung dewa-dewi dan penyembah tuhan-tuhan palsu, hal
inilah yang menyebabkan terjadinya permusuhan antara ayah yang kafir dengan
putranya yang beriman ini, sampai-sampai Azar ingin membakar putranya sendiri
karena ia sangat marah kepada Nabi Ibrahim as, maka (Kami selamatkan Ibrahim dan
Luth ke sebuah negeri) mereka tinggal di Hebron sekitar 30 km di
selatan Yerusalem (yang Kami memberkahinya untuk sekalian manusia) yaitu Negeri Syam
yang dianugerahi banyak pegunungan, gunung, lembah, danau, sungai, dataran
rendah, letak wilayah strategis menyebabkan menjadi tempat pertemuan jalur
perdagangan dari barat ke timur begitu juga sebaliknya dan tanah yang subur,
maka tumbuh beraneka macam tumbuhan sehingga penduduknya bisa bertani,
berternak, berdagang dan sebagainya.
*Asal Mula Penyembahan Baal/Ba’al/Ba’l.
Sabda Nabi Isa as :
…. “Sesungguhnya
aku mengatakan kepadamu bahwa setiap keburukan telah memasuki dunia ini di
bawah dalih palsu dari para leluhur terdahulu. Jelaskan kepadaku, siapa yang
menimbulkan (memulai) penyembahan berhala (hingga) dapat memasuki dunia ini
jika bukan karena tindakan para leluhur terdahulu. Karena pernah ada seorang
raja yang terlalu berlebihan mencintai ayahnya yang bernama Baal. Ketika
ayahnya meninggal (karena sang raja masih sangat berduka atas wafatnya sang
ayah), demi untuk menghiburnya, maka dibuatlah sebuah patung yang mirip dengan
ayahnya dan dipajang di pusat kota. Dan dia (sang raja) mengeluarkan perintah bahwa
siapa saja yang berjalan di sekitar patung itu dalam jarak 15 *cubit akan
selamat dan dijamin tidak ada seorang pun yang akan mengganggunya (peristiwanya
terjadi jauh sebelum masa Nabi Ibrahim as). Para pengacau (setan-setan manusia)
demi mengeruk keuntungan yang akan mereka peroleh, mulai menjual bunga mawar
dan bunga-bunga lain untuk diletakkan di sekeliling patung dan dalam waktu
singkat, pemberian bunga ini berubah menjadi pemberian berupa uang dan makanan,
hingga akhirnya patung (Baal) ini mereka sebut tuhan (dewa) untuk
memuliakannya. Apa yang tadinya berasal dari tradisi, ditransformasikan menjadi
hukum tuhan (yang wajib dipatuhi). Selanjutnya patung Baal ini menyebar ke
seluruh dunia (selama ribuan tahun menjadi tuhan yamg disembah) dan betapa
Allah sangat memurkai hal ini melalui sabda Nabi Yesaya as bin Amos (firman-Nya)
:
(“Sesungguhnya, umat) Bani
Israil (ini menyembah-Ku dalam kesia-siaan karena) mereka mempersekutukan
Allah
(mereka telah mengabaikan hukum-Ku yang disampaikan oleh hamba-Ku Musa kepada
mereka dan mengikuti tradisi para leluhur mereka”) yang kafir, fasik
dan zhalim. Bab 32 Injil Barnabas halaman 58.
*Cubit atau ’ammah dalam
bahasa Ibrani adalah ukuran dengan menggunakan panjang lengan dari siku hingga
jari tangan dalam ukuran standar panjang tradisional yaitu sekitar ½ meter atau
sekitar 44,5 sampai 52,9 cm.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 116 :
116.
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik) yaitu dosa mempersekutukan Allah bagi
pelakunya apabila sampai maut menjemput ia tidak bertobat dari dosa syirik tersebut,
dan Allah akan mengampuni semua dosa termasuk dosa syirik asalkan pelakunya
beriman dan tobat nashuha (tobat yang semurni-murninya, At-Tahriim ayat 8) dari dosa syirik sebelum maut menjemputnya, Az-Zumar ayat 53 (dan Dia mengampuni dosa selain) dosa syirik (itu
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh ia telah tersesat sejauh-jauhnya) ia telah berbuat dosa
yang besar, An-Nisaa’ ayat 48.
Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 5 :
5.
(Dan siapakah yang lebih sesat daripada
orang-orang yang menyembah selain Allah) yaitu sembahan
(yang tidak dapat memperkenankan doanya sampai hari Kiamat dan mereka terhadap
seruan para penyembahnya lalai) dari memperhatikan doa mereka karena sembahan
selain Allah itu lemah, tidak mendengar dan tidak mengetahui doa penyembahnya,
demikian pula dengan berhala-berhala itu adalah benda mati dan tidak berakal.
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa mati dalam keadaan
menyembah sesembahan selain Allah Azza wa Jalla, niscaya ia akan masuk Neraka.”
Hadits riwayat Bukhari.
Qur’an surat Al-A’raaf ayat 191-195 :
191. (Mengapa
mereka mempersekutukan) Allah (dengan berhala-berhala yang tidak dapat
menciptakan sesuatu apa pun? Padahal berhala-berhala itu sendiri buatan orang).
192.
(Dan berhala-berhala itu terhadap mereka) para
penyembahnya (tidak dapat memberikan pertolongan dan kepada dirinya sendiri pun
berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan) jika ada orang
yang merusak atau berbuat yang lain terhadap berhala-berhala itu.
193.
(Dan jika kamu) hai oramg-orang
musryik (menyerunya untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala
itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja) hasilnya
(buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri) tidak menyeru
mereka.
194.
(Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu
sembah) seru hai orang-orang musryik (selain Allah itu adalah
makhluk) yang lemah (yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah
mereka dan biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu jika kamu orang-orang
yang benar).
195.
(Apakah mereka) berhala-berhala itu
(mempunyai kaki yang dengan itu mereka dapat berjalan atau mereka mempunyai
tangan-tangan yang dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul, atau mereka
mempunyai mata yang dengan mata itu mereka dapat melihat, atau) apakah
(mereka mempunyai telinga yang dengan telinga itu mereka dapat mendengar?...) kata
tanya
dalam ayat ini menunjukkan makna ingkar. Yaitu bahwa
berhala-berhala itu adalah benda mati tidak dapat melakukan apa pun dan tidak
dapat berbuat apa pun serta tidak memiliki apa pun seperti yang dimiliki oleh
para penyembahnya. Lalu mengapa orang-orang musryik itu menyembah berhala-berhala
tersebut? Padahal para penyembahnya keadaannya jauh lebih baik daripada berhala-berhala
buatan manusia itu.
Qur’an surat Yuusuf ayat 39-40 :
39.
Sabda Nabi Yusuf as (“Wahai kedua temanku) yang
sedang mendekam bersamaku di (dalam penjara, manakah yang baik, tuhan
yang bermacam-macam itu) yaitu dewa-dewi bangsa Mesir kuno : Amun, Ra, Ptah,
Osiris, Isis, Horus, Hathor, Anubis, Anuket, Seth, Sobek, Bes, Bastet dan sebagainya
termasuk dewa-dewi yang disembah oleh orang-orang kafir di seluruh dunia hingga
saat ini (ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”).
40. (“Apa
yang kamu berdua sembah selain-Nya) Allah (hanyalah nama-nama) berhala-berhala
(yang
kalian buat-buat) namai (oleh kalian sendiri maupun oleh nenek
moyang kalian, Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun tentang hal)
berhala dan nama mereka (itu. Tiada lain keputusan itu hanya
kepunyaan Allah) semata (Dia telah memerintahkan) melalui dakwah
nabi-nabi-Nya (supaya kalian tidak menyembah selain Dia) Agama tauhid
(Itulah agama yang lurus) mustaqim (tetapi kebanyakan manusia) orang-orang
kafir di seluruh dunia ini (tidak mengetahui”).
Qur’an surat An-Najm ayat 19-20 dan 23 :
19.
(Maka apakah patut kalian mengannggap Al-Laata
dan Al-‘Uzzaa).
20.
(Dan Manat) Manah (yang
ketiga yang paling terkemudian) dari berhala yang telah disebutkan,
termasuk Baal dan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musryik di
seluruh dunia sejak zaman dahulu hingga saat ini, karena mereka menduga bahwa
berhala-berhala tersebut dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi
Allah. Maksud ayat di atas : “Katakan, apakah berhala-berhala yang kalian
sembah memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dan menciptakan sesuatu yang
karena itu kalian menyembahnya selain Allah? Tuhan Yang Maha memiliki kemampuan
untuk menciptaan segala sesuatu dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
23.
Nama berhala-berhala (Itu tidak lain hanyalah
nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian mengada-adakannya)
sebagai tuhan-tuhan yang kalian sembah (Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa
pun) yang memerintahkan untuk menyembah berhala-berhala tersebut (Tiada
lain mereka hanya mengikuti dugaan saja dan apa yang diingini oleh hawa nafsu
mereka) yaitu mengikuti godaan setan yang membisikan kesesatan ke dalam
hati mereka (padahal sungguh, telah datang petunjuk) agama (kepada
mereka dari Tuhan mereka) melalui nabi-nabi-Nya yang diutus kepada umat
mereka masing-masing termasuk melalui Rasulullah saw.
