15 November, 2018

KISAH DIBAKARNYA NABI IBRAHIM AS


Nabi Ibrahim as lahir di sebuah wilayah Faddam-Aram/Paddan-Aram/Padan-Aram dan tempat beliau as dibakar berada di Kota Urfa/Sanliurfa/Edessa, ibukota Provinsi Sanliurfa – Turki Timur. Sedangkan rumah ayah Nabi Ibrahim as di kota kuno Harran 38 km di tenggara Kota Urfa yang dahulu termasuk wilayah kekuasaan Raja Namrudz dari Kerajaan Babilonia Kuno dan sekarang masuk wilayah Negara Republik Turki. Nabi Ibrahim as meninggal dan dimakamkan di Masjid Ibrahim (Gua Makfilah) di Kota Hebron (Al-Khalil), Tepi Barat - Palestina. Nabi Ibrahim as adalah putra Azar/Aazar/Terah/Tarukh bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin ‘Abir bin Shalih bin Arfakhsyad (Arpakhsad) bin Sam bin Nuh as. Ibu Nabi Ibrahim as bernama Buna (Amilah) binti Karbina bin Kartsi dari Bani Arfakhsyad. Azar bin Nahur seorang pembuat dan penjual patung-patung yang dijadikan tuhan-tuhan oleh dirinya dan kaumnya, Azar memiliki 3 putra : 1. Haran (ayah Nabi Luth as dan Sarah), 2. Nahur (Nahor) dan 3. Nabi Ibrahim as.
Sabda Nabi Isa as :
“Setiap huruf dari kata-kataku adalah kebenaran, karena (kata-kataku) ini tidak berasal dari (hawa nafsu) ku tetapi  dari Allah yang telah mengutusku kepada bangsa Israel.” Bab 26 Injil Barnabas halaman 43.

…. Kemudian Filipus (salah satu dari 12 murid inti Nabi Isa as) bertanya : “Wahai guru, bagaimanan kisahnya hingga ayah Nabi Ibrahim as ingin membakar putranya sendiri?” Nabi Isa as menjawab : “Suatu hari, ketika Nabi Ibrahim as menginjak *usia 12 tahun, ayahnya berkata kepadanya : “Besok adalah hari raya festival semua tuhan-tuhan, oleh karena itu, kita harus pergi ke rumah ibadah pusat (di Kota Urfa) dan memberikan hadiah kepada tuhanku Baal yang agung. Dan engkau harus memilih tuhanmu sendiri karena engkau sudah cukup umur (dewasa) untuk mempunyai tuhan.” Nabi Ibrahim as menjawab dengan berpura-pura patuh : “Aku akan menuruti nasehat ayah.”
*Usia 12 tahun adalah usia yang dianggap cukup dewasa atau telah aqil baligh pada masyarakat Babilonia kuno dan Timur Tengah pada umumnya terutama bagi Bani Israil. Sehingga dalam aturan agama Yahudi akan diadakan upacara Bar Mitsvah (putra perintah/hukum) bagi pemuda yang baru menginjak usia remaja putra (ABG) dan Bat Misvah bagi pemudi yang baru menginjak usia remaja putri. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh orangtua Nabi Musa as dan Nabi Isa as terhadap putra mereka ketika 2 orang calon nabi itu telah menginjak usia 12 tahun. Namun sejak abad-abad pertengahan yaitu antara abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi, upacara Bar Mitsvah untuk remaja putra ditambahi 1 tahun lagi, yaitu dilakukan saat mereka menginjak usia 13 tahun dan biasanya dilaksanakan pada hari Sabat/Shabat/Sabtu pertama setelah mereka berulang tahun, karena itu upacaranya disebut juga Tefilin Shabat. Di mana para remaja itu naik ke panggung dan menghadap ke mimbar untuk menerima ‘Kuk Hukum Taurat’, yaitu hukum-hukum Allah yang telah wajib dikerjakan oleh para remaja tersebut, sehingga mereka diharuskan memahami, mengamalkan, menaati dan menjalankan perintah-perintah Allah dengan sempurna. Karena pada usia tersebut mereka dianggap sudah cukup umur, maka harus menanggung (memikul) beban hukum-hukum Allah untuk mengerjakan ibadah-ibadah wajib dan bertanggung jawab atas semua amal perbuatannya sendiri yang baik maupun yang buruk. Dan mereka juga diakui untuk layak bersaksi di depan pengadilan agama, perdata dan pidana, sah bertransaksi ekonomi dan dianggap sudah mampu berpartisipasi dalam semua bidang kehidupan masyarakat Israel.  

Ketika harinya telah tiba, ayah dan putranya ini berangkat pagi-pagi sekali menuju rumah ibadah sebelum kedatangan orang-orang lain. Tetapi Nabi Ibrahim as (yang baru menginjak usia remaja) dengan berani menyembunyikan kapak dibalik baju *tuniknya (karena berniat menghancurkan berhala-berhala di dalam kuil pusat).
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 56-57 :
56.  (Dia) Ibrahim (berkata : “Sebenarnya Tuhan kalian adalah Tuhan Langit dan Bumi) Allah-lah (yang telah menciptakannya dan aku atas yang demikian itu) yang telah aku katakan (termasuk orang-orang yang dapat bersaksi atas ini).
57.  (Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian sesudah kalian pergi meninggalkannya”).
*Tunik (tunic) adalah model baju jenis atasan yang longgar, berkesan klasik dan timeless (model baju yang abadi di sepanjang zaman). Biasanya memiliki panjang yang lebih panjang dari baju jenis atasan lain pada umumnya, yaitu memiliki panjang melebihi pinggul atau panjangnya bisa sepaha dan bisa juga panjangnya selutut.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 88-93 :
88.  (Lalu dia) Ibrahim (memandang sekilas ke Bintang-bintang) untuk mengelabuhi mereka, bahwasanya Nabi Ibrahim as percaya kepada Bintang-bintang itu, supaya mereka tidak menaruh curiga.
89.  (Kemudian dia berkata : “Sesungguhnya aku sakit”) Nabi Ibrahim berpura-pura sakit supaya mempunyai alasan kepada sang ayah untuk tidak mengikuti ritual perayaan agama pagan yang akan dilaksanakan di rumah ibadah pusat oleh para penyembah berhala di Babilonia kuno itu.
90.  (Lalu mereka berpaling dari dia) Ibrahim (dan meninggalkannya) menuju ke rumah ibadah pusat tempat dilaksanakannya perayaan agama pagan yaitu hari raya festival tuhan-tuhan mereka (Nabi Ibrahim as tidak menunggu sang ayah di luar rumah ibadah para penyembah berhala itu setelah beliau as mengatakan sakit, tetapi beliau as mengikuti mereka masuk ke dalam rumah ibadah). Begitu memasuki rumah ibadah, Nabi Ibrahim as segera bersembunyi di balik sebuah patung di pojok ruangan yang paling gelap, sementara orang-orang semakin lama semakin banyak berdatangan. Ketika acara selesai, Nabi Ibrahim as memisahkan diri dari ayahnya (tidak mendatangi sang ayah untuk pulang bersama-sama), sang ayah mengira bahwa putranya telah lebih dahulu pulang ke rumah (karena sebelumnya Nabi Ibrahim as mengatakan sakit, Ash-Shaaffaat ayat 89), oleh karena itu ia (Azar) tidak berupaya untuk mencarinya (dan terus pulang ke rumah). Ketika semua orang telah meninggalkan rumah ibadah (kecuali Nabi Ibrahim as yang masih bersembunyi di dalam rumah ibadah), para pendeta lalu menutup rumah ibadah itu dan pulang ke rumah masing-masing.
91.  (Kemudian dia) Ibrahim (pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka lalu dia berkata : “Apakah kalian tidak makan?”).
92.  (“Mengapa kalian tidak menjawab?”).
93.  (Lalu dihadapinya) berhala-berhala yang terbuat dari kayu palma, kayu zaitun, kayu ivory dan sebagainya (itu sambil memukulnya) menggunakan kapak milik sang ayah Azar (dengan tangan kanannya).
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 58 :
58.  (Maka dia) Ibrahim (membuat berhala-berhala itu menjadi hancur terpotong-potong, kecuali yang terbesar dari mereka) yaitu patung Dewa Baal yang dipercaya sebagai dewa tertinggi atau dewa utama dalam kepercayaan bangsa Babilonia kuno dan bangsa Kanaan kuno (supaya mereka menanyakannya kepadanya). Nabi Ibrahim as kemudian menghunus kapak dan segera memotong kaki-kaki semua patung kecuali patung (dewa) yang paling besar *Baal. Nabi Ibrahim as kemudian meletakkan kapaknya di kaki ‘tuhan’ Baal di tengah puing-puing dari patung-patung itu, karena mereka telah sangat rapuh dan tersusun dari potongan-potongan hingga ambruk berantakan (setelah Nabi Ibrahim as meletakkan kapak milik Azar di kaki patung Baal, maka beliau as tidak membawa kapak milik sang ayah lagi).

Setelah melakukan semua itu, Nabi Ibrahim as berlalu pergi meninggalkan rumah ibadah. Tetapi kepergian Nabi Ibrahim as terlihat oleh beberapa orang yang menuduhnya sedang mencuri sesuatu dari rumah ibadah tersebut. Kemudian mereka beramai-ramai menangkapnya dan begitu mereka memasuki kuil, mereka terkejut melihat tuhan-tuhan mereka hancur berantakan, mereka menatap sedih dan berseru : “Datanglah cepat hai khalayak ramai dan mari kita bunuh dia yang menjagal tuhan-tuhan kita!”
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 59-61 :
59.  (Mereka berkata : “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim) karena melakukan perbuatan ini.
60.  (Mereka berkata : “Kami dengar ada seorang pemuda) remaja (yang mencela mereka) berhala-berhala ini (yang bernama Ibrahim) Al-Anbiyaa’ ayat 52-55, Asy-Syu’araa’ ayat 69-77 dan Ash-Shaaffaat ayat 85-87.
61.  (Mereka berkata : “Jika demikian, bawalah dia ke hadapan orang banyak) perlihatkanlah dia kepada mereka (supaya mereka menyaksikan”) bahwa dialah yang telah melakukan semuanya ini. Dengan cepat berdatanganlah sekitar 10 ribu orang termasuk para pendeta.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 94 :
94.  (Kemudian mereka datang bergegas kepadanya) dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alasan penghancuran tuhan-tuhan mereka.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 62-65 :
62.  (Mereka bertanya : “Apakah engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim!”) seraya menyembunyikan apa yang telah dilakukannya.
63.  (Dia) Ibrahim (menjawab :) “Kalian ini orang-orang yang tolol! Mungkinkah manusia dapat membunuh tuhan? (“Sebenarnya patung yang paling besar) hanya tuhan yang agung (Dewa Baal) (itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka) siapa yang telah membunuh mereka? Tidakkah kalian lihat, bahwa kapak itu terletak di dekat kakinya? Ini berarti bahwa ia tidak menghendaki tuhan-tuhan lain (jika mereka dapat berbicara”) Nabi Ibrahim as menyindir para penyembah berhala bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itu adalah benda mati, tidak bisa berbicara dan tidak mampu melakukannya maka dipastikan mereka bukan tuhan.
64.  (Maka mereka pun mulai tersadar, dan dia berkata : “Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang menzhalimi) menganiaya diri sendiri karena menyembah benda mati yang tidak dapat berbicara.
65.  (Kemudian kepala mereka menjadi tertunduk) karena malu menyadari kebodohan diri mereka lalu berkata : (“Sesungguhnya engkau) Ibrahim (telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”) mengapa engkau menyuruh kami bertanya kepada mereka?
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 95-96 :
95.  (Dia) Ibrahim (Berkata : “Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu?”) sebagai berhala-berhala yang kalian sembah.
96.  (Padahal Allah-lah yang telah menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat itu) Allah yang telah menciptakan kayu-kayu yang kalian pahat untuk kalian jadikan sebagai patung-patung sesembahan itu.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 66-67 :
66.  (Dia) Ibrahim (berkata : “Maka mengapakah kalian menyembah selain Allah, sesuatu yang yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun kepada kalian dan tidak pula memberi mudharat) keburukan sedikit pun (kepada kalian) apabila kalian tidak menyembah mereka.
67.  (Ah) celakalah (kalian beserta apa yang kalian sembah selain Allah, maka apakah kalian tidak memahami?”) Kemudian datang juga (Azar) ayah Nabi Ibrahim as dengan ingatan yang masih segar tentang berbagai pemikiran Nabi Ibrahim as yang menentang tuhan-tuhan mereka dan mengenali kapak yang digunakan Nabi Ibrahim as untuk menghancurkan patung-patung, sambil berkata : “Benar-benar putraku yang durhaka yang telah menjagal tuhan-tuhan kita! Karena kapak ini adalah milikku (Azar mengambil kapaknya yang habis dipakai oleh putranya untuk menghancurkan patung-patung sesembahan).” Kemudian ia mengisahkan kembali semua (pembicaraan dan perdebatan, Al-An’aam ayat 74, Al-Anbiyaa’ ayat 52-55, Asy-Syu’araa’ ayat 69-82, Ash-Shaaffaat ayat 85-87 dan Bab 26 Injil Barnabas halaman 44-47) yang telah terjadi antara ia dengan putranya kepada semua yang hadir. Berdasarkan penjelasan Azar ini kaum Nabi Ibrahim as penyembah berhala itu menjadi sangat marah.
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 24-25 :
24.  (Maka tidak ada jawaban kaumnya) Ibrahim (selain mengatakan : “Bunuhlah atau bakarlah dia.” Lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu) yaitu menyelamatkan Nabi Ibrahim as dari panasnya api (benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah) karena api yang berkobar liar menyala-nyala itu diperintah oleh Allah menjadi dingin sehingga tidak membakar Nabi Ibrahim as sama sekali (bagi orang-orang yang beriman) yang percaya bahwa Allah Maha Esa, Maha Besar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
25.  (Dan dia) Ibrahim (berkata : “Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kalian dalam kehidupan dunia ini) karena kalian merasa menjadi golongan yang sama (kemudian pada hari Kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian yang lain) yaitu para pemimpin penyembah berhala itu cuci tangan dari apa yang dilakukan oleh pengikut-pengikut mereka (dan sebagian kalian mengutuki sebagian yang lain dan tempat kembali kalian adalah Neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi kalian) yang dapat mencegah kalian dari dimasukkan ke dalam Neraka.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 68 :
68.  (Mereka berkata : “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian jika kalian benar-benar hendak bertindak”) maksud orang-orang kafir Babilonia kuno itu adalah : “Untuk membantu tuhan-tuhan kalian, bakarlah Ibrahim hidup-hidup, itu hukuman yang paling tepat!”
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 97 :
97.  (Mereka berkata : “Dirikanlah suatu bangunan) perapian besar (untuk) membakar (nya) lalu (lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu) maka khalayak secara beramai-ramai mengumpulkan banyak kayu bakar dan mengikat tangan dan kaki Nabi Ibrahim as dan melemparkannya ke tengah-tengah gunungan kayu dan menyulut api dari bagian bawah. Lihatlah! Allah melalui malaikat-Nya memerintahkan api (menjadi dingin) supaya tidak membakar Nabi Ibrahim as utusan-Nya.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 69-70 :
69.  (Kami berfirman : “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”).
70.  (Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi) dalam tujuan mereka membakar Nabi Ibrahim as. Sang api menyala berkobar dengan sangat liar dan membakar sekitar 2.000 orang yang telah menghukum mati Nabi Ibrahim as (yang ada di sekitar gunungan api/perapian besar/api unggun besar itu). Dan setelah peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim as yang gagal, Allah mengazab kaum penyembah berhala di daerah tempat kaum Nabi Ibrahim as itu berada, sehingga di sana api tidak dapat menyala sekitar 7 tahun, hal itu membuat penduduknya mengalami kesulitan dalam perapian. Orang-orang harus mencari jalan lain untuk mengolah makanan karena tidak ada api di daerah tersebut. Maka, jika mereka memasak makanan berbahan dasar daging, yaitu dengan cara mencincangnya sampai halus dicampur dengan bumbu dan bahan lainnya lalu diuleni oleh banyak tangan dalam waktu yang lama supaya bisa matang sempurna karena tidak menggunakan api tetapi menggunakan es batu supaya tangan tidak panas. Untuk memasak daging tersebut, dibuat secara gotong royong dalam keluarga besar yang melibatkan banyak pria yang harus punya lengan dan jari yang kuat untuk menguleni cincangan daging tanpa urat dan lemak yang telah dicampur banyak bahan itu hingga matang akibat hawa panas dari banyaknya tangan yang menguleni adonan dalam waktu yang lama, setelah dianggap matang, lalu dikepal-kepal atau dibentuk lain sesuai selera, dan masakannya itu bernama Cig Kofte.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 98 :
98.  (Maka mereka bermaksud melakukan tipu daya) yaitu mereka melemparkan ke dalam kobaran api yang menyala-nyala untuk menghukum mati Nabi Ibrahim as (dengan) membakar (nya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina) orang-orang yang dikalahkan, karena ternyata Nabi Ibrahim as keluar dari dalam gunungan api dalam keadaan selamat tidak apa-apa. Nabi Ibrahim as sebenarnya mendapati dirinya terbebaskan (dari kobaran api yang menyala-nyala yang hanya membakar tali mengikat Nabi Ibrahim as saja dan kemudian) karena dibawa oleh malaikat menuju dekat rumah ayahnya, tanpa melihat siapa gerakan yang membawanya (sehingga Nabi Ibrahim as lolos dari dibakar dan dibunuh oleh orang-orang kafir Babilonia kuno itu). Demikianlah Nabi Ibrahim as telah diselamatkan dari kematian.
Qur’an surat Al-‘Ankabuut ayat 26 :
25.  (Maka berimanlah) percayalah (kepadanya) kepada Nabi Ibrahim as itu (Luth. Dan dia) Ibrahim (berkata : “Sesungguhnya aku akan pindah) ke tempat yang diperintahkan (Tuhanku) kepadaku (Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya. 
 Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 71 :
71.  (Dan) karena Azar ayah Nabi Ibrahim as adalah seorang pembuat patung dewa-dewi dan penyembah tuhan-tuhan palsu, hal inilah yang menyebabkan terjadinya permusuhan antara ayah yang kafir dengan putranya yang beriman ini, sampai-sampai Azar ingin membakar putranya sendiri karena ia sangat marah kepada Nabi Ibrahim as, maka (Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri) mereka tinggal di Hebron sekitar 30 km di selatan Yerusalem (yang Kami memberkahinya untuk sekalian manusia) yaitu Negeri Syam yang dianugerahi banyak pegunungan, gunung, lembah, danau, sungai, dataran rendah, letak wilayah strategis menyebabkan menjadi tempat pertemuan jalur perdagangan dari barat ke timur begitu juga sebaliknya dan tanah yang subur, maka tumbuh beraneka macam tumbuhan sehingga penduduknya bisa bertani, berternak, berdagang dan sebagainya.

*Asal Mula Penyembahan Baal/Ba’al/Ba’l.
Sabda Nabi Isa as :
…. “Sesungguhnya aku mengatakan kepadamu bahwa setiap keburukan telah memasuki dunia ini di bawah dalih palsu dari para leluhur terdahulu. Jelaskan kepadaku, siapa yang menimbulkan (memulai) penyembahan berhala (hingga) dapat memasuki dunia ini jika bukan karena tindakan para leluhur terdahulu. Karena pernah ada seorang raja yang terlalu berlebihan mencintai ayahnya yang bernama Baal. Ketika ayahnya meninggal (karena sang raja masih sangat berduka atas wafatnya sang ayah), demi untuk menghiburnya, maka dibuatlah sebuah patung yang mirip dengan ayahnya dan dipajang di pusat kota. Dan dia (sang raja) mengeluarkan perintah bahwa siapa saja yang berjalan di sekitar patung itu dalam jarak 15 *cubit akan selamat dan dijamin tidak ada seorang pun yang akan mengganggunya (peristiwanya terjadi jauh sebelum masa Nabi Ibrahim as). Para pengacau (setan-setan manusia) demi mengeruk keuntungan yang akan mereka peroleh, mulai menjual bunga mawar dan bunga-bunga lain untuk diletakkan di sekeliling patung dan dalam waktu singkat, pemberian bunga ini berubah menjadi pemberian berupa uang dan makanan, hingga akhirnya patung (Baal) ini mereka sebut tuhan (dewa) untuk memuliakannya. Apa yang tadinya berasal dari tradisi, ditransformasikan menjadi hukum tuhan (yang wajib dipatuhi). Selanjutnya patung Baal ini menyebar ke seluruh dunia (selama ribuan tahun menjadi tuhan yamg disembah) dan betapa Allah sangat memurkai hal ini melalui sabda Nabi Yesaya as bin Amos (firman-Nya) :
(“Sesungguhnya, umat) Bani Israil (ini menyembah-Ku dalam kesia-siaan karena) mereka mempersekutukan Allah (mereka telah mengabaikan hukum-Ku yang disampaikan oleh hamba-Ku Musa kepada mereka dan mengikuti tradisi para leluhur mereka”) yang kafir, fasik dan zhalim. Bab 32 Injil Barnabas halaman 58.
*Cubit atau ’ammah dalam bahasa Ibrani adalah ukuran dengan menggunakan panjang lengan dari siku hingga jari tangan dalam ukuran standar panjang tradisional yaitu sekitar ½ meter atau sekitar 44,5 sampai 52,9 cm.
Qur’an surat An-Nisaa’ ayat 116 :   
116.    (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik) yaitu dosa mempersekutukan Allah bagi pelakunya apabila sampai maut menjemput ia tidak bertobat dari dosa syirik tersebut, dan Allah akan mengampuni semua dosa termasuk dosa syirik asalkan pelakunya beriman dan tobat nashuha (tobat yang semurni-murninya, At-Tahriim ayat 8) dari dosa syirik sebelum maut menjemputnya, Az-Zumar ayat 53 (dan Dia mengampuni dosa selain) dosa syirik (itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah tersesat sejauh-jauhnya) ia telah berbuat dosa yang besar, An-Nisaa’ ayat 48.
Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 5 :
5.      (Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah) yaitu sembahan (yang tidak dapat memperkenankan doanya sampai hari Kiamat dan mereka terhadap seruan para penyembahnya lalai) dari memperhatikan doa mereka karena sembahan selain Allah itu lemah, tidak mendengar dan tidak mengetahui doa penyembahnya, demikian pula dengan berhala-berhala itu adalah benda mati dan tidak berakal. 
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah Azza wa Jalla, niscaya ia akan masuk Neraka.” Hadits riwayat Bukhari.