Baal pada masa
bangsa Kanaan kuno dan setelah masa Nabi Yusya’ as bin Nun sampai berakhirnya
Kerajaan Yehuda, Baal dianggap dewa yang paling berkuasa yang disembah di Kanaan
dan di Fenisia (wilayah kekuasaan Negara Israel, Palestina, Lebanon, Suriah dan
Yordania modern). Awal mula penyembahan berhala-berhala memasuki kehidupan
keagamaan bangsa Israel disebabkan mereka bergaul (tidak memisahkan diri)
dengan bangsa-bangsa asing yang ada di sekeliling mereka. Sehingga lambat laun
bangsa Israel menjadi terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan
tradisi-tradisi bangsa-bangsa penyembah berhala tersebut, bahkan bangsa Israel
melakukan kawin campur dengan bangsa-bangsa asing yang kafir, fasik dan zhalim
itu. Hal itu membuat praktik penyembahan Baal dan berhala-berhala bangsa-bangsa
asing itu semakin lama semakin menyusup ke dalam kehidupan keagamaan bangsa
Israel sebelum dan selama bangsa itu dipimpin oleh seorang hakim Israel,
kemudian menyebar ke seluruh Kerajaan Israel Utara. Dan puncak penyembahan para
Baal dan para Asyera/Asyerah/Asherah/Asytoret/Ish’tar
terjadi selama masa pemerintahan Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel dari
Kerajaan Israel Utara. Ratu Izebel adalah orang Kanaan yang berperan sangat
besar dalam mempengaruhi kehidupan keagamaan suaminya Raja Ahab bin Omri,
keluarganya dan rakyat Kerajaan Israel Utara kemudian menjalar ke sebagian
besar raja-raja, para bangsawan, para agamawan dan rakyat Kerajaan Yehuda di
Israel Selatan untuk menjadi penyembah para Baal dan para Asyera. Secara umum,
Baal adalah dewa kesuburan yang dipercaya berkuasa atas Bumi sehingga dapat
menurunkan hujan dan juga dipercaya berkuasa atas manusia sehingga dapat memberikan
anak-anak kepada para penyembahnya. Tiap daerah menyembah Baal dengan cara yang
berbeda, Baal terbukti dijadikan dewa yang mudah beradaptasi di setiap daerah
selama ribuan tahun. Tiap daerah menegaskan sifat dan lambangnya
sendiri-sendiri dan membangun ‘denominasi’ khusus Baalisme, Baal-Rosh, Baal
Zebub, Baal-Gad, Baal-Peor dan Baal-Berit adalah contoh dewa-dewa setempat
(local). Menurut mitologi bangsa Kanaan kuno, setelah berlalu waktu yang panjang,
diciptakanlah cerita fiksi yaitu cerita yang diada-adakan atau diciptakan oleh
setan-setan jin yang dipimpin *Maswath
beserta anak-anaknya, kemudian disebarkan ceritanya dengan dibantu oleh setan-setan
manusia. Baal dikisahkan sebagai putra dari El, dewa tertinggi dengan dewi laut
Asyera, Baal dianggap dewa yang paling berkuasa di antara semua dewa melebihi
ayahnya El yang dianggap oleh para penyembahnya agak lemah dan tidak berdaya.
Dan diceritakan pula bahwa di beberapa peperangan, Baal mengalahkan dewa laut
Yamm dan Mot dewa kematian dan Neraka, Baal memperistri saudarinya Asyera dewi seksual,
kesuburan dan kelahiran bangsa Kanaan.
*Maswath ini adalah golongan
setan anaknya Iblis Laknatullah, ia
spesialis dalam menciptakan (membuat) kebohongan-kebohongan besar maupun kecil
terutama membuat cerita fiksi tentang tuhan-tuhan palsu (mitologi dewa-dewi),
bahkan kejahatan yang setan Maswath dan anak-anaknya lakukan sampai pada
tingkat setan Maswath memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk
dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia. Lalu menyebarkan
kebohongan yang pada gilirannya dibantu oleh setan-setan manusia untuk
disebarkan ke kalangan masyarakat umum. Jadi jika ada berita bohong yang
berkembang di kalangan manusia, setan Maswath dan anak-anaknyalah yang
bertanggung jawab beserta setan-setan manusia yang ikut menyebarkan berita
bohong tersebut. Setan-setan
anak-anak keturunan Iblis Laknatullah dan juga mayoritas jin, sangat suka
dengan kebohongan pada tingkat yang sudah mendarah daging.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 85-87 :
85.
Ingatlah (ketika dia) Ibrahim
(berkata kepada ayahnya dan kaumnya : “Apa yang kalian sembah itu?”).
86.
(“Apakah dengan jalan berbohong)
dusta yang paling buruk karena menyembah tuhan-tuhan palsu (kalian menghendaki
sesembahan-sesembahan selain Allah?”) padahal dahulunya berhala-berhala
itu tidak ada lalu diada-adakan atau dibuatkan kebohongan-kebohongan oleh
setan-setan jin dan dibantu oleh setan-setan manusia untuk disebarkan ke
kalangan masyarakat umum, karena setan-setan bermaksud menyesatkan mereka
dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. Akhirnya lama-kelamaan atau dalam kurun
waktu yang panjang, semua bisikan, hasutan dan tipu daya (tipuan) setan-setan itu
dipercayai sebagai kebenaran oleh kebanyakan manusia.
87. (“Maka
bagaimana anggapan kalian terhadap Tuhan semesta alam?”) Yang Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Selama berabad-abad bangsa Kanaan kuno
menyembah Baal sebagai dewa Matahari dan dewa angin topan, digambarkan sedang
memegang petir yang mengalahkan musuh-musuhnya dan menghasilkan panen, Dewa
Baal dan Dewi Asyera istrinya disembah sebagai dewa dan dewi kesuburan. Bangsa
Israel mulai tidak taat kepada Allah dan durhaka kepada rasul-rasul-Nya, kemudian
bangsa Israel murtad dan terus semakin sesat dengan melakukan perbuatan
dosa-dosa yang melampaui batas. Hingga bangsa Israel sepenuhnya menjadi penyembah
berhala-berhala mengikuti agama bangsa Kanaan dan agama bangsa-bangsa asing lain
yang ada di sekeliling mereka. Bangsa-bangsa
kafir penduduk Kanaan itu melakukan segala kekejian pada ritual agama mereka
yang luar biasa melampaui batas. Untuk menyembah
para Baal dan para Asyera, para penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan itu datang
ke kuil-kuil peribadatan agama Baal (Baalisme) yang di dalamnya dibangun
petak-petak kamar. Kemudian mereka melakukan ritual (upacara) ‘sakral’ free
sex atau berzina yaitu melakukan hubungan sex dengan orang lain tanpa
ikatan pernikahan dengan pelacur-pelacur kuil yang mereka sebut *Pelacur Bakti/Pelacur Suci/Qedeshah dan *Semburit Bakti (Qadesh) serta melakukan sodomi sebagai
cara mereka menyembah tuhan-tuhan
mereka. Mereka secara bebas dapat melakukan perbuatan maksiat itu di
kuil-kuil Baal atau di mana saja, pelacur bakti dan semburit bakti melakukan
tugasnya sebagai bagian dari ritual free sex agama Baal dan Asyera. Dengan sistem
seperti itu, tentu saja membuat para penyembah Baal dan Asyera rajin datang ke
kuil-kuil untuk ritual free sex secara berduyun-duyun karena cara ibadah agama
mereka sangat menyenangkan bagi para penyembah berhala-berhala itu. Dan untuk
menyenangkan Baal, para penyembahnya melakukan ritual mengorbankan manusia,
biasanya anak-anak sulung mereka yang dikorbankan dengan dibakar hidup-hidup
untuk dipersembahkan kepada Dewa Baal. Di Bait Suci pertama di Yerusalem pada
masa pemerintahan Raja Manasye bin Hizkia dan Raja Amon bin Manasye sebelum
Raja Yosia bin Amon berkuasa pernah dibangun petak-petak kamar pelacuran bakti
untuk ritual free sex agama bangsa Kanaan itu. Tetapi pada tahun 622 SM setelah
selama 18 tahun Raja Yosia bin Amon berkuasa, kemudian petak-petak kamar
pelacuran bakti yang dibangun oleh Raja-raja Yehuda di Bait Suci tersebut
dirobohkan dan dihancurkan oleh Raja Yosia bin Amon. Ritual-ritual agama pagan
itu mulai diikuti oleh bangsa Israel setelah nenek moyang bangsa Israel yang
menikmati banyaknya karunia dari Allah di Mesir dan di Kanaan itu meninggal dunia
semuanya. Hal itu terjadi sebelum generasi penerus bangsa Israel dipimpin oleh seorang
shophatim/shoftim/syopetim
artinya *hakim-hakim. Atau sepanjang Nabi Yusya’ as masih hidup dan sepanjang
para tua-tua/zaqen/pemuka-pemuka bangsa Israel yang hidup
lebih lama (panjang) daripada usia Nabi Yusya’ as masih hidup serta selama orang-orang
Israel yang mengetahui dan mengalami banyaknya *perbuatan (pertolongan) dan
karunia Allah untuk bangsa Israel masih hidup, maka bangsa Israel masih tetap
beriman dan bertakwa kepada Allah dan taat kepada rasul-rasul-Nya kecuali
sedikit dari orang-orang Israel yang munafik yang menyekutukan Allah dengan
menyembah Baal secara diam-diam. Namun, setelah nenek moyang mereka yang
mengetahui, mengalami dan menikmati banyaknya pertolongan dan karunia dari Allah
itu meninggal dunia semua, maka bangsa Israel mulai banyak yang tidak bertakwa
kepada Allah kemudian semakin lama semakin sesat dan terus hingga lebih parah.