Qur’an surat Al-A’raaf ayat 191-195 :  
191.    (Mengapa mereka mempersekutukan) Allah (dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal berhala-berhala itu sendiri buatan orang).
192.    (Dan berhala-berhala itu terhadap mereka) para penyembahnya (tidak dapat memberikan pertolongan dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan) jika ada orang yang merusak atau berbuat yang lain terhadap berhala-berhala itu.
193.    (Dan jika kamu) hai oramg-orang musryik (menyerunya untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja) hasilnya (buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri) tidak menyeru mereka.
194.    (Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah) seru hai orang-orang musryik (selain Allah itu adalah makhluk) yang lemah (yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah mereka dan biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu jika kamu orang-orang yang benar).
195.    (Apakah mereka) berhala-berhala itu (mempunyai kaki yang dengan itu mereka dapat berjalan atau mereka mempunyai tangan-tangan yang dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul, atau mereka mempunyai mata yang dengan mata itu mereka dapat melihat, atau) apakah (mereka mempunyai telinga yang dengan telinga itu mereka dapat mendengar?...) kata tanya dalam ayat ini menunjukkan makna ingkar. Yaitu bahwa berhala-berhala itu adalah benda mati tidak dapat melakukan apa pun dan tidak dapat berbuat apa pun serta tidak memiliki apa pun seperti yang dimiliki oleh para penyembahnya. Lalu mengapa orang-orang musryik itu menyembah berhala-berhala tersebut? Padahal para penyembahnya keadaannya jauh lebih baik daripada berhala-berhala buatan manusia itu.
Qur’an surat Yuusuf ayat 39-40 :   
39.  Sabda Nabi Yusuf as (“Wahai kedua temanku) yang sedang mendekam bersamaku di (dalam penjara, manakah yang baik, tuhan yang bermacam-macam itu) yaitu dewa-dewi bangsa Mesir kuno : Amun, Ra, Ptah, Osiris, Isis, Horus, Hathor, Anubis, Anuket, Seth, Sobek, Bes, Bastet dan sebagainya termasuk dewa-dewi yang disembah oleh orang-orang kafir di seluruh dunia hingga saat ini (ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?”).
40.  (“Apa yang kamu berdua sembah selain-Nya) Allah (hanyalah nama-nama) berhala-berhala (yang kalian buat-buat) namai (oleh kalian sendiri maupun oleh nenek moyang kalian, Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun tentang hal) berhala dan nama mereka (itu. Tiada lain keputusan itu hanya kepunyaan Allah) semata (Dia telah memerintahkan) melalui dakwah nabi-nabi-Nya (supaya kalian tidak menyembah selain Dia) Agama tauhid (Itulah agama yang lurus) mustaqim (tetapi kebanyakan manusia) orang-orang kafir di seluruh dunia ini (tidak mengetahui”). 
Qur’an surat An-Najm ayat 19-20 dan 23 :   
19.  (Maka apakah patut kalian mengannggap Al-Laata dan Al-‘Uzzaa).
20.  (Dan Manat) Manah (yang ketiga yang paling terkemudian) dari berhala yang telah disebutkan, termasuk Baal dan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang musryik di seluruh dunia sejak zaman dahulu hingga saat ini, karena mereka menduga bahwa berhala-berhala tersebut dapat memberikan syafaat kepada diri mereka di sisi Allah. Maksud ayat di atas : “Katakan, apakah berhala-berhala yang kalian sembah memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dan menciptakan sesuatu yang karena itu kalian menyembahnya selain Allah? Tuhan Yang Maha memiliki kemampuan untuk menciptaan segala sesuatu dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
23.  Nama berhala-berhala (Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian mengada-adakannya) sebagai tuhan-tuhan yang kalian sembah (Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun) yang memerintahkan untuk menyembah berhala-berhala tersebut (Tiada lain mereka hanya mengikuti dugaan saja dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka) yaitu mengikuti godaan setan yang membisikan kesesatan ke dalam hati mereka (padahal sungguh, telah datang petunjuk) agama (kepada mereka dari Tuhan mereka) melalui nabi-nabi-Nya yang diutus kepada umat mereka masing-masing termasuk melalui Rasulullah saw.

Baal pada masa bangsa Kanaan kuno dan setelah masa Nabi Yusya’ as bin Nun sampai berakhirnya Kerajaan Yehuda, Baal dianggap dewa yang paling berkuasa yang disembah di Kanaan dan di Fenisia (wilayah kekuasaan Negara Israel, Palestina, Lebanon, Suriah dan Yordania modern). Awal mula penyembahan berhala-berhala memasuki kehidupan keagamaan bangsa Israel disebabkan mereka bergaul (tidak memisahkan diri) dengan bangsa-bangsa asing yang ada di sekeliling mereka. Sehingga lambat laun bangsa Israel menjadi terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi bangsa-bangsa penyembah berhala tersebut, bahkan bangsa Israel melakukan kawin campur dengan bangsa-bangsa asing yang kafir, fasik dan zhalim itu. Hal itu membuat praktik penyembahan Baal dan berhala-berhala bangsa-bangsa asing itu semakin lama semakin menyusup ke dalam kehidupan keagamaan bangsa Israel sebelum dan selama bangsa itu dipimpin oleh seorang hakim Israel, kemudian menyebar ke seluruh Kerajaan Israel Utara. Dan puncak penyembahan para Baal dan para Asyera/Asyerah/Asherah/Asytoret/Ish’tar terjadi selama masa pemerintahan Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel dari Kerajaan Israel Utara. Ratu Izebel adalah orang Kanaan yang berperan sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan keagamaan suaminya Raja Ahab bin Omri, keluarganya dan rakyat Kerajaan Israel Utara kemudian menjalar ke sebagian besar raja-raja, para bangsawan, para agamawan dan rakyat Kerajaan Yehuda di Israel Selatan untuk menjadi penyembah para Baal dan para Asyera. Secara umum, Baal adalah dewa kesuburan yang dipercaya berkuasa atas Bumi sehingga dapat menurunkan hujan dan juga dipercaya berkuasa atas manusia sehingga dapat memberikan anak-anak kepada para penyembahnya. Tiap daerah menyembah Baal dengan cara yang berbeda, Baal terbukti dijadikan dewa yang mudah beradaptasi di setiap daerah selama ribuan tahun. Tiap daerah menegaskan sifat dan lambangnya sendiri-sendiri dan membangun ‘denominasi’ khusus Baalisme, Baal-Rosh, Baal Zebub, Baal-Gad, Baal-Peor dan Baal-Berit adalah contoh dewa-dewa setempat (local). Menurut mitologi bangsa Kanaan kuno, setelah berlalu waktu yang panjang, diciptakanlah cerita fiksi yaitu cerita yang diada-adakan atau diciptakan oleh setan-setan jin yang dipimpin *Maswath beserta anak-anaknya, kemudian disebarkan ceritanya dengan dibantu oleh setan-setan manusia. Baal dikisahkan sebagai putra dari El, dewa tertinggi dengan dewi laut Asyera, Baal dianggap dewa yang paling berkuasa di antara semua dewa melebihi ayahnya El yang dianggap oleh para penyembahnya agak lemah dan tidak berdaya. Dan diceritakan pula bahwa di beberapa peperangan, Baal mengalahkan dewa laut Yamm dan Mot dewa kematian dan Neraka, Baal memperistri saudarinya Asyera dewi seksual, kesuburan dan kelahiran bangsa Kanaan.
*Maswath ini adalah golongan setan anaknya Iblis Laknatullah, ia spesialis dalam menciptakan (membuat) kebohongan-kebohongan besar maupun kecil terutama membuat cerita fiksi tentang tuhan-tuhan palsu (mitologi dewa-dewi), bahkan kejahatan yang setan Maswath dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat setan Maswath memperlihatkan diri dalam bentuk seseorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia. Lalu menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya dibantu oleh setan-setan manusia untuk disebarkan ke kalangan masyarakat umum. Jadi jika ada berita bohong yang berkembang di kalangan manusia, setan Maswath dan anak-anaknyalah yang bertanggung jawab beserta setan-setan manusia yang ikut menyebarkan berita bohong tersebut. Setan-setan anak-anak keturunan Iblis Laknatullah dan juga mayoritas jin, sangat suka dengan kebohongan pada tingkat yang sudah mendarah daging.
Qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 85-87 :
85.  Ingatlah (ketika dia) Ibrahim (berkata kepada ayahnya dan kaumnya : “Apa yang kalian sembah itu?”).
86.  (“Apakah dengan jalan berbohong) dusta yang paling buruk karena menyembah tuhan-tuhan palsu (kalian menghendaki sesembahan-sesembahan selain Allah?”) padahal dahulunya berhala-berhala itu tidak ada lalu diada-adakan atau dibuatkan kebohongan-kebohongan oleh setan-setan jin dan dibantu oleh setan-setan manusia untuk disebarkan ke kalangan masyarakat umum, karena setan-setan bermaksud menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. Akhirnya lama-kelamaan atau dalam kurun waktu yang panjang, semua bisikan, hasutan dan tipu daya (tipuan) setan-setan itu dipercayai sebagai kebenaran oleh kebanyakan manusia.
87.  (“Maka bagaimana anggapan kalian terhadap Tuhan semesta alam?”) Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Selama berabad-abad bangsa Kanaan kuno menyembah Baal sebagai dewa Matahari dan dewa angin topan, digambarkan sedang memegang petir yang mengalahkan musuh-musuhnya dan menghasilkan panen, Dewa Baal dan Dewi Asyera istrinya disembah sebagai dewa dan dewi kesuburan. Bangsa Israel mulai tidak taat kepada Allah dan durhaka kepada rasul-rasul-Nya, kemudian bangsa Israel murtad dan terus semakin sesat dengan melakukan perbuatan dosa-dosa yang melampaui batas. Hingga bangsa Israel sepenuhnya menjadi penyembah berhala-berhala mengikuti agama bangsa Kanaan dan agama bangsa-bangsa asing lain yang ada di sekeliling mereka. Bangsa-bangsa kafir penduduk Kanaan itu melakukan segala kekejian pada ritual agama mereka yang luar biasa melampaui batas. Untuk menyembah para Baal dan para Asyera, para penyembah berhala-berhala bangsa Kanaan itu datang ke kuil-kuil peribadatan agama Baal (Baalisme) yang di dalamnya dibangun petak-petak kamar. Kemudian mereka melakukan ritual (upacara) ‘sakral’ free sex atau berzina yaitu melakukan hubungan sex dengan orang lain tanpa ikatan pernikahan dengan pelacur-pelacur kuil yang mereka sebut *Pelacur Bakti/Pelacur Suci/Qedeshah dan *Semburit Bakti (Qadesh) serta melakukan sodomi sebagai cara mereka menyembah tuhan-tuhan mereka. Mereka secara bebas dapat melakukan perbuatan maksiat itu di kuil-kuil Baal atau di mana saja, pelacur bakti dan semburit bakti melakukan tugasnya sebagai bagian dari ritual free sex agama Baal dan Asyera. Dengan sistem seperti itu, tentu saja membuat para penyembah Baal dan Asyera rajin datang ke kuil-kuil untuk ritual free sex secara berduyun-duyun karena cara ibadah agama mereka sangat menyenangkan bagi para penyembah berhala-berhala itu. Dan untuk menyenangkan Baal, para penyembahnya melakukan ritual mengorbankan manusia, biasanya anak-anak sulung mereka yang dikorbankan dengan dibakar hidup-hidup untuk dipersembahkan kepada Dewa Baal. Di Bait Suci pertama di Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Manasye bin Hizkia dan Raja Amon bin Manasye sebelum Raja Yosia bin Amon berkuasa pernah dibangun petak-petak kamar pelacuran bakti untuk ritual free sex agama bangsa Kanaan itu. Tetapi pada tahun 622 SM setelah selama 18 tahun Raja Yosia bin Amon berkuasa, kemudian petak-petak kamar pelacuran bakti yang dibangun oleh Raja-raja Yehuda di Bait Suci tersebut dirobohkan dan dihancurkan oleh Raja Yosia bin Amon. Ritual-ritual agama pagan itu mulai diikuti oleh bangsa Israel setelah nenek moyang bangsa Israel yang menikmati banyaknya karunia dari Allah di Mesir dan di Kanaan itu meninggal dunia semuanya. Hal itu terjadi sebelum generasi penerus bangsa Israel dipimpin oleh seorang shophatim/shoftim/syopetim artinya *hakim-hakim. Atau sepanjang Nabi Yusya’ as masih hidup dan sepanjang para tua-tua/zaqen/pemuka-pemuka bangsa Israel yang hidup lebih lama (panjang) daripada usia Nabi Yusya’ as masih hidup serta selama orang-orang Israel yang mengetahui dan mengalami banyaknya *perbuatan (pertolongan) dan karunia Allah untuk bangsa Israel masih hidup, maka bangsa Israel masih tetap beriman dan bertakwa kepada Allah dan taat kepada rasul-rasul-Nya kecuali sedikit dari orang-orang Israel yang munafik yang menyekutukan Allah dengan menyembah Baal secara diam-diam. Namun, setelah nenek moyang mereka yang mengetahui, mengalami dan menikmati banyaknya pertolongan dan karunia dari Allah itu meninggal dunia semua, maka bangsa Israel mulai banyak yang tidak bertakwa kepada Allah kemudian semakin lama semakin sesat dan terus hingga lebih parah. Hal itu terlihat dari praktek keagamaan yang mereka lakukan semakin bertambah sesat dan menjauh dari Allah, akhirnya bangsa Israel murtad mereka menjadi orang-orang kafir, fasik dan zhalim. Karena generasi penerus bangsa Israel tersebut tidak mengetahui dan mengalami secara langsung banyaknya pertolongan dan karunia dari Allah yang dilimpahkan kepada nenek moyang mereka dahulu, sehingga mereka melupakan semuanya. Dan semakin bertambah banyak orang Israel yang menjadi orang-orang kafir ketika mereka belum memiliki Kerajaan Israel, selama Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as masih hidup, masih banyak orang Israel yang kafir namun telah berkurang sangat banyak dan tidak sebanyak sebelum masa pemerintahan Nabi Daud as. Setelah Nabi Sulaiman as meninggal dunia, maka 10 suku Israel memisahkan diri dari Kerajaan Israel Serikat dengan mendirikan kerajaan sendiri yang bernama Kerajaan Israel Utara, mereka murtad dan menjadi orang-orang kafir sehingga Kerajaan Israel Serikat hanya diikuti oleh suku Yehuda dan Benyamin dari 12 suku Israel.

Dan bangsa Israel masih menjadi bangsa menyembah berhala-berhala dan berkorban untuk berhala-berhala itu sampai pada masa pemerintahan Raja Zedekia bin Yosia raja terakhir Kerajaan Yehuda setelah bangsa Israel ditaklukkan dan dibuang ke Kerajaan Babilonia Baru (Babel) sebagai budak dan tahanan oleh Raja Nebukadnezar II pada tahun 586 SM. Bangsa Israel yang pertama dan paling banyak menjadi orang kafir setelah kerajaan pecah menjadi 2 adalah semua raja dan rakyat Israel yang tinggal di Kerajaan Israel Utara. Maka mereka yang lebih dahulu diazab oleh Allah dengan ditimpakan kenistaan dan kemiskinan, yaitu diserang, ditaklukkan, dirampok, dijajah dan sebagian bangsa Israel dibuang ke kota-kota di Mesopotamia untuk dijadikan budak dan tahanan oleh Raja Tiglath-Pileser III tahun 742 SM, 732 SM dan tahun 722 SM oleh Raja Sargon II dari Kerajaan Assiria (Asyur). Raja Hosea bin Ela ditangkap dan dimasukkan ke penjara dan Kerajaan Israel Utara dihancurkan kemudian dijadikan provinsi Kerajaan Asyur oleh Raja Sargon II, maka itulah akhir dari pemerintahan Raja Hosea bin Ela dan kerajaannya. Bencana yang datang berulang-ulang yang menimpa bangsa Israel dan tanah air mereka itu disebabkan mereka berulang-ulang mengingkari/mendustakan/kafir pada ayat-ayat Allah, durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, membunuh sebagian rasul-rasul-Nya, membunuh orang-orang saleh yang tidak bersalah hanya karena orang-orang saleh itu menyuruh manusia untuk berbuat adil dan mereka juga melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Padahal Allah terus-menerus mengutus nabi-nabi-Nya tanpa putus kepada bangsa Israel untuk membimbing mereka ke jalan agama Allah, namun sebagian besar mereka tetap tidak mau beriman dan bertobat kepada Allah, sehingga Allah mengazab bangsa Israel berulang-ulang pula.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 70-71 :
70.  (Sesungguhnya Kami telah mengambil janji dari Bani Israil) untuk beriman kepada Allah, rasul-rasul Allah dan bertakwa kepada Allah, Al-Baqarah ayat 83-84, 93 dan Al-Maaidah ayat 12 (dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang kepada mereka seorang rasul) dari kalangan mereka sendiri (dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka) karena rasul-rasul Allah itu menyuruh bangsa Israel untuk kembali kepada agama Allah yaitu agama bapak-bapak moyang mereka dan bertakwa kepada Allah serta bertobat kepada-Nya, tetapi mereka menjadi sangat marah diperingatkan oleh rasul-rasul-Nya, maka (sebagian) dari rasul-rasul Allah (mereka dustakan dan sebagian yang lain) dari rasul-rasul Allah (mereka bunuh) Al-Baqarah ayat 61, 87, 91, Ali-‘Imran ayat 21, 112, 181, 183 dan An-Nisaa’ ayat 155. Dan bangsa Israel zaman Rasulullah saw sampai zaman sekarang yang menyombongkan diri karena tidak mau beriman kepada Kitab suci Al-Qur’an dan Rasulullah saw, disebabkan beliau saw bukan golongan mereka (bukan orang Yahudi). Bangsa Israel itu bangsa yang sombong, mereka menganggap bahwa hanya mereka saja bangsa yang bersih/kudus/suci yang dipilih oleh Allah menjadi anak-anak-Nya dan kekasih-kekasih-Nya di antara bangsa-bangsa di muka Bumi. Dan mereka juga yakin bahwa Surga ‘Adn itu khusus untuk bangsa Israel dan mereka menginginkan semua bangsa (umat) di muka Bumi diberkati (dirahmati) oleh Allah melalui rasul-rasul bangsa Israel bukan rasul dari bangsa lain. Hal itu yang mengakibatkan bangsa Israel dengki pada Rasulullah saw karena Muhammad Rasulullah dan penutup nabi-nabi/Mesiah/Mashiah ternyata bukan orang Yahudi tetapi orang Arab. Maka orang-orang Yahudi yang kafir itu mendustakan dan mengingkari Rasulullah saw, mereka tidak bisa menerima kebenaran tersebut, padahal bangsa Israel mengenal Rasulullah saw sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri sehingga mereka mengetahui bahwa Muhammad itu benar-benar Rasul Allah dan juga keterangan-keterangan tentang Rasulullah saw yang tertulis secara jelas dalam Kitab Taurat, tetapi kemudian sebagian mereka menyembunyikan kebenaran itu.
71.  (Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi fitnah) bencana atau azab yang menimpa diri mereka sebagai balasan atas perbuatan mereka yang durhaka, mendustakan dan berani membunuh rasul-rasul Allah itu (sebagai akibatnya mereka menjadi buta) mata hatinya dari perkara yang hak hingga mereka tidak dapat melihat kebenaran (dan mereka menjadi tuli) tidak bisa mendengar perkara yang hak (kemudian Allah menerima tobat mereka) setelah mendapat azab dari Allah dan melihat kebenaran ajaran rasul-rasul-Nya, mereka menyadari dosa-dosa mereka kemudian bertobat kepada Allah dan mengakui bahwa hanya Allah Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Esa dan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu (kemudian mereka kembali menjadi buta dan tuli, demikianlah kebanyakan dari mereka) berulang-ulang berbuat dosa, maka Allah mengazab bangsa Israel berulang-ulang pula (dan Allah Maha Melihat terhadap apa yang mereka kerjakan).

Orang-orang Israel yang kafir itu meninggalkan agama Islam agama bapak moyang mereka yaitu Nabi Ibrahim as dan nabi-nabi Bani Israil. Padahal Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya terus-menerus tanpa putus kepada Bani Israil untuk memberi peringatan kepada mereka, tetapi sebagian besar Bani Israil mendustakan peringatan-peringatan (mengingkari ayat-ayat) Allah itu yang disampaikan oleh rasul-rasul mereka, bahkan sebagian rasul-rasul-Nya dibunuhi oleh mereka. Allah sangat murka kepada Bani Israil karena mereka durhaka dan melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka Bumi, Al-Baqarah ayat 61, Ali-‘Imran ayat 112 dan Al-Maaidah ayat 32. Maka Allah menghukum bangsa Israel, mereka diharamkan memakan makanan yang baik-baik yang dahulu dihalalkan bagi mereka, yaitu segala binatang yang berkuku, seperti : sapi, kambing, domba, ayam, bebek dan semua binatang yang dihalalkan dalam hukum Taurat, An-Nisaa’ ayat 160-161, Al-An’aam ayat 146 dan An-Nahl ayat 118.
Qur;an surat An-Nisaa’ ayat 160-161 :
160. (Maka karena kezhaliman dari orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang dihalalkan bagi mereka dahulu) makanan halal bagi Bani Israil yang tertulis dalam PL. Kitab Imamat pasal 11 ayat 2-3, 21-22 dan PL. Kitab Ulangan pasal 14 ayat 3-6, 11, 20 (dan karena mereka menghalangi) manusia atau menyesatkan banyak orang (dari jalan) dari agama (Allah).
161. (Dan disebabkan mereka) Bani Israil (memakan riba) menjalankan praktek riba dengan bunga tinggi bahkan sampai tingkat renten kepada bangsa lain karena berpedoman pada PL. Kitab Ulangan pasal 23 ayat 19-20 tulisan para ulama Bani Israil yang tidak takut kepada Allah (padahal telah dilarang daripadanya) dilarang mengambil bunga pinjaman (riba) yang tertulis dalam PL. Kitab Keluaran pasal 22 ayat 25 (dan) karena mereka (memakan harta orang dengan jalan yang batil dan telah Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang pedih) siksa yang menyakitkan yaitu dimasukkan ke dalam Neraka kekal untuk selama-lamanya.
Qur’an surat Al-An’aam ayat 146 :
146. (Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku…) diharamkan memakan daging sapi, domba, kambing, banteng, rusa, kijang, ayam, bebek dan segala binatang yang berkuku yang dahulu dihalalkan bagi bangsa Israel yang tertulis dalam Kitab Taurat.
Sehingga Nabi Daud as sangat murka kepada mereka dan melaknat orang-orang Israel yang kafir itu, Al-Maaidah ayat 78-79. Bangsa Israel baru dihalalkan memakan binatang berkuku (berlaku hukum Taurat lagi) yang tertulis dalam Kitab Imamat dan Kitab Ulangan setelah turunnya Kitab suci Injil yang dibawa oleh Nabi Isa as, Ali-‘Imran ayat 50.
Qur’an surat Al-Maaidah ayat 78 :
78. (Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (dan melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa di muka Bumi.
Dan ketika Allah mengutus Nabi Isa as untuk berdakwah kepada Bani Israil dengan diturunkannya Kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa as, Allah menghalalkan kembali sebagian binatang yang berkuku yang dahulu diharamkan bagi Bani Israil, maka berlaku kembali hukum Taurat kitab suci yang diturunkan Allah dan dibawa oleh Nabi Musa as.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 50 :
50. (Dan) diutusnya aku (Nabi Isa as) kepadamu Bani Israil sebagai rasul Allah (yang membenarkan) Kitab suci (Taurat yang datang sebelumku dan untuk menghalalkan bagimu sebagian) binatang yang berkuku (dari yang telah diharamkan atasmu) dahulu (dan aku datang kepadamu dengan membawa tanda) mukjizat-mukjizat (dari Tuhanmu. Maka bertobatlah kepada Allah dan taatlah kepadaku). Sebelumnya bangsa Israel diharamkan memakan segala binatang yang berkuku karena kedurhakaan dan dosa-dosa mereka yang melampaui batas, Al-An’aam ayat 146. Maka berlaku kembali hukum fiqh halal dan haram bab makanan dalam PL. Kitab Imamat pasal 11 ayat 1-47 dan Kitab Ulangan pasal 3-6, 11, 20. Sehingga Bani Israil sudah dihalalkan lagi memakan binatang yang berkuku seperti dahulu yang tertulis dalam Kitab Taurat (Alkitab Perjanjian Lama).