Hal itu terlihat dari praktek keagamaan yang mereka lakukan semakin bertambah
sesat dan menjauh dari Allah, akhirnya bangsa Israel murtad mereka menjadi
orang-orang kafir, fasik dan zhalim. Karena generasi penerus bangsa Israel tersebut
tidak mengetahui dan mengalami secara langsung banyaknya pertolongan dan
karunia dari Allah yang dilimpahkan kepada nenek moyang mereka dahulu, sehingga
mereka melupakan semuanya. Dan semakin bertambah banyak orang Israel yang
menjadi orang-orang kafir ketika mereka belum memiliki Kerajaan Israel, selama
Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as masih hidup, masih banyak orang Israel yang kafir
namun telah berkurang sangat banyak dan tidak sebanyak sebelum masa
pemerintahan Nabi Daud as. Setelah Nabi Sulaiman as meninggal dunia, maka 10 suku
Israel memisahkan diri dari Kerajaan Israel Serikat dengan mendirikan kerajaan
sendiri yang bernama Kerajaan Israel Utara, mereka murtad dan menjadi
orang-orang kafir sehingga Kerajaan Israel Serikat hanya diikuti oleh suku Yehuda
dan Benyamin dari 12 suku Israel.
Dan bangsa
Israel masih menjadi bangsa menyembah berhala-berhala dan berkorban untuk
berhala-berhala itu sampai pada masa pemerintahan Raja Zedekia bin Yosia raja
terakhir Kerajaan Yehuda setelah bangsa Israel ditaklukkan dan dibuang ke Kerajaan
Babilonia Baru (Babel) sebagai budak dan tahanan oleh Raja Nebukadnezar II pada
tahun 586 SM. Bangsa Israel yang pertama dan paling banyak menjadi orang kafir
setelah kerajaan pecah menjadi 2 adalah semua raja dan rakyat Israel yang
tinggal di Kerajaan Israel Utara. Maka mereka yang lebih dahulu diazab oleh
Allah dengan ditimpakan kenistaan dan kemiskinan, yaitu diserang, ditaklukkan, dirampok,
dijajah dan sebagian bangsa Israel dibuang ke kota-kota di Mesopotamia untuk
dijadikan budak dan tahanan oleh Raja Tiglath-Pileser III tahun 742 SM, 732 SM dan
tahun 722 SM oleh Raja Sargon II dari Kerajaan Assiria (Asyur). Raja Hosea bin
Ela ditangkap dan dimasukkan ke penjara dan Kerajaan Israel Utara dihancurkan
kemudian dijadikan provinsi Kerajaan Asyur oleh Raja Sargon II, maka itulah
akhir dari pemerintahan Raja Hosea bin Ela dan kerajaannya. Bencana yang datang
berulang-ulang yang menimpa bangsa Israel dan tanah air mereka itu disebabkan
mereka berulang-ulang mengingkari/mendustakan/kafir pada ayat-ayat Allah, durhaka kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya, membunuh sebagian rasul-rasul-Nya, membunuh orang-orang saleh
yang tidak bersalah hanya karena orang-orang saleh itu menyuruh manusia untuk
berbuat adil dan mereka juga melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Padahal Allah
terus-menerus mengutus nabi-nabi-Nya tanpa putus kepada bangsa Israel untuk
membimbing mereka ke jalan agama Allah, namun sebagian besar mereka tetap tidak
mau beriman dan bertobat kepada Allah, sehingga Allah mengazab bangsa Israel berulang-ulang pula.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 70-71 :
70. (Sesungguhnya
Kami telah mengambil janji dari Bani Israil) untuk beriman kepada Allah,
rasul-rasul Allah dan bertakwa kepada Allah, Al-Baqarah ayat 83-84, 93 dan
Al-Maaidah ayat 12 (dan telah Kami utus
kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang kepada mereka seorang rasul) dari
kalangan mereka sendiri (dengan membawa apa yang tidak diingini
oleh hawa nafsu mereka) karena rasul-rasul Allah itu menyuruh bangsa
Israel untuk kembali kepada agama Allah yaitu agama bapak-bapak moyang mereka
dan bertakwa kepada Allah serta bertobat kepada-Nya, tetapi mereka menjadi
sangat marah diperingatkan oleh rasul-rasul-Nya, maka (sebagian) dari
rasul-rasul Allah (mereka dustakan dan sebagian yang lain) dari rasul-rasul Allah
(mereka bunuh) Al-Baqarah ayat 61, 87, 91, Ali-‘Imran ayat 21, 112, 181,
183 dan An-Nisaa’ ayat 155. Dan bangsa Israel zaman Rasulullah
saw sampai zaman sekarang yang menyombongkan diri karena tidak mau beriman
kepada Kitab suci Al-Qur’an dan Rasulullah saw, disebabkan beliau saw bukan
golongan mereka (bukan orang Yahudi). Bangsa Israel itu bangsa yang sombong,
mereka menganggap bahwa hanya mereka saja bangsa yang bersih/kudus/suci yang
dipilih oleh Allah menjadi anak-anak-Nya dan kekasih-kekasih-Nya di antara
bangsa-bangsa di muka Bumi. Dan mereka juga yakin bahwa Surga ‘Adn itu khusus
untuk bangsa Israel dan mereka menginginkan semua bangsa (umat) di muka Bumi
diberkati (dirahmati) oleh Allah melalui rasul-rasul bangsa Israel bukan rasul
dari bangsa lain. Hal itu yang mengakibatkan bangsa Israel dengki pada
Rasulullah saw karena Muhammad Rasulullah dan penutup nabi-nabi/Mesiah/Mashiah ternyata bukan orang Yahudi tetapi orang Arab. Maka
orang-orang Yahudi yang kafir itu mendustakan dan mengingkari Rasulullah saw,
mereka tidak bisa menerima kebenaran tersebut, padahal bangsa Israel mengenal
Rasulullah saw sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri sehingga
mereka mengetahui bahwa Muhammad itu benar-benar Rasul Allah dan juga keterangan-keterangan
tentang Rasulullah saw yang tertulis secara jelas dalam Kitab Taurat, tetapi kemudian
sebagian mereka menyembunyikan kebenaran itu.
71. (Dan
mereka mengira bahwa tidak akan terjadi fitnah) bencana atau azab yang
menimpa diri mereka sebagai balasan atas perbuatan mereka yang durhaka,
mendustakan dan berani membunuh rasul-rasul Allah itu (sebagai akibatnya mereka
menjadi buta) mata hatinya dari perkara yang hak hingga mereka tidak
dapat melihat kebenaran (dan mereka menjadi tuli) tidak bisa
mendengar perkara yang hak (kemudian Allah menerima tobat mereka) setelah
mendapat azab dari Allah dan melihat kebenaran ajaran rasul-rasul-Nya, mereka
menyadari dosa-dosa mereka kemudian bertobat kepada Allah dan mengakui bahwa
hanya Allah Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala sesuatu (kemudian mereka kembali menjadi buta dan tuli, demikianlah kebanyakan
dari mereka) berulang-ulang berbuat dosa, maka Allah mengazab bangsa
Israel berulang-ulang pula (dan Allah Maha Melihat terhadap apa yang
mereka kerjakan).
Orang-orang
Israel yang kafir itu meninggalkan agama Islam agama bapak moyang mereka yaitu Nabi
Ibrahim as dan nabi-nabi Bani Israil. Padahal Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya
terus-menerus tanpa putus kepada Bani Israil untuk memberi peringatan kepada
mereka, tetapi sebagian besar Bani Israil mendustakan peringatan-peringatan
(mengingkari ayat-ayat) Allah itu yang disampaikan oleh rasul-rasul mereka,
bahkan sebagian rasul-rasul-Nya dibunuhi oleh mereka. Allah sangat murka kepada
Bani Israil karena mereka durhaka dan melampaui batas dalam berbuat kerusakan
di muka Bumi, Al-Baqarah ayat 61,
Ali-‘Imran ayat 112 dan Al-Maaidah
ayat 32. Maka Allah menghukum bangsa Israel, mereka diharamkan memakan makanan
yang baik-baik yang dahulu dihalalkan bagi mereka, yaitu segala binatang yang berkuku,
seperti : sapi, kambing, domba, ayam, bebek dan semua binatang yang dihalalkan
dalam hukum Taurat, An-Nisaa’ ayat
160-161, Al-An’aam ayat 146 dan
An-Nahl ayat 118.
Qur;an surat An-Nisaa’ ayat 160-161 :
160. (Maka karena kezhaliman dari orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi
mereka makanan yang baik-baik yang dihalalkan bagi mereka dahulu)
makanan halal bagi Bani Israil yang tertulis dalam PL. Kitab Imamat pasal 11 ayat 2-3, 21-22 dan PL. Kitab Ulangan pasal 14 ayat 3-6, 11, 20 (dan karena mereka menghalangi)
manusia atau menyesatkan banyak orang (dari jalan) dari agama (Allah).
161. (Dan disebabkan mereka) Bani Israil (memakan riba)
menjalankan praktek riba dengan bunga tinggi bahkan sampai tingkat renten
kepada bangsa lain karena berpedoman pada PL. Kitab Ulangan pasal 23 ayat 19-20 tulisan para ulama Bani Israil
yang tidak takut kepada Allah (padahal telah dilarang daripadanya)
dilarang mengambil bunga pinjaman (riba) yang tertulis dalam PL. Kitab Keluaran pasal 22 ayat 25 (dan)
karena mereka (memakan harta orang dengan jalan yang batil dan telah Kami sediakan
untuk orang-orang kafir itu azab yang pedih) siksa yang menyakitkan
yaitu dimasukkan ke dalam Neraka kekal untuk selama-lamanya.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 146 :
146. (Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku…)
diharamkan memakan daging sapi, domba, kambing, banteng, rusa, kijang, ayam,
bebek dan segala binatang yang berkuku yang dahulu dihalalkan bagi bangsa
Israel yang tertulis dalam Kitab Taurat.