Tidak hanya itu, Allah menimpakan kepada bangsa Israel kenistaan (kehinaan) dan kemiskinan, Al-Baqarah ayat 61 dan Ali-‘Imran ayat 112. Yaitu, pada tahun 841 SM Allah mendatangkan Raja Hazael dari Kerajaan Aram-Damaskus (Suriah modern) pengganti Raja Ben-Hadad II untuk menyerang dan mengalahkan Raja Yoram bin Ahab raja ke-10 dari Kerajaan Israel Utara dan Raja Ahazia bin Yoram bin Yosafat bin Asa dari Kerajaan Yehuda di *Ramot-Gilead (Yordania modern). Raja Yoram bin Ahab mendapat luka-luka yang parah di dalam peperangan tersebut, setelah itu Raja Yoram bin Ahab dan Raja Ahazia bin Yoram tewas dibunuh oleh Raja Yehu bin Yosafat bin Nimsi yang merebut takhta dari Raja Yoram sebagai raja ke-11 Kerajaan Israel Utara. Kemudian pada tahun 841 SM Raja Shalmaneser III menyerang dan menaklukkan Raja Yehu cucu Nimsi, sehingga ia memiliki tanggung jawab (kewajiban) memberi upeti setiap tahun kepada Raja Shalmaneser III sebagai negeri bawahan (taklukan) Kerajaan Assiria (Irak Utara modern). Karena Raja Yehu tidak bertakwa kepada Allah bahkan menjadi penyembah berhala anak-anak lembu jantan emas sama dengan yang dilakukan oleh Yerobeam bin Nebat, maka Allah mendatangkan Raja Hazael untuk mengalahkannya dan merebut sebagian wilayah kekuasaannya di Gilead (Gal’azuz) dan Basan (Basyan). Dan karena Raja Yehu dan rakyatnya masih tetap menjadi penyembah berhala-berhala, maka Allah mendatangkan kembali Raja Hazael untuk menyerang, menaklukkan, menjarah harta benda dan menjajah dengan sangat menindas bangsa Israel. Hal itu berlangsung sampai pada masa pemerintahan Raja Yoahas bin Yehu raja ke-12 putranya dan Raja Yoas bin Yoahas raja ke-13 cucunya. Karena Raja Aram sangat menindas rakyat Israel Utara, maka bangsa Israel memohon pertolongan kepada Allah, kemudian Allah mendatangkan Raja Adad-nirari III raja dari Kerajaan Assiria untuk menyerang dan mengepung Damaskus yang menyebabkan Kerajaan Aram-Damaskus menjadi lemah, sehingga pada tahun 796 SM Raja Yoas bin Yoahas berhasil mengalahkan Raja Ben-Hadad III bin Hazael dalam pertempuran di Afek dan berhasil mengambil wilayah Kerajaan Israel Utara kembali serta bebas dari penjajahan dan penindasan Raja Aram tersebut. Dan karena Raja Menahem bin Gadi raja ke-16 dan rakyat Kerajaan Israel Utara juga menjadi orang-orang yang kafir, fasik dan zhalim, maka Allah kembali mendatangkan bangsa Akkadia pada tahun 742 SM yang dipimpin oleh Raja Tiglath Pilester III dari Kerajaan Assiria untuk menyerang dan menaklukkan Raja Menahem, maka ia memberi upeti yang besar kepada Raja Assiria itu sebagai negeri bawahan, kemudian Raja Assiria pulang ke negerinya dengan membawa upeti dari Raja Menahem. Allah juga mengazab bangsa Israel di Israel Selatan karena melakukan perbuatan yang sama dengan bangsa Israel di Israel Utara yaitu durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh sebagian nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Seperti yang dilakukan oleh Raja Yoram bin Yosafat bin Asa dari Kerajaan Yehuda yang menikahi Atalya putri Raja Ahab bin Omri dari Kerajaan Israel Utara. Ratu Atalya binti Ahab adalah orang kafir, fasik dan zhalim, ia menyembah Baal berhala bangsa Kanaan sama dengan orangtuanya Raja Ahab bin Omri dan Ratu Izebel, hal itu menyebabkan Raja Yoram bin Yosafat bin Asa tidak bertakwa kepada Allah lalu murtad menjadi penyembah Baal karena pengaruh Ratu Atalya istrinya.
*Walaupun keturunan Nabi Daud as sebagian besar kafir, fasik dan zhalim, tetapi Allah tidak memusnahkan keluarga Nabi Daud as karena memperhitungkan amal-amal ibadah Nabi Daud as, maka Allah berjanji akan terus memberikan keturunan kepada Nabi Daud as dan putra-putri beliau as sampai akhir zaman (Nabi Isa as adalah keturunan Nabi Daud as yang akan mewarisi takhta Daud menjadi pemimpin dunia di pertengahan akhir zaman nanti). Raja Yoram bin Yosafat menggantikan ayahnya Raja Yosafat bin Asa menjadi Raja Yehuda pada tahun 848 SM, setelah Raja Yoram bin Yosafat memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya di Israel Selatan dan merasa kekuasaannya kuat, kemudian Raja Yoram bin Yosafat membunuh semua saudaranya, seluruh keluarga ayahnya yang lebih baik daripada dirinya dan membunuh beberapa pejabat Yehuda (yang beragama Islam) dengan pedang karena memberi peringatan kepadanya atas kesesatannya yang membuat Raja Yoram menjadi sangat marah.
*Allah telah memusnahkan seluruh keluarga Raja Yerobeam I bin Nebat raja ke-1, Raja Baesa (Ba’asha) bin Ahia raja ke-3 dan Raja Ahab bin Omri raja ke-8 termasuk raja-raja yang menggantikan mereka yaitu Raja Nadab bin Yerobeam I raja ke-2, Raja Ela (Elah) bin Baesa raja ke-4, Raja Ahazia bin Ahab raja ke-9 dan Raja Yoram bin Ahab raja ke-10 beserta keluarga mereka, dan mereka semua adalah raja-raja Kerajaan Israel Utara. Keluarga Raja Yerobeam I bin Nebat dimusnahkan oleh Allah melalui tangan Baesa bin Ahia, keluarga Raja Baesa bin Ahia dimusnahkan melalui tangan Zimri lalu menggantikannya menjadi raja ke-5 dan keluarga Raja Ahab bin Omri dimusnahkan melalui tangan Panglima Yehu bin Yosafat bin Nimsi dan menjadi raja ke-11. Tidak seorang pun dari ke-3 keluarga Raja Israel Utara tersebut dibiarkan hidup karena mereka durhaka kepada Allah dan nabi-nabi-Nya, mengingkari ayat-ayat-Nya, membunuh sebagian nabi-nabi-Nya dan melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa.

Pada zaman Raja Yoram bin Yosafat berkuasa, bangsa Edom dan bangsa Libna memberontak dan melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Yehuda dan mengangkat raja dari bangsa mereka sendiri, itu merupakan azab dari Allah karena ia telah murtad. Raja Yoram bin Yosafat membangun kuil-kuil tempat mempersembahkan korban untuk berhala di gunung-gunung, kemudian ia menyesatkan rakyatnya di Yehuda dan di Yerusalem dengan mengajak mereka menjadi penyembah berhala bangsa Kanaan itu sehingga rakyat Yehuda dan Yerusalem murtad menjadi penyembah Baal, kemudian membujuk penduduk Yehuda dan Yerusalem untuk berzina dengan pelacur-pelacur bakti sebagai cara menyembah Baal. Allah berfirman kepada Nabi Ilyas as supaya memberi tahu Raja Yoram bin Yosafat bahwa Allah akan mengazab bangsa Israel, setelah itu Nabi Ilyas as menulis sepucuk surat kepada Raja Yoram bin Yosafat karena ia tidak beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, murtad dan telah menjadi penyembah berhala serta melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa. Allah akan menimpakan azab yang besar kepada rakyatnya, anak-anaknya, istri-istrinya dan atas harta benda miliknya dan Allah menggerakkan hati orang-orang Filistin dan orang-orang Arab untuk melawan Raja Yoram bin Yosafat. Kemudian datanglah gerombolan orang Filistin dan orang Arab menyerang dan menjarah harta benda yang terdapat di dalam istana raja, istri-istrinya dan anak-anaknya, hanya Ratu Atalya dan putra bungsunya yaitu Pangeran Ahazia bin Yoram yang selamat. Allah juga menimpakan penyakit perut yang sangat parah yang tidak dapat disembuhkan kepada Raja Yoram bin Yosafat, dan lebih dari 2 tahun kemudian ususnya keluar akibat penyakitnya itu, pada tahun 842 SM Raja Yoram bin Yosafat meninggal dengan menderita sakit yang hebat. Raja Yoram bin Yosafat meninggal pada usia 40 tahun dengan tidak dicintai oleh rakyatnya sehingga ia tidak mendapat penghormatan dari rakyatnya seperti yang diberikan rakyat Yehuda kepada nenek moyangnya, kemudian ia dikuburkan di Kota Daud tetapi tidak di dalam kompleks makam Raja-raja Yehuda. Raja Yoram bin Yosafat digantikan oleh putranya Raja Ahazia bin Yoram menduduki takhta Daud, tetapi Raja Ahazia bin Yoram berkuasa hanya 1 tahun saja karena tewas dibunuh oleh Raja Israel Utara Yehu cucu Nimsi pada tahun 841 SM. Raja Ahazia bin Yoram juga menyembah Baal dan melakukan segala kekejian sama dengan orangtuanya karena Raja Ahazia bin Yoram sepenuhnya dikuasai oleh ibunya Ratu Atalya binti Ahab yang menjadi penasehatnya. Dan pada tahun 796 SM Allah kembali mengazab bangsa Israel di Kerajaan Yehuda dengan mendatangkan Raja Hazael dari Kerajaan Aram-Damaskus untuk menyerang, menaklukkan dan menjajah dengan sangat menindas bangsa Israel. Raja Yoas bin Ahazia kalah dan terluka dalam peperangan melawan Raja Hazael, maka ia harus membayar upeti yang sangat besar hingga menguras kas Bait Suci supaya Raja Hazael tidak menyerang Yerusalem, hal itu membuat kehidupan bangsa Israel di Yehuda menjadi sangat berat karena harus membayar pajak yang sangat tinggi. Ketika beristirahat di rumah berbenteng Milo di Yerusalem Barat untuk memulihkan luka-lukanya, Raja Yoas bin Ahazia di bunuh 2 orang ajudannya di tempat tidurnya dengan pedang sebagai balasan atas kematian Imam Besar Zakharia bin Yoyada yang telah dibunuhnya karena Imam Zakharia bin Yoyada memberi peringatan kepada Raja Yoas bin Ahazia yang murtad dan ia tetap menjadi orang kafir penyembah Baal sampai akhir hidupnya.

 Raja Yoas bin Ahazia digantikan oleh putranya Raja Amazia bin Yoas tahun 796 SM, mula-mula ia beragama Islam tetapi tidak taat kemudian murtad setelah berhasil menaklukkan bangsa Edom. Raja Amazia bin Yoas membawa pulang berhala-berhala bangsa Edom untuk dijadikannya ‘tuhan’, membakar korban dan mendirikan kuil untuk mereka. Maka Allah murka kepadanya dan mengutus nabi-Nya untuk memberi peringatan kepadanya, tetapi Raja Amazia marah dan tidak mengindahkan peringatan-peringatan-Nya. Kemudian Raja Amazia menantang Raja Israel Utara Yoas bin Yoahas untuk berperang, Raja Yoas menerima tantangan Raja Amazia dan maju berperang melawannya, akhirnya Raja Yoas bin Yoahas berhasil menglahkan dan menangkap Raja Amazia bin Yoas yang kafir dan sombong itu di Bet-Semes wilayah Kerajaan Yehuda. Lalu Raja Yoas bin Yoahas membawa Raja Amazia bin Yoas ke Yerusalem dan Raja Yoas bin Yoahas membongkar tembok (benteng) yang mengelilingi Kota Yerusalem dari Pintu Gerbang Efraim sampai ke Pintu Gerbang Sudut sekitar 400 hasta panjangnya. Kemudian Raja Yoas bin Yoahas menjarah segala harta benda yang terdapat di Bait Suci pertama, harta benda yang berada di bawah pengawasan keluarga Obed-Edom dan harta benda di istana raja serta merampas harta benda milik para sandera setelah itu Raja Yoas bin Yoahas pulang ke Samaria dengan membawa ghanimah dari Yehuda. Rakyat Yehuda tidak menyukai Raja Amazia bin Yoas karena banyaknya kejahatan dan kebebalannya, semenjak Raja Amazia murtad, orang-orang mengadakan persekongkolan melawan Raja Amazia bin Yoas di Yerusalem. Mengetahui persekongkolan mereka, maka Raja Amazia bin Yoas melarikan diri ke Kota Lakhis/Lachish/Tell ed-Duweir modern tetapi mereka menyuruh mengejarnya dan berhasil membunuhnya di sana pada tahun 767 SM. Pada awal pemerintahan Raja Ahas bin Yotam, tahun 732 SM Raja Rezin dari Kerajaan Aram-Damaskus dan Raja Pekah bin Remalya dari Kerajaan Israel Utara bersekutu untuk menyerang Kerajaan Yehuda, hal itu karena Raja Ahas bin Yotam tidak mau bergabung dalam koalisi militer untuk melawan Raja Tiglath Pileser III dari Kerajaan Assiria. Raja Rezin dan Raja Pekah serta bala tentara mereka berhasil membunuh sekitar 120 ribu pria termasuk Maaseya putra Raja Ahas bin Yotam dan menawan sekitar 200 ribu wanita dan anak-anak rakyat Yehuda yang kafir dan merampas harta mereka. Raja Ahas bin Yotam tidak memohon pertolongan kepada Allah karena Raja Ahas bin Yotam adalah orang kafir, tetapi ia  menyuruh utusan-utusannya meminta bantuan Raja Tiglath Pileser III dengan membawa emas dan perak sebagai persembahan kepada Raja Asyur itu supaya mengalahkan musuh-musuhnya. Maka Raja Tiglath Pileser III memenuhi permintaannya dan maju menyerang Damaskus (Damsyik) dan wilayah lain di Kerajaan Aram-Damaskus, Raja Asyur itu berhasil menaklukkan Damaskus dan membunuh Raja Rezin kemudian menawan dan membuang penduduknya ke Kir. Hal ini yang menyebabkan Raja Ahas bin Yotam dari Kerajaan Yehuda memiliki kewajiban untuk membayar upeti yang sangat besar setiap tahun kepada Raja Assiria itu, karena Kerajaan Yehuda telah menjadi negeri bawahan Kerajaan Assiria yang membuat Raja Ahas bin Yotam sengsara. Semua kesengsaraan itu terjadi sebagai hukuman dari Allah, karena Raja Ahas bin Yotam bin Azarya bin Amazia bin Yoas murtad menjadi penyembah Dewa Baal dan juga banyaknya kejahatan yang dilakukannya. Seperti : membakar hidup-hidup anaknya sendiri sebagai korban persembahan kepada tuhannya Dewa Baal, mempersembahkan dan membakar korban untuk berhala-berhala, mendorong rakyatnya mempersembahkan korban untuk berhala-berhala, menempatkan mezbah berhala bangsa Asyur di tempat ibadah istana, menggeser dan menyalahgunakan mezbah tembaga milik Nabi Sulaiman as menjadi tempat meramal, menutup tempat-tempat suci dan sebagainya. Setelah menaklukkan Kerajaan Aram-Damaskus, pada masa pemerintahan Raja Pekah bin Remalya tahun 732 SM, Raja Tiglath-Pileser III kembali menyerang, menaklukkan dan membuang bangsa Israel yang tinggal di wilayah Kerajaan Israel Utara bagian timur dan utara, yaitu penduduk Iyon, Abel-Bet-Maakha (Abil el-Qamh), Yanoah, Kedesh (Khirbet Qadish), Hazor (Tell el-Qedah), Galilea, Naftali dan Gilead (daerah di barat laut Yordania modern) ke Asyur-Mesopotamia untuk dijadikan budak dan tahanan.

Raja Tiglath Pileser III berhasil menggulingkan Raja Pekah bin Remalya raja ke-19 melalui persekongkolan dengan Hosea bin Ela, Hosea berhasil membunuh Raja Pekah bin Remalya. Kemudian Raja Assiria mengangkat Hosea bin Ela menjadi raja ke-20 dan Raja Hosea bin Ela adalah raja Kerajaan Israel Utara yang terakhir. Selanjutnya Raja Hosea bin Ela memiliki kewajiban memberi upeti yang besar kepada Raja Tiglath Pileser III dan penggantinya yaitu Raja Shalmaneser V setiap tahun sebagai negeri bawahan Raja Assiria. Setelah 7 tahun berlalu, Raja Hosea bin Ela berhenti membayar upeti kepada Raja Asyur itu, bahkan Raja Hosea bin Ela mengadakan kesepakatan dan telah mengirimkan utusan-utusannya kepada Fir’aun Osorkon IV/So/Shilkanni dari Kerajaan Mesir, hal itu dianggap oleh Raja Shalmaneser V sebagai pemberontakan. Maka pada tahun 725 SM Raja Shalmaneser V (meninggal sebelum menaklukkan Raja Hosea bin Ela) dan Sargon II menyerang dan mengepung Samaria sekitar 3 tahun. Tahun 722 SM Raja Sargon berhasil menaklukkan dan menangkap Raja Hosea bin Ela lalu memasukkannya ke dalam penjara. Kemudian Raja Sargon II menjarah harta benda bangsa Israel, menjajah dan membuang orang-orang Israel yang tinggal di Samaria sebanyak 27.290 ribu orang, terdiri dari kalangan atas dan menengah termasuk Raja Hosea bin Ela, keluarga raja dan para bangsawan ke Kerajaan Assiria (di kota-kota Irak dan Iran modern) untuk dijadikan budak dan tahanan. Sehingga nasib mereka berubah 360 derajat, dari kalangan atas, terhormat dan berada kemudian menjadi hamba sahaya (budak) yang papa. Di tanah buangan itu, orang-orang Israel Samaria dicampur dengan budak dan tahanan bangsa-bangsa asing lainnya yang juga menjadi taklukan Kerajaan Asyur. Ketika Raja Sargon II menyerang, mengepung sekitar 3 tahun dan menaklukkan ibukota Kerajaan Israel Utara, pada saat itu sebagian besar rakyat Kerajaan Israel Utara berhasil lolos dari pengepungan bangsa Ayur itu dan mereka melarikan diri ke Israel Selatan, sehingga terjadi gelombang pengungsi yang sangat besar di Kerajaan Yehuda. Kemudian melalui tangan Raja Sargon II pada tahun 720 SM dan tahun 715 SM, Allah memberikan tanah air mereka kepada bangsa-bangsa asing sebagai hukuman kepada bangsa Israel di Israel Utara yang kafir, fasik dan zhalim itu. Proses pembuangan orang-orang Israel Samaria tersebut masih terus berlangsung semasa Raja Esarhaddon bin Sanherib dan Raja Asyurbanipal bin Esarhaddon berkuasa pada tahun 668-627 SM. Sekitar tahun 720 SM Raja Sargon II membangun kembali Kota Samaria menjadi ibukota provinsi Kerajaan Asyur dengan nama baru ‘Samarina’ dan mengirimkan orang-orang Asyur untuk menetap di sana. Dan pada tahun 715 SM Raja Sargon II juga memindahkan orang-orang asing dari negeri-negeri yang menjadi taklukannya untuk menempati kota itu menggantikan orang-orang Israel Samaria yang dibuang ke negeri-negeri asing sebagai azab dari Allah. Dan sekitar tahun 681 SM Allah mengazab Raja Manasye bin Hizkia yang murtad menjadi penyembah Baal dan melakukan segala kekejian, tempat-tempat penyembahan berhala yang telah dimusnahkan oleh ayahnya Raja Hizkia bin Amon didirikannya kembali olehnya. Yaitu, ia membangun mezbah-mezbah untuk beribadah kepada Baal dan membuat patung-patung Asyera serta mendirikan mezbah-mezbah untuk menyembah Bintang-bintang di Bait Suci. Tidak hanya itu, untuk menyenangkan Baal, Raja Manasye bin Hizkia mengorbankan anak-anaknya yang dibakarnya hidup-hidup sebagai korban bakaran di Lembah Hinom, melakukan praktek-praktek perdukunan, penujuman, ilmu ghaib dan meminta petunjuk kepada roh-roh. Raja Manasye bin Hizkia menempatkan patung berhala di dalam Bait Suci, ia menyesatkan rakyatnya yang menyebabkan rakyat Yehuda melakukan dosa-dosa yang melampaui batas melebihi bangsa-bangsa asing yang diusir oleh Allah dari tanah suci. Allah sangat murka kepada Raja Manasye bin Hizkia, maka Allah mengazabnya dengan mendatangkan Raja Esarhaddon bin Sanherib dari Kerajaan Asyur untuk menyerang Kerajaan Yehuda dan menaklukkan bangsa Israel lalu menangkap Raja Manasye bin Hizkia dan mengikatnya dengan rantai setelah itu dibawa ke Babilonia menjadi budak dan tahanan untuk membangun Kota Babilon yang beberapa tahun sebelumnya kota itu telah dihancurkan oleh Raja Sanherib bin Sargon II ayah Raja Esarhaddon ketika menaklukkan Babilonia. Kemudian Raja Manasye insyaf mengakui dosa-dosanya dan bertobat kepada Allah, sehingga Allah membuat Raja Esarhaddon bin Sanherib memulangkan Raja Manasye bin Hizkia ke Kota Yerusalem dan memulihkan kembali kedudukannya sebagai raja di Kerajaan Yehuda. Kerajaan Yehuda masih terus menjadi negeri taklukan Kerajaan Asyur dan tetap memiliki kewajiban membayar upeti kepada Raja-raja Asyur sampai Raja Manasye bin Hizkia digantikan oleh putranya Raja Amon bin Manasye yang terus berlanjut memiliki kewajiban membayar upeti kepada Raja Asyur itu sampai Raja Esarhaddon digantikan oleh putranya Raja Asyurbanipal pada tahun 668 SM.