Sehingga Nabi Daud as sangat
murka kepada mereka dan melaknat orang-orang Israel yang kafir itu, Al-Maaidah
ayat 78-79. Bangsa Israel baru dihalalkan memakan binatang berkuku (berlaku
hukum Taurat lagi) yang tertulis dalam Kitab Imamat dan Kitab Ulangan setelah
turunnya Kitab suci Injil yang dibawa oleh Nabi Isa as, Ali-‘Imran ayat 50.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 78 :
78. (Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan
Daud. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka) kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya (dan melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa di muka Bumi.
Dan ketika Allah mengutus Nabi
Isa as untuk berdakwah kepada Bani Israil dengan diturunkannya Kitab suci Injil
yang dibawa Nabi Isa as, Allah menghalalkan kembali sebagian binatang yang
berkuku yang dahulu diharamkan bagi Bani Israil, maka berlaku kembali hukum
Taurat kitab suci yang diturunkan Allah dan dibawa oleh Nabi Musa as.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 50
:
50. (Dan) diutusnya aku (Nabi Isa as) kepadamu Bani Israil sebagai
rasul Allah (yang membenarkan) Kitab suci (Taurat yang datang sebelumku dan
untuk menghalalkan bagimu sebagian) binatang yang berkuku (dari
yang telah diharamkan atasmu) dahulu (dan aku datang kepadamu dengan
membawa tanda) mukjizat-mukjizat (dari Tuhanmu. Maka bertobatlah kepada
Allah dan taatlah kepadaku). Sebelumnya bangsa Israel diharamkan
memakan segala binatang yang berkuku karena kedurhakaan dan dosa-dosa mereka
yang melampaui batas, Al-An’aam ayat 146.
Maka berlaku kembali hukum fiqh halal dan haram bab makanan dalam PL. Kitab Imamat pasal 11 ayat 1-47 dan Kitab Ulangan pasal 3-6, 11, 20. Sehingga
Bani Israil sudah dihalalkan lagi memakan binatang yang berkuku seperti dahulu
yang tertulis dalam Kitab Taurat (Alkitab Perjanjian Lama).
Tidak hanya itu,
Allah menimpakan kepada bangsa Israel kenistaan (kehinaan) dan kemiskinan, Al-Baqarah ayat 61 dan Ali-‘Imran ayat 112. Yaitu, pada tahun
841 SM Allah mendatangkan Raja Hazael dari Kerajaan Aram-Damaskus (Suriah
modern) pengganti Raja Ben-Hadad II untuk menyerang dan mengalahkan Raja Yoram
bin Ahab raja ke-10 dari Kerajaan Israel Utara dan Raja Ahazia bin Yoram bin
Yosafat bin Asa dari Kerajaan Yehuda di *Ramot-Gilead (Yordania modern). Raja
Yoram bin Ahab mendapat luka-luka yang parah di dalam peperangan tersebut,
setelah itu Raja Yoram bin Ahab dan Raja Ahazia bin Yoram tewas dibunuh oleh Raja
Yehu bin Yosafat bin Nimsi yang merebut takhta dari Raja Yoram sebagai raja
ke-11 Kerajaan Israel Utara. Kemudian pada tahun 841 SM Raja Shalmaneser III
menyerang dan menaklukkan Raja Yehu cucu Nimsi, sehingga ia memiliki tanggung
jawab (kewajiban) memberi upeti setiap tahun kepada Raja Shalmaneser III sebagai
negeri bawahan (taklukan) Kerajaan Assiria (Irak Utara modern). Karena Raja Yehu
tidak bertakwa kepada Allah bahkan menjadi penyembah berhala anak-anak lembu jantan
emas sama dengan yang dilakukan oleh Yerobeam bin Nebat, maka Allah
mendatangkan Raja Hazael untuk mengalahkannya dan merebut sebagian wilayah
kekuasaannya di Gilead (Gal’azuz) dan Basan (Basyan). Dan karena Raja Yehu dan
rakyatnya masih tetap menjadi penyembah berhala-berhala, maka Allah mendatangkan
kembali Raja Hazael untuk menyerang, menaklukkan, menjarah harta benda dan
menjajah dengan sangat menindas bangsa Israel. Hal itu berlangsung sampai pada masa
pemerintahan Raja Yoahas bin Yehu raja ke-12 putranya dan Raja Yoas bin Yoahas
raja ke-13 cucunya. Karena Raja Aram sangat menindas rakyat Israel Utara, maka
bangsa Israel memohon pertolongan kepada Allah, kemudian Allah mendatangkan
Raja Adad-nirari III raja dari Kerajaan Assiria untuk menyerang dan mengepung
Damaskus yang menyebabkan Kerajaan Aram-Damaskus menjadi lemah, sehingga pada
tahun 796 SM Raja Yoas bin Yoahas berhasil mengalahkan Raja Ben-Hadad III bin
Hazael dalam pertempuran di Afek dan berhasil mengambil wilayah Kerajaan Israel
Utara kembali serta bebas dari penjajahan dan penindasan Raja Aram tersebut. Dan
karena Raja Menahem bin Gadi raja ke-16 dan rakyat Kerajaan Israel Utara juga
menjadi orang-orang yang kafir, fasik dan zhalim, maka Allah kembali mendatangkan
bangsa Akkadia pada tahun 742 SM yang dipimpin oleh Raja Tiglath Pilester III dari
Kerajaan Assiria untuk menyerang dan menaklukkan Raja Menahem, maka ia memberi
upeti yang besar kepada Raja Assiria itu sebagai negeri bawahan, kemudian Raja
Assiria pulang ke negerinya dengan membawa upeti dari Raja Menahem. Allah juga mengazab
bangsa Israel di Israel Selatan karena melakukan perbuatan yang sama dengan
bangsa Israel di Israel Utara yaitu durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya,
mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh sebagian nabi-nabi-Nya dan melampaui batas
dalam berbuat dosa-dosa. Seperti yang dilakukan oleh Raja Yoram bin Yosafat bin
Asa dari Kerajaan Yehuda yang menikahi Atalya putri Raja Ahab bin Omri dari
Kerajaan Israel Utara. Ratu Atalya binti Ahab adalah orang kafir, fasik dan
zhalim, ia menyembah Baal berhala bangsa Kanaan sama dengan orangtuanya Raja
Ahab bin Omri dan Ratu Izebel, hal itu menyebabkan Raja Yoram bin Yosafat bin
Asa tidak bertakwa kepada Allah lalu murtad menjadi penyembah Baal karena
pengaruh Ratu Atalya istrinya.
*Walaupun keturunan Nabi Daud as sebagian besar kafir, fasik dan zhalim,
tetapi Allah tidak memusnahkan keluarga Nabi Daud as karena memperhitungkan amal-amal
ibadah Nabi Daud as, maka Allah berjanji akan terus memberikan keturunan kepada
Nabi Daud as dan putra-putri beliau as sampai akhir zaman (Nabi Isa as adalah
keturunan Nabi Daud as yang akan mewarisi takhta Daud menjadi pemimpin dunia di
pertengahan akhir zaman nanti). Raja Yoram bin Yosafat menggantikan ayahnya
Raja Yosafat bin Asa menjadi Raja Yehuda pada tahun 848 SM, setelah Raja Yoram
bin Yosafat memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya di Israel Selatan dan
merasa kekuasaannya kuat, kemudian Raja Yoram bin Yosafat membunuh semua saudaranya,
seluruh keluarga ayahnya yang lebih baik daripada dirinya dan membunuh beberapa
pejabat Yehuda (yang beragama Islam) dengan pedang karena memberi peringatan
kepadanya atas kesesatannya yang membuat Raja Yoram menjadi sangat marah.
*Allah telah memusnahkan seluruh keluarga Raja Yerobeam I bin Nebat
raja ke-1, Raja Baesa (Ba’asha) bin Ahia raja ke-3 dan Raja Ahab bin Omri raja
ke-8 termasuk raja-raja yang menggantikan mereka yaitu Raja Nadab bin Yerobeam
I raja ke-2, Raja Ela (Elah) bin Baesa raja ke-4, Raja Ahazia bin Ahab raja
ke-9 dan Raja Yoram bin Ahab raja ke-10 beserta keluarga mereka, dan mereka
semua adalah raja-raja Kerajaan Israel Utara. Keluarga Raja Yerobeam I bin
Nebat dimusnahkan oleh Allah melalui tangan Baesa bin Ahia, keluarga Raja Baesa
bin Ahia dimusnahkan melalui tangan Zimri lalu menggantikannya menjadi raja
ke-5 dan keluarga Raja Ahab bin Omri dimusnahkan melalui tangan Panglima Yehu
bin Yosafat bin Nimsi dan menjadi raja ke-11. Tidak seorang pun dari ke-3
keluarga Raja Israel Utara tersebut dibiarkan hidup karena mereka durhaka
kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh sebagian
nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa.
Pada zaman Raja
Yoram bin Yosafat berkuasa, bangsa Edom dan bangsa Libna memberontak dan
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Yehuda dan mengangkat raja dari bangsa
mereka sendiri, itu merupakan azab dari Allah karena ia telah murtad. Raja
Yoram bin Yosafat membangun kuil-kuil tempat mempersembahkan korban untuk
berhala di gunung-gunung, kemudian ia menyesatkan rakyatnya di Yehuda dan di
Yerusalem dengan mengajak mereka menjadi penyembah berhala bangsa Kanaan itu sehingga
rakyat Yehuda dan Yerusalem murtad menjadi penyembah Baal, kemudian membujuk
penduduk Yehuda dan Yerusalem untuk berzina dengan pelacur-pelacur bakti
sebagai cara menyembah Baal. Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya
memberi tahu Raja Yoram bin Yosafat bahwa Allah akan mengazab bangsa Israel, setelah
itu Nabi Ilyas as menulis sepucuk surat kepada Raja Yoram bin Yosafat karena ia
tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, murtad dan telah menjadi
penyembah berhala serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Allah akan
menimpakan azab yang besar kepada rakyatnya, anak-anaknya, istri-istrinya dan
atas harta benda miliknya dan Allah menggerakkan hati orang-orang Filistin dan
orang-orang Arab untuk melawan Raja Yoram bin Yosafat. Kemudian datanglah
gerombolan orang Filistin dan orang Arab menyerang dan menjarah harta benda
yang terdapat di dalam istana raja, istri-istrinya dan anak-anaknya, hanya Ratu
Atalya dan putra bungsunya yaitu Pangeran Ahazia bin Yoram yang selamat. Allah juga
menimpakan penyakit perut yang sangat parah yang tidak dapat disembuhkan kepada
Raja Yoram bin Yosafat, dan lebih dari 2 tahun kemudian ususnya keluar akibat
penyakitnya itu, pada tahun 842 SM Raja Yoram bin Yosafat meninggal dengan
menderita sakit yang hebat. Raja Yoram bin Yosafat meninggal pada usia 40 tahun
dengan tidak dicintai oleh rakyatnya sehingga ia tidak mendapat penghormatan
dari rakyatnya seperti yang diberikan rakyat Yehuda kepada nenek moyangnya,
kemudian ia dikuburkan di Kota Daud tetapi tidak di dalam kompleks makam Raja-raja
Yehuda. Raja Yoram bin Yosafat digantikan oleh putranya Raja Ahazia bin Yoram menduduki
takhta Daud, tetapi Raja Ahazia bin Yoram berkuasa hanya 1 tahun saja karena
tewas dibunuh oleh Raja Israel Utara Yehu cucu Nimsi pada tahun 841 SM. Raja
Ahazia bin Yoram juga menyembah Baal dan melakukan segala kekejian sama dengan
orangtuanya karena Raja Ahazia bin Yoram sepenuhnya dikuasai oleh ibunya Ratu
Atalya binti Ahab yang menjadi penasehatnya. Dan pada tahun 796 SM Allah kembali
mengazab bangsa Israel di Kerajaan Yehuda dengan mendatangkan Raja Hazael dari
Kerajaan Aram-Damaskus untuk menyerang, menaklukkan dan menjajah dengan sangat
menindas bangsa Israel. Raja Yoas bin Ahazia kalah dan terluka dalam peperangan
melawan Raja Hazael, maka ia harus membayar upeti yang sangat besar hingga
menguras kas Bait Suci supaya Raja Hazael tidak menyerang Yerusalem, hal itu
membuat kehidupan bangsa Israel di Yehuda menjadi sangat berat karena harus
membayar pajak yang sangat tinggi. Ketika beristirahat di rumah berbenteng Milo
di Yerusalem Barat untuk memulihkan luka-lukanya, Raja Yoas bin Ahazia di bunuh
2 orang ajudannya di tempat tidurnya dengan pedang sebagai balasan atas
kematian Imam Besar Zakharia bin Yoyada yang telah dibunuhnya karena Imam
Zakharia bin Yoyada memberi peringatan kepada Raja Yoas bin Ahazia yang murtad dan
ia tetap menjadi orang kafir penyembah Baal sampai akhir hidupnya.
Raja Yoas bin Ahazia digantikan oleh putranya
Raja Amazia bin Yoas tahun 796 SM, mula-mula ia beragama Islam tetapi tidak taat
kemudian murtad setelah berhasil menaklukkan bangsa Edom. Raja Amazia bin Yoas
membawa pulang berhala-berhala bangsa Edom untuk dijadikannya ‘tuhan’, membakar
korban dan mendirikan kuil untuk mereka. Maka Allah murka kepadanya dan
mengutus nabi-Nya untuk memberi peringatan kepadanya, tetapi Raja Amazia marah
dan tidak mengindahkan peringatan-peringatan-Nya. Kemudian Raja Amazia
menantang Raja Israel Utara Yoas bin Yoahas untuk berperang, Raja Yoas menerima
tantangan Raja Amazia dan maju berperang melawannya, akhirnya Raja Yoas bin
Yoahas berhasil menglahkan dan menangkap Raja Amazia bin Yoas yang kafir dan
sombong itu di Bet-Semes wilayah Kerajaan Yehuda. Lalu Raja Yoas bin Yoahas
membawa Raja Amazia bin Yoas ke Yerusalem dan Raja Yoas bin Yoahas membongkar
tembok (benteng) yang mengelilingi Kota Yerusalem dari Pintu Gerbang Efraim
sampai ke Pintu Gerbang Sudut sekitar 400 hasta panjangnya. Kemudian Raja Yoas
bin Yoahas menjarah segala harta benda yang terdapat di Bait Suci pertama, harta
benda yang berada di bawah pengawasan keluarga Obed-Edom dan harta benda di istana
raja serta merampas harta benda milik para sandera setelah itu Raja Yoas bin
Yoahas pulang ke Samaria dengan membawa ghanimah dari Yehuda. Rakyat Yehuda
tidak menyukai Raja Amazia bin Yoas karena banyaknya kejahatan dan
kebebalannya, semenjak Raja Amazia murtad, orang-orang mengadakan persekongkolan
melawan Raja Amazia bin Yoas di Yerusalem. Mengetahui persekongkolan mereka,
maka Raja Amazia bin Yoas melarikan diri ke Kota Lakhis/Lachish/Tell ed-Duweir
modern tetapi mereka menyuruh mengejarnya dan berhasil membunuhnya di sana pada
tahun 767 SM. Pada awal pemerintahan Raja Ahas bin Yotam, tahun 732 SM Raja
Rezin dari Kerajaan Aram-Damaskus dan Raja Pekah bin Remalya dari Kerajaan
Israel Utara bersekutu untuk menyerang Kerajaan Yehuda, hal itu karena Raja
Ahas bin Yotam tidak mau bergabung dalam koalisi militer untuk melawan Raja
Tiglath Pileser III dari Kerajaan Assiria. Raja Rezin dan Raja Pekah serta bala
tentara mereka berhasil membunuh sekitar 120 ribu pria termasuk Maaseya putra
Raja Ahas bin Yotam dan menawan sekitar 200 ribu wanita dan anak-anak rakyat
Yehuda yang kafir dan merampas harta mereka. Raja Ahas bin Yotam tidak memohon
pertolongan kepada Allah karena Raja Ahas bin Yotam adalah orang kafir, tetapi
ia menyuruh utusan-utusannya meminta bantuan
Raja Tiglath Pileser III dengan membawa emas dan perak sebagai persembahan
kepada Raja Asyur itu supaya mengalahkan musuh-musuhnya. Maka Raja Tiglath
Pileser III memenuhi permintaannya dan maju menyerang Damaskus (Damsyik) dan
wilayah lain di Kerajaan Aram-Damaskus, Raja Asyur itu berhasil menaklukkan Damaskus
dan membunuh Raja Rezin kemudian menawan dan membuang penduduknya ke Kir. Hal
ini yang menyebabkan Raja Ahas bin Yotam dari Kerajaan Yehuda memiliki kewajiban
untuk membayar upeti yang sangat besar setiap tahun kepada Raja Assiria itu,
karena Kerajaan Yehuda telah menjadi negeri bawahan Kerajaan Assiria yang
membuat Raja Ahas bin Yotam sengsara. Semua kesengsaraan itu terjadi sebagai
hukuman dari Allah, karena Raja Ahas bin Yotam bin Azarya bin Amazia bin Yoas murtad
menjadi penyembah Dewa Baal dan juga banyaknya kejahatan yang dilakukannya.
Seperti : membakar hidup-hidup anaknya sendiri sebagai korban persembahan
kepada tuhannya Dewa Baal, mempersembahkan dan membakar korban untuk
berhala-berhala, mendorong rakyatnya mempersembahkan korban untuk
berhala-berhala, menempatkan mezbah berhala bangsa Asyur di tempat ibadah
istana, menggeser dan menyalahgunakan mezbah tembaga milik Nabi Sulaiman as
menjadi tempat meramal, menutup tempat-tempat suci dan sebagainya. Setelah menaklukkan
Kerajaan Aram-Damaskus, pada masa pemerintahan Raja Pekah bin Remalya tahun 732
SM, Raja Tiglath-Pileser III kembali menyerang, menaklukkan dan membuang bangsa
Israel yang tinggal di wilayah Kerajaan Israel Utara bagian timur dan utara,
yaitu penduduk Iyon, Abel-Bet-Maakha (Abil el-Qamh), Yanoah, Kedesh (Khirbet
Qadish), Hazor (Tell el-Qedah), Galilea, Naftali dan Gilead (daerah di barat
laut Yordania modern) ke Asyur-Mesopotamia untuk dijadikan budak dan tahanan.
Raja Tiglath
Pileser III berhasil menggulingkan Raja Pekah bin Remalya raja ke-19 melalui
persekongkolan dengan Hosea bin Ela, Hosea berhasil membunuh Raja Pekah bin
Remalya. Kemudian Raja Assiria mengangkat Hosea bin Ela menjadi raja ke-20 dan Raja
Hosea bin Ela adalah raja Kerajaan Israel Utara yang terakhir. Selanjutnya Raja
Hosea bin Ela memiliki kewajiban memberi upeti yang besar kepada Raja Tiglath
Pileser III dan penggantinya yaitu Raja Shalmaneser V setiap tahun sebagai
negeri bawahan Raja Assiria. Setelah 7 tahun berlalu, Raja Hosea bin Ela
berhenti membayar upeti kepada Raja Asyur itu, bahkan Raja Hosea bin Ela
mengadakan kesepakatan dan telah mengirimkan utusan-utusannya kepada Fir’aun
Osorkon IV/So/Shilkanni dari Kerajaan Mesir, hal itu dianggap oleh Raja
Shalmaneser V sebagai pemberontakan. Maka pada tahun 725 SM Raja Shalmaneser V
(meninggal sebelum menaklukkan Raja Hosea bin Ela) dan Sargon II menyerang dan
mengepung Samaria sekitar 3 tahun. Tahun 722 SM Raja Sargon berhasil menaklukkan
dan menangkap Raja Hosea bin Ela lalu memasukkannya ke dalam penjara. Kemudian
Raja Sargon II menjarah harta benda bangsa Israel, menjajah dan membuang
orang-orang Israel yang tinggal di Samaria sebanyak 27.290 ribu orang, terdiri
dari kalangan atas dan menengah termasuk Raja Hosea bin Ela, keluarga raja dan
para bangsawan ke Kerajaan Assiria (di kota-kota Irak dan Iran modern) untuk
dijadikan budak dan tahanan. Sehingga nasib mereka berubah 360 derajat, dari
kalangan atas, terhormat dan berada kemudian menjadi hamba sahaya (budak) yang
papa. Di tanah buangan itu, orang-orang Israel Samaria dicampur dengan budak
dan tahanan bangsa-bangsa asing lainnya yang juga menjadi taklukan Kerajaan
Asyur. Ketika Raja Sargon II menyerang, mengepung sekitar 3 tahun dan menaklukkan
ibukota Kerajaan Israel Utara, pada saat itu sebagian besar rakyat Kerajaan
Israel Utara berhasil lolos dari pengepungan bangsa Ayur itu dan mereka
melarikan diri ke Israel Selatan, sehingga terjadi gelombang pengungsi yang
sangat besar di Kerajaan Yehuda. Kemudian melalui tangan Raja Sargon II pada
tahun 720 SM dan tahun 715 SM, Allah memberikan tanah air mereka kepada
bangsa-bangsa asing sebagai hukuman kepada bangsa Israel di Israel Utara yang
kafir, fasik dan zhalim itu. Proses pembuangan orang-orang Israel Samaria
tersebut masih terus berlangsung semasa Raja Esarhaddon bin Sanherib dan Raja
Asyurbanipal bin Esarhaddon berkuasa pada tahun 668-627 SM. Sekitar tahun 720
SM Raja Sargon II membangun kembali Kota Samaria menjadi ibukota provinsi
Kerajaan Asyur dengan nama baru ‘Samarina’ dan mengirimkan orang-orang Asyur
untuk menetap di sana. Dan pada tahun 715 SM Raja Sargon II juga memindahkan orang-orang
asing dari negeri-negeri yang menjadi taklukannya untuk menempati kota itu
menggantikan orang-orang Israel Samaria yang dibuang ke negeri-negeri asing
sebagai azab dari Allah. Dan sekitar tahun 681 SM Allah mengazab Raja Manasye
bin Hizkia yang murtad menjadi penyembah Baal dan melakukan segala kekejian,
tempat-tempat penyembahan berhala yang telah dimusnahkan oleh ayahnya Raja
Hizkia bin Amon didirikannya kembali olehnya. Yaitu, ia membangun mezbah-mezbah
untuk beribadah kepada Baal dan membuat patung-patung Asyera serta mendirikan
mezbah-mezbah untuk menyembah Bintang-bintang di Bait Suci. Tidak hanya itu,
untuk menyenangkan Baal, Raja Manasye bin Hizkia mengorbankan anak-anaknya yang
dibakarnya hidup-hidup sebagai korban bakaran di Lembah Hinom, melakukan
praktek-praktek perdukunan, penujuman, ilmu ghaib dan meminta petunjuk kepada
roh-roh. Raja Manasye bin Hizkia menempatkan patung berhala di dalam Bait Suci,
ia menyesatkan rakyatnya yang menyebabkan rakyat Yehuda melakukan dosa-dosa
yang melampaui batas melebihi bangsa-bangsa asing yang diusir oleh Allah dari
tanah suci. Allah sangat murka kepada Raja Manasye bin Hizkia, maka Allah
mengazabnya dengan mendatangkan Raja Esarhaddon bin Sanherib dari Kerajaan
Asyur untuk menyerang Kerajaan Yehuda dan menaklukkan bangsa Israel lalu
menangkap Raja Manasye bin Hizkia dan mengikatnya dengan rantai setelah itu
dibawa ke Babilonia menjadi budak dan tahanan untuk membangun Kota Babilon yang
beberapa tahun sebelumnya kota itu telah dihancurkan oleh Raja Sanherib bin
Sargon II ayah Raja Esarhaddon ketika menaklukkan Babilonia. Kemudian Raja
Manasye insyaf mengakui dosa-dosanya dan bertobat kepada Allah, sehingga Allah
membuat Raja Esarhaddon bin Sanherib memulangkan Raja Manasye bin Hizkia ke
Kota Yerusalem dan memulihkan kembali kedudukannya sebagai raja di Kerajaan Yehuda.
Kerajaan Yehuda masih terus menjadi negeri taklukan Kerajaan Asyur dan tetap
memiliki kewajiban membayar upeti kepada Raja-raja Asyur sampai Raja Manasye
bin Hizkia digantikan oleh putranya Raja Amon bin Manasye yang terus berlanjut memiliki
kewajiban membayar upeti kepada Raja Asyur itu sampai Raja Esarhaddon digantikan
oleh putranya Raja Asyurbanipal pada tahun 668 SM.
Pada abad ke-6
SM (605 SM) Allah mendatangkan bangsa Kasdim (Khaldea) yang dipimpin oleh Raja
Nebukadnezar II pertama kali ke Kerajaan Yehuda datang dari utara untuk menyerang,
mengepung dan menaklukkan Yerusalem, Raja Yoyakim bin Yosia memberi upeti
kepada Raja Nebukadnezas II sebagai negara bawahan Kerajaan Babel selama 3
tahun. Bulan November 598 SM Raja Nebukadnezar II datang mengepung Yerusalem
dan bulan Desember 598 SM menangkap Raja Yoyakim bin Yosia yang memberontak dan
mengikatnya dengan 2 rantai tembaga dibawa keluar dari Yerusalem dan juga
membuang 3.023 orang Israel ke Babel. Raja Yoyakim mendapatkan perlakuan buruk
dari Raja Nebukadnezar II sehingga tewas tanggal 9 Desember 598 SM di tengah perjalanan
dalam wilayah Kerajaan Babel, putranya Raja Yoyakhin bin Yoyakim
menggantikannya menjadi Raja Yehuda pada tanggal 9 Desember 598 SM – 16 Maret
597 SM. Pada tanggal 16 Maret 597 SM Raja Nebukadnezar II datang kembali
menyerang dan mengepung Yerusalem, Raja Yoyakhin menyerah kemudian ditangkap
pada tanggal 16 Maret 597 SM dan dibuang ke Babel bersama dengan keluarganya bersama
sekitar 7.ribu orang Israel termasuk para pejabatnya, para pegawainya dan Nabi
Ezekiel (Yezekiel) as menjadi tahanan pada tanggal 5 April 597 SM dan tanggal 2
April 561 SM Raja Ewil-Merodakh bin Nebukadnezar II membebaskan Raja Yoyakhin
dari penjara. Bulan April 597 SM Raja Nebukadnezar II menempatkan Raja Zedekia
bin Yosia paman Raja Yoyakhin memduduki takhta Daud menjadi raja boneka
Kerajaan Babel. Tanggal 15 Januari 588 SM melalui bala tentaranya, Raja
Nebukadnezar II kembali menyerang Yerusalem ibu kota Kerajaan Yehuda karena
Raja Zedekia bin Yosia memberontak, setelah mengepung Kota Yerusalem sekitar 2
tahun, pada tanggal 18 April 586 SM Kota Yerusalem jatuh ke tangan orang-orang
Kasdim, mereka berhasil menerobos benteng Kota Yerusalem dengan menghancurkan dan
merobohkan tembok pertahanan yang mengelilinginya dan membunuh sekitar 1/3 orang
Israel yang kafir dan merampas harta benda mereka, kemudian menghancurkan dan
membakar habis seluruh Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha (Bait Suci) pertama tanggal
14 Agustus 586 SM yaitu masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman as. Raja
Zedekia bin Yosia dan sebagian besar orang-orang Israel yang selamat dari
pembunuhan, dibuang ke Babilonia (Irak Selatan modern) sebagai budak dan tahanan,
Raja Zedekia bin Yosia meninggal setelah bulan Agustus 586 SM di Babel. Raja
Nebukadnesar II menghancurkan Kerajaan Yehuda dan negeri bangsa Israel di
Israel Selatan itu dijadikan provinsi Kerajaan Babilonia Baru, sehingga bangsa
Israel tidak memiliki kerajaan selama sekitar 5 abad. Pada tahun 134 SM bangsa
Israel baru memiliki kerajaan lagi yaitu Kerajaan Israel Hashmonayim
(Hashmonean) dan raja pertama bernama Raja Yohanes Hirkanus I. Bangsa-bangsa asing
yang menyerang, menaklukkan, merampas harta benda, membunuh, menjajah dan menindas
bangsa Israel sebelum mereka dipimpin oleh seorang raja adalah bangsa Aram-naharayim
(Mesopotamia), Moab, Kanaan, Midian, Filistin dan Amon. Kemudian setelah bangsa
Israel dipimpin oleh seorang raja, maka yang menaklukkan mereka selain bangsa
Akkadia, Aram-Damaskus dan Kasdim, adalah bangsa Persia, Media, Yunani (Dinasti
Argead Makedonia, Ptolemaik dan *Seleukid), Romawi Barat dan Romawi Timur (Byzantium).
Karena bangsa Israel melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa, maka Allah azab
bangsa Israel dengan menjadikan raja-raja penyembah berhala untuk menindas dan
menistakan mereka dan mereka juga ditimpakan kenistaan dan kemiskinan berupa penyerangan,
penaklukkan, penjarahan (perampokan) dan berbagai macam bentuk penindasan dari
bangsa-bangsa asing yang menyebabkan kehidupan orang-orang Israel menjadi sangat
berat dan sangat menderita, mereka menjadi bangsa yang miskin bahkan sangat
miskin serta sangat direndahkan (dihina)
oleh bangsa-bangsa asing yang menjajah bangsa Israel tersebut, semua yang
terjadi pada bangsa Israel itu disebabkan dosa-dosa yang telah dilakukan oleh tangan
mereka sendiri, Al-Baqarah ayat 95 dan
Al-Jumu’ah ayat 6-7.
*Raja dari Kekaisaran Seleukia Yunani yaitu Antiochus IV Epiphanes
(Antiokhos IV Epifanes 175-164 SM) adalah raja dari Dinasti Seleukid Yunani yang
sangat menindas, menghina dan merendahkan bangsa Israel. Raja Antiokhos IV
ketika menjajah bangsa Israel menggangap bahwa bangsa Yunani lebih tinggi derajatnya
daripada bangsa Israel. Bahkan Raja Antiokhos IV menganggap, bahwa bangsa
Israel apabila meninggal, jenazah mereka tidak layak untuk dikubur, melainkan dibuang
untuk menjadi santapan binatang-binatang buas bagaikan makanan burung buas.
Hanya bangsa
Persia dan Media yang tidak menindas bangsa Israel, bahkan pembangunan Masjidil
Aqsha kedua dibangun pada masa pendudukan bangsa Persia dan Media. Atas
perintah Raja Cyrus II/Koresh/Khurush yang Agung pada tahun pertama
menjadi raja dan ia mengizinkan sekitar 50 ribu orang Israel pulang kembali ke
negeri mereka pada tahun 539 SM untuk membangun Bait Suci kedua (kepulangan
bangsa Israel gelombang pertama). Karena Raja Cyrus II mendapat perintah itu
dari Allah untuk membangun Bait Suci kedua di Yerusalem dan pembangunannya
dimulai pada tahun 537 SM, sekitar 2 tahun setelah bangsa Israel kembali ke
tanah air mereka yang dipimpin oleh Zerubabel bin Sealtiel keturunan Raja
Yoyakhin raja Kerajaan Yehuda yang terakhir. Raja Cyrus II juga menyuruh mengembalikan benda-benda
suci perlengkapan ibadah milik Masjidil Aqsha pertama untuk dikembalikan ke
Yerusalem sebagai perlengkapan ibadah Masjidil Aqsha kedua.yang dahulu telah diangkut
Raja Nebukadnezar II dari Yerusalem, kemudian ditaruhnya di dalam Kuil Dewa
Marduk. Raja Cyrus II dan
Raja Persia dan Media ikut memberikan dana untuk biaya pembangunan Bait Suci
kedua, kemudian pembangunannya terhenti karena pembesar-pembesar Samaria
menghasut Raja Darius I. Dan setelah 16 tahun terhenti, pembangunan Bait Suci
dilanjutkan kembali pada tahun ke-2 pemerintahan Raja Darius I, lalu selesai
dan diresmikan tanggal 12 Maret 515 SM, pada tahun ke-6 pemerintahan Raja
Darius I yang Agung. Raja Artahsasta (Artasyrus) I dari Kekaisaran Persia raja
ke-6 Dinasti Akhaimenia (Akheimeniyah) juga mengizinkan bangsa Israel untuk pulang
kembali ke negeri mereka sebanyak 2 gelombang. Yaitu *gelombang kedua pada
tahun 458 SM yang pulang sekitar 1.500 orang yang dipimpin oleh Nabi Ezra (Uzair)
as bin Zeraya yang juga seorang Imam dari suku Lewi keturunan Nabi Harun as dan
gelombang ketiga pada tahun 444 SM dipimpin oleh Nehemia bin Hakhalya dari suku
Yehuda. Kembalinya bangsa Israel ke negeri mereka di Yehuda dan
Yerusalem sejak masa Raja Cyrus II sampai pada masa Raja Artahsasta I sebanyak
3 gelombang. Kemudian Raja Artahsasta I memberi uang kepada Nabi Ezra as untuk
biaya memperbaiki (renovasi) Bait Suci kedua di Yerusalem. Pada tahun 436 SM Raja
Artahsasta I mengizinkan Nehemia dan bangsa Israel membangun kembali
pintu-pintu gerbang dan tembok kota menglilingi Yerusalem yang telah
dihancurkan dan dirobohkan oleh bangsa Kasdim pada tahun 586 SM. Bangsa Israel membangun
tembok kota (benteng pertahanan) untuk melindungi penduduk Kota Yerusalem dari
serangan musuh dan pembangunannya selesai dalam waktu 52 hari saja, Kitab
Yeremia, Kitab Daniel dan Kitab Ezra-Nehemia.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 61
:
61.
(....Lalu
mereka) Bani Israil
(ditimpakan kenistaan) kehinaan karena menjadi bangsa jajahan dari
bangsa-bangsa asing yang mengalahkan Bani Israil (dan kemiskinan) Allah mendatangkan
bangsa-bangsa asing untuk menyerang, membunuh, menjarah, menjajah dengan sangat
menindas Bani Israil dan membuang orang-orang Israel yang kafir itu ke
negeri-negeri asing sebagai budak dan tahanan sehingga mereka menjadi bangsa
yang menderita kenistaan dan kemiskinan sebagai azab dari Allah (dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah, yang demikian itu) terjadi
(disebabkan mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa
alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka selalu berbuat durhaka) kepada
Allah dan rasul-rasul-Nya (dan
melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa (kerusakan) di muka Bumi.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 112
:
112.
(Mereka)
Bani Israil
(ditimpa kehinaan di mana pun mereka berada) sebagai azab dari Allah
(kecuali jika mereka berpegang pada tali) agama (Allah) yaitu memeluk
Islam
(dan tali) perjanjian (dengan manusia dan mereka kembali mendapat
kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan) derajat di sisi
Allah. Pada zaman dahulu berulang kali Bani Israil dikalahkan dan dijajah oleh
bangsa-bangsa asing, sebagian penjajah itu membuang Bani Israil ke
negeri-negeri asing untuk dijadikan budak dan tahanan. Dan sejak zaman Rasulullah
saw hingga sekarang, kaum muslimin memandang rendah Bani Israil disebabkan
kejahatan (dosa-dosa) yang telah diperbuat oleh tangan mereka sendiri (Yang
demikian itu) terjadi (disebabkan mereka kafir pada ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa
(kerusakan) di muka Bumi. Disebabkan dosa-dosa bangsa Israel, Allah serakkan
(sebarkan) mereka di antara bangsa-bangsa asing di seluruh dunia, Kitab Ulangan pasal 28 ayat 64 dan Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 6-9. Kemudian
di akhir zaman Allah mengumpulkan bangsa Israel kembali ke tanah perjanjian, maka
mereka sekarang berkumpul kembali dan mempunyai negara lagi yaitu Negara Republik
Israel di Tanah Palestina. Tanah suci yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek
moyang mereka dahulu yang menyebabkan berkali-kali terjadinya persengketaan
sampai saat ini dengan bangsa Palestina dan berkali-kali pula terjadi peperangan
antara bangsa Israel dengan bangsa Palestina. Setelah bangsa Israel berkumpul
di Israel, kemudian orang-orang Israel yang kafir dibantai untuk dimusnahkan
dan tidak dibangkitkan lagi selama-lamanya. Yang
bertugas memimpin pembantaian Bani Israil adalah Nabi Isa as bin Maryam yang
akan turun ke Bumi bersama para malaikat dan dibantu Imam Mahdi yang akan
memimpin kaum muslimin dalam pembantaian bangsa Israel. Hal ini terjadi di
medan Perang ARMAGEDDON II yaitu di Gunung dan Kota Magiddo di Pegunungan
Samaria, di Bozra (Petra) yang terletak di celah Gunung Hor, Lembah Araba -
Yordania Selatan dan di Edom (Idumea) – Israel Selatan, sehingga batu-batu dan
kayu-kayu akan berbicara memberitahukan tempat persembunyian orang-orang Yahudi
(Israel).
Keterangan :
*Pelacur Bakti adalah
pelacur wanita di dalam kuil, mereka mempersembahkan seluruh hidupnya untuk
pelayanan seksual bagi para pria penyembah para Baal dan para Asyera yaitu dewa
dan dewi seksual, kesuburan dan kelahiran dari bangsa Kanaan dan
pelacur-pelacur kuil itu mendapat penghasilan haram dari pelayanan seksual
tersebut.
*Semburit Bakti adalah pelacur pria yang ditempatkan dalam kuil yang
secara khusus melayani secara seksual (biologis) kaum wanita dan kaum pria gay
(homoseksual), panseksual dan biseksual bagi penyembah para Baal dan para Asyera,
dan para semburit bakti itu juga mendapatkan penghasilan haram dari pelayanan
seksual tersebut.
*Hakim-hakim adalah gelar penguasa di zaman Israel kuno sekitar abad
ke-12 SM sampai abad ke-11 SM untuk menyebut pemimpin bangsa Israel sebelum
bangsa itu dipimpin oleh seorang *raja. Seorang ‘hakim Israel’ adalah penguasa
dan pemimpin militer sekaligus pemimpin pengadilan hukum bangsa Israel yang
membebaskan bangsanya dari penjajahan, penindasan, ancaman dan serangan dari
bangsa-bangsa asing.
*Bangsa Israel tidak puas hanya dipimpin oleh seorang hakim, mereka
memohon kepada Allah melalui doa Nabi Samuel as kepada Allah supaya diberi
seorang raja yang menjadi pemimpin mereka seperti bangsa-bangsa lain. Maka
Allah mengabulkan permohonan bangsa Israel untuk memiliki seorang raja dan
bangsa itu mulai memiliki Kerajaan Israel pada tahun 1020 SM, raja pertama yang
memerintah mereka bernama Raja Thalut (Saul) bin Kish dari suku Benyamin yang
jumlah penduduknya paling sedikit di antara suku-suku Israel. Dan Nabi Samuel
as yang mengurapinya (menobatkannya) menjadi raja atas perintah Allah dengan
menuangkan *buli-buli yang berisi minyak istimewa dan harum baunya di atas
kepala Thalut bin Kish. Hal itu adalah kebiasaan bangsa Israel pada zaman kuno
untuk menunjukkan siapa yang telah diangkat menjadi raja. Thalut bin Kish masih
muda, dari keluarga kaya, berpengetahuan tinggi, wajahnya paling tampan di
antara orang-orang Israel, orangnya sangat kuat, seorang-pelari cepat dan
badannya tinggi besar yaitu tingginya 30 cm lebih tinggi daripada siapa pun di
Israel.
*Buli-buli adalah semacam botol yang terbuat dari tanah liat, keramik
dan sebagainya.
*Pertolongan dan karunia dari Allah untuk bangsa Israel yaitu,
dikalahkannya musuh-musuh bangsa Israel sejak mereka masih di Mesir hingga pada
waktu mereka memasuki tanah perjanjian di Kanaan (Kana’an) sekitar abad ke-12
SM. Maka berkat pertolongan dari Allah, bangsa Israel berhasil menaklukkan
bangsa-bangsa asing yang kafir itu, yaitu penduduk yang lebih dahulu bertempat
tinggal di Kanaan sebelum bangsa Israel datang dan merebut tanah perjanjian
dari tangan mereka. Sehingga bangsa Israel bisa bertempat tinggal, memiliki dan
menguasai negeri yang diberkahi itu. Dan karunia Allah yang lain kepada bangsa
Israel adalah 12 mata air Uyun Musa, roti manna dan daging salwa, naungan awan dari
sengatan terik Matahari yang membakar di Padang Tih yang kering, gersang dan
tidak ada pepohonan sewaktu bangsa Israel berada di Semenanjung Sinai - Mesir,
keamanan dan kemenangan dari serangan bangsa-bangsa kafir yang mencoba merebut
wilayah kekuasaan bangsa Israel di Kanaan dan sebagainya.
*Ramot-Gilead/Tell-er-Rumeith/Jal’aad
adalah daerah pengunungan yang panjangnya sekitar 60 mil dan lebarnya sekitar
20 mil dan terdapat 4 gunung, yaitu Gunung Abarim, Pisga, Nebo dan Peor yang
membentang dari dekat ujung selatan Danau Genesaret/Kineret/Galilea/Tiberias/Thabariyyah sampai ke ujung utara Laut Mati (Asin) di seluruh
seberang timur Sungai Yordan, sekarang terletak di wilayah Kerajaan Hasyimiyah
Yordania. Ramot-Gilead artinya keseluruhan daerah Gilead yang dahulu oleh Nabi
Yusya’ as diberikan kepada suku Gad, suku Ruben dan setengah suku Manasye
sebagai tanah pusaka milik mereka. Ramot-Gilead sebelum Kerajaan Israel Utara
dan Kerajaan Yehuda di Israel Selatan runtuh, terdiri dari Basan yang
wilayahnya membentang dari seberang utara Sungai Yarmouk (Yarmuk) sampai ke
Gunung Hermon di utara dan Gilead yang membentang dari seberang selatan Sungai
Yarmouk sampai ke ujung utara Laut Mati. Tetapi segera setelah Kerajaan Israel
Utara dan Kerajaan Yehuda runtuh dan lenyap untuk selama-lamanya, seluruh
daerah yang membentang di seberang timur sepanjang Sungai Yordan disebut
Ramot-Gilead dan sekarang adalah wilayah Kerajaan Hasyimiyah Yordania.
*Kepulangan Bangsa Israel ke Yerusalem gelombang kedua dipimpin oleh
Nabi Ezra as dan pada hari ke-4 di Yerusalem setelah Nabi Ezra as mengerjakan
tugasnya, datanglah para pemuka mendekati dan mengatakan kepada Nabi Ezra as,
bahwa orang-orang Israel awam, para Imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan
diri dari *bangsa-bangsa asing penyembah berhala yang berada di sekeliling
mereka. Kaum pria bangsa Israel melakukan kawin campur dengan mereka (sebagian
besar orang-orang Israel kawin campur dengan wanita-wanita Amori), bahkan yang
pertama melakukannnya adalah para pemuka agama dan para pejabat Israel dan para
Imam itu juga melakukan ketidakadilan dan menolak membayar (menunaikan) zakat
maal 10% dari hasil panen pertanian dan perkebunan yang mencapai nisab yang
menjadi kewajiban mereka. Mendengar hal itu membuat Nabi Ezra as sangat sedih
dan marah, padahal Allah melalui rasul-rasul-Nya mengharamkan bangsa Israel
(umat Islam) menikah dengan bangsa-bangsa asing karena mereka masih menjadi
orang kafir, itu adalah perbuatan zina dan dosa besar. Nabi Ezra as khawatir
lambat laun bangsa Israel kembali menjadi penyembah berhala dan melakukan
segala kekejian karena terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan
tradisi-tradisi bangsa-bangsa kafir itu seperti yang pernah terjadi pada nenek
moyang mereka dahulu. Yang membuat penyembahan berhala-berhala memasuki
kehidupan keagamaan bangsa Israel, hal itu akibat mereka kawin campur dan tidak
memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing yang juga bertempat
tinggal di tanah perjanjian. Dan juga dikhawatirkan mereka kembali
melakukan kedurhakaan kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka Bumi yang
membuat Allah murka dan kembali mengazab bangsa Israel dengan mendatangkan
bangsa-bangsa asing itu untuk menaklukkan, menawan, menjarah, menindas dan
menghina bangsa Israel di depan umum dengan membuang bangsa itu dari tanah yang
dijanjikan kepada nenek moyang mereka untuk diserakkan (disebar) di antara
bangsa-bangsa di Mesopotamia kemudian disebar ke seluruh dunia. Maka dari itu,
untuk meredam murka Allah, Nabi Ezra as menyuruh bangsa Israel istighfar,
bertobat dan mempersembahkan korban penebus dosa atas dosa-dosa mereka kepada
Allah. Selanjutnya, para pemuka bangsa Israel dan Nabi Ezra as memerintahkan
orang-orang Israel yang telah menikah dengan wanita-wanita asing untuk
menceraikan istri mereka dan mengusir semua wanita asing dan anak-anak yang
dilahirkan mereka untuk meninggalkan rumah. Dan juga bangsa Israel harus
memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing, karena dikhawatirkan
bangsa Israel kembali terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan
tradisi-tradisi orang-orang asing yang masih kafir, fasik dan zhalim itu.
Padahal belum lama (sekitar 81 tahun), Allah mengembalikan bangsa Israel ke tanah
air mereka dari pembuangan di Babilonia melalui para Raja-raja Persia yang
mendapat hidayah dari Allah. Sehingga mereka menjadi raja yang saleh, baik dan
berbelas kasih kepada bangsa Israel, lalu memerintahkan orang-orang buangan itu
pulang ke tanah air mereka untuk membangun Bait Suci ke-2, Kota Yerusalem dan
tembok-tembok (benteng) pelindung di Yehuda dan di Yerusalem.
*Bangsa-bangsa asing penyembah berhala, yaitu bangsa Kanaan (dari suku
Amori, Het, Hewi, Feris, Yebus), bangsa Amon, Moab dan Mesir, mereka itu juga
bertempat tinggal di Yehuda dan di Kota Yerusalem bersama dengan bangsa Israel setelah
kembali ke tanah air mereka dari tanah buangan.
Sumber : Al-Qur’an, Tafsir
Jalalain, Bab 27-28 Injil Barnabas halaman 47-50 dan berbagai sumber
1 komentar:
wah mengerikan...
Posting Komentar