Pada abad ke-6 SM (605 SM) Allah mendatangkan bangsa Kasdim (Khaldea) yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar II pertama kali ke Kerajaan Yehuda datang dari utara untuk menyerang, mengepung dan menaklukkan Yerusalem, Raja Yoyakim bin Yosia memberi upeti kepada Raja Nebukadnezas II sebagai negara bawahan Kerajaan Babel selama 3 tahun. Bulan November 598 SM Raja Nebukadnezar II datang mengepung Yerusalem dan bulan Desember 598 SM menangkap Raja Yoyakim bin Yosia yang memberontak dan mengikatnya dengan 2 rantai tembaga dibawa keluar dari Yerusalem dan juga membuang 3.023 orang Israel ke Babel. Raja Yoyakim mendapatkan perlakuan buruk dari Raja Nebukadnezar II sehingga tewas tanggal 9 Desember 598 SM di tengah perjalanan dalam wilayah Kerajaan Babel, putranya Raja Yoyakhin bin Yoyakim menggantikannya menjadi Raja Yehuda pada tanggal 9 Desember 598 SM – 16 Maret 597 SM. Pada tanggal 16 Maret 597 SM Raja Nebukadnezar II datang kembali menyerang dan mengepung Yerusalem, Raja Yoyakhin menyerah kemudian ditangkap pada tanggal 16 Maret 597 SM dan dibuang ke Babel bersama dengan keluarganya bersama sekitar 7.ribu orang Israel termasuk para pejabatnya, para pegawainya dan Nabi Ezekiel (Yezekiel) as menjadi tahanan pada tanggal 5 April 597 SM dan tanggal 2 April 561 SM Raja Ewil-Merodakh bin Nebukadnezar II membebaskan Raja Yoyakhin dari penjara. Bulan April 597 SM Raja Nebukadnezar II menempatkan Raja Zedekia bin Yosia paman Raja Yoyakhin memduduki takhta Daud menjadi raja boneka Kerajaan Babel. Tanggal 15 Januari 588 SM melalui bala tentaranya, Raja Nebukadnezar II kembali menyerang Yerusalem ibu kota Kerajaan Yehuda karena Raja Zedekia bin Yosia memberontak, setelah mengepung Kota Yerusalem sekitar 2 tahun, pada tanggal 18 April 586 SM Kota Yerusalem jatuh ke tangan orang-orang Kasdim, mereka berhasil menerobos benteng Kota Yerusalem dengan menghancurkan dan merobohkan tembok pertahanan yang mengelilinginya dan membunuh sekitar 1/3 orang Israel yang kafir dan merampas harta benda mereka, kemudian menghancurkan dan membakar habis seluruh Yerusalem termasuk Masjidil Aqsha (Bait Suci) pertama tanggal 14 Agustus 586 SM yaitu masjid yang dibangun oleh Nabi Sulaiman as. Raja Zedekia bin Yosia dan sebagian besar orang-orang Israel yang selamat dari pembunuhan, dibuang ke Babilonia (Irak Selatan modern) sebagai budak dan tahanan, Raja Zedekia bin Yosia meninggal setelah bulan Agustus 586 SM di Babel. Raja Nebukadnesar II menghancurkan Kerajaan Yehuda dan negeri bangsa Israel di Israel Selatan itu dijadikan provinsi Kerajaan Babilonia Baru, sehingga bangsa Israel tidak memiliki kerajaan selama sekitar 5 abad. Pada tahun 134 SM bangsa Israel baru memiliki kerajaan lagi yaitu Kerajaan Israel Hashmonayim (Hashmonean) dan raja pertama bernama Raja Yohanes Hirkanus I. Bangsa-bangsa asing yang menyerang, menaklukkan, merampas harta benda, membunuh, menjajah dan menindas bangsa Israel sebelum mereka dipimpin oleh seorang raja adalah bangsa Aram-naharayim (Mesopotamia), Moab, Kanaan, Midian, Filistin dan Amon. Kemudian setelah bangsa Israel dipimpin oleh seorang raja, maka yang menaklukkan mereka selain bangsa Akkadia, Aram-Damaskus dan Kasdim, adalah bangsa Persia, Media, Yunani (Dinasti Argead Makedonia, Ptolemaik dan *Seleukid), Romawi Barat dan Romawi Timur (Byzantium). Karena bangsa Israel melampaui batas dalam berbuat dosa-dosa, maka Allah azab bangsa Israel dengan menjadikan raja-raja penyembah berhala untuk menindas dan menistakan mereka dan mereka juga ditimpakan kenistaan dan kemiskinan berupa penyerangan, penaklukkan, penjarahan (perampokan) dan berbagai macam bentuk penindasan dari bangsa-bangsa asing yang menyebabkan kehidupan orang-orang Israel menjadi sangat berat dan sangat menderita, mereka menjadi bangsa yang miskin bahkan sangat miskin serta sangat direndahkan (dihina) oleh bangsa-bangsa asing yang menjajah bangsa Israel tersebut, semua yang terjadi pada bangsa Israel itu disebabkan dosa-dosa yang telah dilakukan oleh tangan mereka sendiri, Al-Baqarah ayat 95 dan Al-Jumu’ah ayat 6-7.
*Raja dari Kekaisaran Seleukia Yunani yaitu Antiochus IV Epiphanes (Antiokhos IV Epifanes 175-164 SM) adalah raja dari Dinasti Seleukid Yunani yang sangat menindas, menghina dan merendahkan bangsa Israel. Raja Antiokhos IV ketika menjajah bangsa Israel menggangap bahwa bangsa Yunani lebih tinggi derajatnya daripada bangsa Israel. Bahkan Raja Antiokhos IV menganggap, bahwa bangsa Israel apabila meninggal, jenazah mereka tidak layak untuk dikubur, melainkan dibuang untuk menjadi santapan binatang-binatang buas bagaikan makanan burung buas.

Hanya bangsa Persia dan Media yang tidak menindas bangsa Israel, bahkan pembangunan Masjidil Aqsha kedua dibangun pada masa pendudukan bangsa Persia dan Media. Atas perintah Raja Cyrus II/Koresh/Khurush yang Agung pada tahun pertama menjadi raja dan ia mengizinkan sekitar 50 ribu orang Israel pulang kembali ke negeri mereka pada tahun 539 SM untuk membangun Bait Suci kedua (kepulangan bangsa Israel gelombang pertama). Karena Raja Cyrus II mendapat perintah itu dari Allah untuk membangun Bait Suci kedua di Yerusalem dan pembangunannya dimulai pada tahun 537 SM, sekitar 2 tahun setelah bangsa Israel kembali ke tanah air mereka yang dipimpin oleh Zerubabel bin Sealtiel keturunan Raja Yoyakhin raja Kerajaan Yehuda yang terakhir. Raja Cyrus II juga menyuruh mengembalikan benda-benda suci perlengkapan ibadah milik Masjidil Aqsha pertama untuk dikembalikan ke Yerusalem sebagai perlengkapan ibadah Masjidil Aqsha kedua.yang dahulu telah diangkut Raja Nebukadnezar II dari Yerusalem, kemudian ditaruhnya di dalam Kuil Dewa Marduk. Raja Cyrus II dan Raja Persia dan Media ikut memberikan dana untuk biaya pembangunan Bait Suci kedua, kemudian pembangunannya terhenti karena pembesar-pembesar Samaria menghasut Raja Darius I. Dan setelah 16 tahun terhenti, pembangunan Bait Suci dilanjutkan kembali pada tahun ke-2 pemerintahan Raja Darius I, lalu selesai dan diresmikan tanggal 12 Maret 515 SM, pada tahun ke-6 pemerintahan Raja Darius I yang Agung. Raja Artahsasta (Artasyrus) I dari Kekaisaran Persia raja ke-6 Dinasti Akhaimenia (Akheimeniyah) juga mengizinkan bangsa Israel untuk pulang kembali ke negeri mereka sebanyak 2 gelombang. Yaitu *gelombang kedua pada tahun 458 SM yang pulang sekitar 1.500 orang yang dipimpin oleh Nabi Ezra (Uzair) as bin Zeraya yang juga seorang Imam dari suku Lewi keturunan Nabi Harun as dan gelombang ketiga pada tahun 444 SM dipimpin oleh Nehemia bin Hakhalya dari suku Yehuda. Kembalinya bangsa Israel ke negeri mereka di Yehuda dan Yerusalem sejak masa Raja Cyrus II sampai pada masa Raja Artahsasta I sebanyak 3 gelombang. Kemudian Raja Artahsasta I memberi uang kepada Nabi Ezra as untuk biaya memperbaiki (renovasi) Bait Suci kedua di Yerusalem. Pada tahun 436 SM Raja Artahsasta I mengizinkan Nehemia dan bangsa Israel membangun kembali pintu-pintu gerbang dan tembok kota menglilingi Yerusalem yang telah dihancurkan dan dirobohkan oleh bangsa Kasdim pada tahun 586 SM. Bangsa Israel membangun tembok kota (benteng pertahanan) untuk melindungi penduduk Kota Yerusalem dari serangan musuh dan pembangunannya selesai dalam waktu 52 hari saja, Kitab Yeremia, Kitab Daniel dan Kitab Ezra-Nehemia.
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 61 :
61.  (....Lalu mereka) Bani Israil (ditimpakan kenistaan) kehinaan karena menjadi bangsa jajahan dari bangsa-bangsa asing yang mengalahkan Bani Israil (dan kemiskinan) Allah mendatangkan bangsa-bangsa asing untuk menyerang, membunuh, menjarah, menjajah dengan sangat menindas Bani Israil dan membuang orang-orang Israel yang kafir itu ke negeri-negeri asing sebagai budak dan tahanan sehingga mereka menjadi bangsa yang menderita kenistaan dan kemiskinan sebagai azab dari Allah (dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah, yang demikian itu) terjadi (disebabkan mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka selalu berbuat durhaka) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya  (dan melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa (kerusakan) di muka Bumi.
Qur’an surat Ali-‘Imran ayat 112 :
112.    (Mereka) Bani Israil (ditimpa kehinaan di mana pun mereka berada) sebagai azab dari Allah (kecuali jika mereka berpegang pada tali) agama (Allah) yaitu memeluk Islam (dan tali) perjanjian (dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan) derajat di sisi Allah. Pada zaman dahulu berulang kali Bani Israil dikalahkan dan dijajah oleh bangsa-bangsa asing, sebagian penjajah itu membuang Bani Israil ke negeri-negeri asing untuk dijadikan budak dan tahanan. Dan sejak zaman Rasulullah saw hingga sekarang, kaum muslimin memandang rendah Bani Israil disebabkan kejahatan (dosa-dosa) yang telah diperbuat oleh tangan mereka sendiri (Yang demikian itu) terjadi (disebabkan mereka kafir pada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas) dalam berbuat dosa-dosa (kerusakan) di muka Bumi. Disebabkan dosa-dosa bangsa Israel, Allah serakkan (sebarkan) mereka di antara bangsa-bangsa asing di seluruh dunia, Kitab Ulangan pasal 28 ayat 64 dan Kitab 1 Raja-raja pasal 9 ayat 6-9. Kemudian di akhir zaman Allah mengumpulkan bangsa Israel kembali ke tanah perjanjian, maka mereka sekarang berkumpul kembali dan mempunyai negara lagi yaitu Negara Republik Israel di Tanah Palestina. Tanah suci yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka dahulu yang menyebabkan berkali-kali terjadinya persengketaan sampai saat ini dengan bangsa Palestina dan berkali-kali pula terjadi peperangan antara bangsa Israel dengan bangsa Palestina. Setelah bangsa Israel berkumpul di Israel, kemudian orang-orang Israel yang kafir dibantai untuk dimusnahkan dan tidak dibangkitkan lagi selama-lamanya. Yang bertugas memimpin pembantaian Bani Israil adalah Nabi Isa as bin Maryam yang akan turun ke Bumi bersama para malaikat dan dibantu Imam Mahdi yang akan memimpin kaum muslimin dalam pembantaian bangsa Israel. Hal ini terjadi di medan Perang ARMAGEDDON II yaitu di Gunung dan Kota Magiddo di Pegunungan Samaria, di Bozra (Petra) yang terletak di celah Gunung Hor, Lembah Araba - Yordania Selatan dan di Edom (Idumea) – Israel Selatan, sehingga batu-batu dan kayu-kayu akan berbicara memberitahukan tempat persembunyian orang-orang Yahudi (Israel).

Keterangan :
*Pelacur Bakti adalah pelacur wanita di dalam kuil, mereka mempersembahkan seluruh hidupnya untuk pelayanan seksual bagi para pria penyembah para Baal dan para Asyera yaitu dewa dan dewi seksual, kesuburan dan kelahiran dari bangsa Kanaan dan pelacur-pelacur kuil itu mendapat penghasilan haram dari pelayanan seksual tersebut.
*Semburit Bakti adalah pelacur pria yang ditempatkan dalam kuil yang secara khusus melayani secara seksual (biologis) kaum wanita dan kaum pria gay (homoseksual), panseksual dan biseksual bagi penyembah para Baal dan para Asyera, dan para semburit bakti itu juga mendapatkan penghasilan haram dari pelayanan seksual tersebut.
*Hakim-hakim adalah gelar penguasa di zaman Israel kuno sekitar abad ke-12 SM sampai abad ke-11 SM untuk menyebut pemimpin bangsa Israel sebelum bangsa itu dipimpin oleh seorang *raja. Seorang ‘hakim Israel’ adalah penguasa dan pemimpin militer sekaligus pemimpin pengadilan hukum bangsa Israel yang membebaskan bangsanya dari penjajahan, penindasan, ancaman dan serangan dari bangsa-bangsa asing.
*Bangsa Israel tidak puas hanya dipimpin oleh seorang hakim, mereka memohon kepada Allah melalui doa Nabi Samuel as kepada Allah supaya diberi seorang raja yang menjadi pemimpin mereka seperti bangsa-bangsa lain. Maka Allah mengabulkan permohonan bangsa Israel untuk memiliki seorang raja dan bangsa itu mulai memiliki Kerajaan Israel pada tahun 1020 SM, raja pertama yang memerintah mereka bernama Raja Thalut (Saul) bin Kish dari suku Benyamin yang jumlah penduduknya paling sedikit di antara suku-suku Israel. Dan Nabi Samuel as yang mengurapinya (menobatkannya) menjadi raja atas perintah Allah dengan menuangkan *buli-buli yang berisi minyak istimewa dan harum baunya di atas kepala Thalut bin Kish. Hal itu adalah kebiasaan bangsa Israel pada zaman kuno untuk menunjukkan siapa yang telah diangkat menjadi raja. Thalut bin Kish masih muda, dari keluarga kaya, berpengetahuan tinggi, wajahnya paling tampan di antara orang-orang Israel, orangnya sangat kuat, seorang-pelari cepat dan badannya tinggi besar yaitu tingginya 30 cm lebih tinggi daripada siapa pun di Israel.
*Buli-buli adalah semacam botol yang terbuat dari tanah liat, keramik dan sebagainya.
*Pertolongan dan karunia dari Allah untuk bangsa Israel yaitu, dikalahkannya musuh-musuh bangsa Israel sejak mereka masih di Mesir hingga pada waktu mereka memasuki tanah perjanjian di Kanaan (Kana’an) sekitar abad ke-12 SM. Maka berkat pertolongan dari Allah, bangsa Israel berhasil menaklukkan bangsa-bangsa asing yang kafir itu, yaitu penduduk yang lebih dahulu bertempat tinggal di Kanaan sebelum bangsa Israel datang dan merebut tanah perjanjian dari tangan mereka. Sehingga bangsa Israel bisa bertempat tinggal, memiliki dan menguasai negeri yang diberkahi itu. Dan karunia Allah yang lain kepada bangsa Israel adalah 12 mata air Uyun Musa, roti manna dan daging salwa, naungan awan dari sengatan terik Matahari yang membakar di Padang Tih yang kering, gersang dan tidak ada pepohonan sewaktu bangsa Israel berada di Semenanjung Sinai - Mesir, keamanan dan kemenangan dari serangan bangsa-bangsa kafir yang mencoba merebut wilayah kekuasaan bangsa Israel di Kanaan dan sebagainya.
*Ramot-Gilead/Tell-er-Rumeith/Jal’aad adalah daerah pengunungan yang panjangnya sekitar 60 mil dan lebarnya sekitar 20 mil dan terdapat 4 gunung, yaitu Gunung Abarim, Pisga, Nebo dan Peor yang membentang dari dekat ujung selatan Danau Genesaret/Kineret/Galilea/Tiberias/Thabariyyah sampai ke ujung utara Laut Mati (Asin) di seluruh seberang timur Sungai Yordan, sekarang terletak di wilayah Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Ramot-Gilead artinya keseluruhan daerah Gilead yang dahulu oleh Nabi Yusya’ as diberikan kepada suku Gad, suku Ruben dan setengah suku Manasye sebagai tanah pusaka milik mereka. Ramot-Gilead sebelum Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Yehuda di Israel Selatan runtuh, terdiri dari Basan yang wilayahnya membentang dari seberang utara Sungai Yarmouk (Yarmuk) sampai ke Gunung Hermon di utara dan Gilead yang membentang dari seberang selatan Sungai Yarmouk sampai ke ujung utara Laut Mati. Tetapi segera setelah Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Yehuda runtuh dan lenyap untuk selama-lamanya, seluruh daerah yang membentang di seberang timur sepanjang Sungai Yordan disebut Ramot-Gilead dan sekarang adalah wilayah Kerajaan Hasyimiyah Yordania.

*Kepulangan Bangsa Israel ke Yerusalem gelombang kedua dipimpin oleh Nabi Ezra as dan pada hari ke-4 di Yerusalem setelah Nabi Ezra as mengerjakan tugasnya, datanglah para pemuka mendekati dan mengatakan kepada Nabi Ezra as, bahwa orang-orang Israel awam, para Imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari *bangsa-bangsa asing penyembah berhala yang berada di sekeliling mereka. Kaum pria bangsa Israel melakukan kawin campur dengan mereka (sebagian besar orang-orang Israel kawin campur dengan wanita-wanita Amori), bahkan yang pertama melakukannnya adalah para pemuka agama dan para pejabat Israel dan para Imam itu juga melakukan ketidakadilan dan menolak membayar (menunaikan) zakat maal 10% dari hasil panen pertanian dan perkebunan yang mencapai nisab yang menjadi kewajiban mereka. Mendengar hal itu membuat Nabi Ezra as sangat sedih dan marah, padahal Allah melalui rasul-rasul-Nya mengharamkan bangsa Israel (umat Islam) menikah dengan bangsa-bangsa asing karena mereka masih menjadi orang kafir, itu adalah perbuatan zina dan dosa besar. Nabi Ezra as khawatir lambat laun bangsa Israel kembali menjadi penyembah berhala dan melakukan segala kekejian karena terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi bangsa-bangsa kafir itu seperti yang pernah terjadi pada nenek moyang mereka dahulu. Yang membuat penyembahan berhala-berhala memasuki kehidupan keagamaan bangsa Israel, hal itu akibat mereka kawin campur dan tidak memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing yang juga bertempat tinggal di tanah perjanjian. Dan juga dikhawatirkan mereka kembali melakukan  kedurhakaan kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka Bumi yang membuat Allah murka dan kembali mengazab bangsa Israel dengan mendatangkan bangsa-bangsa asing itu untuk menaklukkan, menawan, menjarah, menindas dan menghina bangsa Israel di depan umum dengan membuang bangsa itu dari tanah yang dijanjikan kepada nenek moyang mereka untuk diserakkan (disebar) di antara bangsa-bangsa di Mesopotamia kemudian disebar ke seluruh dunia. Maka dari itu, untuk meredam murka Allah, Nabi Ezra as menyuruh bangsa Israel istighfar, bertobat dan mempersembahkan korban penebus dosa atas dosa-dosa mereka kepada Allah. Selanjutnya, para pemuka bangsa Israel dan Nabi Ezra as memerintahkan orang-orang Israel yang telah menikah dengan wanita-wanita asing untuk menceraikan istri mereka dan mengusir semua wanita asing dan anak-anak yang dilahirkan mereka untuk meninggalkan rumah. Dan juga bangsa Israel harus memisahkan diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa asing, karena dikhawatirkan bangsa Israel kembali terpengaruh dengan kehidupan keagamaan dan tradisi-tradisi orang-orang asing yang masih kafir, fasik dan zhalim itu. Padahal belum lama (sekitar 81 tahun), Allah mengembalikan bangsa Israel ke tanah air mereka dari pembuangan di Babilonia melalui para Raja-raja Persia yang mendapat hidayah dari Allah. Sehingga mereka menjadi raja yang saleh, baik dan berbelas kasih kepada bangsa Israel, lalu memerintahkan orang-orang buangan itu pulang ke tanah air mereka untuk membangun Bait Suci ke-2, Kota Yerusalem dan tembok-tembok (benteng) pelindung di Yehuda dan di Yerusalem.
*Bangsa-bangsa asing penyembah berhala, yaitu bangsa Kanaan (dari suku Amori, Het, Hewi, Feris, Yebus), bangsa Amon, Moab dan Mesir, mereka itu juga bertempat tinggal di Yehuda dan di Kota Yerusalem bersama dengan bangsa Israel setelah kembali ke tanah air mereka dari tanah buangan.

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Bab 27-28 Injil Barnabas halaman 47-50 dan berbagai sumber

1 komentar: